• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA FLASH CARD TERHADAP PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS DI SDIT DAUROH KABUPATEN TANGERANG BANTEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH MEDIA FLASH CARD TERHADAP PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS DI SDIT DAUROH KABUPATEN TANGERANG BANTEN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA FLASH CARD TERHADAP

PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS DI

SDIT DAUROH KABUPATEN TANGERANG BANTEN

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam bidang

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Nama: Pratiwi Ismi Yanthi NPM: 1686206106

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan peranan penting dalam hidup dan kehidupan. Bahasa memiliki pengaruh yang luar biasa dalam kehidupan ini. Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi untuk menyampaikan pesan dan memperoleh informasi.Bahasa juga merupakan sarana komunikasi untuk menyatakan segala sesuatu yang tersirat di dalam diri manusia dan alat komunikasi sehari-hari antar manusia satu dengan manusia yang lain. Komunikasi akan terlaksana dengan adanya bahasa.Bahasa merupakan salah satu identitas suatu bangsa dan memiliki perbedaan antara satu daerah dengan daerah yang lain.

Dalam pendidikan pembelajaran bahasa sangatlah penting. Manusia dapat berpikir tanpa menggunakan bahasa, tetapi adanya bahasa memudahkan dalam meningkatkan kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan persoalan dan menarik kesimpulan. Dalam belajar mengajar perlu adanya kemampuan berbahasa yang baik guna memudahkan transfer ilmu pengetahuan.Kemampuan berbahasa mampu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik termasuk mengingat materi pelajaran, memecahkan permasalahan dan dapat menarik kesimpulan sesuai dengan materi yang dipelajarinya.Bahasa memudahkan guru dan murid dalam berkomunikasi, sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan.Pembelajaran bahasa terdapat di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Pembelajaran bahasa memiliki peran yang

(3)

penting, karena dengan penguasaan bahasa sejak dini memudahkan komunikasi dimasa yang akan datang.

Dalam pembelajaran bahasa terdapat bahasa asing yang juga dipelajari di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa asing yang pertama sesuai dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 096/1967. Terpilihnya Bahasa Inggris sebagai bahasa asing pertama di Indonesia diantara bahasa asing lainnya didasarkan pada beberapa pertimbangan bahwa bahasa Indonesia belum dapat dipakai sebagai alat komunikasi dengan dunia luar. Bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran.Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah. Materi pelajaran Bahasa Inggris masuk kedalam kurikulum KTSP dan sudah disiapkan oleh pemerintah . Berbeda dengan kurikulum 2013, pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI masuk kekegiatan ekstrakulikuler, yang pelaksanaannya diluar jam pelajaran. Pelajaran Bahasa Inggris dalam kurikulum 2013 tidak dihilangkan, hanya saja tidak masuk kedalam jam pelajaran sehingga pelajaran bahasa inggris masuk di ekstrakulikuler sekolah.

Bahasa Inggris merupakan Bahasa Internasional yang sangat penting untuk dikuasai. Bahasa Inggris juga salah satu bahasa yang dipergunakan di seluruh dunia. Menyadari kenyataan pentingnya bahasa Inggris di masa depan, maka pembelajaran Bahasa Inggris sedini mungkin harus diterapkan di sekolah-sekolah.Pembelajaran Bahasa Inggris terintegrasi dalam empat keterampilan yaitu mendengarkan (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing) yang kesemuanya itu minimal harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran penentu keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.Pentingnya Bahasa Inggris saat ini dikarenakan zaman yang semakin modern dan untuk antisipasi di era globalisasi. Dengan

(4)

penerapan bahasa inggris sejak dini diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik yang mampu bersaing di kancah internasional.

Dalam pembelajaran Bahasa Inggris peserta didik perlu penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan komponen penting dari bahasa.Kosa kata adalah komponen bahasa yang paling berkuasa. Dalam menggunakan bahasa, peserta didik yang kaya kosa kata akan berhasil dalam kemampuan keterampilan ekspresi. Kosa kata adalah jumlah kata yang bila digabungkan akan membentuk bahasa.Seseorang akan kesulitan dalam komunikasi jika kurang memahami bahasa, sehingga akan sulit untuk mengembangkan bahasa mereka. Kosa kata merupakan faktor penting dalam belajar mengajar bahasa Inggris sebagai bahasa asing bahkan dalam semua bahasa. Agar siswa dapat menguasai kosa kata Bahasa Inggris dengan jumlah banyak maka perlu banyak latihan. Bahasa tidak terlepas dari kosa kata, karena kosa kata merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa. Semakin banyak keterampilan kosa kata yang dimiliki maka semakin baik kemampuan berbahasa yang dimiliki.

Pada pembelajaran bahasa inggris di SD/MI pemahaman terhadap kosa kata Bahasa Inggris dirasa masih sulit, dikarenakan guru menyampaikan pembelajaran hanya dengan metode ceramah, apalagi penggunaan media yang sangat minim. Salah satu cara agar pembelajaran Bahasa Inggris itu efektif yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar. Demi terwujudnya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah khususnya.Dengan adanya media pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran akan tersampaikan sesuai dengan keinginan. Adanya media memudahkan guru dalam transfer ilmu dan memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran. Penyampaian materi dan pesan dalam proses

(5)

pembelajaranpun akan semakin mudah dan efektif, sehingga akan meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam belajar.

Salah satu media pembelajaran adalah card media atau media kartu. Media kartu merupakan salah satu media pembelajaran cetak. Media kartu berisi gambar-gambar (benda-benda, binatang, dan sebagainya) yang dapat melatih peserta didik dan memperkaya kosa kata. Kartu-kartu tersebut menjadi petunjuk atau rangsangan bagi peserta didik untuk memberikan respon yang baik.Dan media kartu dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Media kartupun cukup efektif, mudah dibuat, dan tidak membutuhkan biaya yang banyak. Media kartu bahan yang dipakai sangat mudah didapat dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Media kartupun bisa membuat anak aktif dan belajar sambil bermain.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan di SDIT Dauroh pada hari Rabu tanggal 17-18 Juli 2019 dengan koordinator mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu Ibu Nurul Izzah Islami,S.Pd. dapat disimpulkan bahwa para peserta didik masih kesulitan dalam penguasaan kosa kata Bahasa Inggris. Apalagi penggunaan media pembelajaran yang minim dan jarang dilakukan oleh guru tersebut.Peneliti mewawancarai salah satu murid kelas V yang bernama Faqih di SDIT Dauroh, siswa tersebut mengatakan bahwasannya pelajaran Bahasa Inggris dinilai sedikit sulit karena tidak tahu artinya dan harus bergantung kepada kamus. Ini berarti sangat berhubungan dengan kosa kata. Melihat kendala-kendala tersebut dan fenomena yang ada di lapangan,maka penulis mencoba mencari berbagai macam teknik dan strategi untuk membantu meningkatkan penguasaan kosa kata terutama pada siswa SD kelas V, dimana sebelumnya penulis memperhatikan sifat anak SD itu sendiri yang masih senang bermain, hal tersebut membuat mereka sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar.Penulis harus bisa membuat anak merasa tertarik untuk

(6)

belajar, agar tidak bosan para siswa bisa belajar sambil bermain. Diantaranya yaitu dengan penerapan media atau alat bantu ajar.Ada beberapa jenis media pendidikan atau alat bantu ajar yang biasa digunakan dalam proses pengajaran antara lain sebagai berikut.

1) Media grafis seperti gambar, foto, poster, kertas komik. Media grafis sering juga disebut media 2 dimensi.

2) Media 3 dimensi, dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, diorama, mark up,dll.

3) Media proyeksi seperti slide, film scrip, film, penggunaan OHP, dsb. 4) Penggunaan lingkungan sebagai media pendidikan.

Namun penulis hanya akan menerapkan penggunaan media flash card karena media tersebut berupa gambar berwarna yang disertai dengan kosa kata serta cara membacanya dan akan dibahas dalam penelitian yang berjudul pengaruh penggunaan flash card terhadap penguasaan kosa kata pada siswa SD kelas V.

