• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik : studi kasus pada Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik : studi kasus pada Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

xv

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA DAN KUALITAS

PRODUK PARIWISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAAN

WISATAWAN DOMESTIK

Studi Kasus Pada Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul,

Yogyakarta

Yuliana Desi Ariyanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada para wisatawan domestik yang datang berkunjung ke kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah para wisatawan domestik yang datang berkunjung ke kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata secara sendiri-sendiri berpengaruh positif dan secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik yang datang berkunjung ke kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

(2)

xvi

AN ANALYSIS INFLUENCE OF PRICING EFFECTIVENESS AND QUALITY OF TOURISM PRODUCT TO DOMESTIC TOURIST SATISFACTION LEVELS Case Study on Gunung Api Purba Nglanggeran Tourism Area, Gunungkidul Yogyakarta

Yuliana Desi Ariyanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

The aim of this research is to determine whether pricing effectiveness and quality of tourism product influence domestic tourist satisfaction levels. Data was collected by distributing quesionnaires to domestic tourists who visiting on Gunung Api Purba Nglanggeran tourism area at June until July 2014. The population of this research is all of the domestic tourists visiting Gunung Api Purba Nglanggeran tourism area, Gunungkidul, Yogyakarta. The sample size is 100 respondents. The sampling technique in this research is purposive sampling. Data analysis technique that used in this research is Multiple Linear Regression. The result of this research shows that pricing effectiveness and quality of tourism product have positive influence partially and simultaneously to domestic tourist satisfaction at Gunung Api Purba Nglanggeran tourism area, Gunungkidul, Yogyakarta.

(3)

PRODUK PARIWISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN

WISATAWAN DOMESTIK

Studi Kasus pada Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Yuliana Desi Ariyanti NIM : 102214050

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

i

PRODUK PARIWISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN

WISATAWAN DOMESTIK

Studi Kasus pada Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Yuliana Desi Ariyanti NIM : 102214050

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

pengalaman apa saja yang akan kamu alami dalam hidup,

tetapi kamu selalu bisa memilih

bagaimana cara kamu menghadapinya.”

(Chicken Soup For The Mother Soul)

Hidup adalah anugerah, terimalah.

Hidup adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah penderitaan, atasilah.

Hidup adalah pertandingan, menangkanlah. Hidup adalah kewajiban, lakukanlah.

Hidup adalah kesukaan, nikmatilah. Hidup adalah lagu, nyanyikanlah.

Hidup adalah janji, penuhilah. Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah.

Hidup adalah kasih, bagikanlah.

Hidup adalah kesempatan, gunakanlah. Hidup adalah keindahan, bersyukurlah.

Bertindak dan isilah hidup bagi kemulianNya..

(8)
(9)
(10)

vii

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Efektivitas Kebijakan Harga dan Kualitas Produk Pariwisata Terhadap Tingkat Kepuasan Wisatawan Domestik, Studi Kasus Pada Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengungkapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai dan menguatkan penulis dalam proses menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. Aloysius Triwanggono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah dengan sepenuh hati membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan yang positif, juga nasehat spiritual yang bermanfaat sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah dengan

sabar membimbing, mengarahkan, dan memberikan masukan yang positif sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak dan Ibukku tercinta, Evaristus Kardjan Yuliyanto dan Vincentia Sumarsinah, untuk setiap doa, kasih, dukungan, dan perhatian yang dicurahkan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(11)

viii

menjadi semangat dan inspirasi bagiku untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Mas Nad, Mas Bayu, Bang Ino, Mbah Kakung, Mbah Putri, Pakdhe, Budhe, Om, Bulek, sepupu dan semua keluarga besar yang mendoakan kelancaran penyelesaian skripsi ini. 10. Valentinus Herista yang sering mendampingi, menyemangati, mengasihi dan memberi

banyak pelajaran hidup untukku dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Mas Aris, Mas Heru, Mas Giyanto, dan seluruh pengelola Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta yang telah membantu untuk melakukan penelitian.

12. Gank “PahPoh” yang beranggotakan Christianna Nevianti alias Anull, Veneranda Puri Kusumaningtyas alias Puyii dan Devi Mayangsari alias Epott untuk semua kisah, kebersamaan, pembelajaran, dan pendewasaan yang pernah dilalui dalam proses penyelesaian skripsi ini.

13. Keluarga besar Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi periode 2013-2014; ada Alex, Niken, Anull, Lia, Cindy, Nandus, Wina, Angel, Adit, Akim, Cicil, Cimo, Heru, Dimas dan Aji untuk semua cerita, susah senang, pengorbanan, semangat, dan kebersamaan yang pernah terjadi.

14. Keluarga Kos Ceria: mbak TimTim, mbak Lii, Yantoz, Tika, Putri, Chia, Tanti, dan Tia untuk dorongan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Teman-teman sekelas MPT: Tian, Septi, Indah, Venta “Kencot”, Hastak, Sindu, Edo, dan Adit “Doyok” untuk masukan, kerjasama dan semangat yang diberikan mulai dari penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini.

16. Teman-teman seangkatan Manajemen’10 untuk semua kebersamaan, cerita, dan dorongan semangat dari mulai menjadi maba sampai dengan selesainya skripsi ini, bangga pernah menjadi bagian dari kalian.

17. Segenap responden yang telah bersedia meluangkan waktunya sebentar untuk mengisi kuesioner.

(12)
(13)

x

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

HALAMAN ABSTRAK ... xv

ABSTRACT ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pengertian Pariwisata ... 9

2. Pengertian Produk Pariwisata ... 12

3. Pengertian Harga ... 25

4. Pengertian Kepuasan Wisatawan ... 28

(14)

xi

A. Profil Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ... 63

B. Kegiatan Wisata Di Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ... 71

C. Sejarah Perkembangan Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran ... 73

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 82

A. Analisis Data ... 83

B. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 86

C. Uji Asumsi Klasik ... 88

D. Analisis Regresi Linier Berganda ... 91

E. Pembahasan ... 98

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN ... 102

A. Kesimpulan ... 102

B. Saran ... 103

C. Keterbatasan ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

(15)

xii

Tabel Judul Tabel ... halaman

4.1 Daftar Tarif Tiap Jenis Kegiatan Wisata ... 80

4.2 Data Jumlah Pengunjung Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran . 81 5.1 Distribusi Frekuensi Identitas Responden ... 83

