• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN PROSEDUR SERTIFIKASI OPERASIONAL (OCP) MENGENAI KETENTUAN ASAL BARANG UNTUK KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS ASEAN-CHINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERUBAHAN PROSEDUR SERTIFIKASI OPERASIONAL (OCP) MENGENAI KETENTUAN ASAL BARANG UNTUK KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS ASEAN-CHINA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Apendiks 1

LAMPIRAN A

PERUBAHAN PROSEDUR SERTIFIKASI OPERASIONAL (OCP) MENGENAI KETENTUAN ASAL BARANG UNTUK KAWASAN

PERDAGANGAN BEBAS ASEAN-CHINA

Untuk maksud melaksanakan Ketentuan Asal Barang untuk Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China (ACFTA), prosedur- prosedur operasional mengenai penerbitan dan verifikasi Surat Keterangan Asal (Formulir E) berikut ini dan hal-hal administratif terkait lainnya wajib dipenuhi:

DEFINISI

Aturan 1

Untuk maksud-maksud Lampiran ini:

“Movement Certificate ” adalah Surat Keterangan Asal (Formulir E) yang diterbitkan oleh suatu Pihak eksportir perantara, berdasarkan Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli yang diterbitkan oleh Pihak pengekspor pertama dengan membuktikan status asal produk- produk dimaksud;

“Otoritas Kepabeanan” adalah otoritas berwenang yang bertanggungjawab berdasarkan hukum dari suatu Pihak untuk proses administrasi berdasarkan peraturan perundang-undangan kepabeanan1;

“Eksportir” adalah orang-perseorangan atau badan hukum yang berlokasi di wilayah suatu Pihak dimana suatu produk di ekspor oleh pihak tersebut;

“Importir” adalah orang-perseorangan atau badan hukum yang berlokasi di wilayah suatu Pihak dimana suatu produk di impor oleh pihak tersebut;

1 Peraturan perundang-undangan dimaksud didaftarkan dan diberlakukan oleh Otoritas Kepabeanan dari setiap Pihak berkenaan dengan importasi, eksportasi dan transit produk-produk yang terkait dengan bea kepabeanan, pungutan, atau pajak lainnya, atau pelarangan, pembatasan dan pengendalian berkenaan dengan perpindahan barang-barang yang dikendalikan melintasi batas Otoritas Kepabeanan dari setiap Pihak.

(2)

“Otoritas Penerbit” adalah setiap otoritas pemerintah atau entitas lainnya yang diberikan kewenangan berdasarkan hukum nasional, peraturan-peraturan dan aturan-aturan administrasi dari suatu Pihak untuk menerbitkan suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E).

OTORITAS PENERBIT Aturan 2

Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib diterbitkan oleh Otoritas Penerbit dari Pihak pengekspor.

Aturan 3

(a) Suatu Pihak wajib memberitahukan kepada seluruh Pihak lainnya mengenai nama dan alamat masing-masing Otoritas penerbit dan wajib memberikan contoh tanda tangan dan contoh stempel resmi, dan contoh stempel perbaikan, apabila ada, yang digunakan oleh Otoritas Penerbit dimaksud.

(b) Informasi dan contoh-contoh di atas wajib diberikan kepada seluruh Pihak lainnya pada Persetujuan dan suatu salinan yang disampaikan kepada Sekretariat ASEAN. Suatu Pihak wajib dengan segera memberitahukan kepada seluruh Pihak lainnya mengenai setiap perubahan nama, alamat, atau stempel resmi dengan cara yang sama.

Aturan 4

Untuk maksud memverifikasi ketentuan-ketentuan untuk perlakuan preferensial, Otoritas Penerbit wajib memiliki hak untuk meminta setiap bukti dokumentasi pendukung atau untuk melakukan setiap pengecekan yang dianggap perlu. Apabila hak dimaksud tidak dapat diperoleh melalui hukum nasional, peraturan dan aturan administrasi yang berlaku, hal tersebut wajib disisipkan sebagai suatu klausa dalam formulir pendaftaran sebagaimana dirujuk dalam Aturan 5 dan 6.

(3)

PERMOHONAN Aturan 5

(a) Eksportir dan/atau fabrikan atas produk-produk yang digolongkan untuk perlakuan tarif preferensial wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada Otoritas Penerbit yang meminta untuk verifikasi pra-eksportasi atas asal produk-produk dimaksud.

Hasil dari verifikasi dimaksud, yang wajib ditinjau kembali secara berkala atau kapanpun diperlukan, wajib diterima sebagai bukti pendukung dalam memverifikasi asal produk-produk dimaksud untuk diekspor kemudian. Pra-verifikasi tersebut dapat tidak diberlakukan untuk produk-produk, yang berdasarkan sifatnya, asalnya dapat diverifikasi dengan mudah.

