1 CURRICULUM NEEDS ANALYSIS IN THE DEVELOPMENT OF ANIMAL
STRUCTURE PRACTICAL WORK GUIDANCE AT STKIP PGRI SUMATERA BARAT
ANALISIS KEBUTUHAN KURIKULUM DALAM PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT Nurhadi* danMimin Mardhiah Zural
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Jl. Gunung Pangilun Padang, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia.
Telp./Fax. (0751) 7053731/ (0751) 7053826. Email:[email protected]
ABSTRACT
Animal structure course is a course which discusses about the animal body structures from the tissues to the organs. In Biology Education Studies Program at STKIP PGRI West Sumatra, the learning outcomes of this course require the students to be active and creative to find knowledge independently so that they are able to explain the basic principles of the body structure of vertebrates from the tissue to the organ levels, as well as being able to try, explain, and arrange some vertebrates body structure in practical work. One way to meet the outcomes is by conducting a practical work with a guidance that is capable of directing students to find information independently. Therefore, practical work guidance by using a free-modified inquiry with 4-D models of model development is developed. To obtain the characteristics of practical work guidance of animal structure that fit the needs of the students, the curriculum analysis and student needs analysis are conducted. At RPS (lesson plan), the learning outcomes have been formulated from the outcomes of the study program. To realize these outcomes, 16 classroom lecturers and 8 systematically arranged practical works are carried out. Several problems appeared in the implementation of practical work are that its learning outcome has not yet in the same proportion with course expected outcome, and that the practical work guidance has not yet used scientific work steps consisting of 1) formulation of the problem, 2) formulation of the hypothesis, 3) data collection, 4) hypothesis testing, 5) conclusions.
Keyword: free-modified inquiry, practical work guidance, animal structure
ABSTRAK
Mata kuliah struktur hewan merupakan mata kuliah yang membahas struktur tubuh Vertebrata mulai dari jaringan sampai organ. Pada Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat, capaian pembelajaran dari mata kuliah ini menuntut mahasiswaagar aktif dan kreatif untuk menemukan pengetahuannya secara mandiri sehingga mampu menjelaskan prinsip dasar struktur tubuh Vertebrata dari tingkat jaringan sampai tingkat organ, serta mampu mencoba, mengurai, dan merangkai beberapa struktur tubuh Vertebrata dalam
2 kegiatan praktikum. Salah satu cara untuk memenuhi capaian tersebut adalah melakukan kegiatan praktikum dengan menggunakan penuntun praktikum yang mampu mengarahkan mahasiswa dalam menemukan informasi secara mandiri untuk mewujudkan capaian pembelajarannya.Berdasarkan hal tersebut maka dikembangkan penuntun praktikum yang menggunakan pendekatan inkuiri bebas yang dimodifikasi dengan menggunakan model pengembangan 4-D models.
Untuk mendapatkan karekteristik dari penuntun praktikum struktur hewan yang sesuai dengan tuntutancapaian pembelajaran, dilakukan analisis kebutuhan kurikulum. Pada RPS, capaian pembelajaran telah dirumuskan dari capaian lulusan program studi. Untuk mewujudkan capaian tersebut dilakukan 16 kali perkuliahan dan 8 kali praktikum yang disusun secara sistematis. Permasalahan yang muncul pada pelaksanaan praktikum adalah belum sesuainya capaian pembelajaran praktikum dengan capaian pembelajaran mata kuliah, dan penuntun praktikum belum menggunakan langkah kerja ilmiah yang terdiri dari 1) perumusan masalah, 2) merumuskan hipotesis, 3) mengumpulkan data, 4) menguji hipotesis, 5) menarik kesimpulan.
Keyword : inkuiri bebas yang dimodifikasi, penuntun praktikum, struktur hewan.
PENDAHULUAN
Mata kuliah struktur hewan, merupakan mata kuliah wajib di Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat, dengan kode mata kuliah BIO10016. Mata kuliah ini membahas mengenai struktur tubuh Vertebrata dari tingkat jaringan sampai tingkat organ, yang mencakup: jaringan dasar, sistem integumen, sistem rangka, sistem otot, sistem pencernaan (organ dan enzim), sistem respirasi, sistem sirkulasi (darah dan limfatik), sistem ekskresi, sistem reproduksi, sistem saraf, sistem endokrin, sistem indra. Mata kuliah struktur hewan berbobot 3 SKS, dengan ketentuan 2 SKS untuk kegiatan tatap muka dan 1 SKS untuk kegiatan praktikum.
