FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN TERTARIK MENGGUNAKAN SMARTPHONE SAMSUNG DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR SKRIPSI DWI ALVIANDY
Teks penuh
(2) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN TERTARIK MENGGUNAKAN SMARTPHONE SAMSUNG DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR. SKRIPSI. Diajukanuntukmelengkapitugasdanmemenuhisyaratmencapaigelar SarjanaSains. DWI ALVIANDY 160823013. DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(3) PERSETUJUAN. Judul. Kategori Nama Nomor Induk Mahasiswa Program Studi Departemen Fakultas. : Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen tertarik menggunakan smartphone Samsung dengan metode analisis faktor : Skripsi : Dwi Alviandy : 160823013 : Ekstensi Matematika – S1 : Matematika : Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Medan, Juli 2018. Disetujui oleh: Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,. Dr. Suyanto, M.Kom NIP. 19590813 198601 1 002. Pembimbing,. Dr. Open Darnius, M.Sc NIP. 19641014 199103 1 004. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(4) PERNYATAAN. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN TERTARIK MENGGUNAKAN SMARTPHONE SAMSUNG DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR. SKRIPSI. Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.. Medan,. Juli 2018. Dwi Alviandy 160823013. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(5) PENGHARGAAN. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini dengan judulFaktor-faktor yang mempengaruhi konsumen tertarik menggunakan smartphone Samsung dengan metode analisis faktor. Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Open Darnius, M.Sc selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya selama penyusunan Skripsi ini. Terima kasih kepada Bapak Drs. Gim Tarigan, M.Si dan Bapak Dr. Pasukat Sembiring, M.Si selaku dosen pembanding atas masukan dan saran yang membangun dalam penyempurnaan Skripsi ini. Terimakasih kepada BapakDr. Suyanto, M.Kom dan Bapak Drs. Rosman Siregar, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU Medan, dan rekan-rekan kuliah. Akhirnya tidak terlupakan kepada Ayahanda tersayang Suyono dan Ibunda tersayang Nurhayati serta keluarga yang selama ini memberikan dukungan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.. Medan,. Juli 2018. Penulis. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(6) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN TERTARIK MENGGUNAKAN SMARTPHONE SAMSUNG DENGAN METODE ANALISIS FAKTOR. ABSTRAK. Analisis faktor merupakan suatu kelas prosedur yang dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnyan dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli. Pada penelitian ini menggunakan metode analisis faktor untuk mengetahui apa saja faktor-faktor dominan yang mempengaruhi konsumen tertarik menggunakan smartphone Samsung. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 2 faktor dominan yang dapat mempengaruhi konsumen tertarik menggunakan smartphone Samsung yaitu faktor kualitas (45,784 %) dan factor fitur dan spesifikasi (22,350 %). Kedua faktor tersebut memberikan proporsi keragaman kumulatif sebesar 68, 134 %.. Kata kunci: Analisis faktor, Korelasi Product Moment, Matriks Korelasi, Varians, dan Data. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(7) FACTOR-FACTORS THAT INFLUENCE CONSUMERS INTERESTED IN USING SAMSUNG SMARTPHONE WITH FACTOR ANALYSIS METHOD. ABSTRACT. Factor analysis is a class of procedures used to reduce data or summarize, from variables that are converted into small variables, eg from the old 15 variables converted into 4 or 5 new variables called factors and still contain most of the information contained in the original variable . In this study using factor analysis methods to find out what are the dominant factors that influence consumers interested in using Samsung smartphones. Based on the research result, there are 2 dominant factors that can influence the consumers interested in using Samsung smartphone that is quality factor (45,784%) and feature and specification factor (22,350%). Both factors give the cumulative diversity proportion of 68, 134%. Kata kunci: Factor Analysis, Product Moment Correlation, Correlation Matrix, Varians, and Data. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(8) DAFTAR ISI. Halaman. PERSETUJUAN. i. PERNYATAAN. ii. PENGHARGAAN. iii. ABSTRAK. iv. ABSTRACT. v. DAFTAR ISI. vi. DAFTAR TABEL. viii. DAFTAR GAMBAR. ix. BAB 1. PENDAHULUAN. 1. 1.1. Latar Belakang. 1. 1.2. Rumusan Masalah. 6. 1.3. Batasan Masalah. 7. 1.4. Tujuan Penelitian. 7. 1.5. Manfaat Penelitian. 5. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. 8. 2.1. Populasi dan Sampel. 8. 2.1.1 Populasi. 8. 2.1.2 Sampel. 8. Data. 8. 2.2. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(9) 2.3. Skala Pengukuran. 9. 2.4. Teknik Sampling. 11. 2.5. Metode Pengambilan Sampel. 15. 2.5.1 Angket atau Kuesioner. 15. 2.5.2 Observasi. 15. Uji Validitas dan Reliabilitas. 16. 2.6.1 Uji Validitas. 16. 2.6.2 Uji Reliabilitas. 17. 2.7. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval. 17. 2.8. Analisis Faktor. 18. 2.8.1 Langkah-langkah Analisis Faktor. 21. 2.6. BAB 3. BAB 4. METODE PENELITIAN. 24. 3.1. Waktu dan Tempat. 24. 3.2. Metode Penelitian. 24. PEMBAHASAN. 27. 4.1. Pengambilan Sampel. 27. 4.2. Uji Validitas. 27. 4.3. Uji Reliabilitas. 31. 4.4. Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval. 34. 4.5. Analisis Faktor. 37. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(10) BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan. 5.2. Saran. 27 27 47 47. DARTAR PUSTAKA. LAMPIRAN. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(11) DAFTAR TABEL. Nomor Tabel. Judul. Halaman. 4.1. Perhitungan Korelasi Product Moments. 28. 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 4.11 4.12 4.13 4.14 4.15 4.16. Uji Validitas Uji Reliabilitas Penskalaan Variabel 𝑋2 Hasil Penskalaan Tiap Variabel Perhitungan Korelasi antara Variabel 𝑋2 dengan Variabel 𝑋4 Matriks Korelasi KMO dan Bartlet’s Test Measure Of Sampling Adequancy Communalities Total Variance Explained Total Variance Explained Faktor Terbentuk Factor Loading (Sebelum dirotasi) Rotated Factor Loading Bobot Variabel Pendukung Faktor Pertama Bobot Variabel Pendukung Faktor Kedua. 31 33 34 37 37 40 40 41 41 42 43 44 45 46 46. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(12) DAFTAR GAMBAR. Nomor Gambar 2.1 4.1. Judul. Teknik Sampling Scree Plot. Halaman. 12 44. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(13) BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan teknologi, fungsi komunikasi sederhana yang dimiliki oleh telepon seluler menjadi semakin berkembang guna mengakomodasi kebutuhan manusia yang semakin meningkat terutama dalam mengakses teknologi, informasi, dan komunikasi. Atas dasar tersebut maka muncul sebuah konsep telepon seluler pintar atau smartphone. Smartphone merupakan ponsel multimedia yang menggabungkan fungsionalitas PC dan handset sehingga menghasilkan gadget yang mewah, di mana terdapat pesan teks, kamera, pemutar musik, video game, akses email, tv digital, fitur GPS, dan bahkan terdapat telepon yang juga berfungsi sebagai kartu kredit (Williams & Sawyer, 2011). Dahulu handphone hanya digunakan untuk berkomunikasi lewat telpon dan sms. Namun seiring pesatnya perkembangan teknologi dan internet, handphone pada saat ini kegunaannya lebih dari sekedar handphone pada saat dulu. Produsen berlomba-lomba untuk sebisa mungkin dapat bersaing dengan kompetitor. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya perusahaan yang menghasilkan produk dengan jenis dan kegunaan yang sama akan tetapi berbeda harga, fitur produk, dan layanan. Handphone selain untuk menelpon dan sms, juga dapat digunakan untuk mengakses internet dan dapat melakukan pekerjaan yang dahulu hanya bisa dilakukan pada komputer atau laptop namun saat ini bisa diakses melalui gadget yaitu smartphoneatau handphone pintar.. Saat ini, telah banyak perusahaan berbasis information technology and services yang meluncurkan berbagai perangkat mobile jenis smartphone dengan fungsi dan fitur-fitur untuk meningkatkan produktivitas dan efesiensi penggunanya, salah satunya adalah smartphone Samsung. SmartphoneSamsung merupakan produk buatan Samsung Group, yaitu salah satu perusahaan elektronik terbesar di dunia. Didirikan oleh Lee Byung chull pada tanggal 1 maret 1938 di Daegu, Korea Selatan. Perusahaan asal Korea Selatan memang menjadi salah satu produsen papan atas dunia yang menjadikan android sebagai operasi sistem andalan untuk memikat konsumennya, terutama. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(14) masyarakat Indonesia. Samsung memang termasuk unggul dalam memberikan kualitas gadget buatannya, tak heran jika sampai saat ini, penggemar smartphone Samsung masih sangat banyak dan mampu menyasar ke berbagai kalangan masyarakat, baik menengah ke bawah maupun menengah ke atas. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat konsumen dalam menggunakan smartphoneSamsung android, yaitu: 1.Merek Merekmerupakan nama yang dikenakan oleh sebuah produsen pada sebuah perangkat telepon genggam atau handphone yang dihasilkan sebagai tanda yang menjadi pengenal. Bisa juga disebut sebagai identitas suatu produk. Merek akan memudahkan konsumen dalam mengidentifikasi produk-produk mana yang sesuai dengan selera konsumen. Smartphone Samsung android sudah terkenal dan tidak asing lagi bagi masyarakat dan banyak diminati oleh para konsumennya. 2. Desain Desainadalah segala hal yang berhubungan dengan pembuatan konsep, analisis data, project planning, gambar, perhitungan biaya, prototyping, frame testing, dan test riding (menurut Dudy Wiyancoko).SmartphoneSamsung selalu membuat konsumen terpana dengan first looking dari handphone tersebut, mempunyai tampilan yang elegan, dengan layar yang jernih serta full HD, dan memiliki warna yang beragam seperti, gold, silver, blue chorcoal. 3. Spesifikasi Spesifikasi adalah perincian teknis atau karakteristik umum yang dimiliki oleh sebuah perangkat, perincian ini termasuk berbagai komponen internal yang terintegrasi dari perangkat tersebut. Samsung android memiliki spesifikasi yang tinggi yaitu memiliki RAM 4 GB, layarnya gorilla glass, OS terbaru, dan memiliki processor tercepat. 4. Fitur Fitur adalah berbagai macam fungsi atau kegunaan yang terdapat pada sebuah program, aplikasi, atau perangkat. Selain teknologi yang mutakhir dan terbaru, Samsung membekali ponsel buatannya dengan fitur yang lengkap. Salah satu fitur terbaru yang diterapkan oleh Samsung adalah fitur finger print.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(15) 5. Kamera Kamera adalah suatu set perangkat yang terintegrasi digunakan sebagai alat untuk menghasilkan tampilan gambar atau visual dan bisa juga untuk merekam video. Iphone mungkin terkenal dengan kameranya, namun begitu juga dengan Samsung. Bahkan Samsung S7 dapat disetarakan dengan kamera Dslr 18 MP dimana fokus yang ditampilkan sangat jelas. 6. Fast loading Fast loading merupakan salah satu teknologi yang terdapat pada perangkat teknologi yang diterapkan pada smartphone ataupun laptop. fitur fast loadimg berguna agar perangkat seperti smartphone tidak lambat dalam menjalankan aplikasi. Smartphone Samsung merupakan smartphoneyang anti loading, bahkan ketika dipakai secara bersamaan misal bermain game dan membuka sosial media maka Samsung akan bekerja secara normal namun tetap optimal. 7. Fast charging Fast chargingadalah teknologi yang terdapat pada perangkat dan chargeruntuk mengatur pengisian baterai lebih cepat. teknologi ini diterapkan pada sebuah perangkat seperti Smartphone, tablet, atau laptop. Untuk menjalankan fitur fast charging, perangkat serta charger harus saling mendukung. Untuk seseorang yang tingkat mobilitasnya tinggi atau sering bekerja menggunakan smartphone, inovasi fast charging ini sangat penting. 8. Sparepart mudah ditemui Sparepart atau dalam kata lain onderdil adalah suku cadang untuk mengganti alat atau sesuatu yang rusak dan sudah tidak layak pakai, tidak hanya pada motor dan mobil, ponsel juga memiliki suku cadang. Kerusakan yang muncul tentu merupakan sesuatu yang wajar dalam pengoperasian ponsel. Salah satu kemudahan ketika menggunakan smartphone Samsung adalah sparepart nya yang mudah di temukan. 9. Layanan after sale Layanan after sale adalah bentuk pelayanan yang dilakukan setelah terjadi transaksi pembelian barang/jasa dari produsen kepada konsumen. Sebagai salah satu vendor dengan jutaan pelanggan setia, Samsung senantiasa memperhatikan layanan kepada konsumennya dengan memberikan layanan after sale yang. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(16) terbaik, baik itu melalui customer service dan juga cabang-cabang kantor pelayanan yang luas. 10.Harga Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu. Harga produk smartphone Samsung bervariasi tergantung tipe smartphone Samsung, dengan harga yang bervariasi memberikan kepuasaan tersendiri bagi pengguna smartphone Samsung. Smartphone Samsung merupakan salah satu smartphone yang paling banyak diminati rakyat Indonesia, salah satunya yaitu masyarakat bireuen. Terutama banyaknya pengguna smartphone Samsung dari kalangan muda maupun orang tua di wilayah kecamatan kota juang kabupaten bireuen. Kualitas produk smartphone Samsung di nilai bagus bagi masyarakat di wilayah kota bireuen sehingga banyak pengguna smartphone Samsung serta merek smartphone Samsung sudah terkenal akan kualitasnya dan tidak asing lagi,. Suroyo anwar (2009) menjelaskan bahwa angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Metode kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan responden mengenai analisis faktor untuk mengetahui faktor dominan minat konsumen dalam menggunakan smartphone Samsung. Skala yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala LIKERT, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi (Iskandar, 2009). Pernyataan atau pertanyaan kemudian direspon dalam bentuk skala likert yang diungkapkan melalui kata-kata, yaitu: 1. Nilai 5 = SS (Sangat Setuju) 2. Nilai 4 = S (Setuju) 3. Nilai 3 = KS (Kurang Setuju) 4. Nilai 2 = TS (Tidak Setuju) 5. Nilai 1 = STS (Sangat Tidak Setuju). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(17) Analisis faktor merupakan teknik interdepensi, dimana tidak ada pembagian variabel menjadi variabel bebas dan variabel tergantung dengan tujuan utama yakni mendefinisikan struktur yang terletak di antara variabel-variabel dalam analisis (Hair, 2010). Menurut J. Supranto (2004) analisis faktor merupakan suatu kelas prosedur yang dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnyan dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli. Adapun langkah-langkah analisis faktor sebagai berikut: a. Merumuskan masalah Tujuan analisis faktor harus dikenali. Variabel yang tercakup dalam analisis harus disebutkan secara khusus berdasarkan penelitian sebelumnya, teori, dan pertimbangan subjektif dari peneliti. Pengukuran variabel berdasarkan skala interval dan rasio. Banyaknya elemen sampel (n) paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel. b. Membentukmatriks korelasi Matriks korelasi merupakan matriks yang memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini.Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian.Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor. Dalam tahap ini ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan, yaitu: 1. Penentuan Keiser-Meyer Olkin (KMO) yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampling. 2. Menentukan Measure of Sampling Adequacy (MSA) yang digunakan untuk mengukur seberapa tepat suatu variabel terprediksi oleh variabel lain. 3. Menentukan nilai Barlett’s Test of Sphericityyang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi signifikan antara variabel.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(18) c. Memilih metode analisis faktor Metode analisis faktor yang digunakan yaitu Principal Component Analysis (PCA). Principal Component Analysis merupakan suatu teknik statistik untuk mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan yang saling berkorelasi satu dengan yang lainnya menjadi satu set variabel baru yang lebih kecil dan saling bebas. Jadi analisis komponen utama berguna untuk mereduksi data, sehingga lebih mudah untuk menginterpretasikan data tersebut (Johnson & Wichern). d. Rotasi faktor Tujuan dari rotasi faktor agar dapat memperoleh struktur faktor yang lebih sederhana agar mudah diinterpretasikan. e. Membuat interpretasi hasil rotasi Setelah. diperoleh. sejumlah. faktor. yang. valid,. selanjutnya. perlu. menginterpretasikan nama-nama faktor. Interpretasi mengenai faktor bisa dipermudah dengan mengenali (mengidentifikasi) variabel yang mempunyai nilai loading yang besar pada faktor yang sama. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis ingin mengetahui faktor mana yang paling dominan yang mempengaruhi minat konsumen masyarakat kota Bireuen tertarik menggunakan smartphone. Samsung android dengan metode. analisis faktor dan penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN TERTARIK MENGGUNAKAN. SMARTPHONE. SAMSUNG. DENGAN. METODE. ANALISIS FAKTOR”. 1.2. Rumusan Masalah Tingkat persaingan perusahaan gadget belakangan ini semakin tinggi, sehingga perlu diketahui fitur-fitur yang diminati konsumen dan memilih gadget yang diinginkan oleh konsumen. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(19) 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner. 2. Objek penelitian ini adalah konsumen smartphone Samsung di Kota Bireuen, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, Aceh. 3. Usia 15-60 tahun 4. Lamanya penelitian yang dilakukan adalah selama 1 minggu 3 hari 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi ketertarikan konsumen menggunakan smartphone Samsung dengan metode analisis faktor. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi mengenai terapan analisis faktor bagi mahasiswa.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(20) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Populasi dan Sampel 2.1.1 Populasi Populasi adalah kumpulan lengkap dari elemen – elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan karena karakteristiknya. Misalnya seluruh penduduk Indonesia, seluruh penduduk provinsi, seluruh karyawan suatu departemen atau perusahaan, seluruh mahasiswa perguruan tinggi, seluruh turis, seluruh langganan, seluruh petani, seluruh desa, , seluruh kendaraan, seluruh perkebunan, seluruh pasien, seluruh calon haji, seluruh pasar (Supranto, 2004). 2.1.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan atau menggambarkan populasi. Salah satu metode sampling yang digunakan adalah sampling aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001). Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan mempergunakan setiap warga Negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi. 2.2 Data Data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto, 2002). Menurut sumber pengambilannya data dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: 1. Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(21) atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data (Umi Narimawati, 2008). 2. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literature dan bacaan (Sugiono, 2008). Menurut sifatnya data dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Data kualitatif. Menurut (Bogdan dan Taylor, 1975) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 2. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiono, 2010). 2.3 Skala Pengukuran Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan atau tolak ukur untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data (Ramli, 2011). Skala pengukuran dari data yang diperoleh adalah berupa skala ordinal dengan menggunakan skala likert, dengan bobot 5, 4, 3, 2, 1. Jenis – jenis skala pengukuran, yaitu: 1. Skala nominal adalah skala pengukuran paling sederhana. Skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan objek individual atau kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode tertentu. Selain itu angka yang diberikan kepada objek hanya mempunyai arti sebagai lanel saja dan tidak menunjukkan tingkatan (Lababa, 2008). Contoh umum yang biasa dipakai yaitu variabel jenis kelamin. 2. Skala ordinal tidak hanya menyatakan kategori tetapi juga menyatakan peringkat kategori tersebut ( Sepyanto, 2008). Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mengukur jarak antar. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(22) peringkat.Misalnya tingkat pendidikan atau kekayaan, dalam pengukuran yang mengelompokkan status social, hasil pengukuran tidak dapat memberikan informasi mengenai perbedaan antar status sosial ( tinggi ke rendah, rendah ke sedang, dan tinggi ke sedang) belum tentu sama. 3. Skala interval adalah suatu skala pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal, ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang sama dan merupakan ciri dari objek yang diukur. Sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan. 4. Skala Rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolute dari objek yang diukur. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jaraj tertentu, dan bisa dibandingkan (paling lengkap, mencakup semuanya dibanding skala-skala yang lain). Dari berbagai macam bentuk skala yang ada, berikut ini adalah bentuk skala yang dapat digunakan dalam metode penelitian, yaitu skala Likert, skala Guttman, semantic differensial, rating scale, dan skala thurstone. 1. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untukmengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang. 2. Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban yang tegas, seperti jawaban benar – salah, ya – tidak, pernah – tidak pernah, positif – negatif, tinggi – rendah, baik – buruk. Pada skala Guttman hanya ada dua interval, yaitu setuju dan tidak setuju. 3. Semantik differensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist melainkan tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis. 4. Rating scale, dalam rating scale data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti skala lainnya, dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(23) responden terhadap fenomena lingkungan seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Terdapat beberapa bentuk rating scale antara lain: a. Skala numerik/kuantitatif Skala ini menggunakan angka-angka untuk menunjukkan gradasi-gradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka. b. Skala penilaian grafis Skala menggunakan suatu garis sebagai kontinum. c. Daftar cek Skala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk objektif dengan tipe pilihan berganda. Pada masing-masing sifat atau sikap yang harus dinilai disajikan empat sampai lima pilihan dengan deskripsi singkat pada masing-masing pilihan. 5. Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variabel yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur. 2.4 Teknik Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001). Menurut (Margono, 2004) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representif. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, menurut (Sugiyono, 2001) teknik sampling ditunjukkan pada gambar di bawah ini.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(24) Gambar 2.1 Teknik Sampling Dari gambar di atas terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, Probability sampling dan Nonprobability sampling. 1. Probability Sampling (Sugiyono, 2001) menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi: a. Simple random sampling Menurut (Sugiyono, 2001) dinyatakan simpel (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Margono, 2004) menyatakan simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsure populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. b. Proportionate Stratified Random Sampling (Margono, 2004) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Menurut (Sugiyono, 2001) teknik ini digunakan bila. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(25) populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah sampel. c. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut (Margono, 2004), teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individuindividu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu Negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. 2. Nonprobability Sampling Nonprobability. samplingadalah. teknik. yang. tidak. memberi. peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2001). Teknik sampel ini meliputi: a. Sampling Sistematis (Sugiyono, 2001) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100. b. Sampling Kuota Menurut (Sugiyono, 2001) meyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut (Margono, 2004). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(26) dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data langsung pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang. c. Sampling Aksidental Sampling aksidental adalah adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001). Menurut (Margono, 2004) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unti sampling yang ditemui. d. Sampling Purposive (Sugiyono, 2001) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut (Margono, 2004), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteriakriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja. e. Sampling Jenuh Menurut (Sugiyono, 2001), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(27) Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. f. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2001). Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. 2.5 Metode Pengambilan Sampel 2.5.1 Angket atau kuesioner Suroyo anwar (2009) menjelaskan bahwa angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Metode kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan responden mengenai analisis faktor untuk mengetahui faktor dominan minat konsumen dalam menggunakan smartphone Samsung. Skala yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala LIKERT, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi (Iskandar, 2009). Pernyataan atau pertanyaan kemudian direspon dalam bentuk skala likert yang diungkapkan melalui kata-kata, yaitu: 6. Nilai 5 = SS. (Sangat Setuju). 7. Nilai 4 = S. (Setuju). 8. Nilai 3 = KS. (Kurang Setuju). 9. Nilai 2 = TS. (Tidak Setuju). 10. Nilai 1 = STS (Sangat Tidak Setuju) 2.5.2 Observasi Observasi adalah memperhatikan segala sesuatu atau pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Dimana sering disebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(28) pengamatan. Penelitian observasi ini dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara, dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini, metode sampling yang digunakan adalah sampling aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001). Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. 2.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 2.6.1 Uji Validitas Menurut Arikunto (2010) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalahan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑛. 𝑟𝑋𝑌 =. 𝑋𝑌 −. 2. 𝑛( 𝑋 )−. 𝑋)( 𝑌. 2 𝑋 2 𝑛( 𝑌 )−. (2.1) 𝑌 2. keterangan: 𝑟𝑋𝑌. = koefisien korelasi. 𝑋. = nilaipertanyaan dari tiap variabel. 𝑌. = total dari nilai X. 𝑛. = banyak sampel. Untuk menentukan valid tidaknya variabel adalah dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan table nilai koefisien (r) pada taraf kepercayaan 95% (Ade Fatma, 2007). Apabila 𝑟𝑋𝑌 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Apabila 𝑟𝑋𝑌 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. valid tidak valid. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(29) 2.6.2 Uji Reliabilitas Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012), reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstrukkonstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha> 0,60 (Ade Fatma, 2007). Menghitung reliabilitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝛼=. 𝑘 (𝑘−1). 2. 1−. 𝑠𝑖 𝑠𝑡2. (2.2). keterangan: 𝛼. = reliabilitas instrumen. k. = banyaknya variabel 2. 𝑠𝑖 𝑠𝑡2. = jumlah varians skor total = varian total. 2.7 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval Proses transformasi merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah data ordinal menjadi data interval, misalnya analisis faktor dimana variabel bebasnya harus berskala interval. Data ordinal yang ditransformasikan menjadi data interval adalah data penelitian yang diperoleh menggunakan instrument berupa angket yang memiliki jawaban berupa skala likert. (Jonathan Sarwono) cara melakukan proses transformasi data ordinal menjadi data interval menggunakan MSI (Methodof Successive Interval). Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu: 1. Menghitung frekuensi Frekuensi merupakan banyaknya tanggapan responden dalam memilih skala ordinal 1 sampai dengan 5. 2. Menghitung proporsi (P) Proporsi dihitung dengan membagi setiap frekuensi dengan jumlah responden. 3. Menghitung Proporsi Kumulatif (PK) Proporsi kumulatif dihitung dengan menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap nilai. 4. Mencari nilai z. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(30) Nilai z diperoleh dari tabel distribusi normal baku (critical value of z). 5. Menghitung densitas f(z) Nilai f(z) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:. f(z) =. 1. 1. Exp (-2 𝑧 2 ) 2𝜋. (2.3). 6. Menghitung scale valuedigunakan rumus: 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 −𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡. 𝑆𝑣 = 𝑎𝑟𝑒𝑎. (2.4). 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 −𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡. Keterangan: Sv. : Scale Value (Interval rata-rata). Density at lower limit. : Kepadatan batas bawah. Density at upper limit. : Kepadatan batas atas. Area under upper limit. : Area di bawah batas atas. Area under lower limit. : Area di bawah batas bawah. Catatan : Nilai density. : nilai diambil dari densitas z. Area. : nilai diambil dari proporsi kumulatif. Untuk nilai density dicari batas bawah dikurang batas atas; sedangkan untuk nilai area batas atas dikurangi batas bawah. 7. Menghitung nilai hasil penskalaan Nilai ini dihitung dengan cara sebagai berikut: a. Ubah nilai Sv terkecil (nilai negative yang terbesar) diubah menjadi sama dengan 1. Nilai 1 diperoleh dari: Sv terkecil + [Sv min] = 1. (2.5). b. Transformasi nilai skala dengan rumus: Y = Sv + [Sv min] Keterangan: Y Sv. (2.6). = Nilai hasil penskalaan akhir = Nilai skala. [Sv min] = Nilai skala minimum. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(31) 2.8 Analisis Faktor Analisis faktor merupakan teknik interdepensi, dimana tidak ada pembagian variabel menjadi variabel bebas dan variabel tergantung dengan tujuan utama yakni mendefinisikan struktur yang terletak di antara variabel-variabel dalam analisis (Hair, 2010). Menurut J. Supranto (2004) analisis faktor merupakan suatu kelas prosedur yang dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnyan dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli. Analisis faktor diartikan sebuah analisis yang mensyaratkan. adanya. keterkaitan antar variabel. Pada prinsipnya analisis faktor menyederhanakan hubungan yang beragam dan kompleks pada variabel yang diamati dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan atau mempunyai korelasi pada suatu struktur data yang baru yang mempunyai set faktor lebih kecil. Data-data yang dimasukkan pada umumnya data matrik dan terdiri dari variabelvariabel dengan jumlah besar. 𝐹𝑖 = 𝑊𝑖1 𝑋1 + 𝑊𝑖2 𝑋2 + 𝑊𝑖3 𝑋3 + ⋯ + 𝑊𝑖𝑘 𝑋𝑘. (2.7). keterangan: 𝐹𝑖 = faktor atau komponen bersama yang terbentuk 𝑊𝑖= parameter yang merefleksikan pentingnya faktor komponen dalam komposisi dari respon ke-i. 𝑊𝑖dalam analisis faktor atau analisis komponen utama disebut sebagai bobot (loading) faktor. i. = 1,2,3,…,k. k. = banyaknya variabel. Analisis faktor dapat digunakan di dalam situasi sebagai berikut: 1.Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari. (underlying. dimension) atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel. 2.. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi (independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya, misalnya analisis regresi berganda dan analisis diskriminan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(32) 3.. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat selanjutnya.. Tujuan utama analisis faktor adalah untuk menjelaskan struktur hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk faktor atau variabel laten atau variabel bentukan. Faktor terbentuk merupakan besaran acak (random quantities) yang sebelumnya tidak dapat diamati atau diukur atau ditentukan secara langsung. Selain tujuan utama tersebut, terdapat tujuan lainnya, yaitu: 1.. Untuk mereduksi sejumlah variabel asal yang jumlahnya banyak menjadi sejumlah variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel asal, dan variabel baru tersebut dinamakan faktor atau variabel laten atau konstruk atau variabel bentukan.. 2.. Untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel penyusun faktor atau dimensi dengan faktor yang terbentuk, dengan menggunakan pengujian koefisien korelasi antar faktor dengan komponen pembentuknya.. 3.. Validasi data untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut dapat digeneralisasi ke dalam populasinya, sehingga setelah terbentuk faktor, maka peneliti sudah mempunyai suatu hipotesis baru berdasarkan hasil analisis tersebut.. Analisis faktor pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1.. Analsis komponen utama (Principal components analysis) Analisis komponen utama merupakan suatu teknik statistik untuk mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan yang saling berkorelasi satu dengan yang lainnya menjadi satu set variabel baru yang lebih kecil dan saling bebas. Jadi analisis komponen utama berguna untuk mereduksi data, sehingga lebih mudah untuk menginterpretasikan data tersebut (Johnson & Wichern).. 2.. Analisis konfirmatori (Common factor analysis) Analisis konfirmatori adalah sebuah metode statistic yang digunakan untuk menggambarkan variabilitas diantara variabel-variabel yang secara potensial dapat mengelompokkan menjadi jumlah kelompok yang disebut faktor.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(33) 2.8.1 Langkah – Langkah Analisis Faktor 1. Merumuskan masalah Tujuan analisis faktor harus dikenali. Variabel yang tercakup dalam analisis harus disebutkan secara khusus berdasarkan penelitian sebelumnya, teori, dan pertimbangan subjektif dari peneliti. Pengukuran variabel berdasarkan skala interval dan rasio. Banyaknya elemen sampel (n) paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel. 2. Membentuk matriks korelasi Matriks ialah kumpulan angka-angka (sering disebut elemen-elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang, di mana panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom-kolom dan baris-baris (J. Supranto).. 𝐴𝑚 ×𝑛. 𝑎11 𝑎12 𝑎21 𝑎22 ⋮ = 𝑎 𝑎𝑖2 𝑖1 ⋮ 𝑎𝑚1 𝑎𝑚1. … …. 𝑎1𝑗 𝑎2𝑗. 𝑎1𝑛 𝑎2𝑛. …. 𝑎𝑖𝑗. 𝑎𝑖𝑛. …. 𝑎𝑚𝑗. 𝑎𝑚𝑛. Keterangan:(𝑎𝑖𝑗 ), i = 1,2,3,…,m j = 1,2,3,…,n Matriks korelasi merupakan matriks yang memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini.Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian.Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor. Dalam tahap ini ada tiga hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan, yaitu:. a. Penentuan Keiser-Meyer Olkin (KMO) yang digunakan untuk melihat syarat kecukupan data untuk analisis faktor. Jika nilai tinggi antara 0,5 – 1,0 berarti analisis faktor tepat, dan jika kurang dari 0,5 maka analisis faktor dikatakan tidak tepat. Adapun formulasi pengujian secara matematis dituliskan sebagai berikut: 𝐾𝑀𝑂 =. 𝑛 𝑖. 𝑛 𝑖. 𝑛 2 𝑗 ≠𝑖 𝑟𝑖𝑗 𝑛 𝑟2 + 𝑛 𝑛 𝑎2 𝑗 ≠𝑖 𝑖𝑗 𝑖 𝑗 ≠𝑖 𝑖𝑗. (2.8). dimana: 𝑟𝑖𝑗2 = koefisien korelasi sederhana dari variabel i dan j. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(34) 𝑎𝑖𝑗2 = koefisien korelasi parsial dari variabel i dan j = 1,2,3, … , p ; j = 1,2,3,…, p. i. b. Angka Measure Of Sampling Adequacy (MSA) berkisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kriteria yang digunakan untuk interpretasi adalah sebagai berikut: 1. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lainnya. 2. Jika MSA > 0,5 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3.Jika MSA < 0,5 atau mendekati nol, maka variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya. 𝑀𝑆𝐴 =. 𝑛 𝑖 𝑛 𝑖. 𝑛 2 𝑗 ≠𝑖 𝑟𝑖𝑗 𝑛 𝑎2 𝑗 ≠𝑖 𝑖𝑗. (2.9). dimana:𝑟𝑖𝑗2 = koefisien korelasi sederhana dari variabel i dan j 𝑎𝑖𝑗2 = koefisien korelasi parsial dari variabel i dan j n. = Jumlah variabel. i. = 1,2,3, … , p ; j = 1,2,3,…, p. c. Menentukan nilai Barlett’s Test of Sphericityyang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi signifikan antara variabel. 𝑋 2 = −[ 𝑛 − 1 −. 2𝑘+5 6. ] ln |𝑅|. (2.10). dengan derajat kebebasan (degree of freedom) 𝑑𝑓 =. 𝑝 𝑝−1 2. Keterangan: n. = banyak sampel. p. = jumlah variabel. |𝑅|. = determinan matriks korelasi. 3.Memilih metode analisis faktor Metode analisis faktor yang digunakan yaitu Principal Component Analysis (PCA). Principal Component Analysis merupakan suatu teknik statistik untuk mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan yang saling. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(35) berkorelasi satu dengan yang lainnya menjadi satu set variabel baru yang lebih kecil dan saling bebas. Jadi analisis komponen utama berguna untuk mereduksi data, sehingga lebih mudah untuk menginterpretasikan data tersebut (Johnson & Wichern). 4. Rotasi faktor Output terpenting dari analisis faktor ialah matrix factor atau matriks faktor pola. Matriks faktor memuat koefisien yang dipergunakan untuk mengekspresikan variabel yang dibakukan dinyatakan dalam faktor. Koefisien ini merupakan factor loading, mewakili koefisien korelasi antara faktor dengan variabel. Factorloading adalah. angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam setiap tabel. Dalam penelitian ini digunakan metode varimax, karena bertujuan untuk mengekstraksi sejumlah variabel menjadi beberapa faktor.Selain itu metode ini menghasilkan struktur relatif lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan. 5. Membuat interpretasi hasil rotasi Setelah. diperoleh. sejumlah. faktor. yang. valid,. selanjutnya. perlu. menginterpretasikan nama-nama faktor. Interpretasi mengenai faktor bisa dipermudah dengan mengenali (mengidentifikasi) variabel yang mempunyai nilai loading yang besar pada faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasikan menurut variabel-variabel yang memiliki loading tinggi dengan faktor tersebut.