(b) Untuk bahan-bahan kandungan lokal, deklarasi mandiri oleh fabrikan akhir yang mengekspor berdasarkan ACFTA wajib digunakan sebagai dasar pada saat mengajukan permohonan untuk penerbitan Surat Keterangan Asal (Formulir E).

Aturan 6

Pada saat melakukan formalitas-formalitas untuk mengekspor produk-produk berdasarkan perlakuan preferensial, eksportir atau wakil yang diberi kuasa wajib menyampaikan suatu permohonan tertulis untuk Surat Keterangan Asal (Formulir E) disertai dengan dokumen-dokumen pendukung yang tepat yang membuktikan bahwa produk-produk dimaksud yang akan diekspor memenuhi syarat untuk diterbitkan suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E).

PEMERIKSAAN PRA-EKSPORTASI Aturan 7

Otoritas Penerbit, dengan kompetensi dan kemampuan terbaiknya, wajib melakukan pemeriksaan yang tepat untuk setiap permohonan Surat Keterangan Asal (Formulir E) dengan memastikan bahwa:

(a) Permohonan dan Surat Keterangan Asal (Formulir E) dilengkapi sesuai dengan persyaratan-persyaratan sebagaimana ditentukan dalam catatan-catatan lampiran dari Surat Keterangan Asal (Formulir E), dan ditandatangani oleh pihak yang berwenang menandatangani;

(4)

(b) Asal produk dimaksud sesuai dengan Ketentuan Asal Barang ACFTA;

(c) Pernyataan-pernyataan lainnya dalam Surat Keterangan Asal (Formulir E) yang berhubungan dengan bukti-bukti dokumentasi pendukung yang disampaikan;

(d) Uraian, jumlah dan berat produk, tanda dan jumlah kemasan, jumlah dan macam kemasan, sebagaimana diuraikan sesuai dengan produk-produk yang akan diekspor;

(e) Barang-barang beragam sebagaimana dinyatakan dalam Surat Keterangan Asal (Formulir E) yang sama wajib diijinkan berdasarkan hukum nasional, peraturan dan aturan-aturan administrasi dari Pihak pengimpor, dengan syarat bahwa setiap barang harus digolongkan secara terpisah berdasarkan haknya masing-masing2.

PENERBITAN SURAT KETERANGAN ASAL (Formulir E) Aturan 8

(a) Surat Keterangan Asal (Formulir E) harus dicetak dalam kertas ukuran A4 standar ISO sesuai dengan contoh sebagaimana ditunjukkan dalam Lampiran C. Surat Keterangan dimaksud wajib dibuat dalam bahasa Inggris.

(b) Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib terdiri dari satu asli dan dua (2) salinan dengan warna-warna sebagai berikut:

Asli- Krem (Warna Kode Pantone: 727c)

Salinan Kedua- Hijau Muda (Warna Kode Pantone: 622c) Salinan Ketiga- Hijau Muda (Warna Kode Pantone: 622c) (c) Setiap Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib membubuhkan suatu nomor referensi secara terpisah yang diberikan oleh setiap lokasi kantor penerbit masing-masing.

(d) Salinan asli Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib diteruskan oleh eksportir ke importir untuk disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan di pelabuhan atau tempat importasi. Salinan

2 Untuk maksud-maksud Aturan 7(e), jumlah barang-barang beragam sebagaimana dinyatakan pada setiap Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib tidak melebihi dua puluh (20) jenis barang.

(5)

kedua wajib disimpan oleh Otoritas Penerbit di Pihak pengekspor.

Salinan Ketiga wajib disimpan oleh eksportir.

(e) Dalam hal apabila suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E) ditolak oleh Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor, subyek Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib ditandai sesuai dengan Kotak 4.

(f) Dalam hal apabila Surat Keterangan Asal (Formulir E) tidak diterima, sebagaimana dinyatakan pada ayat (e), Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor wajib mempertimbangkan klarifikasi yang dilakukan oleh Otoritas Penerbit dan menilai apakah Surat Keterangan Asal (Formulir E) dapat diterima atau tidak untuk pemberian perlakuan preferensial. Klarifikasi dimaksud wajib dirinci dan disampaikan secara lengkap latar belakang penolakan perlakuan preferensial yang disampaikan oleh Pihak pengimpor.

Aturan 9

Untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan Aturan 2 Ketentuan Asal Barang ACFTA, Surat Keterangan Asal (Formulir E) yang diterbitkan oleh Pihak pengekspor akhir wajib menunjukkan kriteria asal atau persentase kandungan nilai ACFTA yang berlaku dalam Kotak 8.

