• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan (RK)

BUKU 3

SERI SIKLUS

PNPM Mandiri Perkotaan

Direktorat Jenderal Cipta Karya DEPARTEMEN PEKERJAAN

Perkotaan UMUM

(2)

Seri Siklus PNPM Mandiri Perkotaan

Penyusun: Marnia Nes Penyunting: Sonny Hk.

Tata-letak & Illustrasi: Eddie B. Handono Cetakan Kedua, Januari 2008

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Departemen Pekerjaan Umum

Direktorat Jenderal Cipta Karya Panduan Diskusi Refleksi Kemiskinan

(3)

Refleksi Kemiskinan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran kritis

masyarakat terhadap akar penyebab masalah kemiskinan. Kesadaran kritis ini menjadi penting, karena selama ini seringkali dalam berbagai program yang menempatkan masyarakat sebagai 'objek' masyarakat diajak untuk melakukan berbagai upaya pemecahan masalah tanpa mengetahui dan menyadari

masalah yang sebenarnya, karena masalah dirumuskan oleh 'Orang Luar' yang datang atas nama proyek atau program-program tertentu.Kondisi tersebut menyebabkan dalam pemecahan masalah masyarakat hanya sekedar

melaksanakan kehendak 'Orang Luar' atau karena tergiur dengan 'iming-iming' bantuan uang, bukan melaksanakan kegiatan karena benar-benar menyadari bahwa kegiatan tersebut memang bermanfaat bagi pemecahan masalah mereka.

Dalam pelaksanaannya, ada 2 hal penting yang harus dilakukan dalam Refleksi Kemiskinan, yaitu olah pikir dan olah rasa, sehingga pendalaman yang

dilakukan melibatkan mental, rasa dan karsa.

Proses ini merupakan analisis kritis terhadap permasalahan kemiskinan yang dihadapi masyarakat, untuk membuka mekanisme–mekanisme yang selama ini sering tidak tergali dan tersembunyi di dalamnya. Analisa kritis terhadap permasalahan kemiskinan sering juga disebut sebagai analisa sosial, artinya mencari secara kritis hubungan sebab akibat, sampai hal–hal yang paling dalam sehingga dapat ditemukan akar permasalahan kemiskinan yang

sebenarnya. Setiap kondisi,baik itu eksternal maupun internal, harus ditelusuri Olah Pikir

Pengantar

(4)

dan kemudian dicari hubungan sebab akibatnya dalam suatu kerangka yang logis. Dalam hal ini setiap orang yang terlibat dalam refleksi belajar untuk berpikir analitis dan logis, sehingga diharapkan tumbuh kesadaran kritis terhadap berbagai penyebab kemiskinan, hilangnya modal sosial yang berakar pada lunturnya nilai–nilai kemanusiaan.

Olah rasa adalah upaya untuk merefleksikan ke dalam-diri terutama yang menyangkut sikap dan perilaku kita terhadap permasalahan kemiskinan. Upaya olah rasa lebih menyentuh 'hati' masing–masing orang yang terlibat dalam proses refleksi untuk merenungkan apa yang telah diperbuat, dilakukan, sumbangan apa yang telah diberikan untuk melakukan upaya penanggulangan kemiskinan dan bagi kesejahteraan dan perbaikan hidup masyarakat. Artinya dalam olah rasa lebih menitik-beratkan kepada sikap dan perilaku yang berhubungan dengan nilai–nilai luhur manusia (memanusiakan manusia).

Diharapkan akan tumbuh kesadaran masing-masing bahwa manusia yang berdaya adalah 'Manusia yang mampu menjalankan fitrahnya sebagai manusia, manusia yang berbeda dengan makhluk lain, yaitu manusia yang mampu memberi dan mengabdikan kehidupannya untuk kesejahteraan umat manusia'.

Jadi keberadaan manusia sesungguhnya tidak untuk merugikan satu sama lain akan tetapi saling menolong dan saling peduli.

Dari olah pikir dan olah rasa di atas, diharapkan cara pandang peserta yang terlibat dalam diskusi akan berubah dan berimplikasi pada:

Kesadaran bahwa seharusnya kita tidak menjadi bagian yang menambah persoalan, tetapi merupakan bagian dari pemecahan masalah dengan cara berkehendak untuk memelihara nilai–nilai luhur kemanusiaan.

