iv
ABSTRAK
Ketentuan Pasal 5 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, yaitu Setiap Orang yang menerima atau menguasai penempatan, pentransferan, pembayaran, hibah, sumbangan, penitipan, penukaran, atau menggunakan Harta Kekayaan yang diketahuinya atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Namun dalam praktiknya, penyidik KPK belum menetapkan status tersangka terhadap para penerima harta hasil tindak pidana korupsi, sehingga para penerima harta hasil tindak pidana korupsi tersebut bebas tanpa mempertanggungjawabkan perbuatannya. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui dan menganalisis penerapan Pasal 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 oleh KPK terhadap penerima harta yang diduga hasil tindak pidana korupsi juga untuk mengetahui dan menganalisis bentuk pertanggungjawaban dari penerima harta hasil tindak pidana korupsi berdasarkan hukum positif Indonesia.
Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu penelitian terhadap asas-asas hukum yang terdapat dalam peraturan-peraturan, literatur, dan tulisan ilmiah yang berkaitan dengan objek penelitian. Analisis data dilakukan dengan metode yuridis kualitatif, yaitu data yang diperoleh disusun secara kualitatif untuk mencapai kejelasan yang akan dianalisis untuk ditarik suatu kesimpulan.