Aturan 10

Tidak ada penghapusan maupun penambahan wajib diijinkan pada Surat Keterangan Asal (Formulir E). Setiap penggantian wajib dilakukan dengan mencoret kesalahan dan melakukan setiap penambahan yang diperlukan. Penggantian dimaksud wajib disetujui oleh suatu pihak yang diberi kewenangan untuk menandatangani Surat Keterangan Asal (Formulir E) dan dilegalisasi dengan stempel resmi atau stempel perbaikan oleh Otoritas Penerbit. Ruang-ruang yang tidak terpakai wajib disilang untuk mencegah setiap penambahan berikutnya.

Aturan 11

Prinsipnya, suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib diterbitkan sebelum atau pada saat pengapalan. Dalam kasus-kasus pengecualian apabila Surat Keterangan Asal (Formulir E) belum diterbitkan pada saat pengapalan atau tidak lebih dari tiga (3) hari sejak tanggal pengapalan, atas permintaan eksportir, Surat

(6)

Keterangan Asal (Formulir E) wajib diterbitkan berlaku surut sesuai dengan hukum nasional, peraturan, dan aturan administratif dari Pihak pengekspor dalam jangka waktu dua belas (12) bulan sejak tanggal pengapalan, untuk hal tersebut, perlu mencentang “TERBIT BERLAKU SURUT” dalam Kotak 13. Dalam kasus dimaksud, importir dari produk dimaksud yang menuntut perlakuan preferensial untuk produk dimaksud, berdasarkan hukum nasional, peraturan dan aturan administratif dari Pihak pengimpor dapat menyampaikan kepada Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor untuk Surat Keterangan Asal (Formulir E) yang diterbitkan berlaku surut.

Aturan 12

(a) Otoritas Penerbit dari Pihak Perantara dalam ACFTA dapat menerbitkan suatu Movement Certificate (MC), apabila suatu permohonan dilakukan oleh suatu eksportir sementara produk dimaksud melintasi wilayahnya, dengan syarat bahwa:

(i) importir dari Pihak Perantara dan eksportir yang mengajukan permohonan untuk MC di Pihak perantara merupakan Pihak yang sama;

(ii) melampirkan suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli yang sah yang diterbitkan oleh Pihak pengekspor pertama;

(iii) informasi pada MC memasukkan nama-nama Otoritas Penerbit dari Pihak yang menerbitkan Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli, tanggal penerbitan dan nomor referensi. Nilai FOB wajib merupakan nilai FOB atas produk-produk yang diekspor dari Pihak Perantara dimaksud; dan

(iv) jumlah keseluruhan produk-produk yang tercakup dalam MC tidak melebihi dari jumlah keseluruhan produk- produk yang tercakup dalam Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli.

(b) Untuk China, MC wajib diterbitkan oleh Otoritas Kepabeanan.

Untuk Negara-negara Anggota ASEAN, MC wajib diterbitkan oleh Otoritas Penerbit.

(c) Masa berlaku MC wajib sama dengan tanggal akhir yang sama dengan Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli.

(7)

(d) Produk yang akan diekspor kembali dengan menggunakan MC wajib berada dalam pengawasan Lembaga Kepabeanan dari Pihak perantara. Produk-produk tersebut wajib tidak melalui proses lebih lanjut di Pihak perantara, kecuali untuk pengemasan kembali dan kegiatan-kegiatan logistik yang konsisten dengan Aturan 8 Ketentuan Asal Barang ACFTA3

(e) Prosedur verifikasi dalam Aturan 18 wajib berlaku juga untuk MC. Khususnya, Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor dapat meminta secara terus menerus Pihak pengekspor asli dan Pihak perantara untuk memberikan informasi mengenai Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli dan MC secara masing-masing, seperti pengekspor pertama, pengekspor terakhir, nomor referensi, uraian produk, negara asal dan pelabuhan pemberhentian, dalam waktu tiga puluh (30) hari sejak tanggal penerimaan permintaan kasus dimaksud.

Aturan 13

Dalam hal terjadi kecurian, kehilangan atau kerusakan dari suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E), pengekspor dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Otoritas Penerbit yang menerbitkan untuk salinan naskah resmi dari aslinya dan salinan ketiga yang akan dibuat berdasarkan dokumen-dokumen ekspor yang dimiliki dengan membubuhkan kata-kata “SALINAN NASKAH RESMI” dalam Kotak 12. Salinan ini wajib membubuhkan tanggal Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli. Salinan naskah resmi dari suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib diterbitkan tidak lebih dari satu (1) tahun sejak tanggal penerbitan Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli dan dengan ketentuan bahwa pengekspor menyampaikan kepada Otoritas Penerbit yang relevan salinan ketiga atau setiap bukti penerbitan Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli.

PENYAMPAIAN Aturan 14

Salinan Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli wajib disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan pada saat peletakan di pintu impor

3 Produk-produk yang berada di bawah pengawasan Otoritas Kepabeanan di Pihak perantara wajib memasukkan produk-produk untuk tetap berada di kawasan perdagangan bebas atau di lokasi-lokasi yang disetujui oleh Otoritas Kepabeanan dimaksud.

