• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MOTION GRAPHIC SEBAGAI PENDUKUNG PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X IPA DI SMA NEGERI 3 BARRU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MOTION GRAPHIC SEBAGAI PENDUKUNG PEMBELAJARAN FISIKA KELAS X IPA DI SMA NEGERI 3 BARRU"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

i SKIRPSI

Diajukan untuk meraih gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar

Oleh

ZAKIAH DAHLAN 10531 11058 16

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2021

(2)

i

(3)

ii

(4)

iii

(5)

iv

(6)

v

Barang siapa yang bersungguh – sungguh , sesungguhnya kesungguhan tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri . (Qs. Al-Ankabut)

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir Skripsi ini dipersembahkan untuk kedua orang tua yang selama ini memanjatkando’a , mberikan dukungan moral maupunmaterial, Dan Saudara yang telah membantu sampai akhir,

serta keluarga dekat yang telah memberi dukungan, dan teman- teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah

memberimotivasi selama kuliah ini.

(7)

vi

Pembelajaran Fisika Kelas X IPA Di SMA Negeri 3 Barru.Skripsi. Prodi Teknologi PendidikanFakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Nurdin, dan Nurindah.

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskrptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kuantitatif.

Responden yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 27 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran motion graphic efektif dalam pembelajaran fisika materi dinamika gerak dan hukum newton.

Subyek mudah memahanmi pembelajaran setelah diberikan pembelajaran dengan munggunakan media motion graphic dilihat dari responden siswa setelah dilakukan Observasi. Sehingga hasil dari penelitian ini diterima, yaitu efektifitas penggunaan media Motion graphic sebagai pendukung pembelejaran fisika kelas X IPA1 di SMA Negeri 3 Barru diakatakan efektif.

Kata Kunci:Media Motion Graphic, Efektifitas, Fisika.

(8)

vii

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektifitas Penggunaan Media Motion Graphic Sebagai Pendukung Pembelajaran Fisika Kelas X IPA Di SMA Negeri 3 Barru”. Sholawat serta salam juga semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW kepada sahabat keluarga, serta ummat yang istiqomah berada di jalan-Nya.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini hambatan dan kesulitan selalu penulis temui, namun hanya atas izin-Nya serta bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Ayahanda Dahlan, S.Sos dan Ibunda Sunarti atas kesabaran, keikhlasan, dan ketulusannya dalam membimbing dan membesarkan saya dengan penuh cinta dan kasih sayangnya, serta seluruh saudara saya atas bantuan dan motivasi yang mereka berikan setiap saat.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepadaBapak Drs. H. Nurdin, M.Pd., selakuDosen Pembimbing I, Ibu Nurindah, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II. Bapak Dr. Muhammad Nawir, M.Pd., Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan. Nasir, S.Pd., M.Pd sekretaris prodi Teknologi Pendidikan, bapak/ibu dosen Jurusan Teknologi Pendidikan, bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse. M.Ag.,

(9)

viii

Negeri 3 Barru, yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan petunjuk sehingga skripsi ini dapat selesai, yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian,yang telah memberikan waktu dan bantuannya dalam proses pengambilan data di lapangan, yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, yang bersedia membantu dalam proses pengambilan data di lapangan, sertateruntuk seluruh teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah saya anggap saudarayang selalu menemani dan memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang dapat menyempurnakan skripsi ini sangat penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Teknologi Pendidikan pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Makassar, Mei 2021

Penulis

(10)

ix

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERJANJIAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

MOTTO DAN PEMBAHASAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 6

C. TujuanPenelitian ... 7

D. ManfaatPenelitian ... 7

BAB IIKAJIAN PUSTAKA DAN KARANGKA PIKIR ... 9

A. KajianPustaka ... 9

1. Penelitian yang Relevan ... 9

2. PengertianEfektivitas ... 12

a. PengertianEfektivitas ... 12

(11)

x

e. Unsur-unsur efektifitas ... 18

3. Media PembelajaranMotion Graphic ... 18

a. Pengertian Media ... 18

b. Media pembelajaran ... 20

c. Fungsi dan manfaat dan media pembelajaran... 21

d.Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 24

4. PengertianMotion Graphic ... 26

5. Kelebihan dan kelemahan media motion graphic ... 28

a. Kelebihan ... 28

b. Kekurangan ... 28

6. Pembelajaran fisika ... 29

B. Kerangka pikir ... 30

C. Hipotesis ... 32

BAB IIIMETODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. LokasidanWaktuPenelitian ... 34

C. Desain Penelitian ... 34

D. Populasi dan Sampel ... 35

E. Definis Operasional Variabel ... 36

F. Instrumen Penelitian ... 37

(12)

xi

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 65 RIWAYAT HIDUP

(13)

xii

Gambar 2.1 Kerangka Pikir... 32 Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 34

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Seluruh Populasi ... 35

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 36

Tabel 3.3 Aspek Penilaian... 37

Tabel 3.4 Interprestasi Skor Efektivitas ... 40

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Tepat Waktu Pada Saat Penggunaan media Motion graphic ... 42

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Kehadiran Dalam Pembelajaran Pada Saat Penggunaan media Motion graphic ... 43

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Mentaati Peraturan Pada Saat Penggunaan media Motion graphic ... 44

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Tidak membuat geduh Pada Saat Penggunaan media Motion graphic ... 44

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek kemampuan menafsirkan materi pelajaran dinamika gerak & hukum newoton pada saat penggunaan media Motion graphic. ... 45

Tabel 4.6Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Kemampuan memberikan contoh pada saat penggunaan media Motion graphic. ... 46

Tabel 4.7Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam aspek kemampuan menjelaskan pada saat penggunaan media Motion graphic. ... 47

Tabel 4.8Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek kemampuan mengklasifikasi pada saat penggunaan media Motion Graphic ... 48

Tabel 4.9Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Kesiapan Siswa Dalam Menerima Pembelajaran Pada Saat Penggunaan media Motion graphic. ... 49

xiii

(15)

xiv

Tabel 4.11Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Ketekunan Siswa Dalam Pembelajaran Pada Saat Penggunaan media Motion graphic. ... 50

Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Aktif Bertanya Pada Saat Penggunaan media Motion Graphic. ... 51

Tabel 4.13Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Mehami materi yang diberikan Pada

Saat Penggunaan media Motion Graphic. ... 52

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Mencatat Materi Pada Saat Penggunaan media Motion graphic. ... 53

Tabel 4.15Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Keaktifan Dalam Diskusi Pada Saat

Penggunaan Media Motion Graphic. ... 53

Tabel 4.16Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Adanya Keinginan Untuk Mendapat Hasil Yang Terbaik Pada Saat Penggunaan Media Motion

Graphic... 54

Tabel 4.17Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Timbulnya Rasa Ingin Tau Dan

