P
UNIV
Perenca
VERS PRO REGU
anaan, P Inf
SITAS OCEED
ULER
Pemban frastruk
S SYIA DING R TEK
Jurus F ngunan
ktur Be
IS
AH K
20
G SEM KNIK
san Tek Fakulta
dan Pe rbasis T
SSN: 20
KUALA
011
MINAR SIPI
knik Sip as Tekn
ngelola Teknolo
086-524
A
1
R L
nik pil aan ogi
44
Proceeding Seminar Reguler Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala 23 Desember 2011 Banda Aceh, Indonesia
Tema:
Perencanaan, Pembangunan dan Pengelolaan Infrastruktur Berbasis Teknologi
Penyunting:
r Ir u ammad Is a, T Ir aimun i ali adi, c ng Ir Banta airulla , Ing Ir Ibnu bbas, c r Ing Ir T Budi ulia Bambang etia an, T, ng c Dipublikasikan oleh:
urusan Teknik i il
akultas Teknik
ni ersitas ia uala
ln Tgk ec bdurrauf o arussalam
Banda ce ,
Indonesia
o rig t ole urusan Teknik i il ni ersitas ia uala
P I I T I IPI
esember , Banda ce , Indonesia urusan Teknik i il ni ersitas ia uala
ISSN: 2086-5244
Pengantar
e erti aln a cabang cabang ilmu dan teknologi lainn a, bidang teknik si il dituntut untuk berkembang agar da at men a ab tuntutan ang ada dan da at memberikan manfaat ang maksimal bagi kese a teraan serta meningkatkan kualitas ke idu an manusia aat ini, erkembangan ilmu dan teknologi teknik si il tela ber alan dengan sangat ce at, akibat ter acu ole erkembangan bidang teknologi kom utasi dan teknologi informasi
Ban ak a li teknik si il atau ilmu terkait di ce ang tela terlibat dalam merancang, membangun, dan mengo erasikan berbagai fasilitas infrastruktur enting dalam era modern se erti gedung, embatan, alan, bandara, dermaga, tero ongan, bendungan dan bangunan le as antai eterlibatan a li teknik si il atau ilmu terkait itu tentun a arus berbekal dengan ema aman keilmuan dan ketram ilan ang andal dan memadai ntuk itu, sebua seminar ang bisa di adikan sebagai media berbagi engalaman erlu dilakukan
eminar eguler Teknik i il ni ersitas ia uala ini diselenggarakan bertu uan untuk mendukung erkembangan ilmu dan teknologi bidang teknik si il agar da at men a ab tantangan dan kebutu an aman Tema seminar akni Perencanaan, Pembangunan dan Pengoperasian Infrastruktur berbasis Teknologi.
ecara lebi s esifik maksud dan tu uan seminar ini da at di abarkan sebagai berikut
a embuka a asan ara raktisi, eneliti dan akademisi ang berkecim ung dalam erencanaan, embangunan dan engelolaan infrastruktur di ce k ususn a dan Indonesia umumn a
b endiseminasikan berbagai engalaman bermanfaat ole ara akademisi dan raktisi
c emberikan ba an ru ukan referensi tamba an untuk mengembangkan erencanaan, embangunan dan engo erasian infrastruktur ang berbasis teknologi
Proceeding ini meru akan sala satu bentuk dokumentasi kegiatan eminar eguler Teknik i il ni ersitas ia uala Ta un akala makala ang tersa i dalam roceeding ini mencaku kelima bidang studi ang ada ada urusan Teknik i il ns ia emoga memba a manfaat ang sebesar besarn a
Banda ce , esember
P ITI I T I IPI
I IT I
Susunan Panitia Pelaksana
Seminar Reguler Teknik Sipil Unsyiah 2011
Penanggung Jawab: r Ir ar an
Koordinator : r Ir oc amad fifuddin, ng
Steering Committee:Prof r Ir unir ans a , c r Ir asimin, c
r Ir of an ale , c ng r Ir bdulla , c
r Ir Taufi aidi, ng r Ir lfians a ulianur B r meri, T T
Editorial Board:
r Ir u ammad Is a, T Ir aimun i ali adi, c ng Ir Banta airulla , Ing Ir Ibnu bbas, c
r Ing Ir T Budi ulia
Ketua: Bambang etia an T, ng c Sekretaris: mir au i, T c
Bendahara: ulusi, T c Seksi Acara:
ur a Bermans a , T T airul I bal, T T unaidi arong, T Bai uni, T
u endra Seksi Publikasi:
artika eti a ugra a, T i aid mir an, T c
Seksi Kesekretariatan:
mad e a asur , T T afisa l uda, T T asana , d
uci a madani, P uk aliadi, T Seksi Makalah:
itrika ita ur ani, T T Ir Buraida,
urisra, T T
l iati, d
ulfa mi
DAFTAR ISI
PROSIDING SEMINAR REGULER TEKNIK SIPIL 2011
PENGANTAR i SUSUNAN PANITIA PELAKSANA ii DAFTAR ISI iii iv A. PERENCANAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR
BERBASIS TEKNOLOGI BIDANG STRUKTUR
I I P IT I I BARRIER T P B B
Amir Mukhlis
T T B T B T I I B B
P Amrizal
P I B B T I B B T
T B T P I
Hafiz Riadi, Abdullah, Huzaim, dan Mahlil
P
P I
IB B B
B T
TI
IB
B B
B T
TI
IP P I
IP
P
B
BI
IT
TImransyah Idroes, Abdullah, dan Moch. Afifuddin
P I B B T B B T Foamed Reinforced
Concrete T P P B I B
B B T TI
Mochammad Afifuddin, Surya Bermansyah
dan Edi Saputra
P I I I
I I T T B B I T I , P
Rudiansyah Putra, Taufiq Saidi, dan Purwandy Hasibuan
T I P I P I I TI B I T
B P T I TIP INVERTED T P
I T P I
Suhaimi
P P P T P T
T PAPERCRETE
Surya Bermansyah, Huzaim, dan Rinaldi
P P B B I T T P P I
B TI CROSTIES
Taufiq Saidi, Rudiansyah Putra dan Munawir
B. PERENCANAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR BERBASIS TEKNOLOGI BIDANG HIDROLOGI
B I P P T T I P
I I
Alfiansyah Yulianur BC, Maimun Rizalihadi dan Elva Rahmi
B I I T P I B I I I T I
I T I T
Azmeri
B P BIT I T
IT I
Ziana, Masimin dan Basrahluddin
C. PERENCANAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR BERBASIS TEKNOLOGI BIDANG GEOTEKNIK
T I T T I P T I I I I I
Bambang Setiawan
D. PERENCANAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR BERBASIS TEKNOLOGI BIDANG MANAJEMEN DAN REKAYASA KONSTRUKSI
I P I P P P B
T TI TI B
Cut Mutiawati dan Cut Zukhrina Oktaviani
P B I P TI IT T P P
T I B
Cut Zukhrina Oktaviani , Mahfud dan Erwinsyah
P P I T
T T P
P T I
Dede Hermansyah
E. PERENCANAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN INFRASTRUKTUR BERBASIS TEKNOLOGI BIDANG TRANSPORTASI
I I P I I I T
I P tudi asus im ang ambo Ta e dan im ang ima, Banda ce
Noer Fadhly dan Elidawati
SEMINAR TEKNIK SIPIL-UNSYIAH 2011
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh – 23 Desember 2011
PERILAKU KEGAGALAN GESER KOLOM DENGAN VARIASI KONFIGURASI SENGKANG EKSTRA
TERBEBANI TEKAN AKSIAL 0,4 P
0Rudiansyah Putra1, Taufiq Saidi2, Purwandy Hasibuan3
1)Staf pengajar Fakultas Teknik Unsyiah
Jl. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh, email:[email protected]
2)Staf pengajar Fakultas Teknik Unsyiah
Jl. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh, email:[email protected]
3)Staf pengajar Fakultas Teknik Unsyiah Jl. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh
Abstrak: Makalah ini menyajikan hasil penelitian benda uji kolom dengan variasi konfigurasi tulangan sengkang ekstra. Pengujian empat buah benda uji kolom telah dibuat untuk mengevaluasi perilaku geser dengan beban aksial kolom 0,4 P0dan rasio tulangan longitudinal dipertahankan konstan. Pengujian terhadap benda uji dilakukan dengan memberikan beban lateral yang ditingkatkan hingga benda uji hancur. Benda uji dengan konfigurasi 1 (satu) tulangan sengkang ekstra searah gaya geser menunjukkan kapasitas geser yang terbesar, kemudian diikuti oleh konfigurasi sengkang ekstra crosstie, tanpa sengkang ekstra dan sengkang ekstra diamond. Pola kehancuran yang terjadi untuk semua benda uji menunjukkan kehancuran geser tekan.
