• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS

PAKUALAMAN KOTA YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Achmad Yani Yogyakarta

PUTRI INDAH SARI 1113227

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2016

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan penyertaan-Nya, Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant di Wilayah Kerja Puskesmas Pakualaman, Kota Yogyakarta” ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah di tentukan.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kuswanto Rahardjo, dr. M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta, M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Ristiana Eka Ariningtyas, S.ST selaku dosen pembimbing yang dengan sabar mengarahkan penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Marjiyah, S.KM., M.M selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.

5. drg. Wahyu Sulistyani Hapsari selaku kepala Puskesmas Pakualaman yang telah mengizinkan melakukan studi pendahuluan.

6. Kepada teman sejawat atas segala masukannya dan orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa di dalam setiap aktivitas sehari-hari termasuk dalam menjalankan pendidikan.

7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penelitian.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.

Yogyakarta, September 2016 Penyusun

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

INTISARI ... x

ABSTRACT ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Teori ... 9

1. Sikap ... 9

2. Pasangan Usia Subur (PUS) ... 14

3. Kontrasepsi ... 14

B. Kerangka Teori ... 25

C. Kerangka Konsep Penelitian ... 25

D. Pertanyaan Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

C. Populasi ... 27

D. Metode Sampling dan Sampel Penelitian ... 28

E. Variabel Penelitian ... 29

F. Definisi Operasional ... 30

G. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 31

H. Validitas dan Reliabilitas ... 33

I. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 35

J. Etika Penelitian ... 37

K. Pelaksanaan Penelitian ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Gambaran umum lokasi penelitian ... 41

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

2. Karakteristik subyek penelitian ... 42

3. Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) ... 43

B. Pembahasan ... 45

C. Keterbatasan Penelitian ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ... 7

Tabel 2.1 Beberapa Bentuk Jawaban Pernyataan Skala Likert ... 13

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner ... 32

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden ... 41

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Puskesmas Pakualaman ... 42

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Berdasarkan Umur di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta ... 42

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta ... 43

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta ... 43

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 1 Kerangka Teori ... 25 Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian ... 25

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Pernyataan Kesediaan Responden Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Lembar Konsultasi

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Hasil Penelitian

Lampiran 7. Surat Penelitian Lampiran 8. Surat Uji Validitas Lampiran 9. Surat Studi Pendahuluan

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

SIKAP PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DI PUSKESMAS PAKUALAMAN

KOTA YOGYAKARTA

Putri Indah Sari1, Ristiana Eka Ariningtyas2

1Mahasiswa Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Yogyakarta

2Dosen Prodi Kebidanan (D-3) Stikes A. Yani Yogyakarta

INTISARI

Latar Belakang: Bila dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya, pengguna KB di Indonesia sudah melebihi rata-rata yaitu 61%. Namun lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam, Kamboja, dan Thailand. Mengingat jumlah Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia yang tertinggi di antara Negara ASEAN lainnya. Pengguna alat kontrasepsi implant di DIY merupakan yang paling sedikit di Jawa. Pengguna alat kontrasepsi yang paling sedikit di Kota Yogyakarta.

Pemerintah sudah mengupayakan meningkatkan peran serta aktif semua tenaga kesehatan dalam meningkatkan penggunaan KB. Berdasarkan data yang didapat dari BKKBN untuk wilayah kerja Puskesmas Pakualaman di peroleh bahwa jumlah PUS yang menggunakan KB implant dari tahun 2013-2014 tidak ada peningkatan yaitu sebanyak 20 orang.

Tujuan Penelitian: Diketahui sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant di Puskesmas Pakualaman, Kota Yogyakarta.

Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah sampel 81 responden. Teknik sampling dengan accidental sampling. Analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif dengan hasil dijadikan persen.

Hasil: Menunjukkan bahwa 56,8% ibu tidak mendukung dalam penggunaan alat kontrasepsi implant.