Capaian pembelajaran dari mata kuliah ini menuntut mahasiswa aktif dan kreatif menemukan pengetahuannya secara mandiri sehingga mampu menjelaskan prinsip dasar struktur tubuh Vertebrata dari tingkat jaringan sampai tingkat organ, serta mampu mencoba, mengurai, dan merangkai beberapa struktur tubuh Vertebrata dalam kegiatan praktikum. Salah satu cara untuk memenuhi capaian tersebut dilakukan kegiatan praktikum.Menurut Tarmizi dan Naim (1993: 9-13) praktikum memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. peran tersebut antara lain: membentuk sikap, melatih ketangkasan dalam menggunakan suatu kecakapan, melatih ketelitian, melatih kesabaran, belajar mengatur waktu, membentuk sikap ilmiah dan sebagai alat ukur.
3 Kegiatan praktikum merupakan suatu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam proses pembelajaran. Praktikum merupakan suatu kegiatan mencoba, membuktikan hipotesis, menjawab pertanyaan, pernyataan yang telah dipelajari. Kegiatan tersebut dapat dilakukan di laboratorium. Agar tujuan praktikum dapat tercapai, maka diperlukan penuntun praktikum. Menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional no 36/D/O/2001, penuntun praktikum merupakan pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara, persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan.
Berdasarkan hasil observasipada Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 yang dilakukan pada penuntun praktikum dan kegiatan proses praktikum struktur hewan, diperoleh informasi bahwa terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan praktikum, diantaranya adalah; 1). penuntun praktikum belummemiliki langkah kerja ilmiah dalam prosedurkegiatan praktikum yang dilakukan, 2) tidak adanya komparasi antara organ-organ dari hewan vertebrata karena pada setiap pertemuan, hanya membawa 1 objek praktikum saja, sehingga capaian pembelajaran dari mata kuliah struktur hewan tidak dapat tercapai melalui kegiatan praktikum, 3) penuntun praktikum belum memiliki pendekatan khusus, sehingga kegiatan praktikum belum terarah secara maksimal.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa tersebut agar mampu mewujudkan capaian pembelajaran yang telah ditetapkan adalah dengan mengembangkan penuntun praktikum struktur hewan yang mampu menuntun mahasiswa untuk menemukan pengetahuannya secara mandiri sehingga mahasiswa mampu untuk mengembangkan kemampuan menganalisis, kritis dan logis,dan memiliki prosedur kerja ilmiah yang sistematis,yaitu dengan menggunakan pendekatan inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry).
Menurut Trianto (2011) pendekatan inkuiri adalah sebuah rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan mahasiswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat menemukan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Jufri (2013) juga menyatakan bahwa kemampuan berpikir ilmiah akan berkembang melalui kegiatan inkuiri yang didorong rasa ingin tahu. Keingintahuan merupakan kegiatan berpikir yang harus dirangsang dan dilatih secara teratur.
4 Menurut hasil penelitian Susanti dkk., (2012) dengan judul penelitian pembelajaran kimia menggunakan siklus belajar 5 E dan inkuiri bebas dimodifikasi ditinjau dari kemampuan berpikir analisis dan kreativitas sisiwa, yang dilaksanakan di kelas XII IPA SMA N 3 Madiun Tahun pelajaran 2011/2012, didapatkan hasil ada pengaruh kemampuan berpikir analisis terhadap prestasi belajar kognitif siswa, dan ada interaksi antara pembelajaran inkuiri bebas dimodifikasi dengan kreativitas terhadap prestasi belajar kognitif siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tuntutankurikulum terhadap capaian hasil pembelajaran mata kuliah struktur hewan.Dengan dilakukannya analisis ujung depan (front-end analysis) terhadap kebutuhan kurikulum yang merupakan tahap define model 4D ini, dapat diketahui bagaimana kriteria penuntun praktikum yang sesuai dengan tuntutan kurikulum sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan efisien.
BAHAN DAN METODE A. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan model Four-D (Define, Design, Develop dan Disseminate) yang dikembangkan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel (1974).
Model 4D ini terdiri dari empat tahap yaitu: 1) Define: menetapkan dan menemukan kebutuhan instruksional. 2) Design: mendesain prototype bahan ajar.