5.2 Distribusi Frekuensi Identitas Responden ... 85

5.3 Hasil Pengujian Validitas ... 87

5.4 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 88

5.5 Hasil Uji Asumsi Klasik Multikolinieritas ... 89

5.6 Hasil Uji t ... 92

5.7 Hasil Uji F ... 95

(16)

xiii

Gambar Judul Gambar halaman

Gambar IV.1 Peta Lokasi Gunung Api Purba Nglanggeran ... 67

Gambar V.1 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 90

(17)

xiv

Judul Lampiran halaman

Lampiran A Kuesioner Penelitian ... 110

Lampiran B Input Data ... 116

Lampiran C Hasil Olah Data Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 119

Lampiran D Hasil Uji Regresi ... 121

(18)

xv

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA DAN KUALITAS

PRODUK PARIWISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAAN

WISATAWAN DOMESTIK

Studi Kasus Pada Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul,

Yogyakarta

Yuliana Desi Ariyanti Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik. Pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada para wisatawan domestik yang datang berkunjung ke kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah para wisatawan domestik yang datang berkunjung ke kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata secara sendiri-sendiri berpengaruh positif dan secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik yang datang berkunjung ke kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

(19)

xvi

AN ANALYSIS INFLUENCE OF PRICING EFFECTIVENESS AND QUALITY OF TOURISM PRODUCT TO DOMESTIC TOURIST SATISFACTION LEVELS Case Study on Gunung Api Purba Nglanggeran Tourism Area, Gunungkidul Yogyakarta

Yuliana Desi Ariyanti Sanata Dharma University

Yogyakarta 2014

The aim of this research is to determine whether pricing effectiveness and quality of tourism product influence domestic tourist satisfaction levels. Data was collected by distributing quesionnaires to domestic tourists who visiting on Gunung Api Purba Nglanggeran tourism area at June until July 2014. The population of this research is all of the domestic tourists visiting Gunung Api Purba Nglanggeran tourism area, Gunungkidul, Yogyakarta. The sample size is 100 respondents. The sampling technique in this research is purposive sampling. Data analysis technique that used in this research is Multiple Linear Regression. The result of this research shows that pricing effectiveness and quality of tourism product have positive influence partially and simultaneously to domestic tourist satisfaction at Gunung Api Purba Nglanggeran tourism area, Gunungkidul, Yogyakarta.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan meninggalkan rutinitasnya sementara untuk memenuhi kebutuhan akan rekreasi atau hiburan dimana dalam pelaksanaannya membutuhkan persiapan. Pariwisata muncul karena adanya kebutuhan dan keinginan seseorang maupun sekelompok orang untuk menghilangkan kepenatan, memperoleh pengetahuan baru, memenuhi kebutuhan rohani, dan lain-lain. Kemudian pariwisata berkembang, tak hanya menjadi sebuah kegiatan namun juga dilihat memiliki prospek bisnis yang sangat menjanjikan. Lalu muncullah banyak objek-objek wisata sebagai alat pemenuh kebutuhan pariwisata yang menawarkan berbagai macam hiburan dan pengetahuan baru yang mampu memuaskan kebutuhan dan keinginan seseorang maupun sekelompok orang. Orang yang melakukan kegiatan pariwisata disebut wisatawan. Wisatawan pun berdatangan dari berbagai daerah, wisatawan domestik yang berasal dari dalam suatu negara dan wisatawan mancanegara yang berasal dari luar suatu negara.

(21)

Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion, Process, People, and Physical Evidence), faktor sosial budaya (kelas sosial, kelompok referensi, keluarga, budaya, sub budaya), faktor psikologi (motivasi, kepribadian, presepsi, pembelajaran, sikap, dan gaya hidup), dan faktor situasi (Purchase Task, Social Surroundings, Physical Surroundings, Temporal Effects and Antecedent States).

(22)

merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung. Yang kedua,

tourist service yaitu semua fasilitas yang dapat digunakan dan aktivitas yang dapat dilakukan dimana pengadaannya disediakan oleh perusahaaan secara komersial. Agar perjalanan wisatawan ke daerah tujuan wisata dapat terpuaskan, maka diperlukan pengemasan produk pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan.

Dari pengamatan awal, peneliti mendapati bahwa aspek harga dan kualitas produk pariwisata merupakan aspek yang mendominasi pertimbangan para wisatawan, khususnya wisatawan domestik dalam memutuskan objek wisata yang akan dituju dan kemudian mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan terhadap objek wisata tersebut. Harga yang dimaksud adalah biaya yang berupa sejumlah uang yang harus dibayarkan, waktu yang harus dikorbankan untuk mendapatkan jasa, energi yang dikeluarkan untuk mendapatkan jasa tertentu, dan pengorbanan yang terkait dengan panca indera (suara bising, panas, dan sebagainya). Sementara, aspek kualitas produk pariwisata adalah keseluruhan sifat maupun karakteristik suatu jasa yang diwujudkan dalam objek wisata yang ditawarkan. Peneliti mendapati bahwa komponen-komponen yang terkandung didalam istilah produk pariwisata telah mencakup keseluruhan aspek yang ingin diteliti oleh peneliti. Dengan demikian, peneliti meyakini bahwa aspek harga dan kualitas produk pariwisata merupakan aspek yang penting dan memiliki dampak cukup besar dalam mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan domestik.

(23)

wisata yang banyak diminati wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Daerah Yogyakarta menawarkan berbagai jenis pariwisata yang dapat memuaskan kebutuhan akan hiburan bagi mata dan hati para wisatawan. Selain terkenal dengan wisata di bidang kesenian atau kebudayaannya, daerah Yogyakarta juga menyuguhkan berbagai macam wisata alam yang sangat cantik di antaranya: objek wisata Kaliurang, Air Terjun Sri Gethuk, Gua Rancang Kencono, Puncak Suroloyo, dan yang bisa dibilang kawasan wisata baru adalah kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

(24)

10Mei2014). Berdasarkan data tersebut, penulis meyakini bahwa potensi wisata yang ada pada kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran menarik untuk dijadikan tempat penelitian.

Dengan mengacu pada uraian tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih jauh pada keadaan pengelolaan produk jasa yang bergerak di bidang pariwisata. Oleh karena itu, penulis mengadakan penelitian

dengan judul “ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS KEBIJAKAN HARGA

DAN KUALITAS PRODUK PARIWISATA TERHADAP TINGKAT

KEPUASAN WISATAWAN DOMESTIK” Studi kasus pada Kawasan Wisata

Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

Apakah efektifitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata secara sendiri-sendiri dan bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Yogyakarta ?