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(36) BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Populasi dan Sampel 2.1.1 Populasi Populasi adalah kumpulan lengkap dari elemen – elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan karena karakteristiknya. Misalnya seluruh penduduk Indonesia, seluruh penduduk provinsi, seluruh karyawan suatu departemen atau perusahaan, seluruh mahasiswa perguruan tinggi, seluruh turis, seluruh langganan, seluruh petani, seluruh desa, , seluruh kendaraan, seluruh perkebunan, seluruh pasien, seluruh calon haji, seluruh pasar (Supranto, 2004). 2.1.2 Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk menyimpulkan atau menggambarkan populasi. Salah satu metode sampling yang digunakan adalah sampling aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001). Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan mempergunakan setiap warga Negara yang telah dewasa sebagai unit sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi. 2.2 Data Data merupakan segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan (Arikunto, 2002). Menurut sumber pengambilannya data dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: 3. Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(37) atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data (Umi Narimawati, 2008). 4. Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literature dan bacaan (Sugiono, 2008). Menurut sifatnya data dibagi menjadi dua, yaitu: 3. Data kualitatif. Menurut (Bogdan dan Taylor, 1975) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. 4. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiono, 2010). 2.3 Skala Pengukuran Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan atau tolak ukur untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada pada alat ukur sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data (Ramli, 2011). Skala pengukuran dari data yang diperoleh adalah berupa skala ordinal dengan menggunakan skala likert, dengan bobot 5, 4, 3, 2, 1. Jenis – jenis skala pengukuran, yaitu: 5. Skala nominal adalah skala pengukuran paling sederhana. Skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan objek individual atau kelompok kedalam kategori tertentu dan disimbolkan dengan label atau kode tertentu. Selain itu angka yang diberikan kepada objek hanya mempunyai arti sebagai lanel saja dan tidak menunjukkan tingkatan (Lababa, 2008). Contoh umum yang biasa dipakai yaitu variabel jenis kelamin. 6. Skala ordinal tidak hanya menyatakan kategori tetapi juga menyatakan peringkat kategori tersebut ( Sepyanto, 2008). Hasil pengukuran skala ini dapat menggambarkan posisi atau peringkat tetapi tidak mengukur jarak antar. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(38) peringkat.Misalnya tingkat pendidikan atau kekayaan, dalam pengukuran yang mengelompokkan status social, hasil pengukuran tidak dapat memberikan informasi mengenai perbedaan antar status sosial ( tinggi ke rendah, rendah ke sedang, dan tinggi ke sedang) belum tentu sama. 7. Skala interval adalah suatu skala pemberian angka pada klasifikasi atau kategori dari objek yang mempunyai sifat ukuran ordinal, ditambah satu sifat lain yaitu jarak atau interval yang sama dan merupakan ciri dari objek yang diukur. Sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan. 8. Skala Rasio mempunyai semua sifat skala interval ditambah satu sifat yaitu memberikan keterangan tentang nilai absolute dari objek yang diukur. Skala rasio merupakan skala pengukuran yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, mempunyai jaraj tertentu, dan bisa dibandingkan (paling lengkap, mencakup semuanya dibanding skala-skala yang lain). Dari berbagai macam bentuk skala yang ada, berikut ini adalah bentuk skala yang dapat digunakan dalam metode penelitian, yaitu skala Likert, skala Guttman, semantic differensial, rating scale, dan skala thurstone. 6. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untukmengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang. 7. Skala Guttman yaitu skala yang menginginkan tipe jawaban yang tegas, seperti jawaban benar – salah, ya – tidak, pernah – tidak pernah, positif – negatif, tinggi – rendah, baik – buruk. Pada skala Guttman hanya ada dua interval, yaitu setuju dan tidak setuju. 8. Semantik differensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist melainkan tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif terletak dibagian kiri garis. 9. Rating scale, dalam rating scale data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti skala lainnya, dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(39) responden terhadap fenomena lingkungan seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi, pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Terdapat beberapa bentuk rating scale antara lain: d. Skala numerik/kuantitatif Skala ini menggunakan angka-angka untuk menunjukkan gradasi-gradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-masing angka. e. Skala penilaian grafis Skala menggunakan suatu garis sebagai kontinum. f. Daftar cek Skala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk objektif dengan tipe pilihan berganda. Pada masing-masing sifat atau sikap yang harus dinilai disajikan empat sampai lima pilihan dengan deskripsi singkat pada masing-masing pilihan. 10. Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk skala interval. Setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dibuat dalam bentuk sejumlah (40-50) pernyataan yang relevan dengan variabel yang hendak diukur kemudian sejumlah ahli (20-40) orang menilai relevansi pernyataan itu dengan konten atau konstruk yang hendak diukur. 2.4 Teknik Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2001). Menurut (Margono, 2004) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representif. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Secara skematis, menurut (Sugiyono, 2001) teknik sampling ditunjukkan pada gambar di bawah ini.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(40) Gambar 2.1 Teknik Sampling Dari gambar di atas terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, Probability sampling dan Nonprobability sampling. 3. Probability Sampling (Sugiyono, 2001) menyatakan bahwa probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi: d. Simple random sampling Menurut (Sugiyono, 2001) dinyatakan simpel (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. (Margono, 2004) menyatakan simple random sampling adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsure populasi yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. e. Proportionate Stratified Random Sampling (Margono, 2004) menyatakan bahwa stratified random sampling biasa digunakan pada populasi yang mempunyai susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Menurut (Sugiyono, 2001) teknik ini digunakan bila. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(41) populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari berbagai latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, S2 = 30, STM = 800, ST = 900, SMEA = 400. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut yang diambil secara proporsional jumlah sampel. f. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut (Margono, 2004), teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individuindividu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu Negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. 