• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETAHANAN PANGAN REGIONAL DI PROVINSI BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KETAHANAN PANGAN REGIONAL DI PROVINSI BALI"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL

KETAHANAN PANGAN REGIONAL

DI PROVINSI BALI

TIM PENELITI

Made Antara, MS. , NIDN: 0025125402 (Ketua)

Made Sri Sumarniasih, MS., NIDN: 0023056011 (Anggota-1)

I Nyoman Ari Wijaya, SSt., M.Agb., NIP 198611152009021002 (anggota-2)

UNIVERSITAS UDAYANA

BALI

(2)

Latar Belakang

Ada 3 komoditas strategis dan

politis yg kerap menjadi bahan

perbincangan dunia 

pangan,

minyak dan senjata

Namun dr ketiga komoditi tsb

PANGAN paling strategis dan

politis

PANGAN menjd

kebutuhan

manusia paling dasar, krn sehari

tanpa pangan manusia tidak dapat

hidup

(3)

Jika terjadi krisis pangan, doktrin

Malthus diungkit2 kembali. Malthus

1798 mengajukan teori “ Essay on

the Principle of Population” 

pertumbhn penduduk akan

mengungguli pertumbuhan

produksi pangan, kecuali ada

perang, wabah penyakit, bencana

alam, dan bahaya kelaparan yg

menurunkan populasi manusia.

Peningkatan produksi pangan

memang telah terjadi terutama di

negara maju, ttpi negara2 sedang

berkembang dan miskin justru

sebaliknya.

(4)

Gambar 4. Perkembangan Harga Pangan Dunia Gambar 2. Produksi Pangan Dunia tidak Meningkat

Gambar 1. Penduduk Dunia yang Meningkat.

(5)

Pemth Orba menyadari pangan memiliki

posisi strategis dan politis 

usaha2

peningkatan produksi pangan (beras)

sejak 1969 terus digenjot melalui revolusi

hijau yg telah menunjukkan keberhasilan

yakni dicapainya swasembada beras 1984,

shg merubah status Ind dari importir beras

terbesar di dunia

menjadi swasembada.

Keberhasilan ini akibat penggunaan teknol

baru, investasi infrastruktur irigasi , harga2

gabah dan pupuk menguntungkan petani,

penggunaan VUTW, penggunaan pupuk,

penyuluhan kpd petani dan perbaikan

pengelolaan air irgasi.

Usaha2 peningkatan produksi pangan

esensinya  meningkatkan

ketahangan

(6)

• Perkembangan luas lahan sawah di Bali sbg faktor produksi

utama PANGAN (1997-2010)

Sumber : Badan Pusat Statistik, data diolah

87849.0

86836.0

86071.0

85777.0

84815.0

83561.0

82644.0

82095.0

81207.0

80997.0

81235.0

81482.0

81931.0

81908.0

80000

81000

82000

83000

84000

85000

86000

87000

88000

89000

19971998199920002001200220032004200520062007200820092010

Luas Lahan sawah

(7)

• Perkembangan penduduk di Bali

2500000.0

2700000.0

2900000.0

3100000.0

3300000.0

3500000.0

3700000.0

Ju

m

la

h P

en

du

du

k B

al

i (

Jiw

a)

(8)

Ketahanan pangan (KP) suatu

negara  kemampuan negara

memenuhi kecukupan pangan

seluruh penduduk meliputi

aksesibilitas (keterjangkauan),

stabilitas dan kontinuitas

pengadaan dan distribusi.

Tujuan Program KP 

meningkatkan ketersediaan

komoditas pangan pokok

dalam jumlah yang cukup,

kualitas yg memadai, terjangkau

oleh daya beli RT dan tersedia

sepanjang waktu.

(9)

Subsistem produksi adalah

aspek utama dalam mewujudkan

ketahanan pangan

Subsistem produksi di Provinsi

Bali didukung dengan adanya

pangan sumber:

o

Karbohidrat Padi ,biji2an,

umbi2an  hampir di semua

kabupaten

o

Protein nabati kacang2an 

di semua kabupaten

o

Protein hewani  ternak/ikan

di semua kabupaten

o

Vitamin sayuran  di

semua kabupaten

o

Mineral buah2an  hampir

di semua kabupaten

(10)

Pengemb potensi pangan di

masing2 kab/kota di Bali tentu

menyesuaikan dgn kondisi luas

lahan dan iklim yg cocok di

masing2 kab di Bali.

Perbedaan potensi sumberdaya

dan lingk di tiap kab/kota akan

menghasilkan

keragaman

komoditas antar wilayah kab,

yg konsekuensinya

memerlukan

program spesifik yg dapat

dilaksakan dgn baik, tepat

sasaran, dan nyata.

(11)

Rumusan Masalah

Bagaimanakah perkembangan dan

sebaran produksi pangan di Provinsi

Bali?

Bagaimanakah perkembangan

ketersediaan pangan di Provinsi Bali?

Bagaimanakah tingkat ketahanan

pangan regional Bali dari perspektif

enerji?

Apakah komoditas pangan unggulan

pendukung ketahanan pangan di tiap

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali?

Bagaimanakah distribusi (lokalisasi dan

spesialisasi) komoditas pangan

pendukung ketahanan pangan di tiap

Kabupaten/ Kota di Provinsi Bali?

(12)

Tujuan Penelitian

Menganalisis perkembangan dan

sebaran produksi pangan di Provinsi

Bali.

Menganalisis perkembangan

ketersediaan pangan di Provinsi Bali.

Mengidentifikasi tingkat ketahanan

pangan regional Bali dari perspektif

enerji..

Mengidentifikasi komoditas pangan

unggulan pendukung ketahanan pangan

di tiap Kabupaten/Kota di Provinsi Bali.

Mengidentifikasi distribusi (lokalisasi

dan spesialisasi) komoditas pangan

pendukung ketahanan pangan di tiap

Kabupaten/ Kota di Provinsi Bali.

(13)

Manfaat Penelitian

Manfaat akademis  m

emperkaya

khasanah ilmu pengetahuan serta

dapat dijadikan salah satu pijakan

bagi penelitian-penelitian

selanjutnya

Manfaat praktis  sumbangan

pemikiran bagi Pemerintah Daerah

Provinsi Bali dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota se-Bali dalam rangka

pengembangan komoditas

pendukung ketahanan pangan

guna memperkuat ketahanan

pangan di tingkat kabupaten/ kota

(14)

Lokasi Penelitian di Provinsi Bali,

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yg dibutuhkan  data kuantitatif atau berbentuk

angka-angka, al.:\

Luas lahan pert menurut kabupaten/kota

Jumlah penduduk menurut kabupaten/kota

Tingkat konsumsi pangan

Produksi tanaman pangan menurut kabupaten/kota

Populasi unggas atau produksi daging unggas

Populasi ternak ruminansia / produksi daging ternak ruminansia

dll.

