• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS RISIKO PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENYIMPANAN AIR HUJAN (RAINWATER STORAGE) PRACETAK DI JALAN URIP SUMOHARJO NO. 269 PANAIKANG MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS RISIKO PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENYIMPANAN AIR HUJAN (RAINWATER STORAGE) PRACETAK DI JALAN URIP SUMOHARJO NO. 269 PANAIKANG MAKASSAR"

Copied!
290
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR

ANALISIS RISIKO PADA PELAKSANAAN

KONSTRUKSI PENYIMPANAN AIR HUJAN (RAINWATER STORAGE) PRACETAK DI JALAN URIP SUMOHARJO NO. 269 PANAIKANG

MAKASSAR

Disusun oleh :

LASMINI SARI WAILUSSY 4517041099

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2020

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar No. A.374/SK/FT.Unibos/VIII/2020 tanggal 28 bulan Agustus Tahun 2020, perihal Pengangkatan Panitia dan tim Penguji Tugas Akhir, maka pada : Hari / Tanggal : Jumat / 4 September 2020

Tugas akhir mahasiswa :

Nama : Lasmini Sari Wailussy

Nomor Stambuk : 45 17 041 099

Judul Tugas Akhir : Analisis Risiko Pada Pelaksanaan Konstruksi Penyimpanan Air Hujan (Rainwater Storage) Pracetak Di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang Makassar.

Telah diterima dan disahkan oleh Panitia Tugas Akhir Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar setelah dipertahankan di depan tim Penguji Ujian Sarjana Strata Satu (S-1) untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.

TIM PENGUJI TUGAS AKHIR

Ketua : Dr. Ir. Natsir Abduh, M.Si (………..…) Sekretaris : Hj. Savitri Prasandi M, ST. MT (………..…….) Anggota : 1. Ir. Tamrin Mallawangeng, MT (………..…….) 2. Fauzy Lebang, ST. MT (………..…….)

Mengetahui,

Dekan Fakkultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Sipil

Univ. Bosowa Makassar Univ. Bosowa Makassar

(Dr. Ridwan, ST. M.Si) (Nurhadijah Yunianti, ST.

MT)NIDN. 09 101271 01 NIDN. 09 160682 01“

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

ANALISIS KONSTRUKSI PENYIMPANAN AIR HUJAN (RAINWATER STORAGE) PRACETAK DI JALAN URIP SUMOHARJO NO. 269

PANAIKANG MAKASSAR”

Oleh : Lasmini Sari Wailussy (1), M. Natsir Abduh (2), Savitri Prasandi M (3)

ABSTRAK

Risiko adalah kejadian yang tidak pasti jika terjadi mempunyai dampak negatif atau positif terhadap hasil akhir dan sasaran konstruksi.

Penerapan manajemen risiko bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman tentang konstruksi dan risiko yang dihadapi termasuk dampak – dampaknya serta juga dapat memberikan alasan yang tepat dalam pengambilan keputusan pada pelaksanaan konstruksi. Tujuan dari penelitian yaitu mengetahui faktor – faktor risiko yang terjadi pada pelaksanaan konstruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang Makassar.

Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis kualitatif dengan melakukan identifikasi risiko yang timbul selama pelaksanaan kontruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang Makassar melalui studi literatur, wawancara serta menggunakan kuesioner kepada pihak - pihak yang mengetahui atau terlibat dalam konstruksi tersebut. Risiko yang teridentifikasi sebanyak 31 risiko 24 risiko diantaranya merupakan risiko yang paling utama, risiko tersebut antara lain yaitu risiko yang tidak diterima (unacceptable) sebanyak 6 risiko, risiko yang tidak diharapkan (undesirable) sebanyak 15 risiko dan risiko yang dapat diterima (acceptable) sebanyak 3 risiko

Kata kunci: Risiko Pelaksanaan Konstruksi, Pelaksanaan Konstruksi

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunia - Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat yang diajukan untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Bososwa Makassar.

Tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil penelitian dan kajian yang di lakukan di lokasi khususnya di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun tugas akhir ini berjudul

“ANALISIS RISIKO PADA PELAKSANAAN KONSTRUKSI PENYIMPANAN AIR HUJAN (RAINWATER STORAGE) PRACETAK DI JALAN URIP SUMOHARJO NO. 269 PANAIKANG MAKASSAR”

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. HM. Saleh Pallu, M. Eng selaku Rektor Universitas Bosowa Makassar

2. Bapak Dr. Ridwan, ST., M.Si selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar

3. Ibu Nurhadijah Yunianti, ST. MT selaku ketua jurusan Teknik Sipil Universitas Bosowa Makassar

(7)

vii

4. Bapak Dr. Ir. M. Natsir Abduh, M.Si selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini

5. Ibu Savitri Prasandi M, ST.MT selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini

6. Seluruh Dosen dan Asisten serta staf pada Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar

7. Almarhum kedua orang tua, serta om dan tante yang sudah menggantikan posisi menjadi kedua orang tuaku serta adik adikku dan semua sepupu yang tdak bisa disebutkan namanya satu per satu yang telah memberikan dorongan baik secara moril maupun materil selama penyelesaiaan tugas akhir ini.

8. Seluruh teman – teman Mahasiswa Universitas Bosowa Makassar yang turut membantu dalam penyelesaiaan tugas akhir ini.

Dalam penyelesaian tugas akhir, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini mash jauh dari kesempurnaan mengingat keterbatasan kemampuaan yang penulis miliki. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sebagai masukan demi penyempurnaan tugas akhir ini. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat.

Makassar, 14 Desember 2020

Penulis

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGAJUAN UJIAN TUTUP ... iii

LEMBAR KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... ……. vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvii

DAFTAR NOTASI ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... I - 1 1.1 Latar Belakang ... I - 1 1.2 Rumusan Masalah ... I - 5 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitiaan ... I - 5 1.3.1 Tujuan Penelitian ... I - 5 1.3.2 Manfaat Penelitiaan ... I - 6 1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah ... I - 6 1.4.1 Ruang Lingkup ... I - 6 1.4.2 Batasan Masalah ... I - 6 1.5 Jenis Penulisan ... I - 7

(9)

ix

1.6 Sistematika Pembahasan ... I - 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II - 1 2.1 Manajemen Risiko ... II - 1 2.1.1 Teori Manajemen Risiko ... II - 1 2.1.2 Klasifikasi Risiko ... II - 13 2.1.3 Tujuan Manajemen Risiko ... II - 24 2.1.4 Proses Manajemen Risiko ... II - 25 2.1.5 Tahapan Manajemen Risiko ... II - 31 2.1.6 Penilaian Risiko (Assesment Risk) ... II - 49 2.1.7 Risk Mapping (Pemetaan Risiko)………II - 51 2.1.8 Penerimaan Risiko ... II - 57 2.2 Pengertiaan Precast ... II - 59 2.2.1 Jenis – Jenis Beton Pracetak ... II - 60 2.2.2 Keuntungan dan Kerugian Beton Pracetak ... II - 62 2.2.3 Sistem Kompenen Beton Pracetak ... II - 63 2.2.4 Kendala dan Permasalahan Seputar beton Pracetak .. II - 64 2.2.5 Tahapan Konstruksi Beton Pracetak ... II - 65 2.2.6 Metode Pemasangan ... II - 73 2.2.7 Instalasi Beton Pracetak di Lapangan ... II - 74 2.3 Penelitian Terdahulu ... II - 78

BAB III METODE PENELITIAN ... III - 1 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... III - 1

