• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE POSTER SESSION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 32 CAKRANEGARA TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE POSTER SESSION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 32 CAKRANEGARA TAHUN AJARAN 2015/2016 JURNAL SKRIPSI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE POSTER SESSION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 32 CAKRANEGARA TAHUN AJARAN

2015/2016

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

LALA NIA KUTARI NIM E1E212116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

(2)

ii KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

TINGGI

UNIVERSITAS MATARAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jalan Majapahit No. 62 Mataram NTB. 83125

Telp. (0370) 623873 Fax. 634918

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI

Jurnal skripsi yang disusun oleh: Lala Nia Kutari dengan judul “PENERAPAN METODE POSTER SESSION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS IV SDN 32 CAKRANEGARA TAHUN AJARAN 2015/2016” telah diperiksa dan disetujui oleh.

Mataram, 2016

Dosen Pembimbing Skripsi I,

( L.Sumardi S.Pd, M.Pd ) NIP. 197812312005011004

Dosen Pembimbing Skripsi II,

Ketua Program Studi,

( Drs. Safruddin, M.Pd ) NIP. 19571003 198503 1 002

(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI ... ii

DAFTAR ISI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

LATAR BELAKANG ... 1

KAJIAN TEORI ... 2

PELAKSANAAN PENELITIAN ... 7

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 9

KESIMPULAN DAN SARAN... 11

(4)

iv PENERAPAN METODE POSTER SESSION UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 32 CAKRANEGARA TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh

Lala Nia Kutari, L.Sumardi, Muhammad Makki Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Mataram

Email: lhala_nia@yahoo.co.id ABSTRAK

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode Poster Session meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 32 Cakranegara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 32 Cakranegara dengan penerapan metode Poster Session. Penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah. Penelitian ini menggunakan teori tentang metode Poster Session oleh Siebermen dan teori hasil belajar oleh Gagne, Hilgard dan Winkle. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan 4 tahapan tiap siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Cara pengumpulan data hasil belajar siswa melalui tes evaluasi setelah pelaksanaan metode Poster Session. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran diambil melalui lembar observasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus I memperoleh nilai 25 dengan kategori baik meningkat menjadi 31 pada siklus II dengan kategori sangat baik. Nilai rata-rata siklus I sebesar 76,67 dengan ketuntasan klasikal 71,42 % meningkat menjadi 82,86 pada siklus II dengan ketuntasan klasikal 88,09%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode Poster Session dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 32 Cakranegara Tahun ajaran 2015/2016.

(5)

v THE APPLICATION OF POSTER SESSION METHOD TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES OF SOCIAL SCIENCE SUBJECT (IPS) CLASS IV SDN 32

CAKRANEGARA ACADEMIC YEAR 2015/2016

BY

Lala Nia Kutari, L.Sumardi, Muhammad Makki Study Program Of Primary Teacher Education Majoring in Science Education, FKIP Mataram University

Email: lhala_nia@yahoo.co.id

ABSTRACT

The problem in this research is how the application of poster session method can improve student learning outcomes of social science subject (IPS) class IV SDN 32 Cakranegara. The purpose of this research is to improve student learning outcomes of social science subject (IPS) class IV SDN 32 Cakranegara through the implementation of poster session method. This research is useful for students, teacher and school. This research use the poster session method by Siebermen and theories of learning outcomes by Gagne, Hilgard and Winkle. This class room action research was conducted in two cycles, which consists of 4 stages such as planning, implementation, observation, and reflection stages. Rule of collecting student learning outcomes data is are test for student’s learning outcomes after implementation of poster session method. Whereas of the observation collecting from observation sheet. Based on the results implementation learning in the first cycle showing score 25 with a quite good category, and increasing score in the second cycle is 31 with quite very good category. The average score in first cycle is 76,67 with the percentage of classical completeness 71,42%, and there is increasing in the second cycle with an average score of 82,86 with the percentage of classical completeness 88,09%. Based of these results, it can be concluded that the application of poster session method can be improve student learning outcomes of social science subject (IPS) class IV SDN 32 Cakranegara academic year 2015/2016

(6)