C. Pembatasan Masalah

(25)

yang dianggap paling dominan dalam mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan, yaitu: harga yang meliputi harga yang bersifat moneter (nominal uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu jasa) dan harga yang bersifat non moneter (pengorbanan selain uang yang dikeluarkan untuk menikmati suatu jasa) serta kualitas produk pariwisata yang meliputi komponen Professionalism and Skills, Attitudes and Behavior, Accessibility and Flexibility, Reliability and

Trustwortiness, Communication, Security, dan Tangibles pada kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta. Pembatasan ini dimaksudkan agar penelitian ini tidak melebar dan menjadi lebih terfokus. Selain itu, penulis juga membatasi pada wisatawan yang datang berkunjung, yaitu hanya pada wisatawan domestik. Berdasarkan hasil observasi awal tentang karakteristik daya tarik wisata dan usia wisatawan yang datang berkunjung, maka penulis membatasi pada wisatawan domestik yang berusia diatas 15 tahun.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

(26)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi : 1. Pemerintah Daerah Gunungkidul

Bagi pengambil kebijakan terutama pemerintah daerah, penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan kebijakan pengembangan pariwisata khususnya di kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Pengelola Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukkan kepada pihak pengelola untuk dapat menerapkan strategi pengembangan yang lebih tepat dan pengelolaan yang lebih tersistem. Selain itu juga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangam bagi pihak pengelola dalam mengambil kebijakan mengenai aspek hargadan kualitas produk pariwisata di kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

3. Ilmu Pengetahuan

(27)

4. Penulis

(28)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Pariwisata

Secara etimologis, kata pariwisata yang berasal dari Bahasa Sansekerta, sesungguhnya bukanlah berarti tourisme (Bahasa Belanda) ataupun tourism (Bahasa Inggris). Kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu kata pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap dan

wisata yang berarti perjalanan, bepergian yang dalam hal ini bersinonim dengan kata travel dalam Bahasa Inggris. Atas dasar tersebut, maka kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar, dari suatu tempat ketempat lain. Menurut James J. Spillane (1987:2) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan oleh perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.

Selanjutnya, pengertian pariwisata jika dilihat dalam Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun2009 tentang Kepariwisataan, pada Pasal 1 menyatakan bahwa :

(29)

b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

c. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

d. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang berkaitan dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah, dan pengusaha.

e. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

f. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwasataan.

(30)

Selain itu, pariwisata juga diartikan sebagai perpindahan sementara yang dilakukan dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. J.J Spillane (1987:20) mengemukakan, pariwisata dilakukan bertujuan untuk mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Lebih lanjut, Yoeti (1996:113) membagi pariwisata berdasarkan alasan atau tujuan perjalanannya dalam beberapa jenis, sebagai berikut :

a. Business Tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana pengunjungnya datang untuk tujuan dinas, usaha dagang, atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres, seminar, dan musyawarah kerja.

b. Vacational Tourism

Yaitu jenis pariwisata dimana orang-orang yang melakukan perjalanan wisata terdiri dari orang-orang yang sedang berlibur, rekreasi dan bersenang-senang.

c. Educational Tourism

(31)

2. Pengertian Produk Pariwisata

Secara luas, produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide (Kotler dan Keller, 2007:4). Lima tingkatan produk menurut Kotler dan Keller adalah sebagai berikut :

a. Core Benefit (Manfaat Inti)

Core Benefit (Manfaat Inti) merupakan tingkat dasar dari produk yang berupa layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli oleh pelanggan. Contohnya, tamu hotel yang membeli “istirahat

dan tidur” ataupun pembeli alat bor yang hendak membeli

“lubang”.

b. Basic Product (Produk Dasar)

Pada tingkat ini, manfaat inti dari produk diubah menjadi bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indra. Misalnya, kamar hotel yang meliputi tempat tidur, bantal, selimut, kamar mandi, handuk, meja dan kursi.

c. Expected Product (Produk yang diharapkan)

(32)

nyaman, handuk yang baru, dan suasana kamar hotel yang relatif tenang.

d. Augmented Product (Produk Tambahan)

Pada tingkat ini, produk didesain agar memiliki sesuatu yang berbeda antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.

e. Potential Product (Produk Potensial)

Tingkat yang terakhir adalah produk potensial yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk.

Jika dikaitkan dengan produk pariwisata, maka core benefit (manfaat inti) dari produk pariwisata adalah perasaan senang, mendapatkan kenikmatan, mencari tantangan baru, mengetahui sesuatu, menghilangkan kepenatan dan berakhir pada terpuaskannya keinginan dan kebutuhan akan hiburan.

Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan tipe konsumen yang menggunakannya. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:269-270), klasifikasi produk dan jasa tersebut adalah sebagai berikut :

a. Produk Konsumen

(33)

1) Produk Kebutuhan Sehari-hari

Produk kebutuhan sehari-hari (convenience product) adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan segera dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan pembelian yang minimum. Contohnya, sabun, permen, surat kabar, dan makanan cepat saji.

2) Produk Belanja

Produk belanja (shopping product) adalah produk dan jasa konsumen yang lebih jarang dibeli dan pelanggan membandingkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya produk secara cermat. Ketika membeli produk dan jasa belanja, konsumen menghabiskan banyak waktu dan tenaga dalam mengumpulkan informasi dan membuat perbandingan. Contohnya, perabot, pakaian, mobil, peralatan rumah tangga utama dan jasa hotel.

3) Produk Khusus

(34)

4) Produk Yang Tidak Dicari

Produk yang tidak dicari (unsought product) adalah produk konsumen yang mungkin tidak dikenal konsumen atau produk yang mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen tidak berfikir untuk membelinya. Kebanyakan inovasi baru tidak dicari sampai konsumen menyadari keberadaan produk itu melalui iklan. Contohnya, asuransi jiwa dan donor darah untuk Palang Merah.

b. Produk Industri

Produk industri (industrial product) adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk digunakan dalam menjalankan suatu bisnis. Tiga kelompk produk dan jasa industri meliputi :

1) Bahan dan suku cadang, mencakup bahan mentah serta bahan dan suku cadang manufaktur.

2) Barang-barang modal, adalah produk industri yang membantu produksi atau operasi pembeli termasuk peralatan instalasi dan aksesori.

