iv Universitas Kristen Maranatha Christian, 2009 Pembimbing I : Freddy Tumewu Andries, dr., M.S.
Pembimbing II : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.
Apendisitis akut merupakan kedaruratan bedah paling sering, dengan angka kejadian mencapai 120/100.000 penduduk. Angka kejadian ini berhubungan dengan tingginya faktor risiko terjadinya apendisitis akut yaitu diet yang rendah serat yang berhubungan erat dengan status sosial dan gaya hidup seseorang.
Tujuan penelitian untuk mengetahui prevalensi apendisitis akut di Rumah Sakit Immanuel tahun 2008 dan karakteristik distribusi menurut golongan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, perbandingan apendisitis akut dengan apendisitis kronis eksaserbasi akut, komplikasi, hubungan dengan pemeriksaan penunjang (leukosit, CRP, dan histopatologi).
Metode penelitian dilakukan secara survei deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif terhadap rekam medik.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tahun 2008, terdapat 209 kasus apendisitis akut dengan rentang usia 21-54 tahun, perbandingan laki-laki dan perempuan 1:1,03, pekerjaan pasien terbanyak pegawai swasta yaitu sebanyak 20,22%, apendisitis akut lebih banyak dibanding apendisitis eksaserbasi akut, komplikasi terbanyak perforasi dengan peritonitis, hasil pemeriksaan penunjang lebih banyak yang leukositosis, CRP positif, dan terdapat kesesuaian diagnosis histopatologi dengan klinis.
Kesimpulan prevalensi apendisitis akut di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode 1 Januari – 31 Desember 2008 adalah 366 kasus dengan karakteristik distribusi lebih banyak menyerang usia dewasa, perempuan lebih banyak, pekerjaan pegawai swasta terbanyak, apendisitis akut lebih banyak dibandingkan apendisitis eksaserbasi akut, komplikasi terbanyak perforasi dengan peritonitis, hasil pemeriksaan penunjang leukositosis, CRP positif, dan terdapat kesesuaian diagnosis histopatologis dengan klinis.
v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
PREVALENCE OF ACUTE APPENDICITIS IN IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG, PERIOD 1 JANUARY – 31 DECEMBER 2008
Christian, 2009 Tutor I : Freddy Tumewu Andries, dr., M.S.
Tutor II : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.
Acute appendicitis represents the most common emergency surgery, which incidence number is 120 / 100.000 resident. High incidence number relates to risk factor of acute appendicitis that is low diet of fibre interconnected with status of social and lifestyle.
The objective of this research is to determine the prevalence of acute appendicitis in Immanuel Hospital, Bandung period 1 January – 31 December 2008 and the characteristic of distribution according to age, gender, occupation, comparison of acute appendicitis with acute exacerbation of chronic inflammatory appendicitis, complication, relation with examination of leucocyte, CRP, and histopathology. Research method conducted by survey descriptive with intake of data by retrospectively from medical record.
Result of the study revealed that, in 2008, there are 209 acute appendicitis cases with deviation between 21-54 years; comparison of women and men 1:1,03; the most of patient occupation is officer of private sector that is counted 20,22%; amount of acute appendicitis is more than acute exacerbation of chronic inflammatory appendicitis; the most complication of appendicitis acute is perforation with peritonitis; results of examination which are leukocytosis, positive CRP, and there are suitability between histopathology examination and clinical features.
Conclusion prevalence of acute appendicitis in Immanuel Hospital Bandung, period 1 January – 31 December 2008 are 366 case with characteristic of distribution are more common in adult age, more women than in men, more in patient with occupation officer of private sector, acute appendicitis more common rather than acute exacerbation of chronic inflammatory appendicitis, the most complication is perforation with peritonitis, result of examination which are leukocytosis, positive CRP, and there are suitability between histopathology examination and clinical features.