1 A. Latar Belakang

Mata Pelajaran IPS dianggap sangat penting bagi kehidupan manusia karena mata pelajaran IPS merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari serta memiliki keterkaitan dan menjadi pendukung dalam berinteraksi dengan teman-teman ataupun masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi di sisi lain IPS juga dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit dipahami bagi siswa, karena IPS mempunyai cakupan pembahasan yang sangat luas dan bersifat kontekstual. Adapun cakupan pembahasan yang dimaksud antara lain ekonomi, sosiologi, sejarah, antropologi dan geografi. Dari 43 orang siswa kelas IV SDN 32 Cakranegara hampir 50 % siswa (±20 orang) menganggap bahwa IPS adalah mata pelajaran yang sulit dan membosankan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diketahui dari 43 orang siswa kelas IV, sebanyak 17 siswa nilainya lebih besar dari KKM, sedangkan 26 siswa lainnya nilainya masih di bawah KKM. Artinya bahwa dari 43 siswa kelas IV terdapat sekitar ≥ 60 % siswa yang tidak tuntas.

Dari semua kemungkinan penyebab masalah tersebut, penyebab yang perlu dibenahi adalah metode pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran IPS tersebut. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti menawarkan untuk penggunaan metode Poster Session. Metode Poster

Session adalah suatu metode pembelajaran dengan menggunakan gambar sebagai

media pembelajaran. Metode Poster Session sangat cocok diterapkan pada pembelajaran di SD karena metode ini merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka dan mengundang pertukaran ide mereka. Dalam penerapan metode ini digunakan gambar yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang di diskusikan dalam sebuah lingkungan yang menyenangkan.

Berdasarkan uraian, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengatasi masalah tersebut pada mata pelajaran IPS. Atas dasar itu maka penelitian ini berjudul “ Penerapan Metode Poster Session untuk meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV SDN 32 Cakranegara Tahun Ajaran 2015/2016”.

(7)

2 B. Kajian Teori

1. Hakikat Metode Pembelajaran Poster Session a. Pengertian metode Poster Session

Menurut Said (2015: 187) mengemukakan bahwa Metode Poster

Session atau juga bisa disebut metode menggambar Imajinatif adalah

membuat atau menciptakan gambar yang bersal dari imajinasi daya pikir berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Metode pembelajaran

Poster Session adalah metode presentasi alternatif yang merupakan sebuah

cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara mereka. Teknik ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang didiskusikan dalam sebuah lingkungan yang tidak menakutkan. Metode pembelajaran Poster Session ini hanya bisa digunakan untuk materi yang bergambar (http//:eprints.walisongo.ac.id).

b. Langkah-langkah metode Poster Session

Adapun langkah-langkah pembelajaran metode Poster Session adalah sebagai berikut:

1) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 5-6 anggota.

2) Guru meminta peserta didik menyeleksi topik yang dikaitkan dengan topik umum atau yang sedang di diskusikan atau dipelajari.

3) Guru meminta peserta didik mempersiapkan gambaran visual konsep mereka pada sebuah Poster atau papan pengumuman (anda menentukan ukurannya).

4) Guru menjelaskan kepada peserta didik agar isi Poster tersebut harus jelas, supaya pengamat dengan mudah memahami tanpa penjelasan tertulis/lisan.

5) Guru meminta peserta didik memasang gambaran presentasi, dan dengan bebas berkeliling diruangan memandang serta mendiskusikan Poster yang lain selama sesi kelas berlangsung.

(8)

3 6) Guru meminta masing-masing kelompok untuk menempelkan materi di depan kelas dan mempresentasikan rangkuman mereka serta catat keseluruhan potensi yang dimiliiki oleh keseluruhan kelompok.

7) Guru meminta masing-masing kelompok untuk memberikan soal kepada kelompok lain agar di kerjakan di depan kelas.

8) Guru menginstruksikan agar masing-masing kelompok membuat kesimpulan tentang materi yang mereka presentasikan.

9) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan keuntungan apa yang diperoleh dari kegiatan ini (Siberman, 2009 : 180-181).

c. Kelebihan dan kekurangan metode Poster Session Kelebihan dari metode Poster Session adalah:

1) Peserta didik menjadi siap memulai pelajaran, karena peserta didik belajar terlebih dahulu.

2) Peserta didik aktif bertanya dan mencari informasi. 3) Materi dapat diingat lebih lama.

4) Kecerdasan peserta didik diasah pada saat peserta didik mencari informasi tentang materi tanpa bantuan guru.

5) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat. Kekurangan dari metode Poster Session adalah:

1) Peserta didik yang jarang memperhatikan atau bosan jika bahasan dalam metode tersebut tidak disukai.

2) Pelaksanaan metode harus dilakukan oleh pendidik yang kreatif, sedangkan tidak semua pendidik memiliki karakter tersebut.

3) Pola pikir dan karakter peserta didik yang berbeda-beda. (Susilowati,201 : 8)

2. Hakikat Aktivitas Belajar dan Hasil belajar a. Pengertian Belajar

R. Gagne (Susanto 2015: 1) mengemukakan bahwa ”belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sedangkan menurut Burton (Susanto 2015: 3) Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri Individu berkat ada interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

(9)

4 Selanjutnya menurut Hilgard (Susanto 2015: 3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan yang dimaksud adalah pengetahuan, percakapan, tingkah laku dan ini diperoleh melalui latihan. Sementara Hamalik (Susanto 2015: 3) menyatakan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (

Learning is defined as the modificator or strengthening ofbehavior throught experiencing ). Sedangkan menurut Winkel (Susanto 2015 : 4) menyatakan

bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang relatif konstan dan berbekas.

Ada beberapa tentang teori belajar, diantaranya sebagai berikut: 1) Teori belajar behavioristik

2) Teori psikologi kognitif 3) Teori belajar humanistis 4) Teori belajar sosial

Berdasarkan uraian pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

b. Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas artinya keaktifan atau kegiatan. Aktivitas belajar adalah keaktifan atau kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Inilah yang menjadikan aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.

c. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Nawawi (Susanto 2015: 5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran materi tertentu. Selain itu, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Susanto,

(10)

5 2015: 5). Selanjutnya menurut Bloom (Susanto, 2015: 6) hasil belajar merupakan kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.

Jadi, hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha perubahan tingkah laku peserta didik sebagai hasil interaksi edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar kognitif siswa (penilaian pengetahuan dan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPS).

d. Faktor-Kaktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (Susanto, 2015 : 12).

a) Faktor Internal meliputi : (1) Faktor jasmaniah (2) Faktor Psikologis (a) Intelegensi (b) Minat (c) Bakat (d) Motivasi b) Faktor Eksternal

(a) Faktor Keluarga (b) Faktor Sekolah

1. Guru 2. Kurikulum 3. Keadaan gedung 4. Faktor Masyarakat 3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian IPS

Ilmu Pengetahuan sosial atau yang sering disingkat dengan IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah (Susanto, 2015: 137). Menurut Zuraik (Susanto, 2015: 137-138) menyatakan bahwa

(11)

6 hakikat IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik dimana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-nilai.

Menurut Susanto (2015, 139) menyatakan bahwa IPS adalah perpaduan antara ilmu sosial dan kehidupan manusia yang di dalamnya mencakup antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, hukum, filsafat, ilmu politik, sosiologi, agama, dan psikologi. Sedangkan dalam Kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1993 disebutkan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi dan tata negara. Sedangkan menurut Forum Komunikasi HISPIPSI 1991 di Yogyakarta menyatakan bahwa IPS dibagi menjadi dua bagian yaitu IPS menurut versi Pendidikan dasar dan menengah dan pengertian IPS versi pendidikan Tinggi. Pengertian IPS versi Pendidikan Dasar dan menengah adalah penyederhanaan atau adaftasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Selanjutnya pengertian IPS versi Perguruan Tinggi adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

Menurut Banks (Susanto, 2015: 141) menyatakan bahwa IPS adalah pendidikan IPS berhubungan erat dengan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan siswa berperan serta dalam kelompok masyarakat dimana ia tinggal. Selanjutnya Buchari Alma ( 2003: 148) menyatakan bahwa IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antroologi, sosiologi, politik dan psikologi.

Jadi hakikat IPS adalah untuk mengembangkan suatu disiplin ilmu yang memuat konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa, sehingga dengan memberikan pendidikan

(12)

7 IPS diharapkan dapat melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.

b. Tujuan Pembelajaran IPS di SD

Secara rinci berikut Mutakin menjelaskan tujuan IPS antara lain (Susanto, 2015 : 145):

1) Memiliki kesadaran atau kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya melalui pemahaman nilai dan sejarah

2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial untuk memecahkan masalah sosial

3) Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah dalam masyarakat

4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial serta mampu membuat analisis yang kritis selanjutnya mampu mengambil keputusan yang tepat.

5) Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive dan bertanggung jawab membangun masyarakat.

c. Metode Pembelajaran IPS di SD

Menurut Dajamarah (Susanto, 2015: 153-154) mengemukakan bahwa metode adalah cara yang digunkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Subiyanto, ada beberapa metode dalam pembelajaran IPS antara lain :

1) Metode hendaknya sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Metode hendaknya disesuaikan dengan bahan pengajaran 3) Metode hendaknya diadaptasikan dengan kemampuan siswa.

C. Pelaksanaan Penelitian

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara deskriptif yang menggunakan analisis statistik. Statistik deskriptif dapat digunakan untuk mengolah karakteristik data yang berkaitan dengan penjumlahan, merata-rata, mencari titik tengah dan mencari persentase.

(13)

8 Sedangkan data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran dengan metode

Poster Session.

a. Ketuntasan belajar secara individu

Menghitung ketuntasan belajar secara individu digunakan rumus : (Purwanto, 2014 : 207)

Skor yang diperoleh

Nilai = X skala Skor maksimum

b. Rata-rata kelas

Menghitung rata-rata kelas pada masing-masing siklus digunakan rumus: ( Riduwan dan Akon, 2010 : 28 ) )

Keterangan ;

Σx = Mean (Rata-rata kelas) ΣXi = Jumlah seluruh skor

Σn = Jumlah individu

c. Ketuntasan belajar klasikal

Ketuntasan hasil belajar secara klasikal dihitung menggunakan rumus (Wulandari, 2015 : 47) :

x 100% Keterangan :

P = Persentase ketuntasan belajar

Sesuai dengan petunjuk teknik penilaian diatas, kelas dapat dinyatakan tuntas secara klasikal apabila ketuntasan klasikal mencapai ketuntasan sebesar ≥ 85%. Artinya siswa dikatakan tuntas secara klasikal apabila jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas KKM atau ≥ 70 mencapai 85% berdasarkan perhitungan sesuai dengan rumus penenuan ketuntasan belajar klasikal.

(14)

9 1) Menentukan skor pelaksanaan pembelajaran

a. Skor 1 = Apabila guru tidak melakukan semua indikator b. Skor 2 = Apabila guru melakukan 1 indikator.

c. Skor 3 = Apabila guru melakukan 2 indikator d. Skor 4 = Apabila guru melakukan semua indikator. 2) Menentukan skor maksimal ideal

Menentukan skor maksimal ideal (SMI) yaitu skor yang mungkin dicapai jika semua item dapat tercapai.

Banyaknya tahapan = 9

Banyaknya indikator tiap tahapan = 3 Skor maksimal untuk tiap tahapan = 4 Skor minimal untuk tiap tahapan = 1

Jadi skor maksimal ideal = 9 x 4 = 36 Sedangkan skor minimal seluruh indikator = 9 x 1 = 9 3) Menentukan Mean Ideal (Mi) dan standar Deviasi Ideal (SDi)

Rumus : Mi = ½ SMi = ½ (36) = 18 SDi = ⅓ (Mi) = ⅓ (18) = 6

4) Menemukan kriteria pelaksanaan pembelajaran

Berdasarkan skor standar maka kriteria untuk menentukan pelaksanaan pembelajaran dijabarkan dalam tabel berikut (Harun Rasyid, 2009 : 214-215):

Tabel 3.3. Kriteria menentukan pelaksanaan pembelajaran

Interval Interval Skor Kategori

X ≥ Mi + 1,5 SDi X ≥ 27 Sangat baik

Mi + 0,5 SDi ≤ X < Mi + 1,5 SDi 21 ≤ X < 27 Baik Mi – 0,5 SDi ≤ X <Mi + 0,5 SDi 15 ≤ X < 21 Cukup Baik Mi – 1,5 SDi ≤ X < Mi – 0,5 SDi 9 ≤ X < 15 Kurang Baik X < Mi – 1,5 SDi X < 9 Sangat Kurang

(15)

