• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PANITIA PENGADAAN/KELOMPOK KERJA/PEJABAT PENGADAAN JASA KONSULTANSI SUMBER DANA APBD TAHUN ANGGARAN 2011

DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIZJING)

Nomor : 51/Pan.K.SU/Tr/2011

Kegiatan : Penyusunan Road Map kelembagaan pengembangan bersama kawasan strategis Nasional Danau Toba (Tr-04)

TA : 2011

Pada hari ini Senin tanggal tiga belas bulan Juni tahun Dua ribu sebelas (13- 06-2011), Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2011 pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provsu Nomor : 061.1/688-Tarukim Provsu/2011 tanggal 07 April 2011, telah melakukan penjelasan dokumen pemilihan secara On-Line melalui websitewww.lpse.sumutprov.go.id yang berlangsung pada pukul 10.00 Wib s/d 12.00 Wib uraian sebagai berikut :

Untuk paket pekerjaan Penyusunan Road Map kelembagaan pengembangan bersama kawasan strategis Nasional Danau Toba (Tr-04), sampai dengan batas waktu akhir tahapan penjelasan dokumen pemilihan tidak ada pertanyaan dari peserta/penyedia jasa.

Total Harga Perhitungan Sendiri (HPS) untuk paket pekerjaan ini adalah sebesar Rp. 935.000.000,- (Sembilan ratus tiga puluh lima juta rupiah).

Terjadi perubahan Kerangka Acuan Kerja dari dokumen yang telah di tentukan dalam dokumen terdahulu. (Terlampir dibawah)

Demikian Berita Acara ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana perlu.

Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provsu

(2)

LAMPIRAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN ROAD MAP KELEMBAGAAN PENGEMBANGAN BERSAMA KAWASAN STRATEGIS NASIONAL DANAU TOBA TA. 2011

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Kawasan Danau Toba memiliki ekosistem daratan dikelilingi oleh pegunungan Bukit Barisan dengan panjang mencapai 87 kilometer dengan 259.721 hektare (Ha) berada pada ketinggian 900 meter dari permukaan laut dan jumlah desa di sekitar danau sebanyak 443 desa. Kawasan Danau Toba memiliki potensi kawasan hutan seluas 238.399 Ha dan potensi keragaman hayati daratan, yaitu antara lain: anggrek Toba, Adulpak, Kantung Semar dan Andaliman.

Danau Toba memiliki 19 subdaerah aliran sungai (DAS), luas tanggapan air 2.586 kilometer persegi, dan siklus pergantian air 110-280 tahun. Ini merupakan salah satu keunikan Danau Toba, di mana danau-danau sedunia hanya memiliki siklus perputaran air rata-rata sekitar 17 tahun. Sebagai sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga dan industry, diperkirakan perairan danau toba mampu mengalirkan air mencapai 3,2 miliar kubik, yang artinya berpotensi memberikan nilai ekonomi sebesar 538 milyar per tahun.

Dengan memanfaatkan kondisi topografinya, Danau Toba memiliki potensi daya listrik sekitar 1.000 hingga 1.100 Megawatt (MW). Daya bangkit yang telah terpakai adalah 450 MW pada PLTA Asahan, 82 MW pada PLTA Lae Renun dan 180 MW pada PLTA Asahan I di Porsea Toba Samosir. Di samping itu, perairan Toba juga menyimpan kekayaan hayati dan terdapat spesies endemik yang sangat beragam berupa Ikan Batak (Tor Sorro), ikan mas, ikan pora-pora dan lainnya.

Namun dengan potensi sedemikian, saat ini Kawasan Danau Toba sedang mengalami berbagai tekanan yang disebabkan oleh penurunan kualitas lingkungan hidup yang bersumber dari tidak terkendalinya kegiatan rumah tangga, keramba jaring apung, pembuangan oli, dan peternakan.

Pencemaran limbah dan sampah organik dari bangunan-bangunan di sekitarnya telah banyak mewarnai keindahan danau dengan luas sekitar 1.130 km2 ini. Pencemaran ini diperparah oleh keramba jaring apung yang pelletnya mengotori danau. Belum lagi ditambah limbah peternakan babi di sekitar danau yang limbahnya dikuatirkan mengganggu ekosistem Danau Toba dalam jangka panjang

Lemahnya pengendalian ini disebabkan karena tidak adanya arah pengembangan yang jelas untuk pemanfaatan sumber daya di kawasan danau Toba ini. Padahal Kawasan Danau Toba (KDT) ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari sudut pandang lingkungan hidup berdasarkan PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

(3)

Pada tahun 2009, Pemerintah melalui Dirjen Penataan Ruang telah menyusun rencana tata ruang kawasan ini, dengan tujuan utama adalah penyelematan ekosistem danau melalui pemantapan kawasan lindung dan revitalisasi perairan Danau Toba sebagai sumber air minum.