3)Develop: memodifikasi prototype bahan ajar, pada tahap ini umpan balik diterima dari melalui evaluasi formatif dan material ajar sudah cocok dengan revisi. Dua langkah tahap develop ini adalah penilaian ahli dan tes pengembangan. 4) Disseminate: a) tes validasi, b) pengemasan, c) penyebaran dan adopsi (Thiagarajan, Semmel dan Semmel, 1974: 6-9). Pada penelitian ini yang digunakan adalah tahap define, yaitu menetapkan dan menemukan kebutuhan instruksional. Tahap awal adalah analisis kebutuhan. Melalui analisis kita dapat menentukan tujuan dan membatasi materi ajar.
B. Prosedur Pengembangan
Langkah-langkah yang dilakukan pada analisis kurikulum tahap define ini adalah:
5 a. Analisis capaian pembelajaran lulusan Program StudiPendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Menelaah capaian pembelajaran lulusan program studi yang harus dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi setelah lulus dari STKIP PGRI Sumatera Barat.
b. Analisis capaian pembelajaran lulusan mata kuliah
Berdasarkan analisis capaian pembelajaran lulusan mata kuliah struktur hewan, maka dituangkan poin-poin tersebut ke dalam analisis kurikulum dan analisis kebutuhan mahasiswa terhadap penuntun praktikum.
C. Populasi dan sampel.
Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi BP 2014 yang telah mengambil mata kuliah struktur hewan pada tahun akademik 2015/2016. Mahasiswa terdistribusi menjadi 7 sesi, yaitu 2014 A. B, C, D, E, F dan G, dengan 3 orang dosen pengampu mata kuliah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil analisis kurikulum, maka didapatkan hasil bahwa Program Studi Pendidikan Biologi menggunakan Rencana Program Semester (RPS) sebagai perencanaan proses pembelajaran. Di dalam RPS tersebut telah disusun identitas mata kuliah, capaian pembelajaran, materi ajar, strategi mengajar, alokasi waktu, etika akademik, sumber belajar dan evaluasi penilaian. Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2007: 7) perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus (RPS) yang memuat identitas mata pelajaran/kuliah, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar.
Pada capaian pembelajaran, Program Studi Pendidikan Biologi telah menetapkan capaian pembelajaran yang harus dicapai oleh mahasiswa setelah lulus dari STKIP PGRI Sumatera Barat. Dari capaian pembelajaran lulusan Program Studi tersebut maka dirumuskanlah ke dalam capaian pembelajaran lulusan mata kuliah yang harus diwujudkan oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah struktur hewan.
6
Tabel 1. Capaian Pembelajaran ulsan Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
No Profil Lulusan Capaian Pembelajaran
1
Guru Biologi Profesional
a) Mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip didaktik-pedagogi biologi serta keilmuan biologi dalam pembelajaran biologi berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan sehingga menghasilkan desain pembelajaran sesuai dengan perkembangan IPTEKS, perkembangan peserta didik, dan karakteristik lingkungannya
b) Mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip didaktik-pedagogi biologi serta keilmuan biologi dalam melaksanakan pembelajaran biologi yang inovatif dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pendidikan serta memformulasikan penyelesaian masalah prosedural khususnya dalam bidang kependidikan biologi dengan memanfaatkan sumber belajar berbasis IPTEKS dan berorientasi pada kecakapan hidup berdasarkan.
c) Mampu mengevaluasi proses dan hasil belajar biologi berdasarkan pada prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi yang tertuang dalam Standar Nasional Pendidikan sehingga menghasilkan data yang berguna untuk berbagai tujuan.
d) Mampu mengambil keputusan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran biologi, pemberian tindak lanjut serta pelaporannya, berdasarkan analisis data asesmen
e) Mampu mengambil keputusan perbaikan mutu pembelajaran biologi di kelas maupun di sekolah berdasarkan hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan secara mandiri maupun kolaboratif
f) Mampu bertanggungjawab terhadap tugasnya sebagai guru serta menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga dan percaya diri menjadi guru, dan berkomunikasi secara efektif, berlandaskan kode etik guru, baik di kelas, sekolah, maupun di masyarakat.
g) Cerdas memilah dan memilih media dan alat evaluasi sesuai kurikulum yang diajarkannya dengan mengamalkan nilai transparansi dan menumbuhkan karakter peserta didiknya.
h) Mampu menjadi model bagi pembelajar sebagai warga negara yang religius, toleran, dan bertanggung jawab.
i) Mampu berkomunikasi lisan dan tulis serta memiliki integritas dan kedisiplinan yang tinggi.
j) Memiliki semangat melayani dan bersaing secara sehat serta memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan (masyarakat, bangsa, dan Negara).