Salah satu cara agar membuat pembelajaran lebih menarik yaitu melakukan berbagai macam interaksi dengan menggunakan media pembelajaran sebagai perantara. Dalam menuntut ilmu akan ada rintangan dan hambatan. Tetapi tetap wajib menuntut ilmu bagi setiap muslim. Pembelajaran Bahasa Inggris penting dipelajari dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Pentingnya belajar ini terbukti dengan adanya firman Allah sebagai berikut :

- 58:11

“Yā ayyuhallażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥụ fil-majālisi fafsaḥụ yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzụ fansyuzụ yarfa'illāhullażīna āmanụ mingkum

(7)

wallażīna ụtul-'ilma darajāt, wallāhu bimā ta'malụna khabīr” Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S. al-Mujadalah : 11).

Dengan melihat latar belakang tersebut peneliti melakukan penelitian pengaruh media flash card. Adanya media pembelajaran dengan menggunakan media kartu bergambar ini, diharapkan dapat membantu siswa dalam penguasaan kosa kata Bahasa Inggris. Selain itu dapat membantu guru dalam memberikan materi agar siswa mencapai nilai yang lebih baik. Selain itu peneliti berharap dengan adanya media flash card ini dapat memberikan suatu media pembelajaran SD/MI yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran kosa kata bahasa inggris dan dapat memudahkan guru dalam mengajar dengan cara yang menarik. Oleh sebab itu peneliti melakukan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Media Flash Card Terhadap Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Di SDIT Dauroh Kabupaten Tangerang Banten”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas bahwa dalam pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar perlu menggunakan media ajar yang tepat dan bisa merangsang keaktifan siswa. Salah satunya yaitu dengan media flash card.

Adapun penerapan flash card sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ketersediaannya kondisi siswa, kondisi kelas, ketersediaan dana, faktor motivasi dan minat siswa serta lingkungan siswa. Sehingga sehubungan dengan

(8)

faktor-faktor tersebut diatas, maka muncul beberapa masalah yang berhubungan dengan penelitian yaitu :

1. Bagaimana penguasaan kosa kata pada siswa SD kelas V?

2. Bagaimana teknik penerapan media flash card dalam proses mengajar kosa kata di SDIT Dauroh Kabupaten Tangerang Banten ?

3. Apakah ada perbedaan penguasaan kosa kata antara siswa yang diajar dengan menggunakan media flash card beserta LKS dengan siswa yang diajar hanya menggunakan LKS?

C. Pembatasan Masalah

Masalah tentang penerapan flash card dalam penelitian ini jika digali secara mendalam dan mendetail maka akan sangat luas sehingga karena keterbatasan waktu, jarak, serta kemampuan yang ada maka penulis hanya membatasi permasalahan yaitu tentang pengaruh penerapan media flash card terhadap penguasaan kosa kata siswa SD kelas V tahun pelajaran 2019/2020

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, baik yang dibahas dalam latar belakang, identifikasi masalah, maupun pembatasan masalah, maka penulis dapat merumuskan perumusan masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut "Apakah penggunaan media flash card efektif terhadap penguasaan kosa kata pada siswa Sekolah Dasar kelas V ?."

(9)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan flash card terhadap penguasaan kosa kata pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yaitu :

a. Membantu mengembangkan penelitian dalam bidang pendidikan lebih jauh, terutama pada bidang pendidikan bahasa Inggris.

b. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penguasaan kosa kata bahasa inggris serta menjadi bahan kajian lebih lanjut.

c. Memberikan sumbangan ilmiah dalam ilmu Pendidikan anak sekolah dasar, yaitu membuat inovasi penggunaan media dalam peningkatan kemampuan penguasaan kosa kata bahasa inggris

2. Manfaat praktis

(10)

a. Bagi peneliti

 Dengan penelitian ini penulis dapat mengetahui perbedaan efektivitas penggunaan media flash card dalam pembelajaran bahasa Inggris

b. Bagi siswa

 Siswa diharapkan lebih tertarik dan lebih aktif dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui proses pembelajaran kosakata bahasa Inggris dengan media kartu gambar.

 Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang menarik melalui media kartu gambar yang berwarna dan berbeda dari pembelajaran kosakata bahasa Inggris sebelumnya karena menggunakan permainan yang memanfaatkan media kartu gambar selama proses pembelajaran berlangsung.

c. Bagi Guru

 Memacu para guru dalam mengajarkan bahasa Inggris dengan cara yang lebih efektif, kreatif dan menyenangkan.

d. Bagi sekolah

 Sekolah dapat memanfaatkan media kartu gambar untuk menunjang pembelajaran.

 Sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas.

e. Bagi Institusi

Memberi masukan mengenai penggunaan flash card dalam mengajarkan kosa kata pada anak untuk pelajaran bahasa inggris.

(11)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan teori

1. Pengajaran Bahasa Inggris pada Siswa Sekolah Dasar

Mata pelajaran bahasa Inggris secara resmi bisa diajarkan di sekolah dasar sejak tahun ajaran 1994 sebagai mata pelajaran muatan lokal. Walaupun dalam kenyataan ada sekolah dasar yang sudah memprogramkan pelajaran bahasa Inggris bagi siswanya sebelum tahun tersebut, terutama sekolah-sekolah swasta yang mampu menyediakan pengajar dan bahan ajamya.

1.1. Kebijakan Pembelajaran Bahasa Inggris di SD

Sebagai kebijakan yang berorientasi ke depan, pemerintah telah menerbitkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan Nasional diikuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 yang menyebutkan tentang pengembangan sumber daya manusia.

Selain itu terdapat kebijakan mengenai mata pelajaran muatan lokal di SD, yaitu kebijakan Depdikbud Republik Indonesia Nomor 0487/14/1992 Bab VIII yang menyatakan bahwa sekolah dasar dapat menambah mata pelajaran dalam kurikulumnya. Setahun kemudian, kebijakan ini disusul oleh Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan

(12)

Kebudayaan Nomor 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang dimungkinkannya program bahasa Inggris lebih dini sebagai satu mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran ini dapat dimulai di kelas 4 SD sesuai aturan pemerintah.

1.2. Hakikat Pembelajaran

Menurut Hafidin Pembelajaran pada hakekatnya adalah usaha dari guru atau pendidik untuk menyuruh, menciptakan dan mengembangkan situasi belajar mengajar yang kondusif yaitu suatu keadaan kelas yang mendorong, merangsang menantangkan, memberikan rasa aman dan menarik minat anak didik untuk melakukan kegiatan dan aktifitas belajar secara optimal. Hilgard ( 1948:10 ) menyatakan bahwa :

Learning is the process by which on activity orginates or is changed through training procedures ( wheter in the laboratory or in the natural environment ) as distinguished from changes by factors not atrisutable to training

Dalam proses pembelajaran akan terjadi interaksi antara murid dengan lingkungannya. Dengan demikian dalam proses pembelajaran

tidak hanya terjadi antara guru dengan murid tetapi juga dengan sumber- sumber lainnya. Seperti: media dan materi.

1.3 Pengertian Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Inggris

Bahasa adalah sesuatu yang paling berguna dan merupakan penemuan yang mengagumkam yang dicapai oleh manusia. Setiap bahasa

(13)

mempunyai pola dan system yang sangat luas dan berbeda antara bahasa satu dengan bahasa lainnya.

Menurut kamus Oxford Advance Dictionary, Language is human_and non instinctive methode of communicating ideas, feeling and desires by means of system of sound and sounds symbols.

Sementara itu Robert D. Hess & Doreen J. Croft mengatakan The complex system of speech sounds that we call language is the basic channel for human intellectual and social interaction.