(35)

Produk Pariwisata (Tourism Product) menurut Angela Riani dalam

Wawasan Pariwisata (2012:2) merupakan suatu bentukan yang nyata (tangible product) dan tidak nyata (intangible product), dikemas dalam suatu kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati, apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik bagi orang yang melakukan perjalanan atau yang menggunakan produk tersebut.

a. Komponen Produk Pariwisata 1) Daya Tarik Wisata (Attraction)

Komponen daya tarik wisata merupakan salah satu unsur yang membentuk dan menentukan suatu daerah menjadi destinasi pariwisata. Setiap destinasi pariwisata memiliki daya tarik yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki. Di bawah ini adalah jenis daya tarik wisata yang biasanya ditampilkan di destinasi pariwisata :

Daya tarik wisata alam (natural tourist attractions), segala bentuk daya tarik yang dimiliki oleh alam, misalnya : laut, pantai, gunung, danau, lembah, bukit, air terjun, ngarai, sungai, dan hutan.

(36)

2) Fasilitas dan Pelayanan Wisata (Amenities)

(37)

3) Kemudahan untuk mencapai destinasi wisata (Accesibility)

Dalam suatu perjalanan wisata, terdapat pula faktor yang tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi kepuasan wisatawan, yaitu faktor aksesibilitas, yang berarti kemudahan yang tersedia untuk mencapai destinasi wisata, yang terkadang diabaikan oleh wisatawan dalam merencanakan perjalanan wisata, sehingga secara umum dapat mempengaruhi budget perjalanan tersebut. Faktor ini dapat berupa alat transportasi atau kendaraan yang mudah didapatkan ataupun lokasi dari objek wisata yang mudah dijangkau.

4) Keramahtamahan (Hospitality)

Destinasi wisata dapat menyebabkan munculnya perasaan wisatawan terhadap kebutuhan yang berkaitan dengan keramahtamahan melalui seseorang atau sesuatu. Faktor ini memang jarang diperhitungkan oleh wisatawan dalam menentukan pilihan objek wisata yang akan dikunjungi, namun sebenarnya faktor ini penting karena dalam melakukan kegiatan pariwisata, wisatawan membutuhkan kenyamanan. Wisatawan akan merasa puas apabila objek wisata yang dikunjunginya memberikan kenyamanan dan tidak akan ragu untuk datang kembali di lain kesempatan.

(38)

fasilitas dan pelayanan di daerah tujuan wisata, aksesibilitas, dan keramahtamahan.

b. Karakteristik Produk Pariwisata

Adapun karakteristik tentang produk pariwisata yang merupakan produk jasa menurut Yoeti (2008:26), yaitu :

1) Intangibility

Artinya, produk tersebut tidak dapat didemonstrasikan atau dicoba sebelum dibeli atau dipakai. Produk ini hanya dapat sebatas menawarkan janji atau garansi serta ketepatan waktu penyediaan jasa kepada wisatawan. Produk ini didukung dengan penyediaan brosur, video, dan media lainnya yang kurang lebih bisa menarik perhatian atau minat wisatawan untuk membeli suatu produk pariwisata.

2) Perishability

Artinya, sebuah produk jasa seperti produk pariwisata (tidak seperti produk barang) tidak dapat disimpan lama, dan kemudian dijual kembali saat harga tinggi. Produk pariwisata yang tidak dapat terjual pada saat itu berarti tidak dapat dijual selama-lamanya. Seperti : penjualan kamar hotel, penjualan tempat duduk pada pesawat terbang, atau penjualan tempat seminar pada

(39)

3) Inseparability

Produk jasa diproduksi dan dikonsumsi pada tempat yang sama dan bersamaan. Produk pariwisata ini harus dikonsumsi pada tempat dimana produk tersebut dihasilkan. Contohnya : jika seseorang ingin menikmati indahnya suasana pantai Kuta, orang itu harus pergi ke Bali. Artinya, tidak mungkin pantai Kuta itu bisa dibawa ke daerah asal wisatawan tersebut. Tidak seperti produk barang seperti DVD atau televisi yang merupakan produk buatan Jepang tetapi bisa didapatkan di Indonesia atau dimana saja. 4) Complementarity of tourist service

Suatu produk pariwisata akan tinggi nilainya bila produk itu dikombinasikan dengan produk lain sehingga memiliki nilai yang lebih tinggi bagi komsumen atau wisatawan. Contohnya : jasa persewaan penginapan atau hotel yang menambahkan kombinasi jasa tour guide yang dapat mengantar dan menemani pengunjung hotel berkeliling ke tempat-tempat wisata di sekitar hotel.

5) Pemasaran memerlukan dukungan organisasi resmi

(40)

6) Memerlukan after sales service

Artinya, wisatawan tidak bisa menikmati langsung suatu produk pariwisata yang dibelinya tanpa bantuan si penjual. Misalnya dalam membeli suatu paket perjanan tour atau biro perjalanan pariwisata, wisatawan tidak mungkin melakukan perjalanannya sendiri karena semua reservasi dilakukan oleh tour operator yang menyusun rencana perjalanan dan paket perjalanan. Didalam paket perjalanan ini ada seorang tour leader dari penjual untuk memandu perjalanan wisata tersebut. Bantuan penjual ini disebut dengan pelayanan purna jual (after sales service).

c. Kualitas Produk Pariwisata

Kualitas merupakan sebuah kata yang bagi para penyedia jasa adalah sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kotler (1997:112), kualitas merupakan seluruh ciri serta sifat suatu produk atas pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan seseorang yang dinyatakan ataupun yang tersirat. Tjiptono (1996:59) mengemukakan definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan perlanggan serta ketepatan penyampaian untuk pengimbangi harapan pelanggan. Dengan kata lain, ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu

(41)

sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan (expected service) pelanggan, maka kualitas jasa yang dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal, begitu pula sebaliknya. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten.

Gronroos (dalam Tjiptono, 2011:333) mengemukakan enam kriteria kualitas jasa yang dipersepsikan baik, yaitu :

1) Professionalism and Skills

Pelanggan mendapati bahwa penyedia jasa, karyawan, sistem operasional, dan sumber daya fisik, memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah mereka secara profesional (outcome-related criteria).

2) Attitudes and Behavior

Pelanggan merasa bahwa karyawan penyedia jasa (customer contact personel) menaruh perhatian besar kepada mereka dan berusaha membantu memecahkan masalah mereka secara spontan dan ramah (process-related criteria).