Revitalisasi ini dilakukan dengan pembatasan keramba jaring apung, penetapan zonasi perairan danau serta pengawasan baku mutu air danau dan baku mutu air limbah. Selain itu, RTR KSN KDT ini juga akan menghidupkan kembali pariwisata danau toba sebagai ikon utam wisata sumatera utara yang dulu memang pernah berjaya dan mampu bersaing dalam kancah internasional.

Dari sisi infrastruktur, pengembangan KDT akan didukung melalui pembenahan 8 (delapan) pintu masuk berskala nasional, yaitu berupa perbaikan jalan arteri primer dan jalan lingka luar danau toba, pembukaan jalur penerbangan dari Jakarta, Thailand dan Asia Timur dengan pemantapan Bandara Silangit sebagai pusat penyebaran tersier dan pembangunan Bandara Sianitak.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sendiri telah mengarahkan pembenahan kawasan danau Toba ini sejak tahun 2002 dengan membentuk Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba (BKPEKDT) melalui SK Gub Sumatera Utara No. 062.05/245/K/Tahun 2002 tanggal 2 Mei 2002 dengan tugas utama melaksanakan program-program yang dituangkan dalam dalam dokumen Lake Toba Ecosystem Management Plan (LTEMP). Baru pada tahun 2004, LTEMP tersebut ditandatangani oleh Para pemangku amanah terkait, yaitu Gubernur Sumatra Utara dan Ketua DPRD Sumatra Utara, Ketua Otorita Asahan, para Bupati/Walikota dan Ketua DPRD Kabupaten Asahan, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, dan Kota Tanjung Balai.

Namun demikian, sampai dengan saat ini, berbagai kebijakan yang telah ditetapkan tersebut belum juga dapat memberikan perbaikan yang signifikan bagi kawasan danau toba, baik dari aspek lingkungan hidup, kebutuhan vital air bersih dan listrik, apalagi peningkatan pariwisata.

Berbagai pihak menyadari, perlu segera ada langkah konkrit dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara untuk mengatasi persoalan lemahnya implementasi kebijakan dan menangkap peluang dengan ditetapkannya Danau Toba sebagai kawasan strategis nasional (KSN). Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memandang perlu untuk melakukan penyusunan Road Map Kelembagaan pengelolaan bersama Kawasan Strategis Nasional Danau Toba.

I.2. Rumusan Masalah

Perlu dirumuskan pola kelembagaan pengelolaan bersama yang efisien, efektif, produktif, dan saling menguntungkan untuk mengatasi persoalan yang ada saat ini, serta mengoptimalkan peluang pengembagan sebagai Kawasan Strategis Nasional

Perlu dilaksanakan penataan BKPEKDT yang dibentuk pada tahun 2004 karena sampai saat ini program pembenahan ekosistem danau toba yang telah ditetapkan dalam LTEMP tidak memberikan hasil yang konkrit dan signifikan.

Perlu dirumuskan perangkat insentif/disinsentif dari Pemerintah dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara yang dapat semakin mendorong 8 (delapan) Pemerintah Kabupaten/Kota untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam pengelolaan KDT ini.

Perlu penataan kelembagaan yang sinergis dengan instansi yang ada agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan antar instansi/lembaga, terutama dengan keberadaan Pemerinah (Otorita

(4)

Asahan), BKPEKDT, maupun organisasi sosial masyarakat yang ada, terutama dalam melaksanakan kebijakan Tata Ruang Kawasan Stategis Nasional.

Berbagai kebutuhan perbaikan hal tersebut diatas perlu dirangkum dalam satu perencanaan yang disepakati oleh semua pihak dengan perangkat insentif dan disinsentifnya. Oleh karena itu, perlu disusun Roadmap Kelembagaan Pengelolaan Bersama Kawasan Danau Toba.