Dan WJS Poerwadarminta mengatakan Bahasa adalah system dari pada lambang (tanda yang berupa sebarang bunyi-bahasa bunyi yang dipakai orang untuk melahirkan fikiran dan perasaan.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan kepada si penerima. Belajar bahasa tidak tumbuh dengan sendirinya tetapi memerlukan interaksi dengan yang lainnya. Anak-anak yang tumbuh dan terisolasi dari lingkungan sosial bahasanya tidak akan berkembang. Manusia mempunyai kemampuan untuk menghasilkan bermacam-macam suara. Suara-suara tersebut dikembangkan menjadi symbol yang bermakna. " The ability of children to think symbolically and to produce sounds symbols makes it possible for children to learn language, the need to communicate makes it necessary for children to learn language" . Jadi, Anak-anak mempunyai kemampuan untuk belajar bahasa apapun, termasuk belajar bahasa inggris sebagai bahasa asing.

(14)

Untuk mengoptimalkan " golden Age " dalam pembelajaran bahasa Inggris, Guru diharapkan mampu memfasilitasi pembelajaran yang bervariasi dengan menggunakan game , lagu dan alat bantu lainnya untuk mencapai hasil yang memuaskan . " Young children love to imitate and mime; They are inhibited in acting out roles, and they enjoy repetition because it gives than a sense of assurance and achievement".

Berdasarkan beberapa alasan di atas tidak diragukan lagi bahwa anak-anak dapat dan mampu belajar bahasa Inggris di Sekolah Dasar dengan mudah, antusias dan alami.

2. Media Pengajaran

Berdasarkan keterangan di atas, kita ketahui bahwa salah satu cara untuk membantu anak dalam belajar vocabulary yaitu dengan penerapan media ajar.

Menurut Piaget (1963:35), cara berfikir anak berkembang melalui keterlibatan langsung dengan benda dan lingkungan yang ada di sekitarnya. Serta semua anak adalah pebelajar aktif.

2.1. Pengertian Media

Dalam Kamus Bahasa Indonesia Modern, media berarti alat atau sarana. Media berasal dari bahasa latin dalam bentuk jamak medium, maksudnya adalah segala sesuatu yang membawa pesan dari suatu sumber kepada penerima pesan (Anita,1987:72).

(15)

Media adalah suatu alat yang di pakai sebagai saluran ( cannel ) untuk menyampaikan suatu pesan ( message ) atau informasi dari suatu sumber ( resource ) kepada penerimanya (soeparno, 1990:81). Media adalah sumber belajar.secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa untuk memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. ( Gerlack dan Ely dalam Mudhofar, 1990:81)

Memperhatikan pendapat tentang media, dapat disimpulkan bahwa media adalah suatu alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk menyampaikan informasi agar siswa memperoleh pengetahuan keterampilan atau sikap.

2.2. Penggunaan Media dalam PBM

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan di dalam melaksanakan kurikulum agar dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai tujuan pendidikannya yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasamya akan mengantarkan para siswa untuk untuk menuju perubahan tingkah laku, baik intelektual,moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial.Dalam mencapai tujuan tersebut siswa akan berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru melalui proses pengajaran.

Mengajar umumnya atau mengajar bahasa inggris khususnya merupakan usaha menggabungkan beberapa komponen untuk mencapai tujuan. Itu berarti bahwa keberhasilan dalam mengajar tidak ditentukan oleh sebuah komponen yang ada.

(16)

Athony (1983:65 ) menyatakan, “ Language teaching is a collective tittle of a variety of activitas undertaken by different circumstance, consequently there is no single medium ideal for language teaching as it often claimed”.

Itu tidak berati bahwa suatu proses belajar mengajar guru harus membawa semua komponen ke dalam kelas dan menggunakannya. Itu akan menjadi sulit dilakukan karena beberapa keterbatasan. Karena itu guru sering memfokuskan penggunaannya yang pasti seperti media visual. Misalnya dengan menggunakan media gambar.

Dengan alat media dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar, memperjelas materi yang diajarkan dan sangat bermanfaat bagi siswa di dalam menerima pelajaran.

2.3. Tujuan dan Fungsi Media

Tujuan utama menggunakan media adalah agar pesan atau informasi yang dikomunikasikan tersebut dapat diserap semaksimal mungkin para siswa sebagai penerima pesan ( Soeparno, 1987:5). Kedudukan media dalam proses belajar mengajar sebagai perantara dalam menyampai pesan. Dengan menggunakan media diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai.

Di bawah ini diuraikan tentang fungsi media : Arif Sadiman ( 1986 : 11 ), sebagai berikut:

a. memperjelas penyajian pesan

(17)

c. mengaktif siswa

d. mengatasi kesulitan guru dalam menghadapi siswa yang mempunyai

sifat unik dan berbeda.

Kriteria pemilihan media :

 Sesuai kompetensi, siswa, kebutuhan, daerah, dan biaya

 Keadaan sarana pendukung

 Kemampuan pengelolaan

 Ketepatgunaan/efisiensi

 Mutu teknis

Media pembelajaran yang baik

 Ukuran harus besar artinya dapat dibaca siswa seluruh kelas

 Pesan jelas tidak timbul makna ganda

 Gambar berwarna lebih baik daripada hitam putih

 Bentuk atau gambar harus realistik artinya memberikan pemahaman nyata

 Gambar atau foto yg baik sbg media yang mengandung gerak dan berwarna

 Tampilan sederhana tidak kompleks, mudah dipahami, tdk menimbulkan makna ganda, tulisan, gambar, warna, bentuk, komposisi, keseimbangan Karakteristik media pembelajaran :

1. Dapat dilihat dan atau didengar :

 Model, rekaman video, powerpoint, flash

2. Alat bantu pembelajaran

(18)

3. Medium perantara informasi

 Penyampai informasi

4. Alat belajar (modul, rekaman, bahan ajar)

Edgar Dale dalam Wiryang ( 1987 : 10 ) fungsi media adalah sebagai berikut :

a. Memberikan dasar-dasar konkrit untuk berfikir. b. Menarik perhatian siswa terhadap pelajaran. c. Hasil belajar lebih tahan lama.

d. Memberikan pengalaman nyata sehingga usaha belajar sendiri dapat berkembang. e. Mengembangkan keteraturan dan kontinuitas pikir.

f. Kegiatan belajar mengajar lebih mendalam dan beraneka ragam.

2.4. Penggolongan Media

Ada beberapa macam media yang digunakan dalam proses belajar mengajar, dimana media-media tersebut digolongkan atau dikelompokkan menjadi beberapa golongan. J. Kemp dalam Soeparnon (1987:13), menggolongkan media pengajaran bahasa menjadi tiga yaitu : a) Media Pandang ( visual ), b) Media Dengar ( Audio ), dan c) Media Pandang Dengar ( Audio Visual ). Untuk lebih jelas diuarikan di bawah ini :

a. Media Pandang (visual)

Media pandang adalah media yang mengkomunikasikan pesan melalui alat penglihatan. Media ini di bedakan menjadi dua yaitu :

1) Media Pandang Proyeksi.

Media pandang proyeksi adalah media pandang pengoperasianya menggunakan pesawat proyektor atau diproyeksikan dilayar.. Dengan

(19)

menggunakan proyektor mated pelajaran dapat dipantaukan pada layer contoh OHP, Slide, dan Film bisu.

2) Media Pandang Nonproyektor

Media pandang non proyektor adalah media pandang yang pengoperasiannya tanpa menggunakan pesawat atau proyektor. Media ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh para guru dibandingkan dengan media yang lain. Contoh media ini adalah gambar, poster, grafik, peta, papan magnet, papan selip dan kubus struktur.

b. Media Dengar (Audio)

Media audio merupakan saluran untuk menyampaikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan melalalui indera pendengaran ( Zulfahnur,1994 : 33). Contoh media ini adalah radio, rekaman dan lain-lain.

c. Media Pandang Dengar (audio Visual)

Media ini merupakan perpaduan antara dua media dengar. Melalui media ini siswa dapat mendengarkan dan dapat menikmati pesan. Contoh media ini adalah slide suara, film suara dan TV.

