• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PERBANDINGAN PENDIDIKAN INDONESIA DENGAN PENDIDIKAN

KOREA SELATAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Landasan Pendidikan

Yang di bina oleh Bapak Dr. H. Maman Rusmana, M.Pd.

Oleh:

Disusun oleh:

Windi Amelia

(13222054)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN & ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga kita dapat menyesaikan pembuatan Makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW, kepada para keluarganya, kepada para sahabatnya, dan sampailah kepada kita selaku umatnya. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas landasan pendidikan.

Penulis menyadari bahwa di dalam penyajian dan pembahasan dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang di sebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu di sini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca.

(3)

DAFTAR ISI

JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Pembatas Masalah... 2

1.3 Rumusan Masalah... 2

1.4 Tujuan Penulisan Makalah... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 3

A. Sistem Pendidikan di Korea Selatan... 3

A.1 Tujuan Pendidikan di Korea Selatan... 3

A.2 Jenjang Pendidikan di Korea Selatan... 3

A.3 Manajemen Pendidikan di Korea Selatan... 4

B. Sistem Pendidikan di Indonesia... 5

B.1 Tujuan Pendidikan di Indonesia... 5

B.2 Jenjang Pendidikan Formal di Indonesia... 6

B.3 Manajemen Pendidikan di Indonesia... 7

BAB III PEMBAHASAN... 11

BAB IV KESIMPULAN... 13

(4)

BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bangsa tentu memiliki sistem pendidikan. Dengan sistem pendidikan itu, suatu bangsa mewariskan segala pengalaman, pengetahuan, keterampilan dan sikap, agama dan ciri-ciri watak khusus yang dimilikinya dengan cara tertentu kepada generasi penerusnya, agar mereka dapat mewariskannya dengan sebaik-baiknya. Melalui siStem pendidikan itu, suatu bangsa dapat memelihara dan mempertahankan nilai-nilai luhur, serta keunggulan-keunggulan mereka dari generasi ke generasi.

Sejalan dengan tumbuhnya perkembangan yang pesat dari ilmu-ilmu sosial pada akhir abad 19, tertuju perhatian pada pengakuan adanya hubungan yang dinamis antara pendidikan dengan masyarakat atau negara tertentu. Pendidikan dipandang sebagai cerminan dari suatu masyarakat atau bangsa, dan sebaliknya suatu masyarakat atau bangsa dibentuk oleh sistem pendidikannya.

Pendidikan komparatif membahas perbandingan secara ilmiah, dan mempunyai tujuan untuk melihat persamaan dan perbedaan, kerja sama, pertukaran pelajar antar bangsa dalam menciptakan pedamaian dunia. Pendapat tersebut sebagai usaha menanamkan dan menumbuh-kembangkan rasa saling pengertian dan kerja sama antar bangsa, demi terpeliharanya perdamaian dunia, melalui peroses pendidikan. Pendidikan komparatif juga diperlukan, untuk melihat kemajuan, kualiatas pendidikan di negara maju dibandingkan dengan dengan negara berkembang.

(5)

Makalah ini ditulis atas dasar kajian pustaka dari berbagai sumber yang relevan, makalah ini diharapkan akan dapat menambah bahan, dan kajian penulis tentang pemahaman system pendidikan Negara ini. Yang menjadi perhatian dalam pembahasan makalah ini, hanyalah beberapa aspek penting dari sistem pendidikan di Negara Korea Selatan dibandingkan pendidikan Negara Indonesia.

A. Pembatasan Masalah

Dari latar belakang di atas, studi perbandingan pendidikan antara dua negara tentu sangat luas cakupannya, untuk itu penulis membatasi permasalahan hanya pada: Tujuan pendidikan, jenjang pendidikan formal, dan manajemen pendidikan secara umum di kedua negara tersebut.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Bagaimana tujuan pendidikan di Korea Selatan dibandingkan dengan tujuan pendidikan di Indonesia?

2. Bagaimana jenjang pendidikan formal di Korea Selatan dibandingkan dengan jenjang pendidikan formal di Indonesia?

3. Bagaimana manajemen pendidikan secara umum di Korea Selatan dibandingkan dengan manajemen pendidikan secara umum di Indonesia?

D. Tujuan Penulisan Makalah

Penulisan makalah ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui tujuan pendidikan, jenjang pendidikan formal, dan manajemen pendidikan secara umum di kedua negara.

