• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka- angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2018:23). Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan pengukuran variabel dari suatu subjek. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui persepsi sampel penelitian terhadap model yang penelitian yang sudah dibuat. Dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah keterkaitan hubungan antara variabel-variabel word of mouth, kepercayaan, store atmosphere dan keputusan pembelian.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Fashion One di Lombok, NTB yang telah melakukan pembelian selama kurun waktu bulan Januari – Maret 2021 yang berjumlah 139 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2018:242). Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,

(2)

2018:258). Pemilihan sekelompok subyek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Maka dengan kata lain, unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan penelitian.

Responden yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian memiliki kriteria antara lain:

1. Responden adalah konsumen yang pernah berbelanja minimal sekali di Fashion One, Lombok, NTB.

2. Pernah melakukan belanja pada kurun waktu bulan Januari 2021 – Maret 2021.

3. Usia responden minimal 18 tahun dengan asumsi dalam usia tersebut seseorang sudah dianggap dewasa dan dapat menentukan pilihannya sendiri.

4. Berdomisili di Lombok, NTB.

Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumusan dari Slovin (Umar, 2019:78) sebagai berikut:

n =

1 Ne2

N

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persentase ketidakpastian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, yaitu 5% atau 0,05.

Diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian sebesar:

(3)

n =

) ) 05 , 0 ( x 139 ( 1

139

2

= 103,153989  103

Maka berdasarkan rumus tersebut maka n yang didapatkan adalah 103,153989  103 orang sehingga pada penelitian ini setidaknya jumlah sampel sekurang-kurangnya adalah 103 orang. Jadi dalam penelitian ini besarnya sampel yang digunakan adalah 103 orang konsumen Fashion One Lombok, NTB.

3.3 Definisi Operasional Variabel, dan Pengukuran Variabel 3.3.1 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel-Variabel Penelitian

Variabel Definisi Konseptual

Indikator Definisi Operasional Sumber

Word of mouth (X1)

Word of mouth adalah komunikasi interpersonal non-

komersial mengenai suatu produk antar konsumen dengan orang lain di sekelilingnya (Kotler, 2017:217)

Joesyiana (2018):

1. Berbincang tentang kualitas toko.

2. Merekomendasikan .

3. Mendorong pembelian.

1. Keahlian

konsumen untuk memperbincangka n suatu hal yang baik mengenai kualitas dari toko pada orang lain 2. Merekomendasika

n toko pada orang lain

3. Mendorong orang lain dalam untuk pembelian di toko.

Joesyiana (2018)

Kepercayaa n (X2)

Kepercayaan adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh

konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya

Tajudin dan Mulazid (2017):

1. Menyediakan yang dibutuhkan

2. Berpengalaman.

3. Keamanan.

4. Perhatian.

5. Itikad baik.

6. Menguntungkan.

7. Memenuhi keinginan.

8. Jujur.

1. Mampu menyediakan produk dan jasa yang dibutuhkan.

2. Memiliki pengalaman sehingga dapat dipercaya.

3. Mampu menciptakan transaksi yang aman.

Tajudin dan Mulazid (2017)

(4)

Variabel Definisi Konseptual

Indikator Definisi Operasional Sumber

(Mowen, dalam Solihin, 2020)

4. Memiliki perhatian untuk memberikan pelayanan terbaik.

5. Memiliki itikad baik untuk memberikan kepuasan.

6. Memiliki kemauan untuk memberikan keuntungan.

7. Memenuhi apa yang diinginkan konsumen.

8. Berkata jujur dan tidak

menyembunyikan informasi penting bagi konsumen.

Store atmosphere (X3)

Store Atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi- wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi konsumen dan untuk memengaruh i konsumen dalam membeli barang (Utami dalam Hidayat et al., 2018)

Tanjung (2020):

1. Eksterior.

2. Interior umum 3. Tata letak 4. Interior display

1. Bagian depan toko mencerminkan keunikan,

kemantapan, dan kekokohan yang sesuai dengan citra toko tersebut.