Universitas Kristen Maranatha viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL………. i
LEMBAR PERSETUJUAN………. ii
SURAT PERNYATAAN……… iii
ABSTRAK………... iv
ABSTRACT……….. v
KATA PENGANTAR………. vi
DAFTAR ISI………... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR………... xii
DAFTAR DIAGRAM………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN………... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 3
1.3 Maksud dan Tujuan... 3
1.3.1 Maksud Penelitian... 3
1.3.2 Tujuan Penelitian... 4
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah... 4
1.4.1 Manfaat Praktis... 4
1.4.2 Manfaat Akademis... 4
1.5 Metodologi Penelitian... 4
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian……… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 6
2.1 Anatomi, Histologi, Fisiologi Appendiks………. 6
2.1.1 Anatomi Appendiks……….. 6
Universitas Kristen Maranatha ix
2.1.3 Fisiologi Apendiks……… 9
2.2 Apendisitis Akut………... 10
2.2.1 Latar Belakang dan definisi Apendisitis Akut….. 10
2.2.2 Insidensi dan Epidemiologi Apendisitis Akut….. 11
2.2.3 Etiologi dan Faktor Risiko Apendisitis Akut…... 11
2.2.4 Klasifikasi Apendisitis Akut……… 12
2.2.5 Patogenesis dan Patofisiologi Apendisitis Akut.. 13
2.2.6 Gejala Klinis Apendisitis Akut………... 14
2.2.7 Dasar Diagnosis Apendisitis Akut……….. 15
2.2.8 Diagnosis Banding Apendisitis Akut………….. 19
2.2.9 Penatalaksanaan Apendisitis Akut…………... 21
2.2.10 Komplikasi Apendisitis Akut……….. 22
2.2.11 Pencegahan Apendisitis Akut………. 22
2.2.12 Prognosis Apendisitis Akut……… 22
2.3 Teori yang berhubungan dengan penelitian…... 23
2.3.1 Angka Kejadian Apendisitis Akut... 23
2.3.2 Usia yang berhubungan dengan Apendisitis Akut... 23
2.3.3 Jenis Kelamin yang berhubungan dengan Apendisitis Akut………... 24
2.3.4 Status Sosial Ekonomi yang berhubungan dengan Apendisitis Akut... 24
2.3.5 Apendisitis Akut dan Apendisitis Kronis Eksaserbasi Akut ... 24
2.3.6 Komplikasi Apendisitis Akut... 25
Universitas Kristen Maranatha x
Apendisitis Akut... 27
2.3.9 Pemeriksaan Histopatologi yang berhubungan dengan Apendisitis Akut... 28
BAB III BAHAN / SUBJEK DAN METODE PENELITIAN... 30
DAFTAR PUSTAKA……….. 51
LAMPIRAN………. 55
Universitas Kristen Maranatha xi
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 HUBUNGAN LEUKOSIT DENGAN APENDISITIS AKUT….. 27
4.1 DISTRIBUSI MENURUT GOLONGAN USIA……… 33
4.2 DISTRIBUSI MENURUT JENIS KELAMIN………... 34
4.3 DISTRIBUSI MENURUT PEKERJAAN………. 36
4.4 DISTRIBUSI PERBANDINGAN DIAGNOSIS………... 37
4.5 DISTRIBUSI MENURUT KOMPLIKASI……….... 38
4.6.1 DISTRIBUSI MENURUT PEMERIKSAAN LEUKOSIT…… 40
4.6.2 DISTRIBUSI MENURUT PEMERIKSAAN CRP……… 41
Universitas Kristen Maranatha xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 ANATOMI CAECUM DAN APENDIKS VERMIFORMIS…… 6 2.2 VARIASI LETAK APENDIKS VERMIFORMIS……… 7 2.3 FOTO MIKOGRAF POTONGAN APENDIKS... 9 2.4 GAMBARAN HISTOPATOLOGI APENDISITIS... 18 2.5 GAMBARAN HISTOPATOLOGI APENDISITIS DENGAN
Universitas Kristen Maranatha xiii
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
4.1 DISTRIBUSI MENURUT GOLONGAN USIA……… 34
4.2 DISTRIBUSI MENURUT JENIS KELAMIN………... 35
4.3 DISTRIBUSI MENURUT PEKERJAAN………. 36
4.4 DISTRIBUSI PERBANDINGAN DIAGNOSIS………... 37
4.5 DISTRIBUSI MENURUT KOMPLIKASI……….... 39
4.6.1 DISTRIBUSI MENURUT PEMERIKSAAN LEUKOSIT…… 40
4.6.2 DISTRIBUSI MENURUT PEMERIKSAAN CRP……… 41
Universitas Kristen Maranatha xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Universitas Kristen Maranatha