Kata kunci : kolom beton bertulang, sengkang ekstra, beban tekan aksial, perilaku geser, efek kekangan beton.
1. PENDAHULUAN
Kegagalan bangunan konstruksi beton bertulang akibat gempa terjadi pada kegagalan elemen struktur seperti pada elemen balok dan kolom. Kegagalan kolom dalam menahan beban gempa diperkirakan akibat kapasitas geser kolom tidak dapat mempertahankan kekakuannya selama terjadi deformasi. Guna menghindari terjadinya kegagalan pada kolom, maka perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan kapasitas geser kolom sehingga kegagalan bangunan yang diawali oleh kehancuran struktur kolom akibat beban gempa dapat dihindari. Salah satu metode untuk meningkatkan kapasitas geser kolom adalah dengan penambahan tulangan sengkang tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan efek kekangan (confining effect) beton inti kolom dan mencegah terjadinya tekuk lokal (local buckling) pada tulangan longitudinal. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji kegagalan geser kolom dan efek kekangan pada beton inti kolom dengan variasi konfigurasi tulangan sengkang ekstra. Benda uji kolom beton bertulang diberikan beban aksial konstan yang sama (yaitu 0,4 P0) dan beban lateral yang ditingkatkan secara bertahap hingga benda uji gagal struktur.
Pengaruh kekangan yang diberikan oleh tulangan sengkang terhadap inti beton kolom telah dilakukan oleh sejumlah peneliti sebelumnya. Mander et al. (1988 a,b) mempelajari perilaku tegangan-regangan beton terkekang kolom dengan pemberian beban tekan aksial secara konsentris.
Kolom dengan penampang bulat menggunakan tulangan spiral, sedangkan kolom persegi menggunakan sengkang segi empat dan ortogonal. Parameter yang sangat menentukan bentuk kurva tegangan-regangan beton adalah jumlah tulangan sengkang, dimana dengan peningkatan rasio
tulangan sengkang dapat meningkatkan kekuatan dan slope kurva tegangan-regangan setelah melewati beban puncak mengecil. Hoshikuma J., et al. (1997) mengusulkan model tegangan- regangan beton terkekang untuk pier jembatan, dengan mempertimbangkan pier beton bertulang jembatan yang dibangun di Jepang memiliki penampang beton yang lebih besar sehingga rasio tulangan sengkang menjadi lebih kecil.
Kedua peneliti di atas fokus terhadap efek kekangan yang ditimbulkan dengan adanya tulangan sengkang dengan beban tekan aksial. Oleh karena itu perlu diketahui peningkatan kemampuan geser kolom beton bertulang dengan adanya tulangan sengkang ekstra dengan variasi besaran beban tekan aksial..
2. METODE PENELITIAN
Empat buah benda uji kolom beton bertulang dengan penampang 20 x 20 cm² dan tinggi 58 cm dibebani dengan beban aksial konstan sebesar 0,4 P0(434,58 kN). Keempat benda uji menggunakan tulangan longitudinal 12D11,6 dengan fy= 356,5 MPa dan tulangan sengkang Ø5,4 mm dengan fy= 611,3 MPa serta mutu beton 25 MPa. Ujung bawah kolom ditumpu secara jepit pada balok beton bertulang 30 x 30 cm² sepanjang 60 cm sedangkan bagian tepi atas dihubungkan ke bearing pemberi beban yang dapat berperilaku sebagai tumpuan rol dan terhubung ke loadcell beban aksial. Selama pengujian dilakukan pencatatan dan pengamatan terhadap besarnya defleksi, pola retak, regangan tulangan sengkang dan tulangan memanjang yang terjadi pada setiap peningkatan pemberian beban lateral hingga benda uji mengalami kegagalan dalam geser.
Regangan yang terjadi baik pada tulangan maupun beton diukur dengan strain gauges. Strain gauges dipasang pada tulangan memanjang, tulangan sengkang, tulangan sengkang ekstra dan pada beton daerah tekan. Detail konfigurasi sengkang benda uji dan lokasi penempatan strain gauges dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Variasi konfigurasi tulangan sengkang ekstra serta penempatan strain gauge (Sumber: penulis, 2011)
Pada benda uji kolom beton bertulang tersebut dipasang strain gauge yang berfungsi untuk memonitor regangan yang terjadi pada tulangan baja dan beton. Strain gauge pada baja dipasang sebelum dilakukan pengecoran kolom sedangkan pada beton pemasangannya dilakukan setelah pengecoran. Detail benda uji kolom serta penempatan strain gauge baja dan beton diperlihatkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Detail benda uji kolom dan penempatan strain gauges (Sumber: penulis, 2011)
Pada saat pengecoran benda uji kolom, juga dilakukan pengecoran benda uji kubus untuk mengetahui kuat tekan beton pada saat pengujian. Penomoran benda uji, besarnya beban aksial konstan yang diberikan untuk masing-masing benda uji dan jumlah benda uji dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Penomoran Benda Uji
No.