(6)

BAB II

(7)

A. Sistem Pendidikan di Korea Selatan

Korea Selatan yang didirikan pada tahun 1948 terletak disemenanjung di daratan Asia Timur, dengan batas-batas wilayah sebelah timur berbatasan dengan lautan pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan selat Jepang, disebelah barat berbatasan dengan demarkasi militer (garis lintang 380) yang memisahkan Korea Selatan dan Korea Utara. Penduduk Korea Selatan kurang lebih 47 juta jiwa dengan angka pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7%/ tahun dengan kondisi penduduk yang homogen (etnik Korea), dengan angka literasi 98% (world almanae 2000). Adapun system pemerintahan Korea Selatan bersifat sentralistik, dengan system sentralistik ini maka kebijakan-kebijakan pemerintah termasuk di bidang pendidikan dapat dijalankan tanpa harus mendapat persetujuan badan legislative daerah, seperti yang terdapat pada pemerintahan system desentralisasi.

1. Tujuan Pendidikan di Korea Selatan

Salah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea tahun 1948 adalah menyusun undang-undang pendidikan. Sehubungan dengan hal ini, maka tujuan pendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan Nasional, menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-cita persaudaraan yang universal, mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia, dan menanamkan sifat patriotisme.

2. Jenjang Pendidikan di Korea Selatan

Secara umum system pendidikan di korea Selatan terdiri dari empat jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini adalah: grade 1-6 (SD), grade 7-9 (SLTP), 10-12 (SLTA), dan grade 13-16 (pendidikan tinggi/program S1), serta program pasca sarjana (S2/S3).

(8)

a. Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 dan 11 tahun, dengan jumlah lulusan SD mencapai 99,8%, dan putus sekolah SD 0,2%.

b. SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan.

c. Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (yunior college) atau universitas (senior college).

d. Pendidikan tinggi/akademik (yunior college) atau universitas program S1 (senior college), pada grade 13-16, dan selanjutnya ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master/doktor.

3. Manajemen Pendidikan di Korea Selatan

Sistem manajemen pendidikan di Negara ini bersifat gabungan antara sentralistik dan desentralisasi, sifat kesentralistiknya hanya terbatas kepada penyusunan panduan dan pedoman semata, sedangkan operasionalnya secara penuh di serahkan kepada komite/Dewan sekolah secara mandiri untuk mengkaji proses pendidikan secara keseluruhan.

Kekuasaan dan kewenangan dilimpahkan kepada menteri pendidikan. Di daerah terdapat dewan pendidikan (board of education). Pada setiap propinsi dan daerah khusus (Seoul dan Busam), masing-masing dewan pendidikan terdiri dari tujuh orang anggota yang dipilih oleh daerah otonom, lima orang dipilih dan dua orang lainnya merupakan jabatan yang dipegang oleh walikota daerah khusus atau gubernur propinsi. Dewan pendidikan diketuai oleh walikota atau gubernur.

a) Anggaran pendidikan.

(9)

sehingga porsi anggaran terbesar diperuntukan untuk ini, adapun sumber biaya pendidikan, bersumber dari: GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan, keuangan pendidikan daerah, dunia industri khusus bagi pendidikan kejuruan.

b) Guru/Personalia.

Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik (grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah menengah. Dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Kemudian guru mendapat sertifikat yaitu: sertifikat guru pra sekolah, guru SD, dan guru sekolah menengah. Sertifikat ini diberikan oleh kepala sekolah dengan kategori guru magang, guru biasa dua (yang telah diselesaikan onjob training) dan lesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus ujian kualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidang engineering, perikanan, perdagangan, dan pertanian. Sedangkan untuk menjadi dosen yunior college, harus berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di senior college harus berkualifikasi dokter (S3).

c) Kurikulum.

Reformasi kurikulum pendidikan di korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur propinsi, ke sekolah menengah di daerahnya.

B. Sistem Pendidikan di Indonesia

(10)

Indonesia adalah negara demokratis berasaskan keyakinan, bahwa satu lembaga politik harus menjamin adanya kebebasan dan persamaan, di samping menjujung tinggi kekuasaan hukum dan sistem perwakilan rakyat dalam parlemen. Maka tugas pokok negara dan pemerintahan di dalam demokrasi ialah: a) melindungi bangsa dan negara terhadap agresi dari luar dan pengrorongan dari dalam yang merusak kesatuan dan persatuan: b) Menegakkan kekuatan hukum dan menjamin keadilan, serta c) Melaksanakan segenap konvensi dan peraturan, agar tercapai ketenangan, ketenteraman, kedamaian dan kesejateraan di dalam negeri, sebab hukum merupakan kekuatan pokok guna menegakkan ketertiban.