2
Pengelola Lembaga Pendidikan
a) Menguasai konsep teoritis pendidikan secara umum dan konsep teoritis kependidikan biologi secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural khususnya dalam bidang kependidikan biologi.
b) Mampu merencanakan dan mengelola sumber daya pembelajaran dengan menggunakan ilmu kependidikan biologi dalam penyelenggaraan kelas, laboratorium, sekolah, dan Lembaga Pendidikan dan mengevaluasi aktivitasnya secara komprehensif dan berorientasi pada life skill.
c) Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang keahliannya, berdasarkan hasil analisis informasi dan data.
d) Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
e) Mampu memelihara dan mengembangkan jaringan kerja dengan kolega, sejawat baik di dalam maupun di luar lembaganya
f) Mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada di bawah tanggung jawabnya g) Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang
berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri
h) Mampu bekerja sama dalam tim, teman sejawat, masyarakat dan lingkungan multikultural.
i) Memiliki jiwa dan semangat inovatif, proaktif, dan berani menanggung
7
No Profil Lulusan Capaian Pembelajaran
risiko untuk peningkatan kualitas pekerjaan.
j) Memiliki kepribadian terbuka untuk mengembangkan jejaring.
3
Peneliti Bidang Pendidikan Biologi
a) Mampu memecahkan masalah pembelajaran biologi melalui penelitian sesuai dengan perkembangan IPTEKS, perkembangan peserta didik, dan karakteristik lingkungan
b) Mampu mengkomunikasikan hasil-hasil pemecahan masalah pembelajaran biologi dalam berbagai forum formal maupun informal untuk membantu upaya peningkatan mutu pembelajaran biologi.
c) Mampu mengambil keputusan perbaikan mutu pembelajaran biologi di kelas maupun di sekolah berdasarkan hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan secara mandiri maupun kolaboratif.
d) Menguasai metodologi penelitian pendidikan Biologi
e) Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.
f) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
g) Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.
4 Bioenterpreneur
a) Mampu menerapkan konsep biologi dan teknologi kependidikan dalam mengembangkan produk-produk pembelajaran dengan memanfaatkan kemajuan IPTEKS untuk mendukung terselenggaranya pembelajaran biologi.
b) Mampu menerapkan konsep biologi dalam mengembangkan produk- produk biologi yang bernilai komersial dengan memanfaatkan kemajuan IPTEKS untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat serta membuka peluang lapangan kerja baru.
c) Mampu menerapkan konsep biologi dalam pengelolaan limbah menjadi produk komersial dengan memanfaatkan IPTEKS untuk mendukung pengendalian lingkungan.
d) Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan dan kewirausahaan.
e) Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri;
f) Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur serta memiliki sikap ilmiah dan mampu menerapkannya dalam kehidupan.
5 Laboran Biologi
a) Mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip didaktik-pedagogi biologi serta keilmuan biologi dalam pelaksanaan praktikum pada pembelajaran biologi berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan sehingga menghasilkan desain praktikum dalam pembelajaran sesuai dengan perkembangan IPTEKS, perkembangan peserta didik dan karakteristik lingkungannya
b) Mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip didaktik-pedagogi biologi serta keilmuan biologi dalam melaksanakan praktikum pada pembelajaran biologi yang inovatif dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik praktikum sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pendidikan serta memformulasikan penyelesaian masalah prosedural khususnya dalam bidang kependidikan biologi dengan memanfaatkan sumber belajar berbasis IPTEKS dan berorientasi pada kecakapan hidup.
c) Menguasai keterampilan kerja dan manajemen laboratorium untuk Sekolah Menengah
d) Cerdas memilah dan memilih materi, alat, bahan dan metode praktikum sesuai kurikulum, materi pembelajaran dan sarana prasarana penunjang untuk menumbuhkan karakter peserta didik serta memodifikasi metode dan alat menyesuaikan dengan ketersediaan sarana dan prasarana.
e) Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur serta memiliki sikap ilmiah dan mampu menerapkannya dalam kehidupan.
f) Mampu berkomunikani lisan dan tulis serta memiliki integritas dan kedisiplinan yang tinggi.
