• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karya Tulis Ilmiah Mencermati Kesulitan Siswa Dalam Proses Kegiatan Belajar Di SD Negeri Curug 04

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karya Tulis Ilmiah Mencermati Kesulitan Siswa Dalam Proses Kegiatan Belajar Di SD Negeri Curug 04"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

MENCERMATI KESULITAN SISWA DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR DI SD NEGERI CURUG 04

Disusun oleh : Nama : HERMANSYAH

(2)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

PJJ UHAMKA – BOGOR 2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Illahi Robbi, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulisan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.

Dalam rangka penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis mencoba merumuskan sebuah karya tulis yang membahas tentang “Kesulitan siswa dalam proses belajar di sekolah”. Semua bahan yang berkaitan mengenai pembahasan ini penulis coba sajikan secara sistematis, sehingga diharapkan menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang komperhensif.

Tiada gading yang tak retak oleh karenanya selaku penulis menyadari bahwa karya tulis yang disusun ini belum bisa sepenuhnya dikatakan sempurna. Kritik dan saran yang sekiranya dapat menyempurnakan karya tulis ini sangat penulis harapkan dan penulis selalu terbuka untuk dikritik demi kemajuan selanjutnya yang lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga dapat terselesaikannya karya tulis ini. Semoga Allah SWT membalas amal baik dan senantiasa memberikan kemudahan dalam menjalankan perintah-Nya. Amin.

Bogor, Juni 2011 Penulis

(3)

KATA

PENGANTAR……… i

DAFTAR ISI……… ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……… 1

1.2. Identifikasi Masalah……… 2

1.3. Rumusan Masalah………. 2

1.4. Batasan Masalah……… 2

1.5. Tujuan Masalah……….. 2

BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Pengertian Belajar………. 3

1.2. Proses Belajar……….. 3

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Siswa Dalam Belajar……… 6

3.2. Gejala Kesulitan Belajar……… 8

3.3. Latar Belakang Kesulitan Belajar………. 8

3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Belajar……….. 8

3.5. Peran Guru Dalam Pembelajaran……….. 9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan……….. 11

(4)

ii

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagai pelajar, siswa merupakan subyek utama yang terlibat dalam proses belajar. Karena keadaan sifat, maka dalam proses belajarnya terdapat beberapa hal keistimewaan. Ada siswa yang cepat dalam belajar, ada yang lambat, ada yang kreatif dan ada pula yang tergolong gagal (drop-out). Namun meskipun demikian kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan tetap yaitu membantu memperoleh perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka memperoleh tingkat perkembangan yang optimal dan dapat menyesuaikan diri dalam lingkungannya.

Dalam proses belajar-mengajar di sekolah, sudah menjadi harapan setiap guru agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Banyak guru yang pada saat ini hanya bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar tetapi tidak bisa menjadi seorang pendidik bagi siswa-siswanya. Oleh karenanya, banyak siswa yang menunjukan tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan meskipun telah diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh guru.

Guru merupakan bersumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan kreativitas siswa dalam berbagai aspek. Seorang guru mempunyai kewajiban membentuk siswa mencapai kewaspadaannya masing-masing, hal ini merupakan salah satu ciri keberhasilan tujuan pendidik yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik menduduki peringkat teratas, artinya setiap guru harus memahami fungsi terhadap pelayanan peserta didik. Letak pertisipasi aktif guru dalam pelayanan peserta didik tercermin dalam kegiatan proses pendidikan yang berlangsung selama kegiatan pendidikan itu terjadi.

1.2. Identifikasi Masalah

(5)

1.3. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain : 1. Bagaimana peranan siswa dalam belajar?

2. Apa saja gejala kesulitan siswa dalam belajar? 3. Apa yang melatar belakangi kesulitan siswa belajar? 4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses belajar? 5. Bagaimana peran giri dalam proses pembelajaran?

1.4. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas dalam makalah ini tidak melebar, maka penulis membatasi permasalahan hanya dalam tatanan kesulitan siswa dalam proses belajar dan bagaimana peran guru selaku seorang pendidik untuk mengatasi permasalahan tersebut.

1.5. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Menjelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam proses belajar di SD Negeri Curug 04.