Maka membimbing rakyat itu harus diartikan sebagai mendidik semua warga mayarakat, anak, orang dewasa dan orang lanjut usia, supaya: bisa berkembang dengan bebas dan maksimal, dan mampu melakukan realisai-diri, bekerja dan hidup sejahtera.

1. Tujuan Pendidikan di Indonesia.

Salah satu tugas Pemerintah bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia adalah menyusun undang-undang pendidikan, dan sebagai hasilnya adalah Undang-undang Sisdiknas no 20 tahun 2003.

Berdasarkan Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pendidikan nasional berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

2. Jenjang Pendidikan Formal di Indonesia

(11)

a. Pendidikan Dasar.

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pemerintah menetapkan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, dan setiap warga negara yang berusia 7 (tujuh) tahun wajib mengikuti belajar pada jenjang pendidikan dasar tanpa dipungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk: Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang Sederajat selama 6 tahun; dan sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat selama 3 tahun.

b. Pendidikan Menengah.

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas: Pendidikan menengah umum, berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), atau bentuk lain yang sederajat; dan Pendidikan menengah kejuruan, berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat, selama 3 tahun.

c. Pendidikan Tinggi.

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma (2-4 tahun); sarjana (4 tahun atau lebih); magister, spesialis, dan doktor (2 tahun atau lebih); yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk: Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan atau vokasi.

3. Manajemen Pendidikan di Indonesia

(12)

Ditinjau dari Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (1) yaitu; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Oleh karena itu pendidikan dapat diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga dan benar-benar produktif. Pelaksanaan desentralisasi pendidikan nasional di Indonesia memberikan keluasan kepada pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat utuk turut bertanggung jawab atas kualitas pendidikan di Indonesia.

a. Anggaran Pendidikan

Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun. Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan alokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945 mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008, pemerintah harus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Anggaran pendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui kementerian negara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melalui transfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawab pemerintah.

(13)

pendidikan melalui transfer ke daerah adalah DBH Pendidikan, DAK Pendidikan, DAU Pendidikan, Dana Tambahan DAU, dan Dana Otonomi Khusus Pendidikan.

b. Guru/personalia

Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada pasal 28, bahwa Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibuktikan dengan ijazah/sertifikat keahlian yang relevan, yang dikeluarkan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah.

Jenis pendidikan guru yaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diselenggarakan oleh LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Pemerintah, dengan kualifikasi akademik:

1) Pendidik pada jenjang Pendidikan Dasar minimum D-IV atau S1 pendidikan dasar.

2) Pendidik pada jenjang Pendidikan Menengah minimum D-IV atau S1 pendidikan menengah.

3) Pendidik pada jenjang Pendidikan Tinggi minimum: S1 untuk program Diploma, S2 untuk program sarjana, dan S3 untuk program magister dan program doktor.

c. Kurikulum

(14)
(15)

BAB III PEMBAHASAN

Pada kajian tentang tujuan pendidikan, terlihat bahwa tujuan pendidikan di Korea Selatan dan di Indonesia memiliki hakikat yang sama yaitu memciptakan warga negara yang mandiri, kreatif dengan mengembangkan potensi diri, dan tetap menjunjung tinggi kehidupan berbangsa pada masing-masing negara. Walau demikian ada beberapa hal yang membedakannya yaitu penekanan pada ketaqwaan terhadap tuhan Yang Maha Esa tidak menjadi prioritas dalam tujuan pendidikan di Korea Selatan.

Selanjutnya pada kajian tentang jenjang pendidikan formal, pada dasarnya pola penjenjangan antara kedua negara hampir sama, namun di Korea selatan pada jenjang pendidikan menengah ada sekolah yang khusus di persiapkan bagi siswanya yang akan melanjutkan ke pendidikan tinggi (pendidikan pra perguruan tinggi), sedangkan di Indonesia ini tidak dilakukan. Program ini menurut penulis adalah hal positif yang dapat dicoba di Indonesia, sehingga siswa yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi betul-betul telah memiliki persiapan atau modal dasar baginya saat nanti studi di perguruan tinggi. Kajian berikutnya adalah manajemen pendidikan secara umum di kedua negara, dalam hal ini penulis membatasi hanya pada segi biaya pendidikan, pendidik/guru, dan kurikulumnya saja.

