PENERAPAN FUZZY ANALYTICAL NETWORK PROCESS DALAM MENENTUKAN PRIORITAS
PEMELIHARAAN JALAN
Sidang Tugas Akhir - 2013
Oleh :
Manis Oktavia 1209 100 024
Dosen Pembimbing :
Drs. I Gusti Ngurah Rai Usadha, M.Si
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Pendahuluan Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Kondisi jalan yang ada dalam keadaan kurang baik (rusak)
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Bangkalan
Penanganan jalan berupa pemeliharaan jalan dan peningkatan jalan
Prioritas pemeliharaan jalan
Penerapan Fuzzy Analytical Network Process (Fuzzy ANP)
Terbatasnya anggaran
Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah
Pendahuluan
Rumusan Masalah
Bagaimana menentukan prioritas pemeliharaan jalan di
Bangkalan berdasarkan metode Fuzzy ANP?
Pendahuluan
Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah
1. Data yang digunakan adalah data primer berupa hasil penilaian para ahli dan data sekunder berupa hasil survey jalan.
2. Kriteria dan subkriteria yang digunakan :
•Kondisi jalan : berlubang, ambles, retak, bergelombang, jembul, bahu jalan
•Volume lalu lintas : truk ringan, truk sedang dan berat, mobil, bus, sepeda motor
•Ekonomi proyek : perkiraan biaya kegiatan, manfaat penanganan jalan
•Tata guna lahan : bidang pertanian, bidang pendidikan, bidang sosial budaya, bidang perdagangan jasa
3. Alternatif link jalan berasal dari data pemeliharaan jalan DPU Bina Marga Bangkalan
4. Pengujian menggunakan Microsoft Excel dan Matlab
Pendahuluan
Tujuan dan Manfaat
Mendapatkan prioritas pemeliharaan jalan di Bangkalan berdasarkan metode Fuzzy ANP.
Tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah
1. Memperluas wawasan mengenai aplikasi metode Fuzzy ANP dalam memecahkan masalah pengambilan
keputusan.
2. Sebagai rekomendasi kepada pihak DPU Bina Marga Bangkalan dalam membantu menentukan prioritas pemeliharaan jalan.
Manfaat yang diharapkan dari hasil Tugas Akhir ini adalah
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut SK no 77 Dirjen Bina Marga tahun 1990, jaringan jalan dibagi menjadi dua yaitu
1. Jalan dengan kondisi mantap pemeliharaan jalan 2. Jalan dengan kondisi tidak mantap rehabilitasi,
perbaikan dan konstruksi jalan
Tinjauan Pustaka
Pemeliharaan Jalan
Pemeliharaan jalan : kegiatan penanganan jalan yang berkondisi baik/
sedang yang harus mendapatkan prioritas untuk ditangani.
Berdasarkan metode dalam SK no 77/KPTS/Db/1990 Dirjen Bina Marga diperoleh urutan prioritas penanganan jalan adalah jalan dengan nilai Lalu Lintas Harian Rata (LHR) dan nilai Net Present Value (NPV) tertinggi.
Tinjauan Pustaka
Penentuan Skala Prioritas Jalan
NPV merupakan tingkat pengembalian ekonomi proyek. Nilai NPV
didapat dengan membandingkan manfaat penanganan jalan dengan
perkiraan biaya penanganan jalan. Manfaat penanganan jalan dihitung
dengan membandingkan kondisi jalan dan perkiraan jumlah lalu
lintas.
Fuzzy ANP merupakan gabungan dari metode fuzzy dan Analytical Network Process (ANP).
Digunakan pendekatan ANP karena memungkinkan adanya dependensi baik antara kriteria, antar alternatif maupun antar kriteria dan alternatif.
Digunakan pendekatan fuzzy untuk mengatasi adanya informasi dan data yang tidak lengkap serta mengakomodasi sifat samar dari pengambil keputusan.
Tinjauan Pustaka
Fuzzy Analytical Network Process (Fuzzy ANP)
Teori himpunan fuzzy merupakan kerangka matematis yang
digunakan untuk merepresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan dan kekurangan informasi.
Bilangan fuzzy triangular digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel linguistik secara pasti.