Benda uji
Konfigurasi sengkang ekstra
Jumlah benda uji Kolom
Jumlah benda uji Kubus
S0 Tanpa sengkang ekstra 1 3
S1 1 lengan 1 3
S2 Crossties 1 3
S3 Diamond 1 3
Jumlah total benda uji 4 12
Benda uji dipasang secara kaku pada balok baja (frame) bagian bawah yang terhubungkan dengan lantai (strong floor). Besarnya beban, baik beban aksial tekan maupun beban geser yang diberikan diukur dengan load cell yang ditempatkan pada titik pemberian beban. Beban diberikan dengan menggunakn hydraulic jack yang bertumpu pada frame baja. Pada ujung atas kolom dimana beban tekan aksial diberikan bearing yang berperilaku sebagai tumpuan rol, sehingga ujung atas kolom dapat bergerak bebas sesuai arah pemberian beban geser. Beban geser baru diberikan setelah beban tekan aksial telah mencapai sebesar beban yang diinginkan. Dengan menjaga beban tetap aksial tetap konstan, beban geser diberikan secara bertahap hingga benda uji mencapai kegagalan.
Besarnya beban geser, perkembangan retak dan regangan yang terjadi baik pada tulangan maupun beton dicatat dan diamati pada setiap tahap beban geser. Skema penempatan alat dan set-up benda uji kolom diilustrasikan pada Gambar 3
Gambar 3. Setup Benda Uji (Sumber: penulis, 2011)
3. KAJIAN PUSTAKA
3.1 Kapasitas Beban Aksial Kolom Beton Bertulang
Kolom menempati posisi penting di dalam sistem struktur bangunan. Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total keseluruhan struktur bangunan. Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali dengan tanda peringatan yang jelas atau bersifat mendadak (Dipohusodo, 1999 : 287).
Beban aksial luar yang bekerja pada kolom didefinisikan sebagai gaya tekan sentris yang bekerja secara aksial pada kolom. Nawy (1998 : 311) menyatakan bahwa kapasitas beban sentris maksimum pada kolom diperoleh dengan menambahkan kontribusi beton yaitu (Ag – Ast) 0,85 f’c dan kontribusi baja yaitu Astfy. Sehingga kapasitas beban sentris maksimum Po dapat dinyatakan dengan persamaan (1).
Po= 0,85 f’c(Ag– Ast) + (Ast. fy)...(1) Dimana Po merupakan kapasitas maksimum beban tekan aksial yang mampu ditahan oleh kolom yang dinyatakan dalam satuan Newton (N), luas penampang kolom Ag dan luas tampang tulangan longitudinal Ast dinyatakan dalam satuan mm2, dan mutu beton f’c dan mutu baja fy
dinyatakan dalam MPa;
3.2 Pengaruh Beban Aksial terhadap Gaya Geser
Struktur beton bertulang yang mendapat gaya geser pada saat yang bersamaan dapat dibebani dengan gaya tekan aksial dan tarik aksial yang diakibatkan oleh beban angin, atau gempa. Gaya-gaya tersebut dapat mempengaruhi perencanaan geser. Beban tekan cenderung mencegah berkembangnya
karena gaya tersebut mengurangi tahanan geser yang ada akibat adanya kuncian agregat (McCormac 2003 : 261).
Anonim (2005 : 151) menyebutkan perhitungan kekuatan geser yang diberikan oleh beton Vc akibat adanya gaya tekan aksial pada kolom (Nu) diberikan dalam formula sebagai berikut:
Vc= f cb d
A N
w g
u ' . .
1 14 17 ,
0 ...(2) Raju N.K dan R.N. Pranesh (2007 : 139) menyebutkan bahwa kekuatan geser aktual pada beton akan meningkat dengan adanya beban tekan aksial dan akan melemah jika diberikan beban tarik aksial.