(16)

Dalam hal pendidik/guru, Indonesia tampaknya mulai berbenah dengan dikeluarkannya Undang-undang, Peraturan pemerintah, maupun Keputusan Mentri tentang tenaga pendidik, yaitu mulai diterapkannya standarisasi/kualifikasi profesi guru melalui sertifikasi dan program pendidikan profesi guru oleh LPTK, yang tentunya berdampak pada kualitas dan kesejahteraan tenaga pendidik. Di Korea selatan hal ini telah lama dilakukan, dengan biaya pendidikan ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Sedangkan di Indonesia masih menggunakan biaya pendidikan sendiri.

(17)

BAB IV KESIMPULAN

1. Tujuan pendidikan di Korea Selatan dan di Indonesia memiliki hakikat yang sama yaitu memciptakan warga negara yang mandiri, kreatif dengan mengembangkan potensi diri, dan tetap menjunjung tinggi kehidupan berbangsa pada masing-masing negara.

2. Jenjang pendidikan formal, pada dasarnya pola penjenjangan antara kedua negara hampir sama, namun di Korea selatan pada jenjang pendidikan menengah ada sekolah yang khusus di persiapkan bagi siswanya yang akan melanjutkan ke pendidikan tinggi (pendidikan pra perguruan tinggi), sedangkan di Indonesia ini tidak dilakukan.

3. Sistem manajemen pendidikan di Korea Selatan bersifat gabungan antara sentralistik dan desentralisasi, sifat kesentralistiknya hanya terbatas kepada penyusunan panduan dan pedoman semata, sedangkan operasionalnya secara penuh di serahkan kepada komite/Dewan sekolah secara mandiri untuk mengkaji proses pendidikan secara keseluruhan. Kondisi ini berbeda dengan system pendidikan di Indonesia yang sebagian besar bersifat sentralistik, tanpa sepenuhnya memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengembangkan proses pendidikan.

4. Khususnya aspek anggaran, sumber biaya pendidikan di Indonesia belum memaksimalkan sektor pajak pendidikan, keuangan pendidikan daerah, dan dunia industri.

5. Dalam hal pendidik/guru, di Indonesia dan Korea Selatan sudah diterapkan standarisasi/kualifikasi profesi guru melalui sertifikasi dan program pendidikan profesi guru, hanya biaya pendidikan di Korea Selatan ditanggung oleh Pemerintahnya, sedangkan di Indonesia masih menggunakan biaya pendidikan sendiri.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

DirJen Anggaran Dep.Keu Republik Indonesia. 2008. Anggaran Pendidikan dalam APBN 2009 Perencanaan Anggaran. http://www.anggaran.depkeu.go.id/01/12/2008 15:48:34 / Eka Wijaya, Ismail. _______. Studi Komparatif Pendidikan di Kawasan Asia: RRC, Korea Selatan Dan Jepang. http://educare.e-fkipunla.net/16/03/2010/Sisdiknas. UU RI No.20 TH. 2003, Sinar Grafika.

Referensi

Dokumen terkait

Data yang digunakan meliputi data nilai ekspor komoditi tekstil dari Indonesia ke Korea Selatan, data nilai total ekspor negara Indonesia ke Korea Selatan , data nilai ekspor

Korea Selatan tergolong sebagai negara yang kekurangan air. Pemerintah telah mempromosikan "l angkah komprehensif konservasi air" sejak tahun 2000, dan salah satu

“Diplomasi Publik Korea Selatan Di Indonesia: Studi Kasus Peran BTS Dalam Mendukung Diplomasi Publik Korea Selatan Di Indonesia tahun 2017-2021”.. Beserta perangkat yang ada

Terdapat elemen dalam diplomasi publik yang dilakukan oleh Korea Selatan sejak negara tersebut memutuskan untuk melakukan penyebaran THAAD, diikuti dengan

Untuk meningkatkan daya saing serta pangsa pasar produk Indonesia di pasar Korea Selatan dengan negara pesaing lainnya di pasar Korea Selatan, maka ada beberapa hal

masyarakat internasional sehingga Korea Selatan telah menjadi negara yang. berkembang dan maju, sedangkan Korea Utara dengan politik isolasinya

Nilai-nilai yang dibawa Public Figure Korea Selatan dalam membawa budaya dari negara mereka dan nilai positif yang mereka sebarkan dalam karya yang mereka hasilkan akan membawa

Keberhasilan Indonesia meningkatkan kesadaran dan minat akan batik di Korea Selatan melalui diplomasi budaya Wijaya & Purbantina, 2022 dan meningkatnya citra positif Indonesia di mata