I.3. Maksud dan Tujuan

Maksud utama dari kegiatan ini adalah melakukan penyusunan draft peraturan yang memuat roadmap kelembagaan pengelolaan bersama kawasan danau toba sehingga dapat mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada publik serta terwujudnya keharmonisan antara kegiatan ekonomi masyarakat, pariwisata, energi, lingkungan hidup, maupun sosial budaya di dalam kawasan danau toba dan kawasan sekitarnya.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu pemerintah daerah di kawasan Danau Toba dalam merumuskan kelembagaan dan sinkronisasi pemanfaatan ruang kawasan Danau Toba.

I.4. Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan meliputi seluruh daerah administratif yang tergabung dalam ekosistem Kawasan Danau Toba, yang meliputi 8 wilayah Kabupaten/Kota, yaitu Samosir, Toba Samosir, Karo, Simalungun, Tapanuli Utara, Asahan, Dairi, dan Kota Tanjung Balai.

I.5. Asal Sumber Pendanaan

Untuk pelaksanaan kegiatan ini yang dibiayai oleh APBD Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2011.

I.6. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa

Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan Paket Pekerjaan Penyusunan Road Map Kelembagaan Pengembangan Bersama Kawasan Strategis Nasional Danau Toba, pada Dinas Penataan Ruang dan Permukiman Provinsi Sumatera Utara.

II. DATA PENUNJANG II.1. Data Dasar

Beberapa data dasar yang menjadi bahan dalam Penyusunan Roadmap Kelembagaan pengelolaan bersama ini adalah review peraturan dan kebijakan yang berlaku di 8 (delapan) daerah kabupaten/kota, Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah (pusat), peraturan dan kebijakan pengelolaan bersama di daerah provinsi lain, konsep pengelolaan bersama di Negara lain, jenis-jenis dan standar public facilities di dalam dan luar negeri, kajian dan studi yang terkait dengan insentif dan disinsentif kelembagaan, kepariwisataan, pengelolaan lingkungan hidup, dan pemberdayaan sosial dan budaya.

II.2. Standar Teknis

Standar teknis Penyusunan Road Map Kelembagaan Pengembangan Bersama Kawasan Strategis Nasional Danau Toba ini mengacu kepada kaidah-kaidah umum perencanaan wilayah dan kelembagaan modern, ketentuan maupun kebijakan yang berlaku di lingkungan Wilayah

(5)

Provinsi Sumatera Utara dan pemerintah (pusat) serta pengalaman-pengalaman daerah lain dan negara lain.

II.3. Studi-Studi Terdahulu Yang Pernah Dilakukan

Beberapa studi dan kajian yang pernah dilaksanakan, antara lain:

1. Penyusunan SK GubSu No. 062.05/245/K/Tahun 2002 tentang Badan Koordinasi Pelestarian Ekosistem Kawasan Danau Toba (BPKEKDT), Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2002

2. Lake Toba Ecosystem Management Plan (LTEMP)-BPLHD Sumatera Utara, Tahun 2004 3. Rancangan Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara,

Bappeda Sumatera Utara, Tahun 2009.

4. Rancangan Perpres tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional Kawasan Danau Toba, Dirjen Penataan Ruang, Tahun 2009.

II.4. Peraturan Perundang-undangan Yang Harus Digunakan

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya;

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air;

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan di Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air

12. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005, tanggal 27 April 2005 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

13. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;

14. Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan dan Bekas Sungai;

16. Surat Edaran Bersama Ketua Bappenas dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan Indonesia Nomor 1203/D.II/03/2000 perihal Petunjuk Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk Jasa Konsultansi;

(6)

III. TUJUAN DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN III.1. Tujuan yang Ingin Dicapai

Tujuan yang ingin dicapai melalui Penyusunan Road Map Kelembagaan Pengembangan Bersama Kawasan Strategis Nasional Danau Toba ini adalah tersusunnya Rancangan Peraturan Daerah mengenai kelembagaan pengelolaan bersama kawasan danau toba beserta rincian dan turunannya dalam hal program aksi 5 (lima) tahun ke depan, sinkronisasi perijinan, perangkat insentif dan disinsentif, serta promosi pengembangan wilayah kawasan danau toba.

III.2. Keluaran Yang Ingin Dihasilkan Hasil studi kegiatan ini adalah berupa:

1. Rancangan Peraturan Daerah Sumatera Utara mengenai kelembagaan pengelolaan bersama kawasan danau toba yang berisi format Rancangan Peraturan Daerah dan Petunjuk Teknis pelaksanaan roadmap dan Insentif/Disinsentif yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah tersebut.