Sumber data:  sumber sekunder  instansi pemerintah BPS

Bali dan BPS Kab se Bali, Dinas-Dinas Teknis terkait

Metode Analisis Data

– Analisis Ketahanan Pangan

– Location Quotient (LQ),

– Koefisien Lokalisasi,

– Koefisien Spesialisasi,

– Analisis Deskriptif-Kualitatif

14

(15)

Tujuan : Mengetahui tingkat ketahanan pangan regional

Provinsi Bali

Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan

ketersediaan energi tingkat wilayah dibandingkan

dengan

norma kecukupan energi

Di mana :

Kpi : Tingkat Ketahanan Pangan Regional suatu wilayah

SPKEi : Ketersediaan energi (Kkal/kap/hari)

NKE : Norma kecukupan energi

(16)

Memperhatikan rumus sebelumnya dan besarnya kontribusi

pangan karbohidrat thd konsumsi energi total

(K), maka dapat

ditentukan status ketahanan pangan pangan di wilayah ybs (lihat

Purwantini dan Ariani, 2000; Purwantini dkk., 2001) dgn kriteria

sbb.:

o

Tidak tahan (rawan pangan), jika KP < K/1,2

o

Tahan pangan (tidak rawan) kurang terjamin, jika K/1,2 < KP < K

o

Tahan pangan (tidak rawan) terjamin, jika KP > K

Di mana:

KP = tingkat ketahanan pangan regional

K = besarnya kontribusi pangan karbohidrat thd konsumsi

energi total

1,2 merupakan angka ketetapan (dgn catatan sudah

(17)

2) Analisis Location Quotion (LQ)

Tujuan :

Mengidentifikasi komoditas pangan unggulan (basis) pada suatu

wilayah (kabupaten).

Rumus :

Keterangan:

o

LQ = Besarnya koefisien lokasi komoditas pangan.

o

Si = Jumlah (produksi ) komoditas i pada tiap kabupaten

o

S = Jumlah (total produksi) pangan tingkat kabupaten

o

Ni = Jumlah produksi komoditas i pada tingkat provinsi.

o

N = Jumlah total produksi komoditas pangan tingkat provinsi.

Angka LQ memberikan indikasi sbb:

LQ>1,  komoditas tsb adalah komoditas unggulan (basis)

LQ<1,  komoditas tsb adalah komoditas bukan ungulan (non basis)

LQ=1,  komoditas tsb hanya dapat mencukupi wilayah itu sendiri.

(18)

3) Koefisien Lokalisasi (α)

Tujuan :

Mengetahui penyebaran komoditas pangan di wilayah

kabupaten/kota, shg dapat diketahui lokasi kegiatan pangan

menyebar atau memusat.

Rumus :

Keterangan

α = Koefisien Lokalita

Si = Jumlah (produksi) komoditas i pada tiap kabupaten

S = Jumlah total (produksi) komoditas pangan tingkat kabupaten

Ni = Jumlah produksi, komoditas i pada tingkat provinsi.

N = Jumlah total (produksi) komoditas pangan provinsi.

Angka

α memberikan indikasi sebagai berikut:

α =1, lokasi kegiatan pangan memusat atau terlokalisasi.

(19)

4) Koefisien Spesialisasi (β)

Tujuan :

Mengetahui spesialisasi suatu daerah pada komoditas pangan

tertentu.

Rumus :

Keterangan:

β = Koefisien Spesialisasi

Si = Jumlah (produksi) komoditas i pada tiap kabupaten

S = Jumlah total (produksi) komoditas pangan tingkat

kabupaten

Ni = Jumlah produksi komoditas pada tingkat provinsi.

N = Jumlah total (produksi) komoditas pangan provinsi.

Angka

β memberikan indikasi sebagai berikut:

β =1,  suatu kabupaten berspesialisasi pada kegiatan

komoditas pangan.

β <1,  suatu kabupaten (wilayah) tidak ada kegiatan

(20)

5) Analisis Deskriptif-Kualitatif

Analisis deskriptif-Kualitatif  memberikan makna atau

arti terhadap hasil analisis kuantitatif dan statistik

deskriptif , shg mampu mendeskripsikan hasil analisis

kuantitatif dan fakta-fakta empirik.

(21)

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

PENELITIAN STRANAS

“KETAHANAN PANGAN REGIONAL DI

PROVINSI BALI”

Luas Lahan Sawah Semakin Sempit Jumlah Penduduk Meningkat, Kebutuhan

Pangan Meningkat

Analisis Ketahanan Pangan Berbasis Potensi Wilayah

Komoditas pangan Bagaimana tingkat

Ketahanan Pangan Bali ?

Analisis Potensi Wilayah

Tingkat Ketahanan Pangan Regional serta potensi masing-masing wilayah

Analisis LQ Koef Lokalita Koef Spesialisasi Analisis Tingkat Ketahanan Pangan

(22)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.1.

Perkembangan Produksi Komoditas Pangan di Provinsi Bali (ton)

Jenis Komoditas Pangan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 +/- (%/tahun) 1 2 3 4 5 6 7 8 Sumber Karbohidrat: 891.516 802.012 822.056 803.979 831.129 857.196 -0,65 • Padi 865.553 882.092 857.989 853.710 845.560 860.981 -0,09 Beras (62,47%*padi) 540,711 551,043 535,986 533,313 528,221 537,855 -0,09 Beras luar masuk Bali 60,000 54,000 52,000 87,000 99,000 99,000 13,48 Stok beras di Bulog 16,705 17,071 7,178 17,818 5,840 14,871 61,6 Total Ketersediaan Beras 617,416 622,114 595,163 638,130 633,062 648,226 1,05 • Jagung 61.661 57.572 40.612 40.603 55.736 51.237 -1,38 • Uni Kayu 147.307 61.572 131.886 88.591 99.369 105.745 8,35 • Uni Jalar (ton) 65.132 60.754 54.395 36.655 42.962 51.988 -2,32

Sumber Protein Nabati 21.402 19.645 17.483 14.840 13.972 17.468 -3.03 • Kedelai 8.046 7.435 8.188 7.259 6.784 7.542 -0.84 • Kacang Tanah 11.827 11.024 8.355 7.065 6.598 8.974 -3.41 • Kacang Hijau 1.529 1.186 940 516 590 952 -2.52

Sumber Protein Hewani 406.914 450.956 458.322 436.355 537.449 458.060 3,21 • Daging Sapi 7.747 7.673 7.681 6.195 7.304 7.320 -0,42 • Daging Babi 90.032 102.071 125.708 120.768 151.395 117.995 7,18 • Daging Kambing 1.728 1.345 1.980 1.950 2.722 1.945 6,93

• Daging Kerbau 17 12 24 14 23 19 15,80

• Daging Ayam Buras 2.783 2.757 4.159 2.386 5.852 3.587 22,76 • Daging Ayam Petelur 1.352 1.390 2.387 1.557 1.904 1.719 10,47

• Daging Ayam Ras Pedaging 22.467 27.472 53.853 36.378 78.649 43.764 31,54

• Daging Itik 221 266 368 219 362 287 12,55

• Susu 168 135 135 - - 146 -9,77

• Ikan (Darat dan Laut 237.618 263.951 218.142 218.873 235.897 234.896 0,8 • Telur 42,780 43.885 43.885 48.017 53.342 46.382 2,01

(23)