Keberanian Pada Saat Penggunaan Media Motion Graphic. ... 55

Tabel 4.18Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Timbulnya Semangat Dalam Mengikuti Pembelajaran Pada Saat Penggunaan Media Motion Graphic. ... 56

(16)

xv

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Interaksi Sesama Siswa Dan Guru

Dalam pembelajaran Pada Saat Penggunaan Media Motion

Graphic... 57

Tabel 4.21 Rekapitulasi Aspek Penilaian ... 57

(17)

xvi

Lampiran 1 pedoman observasi aktivitas ... 71

Lampiran 2 ... 72

Lampiran 3 ... 74

Lampiran 4 ... 76

(18)

1 A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sector yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup suatu bangsa. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan akan berimplikasi pada berhasil atau tidaknya kehidupan suatu bangsa itu pula.pendidikan tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya arah atau tujuan yang akan dicapai. Tujuan pendidikan di Indonesia sendiri telah diatur di dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3, yaitu :

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangakan kemamouan dan Membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan betaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Ruhimat, dkk (2011;147) menyatakan “bahwa proses belajar mengajar dikelas bertujuan untuk menacapai perubahan tingkah laku intelektual, moral maupun sosial pada siswa.” Siswa berintraksi dengan lingkungan belajar diatur oleh guru melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran, anta lain: tujuan pembelajaran, materi/bahan ajar, metode dan media, evaluasi, peserta didik /siswa, pendidik/guru. Sejatinya pendidikan adalah aspek terpenting di dalam setiap pembangunan di suatu Negara terutama di Indonesia. Namun di Indonesia pendidikan masih menjadi sebuah masalah. Hal ini terkait pada persoalan mutu pendidikan. Sampai saat ini mutu pendidikan di Indonesia masih ketinggalan jauh dibandingkan Negara-negara lain di dunia. Secara umum rendahnya mutu

(19)

pendidikan di Indonesia disebabkan oleh beberapa factor yaitu pembelajaranyang terpaku pada buku paket, metode pembelajaran yang kurang sesuai, kurangnya daya dukung sarana dan prasarana dari regulator.

Sahin, Kompasiana (2014) keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat.

Salah satu yang menjadi sorotan dalam perkembangan dunia adalah teknologi Modern yang dimana digambarkan sebagai sistematis pengetahuan yang praktis dalam peningkatan produktifitas. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran membawa perubahan pada budaya pemebelajaran. Perkembangan ilmu pengetahuan mengenai teknologi menuntut guru untuk bisamemanfaatkannya dengan baik, meskipun hanya dapat menggunakan alat sederhana namun dapat meningkatkan produktivitas belajar sehingga mampu mencapai tujuan pemebelajaran yang diharpakan, selain dapat menggunakan alat- alat serta media pembelajaran lainnya, guru juga dituntut dapatmengembangkan media atau membuat media yang baru dalam pembelajaran yang belum memiliki atau menggunakan media.

Sementara untuk dapat mengimbangi perkembanganteknologi tersebut agar kualitas pendidikan baik, dunia pendidikan juga harus dapat melengkapi segala sesuatu yang berkaitan denganaspek tersebut. Kenyataannya adalah media

(20)

yang digunakan oleh guru kurang menarik sehingga kualitas belajarpun tidak maksimal.akibatnya murid lebih cepat bosan.

Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran secara lebih leluasa, kapanpun dan dimanapun. Program pembelajaran audiovisual, termasuk program pembelajranmenggunakan computer, memungkinkan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri, tanpa terikat oleh waktu dan tempat. Penggunaan media akan menyadarkan siswa betapa banyak sumber belajar yang dapat mereka manfaatkan dalam proses belajar. Perlu kita sadari bahwa alokasi waktu balajar di sekolah sangat terbatas, waktu terbanyak justru dihabiskan siswa di luar lingkungan sekolah.

Keterbatasan alat-alat teknologi pembelajaran yang digunakan di SMANegeri 3 Barru, Kabupaten Barru diduga merupakan salah satu sebab lemahnya kualitas belajar siswa di sekolah tersebut. Hal ini terlebih sangat dirasakan pada dikatakan belum optimal karena sangat banyak materi darimata pelajaran FISIKA. Pemanfaatan media dalam proses pembelajaran dapat dikatakan belum dikatakan belum optimal karena sangat banyak materi dari mata pelajaran fisika yang membutuhkan system belajar tipe media visual, dan audio agar mudah dipahami oleh siswa.

Wena (2013:203) terdapat tiga model penyampaian materi pembelajaran berbasis computer, yaitu sebagai berikut.

a) Latihan dan praktek : dalam model pembelajaran berbasis komputerini siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah untuk dipecahkan, kemudian computer akan memberi respons (umpan balik) atas jawaban yang diberikan sisw.

(21)

Model ini hamper sama dengan pekerjaan rumah yang diberikan pada siswa, kemudian guru memberikan umpan balik.

Namun dalam pembelajaran berbasis computer, akan diberikan segara pada masing-masing siswa sehingga tahu dimana letak kesalahannya.

b) Tutorial : model pembelajaran berbasis computer ini menyediakan rancangan pembelajaran, latihan yang disertai umpan balik.

c) Simulasi : model pembelajaran berbasis computer ini menyajikan pembelajaran dengan system simulasi yang berhubungan dengan materi yang dibahas.

Rusman dkk. (2011:182) “Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra pengelihatan, contohnya adalah foto, diagram, skema grafik, dan lain-lain.” Media audio adalah media yang hanya dapat didengar dengan menggunakan indra pendengaran contohnya adalah, radio, gramophone, tape rekorder, dll. Media audio visual adalah penggabungan dari media visualdan audio, contohnya film , animasi, rekaman video, dan lain-lain.

Penggunaan media pembelajaran yang mampu menarik perhatian peserta didik adalah media audio visual, sebab media pembelajaran audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang menggabungkan unsur gerka dan suara yang memproyeksikan benda nyata dilapangan atau sesuai dengan materi yang diinginkan.media audio visual menjadi media yang efektif bagi peseta didik untuk bisa memahami materi dengan cepat dan mudah. Seiring dengan berkembangnya teknologi di era modern ini pendidik yang menggunakan jenis pengajaran berceramah dan menerangkan akan menjadi tidak efektif dan efisen.

Penggunaan media Moton Graphic di SMA Negeri 3 Barru menjadi solusi untukpemnfaatan teknologi sekaligus meningkatkan motivasi dan mutu belajar siswa. Karena media bukan membuat proses pembelajaran lebih efisie, tetapi juga

(22)

membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh. Bila hanya dengan menggunkan informasi verbaldari guru saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik, pemikiran Edgar Dale tentang kerucut pengalaman (cone of Experience) ini merupakan uapaya awal untuk meberikan alas an atau dasar tentang keterkaitanan atara teori belajar dengan komunikasi audio visual. Dengan media ini kebutuhan berbagai programpendidikan dapat dipenuhi dengan baik, berbagai sumber informasi yang tidak mungkin diberikan melalui media lainnya dapat disajikan melalui film , video. Alat ini dapat diputarkembali yang memungkinkan terjadinya proses umpan balik untuk perbaikan dan peningkatan uapaya pengajaran.

