• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

14 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan salah satu daerah pertanian yang besar di Kota Batu serta mudah dijangkau dengan akses jalan yang memadai. Waktu penelitian berlangsung selama Desember 2020 sampai dengan Maret 2021.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder.

1. Data primer ialah data yang diperoleh peneliti secara langsung di lapangan melalui wawancara, kuesioner, maupun angket. Data ini diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara terbuka dengan narasumber sebagai berikut:

a. Perwakilan dari Bappelitbangda (Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah) Kota Batu, Camat Junrejo, Kepala Desa Tlekung, serta Kepala Urusan Pembangunan masing-masing tingkatan pemerintah tersebut sebagai perwakilan implementor atau pelaksana kebijakan.

b. Petani di Desa Tlekung sebagai perwakilan sasaran kebijakan.

2. Data sekunder ialah data yang pengumpulan serta penyusunannya dilakukan oleh pihak lain atau merupakan data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data sekunder dapat berupa orang ataupun tulisan seperti buku, laporan, buletin, dan majalah yang bersifat dokumentasi (Waluya, 2007).

Data sekunder yang peneliti gunakan mencakup manuskrip Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu 2010-2030, data luas lahan pertanian di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dari tahun 2015 sampai dengan 2020, serta data-data lain yang berkaitan dengan alih fungsi lahan di Kota Batu, khususnya di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.

3.3. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian (Tarjo, 2019). Penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling secara purposive

(2)

15

dengan pertimbangan jawaban informan yang dipilih dapat secara spesifik menggambarkan fenomena yang sedang diteliti. Non-probability sampling tidak menggunakan teori probabilitas sebagai dasar, melainkan berlandaskan pada common sense (Adi & Rahbini, 2004). Metode sampling tersebut dipilih dengan alasan peneliti ingin memilih secara langsung anggota populasi yang hendak dijadikan sampel dengan pertimbangan tertentu. Informan dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kelompok, yakni kelompok yang merepresentasikan implementor atau pelaksana kebijakan serta dari kelompok sasaran kebijakan.

Informan dalam penelitian ini antara lain Perwakilan DPRD Kota Batu, Perwakilan Bappelitbangda Kota Batu, Kepala Desa Tlekung serta Kaur Pembangunan Desa Tlekung, Camat Junrejo serta Kaur Pembangunan Kecamatan Junrejo sebagai informan yang mewakili implementor atau pelaksana kebijakan dengan pertanyaan mengenai peran kelembagaan dalam implementasi kebijakan dan 5 petani di Desa Tlekung sebagai informan yang mewakili sasaran kebijakan dengan 2 di antaranya diwawancara secara mendalam (in depth interview).

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang dikumpulkan dengan metode kualitatif menggunakan beberapa teknik. Teknik-teknik tersebut antara lain:

1. Teknik Wawancara

Teknik ini dipilih dengan pertimbangan bahwa data yang diambil dalam wawancara lebih komprehensif dan lebih mendalam. Wawancara dilaksanakan dengan cara terjun langsung ke lapangan menemui informan dimana proses wawancara dilakukan secara terbuka dan non formal serta dapat dilakukan berulang terhadap informan yang sama. Wawancara dilakukan kepada representasi kelompok implementor atau pelaksana kebijakan (Perwakilan Bappelitbangda Kota Batu, Camat Junrejo, Kepala Desa Tlekung, serta Kepala Urusan Pembangunan masing-masing tingkatan) dan kelompok sasaran kebijakan sebanyak lima orang dengan dua di antaranya melalui wawancara mendalam (in depth interview).

2. Teknik Dokumentasi

Studi dokumen dilakukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari proses wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumen sendiri merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu (Sugiyono, 2013). Dokumen dapat berupa tulisan, foto, gambar hidup, sketsa dan lain sebagainya. Dokumen dapat pula berupa karya seni semisal patung, film dan sebagainya. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain arsip yang berupa tulisan, foto, dan naskah peraturan atau kebijakan yang berkaitan dengan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu 2010-2030.

(3)

16 3.5. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis Deskriptif Kualitatif digunakan untuk memberikan gambaran secara deskriptif dan analitis mengenai proses implementasi Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011 yang terjadi di Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Analisis Kualitatif Deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada model implementasi kebijakan yang disebutkan oleh Purwanto dan Sulistyastuti dilihat dari proses sosialisasi, pelaksanaan, dan hasil dari kebijakan serta identifikasi faktor-faktor penghambat implementasi yang dituturkan oleh Van Meter dan Van Horn yang dilakukan dengan memperhatikan aspek standar dan sasaran kebijakan; sumberdaya, hubungan antar organisasi; karakteristik agen pelaksana; kondisi sosial, ekonomi, dan politik; serta sikap pelaksana.

Analisis data mencakup empat tahapan antara lain:

1. Pengumpulan data, dilaksanakan menggunakan metode wawancara dengan pertanyaan mencakup aspek sosialisasi dari kebijakan, pelaksanaan kebijakan serta luaran yang dirasakan oleh masyarakat.