(10)

x

3.2 Jenis Penelitian ... III - 2 3.3 Populasi dan Sampel ... III - 2 3.3.1 Populasi ... III - 2 3.3.2 Sampel ... III - 3 3.4 Waktu Penelitian ... III - 5 3.5 Jenis dan Sumber Data ... III - 5 3.6 Teknik Pengumpulan Data ... III - 6 3.6.1 Wawancara ... III - 6 3.6.2 Kuesioner ... III - 6 3.6.3 Studi Kepustakaan ... III - 8 3.7 Uji Instrumen Penelitian ... III - 8 3.7.1 Uji Validitas ... III - 9 3.7.2 Uji Releabilitas ... III - 11 3.8 Diagram Alir Penelitian ... III - 13 3.9 Identifikasi Risiko ... III - 14 3.10 Klasifikasi Variabel ... III - 19 3.10.1 Variabel Bebas (Independen) ... III - 19 3.10.2 Variabel Terikat (Dependen) ... III - 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... IV - 1 4.1 Penyajian Data Hasil Penelitian ... IV - 1 4.2 Analisis Data ... IV - 55 4.2.1 Uji Validitas ... IV - 57 4.2.2 Uji Releabilitas ... IV - 65

(11)

xi

4.3 Penilaian Risiko ... IV - 77 4.4 Pemetaan Risiko ... IV - 82 4.5 Penerimaan Risiko ... IV - 82 4.6 Pembahasan Penelitian ... IV - 87 4.6.1 Perhitungan Manual ... IV - 92 4.6.2 Perhitungan Dengan Program

SPSS………. IV - 97

BAB V PENUTUP ... V - 1 5.1 Kesimpulan ... V - 1 5.2 Saran ... V - 2 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peniliaan akibat secara kualitatif ... II - 43 Tabel 2.2 Matriks Tingkat Risiko Secara Kualitatif ... II - 43 Tabel 2.3 Pengukuran Peluang ... II - 45 Tabel 2.4 Penilaian Risiko ... II - 51 Tabel 2.5 Skala Penerimaan Risiko ... II - 57 Tabel 2.6 Tingkat Penerimaan Risiko Metode AS/NZS4360 .... II - 58 Tabel 3.1 Sampel dan jumlah sampel ... III - 4 Tabel 3.2 Penilaian Skala Likert ... III - 8 Tabel 3.3 Nilai Cronbach Alpa ... III - 12 Tabel 3.4 Identifikasi risiko untuk masing – masing item

pekerjaan, pada pelaksanaan konstruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269

Panaikang Makassar. ... III - 16 Tabel 4.1 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Frekuensi Pada Variabel K3 (X1) ... IV - 2 Tabel 4.2 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Dampak Pada Variabel K3 (X1) ... IV - 7 Tabel 4.3 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Frekuensi Pada Variabel Tenaga Kerja (X2) ... IV - 11 Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden Kriteria

(13)

xiii

Dampak Pada Variabel Tenaga Kerja (X2) ... IV - 15 Tabel 4.5 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Frekuensi Pada Variabel Material (X3) ... IV - 19 Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Dampak Pada Variabel Material (X3) ... IV - 23 Tabel 4.7 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Frekuensi Pada Variabel Peralatan (X4)... IV - 27 Tabel 4.8 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Dampak Pada Variabel Peralatan (X4) ... IV - 31 Tabel 4.9 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Frekuensi Pelaksanaan (X5) ... IV - 35 Tabel 4.10 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Dampak Pelaksanaan (X5) ... IV - 40 Tabel 4.11 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Frekuensi Manajemen (Y) ... IV - 45 Tabel 4.12 Hasil Jawaban Responden Kriteria

Dampak Manajemen (Y) ... IV - 51 Tabel 4.13 Bobot Nilai Frekuensi ... IV - 56 Tabel 4.14 Bobot Nilai Dampak ... IV - 57 Tabel 4.15 Perhitungan Kriterian Frekuensi Pada

Uji Validitas ... IV - 59 Tabel 4.16 Perhitungan Kriterian Dampak Pada

Uji Validitas ... IV - 62

(14)

xiv

Tabel 4.17 Perhitungan Kriterian Frekuensi Pada

Uji Releabilitas ... IV - 66 Tabel 4.18 Perhitungan Kriterian Dampak Pada

Uji Releabilitas ... IV - 72 Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Penilaian Risiko ... IV - 78 Tabel 4.20 Skala Penerimaan Risiko ... IV - 87 Tabel 4.21 Tabel Penerimaan Risiko ... IV - 88

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Unsur – unsur risiko ... II - 7 Gambar 2.2 Kerangka Umum Manajemen Risiko ... II - 27 Gambar 2.3 Flow Chart Manajemen Risiko ... II - 28 Gambar 2.4 Komponen Utama Proses Manajemen

Risiko Konstruksi ... .. II - 30 Gambar 2.5 Tahapan Manajemen Risiko ... II - 31 Gambar 2.6 Identifikasi Risiko ... II - 36 Gambar 2.7 Matriks Risiko ... II - 45 Gambar 2.8 Proses (siklus) Risk Mapping ... .. II - 53 Gambar 2.9 Matriks Pemetaan Risiko ... .. II - 55 Gambar 2.10 Alur Produksi Beton Pracetak ... .. II - 67 Gambar 3.1 Lokasi Penelitian ... III - 1 Gambar 3.2 Kerangka Pikir Penelitian ... III - 13 Gambar 3.3 Diagram aspek – aspek risiko

pelaksanaan penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang

Makassar………. III - 22 Gambar 4.1 Risk Mapping pelaksanaan konstruksi

penyimpanan air hujan

(rainwater storage) pracetak di

(16)

xvi

Jalan Urip Sumoharjo No. 269

Panaikang Makassar ... IV - 83

(17)

xvii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Histogram hasil jawaban responden kriteria frekuensi pada variabel

K3 (X1) ... IV - 6 Grafik 4.2 Histogram hasil jawaban responden

kriteria dampak pada variabel

K3 (X1) ... IV - 10 Grafik 4.3 Histogram hasil jawaban responden

kriteria frekuensi pada

variabel tenaga kerja (X2)………IV - 14 Grafik 4.4 Histogram hasil jawaban responden

kriteria dampak pada variabel

tenaga kerja (X2) ... IV - 18 Grafik 4.5 Histogram hasil jawaban responden kriteria

frekuensi pada variabel

material (X3) ... IV - 22 Grafik 4.6 Histogram hasil jawaban responden

kriteria dampak pada variabel

material (X3) ... IV - 26 Grafik 4.7 Histogram hasil jawaban responden

kriteria frekuensi pada variabel

peralatan(X4) ... IV - 30

(18)

xviii

Grafik 4.8 Histogram hasil jawaban responden kriteria dampak pada variabel

peralatan (X4) ... IV - 34 Grafik 4.9 Histogram hasil jawaban responden

kriteria frekuensi pada variabel

pelaksanaan (X5)……… IV - 39 Grafik 4.10 Histogram hasil jawaban responden

kriteria dampak pada variabel

pelaksanaan (X5)……… IV - 44 Grafik 4.11 Histogram hasil jawaban responden

kriteria frekuensi pada variabel

manajemen (Y)... IV - 50 Grafik 4.12 Histogram hasil jawaban responden

kriteria dampak pada variabel

manajemen (Y)... IV - 55

(19)

xix

DAFTAR NOTASI

d2 Margin of Error Maximum, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang masih bisa ditolerir (ditentukan 5%).

H High risk, perlu pengamatan rinci, penanganan harus level pimpinan

K Jumlah item pertanyaan yang diuji

L low risk, risiko rutin, ada dianggaran pelaksanaan konstruksi M moderate risk, risiko rutin, ditangani langsung ditingkat

konstruksi n Jumlah Sampel

N Populasi

rxy Jumlah Perkalian Antara Variabel X dan Variabel Y S significant risk, perlu ditangani oleh manajer konstruksi SX2 Varians skor - skor test (seluruh item K)

α koefisian reliabilitas Alpha Cronbach ΣS2i Jumlah varians skor item

x2

Jumlah dari kuadrat nilai X

y2

Jumlah dari kuadrat nilai Y

xy Jumlah Perkalian Antara Variabel X dan Y (∑X)2 Jumlah nilai X kemudiaan dikuadratkan (∑Y)2 Jumlah nilai Y kemudiaan dikuadratkan

(20)

I-1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah perkotaan merupakan daerah padat penduduk yang mengalami percepatan pembangunan. Banyaknya infrastruktur bagi masyarakat yang dibangun oleh pemerintah dan ditambah lagi dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pihak swasta, membuat wajah perkotaan menjadi lebih tertata serta modern. Kota menjadi tujuan bagi siapa saja yang ingin menyentuh dunia modern.