Olah Rasa

? 2

PANDUAN DISKUSI REFLEKSI KEMISKINAN

(5)

?

?

Tumbuhnya pemahaman bahwa sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai–nilai luhur, merupakan awal dari tumbuhnya modal sosial, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan pihak luar terhadap masyarakat setempat.

Tumbuhnya kesadaran untuk melakukan upaya perbaikan yang dimulai dari diri sendiri. Sehingga setiap anggota masyarakat mampu untuk memberikan sumbangan (baik tenaga, waktu,pikiran, ruang bagi kelompok lain untuk berpartisipasi, berdemokrasi, dsb) untuk bersama–sama menanggulangi masalah kemiskinan (baca: untuk kesejahteraan masyarakat).

Membangun kesadaran kritis dan kepedulian masyarakat mengenai permasalahan kemiskinan yang bersumber pada lunturnya nilai–nilai kemanusiaan.

Membangun kesadaran warga bahwa masyarakat adalah bagian dari pemecahan masalah bukan sebaliknya.

Adanya kriteria kemiskinan di masing-masing kelurahan

Adanya kesadaran kritis peserta terhadap permasalahan kemiskinan dan akar permasalahannya yang bersumber pada lunturnya nilai nilai kemanusiaan.

Adanya kesadaran bahwa kemiskinan yang menimpa kaum perempuan lebih

?

?

?

?

?

Membangun visi warga mengenai kondisi ideal kelurahan/desa di masa yang akan dating terutama yang berhubungan dengan kesejahtaraan masyarakat

Adanya visi desa/kelurahan

Tujuan

Keluaran

(6)

parah daripada yang menimpa kaum laki–laki, karena permasalahan yang semakin kompleks

Adanya kepedulian dan kesepakatan dari peserta untuk menanggulangi kemiskinan di wilayahnya.

?

Metode yang dipakai dalam diskusi adalah (FGD)

atau Diskusi Kelompok Terarah (DKT).

Untuk setiap kelurahan dampingan jumlah diskusi sebanyak–banyaknya kelompok yang mungkin dilakukan dengan mempertimbangkan rentang waktu dalam siklus Refleksi kemiskinan.

Pada pelaksanaan FGD bisa dilakukan di satu tempat dengan pembagian kelompok–kelompok yang lebih kecil, dan masing–masing kelompok didampingi oleh seorang moderator.

Peserta diskusi pada tingkat komunitas terkecil dipisahkan antara kelompok perempuan, kelompok laki–laki, kelompok warga miskin, kelompok warga non miskin kelompok pemuda dan kelompok campuran. Hal ini dilakukan agar bisa diketahui gambaran persepsi dan kesempatan bagi masin–masing kelompok untuk mengemukakan harapannya. Sedangkan peserta pada tingkat kelurahan disatukan antar berbagai unsur masyarakat karena merupakan musyawarah untuk mencapai kesepakata–kesepakatan.

Apabila diskusi dalam kelompok kelompok sudah selesai, maka dilakukan musyawarah di tingkat kelurahan untuk menyepakati kritreria kemiskinan dan kesepakatan untuk penanggulangan kemiskinan di kelurahan bersangkutan.

Focuss Group Disscusion

Metode

4

PANDUAN DISKUSI REFLEKSI KEMISKINAN

(7)

Fasilitator dan Relawan yang sudah dilatih

Kertas plano Spidol besar Kartu metaplan

Media bantu kartu–kartu penyebab kemiskinan

Media bantu lembar-balik Konsep dan Siklus PNPM–P2KP VCD ' Mencari Orang Baik', apabila diperlukan

Alat pemutar VCD dan TV

Penyelenggara FGD refleksi kemiskinan adalah:

Panitia Refleksi kemiskinan (Tim RK) tingkat komunitas/RT/RW yang terdiri dari relawan–relawan warga

Tim RK tingkat kelurahan/desa RT/RW/Perangkat kelurahan/desa

?