2. Reduksi data, memilih dan memilah data yang akan dipergunakan.

3. Penyajian data, mengatur data untuk menemukan pola serta saling keterkaitan antar data tersebut sehingga diperoleh gambaran deskriptif mengenai proses implementasi Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011 yang mencakup aspek sosialisasi dari kebijakan, pelaksanaan kebijakan, serta luaran yang dirasakan oleh masyarakat.

4. Penarikan kesimpulan. 2. Analisis Kualitatif Deskriptif

Data kualitatif dari suatu penelitian perlu diterjemahkan terlebih dahulu menjadi data yang lebih mudah dibaca untuk memudahkan analisis. Analisis kualitatif deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel penelitian dalam bentuk visualisasi berupa bagan atau tabel persentase dari jawaban informan terhadap indikator permasalahan (Sari, 2013). Beberapa grafik dan tabel hasil analisis kualitatif yang disajikan antara lain: luas lahan pertanian di Desa Tlekung, jumlah keluarga tani di Desa Tlekung, sebaran umur informan, tingkat pendidikan informan, dan jumlah tanggungan keluarga.

3. Aspek yang Dianalisis

Aspek yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain:

1. Implementasi Program yang terdiri dari sosialisasi, pelaksanaan, dan hasil kebijakan

a. Sosialisasi yang dimaksud berkaitan dengan dua aspek utama diantaranya: 1) Menjelaskan tujuan, manfaat dan mekanisme dalam Peraturan Daerah

(4)

17

2) Menunjukkan adanya keterlibatan kelompok sasaran dalam implementasi Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011.

b. Pelaksanaan dinilai berhasil apabila kebijakan sampai dan diterima kelompok sasaran dengan baik, adapun indikator pelaksanaan berhasil dinilai melalui beberapa indikator:

1) Tepat waktu penyampaian terkait Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu kepada sasaran kebijakan, apakah sudah sesuai dengan timeline pelaksanaanya. Disini timeline pelaksanaan yang dimaksud terkait FGD, Sosialisasi, Review Perda, dan juga pembuatan peraturan turunan.

2) Tepat Kuantitas, yang dapat diukur melalui pemberian bantuan atau insentif kepada petani ataupun para peternak apakah sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu. Apakah pemberian insentif secara jenis ataupun jumlah sudah memenuhi kebutuhan para petani ataupun peternak.

3) Tepat Kualitas terkait Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu dilihat melalui beberapa aspek, diantaranya prosedur penggunaan lahan, prosedur pemberian insentif, dan pemanfaatan insentif.

4) Tepat Sasaran, yakni secara spesifik melihat apakah Tata Ruang di Kota Batu sudah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada. Dampak atau manfaat yang diharapan sudah mengenai sasaran kebijakan seperti petani ataupun peternak. Seperti pemanfaatan lahan ataupun pemberian insentif apakah sudah digunakan sesuai dengan Peraturan yang ada. c. Hasil kebijakan, apakah telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan dengan

indikator dari Van Meter dan Van Horn

a. Standar dan sasaran kebijakan berkenaan dengan manfaat adanya Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu yang dirasakan oleh masyarakat sebagai kelompok sasaran. Sudahkah sesuai dengan tujuan kebijakan.

b. Sumber daya yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan dukungan eksternal dalam kesuksesan implementasi dalam pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 7 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu baik Sumber Daya Manusia (pemangku kebijakan, masyarakat tani, dan lain-lain) maupun sumberdaya non-manusia (non-human resources). c. Hubungan antar organisasi terutama dalam implementasi Peraturan Daerah

Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu memerlukan dukungan dan koordinasi dengan instansi lain, seperti Pemerintah Kecamatan dan Desa.

(5)

18

d. Karakter agen pelaksana yang dimaksud mencakup struktur birokrasi, norma dan pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang akan mempengaruhi implementasi Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu.

e. Kondisi sosial, ekonomi dan politik mencakup sumberdaya ekonomi, lingkungan dan dukungan masyarakat sebagai kelompok sasaran yang turut mendorong keberhasilan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu.

Disposisi pelaksana berkaitan dengan sikap pelaksana seperti keteladanan,

kejujuran, dan komitmen yang tinggi dalam pelaksanaan akan berpengaruh dalam keberhasilan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu.

Referensi

Dokumen terkait

Pada kolom ini dapat dipilih salah satu metode yang akan digunakan untuk.. estimasi yaitu LS (Least Square), TSLS (Two Stage Least Square),

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax.. ABDURRAHMAN

[r]

Apabila ada sanggahan, maka dapat disampaikan secara tertulis kepada Pokja Pengadaan Konstruksi Pokja Pengadaan Konstruksi ULP MIN Mila / Ilot Kantor

khusus bagi para pelanggan untuk persiapan lebaran tahun ini// pelayanan pos yang mengalami. peningkatan antara lain pengiriman kartu ucapan lebaran/ wesel pos/ dan

BERMINAT UNTUK MENJADI PNS// SEDANGKAN PENGANGGUR YANG LAIN MUNGKIN TIDAK TERTARIK UNTUK MASUK DI JAJARAN.. PEGAWAI

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Pada Mata Pelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa.. Universitas Pendidikan Indonesia

Selain memastikan diagnosis dan membina komunikasi dengan para ahli, orangtua anak autis hendaknya juga memperkaya pengetahuan tentang autisme, terutama pengetahuan mengenai terapi