TAREKAT MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Dr. H, Djasadi, M.Ag.
Disusun Oleh
Ana Widiyawati (131211069)
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2014
1
I. PENDAHULUAN
Kajian tasawuf tidak dapat dipisahkan dengan kajian terhadap pelaksanaan di lapangan, yakni praktik ubudiyah dan mu’amalah dalam kerangka tarekat. Garis yang menyambung sejak masa Nabi sampai syaikh tarekat yang masih hidup saat ini adalah silsilah dan merupakan ciri khas yang terdapat dalam kajian ilmu tasawuf sehingga ajaran dan praktik keagamaan dianggap benar dan survive.
Keanekaragaman tarekat yang menyebar di seluruh dunia Islam ini, baik yang melalui perdagangan maupun politik tidaklah menjadikan lupa terhadap misi utama tasawuf dan tarekat, yaitu mendekatkan diri kepada Alloh. Kehadirannya bagaikan oase di tengah padang nan tandus bagi mereka yang bosan akan hingar – bingar kehidupan yang sama sekali tidak memberikan kepuasan jiwa.
Dalam penyebarannya di Indonesia, Islam datang harus melewati jalan, rentang waktu serta corak pemikiran yang panjang, di mulai dari Islam datang di pelabuhan-pelabuhan, diperkenalkan, dikembangkan, dimantapkan, dan diperbaharui. Islam yang datang ke Indonesia dengan transportasi laut harus menyusuri pantai Laut Merah, negeri Yaman, Hadramaut, Gujarat, Pulau Seylon, mungkin Teluk Benggala, selanjutnya sampai Patani-Thiland Selatan, baru sampai perlak. Dari Perlak menyusuri Banten, Gresik terus ke timur melalui Mataram (Lombok) ke
Maluku.
Selanjutnya, jaringan hubungan seperti itu terus berlanjut timbale balik dari abad kea bad, generasi ke generasi, mula-mula berupa jaringan perdagangan, berlanjut kepada jaringan ulama’ sebagaimana disebutkan oleh Azyamurdi Azra, selanjutnya kepada jaringan tasawuf-tarekat sehingga perubahan apapun yang terjadi di pusat Islam Timur Tengah
akan sangat mempengaruhi keadaan Islam di Indonesia.1
1
http://iethafairuz.blogspot.com/2013/09/thoriqoh-yang-berkembang-di-indonesia.html diakses pada Rabu 03 Desember 2014 pukul 06:49 WIB
2
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dan tujuan Tarekat?
2. Apa saja tarekat yang berkembang di Indonesia?
3. Bagaimana tata cara pelaksanaan tarekat?
4. Bagaimana ekses negative tarekat?
III. PEMBAHASAN
a. Pengertian dan tujuan tarekat
Dari segi bahasa tarekat berasal dari bahasa Arab thariqat yang artinya jalan, keadaan, aliran dalam garis sesuatu. Jamil dalam Shaliba mengatakan secara harfiah tarekat berarti jalan yang terang ,lurus yang memungkinkan sampai pada dengan selamat. Selanjutnya pengeryian tarekat berbeda-beda menurut tinjauan masing-masing. Dikalangan Muhaddisin tarekat diartikan dalam dua arti yang asasi. Pertama menggambarkan sesuatu yang tidak dibatasi terlebih dahulu (lancar), dan kedua didasarkan pada system yang jelas dibatasi sebelumnya. Selain itu tarekat juga diartikan sekumpulan cara-cara yangt bersifat renungan, dan usaha inderawi yang mengantarkan pada hakikat, atau sesuatu data yang benar.
Menurut Mustafa Zahri hubungan ini mengatakan tarekat adalah jalan atau petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabi’in dan tabi’it turun menurun
sampai kepada guru-guru secara berantai sampai pada masa kita ini.2
Harun Nasution mengatakan tarekat adalah jalan yang harus ditempuh seorang sufi dalam tujuan berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Hamka mengatakan bahwa di antara makhluk dan khaliq itu ada perjalanan hidup yang harus ditempuh. Inilah yang kita katakana tarekat.