Kesimpulan: Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta sebagian besar tidak mendukung yaitu ada 46 responden (56,8%).

Kata Kunci: Implant, kontrasepsi, keluarga berencana, PUS.

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

THE ATTITUDE OF COUPLE OF REPRODUCTIVE AGE IN THE USE OF CONTRACEPTIVE IMPLANT IN THE PUBLIC HEALTH

CENTER PAKUALAMAN YOGYAKARTA

Putri Indah Sari1, Ristiana Eka Ariningtyas2

1 Diploma Midwifery Student of STIKES Achmad Yani Yogyakarta

2 Diploma Midwifery Lecturer of STIKES Achmad Yani Yogyakarta

ABSTRACT

Background: When compared to other ASEAN countries, family planning users in Indonesia have exceeded an average of 61%. Besides, it is still lower than Vietnam, Cambodia, and Thailand. It is no wonder that Indonesia is the largest contraceptive user among ASEAN countries. Contraceptive implant users in Province D. I. Yogyakarta are the smallest among all provinces in Java. The government was already working on increasing active participation of all health workers in improving contraceptive use. Based on the data obtained from BKKBN for the working area of public health center Pakualaman that the amount of couple reproductive of age who use contraceptive implant from the 2013-2014

there is no increasing as many as 20 people.

Objective of Study: This study aims to describe the reproductive age couple attitude about implant contraceptive in the public health center Pakualaman Yogyakarta.

Resesarch Methods: The research is descriptive. This used 81 respondents as samples. The sampling method was accidental sampling. The data were analyzed using descriptive and the result was written in percentage.

Results: The results showed that 56.8% of mothers do not support the use of contraceptive implant.

Conclusion: The attitude of reproductive age couples in the use of contraceptive implant in the public health center Pakualaman Yogyakarta mostly did not support that there were 46 respondents (56.8%).

Keywords: Contraceptive Implant, Family Planning, Couple of Reproductive Age

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laju pertumbuhan penduduk yang terus meningkat merupakan masalah besar bagi negara-negara di dunia terutama negara berkembang. Pada tahun 2013 Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke empat setelah Cina, India dan Amerika. Bila dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya, pengguna KB di Indonesia sudah melebihi rata-rata yaitu 61%. Namun lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam, Kamboja, dan Thailand. Mengingat jumlah Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia yang tertinggi di antara Negara ASEAN lainnya (Kemenkes RI, 2013).

Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia belum memenuhi target nasioanal Sustainable Development Goals (SDGs). Pada tahun 2014 jumlah AKI di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebanyak 40 orang. Salah satu penyebab terbesar yaitu perdarahan. Penyebab perdarahan dapat dialami karena terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering, dan terlalu dekat. Maka dari itu cara mengatasinya dengan penggunaan alat kontrasepsi, baik itu secara alami, ataupun menggunakan alat atau obat-obatan yang dapat bersifat permanen ataupun sementara. Sehingga pemerintah mengupayakan meningkatkan peran serta aktif semua tenaga kesehatan dalam meningkatkan penggunaan KB (BKKBN, 2015).

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

Hasil tersebut tenaga kesehatan ikut memiliki peran dalam penggunaan alat kontrasepsi, salah satunya bidan. Tercantum pada Permenkes RI nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 9, 12, dan 13, bidan berwenang untuk memberikan pelayanan keluarga berencana seperti konseling, pemberian alat kontrasepsi suntik, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit (Permenkes, 2010).

Dalam mencegah laju pertumbuhan penduduk pemerintah sudah mengupayakan adanya penggunaan KB. Tujuan program KB adalah untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi, penanggulangan masalah reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil berkualitas. Alat kontrasepsi di Indonesia sudah bervariasi tetapi KB suntik atau KB jangka pendek merupakan terbanyak dalam penggunaan KB. Padahal pemerintah sudah mengutamakan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dengan resiko kehamilannya sedikit akan tetapi dalam penggunaannya di masyarakat hanya sedikit, terutama implant.