2. Petunjuk/pedoman teknis yang akan menjadi lampiran dari Rancangan Peraturan Daerah dimaksud menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

 Pelaksanaan program aksi

 Mekanime sinkronisasi perizinan

 Perangkat insentif dan disinsentif

 Promosi wisata danau toba

 Prinsip-prinsip penataan.

3. CD berisi file dari Buku Laporan Akhir dan Buku Ringkasan Eksekutif (Executive Summary).

III.3. Ruang Lingkup Kegiatan

Mengacu pada lingkup kegiatan utama maka pelaksanaan kegiatan Penyusunan Roadmap kelembagaan pengelolaan bersama Kawasan Danau Toba ini seluruhnya merupakan pekerjaan Konsultan.

Pekerjaan yang dilakukan oleh Tim Konsultan meliputi:

1. Pengumpulan data primer dan sekunder.

2. Studi Literatur:

 Review peraturan dan kebijakan yang terkait (nasional dan wilayah Provinsi Sumatera Utara).

 Review ketentuan tentang kelembagaan bersama di daerah lain dan di luar negeri.

3. Survei Lapangan ke 8 (delapan) daerah kabupaten/kota

 Observasi kawasan danau toba

 Wawancara terstruktur dengan pemerintah kabupate/kota

 Menyelenggarakan diskusi internal dengan pemangku kepentingan kabupaten/kota 4. Penyelenggaraan Workshop Pleno:

 Memfasilitasi terselenggaranya workshop untuk perumusan

 Menyediakan materi workshop

 Mengundang pemangku kepentingan yang terkait

(7)

 Menyusun pelaporan workshop 5. Pengkajian/analisis:

 Iterasi data/informasi dengan menggunakan metoda Delphi

 Analisis materi kebijakan maupun aspirasi yang berkembang dengan teknik Content Analysis

 Strukturisasi Data ke dalam Format Hukum.

 Penyusunan Rancangan Peraturan.

 Penyempurnaan Rancangan Peraturan

6. Penyusunan buku laporan (Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, Draft Laporan Akhir dan Laporan Akhir serta Buku Ringkasan Eksekutif).

7. Merangkum dan merumuskan hasil pembahasan setiap buku laporan serta menyempurnakan buku laporan tersebut.

8. Pembuatan bahan paparan/presentasi untuk setiap pembahasan laporan dan untuk kegiatan dengar pendapat/rapat/diskusi/workshop.

9. Pelaksanaan rapat/diskusi.

10. Merangkum hasil analisis dan perumusan.

Dalam pelaksanaan pekerjaaan, tim konsultan didampingi oleh Tim Pendamping Pekerjaan yang dilakukan oleh Tim Pendamping meliputi:

 Memberikan data dan informasi terkait dengan kegiatan.

 Memberikan konsultasi teknis kepada Tim Konsultan.

 Memberikan masukan-masukan pada saat pembahasan setiap laporan.

Pelaksanaan kegiatan konsultan dimulai sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh kedua belah pihak (Pihak Pengguna Anggaran dan Pihak Ketiga/konsultan) dan Pihak Konsultan telah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pengguna Anggaran, sampai dengan berakhirnya tahun anggaran 2011, yaitu paling lambat akhir Desember 2011.

III.4. Keterkaitan Keluaran Yang Satu Dengan Keluaran Yang Lain

Keterkaitan antara suatu keluaran dengan keluaran lain merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, saling terkait dan saling melengkapi.

III.5. Peralatan dan Material Yang Disediakan Oleh Pengguna Jasa Yang Dilimpahkan Kepada Konsultan

Peralatan dan material yang disediakan oleh pengguna barang/jasa antara lain berupa data dasar dan data penunjang antara lain berupa hasil-hasil studi/kajian yang berkaitan yang telah dilaksanakan sebelumnya serta peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan.

III.6. Lingkup Kewenangan Yang Dilimpahkan Kepada Konsultan

Konsultan memiliki kewenangan untuk membentuk tim dan menentukan personil baik tenaga ahli maupun tenaga pendukung yang terlibat dalam pekerjaan penyusunan Roadmap kelembagaan pengelolaan bersama Kawasan Danau Toba.

Konsultan berwenang untuk melakukan pencarian data primer dan sekunder yang dianggap perlu dalam pelaksanaan pekerjaan serta meminta pengguna jasa untuk membantu dengan memberikan surat penugasan pengumpulan data.

(8)

Konsultan berwenang untuk menyusun konsep, materi, kualifikasi, dan mekanisme kelembagaan pengelolaan bersama kawasan Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara dengan tetap berkoordinasi dengan Pengguna Jasa.