3. Beberapa Jenis Media Pandang

Ada banyak jenis media pandang ( visual), tetapi dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas tentang media pandang (visual) dalam bentuk gambar pada flash card dan gambar – gambar pada buku LKS ( Lembar Kerja Siswa )

(20)

3.1.Flash card

Flash card atau Education Card adalah kartu-kartu bergambar yang dilengkapi kata-kata, yang diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania. Gambar-gambar pada flash card dikelompok-kelompokkan antara lain: seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentuk-bentuk angka, dsb. Kartu-Kartu Belajar tersebut dimainkan dengan cara diperlihatkan kepada anak dan dibacakan secara cepat, hanya dalam waktu 1 detik untuk masing-masing Kartu Anak.

Tujuan dari metode itu adalah melatih kemampuan otak kanan untuk mengingat gambar dan kata-kata, sehingga perbendaharaan kata dan kemampuan membaca anak bisa dilatih dan ditingkatkan sejak usia dini. Flash card atau Kartu Belajar ini merupakan terobosan baru di bidang metode pengajaran membaca dengan mendayagunakan kemampuan otak kanan untuk mengingat.

Namun, sebagaimana umumnya metode-metode baru yang ada, metode Kids Flash cards ini juga mendatangkan kritik maupun tanda tanya dari masyarakat maupun profesional di bidang pendidikan dan perkembangan anak, bahkan ada yang menganggapnya mustahil.

Penyebabnya, dasar dari metode Flash cards adalah melatih anak menghafal asosiasi antara gambar dan kata-kata, sehingga ketika ia melihat kata-kata itu lagi di kemudian hari maka ia akan mengingat dan dapat mengucapkannya. Inilah yang disebut ”membaca”. Namun bila anak melihat kata-kata baru, ia tak dapat mengucapkannya karena belum pernah

(21)

diperkenalkan sebelumnya sehingga penerapan media gambar berwarna pada anak sangat membantu dalam pengenalan kosa kata baru.

a. Pengertian Flash Card

Flash card adalah kartu ukuran besar, biasanya menggunakan kertas yang agak tebal, kaku, dan ukurannya A4. Flash card memperlihatkan gambar atau tulisan kata - kata. Biasanya flash card terdiri atas perangkat yang dikelompokkan menurut jenis atau kelasnya, misalnya kelompok gambar makanan , buah - buahan ,sayur - sayuran, alat rumah tangga , alat transportasi , dan pakaian ( Leach, 1986:5 ).

Menurut Webster (1972 : 6 ), flash card adalah beberapa seperangkat kartu seperti nomor, kata, dan lain-lain. Dimulai dengan mempertimbangkan kartu satu persatu secara cepat kemudian mereka memberikan respons cepat dalam sebuah latihan.

Latihan untuk pengayaan kosa kata sangat dianjurkan dengan menggunakan flash card agar siswa dapat menambah kosa kata dan mengingat dengan mudah karena sambil melihat gambarnya . Untuk menghindari salah persepsi terhadap gambar-gambar yang ada di flash card, sebaiknya flash card dicoba untuk ditunjukkan dahulu kepada orang lain sebelum dipakai mengajar anak-anak.

Flash card lebih banyak digunakan untuk seluruh kelas. Karena itu, ukurannya besar agar jelas dilihat oleh sernua siswa. Biasanya, guru memegang beberapa buah flash card dan digerakkan dengan cara memindahkan kartu bergambar yang berada ditumpukkan terakhir ke arah

(22)

depan untuk dilihat siswa. Gerakan memindah kartu dilakukan dengan cepat ,mungkin itu alasan mengapa dinamakan flash card (flash = sekilas, dengan cepat).

Penggunaan flash card pada kegiatan tertentu, misalnya describing things. Gambar yang berwarna akan lebih menarik sebab anak-anak senang gambar yang berwarna-warni dibanding gambar hitam putih . Gambar di flash card dibuat secara kelompok berdasarkan jenisnya. Misalnya, membuat set yang terdiri dari lima gambar buah yaitu banana, grapes, apple, orange, dan strawberry. Gambar-gambar pada Flash card dapat dibuat menggunakan tangan / foto, atau memanfaatkan gambar / foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flash card. Gambar-gambar yang ada pada flash card merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya.

b. Kelebihan Flash card

1. Mudah di bawa-bawa

Dengan ukuran yang kecil Flash card dapat disimpan di tas bahkan di saku, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan di mana saja, di kelas ataupun di luar kelas.

2. Praktis

Dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media flash card sangat praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak perlu memiliki keahlian khusus, media ini tidak perlu juga membutuhkan listrik. Jika akan

(23)

menggunakan kita tinggal menyusun urutan gambar sesuai dengan keinginan kita, pastikan posisi gambarnya tepat tidak terbalik, dan jika sudah digunakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau menggunakan kotak khusus supaya tidak tercecer.

3. Gampang diingat

Karakteristik media flash card adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap kartu yang disajikan. Misalnya antara lain mengenal huruf, mengenal angka, mengenal nama binatang, atau tata cara berwudlu dan lain sebagainya. Sajian pesan-pesan pendek ini akan

memudahkan siswa untuk mengingat pesan tesebut. Kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui apa wujud sebuah benda atau konsep dengan melihat huruf atau teksnya.

4. Menyenangkan

Media flash card dalam penggunannya bisa melalui permainan. Misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari satu benda atau nama-nama tertentu dari flash card yang disimpan secara acak, dengan cara berlari siswa berlomba untuk mencari sesuai perintah. Selain mengasah kemampuan kognitif juga melatih ketangkasan (fisik).

c. Manfaat Flash card

(24)

- Meningkatkan kemampuan anak dalam menghafal dan menguasai kosa kata (vocabulary) bahasa Inggris dalam waktu cepat.

- Memudahkan orang tua atau guru dalam mengajar dan rnengenalkan kosa kata (vocabulary) kepada anak sejak dini.

- Anak akan mendapatkan dua manfaat sekaligus; mengerti bahasa Inggris dan mengenal jenis-jenis binatang, buah, dll

d. Cara Pembuatan flash card

Adapun, flash card tidak hanya dapat diperoleh dengan membeli, tetapi guru dapat membuatnya sendiri dengan biaya yang relative lebih terjangkau, yaitu:

1) Siapkan kertas yang agak tebal seperti kertas duplek atau dari bahan kardus. Kertas ini berfungsi untuk menyimpan atau menempelkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2) Kertas tersebut di berikan tanda dengan pensil atau spidol dan menggunakan penggaris, untuk menentukan ukuran 25X30 cm

3) Potong-potonglah kertas duplek tersebut dapat menggunakan gunting atau pisau kater hingga tepat berukuran 25X30 cm. Buatlah kartu-kartu tersebut sejumlah gambar yang akan ditempelkan atau sejumlah materi yang kita butuhkan.

4) Selanjutnya, jika objek gambar akan langsung dibuat dengan tangan, maka kertas alas tadi perlu dilapisi dengan kertas halus untuk menggambar, misalnya kertas HVS, kertas concert atau kertas karton. 5) Mulailah menggambar dengan menggunakan alat gambar seperti kuas,

(25)

komputer dengan ukuran yang sesuai lalu setelah selesai ditempelkan pada alas tersebut.

6) Jika gambar yang akan ditempel memanfaatkan yang sudah ada, misalnya gambar-gambar yang di jual di toko, di pasar, maka selanjutnya gambar-gambar tersebut tinggal di potong sesuai dengan ukuran, lalu ditempelkan menggunakan perekat atau lem kertas.

7) Pada bagian akhir adalah memeberi tulisan pada bagian kartu-kartu tersebut sesuai dengan nama objek yang ada didepannya. Nama-nama ini biasa dengan menggunakan beberapa bahasa misalnya Indonesia dan Inggris.

e. Penggunaan Flash card Pada Pembelajaran Kosa Kata

Bahasa merapakan alat untuk mengungkapkan makna yang diwujudkan melalui kata bahasa dan kosa kata. Dengan demikian bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa semakin berfungsi dalam pemakaian berbahasa seseorang dapat dilihat dari kualitas dan kuantitas kosa kata yang dimiliki.

