• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH WIHDATUL WUJUD DAN INSAN KAMIL. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf. Dosen Pengampu : Bpk. Turmudzi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MAKALAH WIHDATUL WUJUD DAN INSAN KAMIL. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf. Dosen Pengampu : Bpk. Turmudzi."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

WIHDATUL WUJUD DAN INSAN KAMIL Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf Dosen Pengampu : Bpk. Turmudzi

Disusun Oleh :

M. Nauval Humam (1505026151) M. Saifin Nuha (1505026154)

Agus Ubaidilah (15050261 ) EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO

SEMARANG 2015

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Banyaknya aliran islam banyak membuat bingung para insane yang belum terlalu berkenalan dengan islam, banyak sekali yang terjerumus kedalam kesesatan yang nyata karena ketidak tahuan, tidak hanya disitu setelah salah memilih merekapun menyebarkannya. Tapi manusia merupakan manusia yang sempurna yang berbeda dengan ciptaan Alloh yang lainnya, apabila manusia bisa mengoptimalkan kemampuannya semaksimal buka tidak mungkin manusia bisa menjadi mahluk yang paling mulia dihadapan Allos swt.

Tidak semua orang mampu mengembangkan kemampuannya sampai pada titik tertinngi semuanya mempunyai batasan masing-masing hanya segelintir orang yang mampu mencapainya. Bagi orang seperi Imam Syafii` dia berhak berijtihad karena sudah memenuhi criteria untuk melakukannya sehinnga ajarannya dijadikan madzhab.

Dengan kata lain bahwa boleh saja mendirikan tariqat atau membuat maqom tertentu untuk menyampaikan diri kepada derajat yang paling tinggi supaya kita bisa lebih mengenal pencipta kita tapi semuanya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu tidah semudah membalikan telapak tangan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Wihdatul Wujud dan Insan Kamil ? 2. Siapakah Tokoh Wihdatul Wujud dan Insan Kamil ?

(3)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Wihdatul Wujud

Wahdatul Wujud terdiri dari dua kata yaitu wahdat dan wujud, wahdah mempunyai mempunyai arti tunggal dan wujud ada, dengan demikian wahdatul-wujud berarti kesatuan wujud. Pada kelanjutannya kata wahdah oleh ulama’ klasik dita’rifkan sebagai satu kesatuan yang dzatnya tak dapat dibagi oleh sesuatu yang sekecil apapun. Selain dari dua pengertian diatas kata wahdah oleh para ahli filsafat dan para sufistik diartikan bahwa kata wahdah sebagai kesatuan antara materi dan roh, hakekat dan bentuk, lahir dan batin, Allah dan alam. Pengertian yang ketiga inilah yang digunakan oleh para sufi yang mempunyai paham bahwa manusia dan alam adalah satu kesatuan wujud.

Sebenarnya wahdatul wujud mempunyai pemahaman yang sangat kompleks dan sangat sulit untuk ditangkap., untunglah Syekh Akbar Ibnu Arabi selaku pencetus paham ini mengilustrasikan wahdatul wujud ( kesatuan jiwa ) dengan sangat jelas tentang hubungan tuhan dan alam dalam konsep kesatuan wujud. .

اددعت ابارملا تددعأ تنا هنأ ريغ دحاو لإ هجولا امو

“Wajah itu satu tapi jika engkau memperbanyak cermin maka ia pun akan menjadi banyak, akan tetapi wajahnya tetap satu”.

Tasawwuf ibnu arabi bukan hanya manusia saja yang menyatu dengan tuhan akan tetapi seluruh makhluk hidup

(4)

yang ada di muka bumi ini. Maka dari itu Filsafat ibnu arabi oleh para ilmuwan disebut Panteisme.

Para pendukung wahdatul wujud menyebutkan segala macam-macam benda dan makhluk yang ada di alam ini merupakan manifestasi dari pada Tuhan. Tuhan di sini bukan dalam arti esensi ( dzat) akan tetapi sifat-sifat-Nya yang indah.

Secara detailnya dalam hayal ibnu arabi tuhan dan alam seperti halnya hubungan wajah dan cermin. Wajah ditujukan kepada tuhan dan cermin dimaksudkan kepada seluruh alam, dimana benda-benda ( bayangan seluruh alam termasuk manusia) yang ada dalam cermin tersebut merupakan perwujutan dari pada dzat tuhan yag disebut sifat tuhan.

Karena tuhanlah yang mempunyai wujud yang hakiki atau wajibul wujud hanyalah tuhan dan selain tuhan yang ada dialam alam ini tidak mempunyai wujud, dengan kata lain yang mempuyai wujud hanyalah tuhan, dan wujud yang dijadikannya( isi seluruh alam) sebenarnya tidak mempunyai wujud.