2. Menjelaskan latar belakang kesulitan belajar siswa yang terjadi di SD Negeri Curug 04.

3. Menjelaskan peran guru dalam pelayanan peserta didik.

4. Menjelaskan mengenai peran siswa dalam proses kegiatan belajar. 5. Menjelaskan mengenai gejala siswa dalam kegiatan belajar.

BAB II

(6)

2.1.Pengertian Belajar

1. Crobach (1954), mengatakan bahwa belajar ditunjukan oleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pada pengalaman.

2. Sartain (1973), belajar ialah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

3. Crow and Crow (1958), belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan pengetahuan dan sikap.

4. C.T. Morgan, memberi definisi belajar ialah perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman lampau.

Jadi dari pendapat-pendapat beberapa ahli di atas mengenai pengertian belajar trdapat beberapa kesamaan yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain pendapat para ahli di atas belajar dapat diartikan pula sebagi aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar (guru).

2.2.Proses Belajar

Mengenai proses bagaimana perbuatan belajar itu terjadi, Crobach (1954) mengemukakan ada tujuh aspek atau elemen dalam proses belajar. Ketujuh elemen ini merupakan langkah-langkah atau proses belajar yang berlangsung dalam diri individu. Ketujuh elemen proses belajar tersebut ialah sebagai berikut.

1. Tujuan

Artinya perbuatan belajar dimulai karena ada tujuan yang ingin dicapai da perbuatan

ditujukan untuk mencapai tujuan itu. Hal ini mengandung implikasi bahwa perbuatan belajar yang efisien akan berlangsung jika dimulai dengan tujuan yang jelas. Siswa hendaknya menyadari dengan jelas tujuan tersebut.

1. Kesiapan

Sewaktu tindakan dalam belajar diperlukan adanya kesiapan dalam diri individu (siswa) baik kesiapan fisik maupun kesiapan mental. Kesiapan dapat diartikan sebagai sejumlah pola-pola respon atau kecakapan tertentu yang diperlukan untuk suatu tindakan. Jadi bila siswa telah sampai pada taraf kematangan tertentu, artinya siswa telah sampai taraf kematangan sosialnya, maka siswa tersebut telah siap untuk melakukan fungsi-fungsi kegiatan sosial. Berhasil tidaknya perbuatan belajar yang dilakukan individu akan banyak bergantung kepada kesiapan siswa. Para pengajar seharusnya mengetahui tingkat kesiapan para siswa untuk perbuatan belajar.

(7)

Aspek ketiga dari proses belajar ialah situasi yaitu seluruh obyek-obyek orang atau simbol-simbol dalam lingkungan siswa. Situasi dapat pula diartikan sebagai kemungkinan yang mempengaruhi respon siswa. Pengalaman siswa dalam suatu situasi akan mempengaruhi respon siswa dalam situasi lain. Demikian proses belajar secara keseluruhan akan

berlangsung dalam situasi tertentu, dalam situasi ini terdapat beberapa kemungkinan untuk melakukan kegiatan belajar. Penerapan dari prinsip ini ialah agar belajar dapat berhasil, maka situasi belajar hendaknya diperhatikan.

1. Interprestasi (pengarahan)

Interprestasi dapat diartikan suatu proses pengarahan perhatian kepada bagian-bagian dalam situasi, menghubungkannya dengan pengalaman-pengalaman masa lampau, kemudian meramalkan apa yang dapat dilakukan dalam situasi tersebut dalam menyampaikan tujuan belajar. Dalam perbuatan belajar kemampuan menafsirkan berbagai kemungkinan dari suatu situasi adalah menentukan proses belajar.

1. Respon (tindakan)

Setelah siswa menafsirkan situasi yang dihadapinya, kemudian memilih dan melakukan suatu tindakan yang dianggap paling memadai untuk tujuannya. Misalnya dalam situasi belajar memecahkan suatu soal, dalam fase ini siswa melakukan tindakan-tindakan yang dianggap paling memadai untuk memecahkan soal-soal itu setelah menafsirkan berbagai kemungkinan dalam situasi yang dihadapi.

1. Akibat

Akibat merupakan fase yang selanjutnya akan dihadapi oleh siswa setelah melakukkan responnya. Akibat yang akan dialami akan mempunyai berbagai kemungkinan, mungkin berhasil dan mungkin gagal. Jika berhasil siswa akan merasa puas, dan kemudian

merencanakan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan kemudian. Sebaliknya jika gagal, siswa akan merasa kecewa dan selanjutnya akan memikirkan tindakan-tindakan yang akan dilakukannya kemudian.