2. Interior umum toko menarik perhatian dan membantu konsumen mudah mengamati, memeriksa, memilih produk dan melakukan pembelian.

3. Tata letak lokasi penataan layout memudahkan konsumen untuk berlalu lalang di dalamnya.

4. Interior display dapat memberikan informasi yang memudahkan konsumen untuk berbelanja, melihat dan mencoba produk.

Tanjung (2020)

Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah sesuatu yang berhubungan

Hanaysha (2018):

1. Senang dengan keputusan.

2. Merekomendasikan .

1. Konsumen merasa senang dengan keputusannya membeli dari toko tersebut.

Hanaysh a (2018)

(5)

Variabel Definisi Konseptual

Indikator Definisi Operasional Sumber

dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan dalam periode tertentu (Setiadi, dalam Sari et al., (2017)

3. Pembelian berkala.

4. Membeli kembali.

5. Puas dengan pembelian

2. Konsumen secara positif

merekomendasikan toko tersebut ke orang lain.

3. Konsumen secara berkala membeli dari toko tersebut.

4. Konsumen berniat untuk membeli kembali dari toko tersebut di masa mendatang.

5. Secara keseluruhan, konsumen puas dengan

pembeliannya dari toko tersebut.

Sumber: Olahan Peneliti (2021)

3.3.2 Pengukuran Variabel

Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert dengan skala 1 sampai dengan 5. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2018:93). Skala yang digunakan adalah sebagai berikut:

Alternatif jawaban sangat setuju (SS) : skor 5 Alternatif jawaban setuju (S) : skor 4 Alternatif jawaban cukup setuju (CS) : skor 3 Alternatif jawaban tidak setuju (TS) : skor 2 Alternatif jawaban sangat tidak setuju (STS) : skor 1

3.4 Jenis dan Sumber Data

(6)

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama misalnya dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau pengisian kuesioner, (Umar, 2017:67). Data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari konsumen dengan cara menyebarkan kuesioner.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data kuesioner dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada konsumen. Menurut Umar (2017:92), angket (kuisioner) adalah suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka dapat memberikan respon terhadap daftar pertanyaan tersebut, dimana tiap pertanyaan atau pernyataan harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Peneliti menyebarkan secara langsung untuk menghindari kesalahan dalam pengisian kuesioner. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data kuesioner yang dapat dipertanggungjawabkan. Penyebaran kuesioner dilakukan pada konsumen Fashion One di Lombok, NTB, baik secara offline maupun online.

3.6 Uji Instrumen Penelitian (Validitas dan Reliabilitas)

Uji validitas dimaksudkan untuk mendapatkan keyakinan mengenai sejauh mana alat ukur yang digunakan benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur.

Uji validitas dilakukan yang pada penelitian ini adalah uji validitas butir atau validitas item yang bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pernyataan benar- benar telah mengungkapkan indikator yang ingin diteliti atau menguji konsistensi

(7)

internal tiap butir pernyataan dalam mengungkap indikator. Ghozali (2018:52) menyatakan bahwa uji validitas instrumen dapat menggunakan Korelasi Pearson Product Moment (Product Moment Correlation Analysis). Pengujian signifikansi

dilakukan dengan menggunakan kriteria tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai signifikansi Pearson < tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka item indikator dapat dinyatakan valid. Begitu juga sebaliknya.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih, atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Untuk mengetahui reliabilitas kuesioner dalam penelitian digunakan metode Koefisien Cronbach Alpha. Ghozali (2018:46) dimana nilai koefisien Cronbach Alpha yang dianggap reliabel adalah minimal sebesar 0,6. Jika koefisien Cronbach Alpha kurang dari 0,6 menunjukkan bahwa item pengukuran tidak reliabel.