Menurut Prof.Dr. Abudin Nata, bahwa filosofis Wahdatul wujud ialah pada setiap sesuatu memiiki aspek lahir dan batin termsuk pada tuhan, aspek lahir pada manusia ialah fisiknya yang tampak, dan batinnya yang berupa roh yang ada pada jiwa manusia, selnjutnya unsur lahir yang ada pada tuhan ialah sifat-sifat-Nya yang indah dan unsur batin pada diri tuhan ialah Dzat yang kekal, dengan demikian wahdatul wujud tidak dikatakan keluar dari islam karena tidak mengganggu pada Dzat tuhan.

B. Pengertian Insan Kamil

(5)

Insan Kamil berasal dari kata al-insan yang berarti manusia dan al-kamil yang berarti sempurna. Konsepsi filosofis ini pertama kali muncul dari gagasan tokoh sufi Ibnu Arabi. Oleh Abdul Karim bin Ibrahim al-Jili (1365-1428) sebagai pengikutnya, gagasan ini dikembangkan menjadi bagian dari renungan mistis yang bercorak tasawuf filosofis.

Tuhan adalah maha suci, yang suci tidak bisa didekati kecuali oleh yang suci, dan pensucian roh ini dapat dilakukan dengan meninggalkan hidup materi dan dengan mendekatkan diri kepada tuhan sedekat mungkin, dan kalau bisa hendaknya bersatu dengan tuhan semasih ia masih hidup. Dengan meditasilah sifat ketuhanan dan kehambaan akan bertemu, Pada Insan Kamil berkumpul pengetahuan tentang Tuhan dan pengetahuan tentang makhluk Tuhan.

Insan Kamil mengenal Tuhan dalam aspek tanzih dan tasybih.

Insan kamil juga berarti manusia yang sehat dan terbina potensi rohaniahnya sehingga dapat dapat berfungsi secara optimal dan dapat berhubungan dengan allah SWT dan makhluk lainnya menurut akhlak islam.

Al-Jili merumuskan insan kamil ini dengan merujuk pada diri Nabi Muhammad SAW sebagai sebuah contoh manusia ideal. Jati diri Muhammad (al-haqiqah al-Muhammad) yang demikian tidak semata-mata dipahami dalam pengertian Muhammad SAW asebagai utusan Tuhan, tetapi juga sebagai nur (cahaya/roh) Ilahi yang menjadi pangkal dan poros kehidupan di jagad raya ini. Nur Ilahi kemudian dikenal sebagai Nur Muhammad oleh kalangan sufi, disamping terdapat dalam diri Muhammad juga dipancarkan Allah SWT ke dalam diri Nabi Adam AS. Al-Jili dengan karya

(6)

monumentalnya yang berjudul al-Insan al-Kamil fi Ma’rifah al- Awakir wa al-Awa’il (Manusia Sempurna dalam Konsep Pengetahuan tentang Misteri yang Pertama dan yang Terakhir) Sifat sempurna inilah yang patut ditiru oleh manusia.

Insan kamil versi Iqbal tidak lain adalah sang mukmin, yang dalam dirinya terdapat kekuatan, wawasan, perbuatan, dan kebijaksanaan. Sifat-sifat luhur ini dalam wujudnya yang tertinggi tergambar dalam akhlak Nabi SAW. Insan kamil bagi Iqbal adalah sang mukmin yang merupakan makhluk moralis, yang dianugerahi kemampuan rohani dan agamawi. Untuk menumbuhkan kekuatan dalam dirinya, sang mukmin senantiasa meresapi dan menghayati akhlak Ilahi. Sang mukmin menjadi tuan terhadap nasibnya sendiri dan secara tahap demi tahap mencapai kesempurnaan. Iqbal melihat, insan kamil dicapai melalui beberapa proses. Pertama, ketaatan pada hukum; kedua penguasaan diri sebagai bentuk tertinggi kesadaran diri tentang pribadi; dan ketiga kekhalifahan Ilahi.

C. Ciri-Ciri Insan Kamil

1. Berfungsi Akalnya Secara Optimal

Fungsi akal yang optimal dapat dijumpai pendapat muktazilah, yang mempunyai pemahaman akal yang optimal ialah akal pikiran yang dapat mengetahui baik, buruk adil dan jujur, yang harus dilakukan walaupun tidak dperintahkn oleh wahyu, dan manusia yang memapunyai akal demikianlah yang dapat mendekati insan kamil.

(7)

2. Berfungsi intuisinya

Menurut Ibnu Sina intuisi ini adalah jiwa manusia ( rasional soul) menurutnya jika yang mempengaruhi pada tingkah laku manusia adalah jiwanya maka ia hampir menyerupai malaikat yang mendekati kesempurnaan.

3. Mampu menciptakan budaya

Menurut ibnu Khaldun manusia adalah makhluk berfikir.

Sifat ini adalah tidak dimiliki oleh makhluk yang lain, lewat kesempurnaan berfikirnyalah mansia tidak hanya mebuat kehidupan bagi dirinya sendiri akan tetapi menaruh pada berbagai cara guna memperoleh makna kehidupan sehingga dapat menciptakan peradaban.