1. Reaksi terhadap kegagalan

Pengalaman sukses dan gagal dalam proses belajar itu bersifat individual. Misalnya saja dalam suatu ujian ada siswa yang sudah merasa berhasil kalau dia mendapat nilai enam, tetapi ada siswa lain yang merasa mendapat nilai enam itu sebagai kegagalan dalam belajar. Reaksi terhadap kegagalan ini tergantung kepada taraf keinginan atau taraf aspirasi siswa mengenai prestasi belajarnya.

(8)

3.1. Siswa Dalam Belajar

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab pendahuluan, bahwa siswa merupakan subyek yang terlibat dalam proses belajar. Jadi siswa adalah pemeran utama dalam proses belajar, dalam hal ini terdapat banyak keunikan yang terjadi pada diri siswa. Ada siswa yang cepat dalam belajar, ada yang lambat, ada yang kreatif, dan bahkan ada pula siswa yang tergolong gagal (drop-out). Semua itu terjadi karena latar belakang keunikan individu masing-masing. Oleh karena itu pengenalan terhadap karakteristik para siswa sangat perlu. Beberapa karakteristik siswa dalam belajar antara lain.

1. Cepat dalam belajar

Siswa yang tergolong cepat, pada umumnya dapat menyelesaikan proses belajar dalam waktu yang lebih cepat dari yang diperkirakan. Mereka dapat mudah menerima materi pelajaran. Dilihat dari tingkat kecerdasannya, pada umumnya anak ini tergolong anak genius atau gifted (sangat cerdas) dengan nilai IQ diatas 130. karena cepatnya dalam belajar, maka golongan ini sering mengalami kesulitan karena pada umumnya kegiatan belajar di sekolah menggunakan ukuran rata-rata. Salah satu usaha untuk membantu mereka dengan menempatkan pada kelas khusus atau dengan memberikan tugas-tugas tambahan.

1. Lambat belajar

Siswa yang tergolong lambat pada umumnya lebih lama dari waktu yang diperkirakan untuk anak-anak normal. Sebagai akibatnya, siswa-siswa golongan ini sering tertinggal dalam proses belajar, hal ini yang sering menjadi salah satu sebab siswa tidak naik kelas. Dilihat dari tingkat kecerdasannya, pada umumnya siswa golongan lambat belajar memiliki

kecerdasan di bawah rata-rata. Siswa golongan ini memerlukan perhatian khusus antara lain melalui penempatan pada kelas-kelas khusus atau pelajaran-pelajaran tambahan dalam program pengajaran remedial.

1. Siswa kreatif

Siswa kreatif ini umumnya dari golongan siswa yang cepat dalam belajar, tetapi banyak juga yang berasal dari golongan siswa normal (rata-rata). Anak golongan ini menunjukan

kreatifitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu. Anak golongan ini selalu ingin menyelesaikan masalah, berani menanggung resiko yang sulit sekalipun, kadang-kadang lebih senang bekerja sendiri dan percaya pada kemampuan diri sendiri. Dalam kegiatan belajar siswa golongan ini lebih mampu menemukan masalah-masalah dan mampu memecahkan masalah. Sekolah perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada golongan siswa ini.

1. Drop-out (putus belajar)

siswa yang tergolong drop-out ialah mereka yang tidak berhasil menyelesaikan studinya atau gagal dalam kegiatan belajar. Sebab dari drop-out ini banyak, disamping sebab yang terletak pada diri siswa itu sendiri, juga terdapat sebab-sebab lain seperti motivasi, lingkungan masyarakat, keluarga dan lain sebagainya. Masalah yang dihadapi ialah bagaimana

(9)

1. Underachiever

Siswa yang tergolong underachiever adalah siswa yang memiliki taraf intelegensi yang tergolong tinggi, akan tetapi prestasi belajar yang dicapainya tergolong rendah (dibawah rata-rata). Secara potensial siswa yang memiliki taraf intelegensi yang tinggi mempunyai

kemungkinan yang cukup besar untuk memperoleh prestasi yang tinggi, akan tetapi prestasi belajarnya berada pada golongan di bawah rata-rata. Timbulnya gejala ini berkaitan dengan motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar. Siswa dari golongan ini memerlukan perhatian yang sebaik-baiknya dari para guru dan terutama para petugas bimbingan di sekolah.