Pembangunan pemukiman penduduk, gedung, jalan raya, trotoar, pasar, dan masih banyak lagi, terus dilakukan dikota – kota besar seperti Makassar. Masyarakat disuguhkan dengan berbagai kenyamanan hidup sebagai akibat dari meningkatnya pembangunan perkotaan Makassar.

Adanya mall, pasar – pasar modern, gedung – gedung perkantoran dan infrastruktur kendaraan umum, membuat kota Makassar semakin hidup dan bergairah.

Pemerintah Makassar berupaya untuk menurunkan kesenjangan sosial dan tingkat terjadinya kejahatan, sehingga warga kota makin lebih nyaman untuk menikmati hidup. Program – program pembangunan dikota menyentuh ranah infrastruktur dan peningkatan sumber daya manusia perkotaan. Berbagai infrastruktur dibuat untuk memudahkan setiap warga Makassar dalam beraktivitas.

(21)

I-II

Akan tetapi dengan cepatnya laju pembangunan perkotaan, maka ada obyek lain yang diabaikan. Lingkungan dan ekologi menjadi obyek yang seringkali diabaikan untuk mempercepat pembangunan. Agenda tahunan yang selalu dinanti oleh masyarakat perkotaan Makassar berupa banjir, merupakan dampak dari pengabaian akan lingkungan dan ekologi dalam pembangunan. Pembangunan infrastruktur perkotaan tidak memperhatikan keseimbangan dengan ekologi yang ada dilingkungan sekitar. Jalan – jalan dan trotoar dibuat sebagai upaya untuk mewujudkan kenyamanan bagi masyarakat. Akan tetapi disisi lain, tidak memperhatikan pembangunan drainase (saluran air) yang memadai untuk mengatasi tumpahan air hujan diatas jalan dan trotoar. Kalaupun ada drainase, ukuranya kecil dan sempit sebagai usaha untuk melakukan penghematan anggaran. Selain itu, drainase dibangun tidak memperhitungkan kemungkinan jumlah debit aliran yang akan melaluinya. Sehingga air meluap pada musim hujan.

Salah satu lokasi yang sering tergenang air hujan adalah ruas jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang khususnya depan Kantor Gubernur Sulsel tiap hujan deras mengguyur Makassar, selama bertahun - tahun terus menjadi kolam buatan tiap kali musim hujan. Mengatasi persoalan tersebut, salah satu Negara asing menawarkan bantuan ke pemprov dengan membuat bak penampung air hujan (Rainwater tank) sebagai penampung air sementara ketika musim hujan tiba untuk kemudian dialirkan ke sungai pampang. Penampung air hujan dipercaya dapat

(22)

I-III

menjadi solusi penanggulangan banjir di depan kantor Gubernur dan daerah sekitarnya.

Industri konstruksi tentunya akan memiliki tingkat risiko yang sangat besar entah itu dalam bentuk skala kecil maupun skala besar. Semakin kecil potensi risiko yang ditimbulkan maka akan semakin menguntungkan konstruksi dari segi pelaksanaan pembangunannya. Apabila skala suatu konstruksi makin besar maka akan semakin besar pula potensi risiko yang ditimbulkan yang mana bila tidak ditangani dengan benar maka akan menghambat pelaksanaan konstruksi. Hal ini disebabkan proses pelaksanaan dari konstruksi tersebut yang membutuhkan waktu cukup lama serta melibatkan banyak pihak dalam menyelesaikan suatu masalah.

Berdasarkan hasil wawancara penulis pada, penelitian konstruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo Makassar, risiko yang teridentifikasi sebanyak 31 risiko.

Dimana dari 31 risiko tersebut terdapat 24 risiko utama, risiko tersebut antara lain yaitu: alat ukur yang digunakan pada proses pengukuran ternyata tidak berfungsi dengan baik (rusak), adanya kesalahan pada proses pengukuran, pada proses penggaliaan dengan alat berat terkena kabel listrik dan pipa taman, selain kabel listrik dan pipa taman pada proses penggaliaan juga ditemukanya batu cadas, diperlukan penambahan alat berat untuk penggalian batu cadas, ditemukanya muka air tanah pada proses penggaliaan, pada proses penggalian terjadi kelebihan kedalaman karena kesalahan pengukuran, pada saat

(23)

I-IV

pengangkutan material hasil galian beberapa kali ban dump truck mengalami mogok, material hasil galian yang diangkut beberapa kali jatuh dan berserakan, selain mogok beberapa kali ban dump truck mengalami tengelam, ditemukan muka air tanah pada pekerjaan pondasi batu, tenaga kerja tidak disiplin karena beberapa kali ditemukan tidak memakai (APD) secara lengkap, selain pondasi batu, muka air tanah juga ditemukan pada pengecoran lantai, material yang dipesan beberapa kali mengalami keterlambatan, alat berat (truck mixer) beberapa kali mengalami keterlambatan pada proses pengecoran lantai, tenaga kerja mengalami iritasi karena percikan semen, kesulitan memperoleh cetakan beton pracetak yang sesuai dengan ukuran yang direncanakan, cetakan beton pracetak harus di datangkan dari Negara luar yang merupakan perencana konstruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang, Makassar, tenaga kerja mengalami kendala pada saat pemasangan Slab Atas, untuk melakukan penggaliaan saluran tenaga kerja harus melakukan pembongkaran pagar secara manual, pada pekerjaan galian saluran mengenai kabel Telkom, tenaga kerja mengalami kendala pada proses penggaliaan saluran karena melakukan penggalian secara manual, tenaga kerja mengalami kendala karena melakukan pengelasan secara manual, Dump truck beberapa kali mengalami kerusakan.

(24)

I-V

Melihat pentingnya manajemen risiko dalam suatu konstruksi. Maka, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” Analisis Risiko Pada Pelaksanaan Konstruksi Penyimpanan Air Hujan (RainWater Storage) Pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini memiliki rumusan masalah sebagai berikut:

a. Faktor – faktor risiko apa saja yang terjadi pada saat pelaksanaan konstruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang Makassar?

b. Risiko – risiko apa saja yang paling sering terjadi pada pelaksanaan konstruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang Makassar?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

a. Mengetahui faktor – faktor risiko yang terjadi dan melakukan penilaian (assessment) risiko pada pelaksanaan konstruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang Makassar

(25)

I-VI

b. Mengetahui risiko – risiko yang paling sering terjadi pada pelaksanaan konstruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang Makassar

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu : untuk meningkatkan pemahaman tentang konstruksi, pemahaman tentang risiko yang dihadapi konstruksi termasuk dampak – dampaknya.

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 1.4.1 Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup penulis yaitu mengenai masalah risiko internal non teknis pada pelaksanaan konstruksi penyimpanan air hujan (rainwater storage) pracetak di Jalan Urip Sumoharjo No. 269 Panaikang Makassar.

1.4.2 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan tidak meluas, penulis membatasi permasalahan:

a. Tidak dilakukan kajian terhadap tindakan mitigasi atau tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi (respon risiko) seperti : menahan risiko (risk retention), mengurangi risiko (risk reduction), mengalihkan risiko (risk transfer) dan menghindari risiko (risk avoidance).

(26)

I-VII

b. Penelitian ini tidak mengkaji kepemilikan resiko atau siapa yang bertanggung jawab terhadap risiko tertentu (alokasi risiko).

1.5 Jenis Penulisan

Dalam menyelesaikan tugas akhir, peneliti menggunakan jenis penelitian manajemen/lapangan (Studi Kasus).

1.6 Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika penulisan disusun secara sistematis, terdiri dari 5 Bab dan beberapa sub Bab, diantaranya sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuaan dan manfaat, ruang lingkup dan batasan masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan batasan masalah, jenis penulisan dan sistimatika pembahasan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Menguraikan tentang beberapa teori pendukung yang berkaitan dengan penulisan diantaranya, landasan teori manajemen risiko, klasifikasi risiko, tujuaan manajemen risiko, proses manajemen risiko, penilaian risiko, penerimaan risiko dan landasan teori precast, keuntungan dan kerugiaan precast serta tahapan dan metode pemasangan precast.