Media menyajikan materi pelajaran yang memang sulit untuk disajikan oleh guru secara verbal. Dengan media, tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Dengan media, guru tidak harus menjelaskan materi pelajaran secara berulang ulang, sebab hanya dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran dan meningkatkan kualitas hasil belajar. Media memungkinkan proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.

Lokasi SMA Negeri 3 Barru, terletak di desaTellu Panua di Kecamatan Tanete Rilau di Kabupeten Barru, SMA Negeri 3 Barru ini memiliki fasilistas pembelajaran yang kurang modern karena meski memiliki LCD (Liqued Crystal Display) tapi tidak terpasang disetiap ruang kelas. Guru-guru juga hanya menggunakan LCD apabila ingin menujukkann gambar, bukan untuk menayangkan atau membuka media. Lebih jelasnya guru-guru di SMA Negeri 3

(23)

Barru kurang cakap dan modern mengenai teknologi khususnya dalam hal mencari media yang mampu memudahkan siswa dalam memhami pembelajaran.

Penggunaan LCD (Licuid Crystal Display) digunakan oleh guru apabila ingin menampilkan gambar-gambar tertentu dengan bantuan internet ataupun power point saja. Hal inilah yang juga menjadi dasar untuk melihat jelas perubahan (efektifitas) penggunaan media audio visual dalam pembelajaran yang diaplikasikan kepada siswa yang sebelumnya belum pernah menggunakan metode pembelajaran ini sebelumnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis melihat akan ada banyak peningkatan pemahaman dan minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran khususnya FISIKA dengan diterapkannya media motion graphic. Sehingga berdasarkan uraian diatas penulis menawarkan sebuah alternatif yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar dikelas dengan menerapkan media motion graphic, dimana penulis akan melakukan penelitian pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi dengan judul “Efektivitas Penggunan Media Motion Graphic sebagai Pendukung Pembelajaran Fisika Kelas X IPA SMA Negeri 3 Barru.”

B. Rumusan. Masalah

Maka.berdasrkan.latar.belakang.di.atas.adapun.Rumusan.masalah.dalam…..

peneliti.ini.adalah:

“Apakah..Penggunaan..Media..Motion..Graphic..efektif..sebagai pendukung.pembelajaran.fisika.kelas.X.IPA.SMA.Negeri.3.Barru.?”

(24)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan.dari.penelitian.ini.adalah.untuk.mengetahui.Efektivitas.penggunaan media.motion.graphic.pada.pembelajaran.fisika.siswa.kelas.X.IPA.SMA.Negeri 3 Barru.

D. Manfaat Penelitian

Hasil.penelitian.ini.diharapkan.dapat.memberikan.manfaat.sebagai.berikut:

1. Manfaat.Teoritis

a. Penelitian.ini.dapat.memberikan.informasi.mengenai.media.animasi bagi.yang.membutuhkan.

b. Memberikan.manfaat.yang..positif…bagi…pengembangan…..ilmu..

pengetahuan…untuk….mencapai…tujuan…dan…..memanfaatkan teknologi.dalam.proses.pembelajaran

2. Manfaat.Praktis a. Bagi.Sekolah

Menambah..pengetahuan..kepada..pendidik..untuk..menggunakan...media pembelajaran...dan..mengembangkan..media.pembelajaran..yang.inovatif disekolah.untuk.meningkatkan.kualitas.dalam.pembelajaran.

b. Bagi.Guru

Guru..dapat..menerapkan..media..pembelajaran..yang..tepat.dalam proses..pembelajaran..sehingga…dapat…mempermudah…siswa…dalam menguasai.materi.

(25)

c. Bagi.siswa

Penggunaan.…media….pembelajaran….dapat…...menambahkan pemahaman,.pada.materi.Fisika..Pengetahuan.dan.motivasi.belajar..siswa akan.bertambah.sehingga.akan.mencapai.hasil.belajar.yang.maksimal.

d. Bagi..Peneliti

Menambah…wawasan..dan…pengetahuan….tentang…..media…

pembelajaran.pada.peningkatan.hasil.belajar.siswa.

(26)

9 A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang ada kaitannya dengan pokok masalah dan sudah pernah dilaksanakan yaitu, sebagai berikut:

a. Efektivitas penggunaan media motion graphic pada pembelajaran saintifik untuk meningkatkan hasil belajar domain kognitif. Oleh Fahmi NugrohadI, Rudi Susilana di SMPN 1 Kandanghaur.

Pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa, artinya pembelajaran lebih berorientasi pada aktivitas siswa untuk memperoleh hasil belajar berupa aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Demi terciptanya peningkatan kualitas proses pembelajaran, pendidikan dituntut terus berkembang. Salah satu alat bantu proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan media. Media motion graphic dapat digunakan guru dalam pembelajaran saintifik. Media ini akan memberikan penguatan terhadap daya ingat siswa karena media ini menampilkan visualisasi yang indah untuk dilihat. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai efektivitas penggunaan media motion graphic dalam pembelajaran saintifik terhadap hasil belajar siswa aspek kognitif.

(27)

Sedangkan secara khusus bertujuan umtuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa domain kognitif pada aspek pemahaman, aspek penerapan, dan aspek analisis sebelum dan sesudah menggunakan media motion graphic dalam pembelajaran saintifik.Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain penelitian One Group Time Series Design.Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siwa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kandanghaur yang berjumlah 330 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 30 orang dan dipilih menggunakan teknik probability sampling dengan kategori cluster sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument jenis tes. Secara umum dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran motion graphic efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar domain kognitif peserta didik pada Mata Pelajaran IPS Terpadu di Kelas VII, khususnya pada pokok bahasan kondisi iklim di Indonesia di SMP Negeri 1 Kandanghaur

b. Pengaruh media motion graphic terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa materi system kelistrikan otomotif. Oleh Sukiyasa, di SMKN 1 seyegan, 2013.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan media Motion graphic terhadap hasil belajar dan motivasi belajar materi sistem kelistrikan otomotif. Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan desain nonequivalent control group design.Jumlah responden sebanyak 63 orang.Instrumen pengumpulan data hasil belajar

(28)

adalah tes, dan instrumen pengumpulan data motivasi belajar adalah angket.Data dianalisis dengan statistik parametris, yaitu uji-t dengan teknik independent sampel t-test dan uji lanjut dengan uji Scheffe.

Hasilnya adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan media animasi terhadap hasil belajar dan motivasi belajar materi sistem kelistrikan otomotif pada siswa kelas X TKR di SMKN 1 Seyegan, ditunjukkan dengan hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan media Motion graphic lebih tinggi dari hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang diajarkan dengan media power point.