1) Pengertian vocabulary (kosa kata)

Kosa kata ( Inggris: vocabulary ) adalah himpunan kata yang diketahui maknanya dan dapat digunakan oleh seseorang dalam suatu bahasa,. Kosa kata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosa kata seseorang secara umum

(26)

dianggap merupakan gambaran dari intelegensia atau tingkat pendidikannya.

Pemahaman kosa kata secara umum dianggap sebagai bagian penting dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata peJajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosa kata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

Penguasaan kosa kata merupakan hal yang paling mendasar yang harus dikuasai seseorang dalam pembelajaran bahasa inggris yang merupakan bahasa asing bagi seluruh siswa dan masyarakat Indonesia. Bagaimana seseorang dapat mengungkapkan suatu bahasa apabila ia tidak memahami kosa kata dari bahasa tersebut. Apalagi kalau yang dipelajari itu adalah bahasa asing, sehingga penguasaan kosa kata bahasa tersebut merupakan sesuatu yang mutlak dimiliki oleh pembelajar bahasa.. Apabila seorang siswa memiliki perbendaharaan kata bahasa inggris yang memadai maka otomatis akan lebih menunjang pada pencapaian empat kompetensi bahasa inggris tadi. Demikian juga sebaliknya tanpa memiliki kosa kata yang memadai seorang siswa akan mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi berbahasa di atas. Kosa kata bahasa Inggris yang perlu dipelajari oleh siswa SD diperkirakan sebanyak kurang lebih 500 kata. Hal tersebut dapat dilihat dari (Tarigan, 1989 : 3 )" Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas tergantung pada kualitas dan

(27)

kuantitas kosa kata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan keterampilan".

Dari uraian diatas dapat terlihat jelas bahwa kualitas dan kuantitas kosa kata sangat penting dalam meningkatkan keterampilan berbahasa seseorang. Sehingga baik atau tidaknya kualitas dan kuantitas kosa kata dapat dilihat dari keterampilan berbahasa seseorang. Dengan demikian jika masalah ini dipahami benar-benar maka dapatlah dimengerti betapa kualitas dan kuantitas kosa kata seseorang turut menentukan bagi perkembangan mental. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan bahwa "Kualitas dan kuantitas,tingkat dan kedalaman kosa kata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan mentalnya". (Tarigan, 1989 : 3 )

Untuk hal tersebut diatas maka perlu adanya penguasaan kosa kata dari bahasa yang digunakan atau dipelajari.Kemudian penulisan mengungkapkan pengertian dari penguasaan kosa kata. Penguasaan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Kemampuan seseorang untuk mendalami suatu bidang yang dipelajari". (Depdikbud, 1989 : 462 ).

Sedangkan arti kosa kata adalah : " Perbendaharaan kata" ( Depdikbud, 1989 : 462 ), sehingga dapat penulis simpulkan bahwa pengertian penguasaan kosa kata adalah kemampuan untuk memahami perbendaharaan kata bahasa inggris.Pembelajaran penguasaan vocabulary bisa menggunakan media apa saja.

(28)

a. Mempersiapkan diri.

Guru perlu menguasai bahan pembelajaran dengan baik, memiliki keterampilan untuk menggunakan media tersebut. Kalau perlu untuk memperlancar lakukanlah dengan latihan berulang-ulang meski tidak langsung dihadapan siswa. Siapkan pula bahan dan alat-alat lain yang mungkin diperlukan. Periksa juga urutan gambarnya kalau-kalau ada yang terlewat atau susunannya tidak tepat.

b. Mempersiapkan flash card

Sebelum dimulai pembelajaran pastikan bahwa jumlahnya cukup, cek juga urutannya apakah sudah benar.

c. Mempersiapkan tempat

Hal ini berkaitan dengan posisi guru sebagai penyaji pesan pembelajaran apakah sudah tepat berada di tengah-tengah siswa, apakah ruangannya sudah tertata dengan baik, perhatikan juga penerangannya lampu atau intensitas cahaya di ruangan tersebut

d. Mempersiapkan siswa

Sebaiknya siswa ditata dengan baik, diantaranya dengan cara duduk melingkar dihadapan guru, perhatikan siswa untuk memperoleh pandangan secara memadai. Cara duduk secara melingkar dipastikan semua siswa dapat melihat sajian dengan baik, berbeda dengan berjejer ke belakang, mungkin saja ada siswa yang tidak dapat melihat ke depan karena terhalang teman yang lainnya, atau terlalu jauh sehingga tidak jelas.

(29)

3) Langkah-langkah Penggunaan Flash Card

- Tunjukkan bagian depan kartu (yang berisi gambar dan kata dalam bahasa Inggris) kepada anak.

- Kartu-kartu yang sudah disusun di pegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa.

- Sambil menunjukkan kartu, guru membacakan teks bahasa inggris sesuai lafal ( cara membacanya ) seperti tertera di belakang kartu, kemudian bacakan pula artinya agar anak paham.

- Bacakan teks pada kartu dengan suara yang terdengar jelas dan bimbinglah anak agar mengikuti

- Jangan beralih ke kartu lain sebelum anak dapat mengikuti lafal bahasa Inggris dengan baik dan benar. Ulangi sampai lafal bahasa Inggris yang diucapkan anak baik dan benar.

- Lakukan berulang-ulang secara konsisten, agar anak dapat belajar secara sistematis sehingga daya serapnya dalam mengingat akan lebih optimal.

Jika sajian dengan cara permainan, letakan kartu-kartu tersebut di dalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru memberikan perintah, misalnya cari nama binatang kuda, maka siswa berlari menghampiri kotak tersebut untuk mengambil kartu yang bergambar kuda dan bertuliskan "kuda”

(30)

Karena hampir semua sekolah menerapkan buku lembar kerja siswa ( LKS ) yang terdapat mated ajar juga latihan-latihan soal, maka penulis dalam skripsi ini akan membandingkan penguasaan vocabulary antara siswa yang diajar dengan penggunaan flash card dengan siswa yang hanya diajar dengan gambar pada buku LKS

a. Pengertian LKS

Lembar kerja siswa (LKS) ialah lembar kerja yang berisi informasi dan perintah / instruksi dari guru kepada siswa untuk mengerjakan suatu kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek, atau dalam bentuk penerapan hasil belajar untuk mencapai suatu tujuan. (Http://www.erlangga.co.id )

b. Beberapa Pandangan Tentang LKS

Pandangan pertama tentang LKS, Saat ini di sekolah-sekolah banyak ditemui penggunaan buku jenis LKS (Lembar Kerja Siswa) yang sebenaraya merupakan buku rangkuman materi pelajaran yang disertai dengan kumpulan soal, terutama soal-soal pilihan ganda. LKS yang semestinya dikerjakan di sekolah dalam kegiatan pembelajaran, seringkali juga harus dikerjakan di rumah sebagai PR.

Dalam LKS jenis ini, materi pelajaran biasanya tidak disampaikan dalam bentuk uraian/bacaan, melainkan sudah dalam bentuk rangkuman atau poin-poin penting saja.

Lembar kerja siswa (LKS) dapat dianggap sebagai suatu media atau alat pembelajaran, karena dipergunakan guru sebagai perantara dalam

(31)

melaksanakan kegiatan pengajaran untuk mencapai tujuan insrruksional khusus atau tujuan pembelajaran khusus.