3.7 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif pada penelitian ini dilakukan dengan menjelaskan sebaran nilai rata-rata dan nilai standar deviasi dari masing-masing indikator variabel penelitian. Nilai mean digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui persepsi responden terhadap masing-masing indikator dan variabel secara keseluruhan. Menurut Sugiyono (2018:49), perhitungan nilai mean bisa dihitung berdasarkan jumlah alternatif jawaban yang diberikan dibandingkan, kemudian dikurangi nilai 1 dan jumlahnya dibagi dengan jumlah kategori jawaban yang

(8)

diinginkan. Pada penelitian ini, kategori nilai mean dibagi menjadi tiga kategori, sehingga sebaran nilai mean dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑀𝑒𝑎𝑛 = 𝐴𝑙𝑡𝑒𝑟𝑛𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 − 1

3 = 5 − 1

3 = 4

3= 1,33 Sehingga rentang mean jawaban responden adalah sebagai berikut.

1. Rentang mean antara 1,00 hingga 2,33 menunjukkan persepsi yang rendah.

2. Rentang mean antara 2,34 hingga 3,67 menunjukkan persepsi yang sedang.

3. Rentang mean antara 3,68 hingga 5,00 menunjukkan persepsi yang tinggi.

Selain nilai mean, standar deviasi juga digunakan untuk mengetahui

“sebaran persepsi konsumen terhadap masing-masing indikator dan variabel yang diteliti, dimana semakin tinggi nilai standar deviasi, maka sebaran persepsi responden tersebar lebih variatif (heterogen), sehingga mayoritas responden memiliki persepsi yang berbeda satu dengan lainnya,” dan semakin rendah nilai standar deviasi, maka “persepsi responden tersebar di satu titik (homogen), sehingga mayoritas responden memiliki persepsi yang sama satu dengan lainnya.”

3.8 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis regresi, dilakukan terlebih dahulu pengujian gejala penyimpangan asumsi regresi linear klasik, yaitu gejala-gejala adanya normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas.

1. Normalitas.

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Uji parametrik misalnya,

(9)

mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Apabila distribusi data tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji nonparametrik. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai signifikansi residual (nilai probabilitas kesalahan atau sig.) lebih besar dari 5% atau 0,05, maka data dianggap telah terdistribusi secara normal (Ghozali, 2018:77).

2. Multikolinearitas

Multikolinearitas memiliki arti antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam model regresi terjadi hubungan yang mendekati sempurna ataupun hubungan yang sempurna (Hasan, 2018:279).

Multikolinearitas hampir selalu ada dalam model persamaan regresi yang menggunakan lebih dari 2 variabel bebas. Uji multikolinearitas ditujukan untuk lebih mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai VIF, yang tidak boleh melebihi nilai 10.

3. Heteroskedastisitas

Apabila terjadi heteroskedastisitas, berarti ada hubungan antara variabel pengganggu dengan variabel bebas. Gejala heterokedastisitas dapat diketahui dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Apabila nilai signifikansi (sig) koefisien korelasi Rank Spearman lebih besar dari nilai tingkat signifikansi () 5% atau 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terjadi

(10)

gejala heteroskedastisitas, dan bila kondisi sebaliknya terjadi maka dapat disimpulkan terjadi gejala heteroskedastisitas.

4. Uji Linearitas.

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Pengujian ini melihat bagaimana variabel (X) mempengaruhi variabel (Y). Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear.

Verifikasi linearitas dapat menggunakan tabel ANOVA melalui bagian linearity dan deviation from linearity. Linearity menggambarkan apakah

model linear dapat menjelaskan dengan baik hubungan antar variabel. Jika linearity signifikan (p < 0,05), maka itu berarti hubungan antar variabel

dapat dijelaskan menggunakan model linear. Deviation from linearity menunjukkan penyimpangan dari pola linear. Jika penyimpangan ini signifikan (sig < 0,05), itu artinya data tidak linear. Namun jika penyimpangan ini tidak signifikan (sig > 0,05), itu menunjukkan tidak ada perbedaan data dengan data linear ideal, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa data adalah linear (Santoso, 2020).