Gambar fuzzy triangular
: nilai terendah : nilai tengah : nilai tertinggi
Tinjauan Pustaka
Himpunan Fuzzy dan Bilangan Fuzzy
l
m
u
Analisis menggunakan metode Fuzzy ANP berdasarkan langkah- langkah berikut:
1. Penyusunan struktur jaringan
2. Pembobotan masing-masing elemen
Pembobotan merupakan pemenuhan masing-masing elemen terhadap tujuan pengambilan keputusan menggunakan metode perbandingan berpasangan. Masing-masing penilaian perlu di uji konsistensi dengan cara mencari nilai .
Tinjauan Pustaka
Penyelesaian dengan Metode Fuzzy ANP
𝜆 𝑚𝑎𝑘𝑠 , 𝐶𝐼, 𝑑𝑎𝑛 𝐶𝑅
Skala numerik dan skala linguistik untuk tingkat kepentingan
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
Skala Numerik
Skala TFN Invers Skala TFN
Definisi Variabel Linguistik
(1, 1, 1) (1, 1, 1) Perbandingan dua kriteria yang sama
1 (1/2, 1, 3/2) (2/3, 1, 2) Dua elemen mempunyai kepentingan yang sama
3 (1, 3/2, 2) (1/2, 2/3, 1) Satu elemen sedikit lebih penting dari yang lain
5 (3/2, 2, 5/2) (2/5, 1/2, 2/3) Satu elemen lebih penting dari yang lain
7 (2, 5/2, 3) (1/3, 2/5, ½) Satu elemen sangat lebih penting dari yang lain
9 (5/2, 3, 7/2) (2/7, 1/3, 2/5) Satu elemen mutlak lebih penting dari
yang lain
Misalkan A adalah matriks perbandingan berpasangan dan W adalah matriks normalisasi.
Matriks normalisasi didapatkan dengan menjumlahkan setiap kolom matriks A kemudian membagi setiap elemen matriks A dengan hasil penjumlahan tersebut sesuai kolomnya masing- masing. Selanjutnya, dihitung rata-rata tiap barisnya.
Untuk menghitung dengan cara membentuk matriks B di mana elemennya merupakan perkalian antara elemen dari kolom pertama matriks perbandingan (A) dengan elemen
pertama rata-rata baris matriks normalisasi (AR). Dari matriks B tersebut kemudian dicari jumlah tiap barisnya (C).
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
Untuk menghitung
Untuk menghitung
Untuk menghitung
𝜆 𝑚𝑎𝑘𝑠
n ar
n
c
i i
i
1 1 1
max1 max
n CI n
IR CR CI
𝐶𝐼
𝐶𝑅
dengan
: eigen value maksimum n : banyaknya elemen
yang dibandingkan
1
ci
: elemen ke-i dari matriks C
1
ari
: elemen ke-i dari matriks rata-rata baris matriks normalisasi
CI : Consistency Index CR : Consistency Ratio IR : Index Random
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
Nilai Index Random
Setelah matriks dari penilaian responden konsisten maka nilai tersebut dikonversikan menjadi nilai TFN.
Ukuran
Matriks 3x3 4x4 5x5 6x6 7x7 8x8 9x9 10x10
IR0.58 0.90 1.12 1.32 1.41 1.45 1.49 1.51
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
Hasil penilaian perbandingan berpasangan digabung dengan cara perhitungan rataan geometrik melalui agregasi penilaian responden seperti berikut:
, ,
Uji konsistensi dibutuhkan dalam pengambilan keputusan untuk mengetahui seberapa baik konsistensi matriks perbandingan
berpasangan yang berasal dari penilaian persepsi manusia. Nilai menunjukkan penilaian fuzzy konsisten.
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
K K
k
ijk
ij
l
l
/ 1
1
K K
k
ijk
ij
m
m
/ 1
1
K K
k
ijk
ij
u
u
/ 1
1
u
m
l
Langkah-langkah metode Chang:
Misalkan himpunan objek dan
himpunan tujuan. Setiap objek diambil dan dilakukan analisis perluasan untuk setiap tujuan, . Oleh karena itu, nilai analisis perluasan untuk setiap objek didapat
dimana adalah nilai TFN.