BAB III : Metode Penelitian

(27)

I-VIII

Bab ini berisikan metode penelitiaan. Bab ini terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, jenis penelitian, populasi dan sampel, waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, uji instrumen penelitiaan, diagram alir penelitiaan, risk mapping, identifikasi risiko dan klasifikasi variabel.

BAB IV : Hasil dan Penelitian

Pada bab ini menyajikan hasil penelitian secara sistematis dengan menggunakan metode penelitian yang telah ditetapkan untuk selanjutnya diadakan pembahasan.

BAB V : Penutup

Pada bab ini menyajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang merupakan penutup dari tugas akhir ini.

(28)

II-1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Risiko 2.1.1 Teori Manajemen Risiko A. Pengertiaan Manajemen

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur.

Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Istilah manajemen yang bahasa inggrisnya

“management” berasal dari beberapa bahasa seperti bahasa Latin, yakni

“managiere” yang artinya melakukan, melaksanakan, mengurus sesuatu (Tanthowi, 1983) sedangkan bahasa inggris sendiri istilah itu dikenal dengan nama “management” yang bentuk infinitifnya adalah “ to manage”

yang berarti menangani, mengendalikan, menguasai, mengurus, menyelesaikan sesuatu (Atmosudirdjo, 1986).

Menurut Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen adalah suatu ragkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendaliaan) yang diarahkan pada sumber – sumber daya organisasi (manusia).

Sedangkan manajemen menurut T. Hani Handoko (2000 : 10) adalah bekerja dengan orang – orang untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan

(29)

II-2

pelaksanaan, fungsi – fungsi perencanaan, penyusunan, personalia, pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan. Menurut T. Hani Handoko, ada tiga alasan utama mengapa manajemen diperlukan:

a. Manajemen diperlukan agar tujuan pribadi dan organisasi dapat tercapai

b. manajemen juga diperlukan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan - tujuan, sasaran, dan kegiatan yang saling bertentangan dari pihak yang punya kepentingan dalam organisasi.

c. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas suatu kerja organisasi

Ada 6 unsur yang perlu diperhatikan dengan seksama. Masing - masing unsur saling melengkapi. Secara umum, ada 6 unsur pada kegiatan manajemen.

a. Manusia

Dalam kegiatan manajemen, sumber daya manusia membuat rencana dan tujuan yang ingin diraih. Untuk itu, tanpa adanya manusia, kegiatan manajemen tidak akan pernah ada.

b. Uang

Uang menjadi unsur penting dalam kegiatan manajemen karena menjadi perantara utama dalam mencapai tujuan. Biaya operasional dalam sebuah kegiatan manajemen tentu membutuhkan uang agar dapat berjalan baik.

(30)

II-3 c. Material

Unsur manajemen ini adalah salah satu faktor penting karena kualitas bisnis dipengaruhi oleh kualitas material yang dipilih. Jadi, jika material yang dipilih buruk, tujuan manajemen akan sulit tercapai.

d. Mesin

Mesin merupakan unsur lain yang perlu diperhatikan. Dengan adanya mesin atau teknologi, pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya manusia pasti akan lebih mudah. Tujuan pun dapat tercapai lebih efektif.

e. Metode

Unsur ini mempengaruhi kinerja dalam sebuah manajemen. Jika metode yang dibuat berdasarkan target, fasilitas, waktu, uang, dan kegiatan bisnis, kegiatan manajemen pasti akan berjalan lebih lancar. Unsur ini juga perlu mendapat campur tangan manusia agar dapat tercipta dengan baik.

f. Pasar

Unsur ini terbilang krusial karena sebuah bisnis hanya dapat berkembang jika telah dikenal di pasaran. Unsur pasar dipengaruhi oleh unsur material karena barang atau jasa yang laku harus memiliki kualitas baik.

(31)

II-4 B. Pengertiaan Risiko

Risiko adalah suatu keadaan yang tidak pasti dan terdapat unsur bahaya, akibat atau konsekuensi yang bisa terjadi akibat proses yang sedang berlangsung maupun kejadiaan yang akan datang. Menurut Prof.

Dr. Ir. Soemarno, M.S (2014) risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastiaan dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi. Sedangkan menurut (Hanafi 2006), risiko adalah bahaya akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadiaan yang akan datang.

Risiko (risk) dapat didefenisikan sebagai peluang terjadinya kejadiaan yang merugikan yang diakibatkan adanya ketidakpastiaan dari apa yang akan dihadapi. Ketidakpastiaan adalah suatu potensi perubahan yang akan terjadi di masa datang sebagai konsekuensi dari ketidakmampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi bila suatu aktivitas dilakukan saat ini.

Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akibat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya resiko dipandang dari perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal - hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidakpastian yang mestinya

(32)

II-5

dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.

Per definisi resiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:

Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah. Sedangkan tingkat kepentingan resiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandingkan dengan risk exposure suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.

Dalam konteks konstruksi, risiko adalah suatu kondisi atau peristiwa tidak pasti yang jika terjadi mempunyai efek positif atau negatif terhadap sasaran konstruksi. Risiko negatif biasnyan disebut dengan ancaman (threat) sedangkan risiko positif adalah risiko yang muncul berupa sesuatu yang bagus, biasanya disebut dengan kesempatan (opportunity). Sebuah risiko mempunyai penyebab dan jika risiko itu terjadi akan ada konsekuensi. Jika yang terjadi adalah peristiwa yang tidak pasti, maka dampaknya adalah pada biaya, jadwal dan kualitas konstruksi.

Risk exposure = risk likelihood x risk impact

(33)

II-6

Menurut (PMOBK @ Guide, 2008, hal. 275). Risiko adalah kejadian yang tidak pasti jika terjadi mempunyai dampak negatif atau positif terhadap hasil akhir dan sasaran konstruksi. Harold Kerzne (2003) mendefenisikan risiko sebagai kegiatan – kegiatan atau faktor – faktor yang apabila terjadi akan meningkatkan kemungkinan tidak tercapainya tujuan konstruksi yaitu sesuai dengan waktu dan biaya.

Menurut (Mills, 2001) Risiko konstruksi merupakan suatu kejadian atau kondisi yang tidak terduga di luar apa yang telah direncanakan dan dapat memberikan pengaruh positif ataupun negatif pada tujuan konstruksi. Sedangkan menurut (Bahar dan Crandal, 1990). Risiko konstruksi merupakan kesempatan keterbukaan terjadinya peristiwa baik yang tidak diinginkan maupun yang menguntungkan dan mempengaruhi tujuan konstruksi.

Menganalisis risiko merupakan sesuatu hal yang penting dalam bidang konstruksi. Risiko dapat dilihat dalam setiap aspek pekerjaan, seperti lokasi kerja, resources, atau jadwal pelaksanaan konstruksi (Uher, 1996). Analisa risiko bertujuan untuk mengetahui dari awal kemungkinan kerugian dan keuntungan yang ada.

Sonhadji (2011) mengemukakan bahwa risiko terdiri dari tiga unsur yang paling berkaitan. Unsur pertama yaitu kejadiaan, yang memiliki kemungkinan (probalitas) dan akibat atau dampak. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

(34)

II-7

Gambar 2.1 Unsur - unsur risiko

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa risiko adalah suatu kejadian dan kejadian tersebut masih mengandung kemungkinan yang berarti bisa terjadi atau bisa saja tidak terjadi dan jika terjadi ada akibat yang ditimbulkan berupa kerugian.