3
Dengan memeperhatikan berbagaipendapat diatas, kiranya dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan tarekat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang didalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan ,enyebut nama Allah dan sifat-sifatnya disertai penghayatan yang mendalam. Amalan dalam tarekat ini ditujukan untuk memperoleh hubungan sedekat mungkin
( secara rohaniah) dengan Allah.3
Tujuan tarekat secara gambalang yakni dengan melihat sisi
pengamalan, tujuan tarekat berarti mengadakan latihan (riyadhah) dan
berjuang melawan nafsu (mujahadah), membersihkan berdiri dari
sifat-sifat yang tercela dan diisi dengan sifat-sifat yang terpuji dengan
melalui perbaikan budi dalam berbagai segi. Dari sisi tadzakkur,
tujuan tarekat mewujudkan rasa ingat kepada Allah Dzat Yang Maha Besar dan Maha Kuasa atas segalanya dengan melalui jalan mengamalkan wirid dan dzikir yang dibarengi dengan tafakur secara terus menerus.
Munculnya rasa takut kepada Allah sehingga timbul pula dalam diri seseorang itu usaha untuk menghindarkan diri dari segala macam pengaruh duniawi yang dapat menyebabkan lupa kepada Allah.
Tujuan tarekat terakhir, mencapai tingkat ma’rifat, hal ini
apabila semua amalnya didasari akan keikhlasan dan ketaatan kepada Allah, sehingga akan dapat diketahui segala rahasia dibalik tabir cahaya Allah dan Rasul-Nya secara terang benderang.
Tujuan tarekat tersebut akan dapat dicapai oleh setiap orang yang mengamalkan tarekat. Jelasnya ia dapat mengerjakan syari’at Allah dan Rasul-Nya dengan melalui jalan atau sistem yang mengantarkan tercapainya tujuan hakikat yang sebenarnya sesuai dengan yang dikehendaki oleh syari’at itu sendiri.
4
Sedangkan fungsi tarekat, merupakan semacam keluarga besar, dan semua anggotanya menganggap diri mereka bersaudara satu sama lain. Tarekat dapat juga bermuatan politik, hal ini dikarenakan banyaknya pengikut atau anggota-anggotanya, sehingga pimpinan
(guru atau syekh) memiliki pengaruh yang kuat bagi anggotanya.4
b. Tarekat yang berkembang di Indonesia
Dari sekian banyak tarekat terdapat dekurang-kurangnya tujuh aliran tarekat yang berkembang di Indonesia, yaitu traekat Qadariyah, Rifaiyah, Naqsyabandiyah, Sammaniyah, Khalwatiyah, al-Hadad, dan tarekat Khalidiyah.
Tarekat Qadariyah didirikan oleh Syaikh Abdul Qadir Jaelani (1077-1166) dan ia sering pula disebut al-Jilli. Tarekat ini banyak tersebar di dunia Timur, Tiongkok,, sampai ke pulau Jawa. Pengaruh tarekat ini cukup banyak meresap di hati masyarakat yang dituturkan lewat bacaan manaqib pada acara-acara tertentu. Naskah asli manaqib di tulis dalam bahasa arab. Berisis riwayat hidup dan pengalaman sufi Abdul Qadir Jaelani sebanyak empat puluh episode. Manaqib ini dibaca dengan tujuan agar medapatkan berkah dengan sebab keramatnya.
Selanjutnyatarikat rifaiyah didirikan oleh Syaikh Rifa’i. tarekat ini banyak tersebar di daerah Aceh, Jawa, Sumatera Barat, Sulawesi dan daerah-daerah lainnya. Cirri tarekat ini adalah penggunaan tabuhan rabana dalam wiridnya, yang diikuti dengan tarian dan permainan debsu, yaitu menikam diri dengan sepotong senjata tajam yang diiringi dengan dzikir-dzikir tertentu. Permainan debus ini berkembang pula di daerah Sunda, khususnya Banten, Jawa Barat.