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Proses refleksi ini akan lebih baik apabila ada nara-sumber seperti dari bidang kesehatan, pendidikan, air bersih dan bidang–bidang lain yang berkaitan dengan permasalahan kemiskinan Alat dan Bahan

Penyelenggara

Pemandu

(8)

a. Persiapan Teknis

b. Pembagian Tugas Tim Pemandu

Sebelum penyelenggaraan diskusi, Tim Panitia harus mempersiapkan:

Menentukan siapa yang akan diundang (peserta diskusi)

Menentukan cara mengundang (pengumuman terbuka melalui selebaran, diumumkan di mesjid, dalam pertemuan kelompok arisan dan sebagainya dan atau undangan tertutup)

Waktu dan tempat pelaksanaan, harus disepakati bersama masyarakat Biaya pertemuan. Untuk pengadaan alat tulis seperti kertas plano, spidol besar dan konsumsi sederhana, masyarakat bisa didorong keswadayaannya agar terbiasa berkontribusi dalam kegiatan yang diselenggarakan bagi kepentingannya.

Diskusi akan lebih baik kalau dipandu oleh Tim Pemandu. Sebelum

melakukan diskusi buatlah pembagian tugas antara anggota Tim Pemandu.

Tim Pemandu sekurang–kurangnya 2 orang dengan pembagian tugas 1 orang pemandu dan 1 orang pencatat proses.

?

?

?

?

?

?

Menentukan peserta diskusi

?

?

?

?

Peserta diskusi adalah warga masyarakat, jumlah peserta diskusi yang efektif tidak lebih dari 10 - 12 orang. Diskusi bisa dilakukan dalam waktu bersamaan, kelompok besar dibagi ke dalam

kelompok–kelompok kecil.

Di setiap kegiatan diskusi,

ebaiknya dipisah, agar warga miskin lebih leluasa menge- mukakan harapan dan pendapatnya.

Pada kasus perempuan belum biasa berbicara dalam forum, sebaiknya kelompok perempuan dipisahkan dari kelompok laki–

laki pada saat diskusi.

kelompok warga miskin dengan kelompok warga non-miskin s

Tahap Persiapan

6

PANDUAN DISKUSI REFLEKSI KEMISKINAN

(9)

c. Persiapan Materi

d. Latihan (simulasi)

?

?

Pahami dahulu materi dari topik yang akan dibahas.

Pelajari panduan RK dan catatlah pertanyaan–pertanyaan kunci (membuat panduan FGD). Kalau perlu, pelajari juga beberapa referensi yang

disarankan dalam panduan ini atau dari sumber lain.

Sebelum memfasilitasi diskusi di masyarakat, pemandu sebaiknya berlatih terlebih dahulu dengan melakukan simulasi bersama teman–teman satu tim (Fasilitator dan Relawan), agar pada pelaksanaan diskusi, Anda lebih siap.

Simulasi dapat dilakukan dalamcoachingRK untuk relawan.

(10)

Membangun Visi dan

FGD Refleksi Kemiskinan

(11)

Diskusi Membangun Visi

Tahapan fasilitasi:

Jelaskan bahwa pertemuan ini merupakan tahapan selanjutnya dari rangkaian siklus yang telah dilakukan dalam penanggulangan kemiskinan.

Tanyakan kepada peserta apakah mereka ikut terlibat dalam kegiatan siklus yang sudah berjalan?

Apabila diperlukan jelaskan kembali mengenai siklus PNPM Mandiri Perkotaan dan bahwa kegitan ini merupakan siklus ke dua setelah RKM.

Gunakan lembar balik konsep dan siklus, berikan kesempatan kepada peserta yang belum paham untuk bertanya.

Tanyakan kepada peserta bagaimana kondisi kelurahan/desa mereka sekarang, apakah mereka puas dengan kondisi yang sekarang sudah ada atau menginginkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik ? Apabila peserta mengharapkan adanya perubahan, ajaklah warga untuk merumuskan gambaran kondisi kelurahan/desa mereka 3 atau 5 tahun yang akan datang.

Bagilah peserta ke dalam beberapa kelompok (setiap kelompok tidak lebih dari 4 – 5 orang). Mintalah setiap kelompok untuk menggambar atau membuat simbol kondisi ideal tersebut dalam kertas plano yang sudah disediakan.

·

·

·

·

?

Membangun visi dan

FGD Refleksi Kemiskinan

di Komunitas Basis

(12)

?

?