Perbedaan risiko dengan beberapa istilah lain yang sering disamaartikan:

a. Risk (risiko) dan Uncertainty (ketidakpastian)

Meskipun risiko memiliki kaitan yang erat dengan ketidak pastian atau uncertainty, keduanya memiliki perbedaan. Ketidakpastian adalah kondisi dimana terjadi kekurangan pengetahuan, informasi, atau pemahaman tentang suatu keputusan dan konsekuensinya (Ritchie dan Marshall, 1993). Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, karena ketidakpastian mengakibatkan keragu - raguan dalam meramalkan kemungkinan terhadap hasil - hasil yang akan terjadi di masa mendatang ( Djososoedarso, 1999). Semakin

(35)

II-8

tinggi tingkat ketidak pastian maka semakin tinggi pula risikonya (Ritchie dan Marshall, 1993).

b. Risk (risiko) dan Opportunity (kesempatan)

Kejadian di masa yang akan datang tidak dapat diketahui secara pasti. Kejadian ini atau suatu keluaran atau output dari suatu kegiatan atau peristiwa dapat berupa kondisi yang baik atau kondisi yang buruk. Jika yang terjadi adalah kondisi yang baik maka hal tersebut merupakan kesempatan baik (opportunity), namun jika terjadi hal yang buruk maka hal tersebut merupakan risiko (Kerzner, 2001).

c. Risk Hazard (bahaya), Peril (bahaya), dan Losses (kerugian). Pada umumnya orang sering mempersamakan pengertian risiko, hazard dan peril. Namun ketiganya berbeda, oleh karena itu untuk maksud kajian istilah - istilah tersebut harus dibedakan dengan tegas. Peril adalah suatu peristiwa yang dapat menimbulkan suatu kerugian atau penyebab langsung kerugian. Sedangkan Hazard adalah keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril. Dengan kata lain hazard dapat didefinisikan sebagai keadaan yang menimbulkan atau meningkatkan terjadinya chance of loss dari suatu bencana tertentu (Darmawi, 2000). Dan losses (kerugian) adalah kondisi negatif yang diderita akibat dari suatu peristiwa yang tidak diharapkan tetapi ternyata terjadi Umar (2001).

(36)

II-9

Menurut Flanagan & Norman (1993), risiko – risiko dalam konstruksi adalah :

a. Penyelesaian yang gagal sesuai desain yang telah ditentukan atau penetapan waktu konstruksi

b. Kegagalan unuk memperoleh gambar perencanaan, detail perencanaan atau izin dengan waktu yang tersedia

c. Kondisi tanah yang tak terduga d. Cuaca yang sangat buruk e. Pemogokan tenaga kerja

f. Kenaikan harga yang tidak terduga untuk tenaga kerja dan bahan g. Kecelakaan yang terjadi di lokasi yang menyebabkan luka

h. Kerusakan yang terjadi pada struktur akibat cara kerja yang jelek i. Kejadian tidak terduga (banjir, gempa bumi dll )

j. Klaim dari kontraktor akibat kehilangan dan biaya akibat keterlambatan produksi karena detail desain oleh tim desain

k. Kegagalan dalam penyelesain konstruksi dengan budget yang telah ditetapkan

Risiko biasanya dianalisis dengan salah satu dari tiga dimensi yaitu time, cost dan performance (Chapman, 1994). Risiko dapat memberikan efek terhadap productivity, performance, quality, dan budget. Risiko tidak dapat dihilangkan namun dapat dikurangi.

Faktor yang menunjang ketidakpastian dalam konstruksi menurut (Chapman dan Cooper) antara lain adalah :

(37)

II-10 a. Perencanaan dan desain

b. Adanya tekanan dari beberapa faktor c. Sumber daya

d. Keadaan ekonomi

Berdasarkan beberapa pengertiaan tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastiaan dengan peluang kejadiaan tertentu. Yang mana jika risiko itu bersifat positif maka akan menguntungkan tapi apabila bersifat negatif maka akan menimbulkan konsekuensi tidak menguntungkan.

C. Manajemen Risiko Konstruksi

Manajemen risiko merupakan pendekatan terorganisasi untuk menemukan risiko – risiko yang potensial sehingga dapat mengurangi terjadinya hal – hal diluar dugaan. Manajemen risiko harus dilakukan sendini mungkin dengan didukung informasi tersebut. Prosesnya merupakan tindakan preventif dimana kondisi usaha sesungguhnya dapat menjadi jelas sebelum terlambat dan dapat terhindar dari kegagalan yang lebih besar. ( Kerzner, 2001)

Menurut Djohanputro ( 2008 ), manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko dan memonitor dan mengendalikan penanganan risiko. Sedangkan menurut Redja ( 2008 ). Manajemen risiko merupakan sebuah proses untuk mengidentifikasi

(38)

II-11

terjadinya kerugian yang dialami oleh suatu organisasi dan memilih teknik yang paling tepat untuk menangani kejadian tersebut.

Menurut Smith, 1990 Manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau konstruksi yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Menurut Siahaan ( 2007 ), Manajemen risiko adalah perbuatan ( praktik ), dengan manajemen risiko, menggunakan metode dan peralatan untuk mengelolah risiko sebuah konstruksi.

Manajemen risiko konstruksi adalah proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi, menganalisa, dan merespon terhadap risiko yang ada selama konstruksi, agar tujuaan konstruksi tercapai.

Manajemen risiko konstruksi adalah sebuah ketidakpastiaan yang dapat berdampak positif atau negatif bagi konstruksi.

Defenisi manajemen risiko menurut PMBOK, yaitu sebagai berikut:

a. Merupakan proses formal, dimana faktor – faktor risiko secara sistematis diidentifikasi, dianalisis dan ditangani.

b. Merupakan suatu metode pengelolaan sistematis yang formal yang berkonsentrasi pada mengidentifikasi dan mengendalikan area atau kejadian – kejadian yang berpotensi untuk menyebabkan terjadinya perubahan yang tidak diinginkan

c. Didalam konteks suatu konstruksi, merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan dalam mengidentifikasi, menganalisis dan merespon

(39)

II-12

terhadap faktor – faktor risiko yang ada selama pelaksanaan suatu konstruksi.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko konstruksi yakni:

a. Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal konstruksi secara sistematis serta mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko

b. Mengalokasikan tanggung jawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko

c. Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai konstruksi. Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu risiko relatif lebih rendah atau sama dengan besaran mafaat dari terhindarnya atau berkurangnya risiko tersebut.

Dengan demikian melalui manajemen risiko akan diketahui metode yang tepat untuk menghindari atau mengurangi besarnya kerugiaan yang diderita akibat risiko.

Seiring dengan perkembanganya, jenis – jenis manajemen risiko terbagi dalam beberapa hal yaitu:

a. Manajemen Risiko Operasional

Manajemen ini berkaitan dengan risiko yang timbul akibat gagal fungsi proses internal, misalnya karena human eror, kegagalan sistem, faktor luar seperti bencana dsb. Dalam manajemen risiko

(40)

II-13

operasional, ada empat faktor penyebab risiko antara lain manusia, proses, sistem dan kejadiaan eksternal

b. Manajemen Hazard

Manajemen hazard berkaitan dengan kondisi potensial yang mengakibatkan kebangkrutan dan kerusakan. Ketika kita membahas hazard, tentu kita juga membahas perilaku.

c. Manajemen Risiko Finansial

Manajemen risiko finansial yaitu upaya pengawasan risiko dan perlindungan hak milik, keuntungan, harta dan aset sebuah badan usaha.

d. Manajemen Risiko Strategis

Manajemen ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Risiko yang biasanya muncul adalah kondisi yang tak terduga yang mengurangi kemampuan pelaku bisnis untuk menjalankan strategi yang direncanakan.

2.1.2 Klasifikasi Risiko

Secara garis besar berdasarkan sifatnya risiko dikelompokkan menjadi risiko usaha atau yang disebut juga sebagai risiko spekulatif, dan risiko murni. Risiko spekulatif adalah risiko yang jika diambil dapat memberikan dua kemungkinan hasil, yaitu kerugian (negatif) atau keuntungan (positif). Dalam konteks aktivitas konstruksi, risiko yang dimaksud adalah risiko murni, yaitu risiko yang secara potensial dapat

(41)

II-14

mendatangkan kerugian dalam upaya mencapai sasaran kegiatan (Soeharto, 2001).