Pengguna KB IUD sudah lebih banyak dibandingkan dengan KB implant karena IUD dapat di pasang pada saat pasca persalinan (BKKBN, 2015).

Pada bulan Februari 2015 pengguna KB implant di Provinsi DIY paling sedikit yaitu 641 orang dibandingkan tiga provinsi lainnya yaitu Jawa Barat 3.814 orang, Jawa Tengah 5.688 orang, dan Jawa Timur 3.763 orang (BKKBN, 2015).

Data Pasangan Usia Subur (PUS) di DIY dari BKKBN pada tahun 2013 paling sedikit di Kota Yogyakarta sejumlah 46.048 orang. Pada tahun 2014 jumlah PUS

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

mengalami penurunan pada setiap Kabupaten, tetapi pengguna KB aktif di Kota Yogyakarta mengalami penurunan sekitar 1,7%.

Implant merupakan alat kontrasepsi yang berbentuk kapsul yang di pasang di lengan bagian atas di bawah kulit. Implant memiliki beberapa jenis yaitu norplant, indoplant/jadena dan implanon. Teknik ini cukup aman. Bagi Indonesia dengan kemiskinan yang cukup tinggi dan banyaknya unmet need teknologi ini perlu ditawarkan (Saifuddin, dkk, 2012). Penelitan yang dilakukan Musu’ (2012) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Kontrasepsi Implant

pada Akseptor KB di Puskesmas Ciomas, Bogor” mengatakan bahwa yang mempengaruhi rendahnya pengguna alat kontrasepsi implant yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, dukungan suami, ketersediaan alat kontrasepsi, umur, biaya, dan jumlah anak. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah responden yang mempunyai sikap positif/mendukung sebanyak 50% dalam pemilihan kontrasepsi implant memiliki jumlah yang sama dengan sikap negatif yaitu 50%. Sehingga bila sikap pengguna positif/mendukung kemungkinan ibu akan menggunakan alat kontrsepsi implant akan lebih besar dibandingkan dengan yang negatif/tidak mendukung.

Dari 14 Kecamatan di Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa Kecamatan Pakualaman mengalami penurunan dalam jumlah pengguna KB aktif pada tahun 2013 sampai tahun 2014 sebanyak 47 orang (5,34%). Berdasarkan data yang di dapat dari BKKBN untuk wilayah kerja Puskesmas Pakualaman di peroleh bahwa jumlah PUS yang menggunakan KB implant dari tahun 2013-2014 tidak ada peningkatan

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

yaitu sebanyak 20 orang tetapi pengguna KB IUD masih lebih banyak dengan jumlah 238 orang di tahun 2014.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 26 Mei 2016 di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta, diperoleh data jumlah PUS yang datang ke Puskesmas Pakualaman pada bulan Januari-April 2016 sebanyak 405 orang dengan pengguna alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah KB suntik sebanyak 138 (73,01%) akseptor. Bidan sudah melakukan konseling kepada PUS sebelum menggunakan atau yang sudah menggunakan KB tentang alat kontrasepsi implant.

Hasil wawancara mendalam kepada 5 akseptor KB, diperoleh data 4 akseptor mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi implant dikarenakan takut, dan 1 akseptor mengatakan karena biaya. Rendahnya minat PUS terhadap pemakaian kontrasepsi implant tidak jauh dari sikap pasangan usia subur dalam penggunaan implant. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Sikap Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Impant di Puskesmas Pakualaman, Kota Yogyakarta.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada penelitian adalah : “Bagaimana Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Impant di Puskesmas Pakualaman, Kota Yogyakarta?”