(8)

untuk produk-produk terkait dengan penuntutan perlakuan preferensial sesuai dengan hukum nasional, peraturan dan aturan administratif Pihak pengimpor.

Aturan 15

Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib tetap berlaku dan harus disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan di Pihak Pengimpor dalam waktu satu (1) tahun sejak tanggal penerbitannya oleh Otoritas Penerbit dari Pihak Pengimpor.

Aturan 16

Dalam hal pengiriman produk-produk yang berasal dari Pihak pengekspor dan tidak melebihi US$ 200 FOB, pembuatan suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib diabaikan dan penggunaan deklarasi sederhana oleh pengekspor yang produk- produknya berasal dari Pihak pengekspor wajib diterima. Produk- produk yang dikirim melalui pos tidak melebihi US$ 200 FOB wajib juga diperlakukan serupa.

Aturan 17

(a) Apabila asal produk ACFTA tidak diragukan, perbedaan- perbedaan yang tidak substansial, seperti perbedaan klasifikasi tarif antara pernyataan-pernyataan yang dibuat dalam Surat Keterangan Asal (Formulir E) dan yang dibuat dalam dokumen-dokumen yang disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor untuk maksud melakukan formalitas-formalitas untuk importasi produk-produk dimaksud wajib tidak ipso-facto membatalkan Surat Keterangan Asal (Formulir E), apabila kenyataannya sesuai dengan produk-produk yang disampaikan.

(b) Dalam hal apabila Pihak pengekspor dan Pihak pengimpor memiliki perbedaan-perbedaan yang tidak substansial sebagaimana dinyatakan pada ayat (a), produk-produk dimaksud wajib dilepaskan tanpa penundaan dan berdasarkan kebijakan-kebijkaan adminstratif, seperti pembebanan bea-bea kepabeanan pada tingkat tarif yang lebih tinggi atau yang setara dengan jumlah depositnya. Begitu perbedaan-perbedaan dimaksud telah diselesaikan, tingkat ACFTA yang benar akan diterapkan dan setiap kelebihan pembayaran bea wajib dikembalikan, sesuai dengan hukum nasional, peraturan dan aturan administratif dari Pihak pengimpor.

(9)

(c) Untuk barang-barang yang beragam sebagaimana dinyatakan berdasarkan Surat Keterangan Asal (Formulir E) yang sama, suatu masalah yang terkait pada salah satu barang yang terdaftar wajib tidak mempengaruhi atau menunda pemberian perlakuan preferensial dan pemeriksaan kepabeanan untuk barang-barang yang tetap terdaftar dalam Surat Keterangan Asal (Formulir E).

Aturan 18(a)(ii) dapat diterapkan untuk barang-barang yang bermasalah.

Aturan 18

(a) Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor dapat meminta suatu pengecekan yang berlaku surut secara acak dan/atau apabila terdapat keraguan yang wajar terhadap keaslian dokumen atau terhadap keakuratan informasi yang berkenaan dengan asal suatu produk sebenarnya yang sedang dipermasalahkan atau beberapa bagian daripadanya.

(i) Permohonan dimaksud wajib dibuat secara tertulis, disertai dengan suatu salinan Surat Keterangan Asal (Formulir E) dan wajib menguraikan alasan-alasan dan setiap informasi tambahan yang menyarankan bahwa keterangan-keterangan yang diberikan dalam Surat Keterangan Asal (Formulir E) dimaksud mungkin tidak akurat, kecuali pengecekan secara berlaku surut dimaksud dilakukan secara acak.

(ii) Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor dapat menangguhkan pemberian perlakuan preferensial sambil menunggu hasil verifikasi. Namun demikian, Otoritas Kepabeanan dapat melepaskan produk-produk tersebut ke Pihak Pengimpor berdasarkan kebijakan administrasi yang dianggap perlu, termasuk pembebanan bea kepabeanan dengan tingkat tarif yang lebih tinggi atau setara dengan jumlah deposit, dengan syarat bahwa barang-barang tersebut tidak merupakan subyek atas pelarangan atau pembatasan impor dan tidak ada kecurigaan terhadap tindakan kecurangan.

(iii) Otoritas Kepabeanan atau Otoritas Penerbit dari Pihak pengekspor yang menerima permintaan untuk pengecekan berlaku surut wajib menanggapi permintaan tersebut dengan segera dan menanggapinya tidak lebih

(10)

dari sembilan puluh (90) hari sejak penerimaan permintaan tersebut.

(b) Apabila Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor tidak puas dengan hasil akhir pengecekan yang berlaku surut dimaksud, berdasarkan kasus-kasus pengecualian, Otoritas Kepabeanan dapat meminta untuk kunjungan verifikasi ke Pihak pengekspor.