Kesimpulan yang di peroleh dari 2 penelitian diatas, bahwa dengan menggunakan Media motion graphic terjadi peningkatan yang siknifikan terbukti pada penelitian terdahulu yang pertama dengan menggunakan motion graphic siswa mampu menciptakan peningkatan kualitas belajar khususnya pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Pada penelitian kedua dengan menggunakan design nonequivalent control group design, terdapat pengaruh yang siknifikan terhadap hasil belajar siswa khususnya pada materi system kelistrikan otomotif. Pada penelitian kedua diatas meskipun dalam hal ini objek, media dan mata pelajaran berbeda dengan penelitian penulis saat ini, namun peneliti berharap agar hasil peneliti yang nantinya juga menghasilkan pengaruh yang siknifikan terhadap hasil belajar siswa di SMAN 3 Barru, sehingga peneliti melihat bahwa perlu melihat kebutuhan mata pelajaran dengan aplikasi yang akan digunakan nantinya. Dalam hal ini apabila

(29)

pembelajaran membutuhkan audio, atau visual maka media yang digunakan harus mencakup keduanya atau sesuai dengan hal yang menunjang mata pelajaran.

2. Pengertian Efektivitas a. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata “efek” yang berarti akibat atau pengaruh.Efektif berarti membawa hasil, atau berhasil guna.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas adalah sesuatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan.Menurut Miarso (2004:516)

“efektivitas pembelajaran adalah yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para mahasiswa, melalui prosedur pembelajaran yang tepat.

Miarso melanjut bahasan tentang definisi efektivitas dengan menyatakan bahwa, efektivitas pembelajaran seringkali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau ketepatan dalam mengelola suatu situasi”

Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru.Lebih banyak menilai ranah kognitif semata-mata.Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial.

Bungkaes (2013: 45)

“Efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan.

Dalam artian efektivitas merupakan ukuran seberapa jauh

(30)

tingkat output, kebijakan, dan prosedur dari organisasi mencapai tujuan yang ditetapkan.”

Dalam pengertian teoritis dan praktis, tidak ada persetujuan yang universal mengenai apa yang dimaksud dengan “Efektivitas”. Bgaimana defenisi efektivitas berkaitan dengan pendekatan umum. Bila ditelusuri efektivitas berasal dari kata dasar efektif yanag artinya: (1). Adanya efek (pengaruh, akibat, kesannya) seperti: manjur, mujarat, mampan; (2).

Penggunaan metode/cara, sarana, alat dalam melakukan aktif itas sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal).Menurut Bungkaes (2013: 46) “Efektivitas adalah penilain yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan organisasi.” Maka dekat prestasi meraka terhadap prestasi yang diharapkan (standar), maka makin eveltif dalam menilai mereka. Menurut Siagian (2001: 24)

“Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai.Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.”

b. Ciri-Ciri efektivitas

Menurut Nasution (2010) mengatakan proses pembelajaran yang efektif dapat terwujud melalui kegiatan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa. Dalam keseluruhan kegiatan proses pembelajaran, siswa merupakan subyek utama. Oleh karena itu dalam proses ini, hendaknya siswa menjadi perhatian utama dari

(31)

para guru. Semua bentuk aktivitas khendaknya diarahkan untuk membantu perkembangan siswa.

b. Interaksi edukatif antara guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran hendaknya terjadi hubungan yang bersifat edukatif, guru tidak hanya penyampai bahan yang harus dipelajari, tetapi sebagai figure yang dapat merangsang perkembangan pribadi siswa.

c. Suasana demokratis. Suasana demokratis dalam kelas akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih mewujudkan dan mengembangkan hak dan kewajibannya. Suasana demokratis dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran melalui hubungan guru dan siswa.

d. Variasi metode mengajar. Tidak satupun metode mengajar itu efektif untuk seluruh materi atau bahan pelajaran. Satu metode mungkin cocok untuk bahan tertentu, tetapi tidak cocok untuk bahan lainnya. Oleh karena itu, guru harus bisa memilih metode yang dapat dan sesuai dengan bahan yang akan diajarkan. Dengan kata lain menggunakan metode mengahar yang bervariasi. Dengan metode mengajar yang bervariasi, akan menimbulkan rasa senang pada siswa, tidak cepat bosan atau jenuh. Siswapun akan bersemangat dalam belajar.

(32)

e. Guru professional. Proses pembelajaran yang efektif, hanya mungkin bisa terwujud apabila dilaksanakan oleh guru professional dan dijiwai semngat profesionalisme yang tinggi.

f. Bahan yang sesuai dan bermanfaat. Bahan yang diajarkan guru bersumber dari kurikulum yang telah ditetapkan secara relative baku. Tugas guru adalah mengelola dan mengembangkan bahan pengajaran menjadi sajian yang dapat dicerna oleh siswa.

g. Lingkungan yang kondusif. Keberhasilan proses pembelajaran, sangat ditentukan oleh faktor lingkungan. Upaya menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tercapainya tujuan pembelajaran dan pengajaran sangat penting. Lingkungan yang kondusif adalah lingkungan yang dapat menunjang bagi roses pembelajaran secara efektif.

h. Sarana belajar yang menunjang. Proses pembelajaran akan berlangsung secara efktif apabila ditunjang oleh sarana yang baik.

Sarana belajar langsung terkait dengan proses pembelajaran adala alat bantu megajar.

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas sebenarnya ditentukan dengan menetapkan sampai sejauh mana kegiatan belajar mengajar mewujudkan tujuan yang harus dicapai. Pada dasarnya pembelajaran yang efektif tidak terlepas dari kemampuan dan keterampilan seorang guru, bagaimana dia dapat

(33)

mengimplementasikan ilmunya dalam proses interaksi edukatif, kemantapan metode mengajar, pengelolaan kelas, pengoptimalan situasi dan kondisi berlangsungnya proses belajar mengajar, hingga penggunaan media belajar.

Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama, partisopasi aktif, tingkat kesulitan pada penggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Aspek sarana penunjang meliputi tinjaun-tinjaun terhadap fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar serta ruang kelas, LCD, proyektor, media pembelajaran dan buku-buku teks.

c. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Popham (2003), efektivitas proses pembelajaran seharusnya ditinjau dari hubungan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu dalam usahanya mencapai tujuan- tujuan instruksional tertentu. Efektivitas proses pembelajaran berarti tingkat keberhasilan guru dalam mengajar kelompok siswa tertentu dengan menggunakan metode tertentu untuk mencapai tujuan instruksional tertentu.