3) Accesibility and Flexibility

(42)

4) Reliability and Trustwortiness

Pelanggan memahami bahwa apapun yang terjadi atau telah disepakati, mereka dapat mengandalkan penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya dalam memenuhi janji dan melakukan segala sesuatu dengan mengutamakan kepentingan pelanggan (process-related criteria).

5) Recovery

Pelanggan menyadari bahwa bila terjadi kesalahan atau sesuatu yang tidak diharapkan dan tidak dapat diprediksi, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari solusi yang tepat ( process-related criteria).

6) Reputation and Credibility

Pelanggan meyakini bahwa proses operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan memberi nilai/ imbalan yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan (image-related criteria).

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (dalam Tjiptno, 1996:69) mengidentifikasi sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas jasa sebagai berikut :

(43)

semenjak saat pertama (right the first time). Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai jadwal yang disepakati. 2) Responsiveness, yaitu kemauan dan kesiapan para karyawan untuk

memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.

3) Competence, artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki ketrampilan dan pengatahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu.

4) Access, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan yang mudah dihubungi, dan lain-lain.

5) Courtesy, meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian, dan keramahan yang dimiliki para contact personnel (seperti resepsionis, operator telepon, dan lain-lain)

6) Communication, artinya memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa yang mudah dipahami, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.

7) Credibility, yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi contact personnel, dan interaksi dengan pelanggan.

(44)

keamanan finansial (financial safety), dan kerahasiaan (confidentiality).

9) Understanding/ knowing the customers, yaitu usaha untuk memahami kebutuhan pelanggan.

10) Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang digunakan, representasi fisik dari jasa.

3. Pengertian Harga

(45)

diteliti bukan hanya berupa sejumlah uang tetapi juga pengorbanan lain yang meliputi waktu, tenaga, dan risiko keselamatan.

Seseorang membeli suatu produk jasa untuk mendapatkan suatu nilai atau manfaat yang sesuai dengan kebutuhannya. Yazid (2001:229-231) mengemukakan bahwa sejumlah konsumen menyamakan nilai dengan harga (moneter) yang rendah, yang mengidentifikasikan bahwa uang yang diberikan menggambarkan persepsi konsumen tentang nilai. Ada sebagian konsumen beranggapan bahwa daripada memfokuskan kepada uang yang harus diberikan, lebih baik menekankan pada benefit yang mereka terima dari suatu jasa. Ada juga sebagian konsumen yang memandang nilai sebagai pertukaran (trade-off) antara uang yang mereka belanjakan dan kualitas yang mereka terima. Dan ada pula sejumlah konsumen yang mempertimbangkan semua benefit yang mereka terima serta komponen pengorbanan (uang, waktu, dan upaya) ketika menggambarkan nilai. Dalam hal ini, Lupiyoadi (2013:138) menambahkan, semakin besar perbedaan positif antara manfaat yang diterima dan biaya yang dirasakan, maka semakin besar nilai bersihnya. Apabila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang dirasakan lebih besar dari manfaat yang diterima maka produk itu dianggap memiliki nilai yang negatif.

(46)

target, baik berupa peningkatan jumlah penjualan ataupun peningkatan kepuasan konsumennya. Tinggi rendahnya harga ataupun besar kecilnya pengorbanan yang dikeluarkan konsumen dipengaruhi oleh persepsi terhadap harga tersebut. Persepsi merupakan anggapan atau penilaian awal yang dimiliki konsumen terhadap suatu produk. Berikut adalah indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas kebijakan harga menurut Yazid (2001:234) adalah :

a. Keterjangkauan harga

Harga yang ditetapkan pengelola sedemikian rupa sehingga dapat dijangkau oleh wisatawan dari semua kalangan.

b. Daya saing dari harga

Dalam menetapkan harga, pengelola mempertimbangkan tingkat kekuatan harga produk jasanya dengan produk jasa yang lain agar tidak kalah saing.

c. Kesesuaian harga dengan kualitas produk pariwisata

Harga yang ditetapkan haruslah sebanding dengan kualitas produk jasa yang ditawarkan. Apabila harga suatu produk jasa bersaing namun kualitas produk jasanya rendah maka wisatawan akan menilai harga tersebut tinggi (atau mahal) dan begitu pula sebaliknya. d. Kesesuaian harga dengan manfaat

(47)

dirasakan tidak memberikan manfaat yang sebanding, maka harga akan dianggap tidak sesuai.

4. Pengertian Kepuasan Wisatawan

Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Berdasarkan asalnya, wisatawan dapat dibedakan menjadi dua yaitu wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Wisatawan domestik adalah wisatawan yang berasal dari dalam suatu negara, sementara wisatawan mancanegara adalah wisatawan yang berasal dari luar suatu negara.

(48)

adalahpersepsi pelanggan tentang apa yang diterima setelah menikmati suatu produk jasa yang dibeli.

Setelah menikmati suatu produk jasa, pelanggan akan membandingkan antara harapan pelanggan dan kinerja yang telah dirasakan. Jika kinerja produk atau jasa jauh lebih rendah dibandingkan harapan pelanggan maka pelanggannya tidak puas. Jika kinerja produk atau jasa sesuai dengan harapan pelanggan maka pelanggannya akan merasa puas, sementara jika kinerja produk atau jasa melebihi harapan pelanggannya maka pelanggan akan merasa amat senang karena keinginan dan kebutuhannya dapat terpenuhi dengan baik. Kotler (dalam Tjiptono, 1996:148-150) mengemukakan metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu :

a. Sistem keluhan dan saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan ( customer-oriented) perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Informasi ini dapat memberikan ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga memungkinkannya untuk memberikan respon secara cepat dan tanggap terhadap setiap masalah yang timbul.

b. Survei kepuasan pelanggan

(49)

sekaligus memberi tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

c. Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk berperan sebagai pelanggan/ pembeli potensial produk atau jasa perusahaan dan pesaing. Lalu ghost shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk atau jasa perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka. Selain itu, para ghost shopper juga dapat mengamati dan menilai cara perusahaan dan pesaingnya dalam menjawab pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan. d. Lost Customer Analysis

Cara kerja metode ini adalah perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang telah berhenti membeli atau telah beralih pemasok untuk mengetahui apa penyebabnya.