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant di Puskesmas Pakualaman, Kota Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant di Puskesmas Pakualaman.

b. Diketahui sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant di Puskesmas Pakualaman.

c. Diketahui sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat Kontrasepsi implant berdasarkan usia di Puskesmas Pakualaman.

d. Diketahui sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant berdasarkan pendidikan di Puskesmas Pakualaman.

e. Diketahui sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant berdasarkan pekerjaan di Puskesmas Pakualaman.

D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dikebidanan mengenai sikap pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi implant.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Stikes Achmad Yani Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi ilmiah di perpustakaan Stikes Achmad Yani Yogyakarta sehingga dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya calon bidan yang nantinya akan memberikan pelayanan kepada masyarakat umum.

b. Bagi Puskesmas Pakualaman

Hasil penelitian ini dapat di jadikan referensi dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat terutama tentang peningkatan sikap positif/mendukung masyarakat mengenai alat kontrasepsi implant bagi calon akseptor.

c. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu yang telah di peroleh dalam rangka pengembangan kemampuan diri dan sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan Kebidanan di Stikes Achmad Yani Yogyakarta.

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

E. Keaslian Penelitian Table 1.1 Keaslian Penelitian

Keaslian

Penelitian Metode Hasil Penelitian Perbedaan

1 Wahyuningrum, E.,

dkk (2014)

Pengetahuan dan Sikap Terhadap Pemilihan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pasien Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) Post Partum Di RSUD Kudus

Desain peneliti ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif dengan studi korelasi dan menggunakan rancangan cross sectional. Dengan sampel sebanyak 64 orang, diambil dengan teknik perposive sampling.

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian dari 36 responden yang mendukung sebanyak 31 responden

(86,1%), dan dari 28 responden tidak mendukung 28 responden (100%)

Perbedaan penelitian ini adalah teknik sampling, waktu penelitian, tempat penelitian dan jumlah variabel penelitian.

2 Musu’, A. B. (2012) Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Pemakaian Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB di Puskesmas Ciomas Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor

Jenis penelitian ini merupakan

penelitian

kuantitatif dengan desain cross sectional dengan populasi penelitian 120 responden akseptor KB di wilayah Puskesmas Ciomas dengan metode simple random sampling.

Instrumen penelitian menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menyatakan sikap mendukung/positif 50 % dan tidak mendukung/negatif 50 %.

Perbedaan penelitian ini adalah teknik sampling, tempat dan waktu penelitian serta jumlah variabel penelitian.

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

3 Nuzula, F. B. (2015) Faktor-Faktor yang Berhubungan

dengan Pemakaian Implant pada Wanita Pasangan Usia Subur di Kecamatan

Tegalsari Kabupaten Banyuwangi

Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional analitik dengan jumlah sampel 198 wanita PUS menggunakan multistage random sampling.

Menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian faktor yang memengaruhi penggunaan

implant merupakan pengetahuan tentang implant, informasi dari petugas dan nilai budaya.

Perbedaan penelitian ini adalah teknik sampling, tempat dan waktu penelitian serta jumlah variabel penelitian.

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Pakualaman merupakan salah satu pusat sarana kesehatan masyarakat yang terletak di Jalan Jayengprawiran 13, Kecamatan Pakualaman. Puskesmas ini merupakan Puskesmas utama di tingkat kecamatan yang memiliki luas bangunan tersempit se-Kota Yogyakarta.

Puskesmas ini belum terakreditasi dan belum mempunyai standar ISO.

Cakupan wilayah dari Puskesmas Pakualaman tidak terlalu luas, yaitu hanya dua, Kelurahan Purwokinanti dan Kelurahan Gunung Ketur yang mempunyai warga sekitar 11.760 orang.

Puskesmas Pakualaman memberikan pelayanan kesehatan yang cukup lengkap jenis pelayanannya yaitu pemeriksaan kehamilan, pelayanan KB, imunisasi, pemeriksaan balita sakit, pemeriksaan umum, pemeriksaan lansia, poli gigi, laboratorium, konseling, konsultasi psikologi dan gizi serta penyuluhan.