Setelah menggambar selesai, mintalah kepada setiap kelompok untun menuliskan kalimat yang mencerminkan gambar yang dibuat kemudian dituliskan di bawah gambar atau simbol tadi.

Mintalah kepada setiap kelompok untuk menceritakan gambar atau simbol yang sudah dibuat dan kalimat di bawahnya. Cermati apakah kalimat yang ada sudah mencerminkan visi ? Apabila belum berikan arahan-arahan.

Contoh-contoh kalimat Visi:

Kelurahan/Desa X mencapai kehidupan berkualitas pada tahun ..

Warga Desa/kelurahan y bebas dari kemiskinan pada tahun ...

Tuliskan kalimat-kalimat yang merupakan visi kelurahan/desa yang muncul dari setiap kelompok kemudian tuliskan di dalam kertas plano. Mintalah setiap orang yang hadir untuk maju ke depan dan masing – masing memilih kalimat mana yang menurut mereka merupakan kondisi kelurahan/desa yang diharapkan.

Pernyataan (kalimat) yang paling banyak dipilih dibacakan kepada peserta.

Jelaskan kepada peserta bahwa harapan (cita-cita) mereka disebut dengan visi. Visi kelompok ini akan dibawa dan dibahas dalam lokakarya tingkat kelurahan/desa untuk didiskusikan dengan hasil pada kelompok lain.

Kesepakatan pada lokakarya desa/kelurahan akan dipakai sebagai visi warga kelurahan/desa dan akan dipakai sebagai arah untuk penanggulangan kemiskinan yang prosesnya akan difasilitasi oleh PNPM Mandiri Perkotaan.

ü ü

·

· 10

PANDUAN DISKUSI REFLEKSI KEMISKINAN

(13)

·

·

Ajaklah peserta untuk melihat gambar - gambar dalam kartu kemiskinan.

Bagikan kepada peserta gambar media kartu–kartu kemiskinan yang sudah disediakan, kemudian mintalah mereka untuk memilih masalah kemiskinan yang ada dalam gambar yang sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi. Fasilitator/relawan bisa menggunakan pertanyaan penggerak:

“Apakah ada gambar yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi di wilayah kita?”

Kelompokkan gambar yang sudah dipilih ke dalam kelompok kesehatan, pendidikan, sanitasi dan air bersih, prasarana lingkungan, ekonomi, dst.

Kemudian tanyakan apakah ada masalah lain yang terjadi di sekitar mereka yang belum ada dalam gambar. Apabila ada tulislah jawaban mereka dalam kartu metaplan dan satukan dengan gambar sesuai dengan kelompoknya.

FGD Refleksi Kemiskinan

«

«

«

«

Apabila muncul masalah kesehatan, ajaklah peserta untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai masalah gizi, kesehatan ibu hamil, tingkat kematian ibu melahirkan, kesehatan bayi dan balita, tingkat kematian bayi dan balita, penyakit menular yang banyak diderita dan penyakit- penyakit lain.

Dalam masalah pendidikan, ajaklah peserta untuk berdiskusi mengenai permasalahan pendidikan yang menyangkut kesempatan untuk bersekolah baik untuk anak laki–laki maupun perempuan, dan tingkat baca-tulis-hitung di kalanganwarga peremuan dan laki-laki usia dewasa.

Dalam masalah Sanitasi dan air bersih, ajaklah untuk berdiskusi mengapa warga miskin kekurangan air bersih dan apa akibatnya apabila kekurangan air bersih dan sanitasi dan lingkungan yang kumuh terhadap kesehatan. Siapa yang menanggung beban kerja dalam memastikan tersedianya air bersih (perempuan atau laki–laki?). Apa akibatnya apabila beban kerja perempuan menjadi lebih tinggi, apalagi dalam kondisi hamil.

Dalam masalah ekonomi, ajaklah peserta untuk berdiskusi mengenai masalah pengangguran,

pemasaran, modal dan sebagainya.

(14)

12

PANDUAN DISKUSI REFLEKSI KEMISKINAN

· Simpulkan bersama peserta apa ciri-ciri/kriteria miskin berdasarkan hasil diskusi yang sudah dilakukan.

Tanyakan kepada peserta apa yang menyebabkan mereka mengalami kondisi di atas? Bahas untuk masing–masing masalah.