(i) Sebelum dilakukannya kunjungan verifikasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan dimaksud, Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor wajib memberitahukan kepada otoritas yang berwenang dari Pihak pengekspor dengan maksud untuk menyepakati secara bersama ketentuan-ketentuan kunjungan verifikasi tersebut.

(ii) Kunjungan verifikasi wajib dilakukan tidak lebih dari enam puluh (60) hari setelah penerimaan pemberitahuan sesuai sub-ayat (b)(i).

(c) Proses verifikasi, termasuk pengecekan berlaku surut dan kunjungan verifikasi, wajib dilakukan dan hasilnya dikomunikasikan kepada Otoritas Kepabeanan dan/atau Otoritas Penerbit dari Pihak pengekspor dalam jangka waktu maksimum seratus delapan puluh (180) hari. Sambil menunggu hasil kunjungan verifikasi dimaksud, sub-ayat (a)(ii) mengenai penangguhan perlakuan preferensial wajib berlaku.

(d) Perlakuan preferensial dapat ditolak apabila Pihak pengekspor gagal menanggapi permintaan untuk dipenuhinya permohonan pemenuhan dari Otoritas Kepabeanan di Pihak pengimpor terkait dengan suatu pengecekan berlaku surut atau proses verifikasi, dalam hal mungkin, dalam jangka waktu verifikasi berdasarkan ayat (a), (b), dan (c).

(e) Setiap Pihak wajib menjaga kerahasiaan informasi dan dokumen-dokumen yang diberikan oleh Pihak lainnya terkait dengan proses verifikasi. Informasi dan dokumen-dokumen dimaksud wajib tidak digunakan untuk maksud-maksud lain, termasuk digunakan sebagai alat bukti dalam proses administratif dan proses peradilan, tanpa ijin tertulis secara tegas dari Pihak yang memberikan informasi dimaksud.

(11)

PERSYARATAN PENYIMPANAN CATATAN Aturan 19

(a) Permohonan Surat Keterangan Asal (Formulir E) dan seluruh dokumen yang terkait dengan permohonan dimaksud wajib disimpan oleh Otoritas Penerbit tidak lebih dari tiga (3) tahun sejak tanggal penerbitan.

(b) Informasi terkait dengan keabsahan Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib diberikan atas permintaan Pihak pengimpor.

(c) Setiap informasi yang dikomunikasikan antara para Pihak yang terkait wajib diberlakukan sebagai rahasia dan wajib digunakan hanya untuk maksud validasi Surat Keterangan Asal (Formulir E).

(d) Untuk maksud-maksud proses verifikasi/pengecekan berlaku surut sesuai dengan Aturan 18, produsen dan/atau pengekspor yang mengajukan permohonan untuk penerbitan suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E), berdasarkan hukum nasional, peraturan, dan aturan administrasi dari Pihak pengekspor, wajib menyimpan catatan-catatan pendukung untuk permohonan tidak lebih dari tiga (3) tahun sejak penerbitan Surat Keterangan Asal (Formulir E).

KASUS KHUSUS Aturan 20

Apabila negara tujuan dari produk-produk yang di ekspor ke suatu Pihak tertentu berubah, sebelum atau setelah kedatangannya di Pihak tersebut, aturan-aturan berikut ini wajib dipatuhi:

(a) Apabila produk-produk dimaksud telah disampaikan ke Otoritas Kepabeanan di Pihak pengimpor tertentu, Surat Keterangan Asal (Formulir E), berdasarkan permohonan tertulis dari pengimpor, wajib disahkan untuk menyelesaikan permasalahan dimaksud.

Aslinya wajib disimpan oleh Otoritas Kepabeanan dan fotokopi Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib diberikan kepada pengimpor.

(b) Apabila terjadi perubahan tujuan selama pengangkutan ke Pihak pengimpor sebagaimana diuraikan dalam Surat Keterangan Asal (Formulir E), pengekspor wajib mengajukan secara tertulis,

(12)

disertai dengan Surat Keterangan Asal (Formulir E) yang diterbitkan, untuk penerbitan Surat Keterangan Asal (Formulir E) yang baru.

Aturan 21

Untuk maksud pelaksanaan Aturan 8(C) Ketentuan Asal Barang ACFTA, apabila pengangkutan dilakukan melalui wilayah satu atau lebih bukan Pihak ACFTA, hal-hal berikut ini wajib disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor:

(a) Dokumen Pengapalan yang diterbitkan di Pihak pengekspor;

(b) Surat Keterangan Asal (Formulir E) yang diterbitkan oleh Otoritas Penerbit yang relevan dari Pihak pengekspor;

(c) Salinan dari faktur dagang asli terkait dengan produk dimaksud; dan

(d) Dokumen-dokumen pendukung yang membuktikan bahwa persyaratan-persyaratan Aturan 8(c) sub ayat (i), (ii) dan (iii) Ketentuan Asal Barang dari ACFTA telah dipenuhi.