(50)

beberapa bentuk aksi pribadi. Bentuk aksi publik dapat berupa mancari ganti rugi langsung, mengambil jalur hukum untuk mendapatkan ganti rugi, menghentikan pembelian dan memboikot penjualan. Sedangkan beberapa aksi pribadi diantarannya : mengajukan keluhan kepada perusahaan dan memperingatkan orang lain untuk tidak membeli produk jasa tersebut. Hal ini dapat merusak citra baik perusahaan di mata para pelanggan.

Dalam menentukan kepuasan konsumen, ada lima faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan (Lupiyoadi, 2001), yaitu :

a. Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas pelayanan atau jasa, yaitu pelanggan akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru.

(51)

d. Harga, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga yang relatif lebih murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelanggan. Bagi pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah merupakan sumber kepuasan yang penting dimana pelanggan akan mendapatkan value for money yang tinggi.

5. Perilaku Konsumen

Setiap hari konsumen melakukan berbagai macam kegiatan pengambilan keputusan pembelian untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Munculnya kebutuhan dan keinginan dari individu ataupun kelompok melatarbelakangi adanya perilaku konsumen. Dharmmesta dan Handoko (2000:10) menuturkan bahwa perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan konsumsi. Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen itu: proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang semua ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa ekonomis.

(52)

Terdapat model tiga tahap konsumsi jasa menurut Lovelock, Wirtz, dan Mussry (2010:41-42) sebagai berikut:

a. Tahap Prapembelian

Tahap ini diawali dengan timbulnya kebutuhan kemudian kesadaran pelanggan potensial akan suatu kebutuhan, lalu dilanjutkan dengan pencarian informasi dan pengevaluasian sejumlah alternatif, mempertimbangkan mengenai risiko dan ekspektasi pelanggan terhadap layanan untuk memutuskan apakah pelanggan akan membeli suatu layanan atau tidak.

b. Tahap Pelayanan

Tahap ini merupakan tahap transaksi interaksi layanan (service encounter), yaitu waktu pada saat seorang pelanggan berinteraksi secara langsung dengan penyedia layanan. Pada tahap ini pelanggan akan mengawali, mengalami, dan mengonsumsi jasa tersebut.

c. Tahap Pasca Pelayanan

(53)

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku sesorang dalam mengonsumsi suatu barang atau jasa tertentu. Menurut Kotler (1997:162), beberapa karakteristik yang dapat mempengaruhi tingkah laku konsumen antara lain:

a. Faktor kebudayaan 1) Budaya

Budaya adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Anak-anak yang tumbuh menjadi dewasa di dalam suatu masyarakat mempelajari serangkaian nilai pokok, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui suatu proses soasialisasi yang melibatkan keluarga dan lembaga inti lainnya. Jadi seorang anak yang tumbuh menjadi dewasa akan mempelajari atau diharapkan mengikuti nilai-nilai: prestasi dan keberhasilan, kegiatan, efisiensi dan praktis, kemajuan, kemanusiaan dan bersemangat muda, kesegaran jasmani dan kesehatan. Pemasar selalu mencoba melihat pergeseran kebudayaan agar dapat membayangkan produk-produk baru yang mungkin diinginkan. 2) Sub – budaya

(54)

sering merancang produk dan program yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

3) Kelas sosial

Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu masyarakat yang anggotanya mempunyai nilai, minat, dan perilaku yang sama. Kelas sosial memperlihatkan pilihan produk dan merek yang berbeda bagi produk maupun jasa, sehingga kelas sosial dapat mempengaruhi perilaku konsumen. b. Faktor sosial

1) Kelompok acuan

Kelompok acuan adalah kelompok yang merupakan titik perbandingan atau rujukan langsung (tatap muka) atau tidak langsung dalam pembentukan sikap dan perilaku seseorang. Sebagian merupakan kelompok primer yang cenderung bersifat informal seperti keluarga, teman, tetangga dan rekan kerja. Sebagian juga termasuk dalam kelompok sekunder yang mana cenderung bersifat formal dan mempunyai interaksi yang tidak begitu rutin seperti kelompok keagamaan, profesi dan kelompok asosiasi perdagangan.

2) Keluarga

(55)

minat pembelian karena setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda-beda.

3) Peran dan status

Posisi seseorang dalam anggota ditentukan oleh peran dan status dalam organisasi. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakat sesuai dengan peranannya.

c. Faktor pribadi

1) Usia dan tahap daur hidup

Orang merubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidunya. Selera orang akan pakaian, perabot, rekreasi berhubungan dengan usia yang selalu berubah. Oleh karena itu, para pemasar perlu memperhatikan perubahan minat konsumen yang mungkin berkaitan dengan tahap-tahap kehidupan tersebut.

2) Pekerjaan

(56)

3) Keadaan ekonomi

Keadaan ekonomi akan mempengaruhi perilaku dalam membeli produk. Indikator ekonomi menunjukkan adanya resesi, pemasar dalam mengambil langkah-langkah untuk merancang kembali, menentukan kembali posisi, dan menetapkan kembali harga produk-produknya.

4) Gaya hidup

Gaya hidup seseorang menujukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan di dunia yang diungkapkan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang bersangkutan. Gaya hidup melukiskan keseluruhan orang tersebut yang berinteraksi dengan lingkungannya.

5) Kepribadian dan konsep diri

Setiap orang memiliki kepribadian berbeda-beda yang akan mempengaruhi tingkah laku konsumennya. Biasanya tercermin sebagai rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, menyesuaikan diri, dan keagresifan. Hal ini dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk memilih produk tertentu.

d. Faktor psikologi 1) Motivasi

(57)

rasa haus, dan rasa tidak nyaman. Kebutuhan psycogenic seperti kebutuhan akan pengakuan, harga diri, dan rasa pemilikan. Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

2) Persepsi

Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Persepsi dapat diartikan sebagai proses dengan mana seseorang individu memilih, merumuskan, dan menafsirkan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran dunia yang memiliki arti.

3) Pengetahuan

Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal dari pengalaman. Pengetahuan seseorang dihasilkan melalui suatu proses yang saling mempengaruhi dari dorongan, stimuli, petunjuk, tanggapan, dan penguatan.