Tabel 5.1 Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8

Sumber Vitamin dan Mineral 712.037 764.581 870.472 800.190 736.100 777.570 2,16

Buah-Buahan: 462.890 508.189 567.066 528.228 410.617 495.398 2,58 • Adpokat 1.997 2.239 1.924 2.068 2.205 2.087 1,36 • Jeruk 125.511 141.198 97.724 129.958 67.796 115.869 7,55 • Mangga 41.728 44.609 41.371 54.414 44.106 45.699 3,17 • Pepaya 12.503 9.573 10.642 7.866 4,892 9.644 4,20 • Pisang 190.831 182,188 230.602 183.120 170.263 195.418 1,84 • Rambutan 23.997 11.796 22.897 20.289 14.842 19.025 6,64 • Buah lainya 66.322 116.586 161.907 130.514 106.513 107.657 15,59 Sayuran: 249.147 256.392 303.406 271.962 325.483 282.172 3,45 • Bawang Merah 8.705 7903 9.648 10.110 17.887 10.855 11,05 • Tomat 11.597 13.908 18.640 14.136 17.221 15.457 8,27 • Petsai/Sawi 19.151 23.803 19.079 14.108 20.074 19.361 3,42 • Bawang Daun 1.447 982 1.537 1.244 1.260 1.294 1,87 • Kangkung i 3.146 1821 4.126 2.726 1.805 3.1415 18,15 • Sayuran lainnya 205.100 207.976 250.376 229.638 267.236 232.065 3,34

Sumber Data: Diolah dari berbagai sumber al. BPS Bali dan BPS Kabupaten se Bali (Bali dalam Angka 2012-2016) dan Bappeda Provionsi Bali (Data Bali Membangun 2012-2016).

Total ketersediaan beras = produksi beras lokal Bali+beras luar Bali masuk Bali+stok beras di gudang Bulog Catatan: Buah-buahan penting dan dominan di Bali, yaitu adpokat, jeruk, mangga, pepaya, pisang, dan rabutan.

Buah lainnya yang tercatat produksinya al. anggur, apel, Belimbing, duku/langsat/kokosan, durian, jambu air, jambu biji, jengkol, jeruk besar, manggis, Markisah/konyal, melinjo, nangka/cempedak, nenas, petai, salak, sawo. Sirsak, dan sukun.

Sayur-sayuran dominan di Bali. yaitu bawang merah.tomat, petsai/sawi, bawang daun, kangkung.

Sayuan lainnya yang tercatat produksinya al.: bawang putih, bayam, blewah, buncis, cabai merah, cabai rawit, jamur, kacang merah, kacang panjang,

Perkembangan produksi pangan pendukung ketahanan pangan selama kurun

waktu enam tahun (2012-2017), untuk kelompok pangan sumber karbohidrat

mengalami penurunan, kecuali ubi kayu. Kelompok pangan sumber protein

nabati juga cenderung menurun, terkecuali kacang hijau. Kelompok pangan

(24)

Tabel 5.6

Perkembangan Ketersediaan Pangan Beras per Kabupaten di Provinsi Bali

Kab/Kota/ Tahun Produksi Padi (GKG) Produksi Beras Lokal Bali Produksi Beras Lokal Bali Beras Luar Bali Stok Gudang Bulog Ketersediaan Beras Jumlah Penduduk lokal Kebutuhan Beras Penduduk Kebutuhan Wisman+W isnus Surplus/ Defisit Ketersediaan Beras (7 : 8)

(ton) (ton) (kg) (kg) (kg) (kg) (jiwa) (kg) (kg) (Kg/kap/tahun)

1 2 3 4 5 6 7=4+5+6 8 9 10 11=(4-9) 12 Bali 2012 865.553 540.711 540.710.959 60.000.000 16.704.912 617.415.871 4.007.200 452.813.600 7.618.432 80.278.928 154 2013 882.092 551.043 551.042.872 54.000.000 17.070.878 622.113.750 4.056.300 458.361.900 8.454.060 84.226.912 153 2014 857.989 535.986 535.985.728 52.000.000 7.177.727 595.163.455 4.104.900 463.853.700 9.437.152 62.694.877 145 2015 853.710 533.313 533.312.637 87.000.000 17.817.787 638.130.424 4.152.800 469.266.400 10.354.764 53.691.473 154 2016 845.560 528.221 528.221.332 99.000.000 5.840.255 633.061.587 4.200.100 474.611.300 12.604.872 41.005.160 151 2017 860.981 537.855 537.854.706 95.500.000 14.871.478 648.226.184 4.246.500 479.854.500 15.000.869 42.999.337 153 Jembrana 2012 59.297 37.043 37.042.836 1.563.511 38.606.347 266.800 30.148.400 6.894.436 145 2013 52.957 33.082 33.082.238 1.416.494 34.498.732 268.000 30.284.000 2.798.238 129 2014 62.279 35.292 37.042.836 229.799 37.272.635 269.800 30.148.400 6.894.436 138 2015 65.295 40.790 40.789.787 1.289.385 42.079.172 271.600 30.690.800 10.098.987 155 2016 60.718 37.931 37.930.535 745.054 38.675.589 273.300 30.882.900 7.047.635 142 2017 60.109 37.550 37.550.217 1.345.769 38.895.987 274.900 31.063.700 6.486.517 141 Tabanan 2012 222.706 139.124 139.124.438 4.318.452 143.442.890 427.800 48.341.400 90.783.038 335 2013 244.925 153.005 153.004.648 6.846.920 159.851.568 430.600 48.657.800 104.346.848 371 2014 214.203 133.813 133.812.614 1.649.880 135.462.494 433.300 48.962.900 84.849.714 313 2015 194.122 121.268 121.268.013 3.267.749 124.535.762 435.900 49.256.700 72.011.313 286 2016 213.299 133.248 133.247.885 2.102.464 135.350.349 438.500 49.550.500 83.697.385 309 2017 217.851 136.092 136.091.520 3.586.840 139.678.359 441.000 49.833.000 86.258.520 317 Badung 2012 120.754 75.435 75.435.024 6.666.667 2.964.914 85.066.605 575.000 64.975.000 10.460.024 148 2013 102.543 64.059 64.058.612 6.000.000 3.734.628 73.793.240 589.000 66.557.000 (2.498.388) 125 2014 109.194 68.213 68.213.492 5.777.778 1.622.225 75.613.495 602.700 68.105.100 108.392 125 2015 105.951 66.188 66.187.590 9.666.667 4.720.557 80.574.813 616.400 69.653.200 (3.465.610) 131 2016 109.715 68.539 68.538.961 11.000.000 1.829.100 81.368.060 630.000 71.190.000 (2.651.040) 129 2017 109.631 68.487 68.486.736 10.611.111 2.627.105 81.724.952 643.500 72.715.500 (4.228.764) 127

(25)