Pandangan kedua tentang LKS. LKS dikatakan sebagai sarana belajar, karena dengan LKS siswa dapat melaksanakan kegiatan belajar untuk mencapai suatu TIK( Http://www.erlangga.co.id )

c. Fungsi LKS

Dalam proses belajar mengajar ada dua, yaitu: (1) dari segi siswa: fungsi LKS adalah sebagai sarana belajar baik di kelas, di ruang praktek maupun di luar kelas sehingga siswa berpeluang besar untuk

mengembangkan kemampuan, menerapkan pengetahuan, melatih keterampilan, memproses sendiri untuk mendapatkan perolehannya, (2) dari segi guru: melalui LKS, guru dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sudah menerapkan metode "membelajarkan siswa" dengan kadar SAL (Student active learning) yang tinggi. Intervensi yang diberikan guru bukan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan siswa, tetapi berupa panduan bagi siswa untuk memecahkan masalah.

Lembar kerja siswa (LKS) merupakan salah satu dari sekian banyak media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran mata pelajaran, media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar siswa.

Namun gambar yang ada di LKS kurang jelas karena berwarna hitam putih dan kurang bervariasi. Sehingga kurang bisa memotifasi siswa dalam belajar (Http://www.erlangga.co.id )

(32)

B. Penelitian Yang Relevan

Peneliti mencoba menggali informasi terhadap skripsi atau karya ilmiah yang lainnya yang relevan dengan permasalahan yang sedang dilakukan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk membandingkan masalah-masalah yang diteliti baik dalam segi metode dan objek penelitian.

1. Eka Fitriyani 2018 dalam skripsinya “Efektivitas media flash card dalam meningkatkan kosa kata bahasa inggris” menyimpulkan bahwa kemampuan berbahasa Inggris penting karena kemampuan ini memberikan pengaruh secara akademis. Kemampuan bahasa Inggris dapat dilihat dari kekayaan kosakata yang dimiliki seseorang. Salah satu upaya kreatif dalam pembelajaran agar menarik yaitu menggunakan media flash cards. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah media flash cards dapat meningkatkan kosakata bahasa Inggris siswa di Sekolah Dasar. Penelitian menggunakan metode kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent pretest-posttest control group design. Subjek penelitian adalah 35 siswa kelas II Sekolah Dasar, yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hipotesis penelitian ini adalah ada perbedaan kosakata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum dan sesudah pemberian media flash cards. Analisis independent sample t-test dari data gain score kelompok eksperimen (11.7895) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (3.2500) dengan nilai t-hitung 8.998 dan sig. 0.000 (p<0.01), artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest-posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa flash cards dapat meningkatkan kosakata bahasa Inggris siswa.

(33)

2. Siti Nur Zahro dalam skripsinya “Efektivitas Penggunaan Media Flash card Terhadap Penguasaan Kosa kata Bahasa Inggris Siswa Kelas IV Di MI Ma’hadul Muta’allimin Sekaralas Widodaren Ngawi Tahun Ajaran 2018/2019” menyimpulkan bahwa (1) penguasaan kosa kata siswa kelas IV menggunakan media flash card memiliki nilai rata-rata 84,89 (2) penguasaan kosa kata siswa kelas IV yang tidak menggunakan media flash card memiliki nilai rata-rata 74,44 (3) Ada perbedaan yang signifikan terhadap perbedaan efektivitas penggunaan media flash card terhadap penguasaan kosa kata bahasa Inggris siswa kelas IV. Hal ini ditunjukkan dengan taraf signifikasi nilai t0 > ttabel (3,373 > 2,03) sehingga H0 tidak diterima dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosa kata menggunakan media flash card lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan media flash card.

3. Herlina Herlina dan Raden Rahmi Dewi dalam skripsinya Hasil penelitian menunjukkan “Flash card media: The media for developing students understanding for english vocabulary at elementary school” bahwa pemahaman siswa tentang kosa kata bahasa Inggris dengan menggunakan media flash card dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan kognitif dalam mendeskripsikan gambar dan dapat mengembangkan kreativitas dalam berkarya karena pada dasarnya flash card sangat mudah dibuat. Selain bisa menambah kosa kata dalam bahasa Indonesia Bahasa Inggris kepada siswa ternyata menggunakan media flash card pada siswa While manfaat guru media flash card memfasilitasi kegiatan belajar seperti pembuatan media visual yang mudah dan beragam. Berdasarkan kesimpulan dan Implikasi dari penelitian ini, para peneliti menyampaikan saran yang

(34)

ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dan guru dalam proses pembelajaran sehingga hasilnya diperoleh seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti menyarankan Untuk siswa, pembelajaran kegiatan siswa tidak boleh malu dan takut untuk bertanya atau menyatakan pendapat jika tidak memahami materi pembelajaran, disimpulkan bahwa penelitian hingga siklus kedua ini Untuk guru, guru diharapkan untuk melanjutkan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam hal memahami kosa kata bahasa Inggris menggunakan media flash card. Untuk peneliti sebaiknya peneliti membuat suasana dan kondisi belajar sesuai dengan karakteristik siswa sehingga mereka dapat membantu siswa menguasai materi pembelajaran. Peneliti aplikasi media flash card lebih lanjut dapat diterapkan ke mata pelajaran lain yang disesuaikan dengan masalah dan materi pembelajaran.

4. Tri Agustini Solihati dalam skripsinya “Pengajaran Kosakata Bahasa Inggris Melalui Active Learning“ Bahwa Penelitian ini difokuskan pada kemajuan dalam meningkatkan kualitas kosa kata siswa penguasaan berdasarkan spesifik ic seperti warna, jenis makanan dan minuman, tubuh manusia, dan keluarga anggota Materi disampaikan melalui penerapan Pembelajaran Aktif pada awalnya.Siswa kelas SDN Mulyasari 1, Bandung. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Itu hasil yang diperoleh dalam siklus aktivitas pertama terdiri dari kegiatan guru dalam menerapkan aktif pembelajaran sekitar 80% dan jumlah athmosphere kelas adalah 65,25%. Sementara itu evaluasi kegiatan belajar siswa pada lembar tugas mencapai rata-rata 7,74, 8,78 tes formatif, dan analisis pengajaran kosakata mencapai 75%. Sementara itu, pada siklus kedua,hasil yang diperoleh oleh aktivitas guru adalah 90% dan 89,25% untuk suasana kelas. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa selama lembar tugas adalah

(35)

8.06, nilai rata-rata tes formatif mencapai 8,96, dan analisis pengajaran kosa kata adalah 85%. Berdasarkan hasil di atas, itu jelas bahwa implementasi pembelajaran aktif dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris akan membantu siswa dalam mengingat atau bahkan menguasai kosa kata itu. Prestasi ini tidak terlepas dari penggunaan media pembelajaran dan metode pengajaran yang menarik bagi peserta didik.

5. Pascalian Hadi Pradana Dan Febrina Gerhani dalam skripsinya “Penerapan

Media Pembelajaran Flash Card Untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak” Hasil penelitian menunjunkan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan media pembelajaran flash card Untuk Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak. Metode yang penulis gunakan untuk menentukan daerah penelitian adalah pusposive sampling. Yang berfungsi responden melalui metode observasi, dilengkapi dengan metode wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian, media pembelajaran flash card termasuk kartu gambar yang menarik, mudah di mainkan sehingga anak dapat merespon dan belajarnya lebih aktif. Media flash card adalah alat bantu guru untuk anak bermain dan belajar, dapat di gunakan juga di rumah dengan teman bermainnya. Hasil dari sekolah yang diajarkan oleh guru sangat baik sekali sehingga hasil perkembangan bahasa anak baik, anak dapat melaksanakan 2-3 perintah sederhana, dapat menirukan kalimat yang di sampaikan dan dapat merespon terhadap pertanyaan dengan baik. Perkembangan bahasa anak dapat menyebutkan kata-kata dengan jelas, kosa katanya baik dan bisa berbicara dengan baik setelah anaknya masuk sekolah. Simpulan, penerapan media pembelajaran flash card dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak.