4) Keyakinan dan sikap

(58)

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan oleh penulis di antaranya :

1. Toga Kurniawan Manulang, 2012. Analisis Pengaruh Harga, Jasa Fasilitas Hotel, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Wisatawan Domestik, Studi kasus pada Hotel INN Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan studi kasus pada Hotel INN Yogyakarta. Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui apakah harga berpengaruh positif terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik, 2) mengetahui apakah jasa fasilitas hotel berpengaruh positif terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik, 3) mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik, 4) mengetahui apakah harga, jasa fasilitas hotel, dan kualitas pelayanan secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik pada Hotel INN Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: kuesioner, wawancara, dan studi pustaka. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan program SPSS.16. Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teknik

(59)

jika harga mengalami kenaikkan 1% maka kepuasan wisatawan akan mengalami peningkatan sebesar 0,371 dan nilai thitung = 8,896 > ttabel =

1,661. 2) Jasa fasilitas hotel terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik, dilihat dari nilai B = 0,279 dan nilai thitung = 4,457 > ttabel =

1,661. 3) Kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik, dilihat dari nilai B = 0,588 dan nilai thitung = 6,967> ttabel =

1,661. 4) Harga, jasa fasilitas hotel, dan kualitas pelayanan secara simultan berpengaruh terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Fhitung 51,911 > Ftabel = 2,699. Nilai Ry

(1,2,3) = 0,787 dan Adjusted R Square = 0,607. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga, jasa fasilitas hotel, dan kualitas pelayanan berpengaruh positiif terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik pada Hotel INN Yogyakarta.

2. Bimo Aryo Swadono, 2013. Pengaruh Fasilitas, Kualitas Pelayanan dan Harga Tiket Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Jasa Transportasi Bus Antar Kota Antar Provinsi Sumber Alam.

(60)

adalah analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t. Sementara teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini ialah teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan bantuan program SPSS.15, hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: hasil estimasi analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan yaitu Y = 3,621 – 0,030X1 +0,348X2 + 0,243X3,

(61)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Berdasarkan hasil tinjauan pada landasan teori dan penelitian sebelumnya, maka dapat disusun sebuah kerangka konseptual sebagai berikut :

(62)

D. Rumusan Hipotesis

1. Pengaruh efektivitas kebijakan harga terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik

Efektivitas kebijakan harga yang dimaksud ialah seberapa besar kebijakan harga yang meliputi harga yang bersifat moneter (nominal uang yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu jasa) dan harga yang bersifat non moneter (pengorbanan selain uang yang dikeluarkan untuk menikmati suatu jasa) mampu memberi efek yang baik bagi kepuasan wisatawan.

H1 = efektivitas kebijakan harga berpengaruh positif terhadap tingkat

kepuasan wisatawan domestik.

2. Pengaruh kualitas produk pariwisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik

Kualitas merupakan bagian terpenting bagi para wisatawan, yaitu mengenai bagaimana kebutuhan dan keinginan wisatawan dapat terpenuhi dengan produk wisata yang ditawarkan. Jika kebutuhan dan keinginan wisatawan dapat terpenuhi dengan kualitas produk pariwisatanya maka diperkirakan tingkat kepuasan wisatawan juga tinggi.

H2 = kualitas produk pariwisata berpengaruh positif terhadap tingkat

(63)

3. Pengaruh efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan domestik

H3 = efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata

(64)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Dalam penelitian ini yang dipandang sebagai persoalan yaitu kepuasan wisatawan domestik pada kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta. Hasil dari penelitian dan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini hanya berlaku bagi objek wisata yang diteliti. Oleh karena itu, jika akan diterapkan pada objek wisata yang lain harus disesuaikan dengan kondisi yang berbeda pula.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Menurut Buku Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi serta Ketentuan tentang Ujian Skripsi (2010:8-9), subjek penelitian yang merupakan orang atau jabatan yang memiliki data penelitian atau akan diamati perilakunya dalam rangka penelitian.

(65)

2. Objek Penelitian

Berdasarkan Buku Pedoman Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi serta Ketentuan tentang Ujian Skripsi (2010:9), objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian peneliti untuk diamati. Objek dari penelitian ini adalah faktor yang mendukung tinggi rendahnya tingkat kepuasan wisatawan domestik pada kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta yang meliputi: efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Lokasi Penelitian : Kawasan Wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian : pada bulan Juni s.d Agustus 2014

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen

(66)

b. Variabel Dependen

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya, biasanya variabel ini disimbolkan dengan Y (Hasan, 2009:227). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah tingkat kepuasan wisatawan domestik.

Berikut merupakan variabel independen dan variabel dependen yang dikembangkan dalam penelitian ini :

1) Variabel Independen

Efektivitas kebijakan harga dan kualitas produk pariwisata pada kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

2) Variabel Dependen

Tingkat Kepuasan wisatawan domestik pada kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Definisi Variabel

a. Efektivitas Kebijakan Harga

(67)

dikeluarkan untuk menikmati suatu jasa) untuk memberi efek yang baik bagi kepuasan wisatawan.

Indikator-indikator efektivitas kebijakan harga ialah : 1) Keterjangkauan harga

2) Daya saing harga

3) Kesesuaian harga dengan kualitas produk pariwisata 4) Kesesuaian harga dengan manfaat

5) Kesesuaian harga non-moneter dengan jasa yang diterima b. Kualitas Produk Pariwisata

Kualitas produk pariwisata merupakan perpaduan seluruh ciri dan sifat suatu produk atas pelayanan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan wisatawan untuk mengimbangi harapannya sehingga mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan. Indikator-indikator kualitas produk pariwisata adalah :

1) Professionalism and Skills

2) Attitudes and Behavior

3) Accessibility and Flexibility

4) Reliability and Trustwortiness

5) Communication

6) Security

(68)

c. Kepuasan Wisatawan

Kepuasan wisatawan adalah suatu tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang telah dirasakan dengan harapan yang dimilikinya. Indikator-indikator yang menentukan tingkat kepuasan wisatawan antara lain:

1) Reaksi spontan wisatawan setelah berkunjung ke objek wisata

2) Kesediaan wisatawan untuk datang kembali

3) Kesediaan wisatawan menceritakan hal positif mengenai objek wisata

4) Kesediaan memberi referensi kepada orang lain 5) Pemenuhan kebutuhan dan keinginan wisatawan

3. Pengukuran Variabel

(69)

4. Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Umar dan Akbar (2008:181), populasi merupakan semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas. Dalam penelitian ini populasi yaitu jumlah keseluruhan dari pengamatan yang menjadi perhatian peneliti. Populasi yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti adalah wisatawan domestik yang sedang mengunjungi kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta baik yang menikmati satu jenis kegiatan wisata maupun yang menikmati lebih dari satu jenis kegiatan wisata.

b. Sampel

Sampel menurut Usman dan Akbar (2008:181) adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang akan diambil adalah sebanyak 100 responden yang diperoleh dengan :

(70)

Keterangan :

n : Jumlah sampel

zα : Ukuran tingkat kepercayaan dengan α = 0,05 (tingkat kepercayaan 95% berarti Z . 95% = z. 0,475 dalam table ditemukan 1,96)

σ : Standar Deviasi

e : Standar eror atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% = 0,05)

Dengan perhitungan :

n

=

n =

n = 96,04

Dari hasil 96,04 tersebut di atas kemudian dapat dibulatkan menjadi 100.

5. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009:68). Teknik

purposive sampling yang akan digunakan peneliti ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

(71)

b. Sasaran responden dalam penelitian ini adalah para wisatawan yang berusia diatas 15 tahun.

c. Responden harus memiliki interaksi yang cukup banyak dengan para karyawan, misalnya menggunakan jasa pemandu wisata atau pemandu outbond.

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode survei yang memerlukan data primer dengan menggunakan kuesioner sebagai sarana pengambilan datanya.

a. Kuesioner

(72)

b. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan pengelola dan karyawan yang bekerja di kawasan wisata Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunungkidul, Yogakarta. Kegiatan ini dilakukan guna mendapatkan informasi-informasi tambahan yang dibutuhkan.

7. Teknik Pengujian Instrumen a. Uji Validitas

Pengujian validitas sangat perlu dilakukan sebelum mengadakan suatu penelitian, khususnya penelitian yang menggunakan alat kuesioner. Uji validitas yaitu pengujian terhadap tingkat kemampuan instrumen alat penelitian untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan instrumen tersebut. Instrumen dapat dikatakan salah atau tidak valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya, dan mampu mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan.

Salah satu cara untuk menentukan validitas, alat ukur yang dipakai adalah dengan menggunakan korelasi product moment dengan simpangan yang ditentukan, berikut dengan rumus :

(73)

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi suatu butir/ item

n = Jumlah subjek

X = Skor suatu butir/ item Y = Skor total

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis).Bila

rhitung dari rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut

valid, dan sebaliknya.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah hal yang sangat penting dalam menentukan apakah tes telah menyajikan pengukuran yang baik (Surapranata, 2004:86). Pada pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan. Maka untuk memperoleh keterandalan tersebut digunakan rumus Spearman Brown, yaitu :

r

11

=

Dimana :

r11 = Reliabilitas instrumen

r½½ = Indeks korelasi antara dua belahan instrumen

(74)

dengan taraf signifikan 5% (α = 0,05). Jika koefisien korelasi lebih besar

dari nilai kritis, maka dikatakan reliabel dan sebaliknya, jika koefisien korelasi lebih kecil dari nilai kritis maka dikatakan tidak reliabel.

8. Teknik Analisis Data

Pada penilitian ini akan digunakan teknik regresi linier berganda, maka perlu dilakukan beberapa pengujian sebagai berikut :

a. Uji Asumsi Klasik Menurut Ghozali 1) Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2006:91-106) pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :

a) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. b) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

(75)

(umumnya di atas 0,90) maka hal itu merupakan indikasi adanya multukolinearitas yang dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.

c) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Dikatakan multikolinearitas jika koefisien korelasi antara variabel independen lebih dari 0,90 dan dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika r2 < R2, sedangkan jika r2 > R2 dikatakan terjadi multikolinearitas.

2) Uji Heteroskedastisitas

Ghozali(2006:105) mengemukakan uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang terdapat homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

(76)

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah

di-studentized (Ghozali, 2011:139). Dasar analisisnya adalah sebagai berikut :

a) Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang melebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3) Uji Normalitas

(77)

a) Analisis Grafik, yaitu normalitas dilihat dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan yaitu :

i. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

ii. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b) Analisis Statistik, yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov - Smirnov (K-S) menyatakan bahwa: dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:

i. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z Ztabel, atau nilai

signifikansi variabel residual > , maka data residual terdistribusi normal.

ii. Jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z > Ztabel, atau nilai

(78)

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi berguna untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih atau mendapatkan pengaruh antara variabel prediktor terhadap variabel kriteriumnya atau meramalkan pengaruh variabel prediktor terhadap variabel kriteriumnya (Usman dan Akbar, 2008: 216). Untuk menguji setiap hipotesis tersebut digunakan rumus sebagai berikut :

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

dimana :

Y = variabel terikat (tingkat kepuasan wisatawan domestik) X1 = variabel bebas (efektivitas kebijakan harga)

X2 = variabel bebas (kualitas produk pariwisata)

a = intersep atau konstanta b1 = koefisien regresi X1

b2 = koefisien regresi X2

b3 = koefisien regresi X3

Uji Signifikansi Variabel Independen (Uji Statistik T)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen (X1,

X2, X3) secara sendiri-sendiri terhadap variabel dependen (Y). Adapun

Gambar

Tabel Judul Tabel  ....................................................................................................
Gambar Judul Gambar
table ditemukan 1,96)
Gambar IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem komunikasi yang dapat digunakan pada daerah terutup dengan mobilitas yang baik serta dapat melakukan

mengenai aktivitas siswa (keterampilan sosial) dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan permainan tradisional congklak pada mata pelajaran IPS pada

Peran strategis ini ditentukan lebih lanjut menjadi tugas pokok, yaitu KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administratif dan pemeriksaan terhadap

Istraţiti optimalne uvjete kondukcijskog sušenja sjemena tostiranjem kod dvije sorte sezama (bijeli sorte G WALIOR (G) 5 i crni sorte GUJARAT TIL 10) na četiri temperature 80,

Index of clinical consequences of untreated dental caries (pufa) in primary dentition of children from

Pengembangan daya pikir anak dapat didukung melalui proses formal dan informal yang tepat. Kendala yang sering dihadapi oleh para orang tua dan pengajar pada umumnya

Kegiatan usahatani kedelai pada lahan sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan lahan kering/tegalan, berdasar analisis PAM menunjukkan keuntungan yang positif serta memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kepercayaan dan Kualitas terhadap Kepuasan Konsumen pada Hotel Bukit Serelo Lahat.Jumlah sampel yg digunakan