4. Menghiasi diri dengan sifat-sifat ketuhanan

Manusia mempunyai sifat-sifat ketuhanan yang berupa fitrah, dengan fitrah inilah manusia dituntut untuk menjadi khalifah dimuka bumi, dan manusia diberi kebebesan untuk menentukan kehendaknya. Sifat ketuhanan yang ada pada diri manusia diharapkan dapat mengendalikan sifat-sifat rendah diri.

5. Berakhlak mulia

Didalam islam pendidikan tidak ditekankan pada otak saja melainkan hati juga menjadi perhatian yng khusus, dengan dididiknya hati manusia diharapkan mempunyai akhlak yang mulia,. Manusia yang ideal bukan hanya mempunyai kemampuan otak yang cerdas saja, akan tetapi harus disertai dengan perasaan yang mendalam dan peka terhadap kondisi.

6. Berjiwa seimbang

Menurut Nashr, sebagai dikutip Komaruddin hidayat, bahwa manusia modern sekarang ini tidak jauh meleset dari pandangan Darwin. Bahwa hakikatnya manusia

(8)

terletak pada aspek kedalamannya, yang bersifat permanen, immortal yang kini tengah bereksistensi sebagai bagian dari perjalanan hidup yang teramat panjang.

D. Tokoh Wihdatul Wujud dan Insan Kamil

Faham wahdatul wujud diajarkan oleh ibnu arabi ia lahir dikota murci spanyol pada tahun 1165M. tentang latar pendidikannya ialah ia belajar di seville, kemudian ia pergi ke rusis, disana ia memperdalam ilmu tasawwuf. Tentang pemikirannya seperti apa yang sudah disebut diatas.

Ibnu al-Farid dari cairo ( 1181-1235M) yang menimbulkan paham al-haqiqahal-muhammadiyah ( konsep Muhammad) menurut pahamnya al-haqiqah al-muhammadiyah diciptakan tuhan semenjak azal sesuai dengan bentuk-Nya sendiri. oleh karena itu seseorang dapat mengetahui tuhan apabila berusaha mencapai abdul karim al-jilli ( wafat 1428 M) yang telah membawa filsafat insan kamill. Manusia sempurna ialah sama dengan nur Muhammad, yang merupakan cerminan bagi tuhan.

(9)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Wahdaul wujud dalam pandangan ulama’ sufi menyatu materi dengan roh, lahir dan batin, makhluk dan tuhan.

Didalam tiatp-tiap sesuatu ada unsur lahir dan batin, unsur lahir pada manusia terletak pada fisiknya dan batin terletak pada rohnya, unsur lahir pada tuhan terletak pada sifat-sifat- Nya yang indah dan batin terletak pada Dzatnya, jadi wahdatul wujud tidak keluar dari islam karena tidak mengganggu Dzat-Nya tuhan dan juga tidak menyekutukan tuhan.

Sering keluar dari mulut para sang sufi yang diantaranya penganut paham wahdatul wujud Perkataan tersebut datang dari lotahan mulut sang sufi dalam keadaan yang tidak sadarkan diri, bukankah perkataan orang yang tidak sadarkan diri lepas dari hukum taklifi? Karena alam sekitar ini bagi mereka yang karam dalam wahdatul wujud didalam hatinya yang ada cuman tuhan yang lain tidak ada.

Insan kamil berarti manusia yang sehat dan terbina potensi rohaniahnya sehingga dapat dapat berfungsi secara optimal dan dapat berhubungan dengan allah SWT dan makhluk lainnya menurut akhlak islam. Al-Jilli tentang insane kamil merujuk pada Nur yang ada pada diri Nabi Muhammad SAW

Ciri –Ciri insan kamil ialah Berfungsi Akalnya Secara Optimal, berfungsi intuisinya, mampu menciptakan budaya ,menghiasi diri dengan sifat-sifat ketuhanan, berakhlak mulia.

(10)

Tokoh wahdatul wujud ialah Ibnu Arabi pemikirannya disebut phanteisme dan insane kamil tokohnya Ibnu al-Farid.

Wahdatul wujud ialah sesuatu pemahaman kebatinan yang sangat sulit dipelajari dipamahami oleh kalangan awam

sehingga tidak sedikit dari kalangan sufi yang tidak selamat dari fitnah, maka dari wahdataul wujud tidak pantas disebar luaskan karena ilmu tersebut merupakan pemikiran yang dimliki oleh orang tertentu yang sudah diridhoi oleh allah.

Didalam islam sudah diatur bagaimana seorang muslim beridah baik mahdhoh maupun qhoiru mahdoh yakni dengan

“ihsan” dan tingakat kemuliaan seorang muslim diukur dengan ketakwaannya.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan maka kritik dan saran yang membangun dapat memberikan perbaikan dan pengembangan makalah kami yang selanjutnya. Apabila ada kesalahan dan kekurangan kami mohon maaf semoga makalah ini membawa manfaat bagi penulis dan para pembaca serta membuka wawasan dan pengetahuan kita.

Referensi

Dokumen terkait