Bahas lebih jauh apakah masalah–masalah tersebut dialami oleh kaum perempuan ataukah oleh kaum laki–laki. Coba juga ajak peserta untuk

membandingkan tingkat pendidikan perempuan dan laki–laki. Asupan gizi untuk perempuan dan laki–laki dan sebagainya, yang dialami di lingkungan peserta.

Tuliskan jawaban–jawaban peserta pada kartu metaplan (satu kartu memuat satu pernyataan/jawaban). Misal: Tidak punya penghasilan.

Ajaklah peserta untuk menelusuri sebab akibat dari pernyataan dalam kartu metaplan yang sudah ditulis di atas.

Tempelkan satu kartu (pernyataan) di papan tulis (dinding) atau dalam kertas plano besar, kemudian tanyakan mengapa terjadi demikian? Contoh kartu: ' Tidak punya penghasilan', tanyakan lebih jauh mengapa tidak punya penghasilan.

Lihatlah apakah sudah ada jawabannya pada kartu-kartu yang sudah ada?

Apabila sudah ada, tempelkan kartu tersebut di dekat kartu sebelumnya (tidak punya penghasilan) beri tanda panah yang menunjukkan sebab akibat. Apabila jawabannya belum ada dalam kartu kartu tadi tulislah jawaban peserta pada kartu baru, tempel dekat kartu sebelumnya, dan beri tanda panah untuk menunjukkan mana yang menjadi penyebab dan akibatnya (lihat contoh di halaman berikut).

?

?

?

?

?

?

(15)

Tidak punya

penghasilan Tidak punya

pekerjaan

Tidak punya keterampilan Cari kerja sulit

Kemiskinan Tidak ada

peluang

Pendidikan rendah

Biaya pendidikan tinggi

Frustasi (apatis) malas

Kebijakan pendidikan

Kebijakan

Tidak ada informasi

catatan:

Pohon masalah di atas hanya sebagian saja dari pernyataan yang mungkin muncul.

Galilah pernyataan dari peserta

sebanyak–banyaknya dan hubungkan terus sebab akibatnya.

Jelaskan kepada peserta bahwa masalah–masalah yang menyangkut kesehatan, pendidikan, kurangnya modal dan sebagainya sebenarnya hanya dampak (akibat) dari adanya kebijakan–kebijakan tertentu (misal kebijakan megenai biaya pendidikan yang mahal) yang dikeluarkan oleh lembaga–lembaga tertentu sebagai pengambil keputusan. Dampak tersebut juga bisa jadi disebabkan oleh keputusan seseorang (bukan lembaga) contohnya dalam kasus boros, keputusan itu

merupakan keputusan individu. Artinya akar dari semua masalah kemiskinan adalah sikap dan perilaku baik itu perilaku individu (internal) warga miskin sendiri maupun perilaku kelompok–kelompok tertentu, dan perilaku orang–orang yang duduk dalam lembaga pengambil keputusan (eksternal).

(16)

14

PANDUAN DISKUSI REFLEKSI KEMISKINAN

Tidak ada informasi Tidak punya

penghasilan

Tidak punya pekerjaan

Cari kerja sulit

Kemiskinan

Tidak ada peluang

Pendidikan rendah

Biaya pendidikan tinggi

Frustrasi (apatis) Malas

Kebijakan pendidikan Masalah

ekonomi

Lembaga/pengambil keputusan tidak mampu menegakkan keadilan.

? Menipisnya kepedulian

? Meningkatnya keserakahan

? Lunturnya nilai-nilai kemanusiaan Percaya miskin

= nasib Kurang dipercaya

Kurang motivasi

Masalah Sosial

Masalah Akses informasi

Masalah politik

Masalah Perilaku

Masalah Perilaku (akarmasalah)

Kebijakan

?

?

?

?

Jelaskan lebih jauh bahwa keputusan seseorang dampaknya hanya akan menyangkut kehidupan seseorang saja, akan tetapi kalau keputusan lembaga dampaknya akan menyangkut kehidupan banyak orang. Kebijakan merupakan keputusan individu-individu (kumpulan orang yang ada di dalam suatu lembaga).