III.7. Perkiraan Jangka Waktu Penyelesaian Perkerjaan Jasa Konsultasi

Seluruh tahapan pekerjaan kegiatan Penyusunan Road Map Kelembagaan Pengembangan Bersama Kawasan Strategis Nasional Danau Toba ini dilaksanakan sejak turunnya anggaran hingga berakhirnya tahun anggaran, sedangkan waktu pelaksanaan pekerjaan Tim Konsultan selama 5 (lima) bulan.

III.8. Kualifikasi dan Jumlah Tenaga Ahli Yang Harus Disediakan Konsultan

Berdasarkan lingkup pekerjaan dari kegiatan ini maka tenaga ahli yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan ini terdiri atas:

(9)

Tabel 1. Tenaga Ahli

No. Tenaga Ahli/Profesi

Persyaratan

Jumlah (Orang)

Waktu Penugasan

(Bulan) Pendidikan Pengalaman

(Tahun)

1. Team Leader S2 6 1 5

2. Ahli Kebijakan Publik Sarjana 6 1 5

3. Ahli Perencana Wilayah Sarjana 6 1 5

4. Ahli Infrastruktur Sarjana 6 1 5

5. Ahli Komunikasi Publik Sarjana 5 1 5

6. Ahli Hukum Sarjana 5 1 5

7. Ahli Pertanian/Kehutanan Sarjana 5 1 5

8. Ahli Pariwisata Sarjana 5 1 5

9. Ahli Sosiologi Sarjana 5 1 3

10. Ahli Lingkungan Hidup Sarjana 5 1 5

11. Ahli Geografi Sarjana 5 1 3

12. Ahli Ekonomi Pembangunan Sarjana 5 1 5

13. Ahli Sosial Budaya Sarjana 5 1 3

III.9. Perkiraan Keseluruhan Tenaga Ahli/Tenaga Pendukung Yang Diperlukan (Jumlah Person / month)

Dalam melaksanakan pekerjaannya, para tenaga ahli dibantu oleh tenaga pendukung yang sekurang-kurangnya terdiri atas:

Tabel 2. Tenaga Pendukung

No. Tenaga Ahli/Profesi

Persyaratan

Jumlah (Orang)

Waktu Penugasan

(Bulan) Pendidikan Pengalaman

(Tahun)

1. Asisten Perencana Wilayah D3/S1 1 1 5

2. Asisten Infrastruktur D3/S1 1 1 5

3. Asisten Pertanian/Kehutanan D3/S1 1 1 5

4. Surveyor D3/S1 1 6 2

5. Sekretaris D3 1 1 5

6. Draftman/Operator Komputer D3 1 2 5

7. Pelayan Kantor SMA 1 1 5

(10)

III.10. Jadwal Setiap Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan pekerjaan

NO. KEGIATAN Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

PERSIAPAN 1. Persiapan Personil

2. Koordinasi dengan tim pendamping 3. Survey Awal

SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA 1. Pengumpulan Data Awal

2. Penjaringan

Aspirasi/Wawancara/FGD/Diskusi 3. Pengumpulan Data Lanjutan

PELAPORAN 1 Laporan Bulanan 2 Laporan Pendahuluan 3 Laporan Antara 4 Laporan Akhir

(11)

IV. JENIS DAN JUMLAH LAPORAN IV.1. Laporan Pendahuluan

Minimal berisikan :

 Gambaran umum wilayah;

 Hasil kajian awal berupa kebijakan terkait kawasan Danau Toba, isu strategis, potensi dan permasalahan, serta gagasan awal kelembagaan Pengembangan Bersama Kawasan Strategis Nasional Danau Toba;

 Metodologi pendekatan pelaksanaan pekerjaan yang akan digunakan;

 Rencana kerja pelaksanaan Penyusunan Road Map Kelembagaan Pengembangan Bersama Kawasan Strategis Nasional Danau Toba ; dan

 Perangkat survei data primer dan data sekunder yang akan digunakan pada saat proses pengumpulan data dan informasi (survei).

Laporan harus diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) buku. dilengkapi dengan soft copy sebanyak 5 buah, Sebelum penyerahan laporan pendahuluan terlebih dahulu dipresentasikan dihadapan tim teknis/pendamping daerah.

IV.2. Laporan Antara Minimal berisikan :

 Analisis data

 Kemajuan pelaksanaan pekerjaan

 Prosiding dari hasil dengar pendapat / diskusi / pembahasan serta hasil perumusan.