6. Empit Hotimah dalam skripsinya “Penggunaan Media Flash card Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Pada Pembelajara Kosa kata Bahasa Inggris Kelas II MI Ar-Rochman Samarang Garut” Hasil penelitian menunjukkan

(36)

bahasa inggris pada tingkat Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik dapat mengembangkan kompetensi berkomunikasi dan memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa berupa kemampuan kosakata, semakin banyak kosakata yang dimiliki seseorang, semakin tinggi pula keterampilan berbahasanya. Mengingat pentingnya peranan kosakata dalam berbahasa maka pembelajaran kosakata menjadi perhatian penting dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Mempelajari kosakata Bahasa Inggris bukanlah hal yang mudah karena seringkali siswa mengalami kesulitan dalam perolehan kosakata baru itu. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mencoba menggunakan media flascard dalam pembelajaran kosakata Bahasa Inggris dengan harapan dapat meningkatkan kekampuan kosakata siswa. Tujuan melaksanakan penelitian ini adalah Untuk mengetahui proses pembelajaran dan peningkatan kemampuan kosakata siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan media flashcard di Kelas IIMI Ar-rochman Samarang Garut. Metode penilitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tahap-tahap sebagai berikut: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) tes, (2) wawancara, (3) observasi. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah untuk pelaksanaan tindakan pertama pembelajaran belum mencapai hasil yang maksimal, hal ini dapat dilihat masih adanya siswa yang kurang melibatkan diri dalam penggunaan media flashcard dan masih adanya siswa merasa bingung dengan apa yang

(37)

diintruksikan guru sehingga nilai rata-rata yang didapat siswa pada siklus I adalah 68, dengan ketuntasan belajar sekitar 72%. Dengan melihat Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan di MI Ar-Rochman yaitu 65, ada 13 0rang yang mencapai kriteria tuntas, artinya hanya 72% sedangkan menurut KTSP suatu pembelajaran dikatakan tuntas apabila nilai ketuntasan yang didapat siswa ≥ 75% dari jumlah siswa.Adapun pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata yang didapat siswa pada siklus II adalah 84, dengan ketuntasan belajar sekitar 100%.

7. Ida Ayu Nyoman Lilis Trisnanti, Luh Ayu Tirtayani Dan I Ketut Adnyana Putra dalam skripsinya “Pengaruh Media Flash Card Billingual Terhadap Kemampuan Kosa kata Bahasa Inggris Permulaan Anak Kelompok B TK Gugus Mawa” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media Flashcard Bilingual terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris permulaan anak kelompok B di TK Gugus Mawa Kecamatan Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen). Desain eksperimen yang digunakan yaitu “nonequivalent control group design”. Sampel dalam penelitian ini adalah anak kelompok B2 TK PP Kumara Loka berjumlah 24 anak sebagai kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan media flashcard bilingual terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris permulaan dan anak kelompok B2 TK Laksana Kumara berjumlah 24 anak sebagai kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan tidak menggunakan media flashcard bilingual terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris permulaan. Data hasil kemampuan kosakata.Bahasa Inggris permulaan dikumpulkan dengan teknik observasi yang dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan

(38)

statistik inferensial dengan uji-t. Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh thitung = 3,39 pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 46, sedangkan nilai ttabel = 2,021, sehingga thitung = 3,39 > ttabel = 2,021. Berdasarkan kriteria pengujian maka H0 ditolak dan Ha diterima. Adapun nilai rata-rata kemampuan kosakata Bahasa Inggris permulaan anak yang dibelajarkan dengan media flashcard bilingual adalah 81,38, sedangkan pada kelompok yang dibelajarkan dengan tidak menggunakan media media flashcard bilingual adalah 72,50. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media flashcard bilingual terhadap kemampuan kosakata Bahasa Inggris permulaan pada anak kelompok B di TK Gugus Mawa Kecamatan Denpasar Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018.

8. Oktavia Triami Putri dalam skripsinya “Peningkatan Penguasaan Kosa kata Bahasa Inggris Menggunakan Media Flash Card Di SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta” Bahwa Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Inggris melalui penggunaan media flashcard di SD Negeri Surokarsan 2 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 2 yang berjumlah 22 siswa. Penelitian berlangsung dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan.Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, tes unjuk kerja, dan catatan lapangan. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media flashcard dapat meningkatkan penguasaan kosakata pada siswa. Pada pratindakan, nilai rata-rata kelas sebesar 39,55 dengan nilai tertinggi 65 dan nilai terendah 32,5 lalu mengalami peningkatan sebesar 13,35 pada siklus I

(39)

menjadi sebesar 52,9. Sedangkan nilai dari siklus I juga mengalami peningkatan sebesar 20,83 pada siklus II menjadi sebesar 73,73 pada rentang skor 0-100. Siswa yang mendapatkan nilai ≥60 sudah mencapai 90% dan melalui penggunaan media flashcard.

9. Futtihatir Rohmah Dan M. Shodiq A.M dalam skripsinya “Permainan Flash Card dalam Menyusun Kalimat Sederhana Bahasa Inggris bagi Siswa Tunarungu” Bahwa Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendiskripsikan pengaruh permainan Flash card terhadap hasil belajar menyusun kalimat sederhana Bahasa Inggris pada siswa tunarungu. Penelitian ini menggunkan rancangan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen, menggunakan desain Quasi Experiment atau pretest-posttest (One Group-Pretest-Posttest Design.) Teknik pengumpulan data menggunakan uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil tabel Thitung= 0. Sedangkan harga Ttabel pada tabel dengantaraf signifikan 5% sebesar= 2,571. Dari kriteria pengujian yang telah ditetapkan, maka Ho ditolak karena Thitung < Ttabel. Kesimpulan dari hasil di atas adalah terdapat pengaruh media kartu flash card terhadap hasil belajar menyusun kalimat sederhana Bahasa Inggris bagi siswa tunarungu.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori di atas, maka dapat dikemukakan landasan sebagai berikut:

1) Dalam belajar bahasa Inggris, penggunaan Flash card sebagai media ajar perlu dioptimalkan, karena mengingat sifat anak –anak yang masih senang

(40)

bermain dan tertarik pada gambar-gambar yang berwarna-warni dibanding gambar hitam putih yang ada pada LKS..

2. Respon anak berbeda bila diajar bahasa Inggris dengan menggunakan media flash card, dibanding tanpa menggunakan media ajar.

3. Penguasaan vocabulary dalam pembelajaran bahasa Inggris bagi siswa Sekolah Dasar sangat penting dan merupakan salah satu dasar penguasaan keterampilan berbahasa.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara yang belum terbukti kebenarannya. Bardasarkan landasan teori di atas, maka penulis mencoba untuk merumuskan hipotesis.

Dalam pengajaran bahasa Inggris SD kelas V diduga akan terdapat perbedaan penguasaan vocabulary antara siswa yang diajar dengan media flash card dengan siswa yang diajar hanya menggunakan gambar ilustrasi pada buku LKS.

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar Islam Terpadu Dauroh di Kabupaten Tangerang Banten.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yaitu pada tanggal Juli 2019 – Mei 2020 tahun ajaran 2019 – 2020 dengan alokasi sebagai berikut :

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Jadwal Kegiatan

Bulan Pelaksanaan 2019 - 2020

Jul-19 Feb-20 Mar-20 Apr-20 May-20 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pra Pelaksanaan Penelitian

a. Survei

b.Menentukan Judul Dan Topik

Penelitian c.Pembuatan Proposal d.Menyelesaikan Administrasi Penelitian e.Menentukan Instrumen Penelitian

2 Pelaksanaan a.Pengumpulan Data b.Proses Bimbingan c.Pengolahan Data 3 Penyusunan Laporan a.Penyusunan Data b.Pengetikan Data c.Penggandaan Laporan Penelitian

(42)

B. Metode Penelitian

Sugiyono (2012:3) menyatakan metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu dan metode penelitian pendidikan diartikan sebagai sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Penggunaan metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dimana metode eksperimen menurut Sugiyono (2012:107) metode eksperimen merupakan metode yang menjadi bagian dari metode kuantitatif yang mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu dengan adanya kelompok kontrolnya. Desain eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design yang merupakan bentuk metode penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) . Desain penelitian disajikan pada Tabel di bawah

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Posttest

Eksperimental Menggunakan media gambar pada flash card

Hasil belajar

Kontrol Menggunakan gambar ilustrasi pada buku LKS tanpa flash card

(43)

C. Populasi Dan Sample

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDIT Dauroh Kabupaten Tangerang Banten.