Tabel 5.6 Lanjutan 1 2 3 4 5 6 7=4+5+6 8 9 10 11=(4-9) 12 Gianyar 2012 174.007 108.702 108.702.173 2.682.081 111.384.254 481.200 54.375.600 54.326.573 231 2013 183.492 114.627 114.627.452 2.497.247 117.124.699 486.000 54.918.000 59.709.452 241 2014 186.526 116.523 116.522.792 1.214.049 117.736.841 490.500 55.426.500 61.096.292 240 2015 192.570 120.298 120.298.479 3.126.469 123.424.948 495.100 55.946.300 64.352.179 249 2016 174.196 108.820 108.820.241 520.423 109.340.664 499.600 56.454.800 52.365.441 219 2017 182.158 113.794 113.794.228 2.206.205 116.000.433 503.900 56.940.700 56.853.528 230 Klungkung 2012 33.740 21.077 21.077.378 2.887.460 23.964.838 172.900 19.537.700 1.539.678 139 2013 32.083 20.042 20.042.250 1.480.492 21.522.742 173.900 19.650.700 391.550 124 2014 32.063 20.030 20.029.756 1.299.580 21.329.336 174.800 19.752.400 277.356 122 2015 38.070 23.782 23.782329 3.240.313 27.022.642 175.700 19.854.100 3.928.229 154 2016 28.042 17.518 17.517.837 303.781 17.821.619 175.700 19.854.100 (2.336.263) 101 2017 32.800 20.490 20.489.910 3.013.846 23.503.756 177.400 20.046.200 443.710 132 Bangli 2012 28.165 17.595 17.594.676 Bangli jadi 17.594.676 218.700 24.713.100 (7.118.425) 80 2013 34.308 21.432 21.432.208 satu 21.432.208 220.000 24.860.000 (3.427.792) 97 2014 29.209 18.247 18.246.862 dengan 18.246.862 221.300 25.006.900 (6.760.038) 82 2015 28.489 17.797 17.797.078 Klungkung 17.797.078 222.600 25.153.800 (7.356.722) 80 2016 31.687 19.795 19.794.869 Gudang 19.794.869 222.600 25.153.800 (5.358.931) 89 2017 30.372 18.973 18.973.139 Kahuripan 18.973.139 225.100 25.436.300 (6.463.161) 84 Karangasem 2012 68.618 42.866 42.865.665 Karangasem 42.865.665 402.200 45.448.600 (2.582.935) 107 2013 73.709 46.046 46.046.012 Dipasok 46.046.012 404.300 45.685.900 360.112 114 2014 66.116 41.303 41.302.665 dari 41.302.665 406.600 45.945.800 (4.643.135) 102 2015 71.078 44.402 44.402.427 Gudang 44.402.427 408.700 46.183.100 (1.780.673) 109 2016 63.640 39.756 39.755.908 Kahuripan 39.755.908 410.800 46.420.400 (6.664.492) 97 2017 68.632 42.875 42.874.535 42.874.535 412.800 46.646.400 (3.771.865) 104 Buleleng 2012 128.616 80.346 80.346.415 2.288.494 82.634.909 634.300 71.675.900 8.670.515 130 2013 133.102 83.149 83.148.819 1.095.096 84.243.916 638.300 72.127.900 11.020.919 132 2014 133.447 83.364 83.364.341 1.162.194 84.526.535 642.300 72.579.900 10.784.441 132 2015 128.209 80.092 80.092.162 2.173.313 82.265.476 646.200 73.020.600 7.071.562 127 2016 134.982 84.323 84.323.255 339.433 84.662.688 646.200 73.020.600 11.302.655 131

(26)

Tabel 5.6 Lanjutan

1

2

3

4

5

6

7=4+5+6

8

9

10

11=(4-9)

12

Denpasar

2012 29.650

18.522 18.522.355 53.333.333

Dipasok 71.855.688

828.900 93.665.700

(75.143.345)

87

2013 24.973

15.601 15.600.633 48.000.000

Gudang 63.600.633

846.200 95.620.600

(80.019.967)

75

2014 24.952

15.588 15.587.514 46.222.222

Sempidi 61.809.737

863.600 97.586.800

(81.999.286)

72

2015 29.926

18.695 18.694.772 77.333.333

(Badung) 96.028.106

880.600 99.507.800

(80.813.028)

109

2016 29.281

18.292 18.291.841 88.000.000

106.291.841

897.300 101.394.900

(83.103.059)

118

2017 27.756

17.339 17.339.423 84.888.889

102.228.312

914.300 103.315.900

(85.976.477)

112

Catatan:

1. Data luas panen dan produksi padi bersumber dari Publikasi BPS "Bali Dalam Angka 2012-2017, Data Bali membangun 2012-2017, dan BPS Bali..

2. Konversi dari Produk GKG ke Beras atau rendemen gabah ke Beras mengacu pada informasi Publikasi BPS sebesar 62,47%

3. Beras luar Bali masuk ke Bali, khususnya Banyuwangi bersumber dari SubDinas Perdagangan dalam Negeri, Disperindag Provinsi Bali.

4. Stok beras per Kabupaten (Gudang di Kabupaten) bersumber dari Bulog Divis Regional Bali, Jalan Raya Puputan Denpasar.

5. Ketersediaan Beras di Bali pada suatu tahun ttt = Produksi Beras Lokal Bali+Beras Luar Bali+Stok Bulog.

6. Proyeksi Penduduk per Kabupaten di Bali bersumber dari Web BPS Bali.

7. Data kunjungan Wisataman Mancanegara dan Wisatawan Nusantara bersumber dari Publikasi Web BPS Bali yang diserasikan dengan Data dari Disparnda Bali.

8. Kunjungan Wisman+Wisnus: 8.202.736 orang (2012), 9.102.454 orang (2013), 10.160.945 orang (2014), 11.148.935 orang (2015), 13.571.617 orang (2016), 16.151.378 orang (2017).

9. Konsumsi beras penduduk lokal dan wisatawan mengacu pada susenas 2008 yiatu 113 kg/kap/tahun.

10. Perhitungan konsumsi beras wisatawan = (Rata-rata lama menginap wisatawan-hari/365 hari x 113 kg x Jumlah wisatawan pada tahun terrtentu).

11. Perhitungan konsumsi beras penduduk lokal =113 kg x jumlah penduduk lokal pada tahun ttt.

12. Perhitungan Surplus atau Defisit per kabupaten = Produksi beras lokal - konsumsi beras penduduk lokal. Kabupaten defisit belum tentu rawan pangan, karena ada perdagangan beras antar

Kabupaten di Bali yang berasal dari beras luar Bali, khususnya beras Banyuwangi, di samping juga gudang-gudang Bulog siap melakukan operasi pasar setiap saat..

(27)

Tabel 5.7

Perkembangan Ketersediaan Komoditas Pangan (Beras dan bukan Beras) di Provinsi Bali (Kg/Kap/Tahun)

Jenis Komoditas Pangan

2012 2013 2014 2015 2016 2017 +/- (%/tahun) 1 2 3 4 5 6 7 8 Sumber Karbohidrat: 222,48 197,72 200,26 193,60 197,89 201,86 -1,9 • Beras 154,08 153,37 144,99 153,66 150,73 152,65 -0,12 • Jagung 15,39 14,19 9,89 9,78 13,27 12,07 -2,52 • Uni Kayu 36,76 15,18 32,13 21,33 23,66 24,90 7,10 • Uni Jalar 16,25 14,98 13,25 8,83 10,23 12,24 -3,44

Sumber Protein Nabati 5,34 4,84 4,26 3,57 3.33 4,11 -4,15

• Kedelai 2,01 1,83 1,99 1,75 1,62 1,78 -1,98

• Kacang Tanah 2,95 2,72 2,04 1,70 1,57 2,11 -4,52

• Kacang Hijau (ton) 0,38 0,29 0,23 0,12 0,14 0,22 -3,63

Sumber Protein Hewani 101,55 111,17 111,65 105,07 127,96 107,87 2,02

• Daging Sapi 1,93 1,89 1,87 1,49 1,74 1,72 -1,56

• Daging Babi 22,47 25,16 30,62 29,08 36,05 27,79 5,94

• Daging Kambing 0,43 0,33 0,48 0,47 0,65 0,46 5,69

• Daging Kerbau 0,00 0,00 0,01 0,00 0,01 0,00 14,47

• Daging Ayam Buras 0,69 0,68 1,01 0,57 1,39 0,84 21,34 • Daging Ayam Petelur 0,34 0,34 0,58 0,37 0,45 0,40 9,19