Puskesmas Pakualaman memiliki 28 orang karyawan terdiri dari 3 dokter umum, 2 dokter gigi, 1 Sarjana Kesehatan Masyarakat, 3 perawat umum, 2 perawat gigi, 3 bidan, 1 nutrisionis, 1 petugas rekam medis, 2 analis laboratorium, 1 psikolog, 1 asisten apoteker, dan 8 petugas non-medis.

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi : umur, pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik responden diuraikan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Frekuensi %

Umur:

1. 20-35 tahun 29 35,8

2. 35-49 tahun 52 64,2

Jumlah 81 100

Status Pendidikan:

1. SD 4 4,9

2. SMP 12 14,8

3. SMA 48 59,3

4. Perguruan Tinggi 17 21,0

Jumlah 81 100

Pekerjaan:

1. IRT 59 72,8

2. PNS 0 0

3. Swasta 11 13,6

4. Lain-lain 11 13,6

Jumlah 81 100

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel 4.1 dari 81 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia >35 tahun yaitu ada 52 responden (64,2%), berdasarkan pendidikan sebagian besar berpendidikan SMA yaitu ada 48 responden (59,3%) dan berdasarkan pekerjaan, responden sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 59 responden (72,8%).

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

3. Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) a. Sikap Pasangan Usia Subur (PUS)

Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta dapat dilihat dalam tabel distribusi 4.2 di bawah ini:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Pasangan Usia Subur dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi di Puskesmas Pakualaman

No Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) Frekuensi Persentase (%)

1. Mendukung 35 43,2

2. Tidak Mendukung 46 56,8

Total 81 100,0

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan PUS dengan sikap dalam penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung, yaitu 46 responden dengan presentase (56,8%).

b. Tabulasi Silang Sikap dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Berdasarkan Umur

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Berdasarkan Umur di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta

No Umur

Sikap dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant

Total

Mendukung Tidak

mendukung

f % f % f %

1. 20-35

tahun

16 55,2 13 44,8 29 100,0

2. 35-49

tahun

19 36,5 33 63,5 52 100,0

Total 35 43,2 46 56,8 81 100,0

Sumber: Data olah 2016

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur >35 tahun dengan sikap dalam penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung sebanyak 33 responden (63,5%).

c. Tabulasi Silang Sikap dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Berdasarkan Pendidikan di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta

No Pendidikan

Sikap dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant

Total Mendukung Tidak

mendukung

f % f % f %

1. SD 2 50,0 2 50,0 4 100,0

2. SMP 5 41,7 7 58,3 12 100,0

3. SMA 21 43,8 27 56,3 48 100,0

4. Perguruan Tinggi 7 41,2 10 58,8 17 100,0

Total 35 43,2 46 56,8 81 100,0

Sumber: Data olah 2016

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA dengan sikap dalam penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung sebanyak 27 responden (56,3%).

d. Tabulasi Silang Sikap dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Berdasarkan Pekerjaan

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta

No Pekerjaan

Sikap dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant

Total Mendukung Tidak

mendukung

f % f % f %

1. Ibu rumah tangga 29 49,2 30 50,8 59 100,0

2. PNS 0 0 0 0 0 0

3. Swasta 5 45,5 6 54,5 11 100,0

4. Lain-lain 1 9,1 10 90,9 11 100,0

Total 35 43,2 46 56,8 81 100,0

Sumber: Data olah 2016

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan sikap penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung sebanyak 30 responden (50,8%).

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta, dari 81 responden diketahui bahwa karakteristik Pasangan Usia Subur (PUS) yang datang ke Puskesmas Pakualaman sebagian besar responden berusia >35 tahun yaitu ada 52 responden (64,2%), berdasarkan pendidikan sebagian besar berpendidikan SMA yaitu ada 48 responden (59,3%) dan berdasarkan pekerjaan, responden sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 59 responden (72,8%).

Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant merupakan salah satu tanggapan wanita yang berada pada kisaran usia 15- 49 tahun terhadap implant. Metode kontrasepsi bertujuan untuk menunda kehamilan, dan menjarangkan kehamilan. Oleh karena itu kontrasepsi adalah

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

metode yang paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk menunda dan menjarangkan kehamilan (BKKBN, 2015).

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta, dari 81 responden yang diteliti dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini merupakan PUS dengan sikap penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung sebanyak 46 responden (56,8%). Berdasarkan informasi yang didapat saat penelitian bahwa ibu yang tidak menggunakan alat kontrasepsi implant karena takut pada saat pemasangan alat kontrasepsi implant, selain itu mereka mengatakan lebih memilih (Intra Uterine Device) IUD dan kontrasepsi hormonal selain implant. Seperti yang telah diungkapkan oleh Azwar (2007), bahwa sikap dapat dipengaruhi oleh faktor emosional yang kadang-kadang suatu bentuk sikap pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Musu’ (2012), dengan judul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB di Puskesmas Ciomas Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan ibu dengan sikap penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung, yaitu ada 73 responden dengan persentase (64%) karena tingkat pengetahuan tentang alat kontrasepsi yang kurang.

Hasil penelitian dilihat dari tabulasi silang sikap penggunaan alat kontrasepsi implant berdasarkan umur responden, diketahui sebagian besar responden berumur >35 tahun dengan sikap dalam penggunaan alat kontrasepsi

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

implant tidak mendukung yaitu ada 33 responden (63,5%). Informasi yang di dapat ibu mengatakan bahwa lebih tenang tidak menggunakan alat kontrasepsi implant karena memiliki pengalaman pada saat menggunakan alat kontrasepsi ibu mengalami kebobolan dan karena sudah merasa tua maka ibu tidak menggunakan alat kontrasepsi implant. Menurut Mubarak, dkk (2007) mengatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada segi aspek psikologis atau mental yang menyebabkan taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. Akan tetapi hasil yang negatif/tidak mendukung karena rasa takut tersebut. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prastikaningrum (2014) yaitu bahwa PUS yang berusia >35 tahun sebanyak 39 orang (70,9%) akan cenderung tidak menggunakan alat kontrasepsi implant dibandingkan dengan PUS yang berusia <35 tahun karena usia <35 tahun mentalnya lebih siap dibandingkan dengan usia >35 tahun.

Hasil penelitian dilihat dari tabulasi silang sikap dalam penggunaan alat kontrasepsi implant berdasarkan pendidikan responden, diketahui sebagian besar responden berpendidikan SMA dengan sikap penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung yaitu ada 27 responden (56,3%). Faktor pendidikan berperan dalam sikap penggunaan alat kontrasepsi implant. Berdasarkan informasi yang didapat PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi implant karena kurang tahunya PUS tentang alat kontrasepsi implant yang sering berpikiran bahwa implant dapat berpindah dari tempat pemasangan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2010) sikap mengandung aspek penilaian terhadap objek salah satunya komponen kognitif merupakan aspek intelektual

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia dengan kata lain komponen ini merupakan olahan pikiran seseorang terhadap kondisi eksternal atau stimulus, yang menghasilkan pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki akan membentuk suatu keyakinan untuk melakukan perilaku tertentu. Menurut Mubarak, dkk (2007) sikap dikaitkan dengan pendidikan berarti sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dini (2014) mengatakan bahwa pengetahuan kurang sebanyak 15 orang (38,5%) tidak menggunakan implant, karena pengetahuan yang kurang akan memberikan sikap tidak mendukung dalam penggunaan alat kontrasepsi implant.