10 D. Hasil Penelitian

Setelah peneliti menerapkan metode Poster Session di kelas IV SDN 32 Cakranegara, maka diperoleh data hasil penelitian tentang perkembangan hasil belajar siswa pada siklus I dan II yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6. Ringkasan Analisis Data Hasil Belajar Siswa dan Hasil Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan Menggunakan Metode Poster Session Pada Siklus I dan II

Siklu s

Hasil Evaluasi Belajar Pelaksanaan Pembelajaran Nilai rata-rata Ketunta san Klasikal Skor Kategori I 76,67 71,42% 25 Baik II 82,86 88,09% 31 Sangat Baik

Dari tabel 4.6 yang merupakan ringkasan hasil penelitian siklus I dan II yang menjelaskan bahwa kegiatan proses pembelajaran pada siklus I dan II mengalami peningkatan dan terlaksana dengan baik.

Hasil penelitian yang pertama adalah penilaian hasil belajar siswa dengan penerapan metode Poster Session adalah nilai rata-rata 76,67 dengan ketuntasan klasikal 71,42% sedangkan skor pelaksanaan pembelajaran adalah 25 dengan kategori baik. Pada siklus II terjadi peningkatan pada rata-rata maupun ketuntasan klasikal nya. Nilai rata-rata siswa dari 76,67 atau 71,42% tuntas pada siklus I meningkat menjadi 82,86 atau 88,09% tuntas pada siklus II. Hal ini menunjukkan penelitian telah memenuhi indikator keberhasilan ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu 85%.

Sedangkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tabel diatas, terlihat adanya peningkatan. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan dari skor 25 pada siklus I dengan kategori baik meningkat menjadi 31 pada siklus II dengan kategori sangat baik.

Peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II ini dikarenakan pada siklus II siswa sudah tahu tahapan pelaksanaan pembelajaran dengan

(16)

11 menggunakan metode Poster Session. Hal ini dikarenakan pada saat refleksi pada siklus I, guru memberikan gambaran singkat materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. Sedangkan untuk pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode Poster Session oleh guru sudah lebih dipahami oleh guru, karena pada siklus I guru sudah melakukan refleksi terkait dengan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I sehingga semua kekurangan yang dilaksanakan oleh guru (peneliti) dicatat dan berusaha untuk dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Data-data diatas menunjukkan bahwa skor dari siklus I ke siklus II baik pada pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode Poster Session mengalami peningkatan. Selain penjelasan diatas, Peningkatan yang terjadi tersebut juga dikarenakan oleh beberapa alasan, diantaranya sebagai berikut. 1. Perhatian siswa terpusat pada materi yang dipelajari

2. Semangat dan antusiasme siswa yang tinggi serta tertarik mengikuti pelajaran

3. Guru sudah baik dalam menjelaskan dan memberikan contoh penggunaan metode Poster Session kepada siswa.

4. Guru membimbing siswa dalam melakukan kegiatan diskusi ketika siswa membuat poster.

5. Guru sudah lebih bisa melakukan pengelolaan kelas dengan baik.

Berdasarkan dari hasil pembahasan dan hasil refleksi pada siklus I dan II yang telah dipaparkan diatas, serta perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan dalam setiap siklusnya, menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Poster Session dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 32 Cakranegara tahun ajaran 2015/2016.

E. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan : 1. Metode Poster Session dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN

32 Cakranegara tahun ajaran 2015/2016.

2. Metode Poster Session yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode Poster Session yang dilakukan dengan menerapkan tahapan sebagai berikut:

(17)

12 1) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok kecil terdiri

dari 5-6 anggota.

2) Guru meminta peserta didik menyeleksi topik yang dikaitkan dengan topik umum atau yang sedang di diskusikan atau dipelajari.

3) Guru meminta peserta didik mempersiapkan gambaran visual konsep mereka pada sebuah Poster atau papan pengumuman (anda menentukan ukurannya).

4) Guru menjelaskan kepada peserta didik agar isi Poster tersebut harus jelas, supaya pengamat dengan mudah memahami tanpa penjelasan tertulis/lisan.

5) Guru meminta peserta didik memasang gambaran presentasi, dan dengan bebas berkeliling diruangan memandang serta mendiskusikan Poster yang lain selama sesi kelas berlangsung.

6) Guru meminta masing-masing kelompok untuk menempelkan materi di depan kelas dan mempresentasikan rangkuman mereka serta catat keseluruhan potensi yang dimiliiki oleh keseluruhan kelompok.