Tanyakan kepada peserta apa yang akan terjadi apabila orang–orang yang ada di dalam lembaga adalah

orang–orang yang tidak adil, serakah, mementingkan diri sendiri?

Tanyakan juga seandainya orang–orang yang ada di dalam lembaga pengambil keputusan (pemimpin) adalah

orang–orang yang adil, jujur dan peduli tetapi orang–orang yang dipimpinnya malas, boros, dan mementingkan diri sendiri apakah masalah kemiskinan akan teratasi?

Ingatkan kepada peserta mengenai kondisi ideal kelurahan/desa (visi) yang sudah dibahas? Bandingkan kondisi ideal ini dengan kondisi kemiskinan

(17)

yang sudah dibahas dalam kegiatan sebelmnya (penyebab kemiskinan).

Tanyakan kepada mereka apa yang harrus dilakukan untuk mencapai kondisi ideal tersebut?

Tanyakan kepada peserta siapa yang bertanggung jawab terhadap permasalahan kemiskinan apakah hanya orang miskin saja atau menjadi tanggungjawab bersama?

Tanyakan kepada peserta apa yang sudah kita sumbangkan untuk penanggulangan kemiskinan? Gugah perasaan mereka sampai tumbuh kesadaran dan kepedulian untuk 'ikut memecahkan masalah kemiskinan’

Pada saat sudah tumbuh kepedulian peserta, jelaskan bahwa fasilitator dan relawan–relawan akan membantu mereka dalam usaha penanggulangan kemiskinan di wilayah tersebut.

Jelaskan tahapan kegiatan yang akan difasilitasi oleh PNPM-Mandiri Perkotaan (siklus PNPM Mandiri Perkotaan), penting diingat harus ditekankan kepada peserta bahwa rangkaian proses kegiatan yang akan dilakukan bukan untuk mengejar BLM tetapi untuk menanggulangi kemiskinan secara komprehensif.

Catatlah hasil diskusi mengenai : 1) kriteria/ciri-ciri miskin menurut peserta 2) faktor-faktor penyebab kemiskinan dan akarnya 3) komitmen peserta untuk menanggulangi kemiskinan bersama 4)keseluruhan proses diskusi.

Pencatatan menjadi dokumentasi kegiatan bagi relawan, fasilitator dan RT/Lingkungan, dan juga akan dipakai dalam presentasi pada musyawarah RK tingkat kelurahan/desa.

?

?

?

?

?

?

Apabila diskusi–diskusi di tingkat

kelompok sudah selesai, lakukan

musyawarah warga di tingkat

desa/kelurahan untuk menyepakati

kriteria dan penyebab kemiskinan di

tingkat desa/kelurahan dan membuat

Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk

melaksanakan Pemetaan Swadaya.

(18)

Musyawarah Tingkat

Kelurahan/Desa

(19)

ü ü ü ü ü ü ü ü ü

Pembukaan oleh Lurah/Kepala Desa Pembacaan Do’a

Penjelasan Tujuan dan Siklus Refelksi Kemiskinan oleh Fasilitator/Relawan Pemilihan Pemimpin Musyawarah

Presentasi hasil diskusi visi dan FGD refleksi kemiskinan di tingkat basis Diskusi Pleno, perumusan dan penyepakatan tingkat kelurahan/desa Penjelasan Pemetaan Swadaya oleh Fasilitator/Relawan

Penyusunan agenda rencana kerja pemetaan swadaya Penutupan dan Do'a

1. Lurah/Kepala Desa membuka acara 2. Sambutan dari Camat dan PJOK 3.Pembacaan Do'a

4. Penjelasan Fasilitator/relawan

Fasilitator/relawan menjelaskan maksud dan tujuan diselenggarakannya rembuk/musyawarah.

Tanyakan kepada peserta (hadirin), apakah sudah paham betul dengan PNPM Mandiri Perkotaan dan tahapan (siklus) yang harus dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan?

Apabila sudah tercapai pemahaman, mintalah kepada peserta yang paham untuk mengemukakan pandangannya. Tambahkan hal–hal yang perlu dilengkapi dari ditambahkan. Apabila peserta banyak yang belum paham,

?

?

?

Proses Musyawarah

Agenda

Musyawarah

(20)

jelaskan kembali konsep dan siklus PNPM Mandiri Perkotaan dengan menggunakan lembar balik poster yang sudah diesediakan, atau putarlah VCD 'Mencari Orang Baik' kemudian diskusikan.