Langkah 1. Menghitung nilai sintesis fuzzy untuk objek ke-i yang didefinisikan sebagai berikut :
(1)
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
x x x
n
X
1,
2,..., U u
1, u
2,..., u
n
g
im gi gi
gi
M M
M
1,
2,..., i 1 , 2 ,..., n
m
) ,..., 2 , 1
( j m
M
gij
𝑆
𝑖= 𝑀
𝑔𝑖𝑗⊗ 𝑀
𝑔𝑖𝑗𝑚
𝑗 =1 𝑛
𝑖=1 𝑚 −1
𝑗 =1
untuk memperoleh dilakukan operasi penjumlahan nilai sintesis fuzzy m pada matriks perbandingan berpasangan seperti berikut :
(2)
untuk memperoleh dilakukan operasi penjumlahan fuzzy dari nilai seperti berikut:
(3) dan untuk menghitung invers dari persamaan tersebut yaitu:
(4)
𝑀
𝑔𝑖𝑗𝑀
𝑔𝑖𝑗𝑚
𝑗 =1
= 𝑙
𝑖𝑚
𝑗 =1
, 𝑚
𝑖𝑚
𝑗 =1
, 𝑢
𝑖𝑚
𝑗 =1
𝑀
𝑔𝑖𝑗𝑚
𝑗 =1 𝑛
𝑖=1
−1
= 1 𝑢
𝑖𝑛𝑖=1
, 1
𝑚
𝑖𝑛𝑖=1
, 1 𝑙
𝑖𝑛𝑖=1
𝑀𝑔𝑖𝑗
𝑚
𝑗 =1 𝑛
𝑖=1
−1
𝑀
𝑔𝑖𝑗(𝑗 = 1, 2, … , 𝑚) 𝑀
𝑔𝑖𝑗𝑚
𝑗 =1 𝑛
𝑖=1
= 𝑙
𝑖𝑛
𝑖=1
, 𝑚
𝑖𝑛
𝑖=1
, 𝑢
𝑖𝑛
𝑖=1
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
Langkah 2. Derajat kemungkinan dari
didefinisikan sebagai
(5) atau sama dengan
(6)
dimana d adalah ordinat dari titik potong tertinggi D antara dan . Untuk perbandingan dihitung keduanya
dan .
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
𝑀 2 = (𝑙 2 , 𝑚 2 , 𝑢 2 ) ≥ 𝑀 1 (𝑙 1 , 𝑚 1 , 𝑢 1 )
𝑉 𝑀 2 ≥ 𝑀 1 = sup min μ M1 𝑥 , 𝜇 𝑀2 𝑦
𝑉 𝑀
2≥ 𝑀
1= ℎ𝑔𝑡 𝑀
1∩ 𝑀
2= 𝜇
𝑀2(𝑑)
1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑚
2≥ 𝑚
10 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑙
1≥ 𝑢
2𝑙
1− 𝑢
2𝑚
2− 𝑢
2− (𝑚
1− 𝑙
1) , 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
μ M1 μ M2
𝑉 𝑀 2 ≥ 𝑀 1 𝑉 𝑀
1≥ 𝑀
2Langkah 3. Jika derajat kemungkinan untuk bilangan fuzzy konveks lebih besar dari bilangan k bilangan fuzzy konveks
maka nilai vektor dapat didefinisikan sebagai berikut:
(7) Asumsikan bahwa
(8) Maka diperoleh nilai bobot vektor
(9) dimana adalah n elemen keputusan.