Risiko yang potensial adalah risiko yang perlu diperhatikan karena memiliki probabilitas terjadi yang tinggi dan memiliki konsekuensi negatif yang besar dan terjadinya risiko ditandai dengan adanya error pada estimasi waktu, estimasi biaya, atau teknologi desain (Gray dan Larson, 2000). Risiko berdasarkan asal timbulnya terdiri dari 2 yaitu sebagai berikut:

1. Risiko internal

Risiko internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan atau menyangkut kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan konstruksi, seperti sumber dari dalam perusahaan yang bersifat non teknis (biaya, schedule, dan lain - lain). Sumber dari dalam perusahaan yang bersifat teknis (desain, metode pelaksanaan dan lain – lain), sumber dari dalam perusahaan yang bersifat legal (masalah kontrak), risiko kerusakan peralatan kerja pada konstruksi karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, risiko management dan sebagainya

2. Risiko eksternal

Risiko eksternal yaitu risiko yang menyangkut hal –hal diluar pelaksanaan konstruksi seperti perubahan peraturan perundangan atau pelaksanaan konstruksi, kondisi pasar atau operasional

(42)

II-15

perusahaan, nilai tukar mata uang, risiko pencurian penipuan dan sebagainya

Soeharto (2001) mengelompokkan risiko berdasarkan potensi sumber risiko sebagai berikut:

1. Risiko yang berkaitan dengan bidang manajemen

a. Kurang tepatnya perencanaan lingkup pekerjaan, biaya, jadwal, dan mutu

b. Kurang tepatnya pengendalian lingkup pekerjaan, biaya, jadwal dan mutu

c. Ketepatan penentuan struktur organisasi d. Ketelitian pemilihan personil

e. Kekaburan kebijakan dan prosedur f. Koordinasi pelaksanaan

2. Risiko yang berkaitan dengan bidang teknis dan implementasi a. Ketepatan pekerjaan dan produk desain – engineering

b. Ketepatan pengadaan material dan peralatan (volume, jadwal, harga, dan kualitas)

c. Ketepatan pekerjaan konstruksi (jadwal dan kualitas) d. Tersedianya tenaga ahli dan penyedia

e. Tersedianya tenaga kerja lapangan f. Variasi dalam produktivitas kerja g. Kondisi lokasi dan site

(43)

II-16

h. Ditemukannya teknologi baru (peralatan dan metode) dalam proses konstruksi dan produksi.

3. Risiko yang berkaitan dengan bidang kontrak dan hukum

a. Pasal - pasal yang kurang lengkap, kurang jelas, dan menimbulkan perbedaan interpretasi

b. Pengaturan pembayaran, change order, dan klaim c. Masalah jaminan

d. Lisesnsi dan hak paten

Di bawah ini merupakan berbagai macam risiko yang umum terjadi dalam suatu konstruksi yang dikelompokkan berdasarkan sumbernya menurut Project Management Institute.

1. Eksternal tidak dapat diprediksi (tidak dapat dikontrol)

a. Peraturan, seperti halnya intervensi pemerintah yang tidak terantisipasi dalam hal.

1. Pengadaan material 2. Permasalahan lingkungan 3. Standar desain

4. Standar produksi 5. Harga

6. Ketentuan - ketentuan khusus

b. Bencana alam seperti yang disebabkan oleh alam antara lain:

banjir, lokasi badai dan gempa bumi.

(44)

II-17

c. Kejadian - kejadian yang merupakan akibat dari maksud - maksud tertentu seperti vandalism dan sabotase

d. Efek tidak langsung akibat dari kon terhadap lingkungan dan sosial.

e. Tuntutan yang disebabkan oleh kegagalan dari sebuah konstruksi, seperti:

1. Kegagalan dalam membuat infrastruktur

2. Kegagalan desain, pengadaan kontrak yang disebabkan oleh kebangkrutan

3. Konsep konstruksi yang kurang memadai 4. Kerusuhan yang bersifat politis

5. Adanya perbedaan kesenjangan dalam penerimaan akhir konstruksi

2. Eksternal dapat diprediksi (tetapi tidak dapat dikontrol), misalnya operasional (setelah konstruksi selesai)

a. Risiko pasar yang terdiri dari : 1. Ketersediaan material 2. Biaya material

3. Permintaan pasar termasuk penolakan dari pelanggan 4. Keekonomisan

5. Nilai akhir dalam pasar

6. Keinginan niat pembeli dalam memenuhi perjanjian pembeli

(45)

II-18

b. Operasional setelah konstruksi selesai, seperti : 1. Kebutuhan pemeliharaan

2. Kesesuaian dengan keinginan 3. Keamanan

4. Dampak lingkungan 3. Risiko internal Non Teknik

Yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan atau menyangkut kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan konstruksi yang mana umumnya bisa dikontrol. Contoh non teknik:

a. Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3)

b. Manajemen, kesulitan - kesulitan yang berhubungan dengan:

1. Tidak adanya integritas 2. Tidak memiliki kapasitas 3. Lepas kendali

4. Tujuan yang tidak sesuai 5. Perubahan susunan pegawai 6. Kesenjangan susunan organisasi

7. Kebijaksanaan dan prosedur yang tidak sesuai 8. Perencanaan yang kurang tepat

9. Penjadualan yang tidak realistis 10. Kurangnya koordinasi

11. Manajemen konstruksi yang tidak tepat

(46)

II-19

c. Jadwal, keterlambatan jadwal sehubungan dengan:

1. Keterlambatan yang disebabkan oleh persoalan - persoalan di atas

2. Proses persetujuan 3. Kurangnya tenaga kerja 4. Produktivitas tenaga kerja 5. Pemogokan tenaga kerja 6. Kurangnya material

7. Keterlambatan pengiriman

8. Kondisi lapangan uang tidak terlihat 9. Perubahan scope pekerjaan

10. Kecelakaan atau sabotase

11. Permasalahan dalam memulai dan penyerahan konstruksi 12. Sulitnya jalan masuk ke lokasi konstruksi

d. Biaya kenaikan biaya sehubungan dengan:

1. Keterlambatan jadwal seperti yang dijelaskan di atas 2. Strategi pengadaan barang yang kurang tepat

3. Negosiasi pembayaran

4. Kurang pengalaman dalam manajemen

5. Kurang mengerti akan tanggung jawab bersama 6. Tuntutan kontraktor

7. Estimasi yang terlalu rendah

e. Aliran kas, seperti : pengetatan, terhenti atau bermasalah

(47)

II-20

f. Kehilangan kesempatan, seperti kehilangan keuntungan atau laba

4. Risiko teknik (pada umumnya terkontrol)

yaitu risiko yang disebabkan oleh adanya perubahan teknologi kinerja operasional dan pemeliharaan, perubahan kondisi konstruksi secara global dan masalah desain.

a. Perubahan - perubahan dalam teknologi

1. Teknologi yang digunakan dalam suatu konstruksi dianggap sudah kuno

2. Pengenalan teknologi baru yang rumit b. Kinerja

1. Kualitas

2. Tingkat produksi 3. Tingkat kepercayaan

c. Risiko khusus dalam teknologi konstruksi

1. Dalam membuat dan membangun suatu konstruksi 2. Dalam mengoperasikannya

d. Perencanaan

1. Ketidak cukupan data

2. Kurang pengalamannya perencana 3. Perencanaan yang kurang tepat

4. Ketelitian dan kecocokan spesifikasi yang digunakan

(48)

II-21

5. Perubahan - perubahan yang terjadi selama konstruksi berjalan akibat kondisi lingkungan sekitar

6. Metode pelaksanaan

e. Ukuran dan kompleksitas konstruksi 5. Hukum (pada umumnya Terkontrol)

a. Perijinan b. Hak petani

c. Kontraktual permasalahan - permasalahan seperti:

1. Salah dalam beriterprestasi 2. Kesalahpahaman

3. Tipe dan strategi kontrak yang tidak tepat 4. Tuntutan dari luar

5. Tuntutan dari dalam

Pendapat dari Wideman dan Murdoch (1992) juga mengklasifikasikan risiko yang potensial muncul dalam konstruksi terbagi menjadi :

