KAJIAN CYBERPRAGMATICS UJARAN KEBENCIAN KEPADA PEJABAT PUBLIK DALAM TWITTER TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh : Cindy Dwika Novandria
161224004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2020
i
KAJIAN CYBERPRAGMATICS UJARAN KEBENCIAN KEPADA PEJABAT PUBLIK DALAM TWITTER TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh : Cindy Dwika Novandria
161224004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2020
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring dengan ucapan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatnya yang telah dilimpahkan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan baik. Saya mempersembahkan karya ini untuk:
Kedua orang tua saya tercinta, Bapak Sigit Agus Priyanto dan Ibu Indrayani yang selalu setia merawat dan memberikan dukungan baik secara moril, materiil dan
spiritual selama proses pengerjaan dan penyelesaian tugas akhir ini. Kakak perempuan saya, Inggit Arum Praditha yang telah mendampingi, memberikan nasehat dan dukungan tiada henti selama proses pengerjaan dan
penyelesaian tugas akhir ini.
Bagi sahabat-sahabat saya Dyah Puji Lestari, Woro Catur Utami, Kristina Karismawati, dan Devita Candra Lucinta yang selalu memberikan dukungan
selama penyelesaian tugas akhir ini.
Bagi teman-teman PBSI 2016 A yang selama ini telah memberikan dukungan, pengalaman dan kisah manis selama empat tahun.
v MOTO
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan
syukur.
Filipi 4: 6
Orang-orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan, entah mereka
menyukainya atau tidak. Aldus Huxley
viii ABSTRAK
Novandria, Cindy Dwika. 2020. Kajian Cyberpragmatics Ujaran Kebencian Kepada Pejabat Publik Dalam Twitter Tahun 2019. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini membahas mengenai ujaran kebencian kepada pejabat publik Presiden Joko Widodo dalam media sosial Twitter pada tahun 2019: kajian cyberpragmatics. Tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) mengetahui bentuk-bentuk ujaran kebencian yang terdapat dalam media sosial Twitter pada tahun 2019 dan (2) mengetahui makna pragmatik ujaran kebencian yang terkandung dalam dalam twit yang ditemukan dalam media sosial Twitter pada tahun 2019.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data pada penelitian ini adalah media sosial Twitter dan data dalam penelitian ini adalah twit yang bermuatan ujaran kebencian kepada pejabat publik Presiden Joko Widodo. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik baca dan catat, yaitu membaca twit dan mencatat data-data yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. Peneliti meneliti dengan cara membaca twit dan mencatat langsung tuturan yang mengandung ujaran kebencian dalam media sosial Twitter.
Hasil dari penelitian ini menujukkan terdapat 100 tuturan yang mengandung ujaran kebencian. Bentuk-bentuk ujaran tersebut meliputi (1) bentuk ujaran kebencian penghinaan 86 twit, (2) bentuk ujaran kebencian pencemaran nama baik 2 twit, () bentuk ujaran kebencian berita bohong atau hoax 1 twit, dan (4) bentuk ujaran kebencian memprovokasi 11 twit. Selain itu, penelitian ini juga meneliti mengenai makna dari 100 tuturan yang mengandung ujaran kebencian tersebut berdasarkan konteksnya dalam pragmatik. Makna pragmatik yang berhasil peneliti temukan dalam penelitian ini ada 12 yaitu makna pragmatik ungkapan kekecewaan, makna pragmatik menyindir pemimpin, makna pragmatik menggambarkan sosok pemimpin, makna pragmatik mempertanyakan, makna pragmatik menunjukkan kegagalan pemimpin, makna pragmatik memprediksi, makna pragmatik menjelaskan keadaan negara, makna pragmatik ungkapan kebahagiaan, makna pragmatik ungkapan penyesalan, makna pragmatik ungkapan tidak suka, makna pragmatik memberi anjuran, dan makna pragmatik membandingkan kepemimpinan.
ix ABSTRACT
Novandria, Cindy Dwika. 2020. Study of Cyberpragmatics Hate Speech to Public Officials on Twitter in 2019. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study Program, Departement of Language and Arts Education, Faculty of Teacher‟s Training and Education. Sanata Dharma University.
This study discusses the utterance of hatred to President Joko Widodo on social media that is Twitter in 2019: the study of cyberpragmatics. The purpose of this study are (1) knowing the forms of hate speech contained on Twitter 2019 and (2) knowing the pragmatic meaning of hate speech contained on tweets found from Twitter in 2019.
