• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan timbulnya asimetri informasi. Di Indonesia, sebagian besar struktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan timbulnya asimetri informasi. Di Indonesia, sebagian besar struktur"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Struktur kepemilikan perusahaan yang terkonsentrasi pada suatu pihak akan meningkatkan timbulnya asimetri informasi. Di Indonesia, sebagian besar struktur kepemilikan perusahaan Indonesia didominasi dalam bentuk kepemilikan keluarga . Hal ini dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya konflik agensi tipe 1 (antara agent dan principal) dan tipe 2 (antara majority shareholder dan minority shareholder). Pihak-pihak yang memiliki informasi lebih melalui

informasi privat (agent dan majority shareholder) berkesempatan untuk mengambil keuntungan pribadi dan merugikan pihak yang tidak terinformasi atau hanya mengandalkan informasi publik (principal dan minority shareholder) .

Asimetri informasi dapat dikurangi dengan meningkatkan pengungkapan informasi perusahaan kepada publik. Untuk dapat mengurangi konflik agensi yang ada, perusahaan perlu menyediakan informasi perusahaan secara relevan, akurat, dan aktual. Perusahaan juga diharapkan dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan frekuensi pengungkapan informasi kepada publik.

Salah satu media pengungkapan informasi yang banyak digunakan adalah melalui internet. Pelaporan informasi keuangan melalui internet memberikan banyak manfaat seperti biaya pengungkapan informasi yang murah, lingkup penyebaran yang luas, dan tingkat frekuensi serta kecepatan pelaporan yang cepat

(2)

2 (Debreceny 2002). Praktik pelaporan informasi keuangan dan operasional perusahaan melalui internet disebut Web-Based Business Reporting atau Internet Financial Reporting (IFR) (Lymer dkk. 1999).

IFR sebagai media baru pengungkapan informasi perusahaan cukup mendapatkan banyak perhatian. Hal ini dibuktikan dari beberapa negara yang telah mengeluarkan peraturan tentang kewajiban praktik IFR pada perusahaan publik. Di Amerika, SEC mengembangkan sistem pengelolaan informasi perusahaan publik bernama EDGAR. Selain itu, Kanada juga ikut membentuk sistem yang serupa bernama SEDAR (Boubaker, Lakhal, dan Nekhili 2012).

Namun, IFR sendiri masih belum memiliki peraturan yang secara spesifik mengatur standar format pelaporan di situs web (Boubaker, Lakhal, dan Nekhili 2012). Hal ini perlu diperhatikan mengingat pengungkapan informasi yang seragam membantu pengguna laporan memahami isi dari laporan tersebut.

Di Indonesia, praktik IFR telah diwajibkan oleh pemerintah sejak tahun 2012. Melalui Keputusan Kepala Otoritas Jasa Keuangan nomor KEP- 431/BL/2012 yang kemudian digantikan oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan nomor 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik, seluruh perusahaan publik di Indonesia diwajibkan untuk memuat laporan tahunan dalam situs web emiten. Almilia (2009) menyatakan bahwa tingkat pengungkapan IFR di Indonesia masih tergolong rendah. Menurut model scoring indeks IFR yang kembangkan oleh Almilia (2009), rata-rata skor IFR perusahaan di indeks LQ-45 dan sektor keuangan meraih rata-rata sebesar 44,34% pada tahun 2009. Penelitian lain juga mencoba meneliti pengaruh pemberlakuan Keputusan

(3)

3 Kepala Otoritas Jasa Keuangan nomor KEP-431/BL/2012 terhadap kualitas IFR perusahaan publik di Indonesia (Virgiawan dan Dyanty 2015). Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa perusahaan publik non keuangan memiliki rata-rata tingkat indeks IFR hanya sebesar 39,5%.

Penelitian tentang pelaporan keuangan melalui internet di Indonesia sebagian besar hanya meneliti tentang kualitas tingkat pengungkapan informasi keuangan melalui internet saja (Almilia 2009, Keumala dan Muid 2013, Lestari dan Chariri 2007). Namun, jumlah penelitian tentang dampak praktik pelaporan keuangan melalui internet khususnya pada asimetri informasi di Indonesia masih sedikit. Hal ini sangat menarik untuk diteliti karena struktur kepemilikan perusahaan yang didominasi keluarga cenderung memiliki tingkat asimetri informasi yang juga tinggi. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Virgiawan dan Dyanty (2015) menemukan bahwa praktik IFR dapat mengurangi asimetri informasi secara signifikan. Hal ini dibuktikan dari menurunnya bid ask spread saham seiring meningkatnya tingkat indeks IFR perusahaan. Temuan lain

pada penelitian yang sama juga menyatakan bahwa IFR dapat mengurangi hubungan positif efek kepemilikan keluarga terhadap asimetri informasi.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dari objek penelitiannya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Virgiawan dan Dyanty (2015) telah meneliti pengaruh praktik IFR pada perusahaan sektor non keuangan terhadap asimetri informasi pada tahun 2013. Objek penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2017. Penelitian per sektor dapat memberikan