Richard (1996) berpendapat bahwa efektivitas pembelajaran memiliki dua karakteristik.Karakteristik pertama ialah “memudahkan

(34)

murid belajar” sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan. Kedua, bahwa keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai, seperti guru, pengawas, tutor atau murid sendiri.

d. Indikator-indikator efektivitas

Pendapat yang menyatakan tentang indikator sesuatu bisa dikatakan efektif:

1) Menurut Sinambela (2006), pembelajaran dikatakan efektif apabila mencapai sasaran yang diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran maupun prestasi siswa yang maksimal. Beberapa indikator keefektifan pembelajaran:

a) ketercapaian ketuntasanbelajar,

b) ketercapaian keefektifan aktivitas siswa (yaitu pencapaian waktu ideal yang digunakan siswa untuk melakukan setiap kegiatan yang termuat dalam rencanapembelajaran),

c) ketercapaian efektivitas kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan respon siswa terhadap pembelajaran yangpositif.

2) Menurut Miarso (2004), indikator yang dapat digunakan untuk menentukan efektivitas dalam proses pembelajaran adalah:

a) pengorganisasian materi yangbaik b) komunikasi yangefektif

c) penguasaan dan antusiasme terhadap materipelajaran

(35)

d) sikap positif terhadapsiswa e) pemberian nilai yangadil

f) keluwesan dalam pendekatan pembelajaran

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu metode pembelajaran tertentu sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

e. Unsur-Unsur Efektivitas

Cahyono (1983:54) mengemukakan, unsur-unsur epektifitas terbagi atas 3 bagian, yaitu unsur sumber daya manusia, unsur sumber daya bukan manusia dan unsur hasil yang akan dicapai.

1. Unsur Sumber Daya Manusia.

2. Unsur Sumber Daya bukan Manusia.

3. Unsur hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan.

Jadi, efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.

Pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran.

3. Media Pembelajaran Motion graphic a. Pengertian Media

Susilana dan Cepi Riyana (2007: 6) menyatakan bahwa “kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata

(36)

medium”.Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar.Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad.Menurut Association of Education and Comunication Technology AECT (Sadiman, dkk 2009: 3) menyatakan bahwa media adalah “segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi”. Sedangkan menurut National Education Association NEA (Usman, dkk 2002: 11)

“Media merupakan benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.”

Kemudian telah banyak pakar dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media diantaranya Susilana, dan Cepi Riyana (2007: 6) mengemukakan bahwa “media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, jadi media adalah perluasan dari guru”. Briggs (Susilana dan Cepi Riyana 2007: 6) berpendapat bahwa “media merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi murid supaya terjadi proses belajar”.

Asociaton of Education Communication Technology (AECT) (Susilana dan Cepi Riyana 2007: 6) memberikan batasan bahwa “media merupakan segala bentuk saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan”.

Menurut Heinich (Susilana dan Cepi Riyana 2007: 6) bahwa “medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima”.

Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

(37)

“medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).

Media merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan murid atau peserta didik. Media pendidikan banyak dan bervariasi serta dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. Aneka macam bentuk dan jenis media pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi murid. Berdasarkan pengertian media di atas maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perhatian, minat, dan perasaan murid sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar dapat terjadi dengan efektif.

b. Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai perantara atau alat bantu dalam proses belajar mengajar. Media bisa dipahami sebagai perantara dari suatu informasi yang berasal dari sumber informasi untuk diterima oleh penerima. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan perhatian dan kemampuan atau keterampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Ditambahkan juga oleh Sadiman, dkk (2006: 7):

“Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

(38)

penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.”

Pendapat lain ditambahkan oleh Gagne’ dan Briggs dalam Arsyad (2006: 4) yang secara implisit mengatakan bahwa:

“Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.

Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.”

c. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Pemakaian media pembelajaran dapat mengurangi jumlah kata yang diperlukan dalam proses instruksional untuk mengkomunikasikan gagasan bersifat konkret, media tidak hanya memberikan pengalaman-pengalaman konkret tetapi juga membantu murid mengintegrasikan pengalaman- pengalaman sebelumnya, di samping itu media dapat menarik perhatian dan membangkitkan minat belajar murid. Oleh karena itu pemakaian media akan sangat mempengaruhi keefektifan sistem intruksional yang diberikan. Secara umum media pembelajaran menurut Susilana dan Cepi Riyana (2009: 9) mempunyai kegunaan sebagai berikut:

(39)

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, daya, indera.

c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dan sumber belajar.

d. Memungkinkan murid belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.

Hamalik (Musfiqon. 2012: 32) mengemukakan manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan keinginan dan minat baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Sadiman, dkk (2006: 17) mengemukakan manfaat media pembelajaran secara umum antara lain:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan saya indera.

c. Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik.

(40)

d. Media pembelajaran dapat mengatasi permasalahan perbedaan karakteristik pada tiap siswa.

Ditambahkan oleh Livie dan Lentz (1982) dalam buku Sanaky dan Hujair (2009: 7) mengemukakan bahwa manfaat media pembelajaran yang khususnya pada media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Masing- masing fungsi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi atensi berarti media visual merupakan inti, menarik dan mengarahkan perhatian pembelajar untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi afektif maksudnya media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar. Gambar atau lambing visual akan dapat menggugah emosi dan sikap pembelajar.

c. Fungsi kognitif bermakna media visual mengungkapkan bahwa lambing visual memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mendengar informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d. Fungsi kompensatoris artinya media visual memberikan konteks untuk memahami teks, membantu yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatkannya kembali.

Pengunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pembelajaran pada saat itu, selain membangkitkan motivasi dan minat belajar, media pembelajaran juga dapat membantu murid untuk meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan

(41)

penafsiran, dan memadatkan informasi. Berdasarkan fungsi dan mafaat media pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahawa media pembelajaran sangat berperan penting dalam pembelajaran karena sangat membantu berjalannya proses pembelajaran, disamping menumbuhkan minat dan motivasi murid untuk belajar, media pembelajaran juga dapat merangsang murid untuk aktif dalam kegiatan proses pembelajaran. Selain itu manfaat media pembelajaran juga untuk membantu pembelajaran lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, memperjelas makna bahan pengajaran agar lebih mudah dipahami sehingga guru menguasai tujuan pembelajaran yang baik, menjadikan pembelajaran lebih bervariasi, dengan mengombinasikan komunikasi verbal dari guru dengan media lain sehingga siswa tidak bosan, serta membuat siswa lebih banyak terlibat dalam kegiatan belajar.

d. Jenis – Jenis Media Pembelajaran

Terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran menurut Heinich dan Molenda (Supriatna dan Dadang 2009: 5) sebagai berikut:

a. Teks: Merupakan elemen dasar bagi penyampaian suatu informasi yang mempunyai berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.

(42)

b. Media Audio: Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan, membantu meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan, jenis audio termasuk suara latar, music, atau rekaman suara dan lainnya.

c. Media Visual: Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan (Chart), grafik, kartun, poster, papan bulletin dan lainnya.

d. Media Proyeksi Gerak: Termasuk didalamnya film gerak, film gelang, program TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD).

e. Benda – benda Tiruan/miniature: Seperti benda-benda tiga dimensi yang dapat disentuh dan diraba murid.