Adapun arekat Naqsyabandi didirikan oleh Muhammad bin Bhauddin al- Uwaisi al- Bukhari (727-791). Tarekat ini anyak
4
http://www.referensimakalah.com/2012/11/tujuan-dan-fungsi-tarekat.html, diakses pada Rabu 03 Desember 2014 pukul 07:00 WIB
5
tersebar di Sumatera, Jawa, maupun Sulawesi. Amalan tarekat ini tidak banyak dijleaskan cirri-cirinya.
Selanjutnya tarekat Samaniyah didirikan oleh Syaikh Saman yang ,eninggal tahun 1720 di Madinah. Tarekat ini banyak tersebar luas di Aceh, dan mempunyai pengaruh yang dalam di daerah ini, juga di Palembang dan daerah lainnya di Sumatera. Di Jakarta inin juga sangat besar pengaruhnya, terutama di daerah pinggiran kota. Di daerah Palembang orang banyak yang membaca riwayat Syaikh Saman sebagai tawassul untuk mendapatkan berkah.
Ciri tarekat ini dzikirnya dengan suara keras dan melengking, khususnya ketika mengucap lafadz lailaha illa Allah. Juga terkenal dengan nama ratib saman yang hanya mempergunakan “hu”, yang artinya Dia Allah. Syaikh Saman juga mengajarkan agar memperbanyak Sholat dan dzikir, kasih pada fakir miskin, jangan mencintai dunia, menukar akal syariyah dengan akal robaniyah, beriman hanya kepada Allah dengan tulus ikhlas.
Selanjutnya tarekat khalwatiyah didirikan oleh Zahiruddin cabang dari tarekat Suhrawadi. Tarekat ini banyak pengikutnya di Indonesia, dimungkinkan karena suluk dari tarekat ini sangat sederhana dalam pelaksanaannya. Untuk membawa jiwa dari tingkat yang rendah ke tigkat yang lebih tinggi melalui tujuh tingkat, yaitu
peningkatan dari nafsu amarah,lawamah, mulhamah, muthmainah,
radhiyah, mardiyah dan nafsu kamilah.
Adapun tareka al-Haddad didirikan oleh SayyidAbdullah bin Alwi bin Muhammad al-Haddad. Ia pencipta ratib haddad dianggap sebagai salah seorang wali qutub dan Arifin dalam ilmu tasawuf. Ia banyak mengarang kitab-kitab dalam ilmu tasawuf. Tarekat haddah banyak dikenal di Hadramaut, Indonesia, India, Hijaz, Afrika Timur, dan lain-lain/.
Selanjutnya tarekat Khalidiyah adalah salah satu cabang dari tarekat Naqsyabandiyah di Turki. Pokok-pokok tarekat Khalidiyah
6
dibangun oleh Syaikh Sulaiman Zuhdi al-Khalidi. Tarekat ini berisi tentang adab dan dzikir, tawassul dalam tarekat, adab suluk, tentang saik dan maqamnya, tentang ribath dan beberapa fatwa pendek dari Sulaiman al-Zuhdi al-Khalidi mengenai beberapa persoalan yang diterima dari bermacam-macam daerah.
c. Tata cara pelaksanaan Tarekat
Tata cara pelaksanaan tarekat antara lain:
1. Dzikir, yaitu ingat yang terus menerus kepada Allah dalam hati
serta menyebutkan namanya dengan lisan. Dzikir ini berguna sebagai alat control bagi hati, ucapan dan perbuatan agar tidak menyimpang dari garis yang sudah ditetapkan Allah.
2. Ratib, yaitu mengucapkan lafal lailaha illa Allah dengan gaya,
gerak dan irama tertentu.
3. Muzik, yaitu dalam membacakan wirid-wirid dan syair-syair
tertentu diiringi dengan bunyi-bunyian (instrumental) seperti memukul rebana.
4. Menari, yaitu gerak yang dilakukan mengiringi wirid-wirid dan
bacaan-bacaan tertentu untuk menimbulkan kekhidmatan.