Hasil penelitian di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta dilihat dari tabulasi silang sikap penggunaan alat kontrasepsi implant berdasarkan pekerjaan responden, diketahui sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan sikap penggunaan alat kontrasepsi tidak mendukung yaitu ada 30 responden (50,8%) informasi yang didapat saat penelitian ibu mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi implant karena dari pengalaman orang lain mengatakan bahwa implant dapat berpindah tempat dari pemasangan dan karena faktor pekerjaan. Menurut Mubarak, dkk (2007), lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Menurut Kelman (1958) dalam Azwar (2007) menyebutkan adanya tiga proses perubahan sikap salah satunya yaitu internalisasi terjadi apabila individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap menuruti pengaruh itu dikarenakan sikap tersebut sesuai dengan apa yang ia

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

percayai dan sesuai dengan sistem nilai yang dianutnya. Sikap sedemikian itulah yang biasanya merupakan sikap yang dipertahankan oleh individu dan biasanya tidak mudah untuk berubah selama sistem nilai yang ada dalam diri individu yang bersangkutan masih bertahan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prastikaningrum, dkk (2014) dengan judul “Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB Aktif di BPM Jarmini Desa Leyangan Ungaran Tahun 2014”. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sikap responden yang tidak mendukung/kurang baik akan diikuti dengan tidak menggunakan alat kontrasepsi implant. Artinya, ketika responden memberikan penilaian yang kurang baik terhadap alat kontrasepsi implant, maka responden juga akan memberikan tindakan atau tanggapan yang cenderung negatif pula yaitu dengan tidak memakai atau menggunakan alat kontrasepsi implant.

C. Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu karena kurang tahunya PUS tentang alat kontrasepsi implant mengakibatkan PUS lebih banyak bertanya sehingga seharusnya waktu yang digunakan lebih singkat menjadi lebih lama.

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan mengetahui sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant di Puskesmas Pakualaman, Kota Yogyakarta.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Sebagian besar responden berusia >35 tahun yaitu 52 responden (64,2%), berpendidikan SMA yaitu 48 responden (59,3%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga 59 responden (72,8%).

2. Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant di Puskesmas Pakualaman Kota Yogyakarta sebagian besar tidak mendukung yaitu ada 46 responden (56,8%).

3. Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant berdasarkan umur sebagian besar responden berumur >35 tahun dengan sikap penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung sebanyak 33 responden (63,5%).

4. Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant berdasarkan pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMA dengan sikap penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung sebanyak 27 responden (56,3%).

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

5. Sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dalam penggunaan alat kontrasepsi implant berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan sikap penggunaan alat kontrasepsi implant tidak mendukung 30 responden (50,8%).

B. Saran

Dari kesimpulan di atas beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu:

1. Bagi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Hasil penelitian ini disarankan dapat dipergunakan sebagai sumber informasi ilmiah di perpustakaan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, dan sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat dengan memberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan bagi masyarakat.

2. Bagi Puskesmas Pakualaman

Bidan perlu meningkatkan dalam memberikan penyuluhan secara lebih sering khususnya pada calon akseptor KB implant, supaya para calon akseptor KB lebih tahu dan akan meningkatkan sikap positif dalam mendukung penggunaan alat kontrasepsi implant.

3. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan dapat mengembangkan dan dapat melakukan penelitian dengan variabel lain karena banyak faktor yang dapat digali yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pemilihan alat kontrasepsi implant.

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Atikah, P., dkk. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Nuha Medika: Yogyakarta.

Asrinah, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Graha Ilmu: Yogyakarta.

Azwar, Saifuddin. 2007. Sikap manusia Edisi ke 2. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Azwar, Saifuddin. 2012. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

BKKBN. 2011. Batasan MKD. Diakses tanggal 28 April 2016.

(http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMKD.aspx).

BKKBN. 2015. Pelayanan Kontrasepsi. BKKBN: Jakarta.

BKKBN. 2015. Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2015-2019. Diakses tanggal 28 April 2016.

(http://www.bkkbn.go.id/Documents/RENSTRA_BKKBN%202015- 2019.pdf).