3.2. Gejaja Kesulitan Belajar di Sekolah

Kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang nampak dalam berbagai jenis kenyataan. Pemahaman ini merupakan dasar dalam usaha memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan gejala kesulitan belajar. 1. Menunjukan hasil belajar yang rendah.

2. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. 3. Lambat dalam menerima tugas-tugas kegiatan belajar.

4. Menunjukan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.

5. Menunjukan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang terlambat, dan sebagainya.

6. Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, dan sebagainya.

3.3. Latar Belakang Kesulitan Belajar

Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa yang dihadapi oleh guru di sekolah berupa gejala atau manifestasi adanya kesulitan belajar dalam bentuk-bentuk tingkah laku. Gejala-gejala yang nampak merupakan akibat dari sebab atau latar belakang tertentu. Demikian pula kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa di sekolah, senantiasa berakar dari suatu latar belakang tertentu sebagai penyebabnya. Dalam usaha membantu siswa sudah tentu latar belakang kesulitan belajar hendaknya dipahami terlebih dahulu.

(10)

1. Kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa. 2. Kurangnya bakat khusus untuk situasi belajar tertentu. 3. Tidak adanya motivasi atau dorongan untuk belajar.

4. Situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi siswa-siswa tertentu. 5. Faktor jasmani seperti cacat tubuh, gangguan kesehatan, gangguan

penglihatan, dan sebagainya.

6. Faktor bawaan (herediter) seperti buta warna, kidal, dan sebagainya.

1. Faktor yang terletak diluar diri siswa (faktor ekstern)

1. Lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar anak, seperti cara mengajar, sikap guru, kurikulum, perlengkapan belajar, dan sebagainya. 2. Situasi lingkungan sosial yang mengganggu keadaan siswa, seperti pengaruh

negatif dari pergaulan, situasi masyarakat yang kurang kondusif, gangguan kebudayaan modern seperti film dan sinetron, dan sebagainya.

3.5. Peran Guru Dalam Pembelajaran

Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik sudah merupakan kewajiban dan tanggun jawab guru secara formal. Pelayanan peserta didik perlu penanganan secara serius, karena siswa adalah warga sekolah yang menjadi tujuan akhir sebagai ”output” atau lulusan yang perlu dipertahankan kualitas lulusannya. Masalah yang dihadapi di berbagai sekolah adalah ketidakseimbangan antara keinginan siswa dan program sekolah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan peserta didik di sekolah sebagai berikut :

1. Kehadiran siswa dan masalah-masalahnya.

2. Perkembangan kreativitas, bakat, dan minat siswa.

3. Keikutsertaan dalam memilih sekolah sebagai lembaga pendidikan di mata siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan secara langsung melalui proses belajar.

4. Sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa diri siswa mempunyai potensi positif yang dapat dikembangkan.

(11)

Guru profesional dalam memberikan bantuan kepada siswa perlu memperhatikan berbagai faktor dan kondisi siswa secara normal. Pertimbangan psikologis pada guru biasanya sudah tampak, guru selalu memperhitungkan jalan keluar yang paling baik demi terwujudnya tujuan pendidikan karena guru dan siswa merupakan satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian partisipasi guru dalam pelayanan terhadap siswa perlu memperhatikan kebutuhan siswa secara umum, diantaranya.

1. Penyesuaian bidang studi yang akan dipelajari. 2. Identifikasi terhadap pribadi siswa.

3. Kesulitan dalam mencerna materi pelajaran. 4. Memilih bakat, minat, dan kegemaran.

5. Membantu menelaah situasi pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi. 6. Memberikan gambaran situasi pendidikan secara terpadu.

7. Menentukan langkah apa yang perlu ditempuh jika menemukan kesulitan belajar. 8. Kesukaran penyesuaian diri dengan lingkungan.