55
LAMPIRAN
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
Universitas Kristen Maranatha
59
Keterangan :
Kolom Jenis Kelamin :
L - Laki-laki P – Perempuan
Kolom CRP
TD – Tidak Diperiksa P - Positif
N –Negatif
Kolom PA
S – Sesuai TS – Tidak Sesuai
Kolom Komplikasi
Universitas Kristen Maranatha
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Apendisitis merupakan peradangan pada apendiks vermiformis, yaitu
divertikulum pada caecum yang menyerupai cacing, panjangnya bervariasi dari 7
sampai 15 cm, dan berdiameter sekitar 1 cm (Dorland, 2000), dan juga merupakan
penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering (Arief Mansjoer, 2000), sedangkan
batasan apendisitis akut adalah apendisitis yang terjadi dengan onset akut yang
memerlukan intervensi bedah ditandai dengan nyeri abdomen kuadran kanan bawah
dengan nyeri tekan lokal dan nyeri alih, nyeri otot yang ada di atasnya, dan
hiperestesia kulit (Dorland, 2000). Bila dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi
peritonitis umum, abses, dan komplikasi pasca operasi seperti fistula dan infeksi
luka operasi. (Bagian Bedah Universitas Gajah Mada, 2008).
Penyakit ini dapat mengenai semua umur baik laki-laki maupun perempuan,
tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia 10 sampai 30 tahun (Arif Mansjoer,
2000). Berdasarkan hasil survei, diketahui sebanyak 10% dari individu pernah
menderita apendisitis selama hidupnya, paling sering dekade kedua dan ketiga dalam
kehidupannya, namun menurut Peltokallio dan Tykka dengan alasan yang tidak jelas
insiden keseluruhan tampak menurun sementara proporsi pasien menderita
apendisitis pada usia lanjut meningkat (Soekamto Martoprawiro, 1995).
Terdapat 12% laki-laki dan 25% wanita yang melakukan operasi apendektomi
dan didapat 7% dari mereka adalah apendisitis akut. Dari penelitian lebih dari 10
tahun, dari tahun 1987-1997, rata-rata umur pasien yang melakukan apendektomi
adalah 31,3 tahun dan nilai tengahnya 22 tahun dengan perbandingan laki-laki :
Universitas Kristen Maranatha
2
Di Amerika Serikat ada penurunan jumlah kasus dari 100 kasus menjadi 52
kasus setiap 100 ribu penduduk dari tahun 1975 – 1991. Terdapat 15 – 30 persen (30
– 45 persen pada wanita) gambaran histopatologi yang normal pada hasil
apendektomi. Angka mortalitas yang tinggi dari apendisitis akut mengalami
penurunan dalam beberapa dekade. Hawk et al, membandingkan kasus apendisitis
akut pada periode 1933 – 1937 dengan 1943 – 1948. Angka mortalitas pasien
apendisitis akut dengan peritonitis lokal menurun dari 5% menjadi 0%. Angka
mortalitas pasien apendisitis akut dengan peritonitis umum menurun dari 40,6%
menjadi 7,5%. Pada tahun 1930, 15 kasus meninggal karena apendisitis dari 100 ribu
populasi, sedangkan 30 tahun kemudian hanya 1 kasus meninggal dari 100 ribu
polpulasi. Pada tahun 1977, mortalitas pasien dengan apendisitis akut tanpa perforasi
0,1% – 0,6% dan dengan perforasi 5% (Bagian Bedah Universitas Gajah Mada,
2008).
Terdapat perbedaan di setiap daerah yang mempengaruhi prevalensi apendisitis
akut seperti perbedaan gaya hidup termasuk jenis makanan yang dimakan, aktivitas,
ras, kebiasaan sosial baik adat dan budaya, termasuk di Bandung tepatnya di Rumah
Sakit Immanuel Bandung. Perbedaan tersebut dipengaruhi pula oleh waktu yang
semakin modern, semakin dibawa kepada sedentary life style.