3.8 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk regresi liner berganda (multiple linear regression). Model analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun formulasi dari model regresi linear bergandanya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

(11)

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian

a = Konstanta

X1 = Word of mouth

X2 = Kepercayaan

X3 = Store atmosphere b1, b2, b3 = Koefisien regresi

3.9 Pengujian Hipotesis

Analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif regresi berganda, digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan kriteria pengujian sebagai berikut (Sugiyono, 2018:169):

1. Uji F atau Uji Kelayakan Model Regresi

Untuk menguji kelayakan model regresi digunakan uji F. Jika hasil statistik F pada taraf signifikan α = 5% diperoleh nilai F hitung > F tabel atau dengan nilai P (probabilitas kesalahan) < 0,05, berarti model regresi yang digunakan telah layak. Apabila nilai P (probabilitas kesalahan) > 0,05, berarti model regresi yang digunakan tidak layak.

2. Uji t

Untuk pengaruh secara parsial, digunakan uji t pada taraf signifikan 5%, maka secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, jika nilai P (probabilitas kesalahan) < 0,05. Apabila nilai P (probabilitas kesalahan) > 0,05, maka

(12)

secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Untuk melihat pengaruh yang dominan dari nilai hasil uji t, dilakukan dengan melihat nilai koefisien korelasi parsial (r) tertinggi antara variabel-variabel bebas.

3. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelakan variansi dari variabel dependen. Nilai koefisien R Square berkisar antara nol sampai dengan satu.

Apabila nilai R2 kecil atau mendekati nol maka menunjukan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

4. Uji R (Koefisien Korelasi)

Korelasi ganda adalah bentuk korelasi yang digunakan untuk melihat hubungan antara tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel independen dan satu variabel dependent. Korelasi ganda berkaitan dengan interkorelasi variabel-variabel independen sebagaimana korelasi mereka dengan variabel dependen. Korelasi ganda adalah suatu nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama dengan variabel lain. Korelasi ganda merupakan korelasi yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas (X1, X2, … Xn) serta satu variabel terikat (Y).

(13)

Korelasi ganda memiliki koefisien korelasi, yakni besar kecilnya hubungan antara dua variabel yang dinyatakan dalam bilangan. Koefisien Korelasi disimbolkan dengan huruf R. Besarnya Koefisien Korelasi adalah antara -1;

0; dan +1. Besarnya korelasi -1 adalah negatif sempurna yakni terdapat hubungan di antara dua variabel atau lebih namun arahnya terbalik, +1 adalah korelasi yang positif sempurna (sangat kuat) yakni adanya sebuah hubungan di antara dua variabel atau lebih tersebut, sedangkan koefisien korelasi 0 dianggap tidak terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang diuji sehingga dapat dikatakan tidak ada hubungan sama sekali.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini diuraikan berdasarkan kemampuan yang dapat dilakukan oleh include term pada analisis domain seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini hingga didapat

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang digunakan oleh organisasi untuk

Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya bencana banjir maka dapat dilakukan analisis penilaian tingkat bahaya dan kerentanan wilayah terhadap

Uji reliabilitas bertujuan untuk melihat sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana instrument tersebut dapat diberikan hasil yang relatif sama bisa dilakukan pengukuran kembali terhadap

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yakni teknik penentuan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan kehendak

Pengumpulan data AHP menggunakan metode wawancara kepada pihak pengambil keputusan dan juga observasi langsung, pengolahan data AHP dan pengujian konsistensi menghasilkan

Jika dibandingkan dengan beberapa PDAM kota lain, maka tingkat kehilangan air PDAM Kota Bandung masih berada di bawah rata-rata yaitu 32% Tingkat kehilangan air