1. Kondisi Fisik Lapangan a. Kondisi fisik lapangan

b. Kondisi buatan yang disebabkan oleh rintangan atau halangan c. Material cacat

d. Ketidakahlian (defective workmanship) sehingga menimbulkan kerusakan

e. Biaya test dan benda uji

(49)

II-22 f. Cuaca

g. Persiapan

h. Ketidakcukupan pegawai, buruh, peralatan, material, waktu dan biaya

2. Keterlambatan dan Perselisihan

a. Keberadaan di lapangan sehubungan dengan mulainya pekerjaan

b. Keterlambatan dalam pengadaan informasi c. Pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien d. Keterlambatan yang disebabkan pihak lain

e. Penempatan peralatan atau material yang dapat menimbulkan keterlambatan atau perselisihan (layout dispute)

3. Pengarahan dan Pengawasan

a. Keinginan untuk mengutamakan diri sendiri atau ketamakan b. Kurang ahli dalam melakukan pengarahan dan pengawasan

tidak kompeten

c. Pengarahan dan pengawasan yang tidak efisien d. Bersifat memihak

e. Kesenjangan komunikasi f. Kesalahan dalam dokumentasi g. Kesalahan perencana

h. Pemenuhan penjaminan yang disyaratkan i. Ketidak jelasan spesifikasi

(50)

II-23

j. Ketidak tepatan dalam pemilihan konsultan atau kontraktor k. Perubahan - perubahan persyaratan

4. Kerusakan pada Kepemilikan dan Kecelakaan Orang Lain a. Pelanggaran jaminan

b. Tidak terasuransinya hal - hal diluar kontrol pihak terkait c. Kecelakaan

d. Risiko tidak terasuransikan

e. Kerugian - kerugian yang disebabkan risiko yang tidak terasuransikan diatas

f. Rentang dan batas waktu asuransi 5. Faktor - faktor Eksternal

a. Kebijakan pemerintah tentang pajak, tenaga kerja, keamanan dan keselamatan kerja dan lain – lain

b. Keterlambatan atau penolakan perencanaan c. Keterbatasan financial

d. Keterlambatan pembayaran e. Biaya perang atau kerusuhan

f. Kerusuhan yang diakibatkan oleh kejahatan, intimidasi dan lain – lain

g. Pemogokan tenaga kerja h. Pemberhentian pekerja 6. Pembayaran

a. Devaluasi

(51)

II-24

b. Keterlambatan dalam mengajukan pembayaran c. Keterlambatan dalam sertifikasi pembayaran

d. Keterbatasan hukum peraturan dalam pengembalian bunga e. Ketidaksanggupan konstraktor, sub kontraktor atau pemilik

dalam membayar hutang f. Keterbatasan dana

g. Kekurangan atau kesalahan dalam proses penghitungan h. Fluktuasi penukaran nilai mata uang

i. Inflasi

j. Biaya pengantian peralatan 7. Hukum Peraturan dan Arbitrase

a. Keterlambatan dalam pemecahan masalah b. Ketidakadilan

c. Ketidakpastian akibat kontrak atau dokumentasi lain yang bermakna ganda sehingga menimbulkan perbedaan persepsi d. Perubahan perundang - undangan

e. Pemahaman - pemahaman baru dalam hokum

2.1.3 Tujuan Manajemen Risiko

Dalam setiap tindakan yang dilakukan pasti memiliki tujuan, demikian pula dengan manajemen risiko. Secara umum tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui

(52)

II-25

penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang bekaitan dengan risiko tersebut.

Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengidentifikasi risiko konstruksi dan mengembangkan strategi secara signifikan agar dapat mengurangi risiko ataupun mengambil langkah menghindari risiko. Pada beberapa risiko, risiko sering kali diabaikan oleh pihak yang terkait dengan cara menetapkan asumsi optimistic (Wideman, 1992).

Selain itu, tujuan diadakan manajemen risiko dalam penilaian risiko adalah untuk suatu proses evaluasi pengoptimalan tujuan dari sasaran risiko. Sebagian dari hasil ini mungkin berlawanan dari perencanaan semula. Pendekatan yang diambil dari penilaian konstruksi akan membantu manajer didalam proses pengambilan keputusan (Ronald 2003, Sandyavitri& Robert 2003, dan Smith 1991).

2.1.4 Proses Manajemen Risiko

Proses – proses dalam manajemen risiko menurut PMBOK@

Guide ( 2008, hal. 273 ) yaitu:

a. Perencanaan Manajemen Risiko

Menetapkan bagaimana pendekatan dan rencana aktivitas pengelolaan risiko pada konstruksi. Proses pengembangan dan dokumentasi strategi dengan metode yang terorganisasi, komprehensif, serta interaktif untuk keperluan identifikasi, penelusuran isu - isu risiko, pengembangan rencana penanganan

(53)

II-26

risiko, penilaian risiko yang kontinyu untuk menentukan perubahan risiko, maupun mengalokasikan sumber daya yang memenuhi.

b. Identifikasi Risiko

menentukan risiko yang mana yang mempengaruhi konstruksi dan mendokumentasikan karakteristik atau sifat – sifatnya. Merupakan proses peninjauan area - area dan proses - proses teknis yang memiliki risiko potensial, untuk selanjutnya diidentifikasi dan didokumentasi.

c. Analisa Risiko Kualitatif

Melakukan analisa kualitatif risiko dan kondisi atau syarat – syarat untuk prioritas pengaruhnya terhadap kinerja konstruksi

d. Analisa Risiko Kuantitatif

Mengukur peluang dan konsekuensi risiko dengan estimasi implikasinya terhadap kinerja konstruksi.

e. Perencanaan Respon Risiko

Mengembangkan prosedur dan teknik untuk mempertinggi kesempatan dan mengurangi ancaman terhadap sasaran konstruksi

f. Mengendalikan dan memonitoring risiko

Memonitor sisa risiko, identifikasi risiko yang baru, melaksanakan rencana merespon risiko, dan menghitung efektifitas nya selama umur konstruksi.

(54)

II-27

Flanagan dan Norman (1993) mengemukakan bahwa proses - proses manajemen risiko memiliki kerangka dasar sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Umum Manajemen Risiko

Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dijelaskan tentang faktor - faktor yang harus dipertimbangkan pada tahapan identifikasi risiko, dimana berbagai aspek dibahas secara runtut. Dalam hal ini penting dinyatakan bahwa risiko yang teridentifikasi bukanlah suatu risiko melainkan adalah masalah manajemen. Hal yang tidak biasa diabaikan adalah definisi yang buruk tentang risiko akan melahirkan risiko - risiko lebih lanjut.

Proses manajemen risiko menurut Standar Australia (Dr. Colin Duffield, International Project Management, 2004) bisa dilihat pada gambar dibawah ini:

Identifikasi Risiko

Analisis Risiko

Respon Risiko

Perlakuaan Risiko Klasifikasi Risiko

(55)

II-28

Gambar 2.3 Flow Chart Manajemen Risiko

Proses utama manajemen risiko antara lain sebagai berikut:

a. Penetapan Tujuan :

 Menetapkan strategi, kebijakan organisasi dan ruang lingkup manajemen risiko yang akan dilakukan.

b. Identifikasi Bahaya :

 Mengidentifikasi apa, mengapa dan bagaimana faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya risiko untuk analisa lebih lanjut c. Analisa Risiko :

 Dilakukan dengan menentukan tingkat probalitas dan konsekuensi yang akan terjadi.

 Menentukan tingkat risiko yang ada dengan mengalikan kedua variabel tersebut (Probabilitas × Konsekuensi ) atau (Peluang × akibat)

d. Evaluasi Risiko :

 Membandingkan tingkat risiko yang ada dengan kriteria standar.

Identifikasi Risiko

Respon Risiko / Perlakuaan Risiko Evaluasi Risiko

Analisis Risiko

(56)

II-29

 Menetapkan tingkat risiko yang ada untuk beberapa hazard dibuat tingkat prioritas manajemennya.