Laporan harus diserahkan diterbitkan sebanyak sebanyak 10 (sepuluh) buku. dilengkapi dengan soft copy sebanyak 5 buah, Sebelum penyerahan laporan Antara terlebih dahulu dipresentasikan dihadapan tim teknis/pendamping daerah.

IV.3. Laporan Akhir Minimal berisikan :

 Pelaksanaan keseluruhan kegiatan

 Rancangan Peraturan Daerah Sumatera Utara mengenai kelembagaan pengelolaan bersama kawasan Danau Toba

Laporan harus sebanyak sebanyak 20 (dua puluh) buku. dilengkapi dengan soft copy sebanyak 5 buah, buku. Sebelum penyerahan laporan Akhir terlebih dahulu dipresentasikan dihadapan tim teknis/pendamping daerah untuk mendapat masukan pada Laporan Akhir. Bersama Laporan akhir tersebut Konsultan juga harus menyerahkan Ringkasan Eksekutif sebanyak 10 (sepuluh) buku.

Disamping itu, konsultan juga menyerahkan semua data dan softcopy semua laporan dalam bentuk CD sebanyak 5 (lima) keping.

V. KETENTUAN BAHWA KEGIATAN JASA KONSULTANSI HARUS DILAKSANAKAN DI INDONESIA, KECUALI UNTUK KEGIATAN TERTENTU YANG BELUM MAMPU DILAKSANAKAN DI INDONESIA

Dalam Penyusunan Road Map Kelembagaan Pengembangan Bersama Kawasan Strategis Nasional Danau Toba ini harus dilaksanakan di Indonesia khususnya di Kawasan Danau Toba.

(12)

VI.1. Fasilitas Yang Disediakan Oleh Pengguna Jasa Untuk Membantu Kelancaran Tugas Konsultansi

Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Barang/Jasa untuk membantu kelancaran tugas konsultan dapat berupa tempat untuk presentasi Tim Konsultan dan undangan pembahasan kepada instansi/unit terkait, ketersediaan data-data penunjang dan peralatan/perlengkapan yang memungkinkan untuk dipergunakan oleh Tim Konsultan apabila diperlukan.

VI.2. Persyaratan Kerjasama Dengan Konsultan Lain (Apabila Diperlukan)

Jika diperlukan, Konsultan Penyusunan Road Map Kelembagaan Pengembangan Bersama Kawasan Strategis Nasional Danau Toba dapat bekerjasama dengan konsultan lain untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan ini. Kerjasama dengan konsultan tersebut harus diketahui dan disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).

VI.3. Pedoman Tentang Pengumpulan Data Lapangan

Pengumulan data dapat dilakukan dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data sekunder berupa kebijakan, peraturan maupun studi yang pernah ada mengenai Kawasan Danau Toba yang dapat diperoleh dari instansi pemerintah maupun masyarakat. Data primer diperoleh dengan cara :

1. Survei langsung ke wilayah administrasi di Kawasan Danau Toba dengan skala pengamatan minimal Kecamatan.

2. Wawancara terhadap stakeholder seperti :

 Pejabat Pemerintah Daerah Pusat, Provinsi Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah di Kawasan Danau Toba.

 Pelaku ekonomi

 Masyarakat (tokoh masyarakat)

Demikian kerangka acuan kerja (Term of Reference) ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Medan, Juni 2011

(13)

Gambar

Tabel 1. Tenaga Ahli
Tabel 3. Jadwal Pelaksanaan pekerjaan

Referensi

Dokumen terkait

Fokus pembangunan daerah pada tahun 2015-2019 akan diarahkan pada pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) serta kawasan strategis dengan

Berdasarkan analisa mengenai pendekatan Kinerja pada Kampus Fikes Esa Unggul di Kota Harapan Indah, Bekasi, maka program dasar aspek kinerja ditentukan sebagai

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI.. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

b. Sistematika penulisan artikel ditentukan sebagai berikut. 2) NAMA mahasiswa dan pembimbing TA (tidak disertai gelar akademik). Di bawahnya dicantumkan alamat lembaga studinya

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Sarjana Teknik (S1). MOHAMMAD FAUZI NUR

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN .... Pendekatan Pelaku

Dalam perencanaan dan perancangan terminal bus kelas A di Bogor ini penentuan lokasi.. merupakan factor yang sangat utama, karena penentuan lokasi akan menentukan pola

INDO Kuntadi Wasi Darmojo,