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
𝑀 𝑖 = (𝑖 = 1,2, … , 𝑘)
𝑉 𝑀 ≥ 𝑀 1 , 𝑀 2 , … , 𝑀 𝑘 = 𝑉 𝑀 ≥ 𝑀 1 𝑑𝑎𝑛 𝑀 ≥ 𝑀 2 𝑑𝑎𝑛 … 𝑑𝑎𝑛 𝑀 ≥ 𝑀 𝑘
= min 𝑉 𝑀 ≥ 𝑀 𝑖 , 𝑖 = 1,2, … , 𝑘
𝑑 ′ 𝐴 𝑖 = min 𝑉(𝑆 𝑖 ≥ 𝑆 𝑘 ) 𝑘 = 1,2, … , 𝑛 ; 𝑘 ≠ 𝑖
𝑊 ′ = 𝑑 ′ 𝐴 1 , 𝑑 ′ 𝐴 2 , … , 𝑑 ′ 𝐴 𝑛 𝑇
𝐴
𝑖= 1,2, … , 𝑛
Langkah 4. Normalisasi nilai vektor bobot tersebut sehingga didapat (10)
dimana W adalah bilangan non fuzzy.
3. Perhitungan bobot akhir prioritas
Bobot akhir prioritas digunakan untuk menentukan urutan masing-masing elemen.
Tinjauan Pustaka
Lanjutan...
𝑊 = 𝑑 𝐴 1 , 𝑑 𝐴 2 , … , 𝑑 𝐴 𝑛 𝑇
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Penarikan Kesimpulan dan Penulisan Tugas Akhir
Pengolahan Data Pengumpulan Data
Studi Lapangan Studi Pendahuluan
- Pengumpulan data alternatif jalan -Pembuatan model jaringan
- Pembuatan kusioner
- Bobot kriteria dan subkriteria -Bobot ketergantungan antar kriteria
- Bobot tiap alternatif
Simulasi
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data yang digunakan berasal dari DPU Bina Marga Bangkalan.
Data alternatif yang digunakan adalah data survey tahunan dengan tahun anggaran 2012-2013
Analisis dan Pembahasan
Data Penelitian
No Alternatif
1 Link 222
2 Link 223
3 Link 224
4 Link 228
Kriteria dan subkriteria yang digunakan dalam proses prioritas pemeliharaan jalan
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
No. Kriteria Subkriteria
1 Kondisi Jalan
Jalan Lubang Jalan Retak Jalan Ambles Jalan Gelombang
Jalan Jembul Bahu jalan
2 Volume Lalu Lintas
Truk ringan
Truk sedang dan berat Mobil
Bus
Sepeda motor
3 Ekonomi Perkiraan biaya kegiatan Manfaat penanganan jalan
4 Tata Guna Lahan
Bidang pertanian
Bidang pendidikan
Bidang sosial-budaya
Bidang perdagangan-jasa
Dalam penyelesaian permasalahan menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kuantitatif yang digunakan sebagai berikut
Data kualitatif diperoleh dari data hasil pengisian kuisioner oleh para ahli.
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
Link Jalan
Kerusakan Jalan
Lubang Ambles Retak Gelombang Jembul
222 130 145 152 12 19
223 242 81 81 6 8
224 108 136 136 7 10
228 254 36 123 6 6
1. Penyusunan struktur jaringan
Gambar berikut menunjukkan struktur hirarki antara tujuan, kriteria, subkriteria dan alternatif.
Analisis dan Pembahasan
Struktur Jaringan
2. Pembobotan masing-masing elemen a. Pembobotan antar kriteria
Dengan asumsi tidak ada ketergantungan antar kriteria. Hasil penilaian responden yang berupa nilai numerik dikonversi dalam matriks perbandingan berpasangan berdasarkan nilai TFN.