The type of this research is a qualitative research with descriptive methods. The data source of this study is Twitter and the data of this are tweets that containing hate speech toward President Joko Widodo. In this study, the researchers used reading and note-taking techniques, namely reading the tweets and taking note data that has to do with the research problems. The researchers examined by reading the tweets and taking note the utterance that containing hate speech directly from Twitter.
The results of this study are indicate that there are 100 utterances which contain hate speeach. The forms of the utterances include (1) 86 tweets of forms of hate speech, (2) 2 tweets of libel hate speech, () 1 tweets form false or hoax, (4) and 11 tweets of provoking hate speech. In addition, this research also studied the meanings and the functions of these 40 utterances based on their pragmatic context. The research found 12 that is the pragmatic meaning of the expression of disappointment, pragmatic meaning insinuates the leader, pragmatic meaning describes the figure of a leader, pragmatic meaning of questioning, pragmatic meaning indicates failure of leaders, pragmatic meaning predicts, pragmatic meaning explains the state of the state, pragmatic meaning of expression of happiness, pragmatic meaning of remorse expression, pragmatic meaning of dislike expression, pragmatic meaning of giving a suggestion, and pragmatic meaning comparing leadership.
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTO ... v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR BAGAN ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1. 1 Latar Belakang Masalah ... 1
1. 2 Rumusan Maalah ... 4
1. 3 Tujuan Penelitian ... 1. 4 Manfaat Penelitian ... 1. 5 Batasan Istilah ... 6
xiii
1. 6 Sistematika Penyajian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 11
2. 1 Penelitian yang Relevan ... 11
2. 2 Kajian Pustaka ... 1
2. 2. 1 Media Sosial ... 1
2. 2. 2 Hakikat Ujaran Kebencian ... 2
2. 2. 3 Bentuk- Bentuk Ujaran Kebencian ... 1
a. Penghinaan ... 1
b. Pencemaran nama baik ... c. Penistaan... 4
d. Perbuatan tidak menyenangkan ... 6
e. Memprovokasi ... 7
f. Menghasut ... 8
g. Menyebarkan berita bohong atau hoaks ... 9
2. 2. 4 Pragmatik ... 40
2. 2. 5 Cyberpragmatics ... 42
2. 2. 6 Konteks ... 4
2. 2. 7 Konteks Pragmatik ... 47
2. 3 Kerangka Berpikir ... 48
xiv
3. 1 Jenis Penelitian ... 1
3. 2 Sumber Data ... 2
3. 3 Data dan Objek Penelitian ... 2
3. 4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 3. 5 Instrumen Penelitian ... 4
3. 6 Metode dan Teknik Analisis Data ... 4
3. 7 Triangulasi Data ... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 7
4. 1 Deskripsi Data ... 7
4. 2 Hasil Analisis ... 8
4. 2. 1 Bentuk Ujaran Kebencian ... 9
4. 2. 1. 1 Bentuk Ujaran Kebencian Penghinaan ... 9
4. 2. 1. 2 Bentuk Ujaran Kebencian Pencemaran Nama Baik ... 61
4. 2. 1. 3 Bentuk Ujaran Kebencian Berita Bohong atau Hoaks ... 64
4. 2. 1. 4 Bentuk Ujaran Kebencian Memprovokasi ... 66
4. 2. 2 Makna Pragmatik Ujaran Kebencian ... 69
4. 2. 2. 1 Makna Pragmatik Ungkapan Kekecewaan ... 71
4. 2. 2. 2 Makna Pragmatik Menyindir Pemimpin ... 74
4. 2. 2. 3 Makna Pragmatik Menggambarkan Sosok Pemimpin ... 77
xv
4. 2. 2. 5 Makna Pragmatik Menunjukkan Kegagalan Pemimpin ... 84
4. 2. 2. 6 Makna Pragmatik Memprediksi ... 87
4. 2. 2. 7 Makna Pragmatik Menjelaskan Keadaan Negara ... 91
4. 2. 2. 8 Makna Pragmatik Ungkapan Kebahagiaan ... 94
4. 2. 2. 9 Makna Pragmatik Ungkapan Penyesalan ... 96
4. 2. 2.10 Makna Pragmatik Ungkapan Tidak Suka ... 99
4. 2. 2.11 Makna Pragmatik Memberi Anjuran ... 12 4. 2. 2.12 Makna Pragmatik Membandingkan Kepemimpinan ... 1
4. 3 Pembahasan Bentuk-Bentuk Ujaran Kebencian dalam Bahasa Indonesia dan Makna Pragmatik ... 19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 119
5. 1 Simpulan ... 119
5. 2 Saran ... 120
DAFTAR PUSTAKA ... 122
LAMPIRAN ... 26