Dini, P. R. 2014. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Metode Kontrasepsi Implant di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang. Diakses pada tanggal 9 Mei 2016.

(http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/document/3625.pdf).

Dyah, N., & Sujiyatini. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Nuha Medika: Yogyakarta.

Hidayat, A. A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Salemba Medika: Jakarta.

Kemenkes RI. 2013. Situasi Keluarga Berencana di Indonesia. Bakti Husada:

Jakarta.

Lestari, S. 2012. Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana.

Machfoodz, I. & Suryani, E. 2006. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan Masyarakat. Fitramaya: Yogyakarta.

Manning, V. 2011. Promosi Kesehatan dalam Kebidanan Prinsip & Praktik. EGC:

Jakarta.

Mubarak, W. I., dkk. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta.

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Musu’, A. B. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Kontrasepsi Implant pada Akseptor KB. Diakses tanggal 9 Mei 2016.

(http://lib.ui.ac.id/file?flie=digital/20354735-S- Appriana%20Bathara%20Musu.pdf).

Nuzula, F. B. 2015. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemakaian Implant pada Wanita Pasangan Usia Subur di Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi. Diakses pada tangggal 6 Juni 2016 (http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1486-2108852980-

thesis%20implant%20firdawsyi%20nuzula.pdf).

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta:

Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Permenkes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Diakses tanggal 9 Mei 2016. (http://www.gizikia.depkes.go.id/download/Permenkes- Bidan.pdf).

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media:

Jakarta.

Prasetyawati, A. E. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Nuha Medika: Yogyakarta.

Prastikaningrum, A., dkk. 2014. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Implan pada Akseptor KB Aktif di BPM Jarmini Desa Leyangan Ungaran Tahun 2014. Diakses tanggal 24 Agustus 2016.

(http://ejurnal.akbidpantiwilata.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/37).

Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Mitra Cendekia Press: Yogyakarta.

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Sukarni, I. K & Wahyu, P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Nuha Medika:

Yogyakarta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta:

Bandung.

Sumantri, Arif. 2011. Metode Penelitian Kesehatan. Kencana: Jakarta.

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Wahyuningrum, E., dkk. 2014. Pengetahuan dan Sikap Terhadap Pemilihan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Pasien Jaminan Persalinan (JAMPERSAL) Post Partum di RSUD Kudus. Diakses tanggal 9 Januari 2016.

(http://e-

journal.stikesmuhkudus.ac.id/index.php/karakter/article/view/159/105).

Referensi

Dokumen terkait

Ultrasound adalah suatu alat untuk memeriksa organ dalam atau jaringan tubuh manusia dengan menggunakan gelombang bunyi berfrekuensi

Berdasarkan data di atas dapat diketahui masa inflamasi pada pasien post cateterisasi jantung setelah diberi aff sheath femoral sebagian besar didapatkan 10

Rencana Program Investasi |angka Menengah (RPUM) Bidang Cipta Karya pada Tahun. 20L7

Dalam penelitian ini, permasalahan yang diambil adalah bagaimanakah tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya mengenai event Mandi Busa di Ciputra Waterpark Surabaya

Kehandalan waktu pelayanan yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Indra Indragiri Hulu dalam memberikan penanganan pelanggan tepat waktu

Beberapa gending yang dibakukan dalam Wayang Golek Menak adalah Gending Kabor Topèng Laras Sléndro Pathet Nem, Playon Kembang Jeruk Laras Sléndro Pathet Nem/ Sanga, Playon

1) Domisili kantor / tempat calon nasabah bekerja / tempat pembayaran gaji / upah berada dalam wilayah kerja kantor BPRS Jabal Nur Surabaya. 2) Memiliki Asli Surat

Temuan dari penelitian adalah bahwa bentuk-bentuk upaya pengelolaan aset desa yang dilakukan di Desa Bakung Kabupaten Ogan Ilir belum sesuai dengan konsep