(4)

4 gambaran lebih spesifik kondisi tiap sektor tentang pengaruh praktik IFR terhadap asimetri informasi. Penelitian praktik IFR di perusahaan sektor manufaktur menarik untuk dilakukan karena memiliki kapitalisasi pasar yang paling besar, yaitu sebanyak 35,6% di Bursa Efek Indonesia (BEI 2017). Oleh karena itu, penelitian yang diangkat oleh penulis berjudul “Analisis Pengaruh Pelaporan Informasi Keuangan Melalui Internet terhadap Asimetri Informasi Perusahaan Sektor Manufaktur di Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah

Pelaporan keuangan melalui internet merupakan sebuah media baru bagi perusahaan untuk dapat mengungkapkan informasi keuangan secara lebih relevan, akurat, dan aktual. Dorongan utama perusahaan meningkatkan pengungkapan informasinya kepada publik adalah untuk meningkatkan transparansi penyebaran informasi perusahaan, mengurangi asimetri informasi, dan meyakinkan investor luar bahwa perusahaan melindungi kepentingan mereka atas porsi saham yang dimiliki (Yap dan Saleh 2011).

Sebagai negara yang memiliki dominasi perusahaan struktur keluarga, Indonesia perlu memfasilitasi pengungkapan informasi perusahaan seluas-luasnya kepada publik. Hal ini penting mengingat adanya risiko asimetri informasi yang tinggi pada perusahaan yang struktur kepemilikannya terkonsentrasi pada keluarga. Dengan adanya pemberlakuan praktik IFR di Indonesia, tingkat asimetri informasi antara informed investor dan uninformed investor diharapkan dapat berkurang.

(5)

5 Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana tingkat pengungkapan informasi keuangan perusahaan publik manufaktur pasca pemberlakuan kewajiban praktik IFR sejak tahun 2012.

Klasifikasi perusahaan menjadi perusahaan keluarga dan non keluarga dilakukan untuk menemukan hubungan antara konsentrasi kepemilikan dengan tingkat asimetri informasi. Kemudian, penulis akan menghubungkan hasil perhitungan indeks IFR dan konsentrasi kepemilikan dengan asimetri informasi pada perusahaan publik manufaktur untuk diteliti pengaruhnya.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kualitas tingkat pengungkapan informasi keuangan melalui internet pada perusahaan publik manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah struktur kepemilikan perusahaan yang terkonsentrasi pada keluarga memiliki pengaruh pada asimetri informasi?

3. Bagaimanakah pengaruh praktik IFR terhadap tingkat asimetri informasi pada perusahaan publik manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah praktik IFR dapat mempengaruhi tingkat asimetri informasi di perusahaan yang memiliki konsentrasi kepemilikan pada keluarga?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

(6)

6 1. Untuk mengetahui kualitas tingkat pengungkapan informasi keuangan melalui internet pada perusahaan publik manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan perusahaan yang terkonsentrasi pada keluarga memiliki pengaruh pada asimetri informasi.

3. Untuk mengetahui pengaruh praktik IFR terhadap tingkat asimetri informasi pada perusahaan publik manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

4. Untuk mengetahui pengaruh praktik IFR terhadap tingkat asimetri informasi di perusahaan yang memiliki konsentrasi kepemilikan pada keluarga.

1.5 Motivasi Penelitian

Sebagai perusahaan publik yang tercatat di pasar modal, sudah seharusnya manajemen melakukan tindakan pengungkapan informasi tentang kondisi perusahaan secara rutin kepada para pemegang kepentingan khususnya pemegang saham. Perusahaan diharapkan dapat meningkatkan pengungkapan informasinya kepada publik agar dapat mengurangi keberadaan asimetri informasi. Asimetri informasi yang tinggi sangat mungkin terjadi pada perusahaan yang memiliki kepemilikannya terkonsentrasi pada satu pihak seperti keluarga. Oleh karena itu, perusahaan perlu berusaha untuk meyakinkan investor luar bahwa hak mereka terjamin apabila memiliki porsi kepemilikan di perusahaan yang terkonsentrasi.