Responden 1 Responden 2
Analisis dan Pembahasan
Pembobotan antar Kriteria
Responden 3
Matriks perbandingan rata-rata
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
K K
k ijk
ij
l
l
/ 1
1
K K
k
ijk
ij
m
m
/ 1
1
K K
k
ijk
ij
u
u
/ 1
1
jumlah baris
jumlah kolom
invers jumlah kolom
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
𝑀
𝑔𝑖𝑗𝑚
𝑗 =1
= 𝑙
𝑖𝑚
𝑗 =1
, 𝑚
𝑖𝑚
𝑗 =1
, 𝑢
𝑖𝑚
𝑗 =1
𝑀𝑔𝑖𝑗
𝑚
𝑗 =1 𝑛
𝑖=1
= 𝑙𝑖
𝑛
𝑖=1
, 𝑚𝑖
𝑛
𝑖=1
, 𝑢𝑖
𝑛
𝑖=1
𝑀𝑔𝑖𝑗
𝑚
𝑗 =1 𝑛
𝑖=1
−1
= 1 𝑢𝑖
𝑛𝑖=1
, 1 𝑚𝑖
𝑛𝑖=1
, 1 𝑙𝑖
𝑛𝑖=1
Kriteria Penjumlahan Baris
𝑙 𝑚 𝑢
Kondisi jalan 5.2105 6.7511 8.2707 Volume lalu lintas 3.9660 5.1614 6.5759 Ekonomi 2.6343 3.3802 4.2964 Tata guna lahan 2.3576 2.7776 3.6288
Penjumlahan Kolom
𝑙 𝑚 𝑢
14.1683 18.0704 22.7718
Invers Penjumlahan Kolom
𝑙 𝑚 𝑢
0.0439 0.0553 0.0706
jumlah baris invers jumlah kolom
Nilai sintesis fuzzy
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
𝑆
𝑖= 𝑀
𝑔𝑖𝑗⊗ 𝑀
𝑔𝑖𝑗𝑚
𝑗 =1 𝑛
𝑖=1 𝑚 −1
𝑗 =1
Kriteria Penjumlahan Baris
𝑙 𝑚 𝑢
Kondisi jalan 5.2105 6.7511 8.2707 Volume lalu lintas 3.9660 5.1614 6.5759 Ekonomi 2.6343 3.3802 4.2964 Tata guna lahan 2.3576 2.7776 3.6288
Invers Penjumlahan Kolom
𝑙 𝑚 𝑢
0.0439 0.0553 0.0706
Sintesis fuzzy 𝑙 𝑚 𝑢
𝑆
𝑘0.2288 0.3736 0.5837
𝑆
𝑣0.1742 0.2856 0.4641
𝑆
𝑒0.1157 0.1871 0.3032
𝑆
𝑡0.1035 0.1537 0.2561
Nilai vektor kriteria
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
𝑉 𝑀
2≥ 𝑀
1=
1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑚
2≥ 𝑚
10 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑙
1≥ 𝑢
2𝑙
1− 𝑢
2𝑚
2− 𝑢
2− (𝑚
1− 𝑙
1) , 𝑙𝑎𝑖𝑛𝑛𝑦𝑎
Nilai vektor
𝑉(𝑆
𝑘≥ 𝑆
𝑣) 1
𝑉(𝑆
𝑘≥ 𝑆
𝑒) 1
𝑉(𝑆
𝑘≥ 𝑆
𝑡) 1
𝑉(𝑆
𝑣≥ 𝑆
𝑘) 0.7279
𝑉(𝑆
𝑣≥ 𝑆
𝑒) 1
𝑉(𝑆
𝑣≥ 𝑆
𝑡) 1
𝑉(𝑆
𝑒≥ 𝑆
𝑘) 0.2852
𝑉(𝑆
𝑒≥ 𝑆
𝑣) 0.5670
𝑉(𝑆
𝑒≥ 𝑆
𝑡) 1
𝑉(𝑆
𝑡≥ 𝑆
𝑘) 0.1105
𝑉(𝑆
𝑡≥ 𝑆
𝑣) 0.3832
𝑉(𝑆
𝑡≥ 𝑆
𝑒) 0.8081
Nilai ordinat
Bobot kriteria
𝑑 ′ 𝐴 𝑖 = min 𝑉(𝑆 𝑖 ≥ 𝑆 𝑘 )
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
Nilai ordinat 𝑑
′(𝑆
𝑘) 1
𝑑
′(𝑆
𝑣) 0.7279 𝑑
′(𝑆
𝑒) 0.2852 𝑑
′(𝑆
𝑡) 0.1105
Kriteria Bobot Kondisi jalan 0.4709 Volume lalu lintas 0.3428
Ekonomi 0.1343
Tata guna lahan 0.0520
b. Pembobotan antar subkriteria
- Pembobotan antar subkriteria dalam kriteria kondisi jalan
- Pembobotan antar subkriteria dalam kriteria volume lalu lintas - Pembobotan antar subkriteria dalam kriteria ekonomi
- Pembobotan antar subkriteria dalam kriteria tata guna lahan
Analisis dan Pembahasan
Pembobotan antar Subkriteria
- Pembobotan antar subkriteria dalam kriteria kondisi jalan
- Pembobotan antar subkriteria dalam kriteria volume lalu lintas
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
Subkriteria Bobot
Lubang 0.2501
Retak 0.1715
Ambles 0.2142
Gelombang 0.1788
Jembul 0.1631
Bahu jalan 0.0214
Subkriteria Bobot
Truk ringan 0.2292