3.3 Kekangan penampang kolom
Pada banyak kasus, regangan tekan ultimit pada beton tak terkekang tidak cukup untuk memenuhi tingkat perencanaan daktilitas tanpa terlepasnya selimut beton yang luas. Kecuali tulangan transversal mampu memberikan kekangan terhadap beton tertekan sampai ke bagian inti beton, dan mencegah terjadinya tekuk pada tulangan tekan longitudinal, kerusakan dapat diabaikan seperti diperlihatkan pada Gambar 4 (a). Kenyataannya adalah kemungkinan batasan daerah plastis pada batang kolom tersebut membantu beban aksial yang besar, demikian juga pada kolom lantai dasar rangka gedung, dimana deformasi kaku harus terjadi untuk meningkatkan mekanisme kekangan penuh, maka perencanaan ini adalah dasar pada filosofi balok lemah dan kolom kuat.
Jelasnya, kekangan pada beton akan meningkat jika lapisan tulangan transversal ditempatkan relatif menutup secara keseluruhan sumbu longitudinal (Paulay dan Priestley, 1992 : 98).
Gambar 4 (a) Kekangan pada penampang kolom oleh tulangan transversal dan
longitudinal
Gambar 4 (b) Model tegangan- regangan akibat beban monotonik pada beton tekan terkekang dan tidak
terkekang Sumber: Paulay dan Priestley, 1992
Paulay dan Priestley (1992 : 101) juga menyatakan pengaruh kekangan untuk meningkatkan kekuatan tekan dan regangan ultimit pada beton. Gambar 4 (b) memperlihatkan bahwa pada tegangan awal, modulus elastisitas beton terkekang dengan beton tidak terkekang hampir sama. Hal ini disebabkan pada tegangan awal tersebut tulangan lateral belum aktif memberikan tahanan lateral, dimana tahanan lateral tersebut masih diberikan oleh ikatan antara partikel beton. Pada tegangan berikutnya perilaku kurva tegangan-regangan beton mulai non-linear, hal ini disebabkan deformasi lateral mulai mendapat tahanan dari tulangan lateral. Deformasi lateral beton menimbulkan reaksi dari kekangan berupa tahanan lateral, hal ini dapat meningkatkan kekuatan dan daktilitas beton terkekang dibandingkan dengan beton tidak terkekang.
4. HASIL PEMBAHASAN
4.1 Perbandingan Hasil Analisis Dengan Teori
Kapasitas geser eksperimantal yang didapat lebih besar dari kapasitas geser hasil perhitungan, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 5 dan Tabel 2. Perbedaan ini diperkirakan akibat faktor keamanan yang di cover oleh formula maupun merupakan pengaruh dari adanya tulangan sengkang ekstra yang dapat meningkatkan kekangan beton inti kolom.
Gambar 5. Grafik perbandingan antara kapasitas geser teoritis dan kapasitas geser eksperimen (Sumber: Hasil analisis, 2011)
Tabel 2. Rekapitulasi Data Hasil Pengujian Kolom Beton Bertulang
No Data Satuan Hasil
S0 S1 S2 S3
1 Kapasitas geser maksimum eksperimen kN 144,305 155,292 149,897 139,204 2 Kapasitas geser maksimum teoritis kN 91,752 110,665 110,665 91,752 3 Defleksi kolom (E+475) pada beban
geser maksimum mm 8,510 11,090 9,395 11,875
4 Mutu benda uji kubus MPa 25,20 25,20 25,20 25,20
5 Beban saat retak awal kN 63,765 49,050 53,955 58,860
Sumber: Hasil analisis, 2011
4.2 Pola Retak
Benda uji S1memperlihatkan pola kehancuran geser tarik diagonal, sedangkan benda uji S0, S2, dan S3terjadi kehancuran geser tekan. Benda uji S0, S2, S3memiliki panjang retak geser yang lebih panjang dan banyak terjadi retak gerser badan, sedangkan benda uji S1penjalaran retak gesernya lebih pendek dan proses munculnya retak tidak terjadi secara tiba-tiba. Bentuk pola retak untuk keempat benda uji dapat dilihat pada Gambar 6 a, b, c, dan d masing-masing untuk benda uji S, S,
S0 S1 S2 S3
Sisi Kanan Sisi Kiri Sisi Kanan Sisi Kiri (a) Bentuk dan pola retak kolom S0 (b) Bentuk dan pola retak kolom S1
Sisi Kanan Sisi Kiri Sisi Kanan Sisi Kiri
(c) Bentuk dan pola retak kolom S2 (d) Bentuk dan pola retak kolom S3
Gambar 6. Bentuk dan pola retak kolom (Sumber: Hasil uji, 2011)
4.3 Hubungan Gaya geser dan Defleksi
Berdasarkan kurva hubungan beban geser (V) dan defleksi (Δx) pada ujung atas benda uji kolom (Gambar 9), terlihat bahwa benda uji S0, S1, dan S2 memiliki kekakuan yang relatif sama pada awal pembebanan geser dan sedikit berbeda pada saat mendekati beban puncak.