• Daging Ayam Ras Pedaging 5,61 6,77 13,12 8,76 18,73 10,31 30,01

• Daging Itik 0,06 0,07 0,09 0,05 0,09 0,07 11,25

• Susu 0,04 0,03 0,03 - - - -

• Ikan (Darat dan Laut 59,30 65,07 53,14 52,71 56,16 55,32 -0,87

• Telur 10,68 10,82 10,69 11,56 12,70 10,92 0,83

Sumber Vitamin dan Mineral 177,69 188,49 212,06 192,69 175,26 183,11 0,98

(28)

Tabel 5.7 Lanjutan

1 2 3 4 5 6 7 8 Buah-Buahan: 115,51 125,28 138,14 127,20 97,76 116,66 1,40 • Adpokat 0,50 0,55 0,47 0,50 0,52 0,49 0,19 • Jeruk 31.32 34,81 23,81 31,29 16,14 27,29 6,32 • Mangga 10,41 11,00 10,08 13,10 10.50 10,76 1,98 • Pepaya 3,12 2,36 2,59 1,89 1,16 2,27 3,01 • Pisang 47,62 44,91 56,18 44,10 40,54 46,02 0,67 • Rambutani 5,99 2,91 5,58 4,89 3,53 4,48 5,41 • Buah lainnya 16,55 28,74 39,44 31,43 25,36 25.35 14.25 Sayuran: 62,17 63,21 73,91 65,49 77,49 66,45 2,26 • Bawang Merah 2,17 1,95 2,35 2,43 4,26 2,56 9,77 • Tomat 2,89 3,43 4,54 3,40 4,10 3,64 7,02 • Petsai/Sawi 4,78 5,87 4,65 3,40 4,78 4,56 2,23 • Bawang Daun 0,36 0,24 0,37 0,30 0,30 0,30 0,70 • Kangkung 0,79 0,45 1,01 0,66 0,43 0,74 16,80 • Sayuran lainnya 51,18 51,27 60,99 55,30 63,63 54,65 2,15

Sumber Data: Diolah dari berbagai sumber al. BPS Bali dan BPS Kabupaten se Bali (Bali dalam Angka 2012-2016) dan Bappeda Provionsi Bali (Data Bali Membangun 2012-2016).

Catatan: Buah-buahan terdiri dari buah penting dan dominan di Bali, yaitu adpokat, jeruk, mangga, pepaya, pisang, dan rabutan.

Buah lainnya yang tercatat produksinya al. anggur, apel, Belimbing, duku/langsat/kokosan, durian, jambu air, jambu biji, jengkol, jeruk besar, manggis, markisah/konyal, melinjo, nangka/cempedak, nenas, petai, salak, sawo. Sirsak, dan sukun.( lihat Data bali membangun, 2016, hal. VII-25).

Sayur-sayuran juga sayuran penting dominan di Bali. yaitu bawang merah.tomat, petsai/sawi, bawang daun, dan kangkung.

Sayuan lainnya yang tercatat produksinya al.: bawang putih, bayam, blewah, buncis, cabai merah, cabai rawit, jamur, kacang merah, kacang panjang, kembang kol, kentang, ketimun, kubis. Labu siam, lobak, melon, paprika, semangka, straubery, terong, tomat, dan wortel

Perkembangan ketersediaan pangan di Provinsi bali, yaitu sumber pangan

karbohidrat sebanyak 202 kg/kap/th, protein 112 kg/kap/th (nabati 3 kg/kap/th,

hewani 108 kg/kap/th), vitamin dan mineral sebanyak 117 kg/kap/th

(buah-buahan) dan 66 kg/kap/th (sayur-sayuran) untuk tahun 2017, semua melampui

dan

mendekati

standar

kebutuhan

pangan

FAO,

yang

berarti

(29)

Tabel 5.8

Perkembangan Ketersediaan Energi, Protein dan Lemak di Provinsi Bali

Tahun 2012-2017

Ketahanan Pangan dari Perspektif Perkembangan

Ketersediaan Ene

rgi

Zat Gizi

Perkembangan Ketersediaan Enerji yang Bersumber dari KH dan Protein (kkal/kap/hari) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 +/-(%) KH 2.438,14 2.166,79 2.194,63 2.121,64 2,168,66 2.212,16 -0,018 % 67,55 63,02 63,34 64,06 60,12 64,32 Protein: 1.171,40 1.271,34 1.270,25 1.190,58 1.438,79 1.227,18 0,023 % 32,45 36,98 36,66 35,94 39,88 35,68 • Nabati 58,52 53,04 46,68 39,12 36,49 45,04 -0,029 % 1,62 1,54 1,35 1,18 1,01 1,31 • Hewani 1.112,88 1.218,30 1.223,56 1.151,45 1.402,30 1.182,14 0,027 • % 30,83 35,43 35,31 34,76 38,87 34,37 Total Enerji 3.609,53 3.438,14 3.464,88 3.312,22 3.607,45 3.439,34 -0,008

(30)

Enerji Perkembangan Status Ketahanan Pangan Regional Bali dari Perspektif Ketersediaan Enerji

(kkal/kap/hari) 2012 2013 2014 2015 2016 2017 KH 2.438,14 2.166,79 2.194,63 2.121,64 2.168,66 2.212,16 Protein 1.171,40 1.271,34 1.270,25 1.190,58 1.438,79 1.227,18 Total Enerji 3.609,53 3.438,14 3.464,88 3.312,22 3.607,45 3.439,34 Kecukupan enerji*) 2.725,00 2.725,00 2.725,00 2.725,00 2.725,00 2.725,00 KP 1,10 1,05 1,06 1,01 1,10 1,05 K 0,89 0,80 0,81 0,78 0,80 0,81 K/1.2 0,75 0,66 0,67 0,65 0,66 0,68 Status Tahan Pangan Terjamin Tahan Pangan Terjamin Tahan Pangan Terjamin Tahan Pangan Terjamin Tahan Pangan Terjamin Tahan Pangan Terjamin Tabel 5.9

Perkembangan Status Ketahanan Pangan dari Perspektif Ketersediaan Energi

di Provinsi Bali Tahun 2012-2017

Keterangan:

•KP = Katahanan pangan=Ketersediaan Energi / 1,2× kecukupan energi

•KP merupakan koefisien tingkat ketahanan pangan regional dengan kriteria sebagai berikut: •Tidak tahan (rawan pangan), jika KP < K/1,2

•Tahan pangan (tidak rawan) kurang terjamin, jika K/1,2 < KP < K •Tahan pangan (tidak rawan) terjamin, jika KP > K

•K = kontribusi pangan karbohidrat terhadap konsumsi energi total = ketersediaan enerji KH/kecukupan enerji •1,2 adalah angka ketetapan (dengan catatan sudah diperhitungkan kelebihan 20% dari kecukupan minimum)

•*) Kecukupan enerji berdasarkanPeraturan Menteri Kesehatan No. 75/2013tentang Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia: Laki-laki berusia 19-29 tahun dengan berat badan 60 kg dan tinggi 168 cm membutuhkan energi 2725 kkal per hari (kebutuhan enerji maksimum)(Suamber:

Ketersediaan energi total karbohidrat dan protein (kkal/kap/hari) selama enam tahun

terakhir (2012-2017) lebih tinggi dibandingkan dengan kecukupan atau kebutuhan energi

(kal/kap/hari), atau koefisien ketahanan pangan (KP) positif dan lebih besar daripada satu.