Beri penekanan bahwa sekarang kita sedang ada dalam tahapan

musyawarah membangun visi dan refleksi kemiskinan. Bahas kembali apa yang ingin dicapai dalam tahap refleksi kemiskinan.

Pemilihan pimpinan musyawarah ditentukan berdasarkan kesepakatan peserta pertemuan

Mintalah setiap wakil dari kelompok basis yang sudah ditentukan sebelumnya untuk mempresentasikan hasil diskusi membanugn visi pada tingkat

komunitas basisi dan hasil FGD RK refleksi kemiskinan di wilayah masing–masing.

Pimpinan musyawarah memimpin perumusan visi kelurahan:

Tampilkan visi yang sudah digali pada masing – masing komunitas. Mintalah kepada peserta untuk masing-masing memilih mana yang menurut peserta menggambarkan cita-cita kondisi kelurahan/desa pada masa datang.

Tandai dan tampilkan visi yang paling banyak dipilih dan sepakati bersama bahwa inilah yang akan menjadi visi kelurahan/desa kita.

Contoh Visi Warga kelurahan Make Muke:

”Make Muke mencapai kehidupan berkualitas pada tahun ... “ 5. Pemilihan pemimpin musyawarah

6. Presentasi hasil diskusi pada kelompok basis

7. Diskusi Pleno

?

?

?

? 18

PANDUAN DISKUSI REFLEKSI KEMISKINAN

Setelah terpilih, pemimpin rembuk warga diajak diskusi oleh fasilitator/relawan mengenai acara yang harus difasilitasi.

Tim yang akan mempresentasikan

hasil diskusi visi dan refleksi

kemiskinan pada tingkat basis

harus dipersiapkan terlebih

dahulu. Harus dipastikan bahwa

ada wakil–wakil dari kelompok

perempuan, kelompok laki–laki,

kelompok warga miskin sebagai

(21)

?

?

Ajak peserta untuk menerjemahkan lebih jauh ukuran-ukuran yang mereka maksud dengan kehidupan berkualitas, misal dari sisi ekonomi, kesehatan, lingkungan permukiman dan sebagainya.

Contoh:

“Tidak ada lagi kematian ibu hamil dan melahirkan akibat perdarahan dan kurang gizi”

“Anak-anak usia sekolah dasar tidak ada yang tidak bersekolah”

“Tingkat pendapatan masyarakat di atas rata-rata UMR (upah minimum regional)”

“Tidak ada lagi ketidakadilan bagi warga termasuk bagi orang miskin, perempuan, kelompok cacat dan lainnya”

“Semua warga bisa menempati rumah yang layak huni”

dan sebagainya ...

Ajaklah peserta untuk melihat gambar - gambar dalam kartu kemiskinan.

Bagikan kepada peserta gambar media kartu–kartu kemiskinan yang sudah disediakan, kemudian mintalah mereka untuk memilih masalah kemiskinan yang ada dalam gambar yang sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi. Fasilitator/relawan bisa menggunakan pertanyaan penggerak:

“Apakah ada gambar yang sesuai dengan permasalahan yang terjadi di wilayah kita?”

? Kelompokkan gambar yang sudah dipilih ke dalam kelompok: kesehatan, pendidikan, sanitasi dan air bersih, prasarana lingkungan, ekonomi, dan

sebagainya. Kemudian tanyakan apakah ada masalah lain yang terjadi di sekitar

(22)

mereka yang belum ada dalam gambar. Apabila ada tulislah jawaban mereka dalam kartu metaplan dan satukan dengan gambar sesuai dengan

kelompoknya.

Setelah itu, diskusi dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengajukan pertanyaan–pertanyaan lanjutan untuk setiap masalah yang muncul (pada setiap kartu) sampai pada masalah kebijakan, kepemimpinan (orang–orang dalam lembaga pengambil kebijakan) dan lunturnya nilai–nilai kemanusiaan (ketidak adilan, keserakahan, ketidak-jujuran dan sebagainya)

Diharapkan peserta akan memahami dan memiliki kesadaran akan

permasalahan kemiskinan yang bersumber pada adanya sikap dan perilaku yang negatif dari para pelaku pembangunan.