Truk sedang&berat 0.2597
Mobil 0.1970
Bus 0.1940
Sepeda motor 0.1201
- Pembobotan antar subkriteria dalam kriteria ekonomi
- Pembobotan antar subkriteria dalam kriteria tata guna lahan
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
Subkriteria Bobot
Perkiraan biaya kegiatan 0.5000 Manfaat penanganan jalan 0.5000
Subkriteria Bobot
Bidang pertanian 0.3145
Bidang pendidikan 0.2620
Bidang sosial-budaya 0.1963
Bidang perdagangan-jasa 0.2273
c. Pembobotan ketergantungan antar kriteria
Pembobotan disini mempertimbangkan adanya hubungan
ketergantungan antar kriteria dan ketergantungan dalam kriteria.
Ketergantungan yang terjadi antar kriteria bermaksud menjelaskan bagaimana kriteria yang satu dipengaruhi oleh kriteria yang lain.
Analisis dan Pembahasan
Pembobotan Ketergantungan antar Kriteria
- Pembobotan ketergantungan antar kriteria dalam mengontrol kondisi jalan
- Pembobotan ketergantungan antar kriteria dalam mengontrol volume lalu lintas
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
Ketergantungan Kriteria Bobot
Kondisi jalan 0.5238
Volume lalu lintas 0.3418
Ekonomi 0.1063
Tata guna lahan 0.0282
Ketergantungan Kriteria Bobot
Kondisi jalan 0.5486
Ekonomi 0.4201
Tata guna lahan 0.0313
- Pembobotan ketergantungan antar kriteria dalam mengontrol ekonomi
- Pembobotan ketergantungan antar kriteria dalam mengontrol tata guna lahan
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
Ketergantungan Kriteria Bobot
Kondisi jalan 0.4425
Volume lalu lintas 0.3298
Ekonomi 0.1830
Tata guna lahan 0.0447
Ketergantungan Kriteria Bobot Kondisi jalan 0.6501 Volume lalu lintas 0.3231
Ekonomi 0.0267
d. Pembobotan antar alternatif
Masing-masing alternatif dibandingkan tingkat kepentingannya untuk tiap subkriteria
Analisis dan Pembahasan
Pembobotan antar Alternatif
Analisis dan Pembahasan
Lanjutan. . .
Subkriteria Link 222
Link 223
Link 224
Link 228 Jalan Lubang 0.2689 0.2689 0.2098 0.2524 Jalan Retak 0.3549 0.1914 0.2554 0.1982 Jalan Ambles 0.4649 0.2364 0.2824 0.0119 Jalan Gelombang 0.3813 0.2047 0.2402 0.1739 Jalan Jembul 0.3949 0.2424 0.2584 0.1043 Bahu jalan 0.3115 0.2813 0.2263 0.1809 Volume Truk
ringan 0.2833 0.2613 0.2251 0.2302 Volume Truk
sedang dan berat 0.3294 0.2771 0.1870 0.2065 Volume Mobil 0.3035 0.2517 0.2592 0.1856 Volume Bus 0.3084 0.2514 0.2210 0.2191 Volume Sepeda
motor 0.3140 0.2606 0.2881 0.1373 Perkiraan biaya
kegiatan 0.3780 0.2926 0.1557 0.1737 Manfaat
penanganan jalan 0.3953 0.2716 0.2515 0.0815 Bidang pertanian 0.4025 0.3146 0.1308 0.1521 Bidang
pendidikan 0.4264 0.2887 0.1949 0.0900 Bidang sosial
budaya 0.3573 0.2358 0.2596 0.1472 Bidang
perdagangan jasa 0.3749 0.2371 0.2305 0.1576