Dari capaian pembelajaran lulusan yang harus dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi setelah lulus dari STKIP PGRI Sumatera
8 Barat. Maka telah dirumuskan capaian yang harus dimiliki oleh lulusan mata kuliah struktur hewan. Berikut ini merupakan capaian pembelajaran lulusan mata kuliah yang harus dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi setelah lulus dari mata kuliah struktur hewan, yaitu:
1) Sikap dan Tata nilai:
Setelah mempelajari struktur hewan, mahasiswa memiliki sikap serta tata nilai, sebagai berikut:
a) Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
b) Mampu menjadi model bagi pembelajar sebagai warga negara yang religius, taat hukum, toleran, dan bertanggung jawab.
c) Mampu berkomunikasi lisan dan tulis serta memiliki integritas dan kedisiplinan yang tinggi.
d) Memiliki semangat melayani dan bersaing secara sehat serta memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan (masyarakat, bangsa, dan Negara).
2) Keterampilan Umum
Setelah mempelajari struktur hewan, mahasiswa memiliki keterampilan, sebagai berikut:
a) Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, inovatif, bermutu dan terukur dalam melakukan pekerjaan yang spesifik di bidang keahliannya serta sesuai dengan standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan
b) Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur
c) Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan menemukan kembali data untuk menjamin kesahihan dan mencegah plagiasi.
d) Mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara mandiri.
3) Keterampilan Khusus
Setelah mempelajari struktur hewan, mahasiswa memiliki keterampilan, sebagai berikut:
9 a) Mampu mencoba, mengurai, dan merangkai beberapa struktur tubuh
vertebrata dalam kegiatan praktikum.
b) Mampu memecahkan masalah pembelajaran biologi melalui penelitian sesuai dengan perkembangan IPTEKS, perkembangan peserta didik, dan karakteristik lingkungan.
c) Mampu mengevaluasi proses dan hasil belajar biologi berdasarkan pada prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi yang tertuang dalam Standar Nasional Pendidikan sehingga menghasilkan data yang berguna untuk berbagai tujuan.
d) Mampu mengambil keputusan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran biologi pemberian tindak lanjut serta pelaporannya, berdasarkan analisis data asesmen.
e) Mampu mengambil keputusan perbaikan mutu pembelajaran biologi di kelas maupun di sekolah berdasarkan hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan secara mandiri maupun kolaboratif
4) Penguasaan Pengetahuan
Setelah mempelajari struktur hewan, mahasiswa memiliki pengetahuan, sebagai berikut:
a) Mampu menjelaskan prinsip dasar struktur tubuh hewan vertebrata dari tingkat jaringan sampai tingkat organ, yang mencakup: jaringan dasar, sistem integumen, sistem rangka, sistem otot, sistem pencernaan (organ dan enzim), sistem respirasi, sistem sirkulasi (darah dan limfatik), sistem ekskresi, sistem reproduksi, sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem indra.
b) Mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip didaktik-pedagogi biologi serta keilmuan biologi dalam pembelajaran biologi berdasarkan pada Standar Nasional Pendidikan sehingga menghasilkan desain pembelajaran sesuai dengan perkembangan IPTEKS, perkembangan peserta didik, dan karakteristik lingkungannya
c) Mampu mengaplikasikan konsep dan prinsip didaktik-pedagogi biologi serta ilmu biologi dalam melaksanakan pembelajaran biologi yang inovatif dengan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pendidikan serta memformulasikan penyelesaian masalah prosedural khususnya dalam bidang kependidikan
10 biologi dengan memanfaatkan sumber belajar berbasis IPTEKS dan berorientasi pada kecakapan hidup berdasarkan.