Untuk mendapatkan data termutakhir demi kontribusi terhadap pendidikan dan
tingginya prevalensi apendisitis akut di daerah-daerah lain di Indonesia sehingga
berisiko terjadi komplikasi seperti perforasi, peritonitis hingga menyebabkan
kematian, maka mendorong penulis untuk mengetahui prevalensi apendisitis akut di
Universitas Kristen Maranatha
3
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian tersebut di atas, maka dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
• Bagaimanakah prevalensi apendisitis akut di Rumah Sakit Immanuel
Bandung Periode 1 Januari – 31 Desember 2008.
• Bagaimanakah karakteristik distribusi kasus apendisitis akut menurut
golongan umur di Rumah Sakit Immanuel pada tahun 2008.
• Bagaimanakah karakteristik distribusi kasus apendisitis akut menurut jenis
kelamin di Rumah Sakit Imanuel pada tahun 2008.
• Bagaimanakah karakteristik distribusi kasus apendisitis akut menurut jenis
pekerjaan di Rumah Sakit Imanuel pada tahun 2008
• Bagaimanakah karakteristik distribusi apendisitis akut dengan apendisitis
kronis eksaserbasi akut pada tahun 2008
• Bagaimana karakteristik distribusi komplikasi yang dialami pasien
apendisitis akut di Rumah Sakit Immanuel pada tahun 2008.
• Bagaimanakah karakteristik distribusi mengenai hubungannya dengan
pemeriksaan penunjang (leukosit, CRP, dan histopatologi) terhadap
apendisitis akut pada tahun 2008.
1.3Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi apendisitis akut pada
Universitas Kristen Maranatha
4
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik distribusi kasus
apendisitis akut menurut golongan usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan. Juga
mengetahui perbandingan apendisitis akut dengan apendisitis kronis eksaserbasi
akut, komplikasi, dan hubungannya dengan pemeriksaan penunjang (leukosit, CRP,
dan histopatologi) pada saat pasien datang berobat ke Rumah Sakit Immanuel pada
tahun 2008.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademis :
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai apendisitis
akut dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis :
Mengetahui lebih jauh mengenai prevalensi apendisitis akut sehingga dapat lebih
waspada terhadap gejala dini apendisitis akut dan para tenaga medis dapat
mengambil tindakan diagnosis dan penatalaksanaan yang cepat dan tepat agar dapat
mencegah komplikasi dan memperbaiki prognosis.
1.5Metodologi Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini adalah
Universitas Kristen Maranatha
5
retrospektif pada rekam medis penderita apendisitis akut di Rumah Sakit Immanuel
selama tahun 2008.
1.6Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Immanuel Bandung
Waktu penelitian dari bulan Desember 2008 sampai November 2009.
Universitas Kristen Maranatha
49
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa :
o Prevalensi apendisitis akut di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 1
Januari – 31 Desember 2008 adalah 366 kasus
o Apendisitis akut tidak menyerang semua golongan umur, golongan umur
yang tidak terserang adalah neonatal dengan rentang usia kurang dari 1
bulan, sedangkan yang terbanyak adalah dewasa dengan rentang usia
21-54 tahun sebanyak 209 kasus (57,1%).
o Apendisitis akut lebih banyak ditemukan pada perempuan sebanyak 186
kasus (50,82%), dan laki-laki sebanyak 180 kasus, jadi perbandingannya
adalah 1:1,03.
o Banyak dari pasien apendisitis akut yang tidak mencantumkan
pekerjaannya yaitu sebanyak 168 kasus (45,9%). Sedangkan pada pasien
yang mencantumkan pekerjaannya, apendisitis akut lebih banyak
ditemukan pada pasien dengan pekerjaan pegawai swasta sebanyak 74
kasus (20,22%).
o Apendisitis akut lebih banyak ditemukan yaitu sebanyak 357 kasus
(97,54%) dibandingkan dengan apendisitis kronis eksaserbasi akut
sebanyak 9 kasus (2,46%).