5. Bernafas, yaiitu mengatur cara bernafas pada waktu melakukan
dzikir yang tertentu.
Selain itu Mustafa Zahri mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan tarekat sebagaimana disebutkan di atas, perlu mengadakan latihan batin, riadah, dan mujahadah( perjuangan kerohanian).
Perjuangan seperyi itu dinamakan pula suluk dan yang
mengerjakannya disebut salik.5
d. Negative Tarekat
7
Semula tarekat merupakan respon terhadap elitisasi tasawuf serta munculnya tasawuf falsify yang cenderung keluar dari koridor syariat. Namun dalam perkembangannya, tarekat itu sendiri membawa ekses negative yang muncul dari pengikutnya yang kebanyakan awam itu. Awamisasi tasawuf dan guru sentris yang menjadi ciri tarekat memunculkan kultus (pendewaan) individu pada
sang guru. Akibatnya berbagai laku bid’ah, khurafat dan tahayyul
muncul.
Pendewaan terhadap seorang syaikh tentu melampaui syaikh-syaikh yang lain bahkan seorang Nabi dan sahabatnya hampir terjadi. Harapannya kepada sang syaikh untuk menolong baik urusa dunia maupun akhirat begitu besar. Harapan-harapan itu diwujudkan dalam bentuk-bentuk ritual seperti membaca teks yan bercerita tentang sejarah sang syaikh meskipun semua ini tidak pernah diajarkan oelh sang syaikh.
Terdapat dua pernyataan yang sangat berlawanan antara
manaqib Abdul Qadir al-Jaelani yang ditulis oleh orang lain dengan apa yang dikatakan sendiri oleh Abdul Qadir al-Jaelani dalam kitab
al-fath al- Rabbany. Di dalam manaqib, wasilah(memohon pada Allah melalui makhluk) diperintahkan akan tetapi di dalam al-Fath al-
Rabbany wasilah dilarang.6
Lagi-lagi tasawuf mendapat godaan penyelewengan tujuan. Semula tarekatbertjuan untuk membantu orang awam agar lebih dekat kepada Allah namun justru dibelokkan untuk lebih dekat kepada sang syaikh dengan berbagai harapan disertai dengan puji-pujian dan khidmah kepada sang syaikh.
Ekses negatif lainnya dari tarekat adalah munculnya perpecahan di antara umat Islam, karena masing-masing aliran tarekat fanatik
8
terhadap aliran yang dianutnya dan cenderung menyalahkan aliran
tarekat yang lainnya.7
IV. KESIMPULAN
Tujuan tarekat terakhir, mencapai tingkat ma’rifat, hal ini apabila
semua amalnya didasari akan keikhlasan dan ketaatan kepada Allah, sehingga akan dapat diketahui segala rahasia dibalik tabir cahaya Allah dan Rasul-Nya secara terang benderang.
Indonesia terdapat sekurang-kurangnya tujuh aliran tarekat yang berkembang di Indonesia, yaitu traekat Qadariyah, Rifaiyah, Naqsyabandiyah, Sammaniyah, Khalwatiyah, al-Hadad, dan tarekat Khalidiyah.
Namun untuk melakukan tarekat mesti meggunakan beberapa tata cara pelaksanaan seperti dzikir, ratib, muzik, menari dan bernafas. Meskipun tujuan tarekat baik tetap saja ada penyelewengan dari tujuan tarekat karena awam.
9 Daftar Pustaka
Nasirudin. 2008. Historitas & Normativitas Tasawuf. (Semarang: Akfi Media)
Nata, Abuddin. 2012. Akhlak Tasawuf. (Jakarta:PT RajaGrafindo)
http://iethafairuz.blogspot.com/2013/09/thoriqoh-yang-berkembang-di-indonesia.html diakses pada Rabu 03 Desember 2014 pukul 06:49 WIB
http://www.referensimakalah.com/2012/11/tujuan-dan-fungsi-tarekat.html, diakses pada Rabu 03 Desember 2014 pukul 07:00 WIB