xvi
DAFTAR BAGAN
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Twitter ... 17
Gambar 2.2 Fitur Profil ... 18
Gambar 2. Fitur Pencarian Search... 19
Gambar 2.4 Fitur Gamitan Mention ... 21
Gambar 2. Fitur Favorit Like ... 22
Gambar 2.6 Fitur Pesan Langsung Direct Message ... 22
Gambar 2.7 Fitur Tagar ... 23
Gambar 2.8 Fitur Twit Tweet ... 24
Gambar 2.9 Fitur Tranding Topic ... 24
1 BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini, peneliti menguraikan enam subbab antara lain 1) latar belakang, 2) rumusan masalah, ) tujuan penelitian, 4) manfaat penelitian, ) batasan istilah, dan 6) sistematika penyajian. Pada subbab pertama, diuraikan latar belakang penelitian. Pada subbab kedua, diuraikan rumusan masalah yang ditemukan pada latar belakang. Pada subbab ketiga, diuraikan tujuan penelitian yang akan menjawab rumusan masalah. Pada subbab keempat, diuraikan manfaat penelitian yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Pada subbab kelima, diuraikan batasan istilah yang menjadi pembahasan utama dalam penelitian. Pada subbab keenam, diuraikan sistematika penulisan untuk memudahkan pembaca.
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin canggih, cepat, dan mudah diakses oleh semua orang, sehingga di zaman sekarang teknologi informasi menjadi gaya hidup bagi masyarakat Indonesia. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ditandai dengan munculnya berbagai macam situs media sosial populer seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Line, Twitter, BBM, dan lain sejenisnya. Banyaknya situs media sosial tersebut mendapatkan respon yang baik dari masyarakat, semua kalangan menggunakannya untuk keperluan komunikasi baik secara individu maupun kelompok. Di zaman melek teknologi seperti sekarang ini, media sosial menjadi kebutuhan penting bagi setiap orang.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi ternyata memberikan dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yang kita rasakan dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yaitu sebagai berikut: menghubungkan orang di seluruh dunia (berdampak global) kita dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang lain tanpa adanya keterbatasan jarak dan waktu, penyebaran informasi yang cepat, munculnya situs media massa yang memudahkan kita dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, mempermudahkan kita dalam berbagi file, dan memajukan dunia pendidikan. Di balik dampak positif tersebut ternyata perkembangan teknologi dan komunikasi juga memberikan dampak negatif. Hal tersebut nampak dari munculnya berbagai jenis pelanggaran bahkan kejahatan di media sosial, seperti: maraknya cyber crime, cyberbullying, penyebaran berita bohong atau hoax, ujaran kebencian, dan konten pornografi yang cukup meresehakan masyarakat. Pada penelitian ini perbuatan kejahatan yang akan dibahas adalah ujaran kebencian (Hate Speech).
Kejahatan ujaran kebencian perlu mendapatkan perhatian serius di zaman saat ini, perlu adanya pencegahan agar tidak semakin banyak kasus ujaran kebencian di media sosial atau internet. Menurut Brison 20122 menyatakan ujaran kebencian sebagai ujaran yang sifatnya memfitnah, mengganggu, mengintimidasi, atau menghasut untuk menimbulkan kebencian terhadap individu maupun kelompok tertentu berdasarkan ras, suku, agama, etnis, jenis kelamin, dan orientasi seksual. Para pelaku ujaran kebencian terkadang tidak menyadari jika tulisan atau postingannya berisikan ujaran kebencian seperti penghinaan, hasutan, provokasi, mengandung SARA, dan konten pornografi.
Twitter menjadi media sosial yang dipilih oleh peneliti dalam menemukan ujaran kebencian kepada pejabat publik Presiden Joko Widodo tahun 209. Alasan tersebut didukung dengan maraknya kritikan masyarakat Indonesia kepada Presiden Joko Widodo, dari kritikan yang dituliskan oleh para pengguna akun twitter ternyata berisikan ujaran kebencian serta kata-kata kasar.