Untuk mewujudkan capaian-capaian pembelajaran tersebut maka dilakukan proses pembelajaran tatap muka sebanyak 16 kali pertemuan (1 semester). Menurut Sanjaya (2010: 9-10) proses pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan peserta didik agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks pendidikan, persoalan tujuan merupakan persoalan tentang misi dan visi suatu lembaga pendidikan. Menurut Lufri dkk., (2007: 1) proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan interaktif yang bernilai edukatif. Interaksi edukatif ini terjadi antara pendidik dan peserta didik, antara sesama peserta didik dan antara peserta didik dengan lingkungannya. Interaksi ini perlu dirancang sedemikian rupa sehingga mencapai hasil yang optimal sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Untuk merancang proses pembelajaran yang bersifat interaksi edukatif ini, maka digunakan strategi pembelajaran yang tepat dan variatif agar terbentuk suasana pembelajaran yang kondusif, efektif dan menyenangkan. Menurut Lufri dkk., (2007: 2) secara umum strategi diartikan sebagai suatu cara, kiat untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan atau target yang telah ditentukan. Bila dihubungkan dengan proses pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai cara atau pola umum kegiatan pendidik dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan aatau digariskan (capaian pembelajaran). Pada RPS, bentuk pembelajaran yang digunakan sudah bervariasi, yaitu metode ceramah, tanya jawab, diskusi klasikal, pemberian tugas kelompok dan pemberian tugas mandiri serta kegiatan praktikum.Untuk kegiatan praktikum struktur hewan, dilakukan di luar jam tatap muka, yaitu di laboratorium zoologi yang dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan.
Kegiatan praktikum yang membutuhkan penuntun/handout/modul praktikum yang mampu untuk mengarahkan mahasiswa dalam menemukan informasi secara mandiri untuk mewujudkan capaian pembelajarannya. Menurut KBBI daring penuntun/handout/modul merupakan standar atau satuan pengukur;
satuan standar yang bersama-sama dengan yang lain digunakan secara bersama;
satuan bebas yang merupakan bagian dari struktur keseluruhan; komponen dari
11 suatu sistem yang berdiri sendiri, tetapi menunjang program dari sistem itu; unit kecil dari satu pelajaran yang dapat beroperasi sendiri; kegiatan program belajar- mengajar yang dapat dipelajari oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan, serta alat untuk penilai, mengukur keberhasilan murid dalam penyelesaian pelajaran.
Penuntun praktikum yang selama ini digunakan oleh dosen struktur hewan Program Studi Pendidikan Biologi, masih belum menunjang proses pembelajaran karena belum menggunakan pendekatan pembelajaran, dan perlu juga untuk mengetahui bagaimana penuntun praktikum yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa tersebut dapat bekerja secara mandiri atau berkelompok dan mampu untuk menganalisis hasil praktikumnya karena ditunjang oleh adanya pendekatan pembelajaran sesuai dengan capaian pembelajaran yang diharapkan..
Dari hasil analisis kebutuhan kurikulum di atas dapat diketahui, bahwa untuk mewujudkan capaian pembelajaran mata kuliah struktur hewan, dibutuhkan penuntun praktikum yang memiliki langkah kerja ilmiah, memiliki capaian pembelajaran yang sesuai dengan RPS, dan harus mampu menuntun mahasiswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri, maka penuntun praktikum yang dianggap cocok dengan capaian pembelajaran adalah penuntun praktikum struktur hewan yang menggunakan pendekatan inkuiri bebas yang dimodifikasi.
SIMPULAN
Dari hasil analisis kebutuhan kurikulum maka dapat disimpulkan bahwa mata kuliah struktur hewan Program Studi Pendidikan Biologi membutuhkan pengembangan penuntun praktikum struktur hewan menggunakan pendekatan inkuiri bebas yang dimodifikasi agar capaian pembelajaran yang telah dirumuskan oleh mata kuliah struktur hewan dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standar Nasional Indonesia, 2007. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007,TentangStandar ProsesUntukSatuan PendidikanDasarDan Menengah. Jakarta: BNSP, Badan Nasional Standar Pendidikan.
12 Hamalik, Oemar. 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Jufri, A. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Rineka Cipta.
KBBI Daring. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (Online) http://kbbi.web.id/modul, diakses 18 April 2017.
Lufri, Arlis, Yulidar Y., dan Sudirman. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.
Padang: PMIPA UNP.
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Susanti, R., Widha S., dan Haryono. 2012. Pembelajaran Pembelajaran Kimia Menggunakan Siklus Belajar 5 E dan Inkuiri Bebas Dimodifikasi Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Analisis dan Kreativitas Sisiwa. Jurnal Inkuiri, 1 (1): 60-68.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 36/D/O/2001 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penilaian Angka Kredit Jabatan Dosen. Error!
Hyperlink reference not valid. (Online) Akses 18 April 2017.
Tarmizi dan Nasrun N. 1993. Kimia Organik. Padang: Angkasa Raya.
Thiagarajan, S., Dorothy S.S., dan Melvyn I.S.1974. Instructional Development for Training Teacher of Exeptional Children. Indiana: Indiana University. Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.