9. Identifikasi hambatan fisik, mental dan emosi.

Guru sebagai faktor sentral harus secara aktif menghadiri situasi kelas secara continue. Perkembangan siswa memerlukan layanan atau bimbingan. Hal ini menuntut guru untuk lebih mengenal situasi dn perkembangan kebutuhan siswa.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dalam proses belajar siswa sebagai individu unik sehingga terdapat beberapa sifat, seperti cepat dalam belajar, lambat dalam belajar, kreatif, gagal, berprestasi kurang, dan sebagainya. Semua itu terjadi karena latar belakang keunikan individu masing-masing siswa. Namun meskipun demikian kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan tetap yaitu membantu sisw memperoleh perubahan tingkah laku. Gejala kesulitan belajar nampak dalam berbagai

tingkah laku dan bersumber kepada faktor-faktor internal (dari diri belajar) dan faktor-faktor eksternal (diluar diri pelajar).

(12)

Guru selaku pendidik harus dapat mengetahui karakteristik siswa sebelum guru melakukan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini penting dilakukan karena pada diri siswa terdapat banyak keunikan yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa yang lain. Selain itu guru

sebagai seorang pendidik diharapkan bias membuat situasi belajar-mengajar menjadi nyaman sehingga siswa tidak akan mengalami kesulitan ketika mereka menerima pelajaran.

Guru pada saat ini diharapkan bukan hanya sebagai seorang pengajar saja yang hanya memberikan materi pembelajaran di kelas, tetapi guru harus menjadi seorang pendidik yang diibaratkan bagai sebuah lentera yang terang cahayanya dalam kegelapan. Guru harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesulitan siswa dalam belajar, marilah kita wujudkan pendidikan yang ideal bagi siswa dengan menjadi sosok guru yang mendidik bagi siswa-siswanya.

Penulis memberikan saran kepada siswa, guru, lembaga pendidikan (sekolah), dan orangtua siswa.

1. Saran bagi siswa

Tulisan ini diharapkan dapat menimbulkan daya tarik atau motivasi siswa untuk lebih giat belajar, khususnya pada saat proses belajar di sekolah. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat membekali siswa untuk meningkatkan kemampuan belajar sehingga dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

1. Saran bagi guru

Guru diharapkan dapat menambah wawasan sebagai sarana kreativitas dalam mengelola proses pembelajaran di kelas dengan demikian guru bisa membantu siswa dalam proses belajar. Guru juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran diri sebagai seorang pendidik, karena dengan dimilikinya kesadaran ini akan meningkatkan rasa tanggung jawab yang merupakan modal dasar bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.

1. Saran bagi lembaga pendidikan (sekolah)

Hasil tulisan ini diharapkan dapat memotivasi lembaga pendidikan (sekolah) untuk selalu memperhatikan kesulitan-kesulitan siswa dalam proses kegiatan belajar, sehingga dapat mendukung proses belajar-mengajar.

1. Saran bagi orangtua siswa

Orangtua harus memberikan kesempatan yang cukup kepada anaknya untuk belajar, karena dengan memberikan kesempatan yang cukup akan memberikan prestasi belajar yang baik sekaligus dapat menjadikan motivasi siswa untuk selalu rajin belajar.

(13)

Koswara, Deni. 2005. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: FIP-UPI.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat, rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Namun, berdasarkan rata-rata indikator kognitif siswa kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol pada aspek kognitif C2

Tanpa datagram header dari IP pada paket data terse- but, router perantara antara sumber dan tu- juan tidak akan bisa menentukan bagaimana cara mengirimkan paket data tersebut..

Gula kelapa atau palm sugar merupakan salah satu produk sektor agroindustri dengan potensi pengembangan yang baik dan memiliki potensi ekspor yang cukup

Dihimbau untuk melakukan perbaikan terhadap setiap komponen sarana sumur gali (dinding, bibir, lantai, spal, jarak sumber pencemar) yang tidak memenuhi syarat sanitasi pada

Berdasarkan uji parsial tersebut, hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Kompetensi berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja Aparat Pengawas

Data runtun waktu adalah sekumpu- lan data hasil observasi secara terurut dari waktu ke waktu, sehingga untuk meramalkan tingkat inflasi, nilai tukar mata uang dan jumlah uang

Tujuan utama pengembangan desa wisata adalah untuk mengubah pola pikir pembangunan dari pariwisata berbasis keserakahan menjadi pariwisata hijau. Perubahan pola pikir ini