Ini

menunjukan

bahawa

ketahanan

pangan

regional

Bali

dari

perspektif

(31)

N0

Kab/Kota

LQ Komodtas Pangan Sumber Karbohidrat

Padi

Jagung

Ubi Kayu

Ubi Jalar

1

Jembrana

1,23

0,10

0,06

0,00

2

Tabanan

1,21

0,35

0,12

0,03

3

Badung

1,11

0,03

0,35

1,52

4

Gianyar

1,19

0,14

0,16

0,34

5

Klungkung

0,79

2,76

2,03

0,69

6

Bangli

0,62

1,47

1,30

6,15

7

Karangsem

0,52

1,80

3,87

2,36

8

Buleleng

1,00

2,62

0,84

0,02

9

Denpasar

1,24

0,00

0,00

0,00

Bali

1,00

1,00

1,00

1,00

Tabel 5.10

Sebaran Komoditas Pangan Unggulan Sumber Karbohidrat per Kabupaten

di Provinsi Bali, Berdasarkan Produksi Tahun 2012-2017

Sumber: LQ dihitung berdasarkan data Produksi Berbagai komoditas Pangan di Bali yang datanya bersumber dari BPS Bali, BPS

Komoditas Pangan Unggulan Pendukung Ketahanan Pangan

(32)

N0

Kab/Kota

LQ Komoditas Pangan Sumber Protein Nabti

Kedelai

Kacang

Tanah

Kacang

Hijau

Unggulan

1

Jembrana

2,05

0,12

0,93

Kedelai

2

Tabanan

2,26

0,04

0,01

Kedelai

3

Badung

1,47

0,70

0,00

Kedelai

4

Gianyar

1,61

0,46

1,18

Kedelai, Kacang Hijau

5

Klungkung

1,17

0,93

0,24

Kedelai

6

Bangli

0,07

1,91

0,00

Kacang Tanah

7

Karangsem

0,05

1,76

1,75

Kacang Tanah, Kacang

Hujau

8

Buleleng

0,15

1,58

2,39

Kacang Tanah, Kecang

Hijau

9

Denpasar

2,31

0,00

0,00

Kedelai

Bali

1,00

1,00

1,00

Tabel 5.11

Sebaran Komoditas Pangan Unggulan Sumber Protein Nabati per Kabupaten di Provinsi Bali, Berdasarkan Produksi Tahun 2012-2017

Sumber: LQ dihitung berdasarkan data Produksi Berbagai komoditas Pangan di Bali yang datanya bersumber dari BPS Bali, BPS Kabupaten se Bali, dan Data Bali Membangun.

(33)

No Kab/Kota Komoditas Pangan Unggulan Sumber Protein Hewani Berdasarkan Nilai LQ >1

1 Jembrana Daging Kambing, Daging Ayam Buras, Daging Ayam Ras Pedaging, Daging Itik, Ikan (laut dan darat)

2 Tabanan Daging Babi, Daging Kambing, Daging Ayam Buras, Daging Ayam Petelur, Daging Ayam Ras Pedaging, Daging Itik, Telur

3 Badung Daging Sapi, Daging Babi, Daging Ayam Buras, Daging Ayam Ras Pedaging, Daging Itik

4 Gianyar Daging Sapi, Daging Babi, Daging Kambing, Daging Ayam Buras, Daging Ayam Ras Pedaging, Daging Itik, Telur

5 Klungkung Ikan Laut

6 Bangli Daging Babi, Daging Ayam Buras, Daging Ayam Petelur, Daging Ayam Ras Pedaging, Susu, Telur

7 Karangsem Daging Ayam Buras, Daging Ayam Petelur, Daging Ayam Ras Pedaging, Telur 8 Buleleng Daging Sapi, Daging Babi, Daging Kambing, Daging Ayam Buras

9 Denpasar Daging Sapi, Daging Babi, Daging Kambing, Ikan (darat dan laut) Tabel 5.12

Sebaran Komoditas Pangan Unggulan Sumber Protein Hewani per Kabupaten di Provinsi Bali, Berdasarkan Produksi Tahun 2012-2017

Sumber: LQ dihitung berdasarkan data Produksi Berbagai komoditas Pangan di Bali yang datanya bersumber dari BPS Bali, BPS Kabupaten se Bali, dan Data Bali Membangun.

(34)

34

N0

Kab/Kota

LQ Komodtas Pangan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran

Buah-Buahan

Sayur-Sayuran

Keterangan

1

Jembrana

2,06

0,00

Buah unggulan al: pisang. manggis, rambutan

2

Tabanan

0,47

5,13

Sayuran unggulan: kubis/kol, petsai/sawi,

bawang daun, wartel, dll

3

Badung

0,83

0,97

Sayuran unggulan: tomat, kangkung, asparagus

di Plaga

4

Gianyar

1,11

0,06

Buah unggulan: jeruk, pisang, pepaya

5

Klungkung

0,53

4,73

Sayuran unggulan: petsai/Sawi

6

Bangli

1,03

0,74

Buah unggulan: jeruk, pisang, mangga

7

Karangsem

1,22

0,97

Buah uggulan: salak. mangga, pisang, adpokat

8

Buleleng

1,12

0,12

Buah unggulan: anggur, mangga, manggis,

rambutan, durian, dll

9

Denpasar

0,18

6,39

Sayuran unggulan: kangkung, sawi/petsai yang

ditanam di lahan sawah di sekitar kota

Bali

1,00

1,00

Tabel 5.13

Sebaran Komoditas Pangan Unggulan Sumber Vitamin dan Mineral per Kabupaten di Provinsi Bali, Berdasarkan Produksi Tahun 2012-2017

Sumber: LQ dihitung berdasarkan data Produksi Berbagai komoditas Pangan di Bali yang datanya bersumber dari BPS Bali, BPS Kabupaten se Bali, dan Data Bali Membangun.