Tabel 3.3 Data siswa kelas V SDIT Dauroh

Kelas Jumlah Siswa

Kelas V Pria 40

Kelas V Wanita 40

Jumlah 80

Sumber: Tata Usaha

2. Sampel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 kelompok sample yaitu kelompok eksperimen yang diajar menggunakan media gambar pada flash card terdiri dari 20 siswa yang diambil secara acak dari seluruh siswa kelas V SDIT Dauroh dan kelompok pengendali yang diajar hanya menggunakan gambar ilustrasi pada buku LKS tanpa flash card terdiri dari 20 siswa yang diambil secara acak dari seluruh siswa kelas V SDIT Dauroh .

3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas

Penggunaan flash card pada pengajaran bahasa Inggris pada siswa kelas V SDIT Dauroh .

(44)

2. Variabel terikat

Penguasaan vocabulary pada siswa kelas V SDIT Dauroh sebagai akibat dari penerapan flash card pada proses pembelajaran.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes.

1. Tes

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar bahasa inggris siswa. Dengan cara tes pada akhir pembelajaran (posttest), hasil posttest inilah yang merupakan data hasil belajar bahasa inggris siswa. Tes ini diberikan kepada siswa secara individual, pemberiannya ditujukan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa. Tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda yang terdiri dari 20 butir soal.Tes yang diberikan pada setiap kelas soal-soal untuk posttest adalah sama.

E. Instrumen Penelitian

1. Pengertian Variabel

Menurut Arikunto Suharsimi (2010:96) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Ada dua variabel

(45)

dalam penelitian ini, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel tersebut diidentifikasikan ke dalam penelitian ini sebagai berikut: a. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (X) yang memengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Penggunaan flash card pada pengajaran bahasa Inggris pada siswa kelas V SDIT Dauroh”.

b. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (Y) yang menjadi akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah “Penguasaan vocabulary pada siswa kelas V SDIT Dauroh sebagai akibat dari penerapan flash card pada proses pembelajaran”

2. Variabel Penggunaan flash card pada pengajaran bahasa Inggris

a. Definisi Konseptual

Flash card adalah kartu ukuran besar, biasanya menggunakan kertas yang agak tebal, kaku, dan ukurannya A4. Flash card memperlihatkan gambar atau tulisan kata - kata. Biasanya flash card terdiri atas perangkat yang dikelompokkan menurut jenis atau kelasnya, misalnya kelompok gambar makanan , buah - buahan ,sayur - sayuran, alat rumah tangga , alat transportasi , dan pakaian ( Leach, 1986:5 ).

b. Definisi Operasional

Berdasarkan kajian teori di atas, penelitian ini menyimpulkan dua definisi operasional yang mewakili seluruh isi penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

(46)

1. Media kartu gambar merupakan media pembelajaran berupa kartu kecil yang

berukuran 25 x 30 cm yang berbentuk segiempat yang didalamnya memuat gambar yang menunjang topik pembelajaran yang diajarkan. Media kartu gambar memuat mengenai nama dari obyek gambar yang ada dalam sebuah kartu. Nama tersebut di tuliskan dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, serta dicantumkan pula bagaimana gambar tersebut apabila diucapkannya dalam bahasa Inggris. Media kartu gambar dapat digunakan oleh siswa dan guru. Siswa dapat menggunakan media kartu gambar untuk mengenal dan membaca kosakata bahasa Inggris dan guru dapat menggunakan media kartu gambar sebagai perantara dalam menyampaikan materi pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

2. Media flash card merupakan perantara pembelajaran yang berupa gambar

berwarna Gambar di flash card dibuat secara kelompok berdasarkan jenisnya. Misalnya, membuat set yang terdiri dari lima gambar buah yaitu banana, grapes, apple, orange, dan strawberry. Gambar-gambar pada Flash card dapat dibuat menggunakan tangan / foto, atau memanfaatkan gambar / foto yang sudah ada yang ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard. Gambar-gambar yang ada pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya.

3. Variabel Penguasaan vocabulary pada siswa kelas V SDIT Dauroh

sebagai akibat dari penerapan flash card pada proses pembelajaran

(47)

Kosa kata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang diketahui maknanya/ dan dapat digunakan oleh seseorang dalam suatu bahasa,. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelegensia atau tingkat pendidikannya.

b. Definisi Operasional

Berdasarkan kajian teori di atas, penelitian ini menyimpulkan dua definisi operasional yang mewakili seluruh isi penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. penguasaan kosakata bahasa Inggris materi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara meningkatkan proses menguasai perbendaharaan kata benda berupa istilah dalam bahasa Inggris. Penguasaan yang dimaksud adalah listening and repeating words, spelling dan word meaning

2. Pengusaan kosakata bahasa Inggris adalah kemampuan seseorang dalam mengetahui dan memahami kosakata bahasa Inggris. Siswa kelas V SDIT Dauroh telah menguasai kosakata bahasa Inggris apabila siswa telah dapat membaca,mengartikan dan memahami kosakata bahasa Inggris yang diajarkan.

(48)

4.Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen

Variable Kompeten

si Dasar Indikator

Format

Tes Nomer Item Ranah

Penguasaan kosakata Bahasa Inggris melalui Media Kartu Gambar kosakata bahasa Inggris Siswa mampu membaca , memahami , mengartikan ,mengulang dan menambah kosakata bahasa Inggris dengan pelafalan bahasa Inggris dan intonasi yang tepat. Tes Pilihan Ganda 1,2,3,4,5,6,7,8, 9,10,11,12,13,1 4,15,16,17,18,1 9,20 C1 , C2 dan C3

Instrumen penelitian yang digunakan penulis berupa tes tertulis yaitu tes vocabulary berbentuk soal pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal dimana tiap butir soal disediakan 4 pilihan jawaban ( a, b, c, dan d ).

Sebelum diberikan pada kelompok sampel, instrumen tersebut penulis uji pada sejumlah siswa yang mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel melalui tes try out yaitu pada 20 siswa kelas V pada SDIT Dauroh yang diambil secara acak. Hal tersebut guna mengetahui apakah tes tersebut memenuhi kriteria.

Antara lain :

a. Valid b. Reliabel

Gambar

Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Data siswa kelas V SDIT Dauroh
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penghitungan persentase jumlah inti sel tubuli renalis yang memberikan reaksi positif dan reaksi negatif terhadap kandungan antioksidan Cu,Zn-SOD, diketahui bahwa

Jadi, pengambilan keputusan untuk pemilihan jurusan di Perguruan Tinggiadalah sebuah proses berpikir dimana individu mengevaluasi satu atau lebih alternatif dan membuat

Attributional responsses merupakan cara lain penggunaan proses attribusi melalui prilaku kita sebagai reaksi atas tindakan orang lain. Dalam hal ini kita menanggapi

The purpose of this study is to examine the influence of hedonic shopping motivation consisting of adventure shopping, social shopping, gratification shopping, idea

Dalam rangka menunjang peningkatan potensi pariwisata tersebut, jembatan pengubung, penataan lansekap serta desain kolam genangan ( long storage ) untuk wisata air

E-Learning merupakan sistem penyampaian informasi, komunikasi, dan pelatihan dalam rangka menyelenggarakan proses pembelajaran pendidikan yang dilakukan melalui media

Banyaknya waktu yang diperlukan guru untuk membuat serta menilai sebuah tes objektif serta ditambah sangat diperlukannya ketelitian guru saat melakukan penilaian

Dengan ini kami mengundang perusahaan saudara untuk mengikuti Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya :. Perencanaan Pengadaan dan Pemasangan Jaringan Pipa Distribusi Kecamatan