IFR sebagai media baru pengungkapan informasi diharapkan dapat membantu penyelesaian masalah tersebut. Namun, hingga saat ini masih belum ada guideline

(7)

7 untuk standar penerapan IFR di Indonesia. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana praktik IFR yang telah diterapkan oleh perusahaan meskipun belum terstardardisasi dapat mempengaruhi tingkat asimetri informasi khususnya pada perusahaan keluarga

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru kepada pembaca tentang pengaruh penerapan IFR terhadap asimetri informasi di perusahaan publik khususnya manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penerapan IFR di Indonesia dan tingkat asimetri informasi pada perusahaan publik khususnya perusahaan manufaktur.

1.7 Kontribusi Penelitian

Kontribusi dari penelitian ini adalah sebagian besar penelitian tentang pelaporan keuangan melalui internet di Indonesia masih meneliti seputar kualitas tingkat pengungkapan informasi perusahaan publik dan faktor yang mempengaruhinya saja (Almilia 2009, Keumala dan Muid 2013, Lestari dan Chariri 2007). Salah satu penelitian tersebut dilakukan oleh Almilia (2009) yang mengembangkan IFR Index yang banyak digunakan dalam penelitian selanjutnya. Namun, penelitian tentang pengaruh IFR sebagai media pengungkapan informasi terbaru masih

(8)

8 sedikit jumlahnya. Pada tahun 2015, Virgiawan dan Dyanty (2015) mencoba menghubungkan praktek IFR terhadap tingkat asimetri informasi pada perusahaan keluarga. Oleh karena itu, penulis mencoba melakukan penelitian terhadap pengaruh IFR terhadap asimetri informasi di perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

1.8 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada objek penelitian yang hanya meneliti perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder meliputi data informasi situs web perusahaan, data harga bid & ask saham, data return saham harian, dan data konsentrasi kepemilikan perusahaan. Data tersebut diperoleh dari situs web perusahaan, laporan tahunan perusahaan, Pusat Data Bloomberg dan Yahoo Finance. Selain itu, periode penelitian hanya dari tahun 2016 hingga 2017.

1.9 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, motivasi penelitian, kontribusi penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup &

batasan penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan landasan teori seperti teori keagenan, asimetri informasi, dan praktik IFR serta beberapa penelitian yang telah dilakukan

(9)

9 sebelumnya. Selain itu perumusan hipotesis terkait praktik IFR terhadap tingkat asimetri informasi juga dijelaskan pada bab ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan desain penelitian mulai dari penentuan variabel dependen, variabel independen, serta variabel kontrol. Penentuan populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan analisis data yang digunakan juga dibahas pada bab ini.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan karakteristik seluruh data penelitian secara deskriptif serta hasil penelitian dari metode analisis regresi yang telah dipilih pada bab sebelumnya.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, serta saran penulis yang dapat diaplikasikan untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun penerbitan Surat Utang dijamin dengan tanpa syarat ( unconditionally ) dan tanpa dapat ditarik kembali ( irrevocably ) dengan (i) jaminan perusahaan ( corporate guarantee

Berlandaskan hasil-hasil penelitian terdahulu dapat diduga bahwa ada hu-bungan antara (1) iklim sekolah dan beban tugas dengan motivasi berprestasi, (2) iklim sekolah

Berdasarkan hasil analisis data, dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh Paroki HSP Maria Tak Bercela Kumetiran sudah sesuai dengan PTKAP KAS dalam hal

saat saya sedang bermain game online. STS TS S SS 14 Hal yang paling saya sukai

Steganografi merupakan sebuah teknik menyembunyikan pesan dalam citra digital dengan tujuan agar orang lain tidak menyadari bahwa dalam citra tersebut terdapat pesan rahasia,

Berdasarkan proses pengumpulan permasalahan, semua kelompok parameter yang digunakan dalam penyusu- nan basis pengetahuan pada tabel keputusan dijabarkan dan digolongkan pada

Do you feel it is easier to make English sentence after your teacher gave explanation about parts of speech..

Agar tidak tercetaknya Faktur Pajak atas Faktur Penjulan revisi atau batal, bagian ekspedisi diharapkan untuk memisahkan Faktur Penjulan tersebut sebelum menyerahkan semua