Media ini dibuat unutk mengatasi keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap berjalan.

f. Manusia: Termasuk didalamnya guru, siswa atau pakar/ahli dibidang /materi tertentu.

Berdasarkan pendapat di atas penulis tertarik dengan media visual, karena media ini sangat familiar dan sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran IPA, media jenis ini sangat berperan penting dalam proses

(43)

pembelajaran, selain itu media ini juga berkaitan dengan penglihatan, dimana mata pelajaran Fisika memerlukan bukti nyata atau fakta yang logis untuk diperlihatkan kepada murid agar murid tidak banyak berkhayal saat proses pembelajaran berlangsung.

Bentuk media audio visual beragam, salah satunya motion graphic berfungsi dalam pembelajaran sangat berpengaruh sesuai dengan pernyataan Kustandi dan sutjipto (2013 : 20)

“fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar”.

Pembelajaran berbasis video sudah tidak asing didalam pembelajar sekolah. Pemanfaatan media video ini bertujuan untuk memudahkan guru terhadap materi yang sulit untuk dijelaskan secara konkrit dan memerlukan ilustrasi visual. Ilustrasi visual yang dimaksud seperti guru bisa menjelaskan hewan-hewan di benua afrika tanpa membawa siswa langsung ke benua afrika ataupun guru bisa menjelaskan fenomena atmosfer tanpa membawa siswa keluar angkasa secara langsung. Kemudahan yang diberikan oleh media video menurut Smaldino, dkk (2014 : 405) mengatakan bahwa :

“video bisa membantu buku cetak dengan memperlihatkan proses, hubungan dan teknik. Dengan begitu siswa pun dapat belajar secara mandiri dengan melihat tayangan video”

(44)

4. Pengertian Motion Graphic

Pada umunnya Motion Graphic adalah gabungan dari media visual yang menggabungkan bahasa film dengan desain grafis dengan memasukan elemen-elemen yang berbeda seperti desain 2D atau 3D, ilustrasi, animasi, tipografi, fotografi, video dan musik.Motion graphic dalam dunia broadcast memliki kehadiran yang sangat kuat di televisi, contohnya dalam pembuatan iklan komersial, berita, hiburan, promo atau sebuah opening suatu program televise.

Apakah Motion Graphic sama dengan animasi kartun? Motion Graphics dapat disebut juga video yang di animasikan. Selain berbentuk animasi 2D dan 3D Motion Graphic dapat juga berbentuk format GIF.

Namun, kini Motion Graphic paling banyak mengambil gaya animasi 2D minimalis dengan memadukan warna-warna yang menarik.

Motion Graphic dapat disajikan dengan beragam gaya. Motion Graphic sangat sering menggunakan desain yang sederhana sehingga pesan yang ingin disampaikan pun jadi lebih mudah dipahami.Dengan grafis yang sederhana, kita dapat menyampaikan data yang rumit agar jauh lebih mudah dimengerti.Hingga terkadang Motion Graphic juga bisa digunakan untuk media untuk presentasi.

Dalam menerapkan pembelajaran saintifik ini, pendidik dapat menggunakan berbagai media pembelajaran sebagai pendukung dalam melakukan proses pembelajaran. Salah satunya adalah motion graphic.

Menurut Satriaputra (2014: 2)

(45)

“motion graphic adalah potongan-potongan media visual berbasis waktu yang menggabungkan film dan desain grafis. Hal tersebut dapat dicapai dengan menggabungkan berbagai elemen-elemen seperti animasi 2D dan 3D, video, film, tipografi, ilustrasi, fotografi dan musik”.

Penggunaan media motion graphic diharapkan dapat memberikan daya tarik agar bisa mengundang perhatian peserta didik kepada materi yang disampaikan. Dengan begitu, peserta didik diharapkan bisa lebih cepat mengerti tentang materi dan dalam proses pembelajaran, para peserta didik tidak merasa bosan.

5. Kelebihan dan kelemahan Motion Graphic a. Kelebihan

Sejak beberapa tahun belakangan ini, prediksi penggunaan video akan terus mengalami peningkatan. Video pun merupakan media pembelajaran mujarab dalam mendukung pembelajaran.Video dapat dikatakan mujarab karena video menggunakan berbagai macam elemen, seperti gambar bergerak, suara, dan tulisan yang dihadirkan ke penonton.Ada banyak jenis video yang ditawarkan kepada siswa.Salah satunya yaitu Video animasi yang biasanya menggunakan motion graphic.Lebih rincinya kelebihan dari motion graphic sebagai berikut:

1). Gambar objek lebih fleksibel dan terlihat seperti nyata.

2). Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat.

(46)

3). Penggunaan animasi dan efek spesial digital ternyata mampu menekan biaya produksi hingga menjadi lebih murah dibandingkan penggunaan efek spesial yang manual.

b. Kekurangan

Namun disamping dari pada motion graphic yang memiliki banyak kelebihan, tentu juga memiliki kekurangan, antara lain :

1). Harus menggunakan peralatan dan spesifikasi komputer yang canggih untuk dapat menghasilkan animasi yang bagus.

2). Output rendering yang agak lama jika ukuran memori data terlalu besar.

3). Banyak menggunakan software untuk beberapa efek animasi tertentu.

6. Pembelajaran Fisika

Menurut Young & Freedman (2003: 14), fisika adalah suatu cara untuk melihat semesta ini, memahami bagaimana semesta ini bekerja, dan bagaimana berbagai bagian didalamnya berkaitan satu sama lain. Pada pembelajaran fisika, peserta didik tidak terlepas dari mengkaji gejala atau fenomena yang terjadi di alam semesta, terutama yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa pembelajaran fisika merupakan proses membangun pengetahuan dalam mengkaji berbagai fenomena fisika yang terjadi di alam semesta.

Dalam proposal penelitian ini penulis akan mengambil materiDinamika gerak & Hukum newton tentang gerak adalah dinamika adalah cabang ilmu

(47)

fisika yang mempelajari gaya dan torsi dan efeknya pada gerak. Pembahasan utama dalam dinamika ialah mekanika klasik yang berkaitan dengan hukum gerak newton terutama pada sistem partikel.Konsep-konsep dasar dalam dinamika disusun oleh Issaac Newton. Konsep dinamika berperan dalam menyelesaika persoalan fisika yang berkaitan dengan gaya. Dinamika merupakan kebalikan kinematika, yang mempelajari gerak suatu objek tanpa memperhatikan apa penyebabny. Secara umum para peneliti yang menekuni dinamika akan mendalami bagaimana sistem fisika mengalami perubahan dan penyebab mereka berubah. Issac Newton menciptakan hukum-hukum fisika yang menjadi panduan fisika dinamika.Secara umum, dinamika sangat berkaitan erat dengan hukum kedua newton tentang gerak. Namun ketiga hukumnya tetap saling berkaitan satu sama lain.