(35)

Lokalisasi dan Spesialisasi Komoditas

Pangan Pendukung Ketahanan Pang

a

n

Lokalisasi Komoditas Pangan Pendukung

(36)

No

Kabupaten/

Kota

Koefisien Lokalisasi Menurut Komoditas

Koefisien

Lokalisasi

(Wilayah)

Padi

Jagung

Ubi Kayu

Ubi Jalar

1

Jembrana

0,01

(0,05)

(0,05)

(0,06)

0,01

2

Tabanan

0,04

(0,14)

(0,19)

(0,20)

0,04

3

Badung

0,01

(0,11)

(0,07)

0,06

0,07

4

Gianyar

0,03

(0,15)

(0,15)

(0,12)

0,03

5

Klungkung

(0,01)

0,16

0,05

(0,02)

0,21

6

Bangli

(0,02)

0,03

0,02

0,36

0,41

7

Karangsem

(0,08)

0,12

0,45

0,21

0,76

8

Buleleng

(0,00)

0,25

(0,02)

(0,15)

0,25

9

Denpasar

0,01

(0,03)

(0,03)

(0,03)

0,01

Tabel 5.14

Lokalisasi Produksi Komoditas Pangan Sumber Karbohidrat di Provinsi Bali

Selama Tahun 2012-2017

Sumber: KL dihitung berdasarkan data Produksi Berbagai komoditas Pangan di Bali yang datanya bersumber dari BPS Bali, BPS Kabupaten se Bali, dan Data Bali Membangun

(37)

No Kabupaten/

Kota

Koefisien Lokalisasi Menurut Komoditas

Koefisien

Lokaslisasi

(Wilayah)

Kedelai

Kacang Tanah

Kadcang

Hijau

1 Jembrana

0,18

(0,15)

(0,01)

0,18

2 Tabanan

0,07

(0,05)

(0,06)

0,07

3 Badung

0,05

(0,03)

(0,09)

0,05

4 Gianyar

0,05

(0,03)

(0,03)

0,05

5 Klungkung

0,17

(0,01)

(0,12)

0,17

6 Bangli

(0,06)

0,06

(0,07)

0,06

7 Karangsem

(0,24)

0,18

0,20

0,38

8 Buleleng

(0,09)

0,06

0,15

0,21

9 Denpasar

0,02

0,00

0,00

0,02

Tabel 5.15

Lokalisasi Produksi Komoditas Pangan Sumber Protein Nabati di Provinsi Bali

Selama Tahun 2012 - 2017

(38)

No Sumber Protein Hewani

Kabupaten/Kota

Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangsem Buleleng Denpasar

1 Daging Sapi (0,01) (0,04) 0,16 (0,00) (0,20) (0,09) (0,03) 0,08 0,14 2 Daging Babi (0,02) 0,02 (0,01) 0,03 (0,21) 0,02 (0,02) 0,14 0,07 3 Daging Kambing 0,11 0,07 (0,06) 0,04 (0,19) (0,06) (0,07) 0,02 0,15 4 Daging Kerbau (0,04) (0,08) (0,09) (0,03) (0,23) 0,02 0,05 0,00 (0,14) 5 Daging Ayam Buras 0,10 0,01 (0,00) 0,09 (0,19) 0,01 0,02 0,10 (0,13) 6 Daging Ayam Petelur (0,06) 0,31 (0,07) (0,02) (0,23) 0,23 0,12 (0,10) (0,59) 7 Daging Ayam Ras Pedaging 0,04 0,20 (0,01) 0,04 (0,17) 0,12 0,01 (0,07) (0,15) 8 Daging Itik 0,05 0,03 0,04 0,18 (0,09) (0,01) (0,03) (0,11) (0,14) 9 Susu (0,04) - - - (0,15) 0,89 - -

-10 Ikan (Darat dan

Laut 0,01 (0,10) 0,01 (0,02) 0,20 (0,06) (0,01) (0,04) 0,03 11 Telur (0,05) 0,27 (0,06) 0,00 (0,22) 0,19 0,10 (0,08) (0,15) Koefisien Lokalisasi (Wilayah) 0,31 0,91 0,58 0,38 0,20 1,48 0,30 0.34 0,39 Tabel 5.16

Lokalisasi Produksi Komoditas Pangan Sumber Protein Hewani di Provinsi Bali Selama Tahun 2012 – 2017

Sumber: KL dihitung berdasarkan data Produksi Berbagai komoditas Pangan di Bali yang datanya bersumber dari BPS Bali, BPS Kabupaten se Bali, dan Data Bali Membangun.

(39)

Spesialisasi Komoditas Pangan

(40)

No

Kabupaten/

Kota

Koefisien Spesialisasi Komoditas Pangan Sumber

Karbohidrat

Koefisien

Spesialisasi

(Wilayah)

Padi

Jagung

Ubi Kayu

Ubi Jalar

1

Jembrana

0,18

(0,04)

(0,09)

(0,04)

0,18

2

Tabanan

0,17

(0,03)

(0,09)

(0,05)

0,17

3

Badung

0,09

(0,05)

(0,06)

0,02

0,11

4

Gianyar

0,15

(0,04)

(0,08)

(0,03)

0,15

5

Klungkung

(0,17)

0,08

0,10

(0,02)

0,18

6

Bangli

(0,30)

0,02

0,03

0,25

0,30

7

Karangsem

(0,39)

0,04

0,28

0,06

0,38

8

Buleleng

(0,003)

0,08

0,02

(0,05)

0,10

9

Denpasar

0,19

(0,05)

(0,10)

(0,05)

0,19

Tabel 5.17

Spesialisasi Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali dalam Menghasilkan Pangan

Sumber Karbohidrat Tahun 2012 - 2017

Sumber: KS dihitung berdasarkan data Produksi Berbagai komoditas Pangan di Bali yang datanya bersumber dari BPS Bali, BPS Kabupaten se Bali, dan Data Bali Membangun.

(41)

No

Kabupaten/

Kota

Koefisien Spesialisasi Komoditas Sumber

Protein Nabati

Koefisien

Spesialisasi

(Wilayah)

Kedelai

Kacang

Tanah

Kacang Hijau

1

Jembrana

0,45

(0,45)

(0,01)

0,45

2

Tabanan

0,54

(0,49)

(0,05)

0,54

3

Badung

0,20

(0,15)

(0,05)

0,20

4

Gianyar

0,27

(0,27)

0,00

0,27

5

Klungkung

0,07

(0,03)

(0,04)

0,07

6

Bangli

(0,41)

0,46

(0,05)

0,46

7

Karangsem

(0,42)

0,38

0,04

0,42

8

Buleleng

(0,37)

0,29

0,08

0,37

9

Denpasar

0,56

(0,51)

(0,05)

0,56

Tabel 5.18

Spesialisasi Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali dalam Menghasilkan Pangan

Sumber Protein Nabati Tahun 2012 - 2017

(42)

No Sumber Protein Hewani Kabupaten/Kota Jembran a Taban an Badun g Gianyar Klungk ung Bangli Karangse m Bulelen g Denpas ar 1 Daging Sapi (0,00) (0,01) 0,04 0,00 (0,01) (0,01) (0,00) 0,01 0,02 2 Daging Babi (0,06) 0,03 0,02 0,23 (0,23) 0,12 (0,06) 0,32 0,11 3 Daging Kambing 0,01 0,00 (0,00) 0,00 (0,00) 0,00 (0,00) 0,00 0,00 4 Daging Kerbau (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) 0,00 0,00 0,00 (0,00) 5 Daging Ayam Buras 0,01 0,00 0,00 0,02 (0,01) 0,00 0,00 0,01 (0,01) 6 Daging Ayam Petelur (0,00) 0,01 (0,00) (0,00) (0,00) 0,01 0,00 (0,00) (0,00) 7 Daging Ayam Ras

Pedaging 0,05 0,16 0,01 0,11 (0,07) 0,11 0,01 0,03 (0,09) 8 Daging Itik 0,00 0,00 (0,51) 0,00 (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) 9 Susu (0,02) (0,02) (0,02) (0,02) (0,02) (0,01) (0,02) (0,02) (0,02) 10 Ikan (Darat dan

Laut (0,48) (0,43) 0,00 (0,36) 0,43 (0,36) (0,03) (0,19) 0,08 11 Telur (0,07) 0,25 (0,06) 0,01 (0,09) 0,10 0,10 (0,08) (0,10) Koefisien Lokalisasi (Wilayah) 0,07 0,46 0,04 0,38 0,43 0,34 0,12 0,38 0,22 42 Tabel 5.19

Spesialisasi Wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Bali dalam Menghasilkan Pangan Sumber Protein Hewani Tahun 2012 – 2017

Sumber: KS dihitung berdasarkan data Produksi Berbagai komoditas Pangan di Bali yang datanya bersumber dari BPS Bali, BPS Kabupaten se Bali, dan Data Bali Membangun.