4. Nonprobability Sampling Nonprobability. samplingadalah. teknik. yang. tidak. memberi. peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2001). Teknik sampel ini meliputi: g. Sampling Sistematis (Sugiyono, 2001) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100. h. Sampling Kuota Menurut (Sugiyono, 2001) meyatakan bahwa sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut (Margono, 2004). UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(42) dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan data langsung pada unit sampling. Setelah jatah terpenuhi pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang. i. Sampling Aksidental Sampling aksidental adalah adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001). Menurut (Margono, 2004) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unti sampling yang ditemui. j. Sampling Purposive (Sugiyono, 2001) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut (Margono, 2004), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive sampling, didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteriakriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja. k. Sampling Jenuh Menurut (Sugiyono, 2001), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(43) Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. l. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel (Sugiyono, 2001). Begitu seterusnya sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. 2.5 Metode Pengambilan Sampel 2.5.1 Angket atau kuesioner Suroyo anwar (2009) menjelaskan bahwa angket atau kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Metode kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi atau keterangan responden mengenai analisis faktor untuk mengetahui faktor dominan minat konsumen dalam menggunakan smartphone Samsung. Skala yang sering dipakai dalam penyusunan kuesioner adalah skala LIKERT, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena atau gejala sosial yang terjadi (Iskandar, 2009). Pernyataan atau pertanyaan kemudian direspon dalam bentuk skala likert yang diungkapkan melalui kata-kata, yaitu: 11.. Nilai 5 = SS. (Sangat Setuju). 12.. Nilai 4 = S. (Setuju). 13. Nilai 3 = KS. (Kurang Setuju). 14. Nilai 2 = TS. (Tidak Setuju). 15. Nilai 1 = STS (Sangat Tidak Setuju) 2.5.2 Observasi Observasi adalah memperhatikan segala sesuatu atau pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Dimana sering disebut. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(44) pengamatan. Penelitian observasi ini dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara, dan sebagainya (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini, metode sampling yang digunakan adalah sampling aksidental. Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001). Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. 2.6 Uji Validitas dan Reliabilitas 2.6.1 Uji Validitas Menurut Arikunto (2010) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalahan sesuatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑛. 𝑟𝑋𝑌 =. 𝑋𝑌 −. 2. 𝑛( 𝑋 )−. 𝑋)( 𝑌. 2 𝑋 2 𝑛( 𝑌 )−. (2.1) 𝑌 2. keterangan: 𝑟𝑋𝑌. = koefisien korelasi. 𝑋. = nilaipertanyaan dari tiap variabel. 𝑌. = total dari nilai X. 𝑛. = banyak sampel. Untuk menentukan valid tidaknya variabel adalah dengan cara mengkonsultasikan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan table nilai koefisien (r) pada taraf kepercayaan 95% (Ade Fatma, 2007). Apabila 𝑟𝑋𝑌 >𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Apabila 𝑟𝑋𝑌 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. valid tidak valid. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(45) 2.6.2 Uji Reliabilitas Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012), reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstrukkonstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha> 0,60 (Ade Fatma, 2007). Menghitung reliabilitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝛼=. 𝑘 (𝑘−1). 2. 1−. 𝑠𝑖 𝑠𝑡2. (2.2). keterangan: 𝛼. = reliabilitas instrumen. k. = banyaknya variabel 2. 𝑠𝑖 𝑠𝑡2. = jumlah varians skor total = varian total. 2.7 Transformasi Data Ordinal Menjadi Interval Proses transformasi merupakan upaya yang dilakukan untuk merubah data ordinal menjadi data interval, misalnya analisis faktor dimana variabel bebasnya harus berskala interval. Data ordinal yang ditransformasikan menjadi data interval adalah data penelitian yang diperoleh menggunakan instrument berupa angket yang memiliki jawaban berupa skala likert. (Jonathan Sarwono) cara melakukan proses transformasi data ordinal menjadi data interval menggunakan MSI (Methodof Successive Interval). Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu: 1. Menghitung frekuensi Frekuensi merupakan banyaknya tanggapan responden dalam memilih skala ordinal 1 sampai dengan 5. 2. Menghitung proporsi (P) Proporsi dihitung dengan membagi setiap frekuensi dengan jumlah responden. 3. Menghitung Proporsi Kumulatif (PK) Proporsi kumulatif dihitung dengan menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap nilai. 4. Mencari nilai z. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(46) Nilai z diperoleh dari tabel distribusi normal baku (critical value of z). 5. Menghitung densitas f(z) Nilai f(z) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:. f(z) =. 1. 1. Exp (-2 𝑧 2 ) 2𝜋. (2.3). 6. Menghitung scale valuedigunakan rumus: 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 −𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑎𝑡 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡. 𝑆𝑣 = 𝑎𝑟𝑒𝑎. (2.4). 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑢𝑝𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡 −𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟 𝑙𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡. Keterangan: Sv. : Scale Value (Interval rata-rata). Density at lower limit. : Kepadatan batas bawah. Density at upper limit. : Kepadatan batas atas. Area under upper limit. : Area di bawah batas atas. Area under lower limit. : Area di bawah batas bawah. Catatan : Nilai density. : nilai diambil dari densitas z. Area. : nilai diambil dari proporsi kumulatif. Untuk nilai density dicari batas bawah dikurang batas atas; sedangkan untuk nilai area batas atas dikurangi batas bawah. 7. Menghitung nilai hasil penskalaan Nilai ini dihitung dengan cara sebagai berikut: c. Ubah nilai Sv terkecil (nilai negative yang terbesar) diubah menjadi sama dengan 1. Nilai 1 diperoleh dari: Sv terkecil + [Sv min] = 1. (2.5). d. Transformasi nilai skala dengan rumus: Y = Sv + [Sv min] Keterangan: Y Sv. (2.6). = Nilai hasil penskalaan akhir = Nilai skala. [Sv min] = Nilai skala minimum. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(47) 2.8 Analisis Faktor Analisis faktor merupakan teknik interdepensi, dimana tidak ada pembagian variabel menjadi variabel bebas dan variabel tergantung dengan tujuan utama yakni mendefinisikan struktur yang terletak di antara variabel-variabel dalam analisis (Hair, 2010). Menurut J. Supranto (2004) analisis faktor merupakan suatu kelas prosedur yang dipergunakan untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnyan dari 15 variabel yang lama diubah menjadi 4 atau 5 variabel baru yang disebut faktor dan masih memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli. Analisis faktor diartikan sebuah analisis yang mensyaratkan. adanya. keterkaitan antar variabel. Pada prinsipnya analisis faktor menyederhanakan hubungan yang beragam dan kompleks pada variabel yang diamati dengan menyatukan faktor atau dimensi yang saling berhubungan atau mempunyai korelasi pada suatu struktur data yang baru yang mempunyai set faktor lebih kecil. Data-data yang dimasukkan pada umumnya data matrik dan terdiri dari variabelvariabel dengan jumlah besar. 