B. Kerangka Pikir

Bahwa media pembelajaran adalah media yang dipergunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam poses belajar/mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).

Media pembelajaran dapat dipergunakan untuk merangsang pemikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang lebih efektif. Guru dan calon guru hendaknya memahami hubungan media dan pembelajaran. Pelajaran prakarya merupakan mata pelajaran yang mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kacakapan hidup berbasis seni dan teknologi. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekpresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar

(48)

menyenangkan orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan maupun kearifan lokal, hasil yang ergonomis dan ekosistem dalam pemanfatan lingkungan sekitar.

Dalam usaha memecahkan masalah dalam pembuatan suatu karya maka diperlukan suatu konsep teknologi dalam pembelajaran yaitu penggunaan media pembelajaran dan media yang cocok dengan mata pelajaran fisika SMA, kondisi, dan karakteristik siswa yaitu penggunaan media Motion graphic.Motion graphicadalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio dan visual contonya: DVD, rekaman video, animasi komputer, dan lain-lain. Motion Graphic memberikan suara dan gambar yang murni dan nyata, sehingga dapat memberikan pengalaman yang lebih nyata.Motion graphicakan membuat suasana dan warna yang berbeda pada proses belajar mengajar.

Adapun fungsi dari video yaitu, Fungsi atensi yaitu media Motion Graphic dapat menarik perhatian dan mengarahkan konsentrasi audiens pada materi Motion Graphic, fungsi afektif yaitu media Motion Graphic mampu menggugah emosi dan sikap audiens, fungsi kognitif dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengigat pesan atau informasi yang terkandung dalam video, fungsi kompensatoris adalah memberikan konteks kepada audiens yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengigat kembali informasi yang telah diperoleh dengan demikian media Motion Graphic dapat membantu audiens yaitu peserta didik yang lemah dan lambat menangkap suatu pesan menjadi mudah dalam menerima dan memahami inovasi yang disampaikan, sehingga dengan menggunakan media Motion Graphic dapat

(49)

mempermudah seorang pendidik untuk membantu menyampaikan materi pelajaran yang ingin disampaikan didepan siswa. Serta dengan perencanaan yang baik dalam menggunakan media Motion Graphicakan membuat proses pembelajaran lebih efektif dan optimal sehingga dengan media Motion Graphic hasil belajar siswa akan meningkat dari sebelumnya.

Kerangka fikir yang akan diterapkan dalam penelitian di Sekolah SMA Negeri 3 Barru

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Berdasarkan deskripsi teori, maka hipotesis hasil penelitian dirumuskan sebagai berikut: penggunaan mediaMotion graphic pada pembelajaran fisika kelas X IPA 1 di SMA Negeri 3 Barru efektif digunakan.

Pembelajaran FISIKA

Efektif

Pembelajaran menggunakan media Motion graphic

Tidak Efektif

(50)

33

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan pendekatan deskriptif Sugiono (2019 : 16) menyatakan bahwa

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisi data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Menurut Arikunto (2006: 12) “penelitian kuantitatif memiliki sifat empirik dan menggunakan analisis data berupa numerik dengan prosedur statistik yang memahami hubungan antara gejala-gejala yang diteliti”. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif menurut Sudjana (2001: 64) mendefenisikan

“penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang terjadi pada saat sekarang”. Menurut Sugiono (2018: 226) menyatakan bahwa:

“analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendekripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu,

(51)

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisi data bersifat kuantitatif/statistik dengan menggunakan numerik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan serta mendiskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian, yang terjadi pada saat itu juga.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan, untuk memperoleh data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan atau fokus penelitian. Tempat ataupun wilayah yang akan dijadikan lokasi dalam penelitian ini adalah instansi yaitu: SMA Negeri 3 Barru, tepatnya di Desa Tellu Panua, Kecematan Tanete Rilau, Jl. Poros Makassar Soppeng. Waktu penelitian dilaksanakan pada tangga 04 Januari s/d 13 Februari 2021

C. Desain Penelitian

Desain dalam penelitian ini menggunakan pre – eksperimen design Sugiono (2014: 109), menyatakan bahwa “ pre -eksperimen design ialah rancangan yang meliputi hanya satu kelompok atau kelas eksperimen tanpa adanya kelompok kontrol”.

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

X = penggunaan media Motion graphic (variabel independen) Y = efektivitas ( variabel dependen)

X Y

(52)

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tentang yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi dari penelitian ini berjumlah 126 siswa pada kelas X SMA Negeri 3 Barru, Kabupaten Barru. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3.1 Seluruh Populasi Kelas X

Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMA Negeri 3 barru

2. Sampel

Arikunto (2006: 131) menyatakan bahwa “sampel sebagian atau wakil yang akan diteliti”. Sampel penelitian ini diambil berdasarkan Cluster Random Sampling. Cluster Random Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok pengambilan sampel jenis ini dilakukan berdasarkan kelompok tertentu. Penerapan media motion graphic dipilih berdasarkan informasi dari

No. Kelas

Jenis kelamin Jumlah Siswa

LK PR

1. X IPA 1 12 15 27 orang

2. X IPA 2 12 18 30 orang

3. X IPA 3 10 25 35 orang

4. X IPA 4 11 23 34 orang

Jumlah Populasi 49 61 126 orang

(53)

guru IPA bahwa siswa kelas X IPA 1 SMAN 3 Barru bersifat homogen sehingga sampel yang terpilih dianggap bisa mewakili populasi.

Tabel 3.2Sampel Penelitian X IPA 1

Sumber Data: Kantor Tata Usaha SMA Negeri 3 barru

E. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dari judul yang akan diteliti adalah:

1. Media Motion Graphic adalah gabungan dari media visual yang menggabungkan bahasa film dengan desain grafis dengan memasukan elemen-elemen yang berbeda seperti desain 2D atau 3D, ilustrasi, animasi, tipografi, fotografi, video dan musik.

2. Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti efek, pengaruh, akibat atau dapat membawa hasil, pembelajaran afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, minat belajar, perhatian siswa, menghargai guru dan teman sekelas, dan hubungan sosial.

Kelas

Jenis kelamin Jumlah Siswa

LK PR

X IPA 1 13 15 28 orang

(54)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Untuk mempermudah dalam pengumpulan data dan analisis data, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi.