7) Guru meminta masing-masing kelompok untuk memberikan soal kepada kelompok lain agar di kerjakan di depan kelas.

8) Guru menginstruksikan agar masing-masing kelompok membuat kesimpulan tentang materi yang mereka presentasikan.

9) Guru bersama dengan siswa menyimpulkan keuntungan apa yang diperoleh dari kegiatan ini (Siberman, 2009 :180-181).

3. Setelah dilakukan PTK dengan penerapan metode Poster Session, maka nilai rata-rata siswa dari 76,67 atau 71,42% tuntas pada siklus I meningkat menjadi 82,86 atau 88,09% tuntas pada siklus II. Hal ini menunjukkan penelitian ini dikatakan berhasil dan telah memenuhi indikator keberhasilan ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu 85%.

4. Skor pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan yaitu 25 dengan kategori baik pada siklus I meningkat menjadi 31 dengan kategori sangat baik pada siklus II.

Berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yaitu proses pembelajaran dengan menggunakan metode Poster Session sesuai dengan prosedur yang benar maka hasil belajar siswa kelas IV SDN 32 Cakranegara tahun ajaran 2015/2016 meningkat.

(18)

13 F. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru hendaknya mengetahui setiap masalah yang dihadapi oleh siswa. 2. Dalam proses belajar mengajar guru harus berusaha untuk menanggulangi

masalah tersebut.

3. Guru hendaknya lebih kreatif untuk menggunakan metode pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan agar tujuan pembejalaran tercapai dengan maksimal.

4. Agar semua guru lebih meningkatkan hasil belajar siswa dalam semua bidang mata pelajaran khususnya IPS.

5. Kepada para siswa penulis menyarankan agar dapat mengemukakan ide atau pendapatnya melalui media apapun baik itu tertulis ataupun lisan.

6. Bagi mahasiswa sebelum penelitian hendaknya lebih memahami instrumen penelitian yang akan digunakan.

7. Bagi mahasiswa agar lebih memahami metode yang akan digunakan agar hasil penelitian tepat dan akurat sesuai dengan harapan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT Asdi Mahasatya

Asrori, Muhammad. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV Wacana Prima. Aunurrahman, 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hariyanto. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Kelas Rendah. Lombok :

Cerdas Press.

Hidayati dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD 3 SKS. Jakarta : Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional.

(19)

14 Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Rasyid, Harun dan Mansur. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : CV Wacana Prima

Silberman, Mel. 2014. Active Learning (101 Strategi belajar aktif). Bandung : Nuansa Cendekia

Sugiyono. 2013. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suprijono, Agus, 2009 Cooperatif Learning. Teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Supriyadi. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Surjadi. 2012. Membuat Siswa Aktif. Bandung : Mandar Maju

Susanto, Ahmad. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta : Prenada Media Group

Daftar Laman

Gambar

Tabel 3.3. Kriteria menentukan pelaksanaan pembelajaran
Tabel  4.6.  Ringkasan  Analisis  Data  Hasil  Belajar  Siswa  dan  Hasil  Observasi  pelaksanaan  pembelajaran  dengan  Menggunakan  Metode  Poster  Session  Pada Siklus I dan II

Referensi

Dokumen terkait

Kopi Ateng yang dijual dalam bentuk kopi biji memiliki nilai tambah (value. added) berupa

Muda dengan menggunakan teori proses suksesi Seven-Pointed Star Model yang dikemukakan oleh Rothwell (2010). Mendeskripsikan secara rinci indikator-indikator dari

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga penuli s

Cilacap Kampanye Rapat Umum dan Media Massa Pileg Tahun 2014 (enam puluh) detik yang dapat diproduksi sendiri atau dibuat oleh pihak lain yang ditetapkan oleh media massa

Adira Dinamika Multi Finance Tbk dengan menggunakan penilaian Rasio Solvabilitas posisi likuiditas perusahaan yang ditunjukkan oleh Debt To Total Asset Ratio dan

Peta sebagaimana dimaksud pada Pasal ini adalah Peta wilayah Kecamatan Petak Malai dan Kecamatan Bukit Raya yang dibuat dalam bentuk lampiran Perda ini dan merupakan

[r]

[r]