𝐹𝑖 = 𝑊𝑖1 𝑋1 + 𝑊𝑖2 𝑋2 + 𝑊𝑖3 𝑋3 + ⋯ + 𝑊𝑖𝑘 𝑋𝑘. (2.7). keterangan: 𝐹𝑖 = faktor atau komponen bersama yang terbentuk 𝑊𝑖= parameter yang merefleksikan pentingnya faktor komponen dalam komposisi dari respon ke-i. 𝑊𝑖dalam analisis faktor atau analisis komponen utama disebut sebagai bobot (loading) faktor. i. = 1,2,3,…,k. k. = banyaknya variabel. Analisis faktor dapat digunakan di dalam situasi sebagai berikut: 1.Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari. (underlying. dimension) atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel. 2.. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi (independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya, misalnya analisis regresi berganda dan analisis diskriminan.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(48) 3.. Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam analisis multivariat selanjutnya.. Tujuan utama analisis faktor adalah untuk menjelaskan struktur hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk faktor atau variabel laten atau variabel bentukan. Faktor terbentuk merupakan besaran acak (random quantities) yang sebelumnya tidak dapat diamati atau diukur atau ditentukan secara langsung. Selain tujuan utama tersebut, terdapat tujuan lainnya, yaitu: 1.. Untuk mereduksi sejumlah variabel asal yang jumlahnya banyak menjadi sejumlah variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit dari variabel asal, dan variabel baru tersebut dinamakan faktor atau variabel laten atau konstruk atau variabel bentukan.. 2.. Untuk mengidentifikasi adanya hubungan antar variabel penyusun faktor atau dimensi dengan faktor yang terbentuk, dengan menggunakan pengujian koefisien korelasi antar faktor dengan komponen pembentuknya.. 3.. Validasi data untuk mengetahui apakah hasil analisis faktor tersebut dapat digeneralisasi ke dalam populasinya, sehingga setelah terbentuk faktor, maka peneliti sudah mempunyai suatu hipotesis baru berdasarkan hasil analisis tersebut.. Analisis faktor pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1.. Analsis komponen utama (Principal components analysis) Analisis komponen utama merupakan suatu teknik statistik untuk mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan yang saling berkorelasi satu dengan yang lainnya menjadi satu set variabel baru yang lebih kecil dan saling bebas. Jadi analisis komponen utama berguna untuk mereduksi data, sehingga lebih mudah untuk menginterpretasikan data tersebut (Johnson & Wichern).. 2.. Analisis konfirmatori (Common factor analysis) Analisis konfirmatori adalah sebuah metode statistic yang digunakan untuk menggambarkan variabilitas diantara variabel-variabel yang secara potensial dapat mengelompokkan menjadi jumlah kelompok yang disebut faktor.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(49) 2.8.1 Langkah – Langkah Analisis Faktor 1. Merumuskan masalah Tujuan analisis faktor harus dikenali. Variabel yang tercakup dalam analisis harus disebutkan secara khusus berdasarkan penelitian sebelumnya, teori, dan pertimbangan subjektif dari peneliti. Pengukuran variabel berdasarkan skala interval dan rasio. Banyaknya elemen sampel (n) paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel. 2. Membentuk matriks korelasi Matriks ialah kumpulan angka-angka (sering disebut elemen-elemen) yang disusun menurut baris dan kolom sehingga berbentuk empat persegi panjang, di mana panjang dan lebarnya ditunjukkan oleh banyaknya kolom-kolom dan baris-baris (J. Supranto).. 𝐴𝑚 ×𝑛. 𝑎11 𝑎12 𝑎21 𝑎22 ⋮ = 𝑎 𝑎𝑖2 𝑖1 ⋮ 𝑎𝑚1 𝑎𝑚1. … …. 𝑎1𝑗 𝑎2𝑗. 𝑎1𝑛 𝑎2𝑛. …. 𝑎𝑖𝑗. 𝑎𝑖𝑛. …. 𝑎𝑚𝑗. 𝑎𝑚𝑛. Keterangan:(𝑎𝑖𝑗 ), i = 1,2,3,…,m j = 1,2,3,…,n Matriks korelasi merupakan matriks yang memuat koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini.Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian.Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor. Dalam tahap ini ada tiga hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan, yaitu:. d. Penentuan Keiser-Meyer Olkin (KMO) yang digunakan untuk melihat syarat kecukupan data untuk analisis faktor. Jika nilai tinggi antara 0,5 – 1,0 berarti analisis faktor tepat, dan jika kurang dari 0,5 maka analisis faktor dikatakan tidak tepat. Adapun formulasi pengujian secara matematis dituliskan sebagai berikut: 𝐾𝑀𝑂 =. 𝑛 𝑖. 𝑛 𝑖. 𝑛 2 𝑗 ≠𝑖 𝑟𝑖𝑗 𝑛 𝑟2 + 𝑛 𝑛 𝑎2 𝑗 ≠𝑖 𝑖𝑗 𝑖 𝑗 ≠𝑖 𝑖𝑗. (2.8). dimana: 𝑟𝑖𝑗2 = koefisien korelasi sederhana dari variabel i dan j. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(50) 𝑎𝑖𝑗2 = koefisien korelasi parsial dari variabel i dan j = 1,2,3, … , p ; j = 1,2,3,…, p. i. e. Angka Measure Of Sampling Adequacy (MSA) berkisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kriteria yang digunakan untuk interpretasi adalah sebagai berikut: 4. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lainnya. 5. Jika MSA > 0,5 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 6.Jika MSA < 0,5 atau mendekati nol, maka variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya. 𝑀𝑆𝐴 =. 𝑛 𝑖 𝑛 𝑖. 𝑛 2 𝑗 ≠𝑖 𝑟𝑖𝑗 𝑛 𝑎2 𝑗 ≠𝑖 𝑖𝑗. (2.9). dimana:𝑟𝑖𝑗2 = koefisien korelasi sederhana dari variabel i dan j 𝑎𝑖𝑗2 = koefisien korelasi parsial dari variabel i dan j n. = Jumlah variabel. i. = 1,2,3, … , p ; j = 1,2,3,…, p. f. Menentukan nilai Barlett’s Test of Sphericityyang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi signifikan antara variabel. 𝑋 2 = −[ 𝑛 − 1 −. 2𝑘+5 6. ] ln |𝑅|. (2.10). dengan derajat kebebasan (degree of freedom) 𝑑𝑓 =. 𝑝 𝑝−1 2. Keterangan: n. = banyak sampel. p. = jumlah variabel. |𝑅|. = determinan matriks korelasi. 3.Memilih metode analisis faktor Metode analisis faktor yang digunakan yaitu Principal Component Analysis (PCA). Principal Component Analysis merupakan suatu teknik statistik untuk mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan yang saling. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
(51) berkorelasi satu dengan yang lainnya menjadi satu set variabel baru yang lebih kecil dan saling bebas. Jadi analisis komponen utama berguna untuk mereduksi data, sehingga lebih mudah untuk menginterpretasikan data tersebut (Johnson & Wichern). 4. Rotasi faktor Output terpenting dari analisis faktor ialah matrix factor atau matriks faktor pola. Matriks faktor memuat koefisien yang dipergunakan untuk mengekspresikan variabel yang dibakukan dinyatakan dalam faktor. Koefisien ini merupakan factor loading, mewakili koefisien korelasi antara faktor dengan variabel. Factorloading adalah. angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam setiap tabel. Dalam penelitian ini digunakan metode varimax, karena bertujuan untuk mengekstraksi sejumlah variabel menjadi beberapa faktor.Selain itu metode ini menghasilkan struktur relatif lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan. 5. Membuat interpretasi hasil rotasi Setelah. diperoleh. sejumlah. faktor. yang. valid,. selanjutnya. perlu. menginterpretasikan nama-nama faktor. Interpretasi mengenai faktor bisa dipermudah dengan mengenali (mengidentifikasi) variabel yang mempunyai nilai loading yang besar pada faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian dapat diinterpretasikan menurut variabel-variabel yang memiliki loading tinggi dengan faktor tersebut.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA.
Dokumen terkait
Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan
[r]
Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang
Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama
Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan
Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh
Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga
Design/Methods. By searching Medline and the refer- ences of selected articles, we identified publications that evaluated the association between breastfeeding and cognitive