Lembar Observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan ataupun untuk mengetahui aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran di lokasi penelitian yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.3 Aspek Penilaian observasi

Aspek Penilaian Skor Displin 1 2 3 4 5

1. Tepat waktu

2. Kehadiran dalam pembelajaran 3. Mentaati peraturan

4. Tidak membuat gaduh di kelas

Kemampuan memahami materi : 12 3 4 5 5. Kemampuan menafsirkan

6. Kemampuan memberikan contoh 7. Kemampuan menjelaskan 8. Kemampuan mengklasifikasi Minat belajar siswa : 12 3 4 5

9. Kesiapan siswa dalam menerima pembelajaran 10. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan 11. Ketekunan siswa dalam pembelajaran

12. aktif bertanya

(55)

Perhatian pada proses pembelajaran : 12 3 4 5 13. Memahmi materi

14. mencatat materi

15. Keaktifan dalam diskusi Motivasi belajar : 12 3 4 5

16. Adanya keinginan untuk mendapat Hasil yang terbaik

17. Timbulnya rasa ingin tau dan keberanian 18. Timbulnya semangat dalam mengikuti

Pembelajran Hubungan social12 3 4 5

19. kerja sama

20. Interaksi sesama siswa dan guru Catatan :

Kolom aspek perilaku diisi dengan angka sesuai kriteria yaitu; 1 (sangat kurang), 2 (kurang), 3 (cukup), 4 (baik), 5 (amat baik).

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk memperoleh data-data yang mendukung pencapaian tujuan penelitian. Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, yaitu :

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik

(56)

observasi ini untuk mengetahui aktivitas siswa dan keterlaksanaan di lokasi penelitian.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui bahan tertulis yang ada sebelumnya atau yang dilakukan untuk penyediaan dokumen- dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari percatatan sumber informasi. Peneliti menggunakan dokumentasi untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan menjadi sumber data tertulis untuk memperoleh data mengenai hal-hal atau variabel yang beupa catatan, buku.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan analisis statistik deskriptik. Menurut Sugiono (2019: 226)

“Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yng berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Analisis deskriptif dimaksud untuk menggambarkan efektivitas penggunaan Media pembelajaran Motion Graphic pada mata pelajaran Fisika, di SMAN 3 Barru, Kabupaten Barru dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi dan persentase dengan rumus presentase, yaitu:

(57)

P =𝒇

𝑵 x 100%

Sumber Data: Sugiono (2012:95) Keterangan:

P = Persentase

F = frekuensi yang dicari persentasenya N = Jumlah responden

Aspek penilaian terdiri dari 20 item dalam lembar observasi sehingga diperoleh skor ideal tertinggi yaitu 20 x 5 = 100 dan skor terendah 20 x 1 = 20 dengan N = 27 orang, kemudian di tetapkan interval nilai dengan menggungkan formula sturgess dengan rumus sebgai berikut:

K = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log (28)

= 1 + 3,3 (1,447)

= 1 + 4,755

= 5,755 (dibulatkan menjadi 5) R = 100 – 20 = 80

P = 80 5= 16

Dari rumus stargess di atas, Panjang kelas 80 dibagi 5 kelas sehingga diperoleh interval 16, dengan menggunakan interpretasi skor efektivitas dalam bentuk tabel sebagai berikut:

(58)

Tabel 3.4 Interprestasi Skor Efektiktivitas

No Presentase Kriteria

1. ( 20% – 35% ) sangat lemah/sangat tidak efektif 2. ( 36%– 51% ) lemah/tidak efektif

3. ( 52% – 67%) cukup/cukup efektif 4. ( 68% – 83% ) kuat/ efektif

5. ( 84% – 100% ) sangat kuat/sangat efektif Sumber Data: Akdon dan Riduwan, 2013:22

Pada tabel 3.4 di atas disebutkan pencapaian presentase interprestasi skor efektivitas. Kriteria interprestasi skor efektivitas tersebut digunakan sebagai acuan penilaian terhadap efektivitas media pembelajaran Motion graphic pada pembelajaran fisika di SMAN 3 Barru, Kec Tanete Rilau, Kab. Barru.

(59)

42

2 bulan memperoleh hasil penelitian berupa data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari observasi, dokumentasi. Data penelitian tersebut dapat diuraikan seacara rinci sebagai berikut.

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tentang efektivitas penggunaan media Motion graphic pada pembelajaran fisika di SMA Negeri 3 Barru.yang diperoleh melalui observasi terhadap 27 siswa kelas X IPA 1 di SMA Negeri 3 Barru. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh kemudian di deskripsikan melalui analisis deskriptif kuantitatif data observasi siswa SMA Negeri 3 Barru, dianalisis dengan menggunakan Rumus Starges persentase (%) .

Hasil observasi aktivitas siswa dari 27siswa di kelas X IPA 1 SMA Negeri 3 Barru, selama proses pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran fisika dengan menggunakan media Motion graphic pembelajaran. Hasil observasi siswa pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Tepat Waktu Pada Saat Penggunaan media Pembelajaran motion graphic.

Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)

20 – 35 Sangat tidak efektif 0 0%

36 – 51 Tidak efektif 0 0%

(60)

52 – 67 Cukup efektif 8 30%

68 – 83 Efektif 12 44%

84 – 100 Sangat efektif 7 26%

Jumlah 27 100%

Sumber Data: Hasil Observasi Siswa

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dari hasil observasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa 0 siswa yang termasuk dalam kategori sangat tidak efektif pada interval 20 – 35 dengan persentase 0 %, 0 siswa yang masuk dalam kategori tidak efektif pada interval 36 – 51 dengan persentase 0%, 8 siswa yang masuk dalam kategori cukup efektif pada interval 52 – 67 dengan persentase 29,6%, 12 siswa yang masuk dalam kategori efektif pada interval 68 – 83 dengan persentase 44,4 %, dan 7 siswa yang masuk dalam kategori sangat efektif pada interval 84 – 100 dengan persentase 25.9%.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Hasil Observasi Kegiatan Siswa Dalam Aspek Kehadiran Dalam Pembelajaran Pada Saat Penggunaan medi motion graphic

Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)

20 – 35 Sangat tidak efektif 0 0%

36 – 51 Tidak efektif 0 0%

52 – 67 Cukup efektif 5 19%

68 – 83 Efektif 13 48%

Referensi

Dokumen terkait

Mothers experience dealing an adolescent with premenstrual dysphoric disorder symptoms.. Tri Kesuma Dewi , Purwanta Purwanta , Elsi Dwi Hapsari 1 2

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Methods: We assessed three genetic thrombophilic markers (mutation of Factor V Leiden [FV G1691A], 677T polymorphism of thermolabile methylenetetrahydrofolate reductase [MTHFR]

gelar Sarjana Sains ini penulis beri judul “ Evaluasi Keselamatan Reaktor Ditinjau dari Nilai Shutdown Margins dan Potensi Produksi Molybdenum -99 ( pada Sistem Subcritical

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Return On Investment , Arus Kas Investasi, Price to Book Value , dan Debt to Asset Ratio

Perseroan Terbatas sebagai sarana untuk mewujudkan demokrasi ekonomi demi kesejahteraan sosial sesuai dengan amanat Pasal 33 Undang- Undang Dasar Tahun 1945, haruslah dapat

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan kasih sayangNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengeluaran

Ada empat level dalam satu one pager , yaitu level 1 yang merupakan skenario business as usual ; level 2 merupakan skenario dengan rencana proyek maupun kebijakan