?

Pemimpin musyawarah memimpin diskusi hasil FGD RK menyangkut:

Ciri-ciri/kriteria miskin

Penyebab kemiskinan dan akar masalahnya Harapan-harapan dari warga masyarakat

Komitmen untuk melanjutkan pemecahan masalah kemiskinan dengan melakukan tahapan selanjutnya

Fasilitator/relawan menjelaskan kepada peserta bahwa tahapan selanjutnya dalam siklus penanggulangan kemiskinan adalah pemetaan swadaya.

Jelaskan bahwa pemetaan swadaya pada dasarnya adalah proses identifikasi kebutuhan dimana warga masyarakat melakukan kajian–kajian sederhana terhadap penyebab kemiskinan yang sudah disepakati dalam refleksi kemiskinan. Kajian–kajian tersebut dilakukan untuk mengetahui data

?

?

?

?

?

8. Penjelasan Pemetaan Swadaya 20

PANDUAN DISKUSI REFLEKSI KEMISKINAN

(23)

permasalahan yang dialami, potensi–potensi yang bisa dipakai untuk memecahkan masalah dan siapa saja dan berapa banyak orang (jiwa) yang mempunyai permasalahan kemiskinan.

Siklus Pemetaan Swadaya, dengan menggunakan lembar balik PNPM Mandiri Perkotaan, kemudian beri kesempatan kepada peserta untuk tanya jawab.

Pemimpin musyawarah menjelaskan perlunya menyusun rencana kerja bersama untuk pelaksanaan Pemetaan Swadaya, menyangkut:

Sosialisasi hasil RK

Kriteria/ciri–ciri miskin tingkat kelurahan

Tingkatan penyebab kemiskinan, termasuk akarnya Komitmen untuk menanggulangi kemiskinan bersama Tahapan siklus Pemetaan Swadaya

Pembukaan kesempatan pendaftaran relawan dan ketentuannya Siklus Pemetaan Swadaya

Pelaksanaan kajian–kajian pemetaan swadaya pada tingkat RT/RW Pelaksanaan Lokakarya Pemetaan Swadaya tingkat kelurahan Jadual pelaksanaan dan penanggung jawab kegiatan

?

?

?

?

?

?

?

?

?

Jelaskan kepada peserta mengenai

9. Penyusunan Rencana Kerja

10. Penutupan dan Do'a

Lebih jauh mengenai pemetaan

swadaya, lihat Buku 'Siklus PNPM

Mandiri Perkotaan’

(24)

Direktorat Jenderal Cipta Karya DEPARTEMEN PEKERJAAN

Perkotaan UMUM

Referensi

Dokumen terkait

4 Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial bagi keluarga rumah tangga sangat miskin (RTSM),

Media kartu berisi gambar-gambar (benda-benda, binatang, dan sebagainya) yang dapat melatih peserta didik dan memperkaya kosa kata. Kartu-kartu tersebut menjadi

Hasil analisis regresi linier menunjukan bahwa ada pengaruh positif namun tidak signifikan antara pengetahuan pada sikap terhadap kosmetik halal, dengan nilai 0,077 lebih besar

Persoalan cabai merah sebagai komoditas sayuran yang mudah rusak, dicirikan oleh produksinya yang fluktuatif, sementara konsumsinya relatif stabil. Kondisi ini menyebabkan

Berdasarkan data yang diperoleh melalui penelitian mengenai prevalensi helmintiasis saluran pencernaan melalui pemeriksaan feses pada sapi di LPA Benowo-Surabaya

Pemeliharaan Jalan Paket II (Pemeliharaan Jalan Mangga, Jalan Tanjung Manis, Jalan Imam Bonjol, Jalan Sri Rejeki, Jalan Kelun, Jalan Sarana Mulya, Jalan Pilang AMD dan Jalan

Kegiatan pelatihan RPJMD bertujuan menyelesaikan permasalahan kemiskinan desa dengan indikator kemiskinan dan teknis analisis tindakan pemecahan masalah yang sudah

 Pelaksanaan tradisi larangan beraktivitas pada hari Ahad Wage ini sudah dipercaya oleh warga masyarakat Jragung dan kepercayaan ini sulit dihilangkan karena