o Banyak dari pasien apendisitis akut tidak mengalami komplikasi yaitu
sebanyak 228 kasus (62,3%), sedangkan pada pasien yang mengalami
komplikasi, perforasi dan peritonitis merupakan komplikasi tersering yaitu
sebanyak 44 kasus (12,02%).
o Terdapat hubungan antara pemeriksaan penunjang dengan apendisitis akut,
Universitas Kristen Maranatha
50
Apendisitis akut lebih banyak disertai leukositosis yaitu sebanyak 226
kasus (61,75%)
Banyak pasien apendisitis akut yang tidak diperiksa CRP yaitu sebanyak 353 kasus (96,54%), sedangkan dari yang diperiksa CRP,
apendisitis akut lebih banyak disertai hasil positif yaitu sebanyak 11
kasus (3,01%).
Banyak dari pasien apendisitis akut yang tidak diperiksa histopatologi
yaitu sebanyak 243 kasus (66,39%), namun dari pasien yang diperiksa
gambaran histopatologinya, gambaran histopatologi pada pasien
apendisitis akut dengan diagnosis klinis lebih banyak yang sesuai yaitu
sebanyak 80 kasus (21,58%).
5.2 Saran
o Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai faktor-faktor diet yang
dapat mempengaruhi angka kejadian apendisitis akut.
o Meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan dan
penerangan mengenai gejala dini serta meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk berobat.
o Meningkatkan kewaspadaan para dokter terhadap gejala dini.
o Untuk bagian Rekam Medis Rumah Sakit Immanuel agar data-data
pasien dapat dibuat lebih lengkap sehingga data-data tersebut dapat
digunakan sebagai pengetahuan bagi tenaga medis dan paramedik
(misalnya melengkapi pekerjaan yang belum dicantumkan pasien, terapi
yang diberikan sebelum dirujuk untuk apendektomi).
o Melakukan penelitian mengenai penyebab adanya ketidaksesuaian antara
diagnosis pada gambaran histopatologi dengan diagnosis klinis.
o Melakukan penelitian mengenai korelasi antara diet rendah serat dengan
Universitas Kristen Maranatha
51
DAFTAR PUSTAKA
Agus Purwadianto, Budi Sampurna. 2000.Kedaruratan Medik. Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Bina Rupa Aksara. p.122-6.
Anderson Neil, Cockcroft Anne. 1988.Acute Appendicitis and Social ClassIn
British Medical Journal. 296 : 953-6.
Arif Mansjoer,Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, Wahyu Ika Wardhani, Wiwiek Setiowulan. 2001.Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p.307-313.
Bacthiar Murtala. 2006. Pencitraan Radiologik pada Apendisitis Akut.Jurnal Kedokteran Yarsi, 2(14) : 164-8.
Bagian Bedah Universitas Gajah Mada. 2008.Apendisitis Akut.
http://www.bedahugm.net/Bedah-Digesti/Apendisitis-akut.html. August 1st, 2009
Craig Sandy. 2009.Appendicitis, Acute.
http://emedicine.medscape.com/article/773895-overview. June 1st,2009.
Damjanov Ivan. 1997.Histopathology a Color Atlas & Textbook. Terjemahan : Brahm U. Pendit. Jakarta : Penerbit Widya Medika. p.202-3.
Darmawan Kartono. 1995. Apendisitis Akuta dalam : Soelarto Reksoprodjo.
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Bagian Ilmu Bedah FKUI/RSCM. p. 109-113.
Dorland W.A. Newman. 2000.Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. 29thed. Terjemahan : Huriawati Hartanto. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p.142.
Universitas Kristen Maranatha
52
George Sgourakis, Georgios C Sotiropoulos, Ernesto P Molmenti, et al. 2008.Are acute exacerbations of chronic inflammatory appendicitis triggered by
coprostasis and/or coprolithsInWorld Journal Gastroenterology. 14(20): 3179-3182
Gleadle Jonathan. 2003.History and Examination at a Glance. Jakarta : Penerbit Erlangga. p. 163.
Grace Pierce A, Borley Neil R. 2006.Surgery at a Glance. 3thed. Terjemahan Vidhia Umami. Jakarta : Penerbit Erlangga. p.106-7.