Aturan 22

(a) Produk-produk yang dikirim dari statu Pihak pengekspor untuk pameran di Pihak lainnya dan dijual selama atau setelah pameran dimaksud di suatu Pihak wajib menikmati perlakuan prefential ASEAN – China dengan ketentuan bahwa produk-produk dimaksud memenuhi persyaratan-persyaratan Ketentuan Asal Barang ACFTA sebagaimana diminta oleh Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor bahwa:

(i) eksportir telah mengirimkan produk-produk tersebut dari wilayah Pihak pengekspor ke Pihak lainnya dimana pameran dimaksud diselenggarakan dan telah dipamerkan disana;

(ii) eksportir telah menjual produk-produk dimaksud atau telah memindahkannya kepada penerima dari Pihak pengimpor; dan

(13)

(iii) Produk-produk yang telah diterima selama pameran atau dengan segera setelahnya ke Pihak pengimpor di negara tersebut yang telah dikirim untuk pameran.

(b) Untuk maksud-maksud pelaksanaan ketentuan-ketentuan di atas, Surat Keterangan Asal (Formulir E) wajib disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor. Nama dan alamat pameran harus dicantumkan, Surat Keterangan yang diterbitkan oleh Otoritas Penerbit dari Pihak dimaksud dimana pameran dilakukan disertai dengan dokumen-dokumen pendukung sesuai dengan Aturan 21 (d) mungkin dibutuhkan.

(c) Ayat (a) wajib berlaku untuk setiap pameran perdagangan, pertanian atau kerajinan, pameran atau pertunjukan serupa atau peragaan di toko-toko atau tempat-tempat bisnis dan dimana produk-produk dimaksud tetap berada dibawah pengawasan kepabeanan selama pameran.

Aturan 23

Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor wajib menerima suatu Surat Keterangan Asal (Formulir E) dalam hal apabila faktur penjualan diterbitkan baik oleh perusahaan yang berlokasi di negara ketiga ataupun oleh pengekspor ACFTA atas nama perusahaan dimaksud, dengan syarat bahwa produk-produk tersebut memenuhi persyaratan Ketentuan Asal Barang ACFTA. Nomor faktur Pihak ketiga dimaksud seharusnya dicantumkan dalam Kotak 10 Surat Keterangan Asal (Formulir E), pengekspor dan penerima harus berlokasi di para Pihak dimaksdu dan salinan faktur Pihak ketiga wajib dilampirkan pada Surat Keterangan Asal (Formulir E) pada saat disampaikan kepada Otoritas Kepabeanan dari Pihak pengimpor.

TINDAKAN TERHADAP TINDAKAN CURANG Aturan 24

(a) Apabila dicurigai bahwa tindakan-tindakan curang berkaitan dengan Surat Keterangan Asal (Formulir E) telah dilakukan, Otoritas-otoritas Pemerintah yang terkait wajib bekerja sama dalam mengambil tindakan di wilayah Pihak masing-masing terhadap pihak-pihak yang terlibat.

(14)

(b) Setiap Pihak wajib bertanggungjawab untuk memberikan sanksi hukum atas tindakan-tindakan curang terkait dengan Surat Keterangan Asal (Formulir E) sesuai dengan hukum nasional, peraturan dan aturan administrasi.

Aturan 25

Dalam hal terjadi sengketa berkenaan dengan penentuan asal, klasifikasi atau produk-produk atau hal-hal lain, otoritas-otoritas Pemerintah yang terkait di Pihak pengimpor dan pengekspor wajib berkonsultasi dengan maksud untuk menyelesaikan sengketa dimaksud, dan hasilnya wajib dilaporkan kepada para Pihak sebagai informasi.

(15)

CATATAN LAMPIRAN

1. Para Pihak yang menerima formulir ini untuk maksud-maksud perlakuan preferensial berdasarkan tarif preferensial untuk Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China:

BRUNEI DARUSSALAM KAMBOJA CHINA

INDONESIA LAOS MALAYSIA

MYANMAR FILIPINA SINGAPURA

THAILAND VIETNAM

2. KETENTUAN: Ketentuan utama untuk pengajuan perlakuan preferensial berdasarkan tarif preferensial ACFTA, dimana produk-produk tersebut dikirim ke setiap Pihak sebagaimana tercantum di atas:

(i) harus sesuai dengan uraian produk-produk yang berhak mendapatkan konsesi di negara tujuan;

(ii) harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pengiriman dimana produk-produk dimaksud harus dikirim secara langsung dari setiap Pihak ACFTA ke Pihak pengimpor tetapi angkutannya yang melalui satu atau lebih Pihak bukan ACFTA perantara, juga diterima dengan syarat bahwa setiap persinggahan perantara, pemindahkapalan atau penyimpanan sementara yang terjadi hanya untuk alasan-alasan geografi atau persyaratan pengangkutan; dan

(iii) harus sesuai dengan kriteria asal sebagaimana diberikan dalam ayat berikutnya.