Hal ini diperkirakan karena benda uji S2 memiliki kekangan yang lebih baik dibandingkan dengan S1 sehingga perkembangan retak ditahan oleh tulangan sengkang arah melintang beban. Sedangkan untuk benda uji S4dengan konfigurasi tulangan sengkang ektra diamond memiliki kekakuan yang rendah sejak awal pembebanan. Namun tingkat daktilitas kolom dengan tulangan sengkang ekstra diamond menunjukkan daktilitas struktur yang lebih baik, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 7.
Gambar 7. Kurva Hubungan Beban Geser dan Defleksi pada elevasi 475 mm (Sumber: Hasil analisis, 2011)
4.4 Efek kekangan kolom
Berdasarkan Gambar 8 dari hasil analisis benda uji S1, dapat jelaskan bahwa tulangan sengkang mulai bekerja pada beban geser 112 kN. Hal ini berdasarkan apabila konstribusi gaya geser dalam yang diberikan oleh aggregate interlock dan dowel action diabaikan atau merupakan bagian dari konstribusi yang diberikan oleh beton.
Gambar 8. Hubungan antara Vcc dan Vs terhadap Kapasitas Geser (Benda Uji S1) (Sumber: Hasil analisis, 2011)
Bertambahnya nilai kapasitas geser yang diberikan oleh beton terkekang (Vcc)
S0 S1 S2 S3
terkekang benda uji kolom dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Grafik peningkatan antara kuat tekan beton tidak terkekang dan kuat tekan beton terkekang
(Sumber: Hasil analisis, 2011)
5. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Keseluruhan benda uji menunjukkan pola kehancuran geser tekan
2. Kapasitas geser kolom pada saat beban geser maksimum diperoleh dari konfigurasi sengkang tiga lengan.
3. Besarnya defleksi yang terjadi pada saat beban geser maksimum terjadi pada benda uji kolom dengan konfigurasi sengkang ekstra diamond.
4. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan terhadap kapasitas geser antara hasil perhitungan dengan pengujian. Hal ini disebabkan oleh faktor keamanan yang di cover oleh formula dan juga dimungkinkan sumbangan kekangan inti beton tambahan dari tulangan sengkang ekstra yang dapat meningkatkan kuat tekan beton.
Ucapan Terima Kasih:
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ketua dan Staf Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala dan saudara Haikal Fajri mahasiswa S1 pada Jurusan Teknik Sipil Unsyiah yang telah banyak bekerja dan membantu sehingga terlaksana penelitian ini sampai selesai.
6. DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary (ACI 318M- 05), American Concrete Institute, Michigan.
Dipohusodo, I., 1999, Struktur Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hoshikuma, J., Kawashima, K., Nagaya, K., and Taylor, A. W. (1997). “Stress-strain model for confined reinforced concrete in bridge piers.” J. Struct. Div., ASCE, 123(5), 624-633.
Mander, J.B., Priestly, M. J., and Park, R. (1988a). “Theoretical stress-strain model for confine
concrete.” J. Struct. Div., ASCE, 114(8), 1804-1826.
Mander, J.B., Priestly, M. J., and Park, R. (1988a). “Observed stress-strain behavior of confine concrete.” J. Struct. Div., ASCE, 114(8), 1827-1849.
McCormac. Jack C., 2003, Desain Beton Bertulang, Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Nawy, E.G., 1998, Beton Bertulang: Suatu Pendekatan Dasar, Terjemahan Bambang Suryoatmono, Refika Aditama, Bandung
Saidi, T., Samsunan (2010). “Pengaruh variasi beban tekan aksial terhadap gaya geser pada kolom beton bertulang.” Prosiding Seminar Nasional II Teknologi dan Rekayasa, Fakultas Teknik UISU, pp. 244-237
JURUS UNIVERS
SAN TEKNIK SIPI SITAS SYIAH KUA
IL
ALA LEMMBAGA TEKNIK S ACEH IPIL
UNIVFAKULTAS TEKN
VERSITAS SYIAHNIK H KUALA
MAGI UNIVER
ISTER TEKNIK SI RSITAS SYIAH KU
IPIL UALA