(43)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

6.1

Kesimpulan

1) Perkembangan produksi pangan pendukung ketahanan pangan

selama kurun waktu enam tahun (2012-2017), untuk kelompok

pangan sumber karbohidrat mengalami penurunan, kecuali ubi kayu.

Kelompok pangan sumber protein nabati juga cenderung menurun,

terkecuali kacang hijau. Kelompok pangan sumber protein hewani

cenderung meningkat

kecuali produksi daging sapi. Kelompok

pangan sumber vitamin (buah-buahan) dan mineral (sayur-sayuran)

cenderung meningkat.

2) Perkembangan ketersediaan pangan di Provinsi bali, yaitu sumber

pangan karbohidrat sebanyak 202 kg/kap/th, protein 112 kg/kap/th

(nabati 3 kg/kap/th, hewani 108 kg/kap/th), vitamin dan mineral

sebanyak 117 kg/kap/th (buah-buahan) dan 66 kg/kap/th

(sayur-sayuran) untuk tahun 2017, semua melampui dan mendekati

(44)

3) Ketersediaan energi total karbohidrat dan protein (kkal/kap/hari) selama

enam tahun terakhir (2012-2017) lebih tinggi dibandingkan dengan

kecukupan atau kebutuhan energi (kal/kap/hari), atau koefisien ketahanan

pangan (KP) positif dan lebih besar daripada satu. Ini menunjukan

bahawa ketahanan pangan regional Bali dari perspektif ketersediaan

enerji adalah Tahan Pangan Terjamin.

4) Komoditas pangan unggulan di Provinsi Bali yaitu padi potensial

dikembangkan di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar,

Gianyar, dan Buleleng. Jagung, ubi kayu, dan kacang tanah di Kabupaten

Klungkung, Bangli, dan Karangasem. Kedelai di Kabupaten Jembrana,

Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Denpasar. Kacang tanah di

Kabupaten Bangli, Karangasem dan Buleleng. Kacang hijau potensial

dikembangkan di Kabupaten Gianyar, Karangasem dan Buleleng. Sumber

pangan daging sapi potensial dikembangkan di seluruh Kabupaten di Bali,

sumber pangan protein daging ayam di Kabupaten Bangli, Karangasem

dan Tabanan. Sumber pangan buah-buahan di Kabupaten Jembrana,

Bangli,

Karangasem,

dan

Buleleng.

Sayur-sayuran

potensial

dikembangkan di Kabupaten Tabanan, Klungkung, dan Denpasar untuk

mendukung ketahanan pangan regional Bali.

(45)

5) Produksi komoditas pangan sumber karbohidrat, protein, vitamin

dan mineral pendukung ketahanan pangan regional Bali tidak

terlokalisasi pada satu kabupaten/kota, dan idak ada

satupun kabupaten melakukan spesialisasi pada satu jenis

komoditas pangan.

(46)

6.2 Rekomendasi Kebijakan

Berdasarkan hasil penelitian dapat direkomendasikan yaitu:

1) Pemerintah daerah Provinsi Bali harus mempertahankan dan bahkan meningkatkan ketahanan pangan regional dengan cara meningkatkan produksi aneka ragam sumber pangan karbohidrat (tanaman), protein nabati dan hewani (tanaman dan hewan), vitamin dan mineral (buah-buahan dan sayur-sayuran).

2) Pemerintah kabupaten sebaiknya mengembangkan komoditas pangan unggulan masing-masing sesuai dengan temuan penelitian ini, yaitu:

a) Padi potensial dikembangkan di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar, dan Buleleng.

b) Jagung, ubi kayu, dan kacang tanah potensial dikembangkan di Kabupaten Klungkung, Bangli, dan Karangasem.

c) Kedelai potensial dikembangkan di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Denpasar.

d) Kacang tanah potensial dikembangkan di Kabupaten Bangli, Karangasem dan Buleleng. Kacang hijau potensial dikembangkan di Kabupaten Gianyar, Karangasem dan Buleleng. e) Sumber pangan daging sapi potensial dikembangkan di seluruh Kabupaten di Bali,

f) Sumber pangan protein daging ayam potensial dikembangkan di Kabupaten Bangli, Karangasem dan Tabanan.

g) Sumber pangan buah-buahan potensial dikembangkan di Kabupaten Jembrana, Bangli, Karangasem, dan Buleleng.

h) Sayur-sayuran potensial dikembangkan di Kabupaten Tabanan, Klungkung, dan Denpasar untuk mendukung ketahanan pangan regional Bali.

3) Penelitian perlu dilanjutkan menyangkut strategi mempertahankan ketahanan pangan regional Bali dan pemetaan komoditas pangan unggulan pendukung ketahanan pangan regional Bali.

(47)

TERIMA KASIH

THANK YOU

(48)

TERIMA KASIH

THANK YOU

Gambar

Gambar  4. Perkembangan Harga Pangan Dunia Gambar 2. Produksi Pangan Dunia tidak Meningkat
Tabel 5.7  Lanjutan  1  2  3  4  5  6  7  8  Buah-Buahan:  115,51  125,28  138,14  127,20  97,76  116,66  1,40  •  Adpokat  0,50  0,55  0,47  0,50  0,52  0,49  0,19  •  Jeruk   31.32  34,81  23,81  31,29  16,14  27,29  6,32  •  Mangga  10,41  11,00  10,08

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah titik banjir 40 titik 17 titik PU &amp; Penataan ruang Pengembangan Sistem Drainase Perkotaan (RPJPD) Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong- gorong

melalui Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAKU). 5) Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAKU) mengkompilasikan Rencana Program Kerja dan Rencana Anggaran dari

Pada proses validitas isi oleh dua pakar pada instrumen tes psikomotorik menunjukkan bahwa hasil penilaian dari 10 butir soal IPA Kelas V SD Inpres Loka Kabupaten

Penelitian ini dilatar belakangi hasilpengamatan peneliti, bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di MI masih didominasi guru yang belum menggunakan atau memanfaatkan model

menafsirkan grafik gerak kecepatan tetap untuk mendapatkan kecepatan/ kelajuan, posisi awal, dan jarak/perpind ahan suatu benda melalui kegiatan diskusi kelompok

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peranan kepemimpinan Kepala Desa di Desa Cemba sebesar 48,4% atau dikategorikan Cukup Baik, cara penyelesaian konflik

Disamping aspek tersebut, peneliti juga mengamati perilaku siswa saat proses pembelajaran berupaperhatian siswa padamateri pelajaran, keseriusan siswa dalam

Skripsi dengan judul “ Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Materi Pemilu Dan Pilkada Melalui Metode Simulasi Di Kelas V SD Negeri