 Jika tingkat risiko dikatakan rendah, maka risiko tersebut masuk dalam katagori yang dapat diterima dan mungkin hanya memerlukan pemantauan saja tanpa harus melakukan pengendaliaan.

e. Pengendaliaan Risiko:

 Melakukan penurunan derajat probabilitas dan konsekuensi yang ada dengan menggunakan berbagai alternatif metode, bisa dengan transfer risiko dan lain lain.

f. Monitor dan Review :

 Monitor dan review terhadap hasil system manajemen risiko yang dilakukan serta mengidentifikasi perubahan – perubahan yang perlu dilakukan

g. Kominikasi dan konsultasi :

 Kominikasi dan konsultasi dengan mengambil keputusan internal dan eksternal untuk tidak lanjut dari hasil manajemen risiko yang dilakukan.

Menurut Grey and Larrson (2000), kompenen utama dari proses manajemen risiko konstruksi adalah sebagai berikut:

(57)

II-30

Gambar 2.4 Komponen Utama Proses Manajemen Risiko Konstruksi

Dalam konteks konstruksi, pengelolaan risiko meliputi identifikasi secara sistematis, jenis, besar, dan sumber risiko, penyiapan tanggapan yang tepat dalam arti meningkatkan segi positif dan menurunkan dampak negatif yang mungkin timbul, selanjutnya pemantauan dan pengendalian terhadap pelaksanaannya.

Manfaat yang diperoleh dengan menerapkan manajemen risiko, (Mok et al 1996) antara lain:

a. Berguna untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah yang rumit.

b. Memudahkan estimasi biaya.

(58)

II-31

c. Memberikan pendapat dalam pembuatan keputusan yang dihasilkan dengan benar.

d. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian dalam keadaan yang nyata.

e. Memungkinkan bagi para pembuat keputusan untuk memutuskan berapa banyak informasi yang dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah.

f. Meningkatkan pendekatan sistematis dan logika untuk membuat keputusan.

g. Menyediakan pedoman untuk membantu perumusan masalah.

h. Memungkinkan analisa yang cermat dari pilihan - pilihan alternatif.

2.1.5 Tahapan Manajemen Risiko

Ada beberapa tahapan dalam manajemen risiko. PMBOK (2004) membaginya dalam beberapa tahapan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.5 Tahapan Manajemen Risiko

(59)

II-32

A. Rencana Mitigasi Risiko (Risk Management Plan)

Risk management plan atau sering dikenal sebagai rencana mitigasi risiko adalah dokumen formal yang menjelaskan bagaimana menangani risiko spsifik dan tindakan pengelolaan risiko apa yang dapat diambil untuk mengurangi atau menghapus ancaman terhadap kegiatan dan hasil.

Mitigasi Risiko adalah suatu tindakan terencana dan berkelanjutan yang dilakukan oleh pemilik risiko agar bisa mengurangi dampak dari suatu kejadian yang berpotensi atau telah merugikan atau membahayakan pemilik risiko tersebut. Selain itu mitigasi risiko merupakan upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadi dan dampak risiko, sekaligus kegiatan untuk menentukan pencegahan atau solusi pada saat event risk terjadi.

Menurut ISO 31000:2009, mitigasi risiko disebut juga dengan “risk treatment”. Pemilihan satu atau lebih pilihan untuk memodifikasi risiko merupakan penanganan risiko. COSO Integrated Framework 2004 menyebutkan “risk response” sebagai mitigasi risiko. Saat melakukan respons risiko diperlukan identifikasi dan evaluasi respon mengenaI risiko.

Setelah mengidentifikasi risiko, perlu adanya memprioritaskan risiko berdasarkan kecenderungan dan dampak. Ada empat (4) strategi mitigasi risiko menurut standar manajemen risiko COSO Integrated Framework 2004 atau ISO 31000:2009 yaitu :

(60)

II-33

a. Menghindari risiko (risk avoidance), keuntungan dari strategi ini adalah peluang kerugian akan hilang ketika menghilangkan aktivitas yang menyebabkan masalah - masalah atau mengandung risiko. Kelemahan strategi ini adalah kemungkinan akan kehilangan beberapa keuntungan karena aktivitas yang berisiko memiliki memberikan keuntungan. Sebaiknya, strategi ini digunakan sebagai pilihan terakhir dimana ketika tingkat risiko terlalu tinggi dari dampak tercapainya tujuan, opportunity loss, dan biaya.

b. Mengurangi risiko (mitigation). Mengurangi risiko maksudnya adalah mengambil langkah untuk mengurangi baik kemungkinan maupun dampak yang ditimbulkan risiko itu. Pada strategi ini, aktivitas tetap dijalankan dengan membuat analisis biaya manfaat terlebih dahulu.

c. Berbagi risiko (risk sharing / transfer). Berbagi dengan pihak ketiga bisa juga disebut dengan memindahkan risiko. Konsep ini sama dengan konsep asuransi dimana mentransfer risiko dari satu pihak ke pihak lain. Strategi ini cocok dalam menangani risiko yang memiliki dampak besar, kemampuan pemilik risiko dalam mengelola risiko lebih kecil dibandingkan kemampuan pihak ketiga, dan biaya untuk membagi risiko lebih kecil dari dampak risiko yang akan diterima.

d. Menerima risiko (risk acceptance). Setiap risiko memiliki harga.

Membatasi aktivitas dan melewatkan peluang keuntungan

(61)

II-34

merupakan dampak dari menghindari risiko. Mengurangi risiko biasanya melibatkan sistem baru yang mahal. Jadi, menerima risiko disini dengan tidak melakukan tindakan untuk mempengaruhi dampak dan kemungkinan risiko. Keuntungan menerima risiko adalah tidak ada biaya dan membebaskan sumber daya untuk fokus pada risiko yang serius. Di sisi lain, menerima risiko memiliki kelemahan yaitu menjadi tidak memiliki kendali.

Rencana mitigsi risiko meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk sebuah konstruksi. Dengan mempertimbangkan lingkup konstruksi, rencana manajemen konstruksi, faktor lingkungan perusahaan, maka tim konstruksi dapat mendiskusikan dan menganalisis aktivitas manajemen risiko untuk konstruksi – konstruksi tertentu. Adapun beberapa tujuan mitigasi adalah sebagai berikut:

a. Menimalisir risiko dan atau dampak yang mungkin terjadi

b. Sebagai pedoman bagi pemerintah dalam membuat perencanaan pembangunan di suatu tempat.

Mitigasi yang dilakukan terhadap aktivitas biasanya masih terdapat residual risk. Residual risk adalah risiko yang tetap ada setelah risiko direspon. Hal ini terjadi karena tidak adanya keyakinan yang mencapai 100%, maksimal adalah 99% dimana 1% adalah hal yang mungkin terjadi diluar dugaan manusia.

(62)

II-35

B. Identifikasi Risiko (Risk Identification)

Tahap pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan timbulnya risiko atau kerugiaan dalam suatu kegiatan pada pekerjaan konstruksi. Proses identifikasi risiko ini mungkin adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua risiko yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu konstruksi harus diidentifikasi.

Tahap identifikasi risiko ini merupakan tahapan tersulit dan paling menentukan dalam manajemen risiko. Kesulitan ini disebabkan oleh ketidak mampuan untuk mengidentifikasi seluruh risiko yang akan timbul mengingat adanya ketidak pastiaan dari apa yang akan dihadapi. Oleh karena itu dalam mengidentifikasi risiko terlebih dahulu diupayakan untuk menentukan sumber risiko dan efek risiko itu sendiri secara komprehensip

Risiko dapat dikenali dari sumbernya, kejadiannya (event), dan akibatnya (effect). Sumber risiko dapat diartikan sebagai faktor yang dapat menimbulkan kejadian yang bersifat positif maupun negatif atau kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya risiko. Risiko ada yang dapat dikontrol dan tak terkontrol, Sumber risiko yang terkontrol adalah risiko dapat dikontrol oleh manajemen dan berada dibawah pengaruhnya, sedangkan pada risiko tak terkontrol terjadi hal yang sebaliknya. Dua sumber risiko dikatakan bergantung jika salah satu sumber risiko akan memberi pengaruh terhadap sumber risiko yang lain,sehingga ada

Referensi

Dokumen terkait