3. KRITERIA ASAL: Untuk ekspor ke negara-negara sebagaimana disebut di atas yang berhak mendapatkan perlakuan preferensial, wajib memenuhi salah satu persyaratan berikut ini:

(i) Produk-produk yang secara keseluruhan diperoleh di Pihak pengekspor sebagaimana ditentukan dalam Aturan 3 Ketentuan Asal Barang ACFTA;

(ii) Berdasarkan sub ayat (i) di atas, untuk maksud melaksanakan ketentuan-ketentuan Aturan 2 (b) Ketentuan Asal Barang ACFTA, produk-produk yang dikerjakan atau diproses sebagai hasil dari total nilai bahan-bahannya, bagian-bagiannya atau yang diproduksi yang berasal dari para Pihak bukan ACFTA atau yang asalnya tidak ditentukan yang digunakan tidak lebih 60% dari nilai FOB dari produk-produk yang diproduksi atau diperoleh dan proses akhir dari fabrikasi yang dilakukan di wilayah Pihak pengekspor;

(iii) Produk-produk yang sesuai dengan persyaratan-persyaratan asal sebagaimana diatur dalam Aturan 2 Ketentuan Asal Barang ACFTA dan digunakan di suatu Pihak sebagai masukan untuk suatu produk akhir yang berhak mendapatkan perlakuan preferensial di Pihak/seluruh Pihak lainnya wajib dianggap sebagai produk asal dari Pihak tersebut apabila pengerjaan atau pengolahan produk akhir dimaksud dilakukan dengan syarat bahwa keseluruhan kandungan produk akhir ACFTA dimaksud tidak kurang dari 40%; atau

(iv) Produk-produk yang memenuhi Aturan Produk Khusus sebagaimana diatur dalam Lampiran B Ketentuan Asal Barang ACFTA wajib dianggap sebagai produk-produk dimana transformasi yang cukup telah dilakukan di suatu Pihak.

Apabila produk-produk memenuhi kriteria di atas, eksportir wajib mencantumkan dalam Kotak 8 formulir ini kriteria asal berdasarkan tuntutannya bahwa produk-pproduknya memenuhi persyaratan untuk mendapatkan perlakuan preferensial, dengan cara yang ditunjukkan dalam tabel berikut in i:

Kondisi-kondisi produksi atau fabrikasi di negara pertama diletakkan di Kotak 11 dalam formulir ini

Disisipkan dalam Kotak 8

(a) Produk-produk yang secara keseluruhan diproduksi di negara pengekspor (lihat ayat 3 (i) di atas)

“WO”

(b) Produk-produk yang selesai dikerjakan tapi tidak secara keseluruhan diproduksi di Pihak pengekspor yang diproduksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan ayat 3(ii) di atas

Persentase kandungan suatu negara, contoh 40%

(c) Produk-produk yang selesai dikerjakan tapi tidak secara keseluruhan diproduksi di Pihak pengekspor yang diproduksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan ayat 3(iii) di atas

Persentase kandungan kumulatif ACFTA, contoh 40%

(d) Produk-produk yang memenuhi Aturan Produk Khusus “PSR”

4. MASING-MASING BARANG HARUS MEMENUHI SYARAT: produk seharusnya tercatat bahwa seluruh produk-produk dalam suatu pengiriman harus memenuhi syarat secara terpisah dalam hak-haknya sendiri. Hal ini secara khusus relevan apabila barang-barang yang serupa dengan ukuran-ukuran yang berbeda atau suku-suku cadang dikirim.

5. URAIAN PRODUK-PRODUK: Uraian produk-produk harus dirinci secara mencukupi untuk memungkinkan produk-produk tersebut diidentifikasikan oleh para Pejabat Kepabeanan yang memeriksanya. Nama Fabrikan, setiap hak cipta wajib juga diuraikan.

6. Nomor Sistem Yang Diharmonisasi (HS) wajib merupakan nomor dari Pihak pengimpor tersebut.

7. Istilah “Pengekspor” dalam Kotak 11 dapat meliputi fabrikan atau produsen. Dalam hal MC istilah “Pengekspor” juga meliputi pengekspor dari Pihak perantara.

8. HANYA UNTUK DIISI PETUGAS: Otoritas Kepabeanan dari Pihak Pengimpor harus membubuhkan tanda (√) dalam kotak-kotak yang relevan dalam kolom 4 baik yang diberikan perlakuan preferensial diberikan maupun tidak.