Haznam M.W. 1992.Kompendum Diagnostik dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-2. Bandung : Auleurswet/FKUP RSHS. p.84-5
Huether Sue E. 2006.Alteration Of Digestive FunctionIn : McCance Kathryn L, Huether Sue E.Pathophysiology : the Biologic Basis for Disease in Adults and Children. 5thed Volume 2. St. Louis : Elsevier Mosby. p. 1408.
Jaffe Bernard M., Berger David H. 2005.The AppendixIn : Brunicardi F. Charles, Andersen Dana K., Billiar Timothy R, Dunn David L, Hunter John G, Pollock Raphael E.Schwartz’s Principles Of Surgery. 8thed. New York : The Mc Graw-Hill Companies. p.1119-1137.
Junqeira L. Carlos, Carneiro Jose, Kelley Robert O. 1995.Basic Histology. 8thed. Terjemahan Jan Tambayong. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 310.
Liu Chen, Crawford James M. 2005.The Gastrointestinal TractIn : Kumar Vinay, Abbas Abul K., Fausto Nelson.Robin and Cotran Pathologic Basis Of Disease. 7thed Vol. 2. Philadelphia : Elsevier Saunders. p. 870-1.
MacFayden, Bruce. 1992.Essentials of General Surgery. 2nded. Baltimore : Williams & Wilkins. p. 204-6.
Universitas Kristen Maranatha
53
Mowji PJ Jones. 1990.The Year Book of Digestive Diseases 1990. St. Louis : Mosby –Year Book, Inc. p.207-211.
Mowschenson Peter M. 1990.Segi praktis Ilmu Bedah Untuk Pemula. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Bina Rupa Aksara. p.147-9.
Pemerintah Kotamadya Bandung. 2009.Penduduk.
http://www.bandung.go.id/?fa=sekilas.detail&id=13. Sept 18th, 2009.
Pieter John. 1996. Usus halus, apendiks, kolon, dan anorectum dalam Pieter John.
Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC/VU Univ Press. p. 865-875.
Poikolainen, Saarinen Merja, Eskola Juhani. 1985.Acute Appendicitis not Associated with Social Class among ChildrenInInternational Journal Epidemiology. 14 : 333-4.
Pusat Data dan Informasi Persatuan Rumah Sakit Indonesia (PERSI). 2009. Daftar
Rumah Sakit Area Jawa Barat.http://www.pdpersi.co.id/persi/?show=propinsi. Sept 18th, 2009.
R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2003.Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 642-5.
Schrock Theodore R, 1992.Ilmu Bedah (Handbook of Surgery). Edisi ke-7. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 276-8.
Schwartz, Seymour. 1995.Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah. Edisi ke-6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 437-442.
Snell Richard S. 2000.Clinical Anatomy For Medical Student.6thed. Terjemahan Liliana Sugiharto. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 230-1.
Sujono Hadi. 2002.Gastroenterologi. Edisi ke-7. Bandung : Penerbit PT Alumni. p.27.
S Soekamto Martoprawiro, Soeparman, Rahmad Gunawan. 1995. Traktus
Universitas Kristen Maranatha
54
ed. Terjemahan : Staf Pengajar Laboratorium Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p.293-4.
Tabrani Rab. 2008.Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Edisi ke-1 Jilid 2. Bandung : Penerbit PT Alumni. p. 788.
Thomson AD. 1994.Catatan Kuliah Patologi. Edisi ke-3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p. 238-9.
Underwood JCF. 1994.Patologi Umum & Sistematik. 2nded. Vol. 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. p.467.
Wallach Jacques. 2000.Interpretation of Diagnostic Test. 7th ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. p. 51,166.
Way Lawrence W. 2006.AppendixIn : Doherty Gerard M., Way Lawrence W.
Current Surgical Diagnosis & Treatment.12thed. New York : The Mc Graw-Hill Companies. p.648-652.
Way Lawrence W. 1991.AppendixIn : Doherty Gerard M., Way Lawrence W.
Current Surgical Diagnosis & Treatment.9thed. New York : The Mc Graw-Hill Companies. p.600-4.