9. Movement Certificate: Dalam hal Movement Certificate, sesuai dengan Aturan 12 Prosedur Sertifikasi Operasional, “Movement Certificate” dalam Kotak 13 harus dicentang (√). Nama Otoritas Penerbit asli dari Pihak tersebut, tanggal penerbitan dan nomor referensi dari Surat Keterangan Asal (Formulir E) asli dicantumkan dalam kotak 13.

10. PENAGIHAN PIHAK KETIGA: Dalam hal apabila tagihan-tagihan diterbitkan oleh suatu negara ketiga, “ Penagihan Pihak Ketiga “ dalam Kotak 13 wajib diberi tanda (√). Nomor penagihan wajib ditunjukkan pada Kotak 10. informasi seperti nama dan negara perusahaan yang menerbitkan faktur tersebut wajib dicantumkan dalam Kotak 7.

11. PAMERAN: dalam hal apabila produk-produk dikirim dari Pihak pengekspor di Pihak lainnya dan dijual selama atau setelah pameran tersebut untuk importasi ke suatu Pihak, sesuai dengan Aturan 22 Lampiran A Ketentuan Asal Barang ACFTA, “Pameran” dalam Kotak 13 harus dicentang (√) dan nama serta alamat pameran dicantumkan dalam Kotak 2.

12. PENERBITAN BERLAKU SURUT: untuk pengecualian, yang disebabkan dengan kesalahan tidak sengaja atau kelalaian atau sebab-sebab sah lainnya, Surat Keterangan Asal (Formulir E) dapat diterbitkan berlaku surut sesuai dengan Aturan 11 Lampiran A Ketentuan Asal Barang ACFTA. “Penerbitan Berlaku Surut” dalam Kotak 13 wajib dicentang (√).

(16)

Apendiks 2

LAMPIRAN C Asli (Salinan Kedua/Salinan Ketiga)

1. Barang-barang yang dikirim dari (Nama pengusaha eksportir, alamat, negara Eksportir).

Nomor Rujukan.

KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS ASEAN – CHINA TARIF PREFERENSIAL

SURAT KETERANGAN ASAL (Gabungan Pernyataan dan Keterangan)

FORMULIR E

Diterbitkan di ________________

(Negara) Lihat Catatan Terlampir 2. Barang dikirim kepada (nama, alamat, negara

Penerima)

a. 3. Cara pengangkutan dan rute (sepanjang diketahui)

Tanggal keberangkatan

Nama Kapal/Pesawat dll.

Pelabuhan Keberangkatan

b. 4. Untuk diisi oleh petugas

Perlakuan Preferensial Diberikan

Perlakuan Preferensial Tidak Diberikan (Mohon Alasan- alasan Pernyataan)

...

Tanda tangan dari Penandatangan Resmi Pihak Pengimpor 5. Jumlah

barang

6. Tanda dan Nomor Pengepakan

7. Nomor dan Jenis Pengepakan, Uraian Barang (termasuk jumlah yang sesuai dan nomor HS dari Pihak Pengimpor)

8. Kriteria Asal (Lihat Catatan Terlampir)

9. Berat Kotor atau Jumlah dan Nilai Lainnya (FOB)

10. Nomor dan Tanggal Faktur

11. Pernyataan dari Eksportir

Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa uraian dan pernyataan diatas adalah benar; bahwa seluruh barang-barang diproduksi di

...

(Negara)

dan memenuhi persyaratan-persyaratan asal sebagaimana diuraikan pada Ketentuan Asal Barang untuk ASEAN-China untuk barang-barang yang diekspor ke

...

(Negara Pengimpor)

12. Keterangan

Dengan ini diterangkan, berdasarkan pengawasan yang dilakukan, bahwa pernyataan oleh Pihak pengekspor adalah benar.

...

Tempat dan Tanggal, tanda tangan dan stempel lembaga berwenang yang mengeluarkan kewenangan

...

Tempat dan tanggal, tanda tangan dari pihak yang berwenang menandatangani

13

Penerbitan Berlaku Surut Pameran

Movement Certificate Penagihan Pihak Ketiga

Referensi

Dokumen terkait

Secara garis besar reduplikasi seluruh pada kelas verba dalam ba- hasa Serawai dapat dikelompokkan menjadi dua macam , yakni redupli- kasi seluruh dengan bentuk dasar

Pemahaman Konsep Matematika dalam

[r]

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah dilakukan evaluasi oleh Kelompok Kerja - IV Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga yang

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk

The Tollie antiform forms the northeast margin of the Gairloch shear zone (Odling, 1984; Park et al., 1987) which is about 5 km wide and occupies the greater part of the belt of

[r]

[r]