Contoh kasus Ujaran Kebencian (Hate Speech) yang terdapat di media sosial Twitter yaitu kasus penghinaan kepada Ahok yang dilakukan oleh Ahmad Dhani, terbukti terdapat tiga kicauan di twitter Ahmad Dhani yang berisikan ujaran kebencian terhadap suatu golongan. Akun Twitter tersebut bernama @AHMADDHANIPRAST, menuliskan kicauan pertama pada tanggal 7 Februari 2017 dengan twit “Yg menistakan Agama si Ahok... yg di adili Kh Ma‟ruf Amin...ADP”. Kicauan kedua diunggah pada 6 Maret 2017 yang berisikan tweet “Sipa saja yg dukung Penista Agama adalah Bajingan yg perlu di ludahi muka nya – ADP”. Kicauan ketiga diunggah pada tanggal 7 Maret 2017 dengan twit “Sila Pertama KETUHANAN YME, PENISTA Agama jadi Guberner...kalian WARAS??? – ADP”.
Unggahan ketiga tweet di akun Ahmad Dhani tersebut didakwa berisikan ujaran kebencian yang dapat menimbulkan rasa kebencian dan permusuhan terhadap orang atau kelompok tertentu. Akibat dari perbuatannya musisi Ahmad Dhani resmi divonis 18 bulan penjara oleh majelis hakim setelah melaksanakan sidang kasus ujaran kebencian di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin 28 Januari 2019. Kicauan-kicauan tersebut dilaporkan oleh Jack Boyd Lapian pada
tanggal 6 Maret 2017, Jack Boyd Lapian menganggap bahwa Ahmad Dhani menghasut dan penuh kebencian terhadap pendukung Ahok.
Dari contoh kasus ujaran kebencian di atas, peneliti akan mendeskripsikan kajian cyberpragmatics yaitu ujaran kebencian yang terdapat dalam media sosial. Lebih khususnya ujaran kebencian kepada pejabat publik Presiden Joko Widodo dalam Twitter tahun 2019 Januari-Desember. Penelitian ini diangkat berdasarkan berbagai twit yang bermunculan di Twitter, banyak sekali para pemilik akun menuliskan twit kritikan terhadap Presiden Joko Widodo. Di mana secara sadar atau tidak sadar, tulisan yang mereka buat mengandung ujaran kebencian. Hal tersebut sangat menarik untuk diteliti, karena permasalahannya semakin banyak ditemukan tetapi tidak dianggap serius oleh para pengguna Twitter. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kajian Cyberpragmatics Ujaran Kebencian Kepada Pejabat Publik Dalam Twitter Tahun 2019.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas adapun yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian adalah Twit yang bemuatan ujaran kebencian dalam media sosial Twitter pada tahun 2019. Berdasarkan rumusan masalah utama tersebut, peneliti merumuskan sub masalah sebagai berikut.
a. Apa saja bentuk-bentuk ujaran kebencian (hate speech) yang ditemukan dalam media sosial Twitter pada tahun 2019?
b. Apa makna pragmatik yang terkandung dalam twit yang bermuatan ujaran kebencian (hate speech) yang ditemukan dalam media sosial Twitter pada tahun 2019?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti menyusun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu:
a. Mendeskripsikan apa saja bentuk-bentuk ujaran kebencian (hate speech) yang ditemukan dalam media sosial Twitter pada tahun 2019.
b. Mendeskripsikan makna pragmatik yang terkandung dalam twit yang bermuatan ujaran kebencian (hate speech) yang ditemukan dalam media sosial Twitter pada tahun 2019.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ujaran kebencian kepada pejabat publik dalam Twitter ini diharapkan mampu menjadi tujuan yang baik dan dapat menghasilkan laporan yang sistematis yang memiliki manfaat secara umum. Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini dapat menambah koleksi pengetahuan yang berhubungan dengan analisis ujaran kebencian seperti tentang bentuk-bentuk dan makna ujaran kebencian, khususnya dalam media sosial Twitter, ditinjau dengan kajian cyberpragmatics.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada para pembaca untuk memahami tindakan ujaran kebencian sehingga dapat menggunakan media sosial terkhusus Twitter dengan bijaksana. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada peneliti lain untuk melakukan penelitian serupa yang lebih mendalam. Seperti yang kita ketahui penelitian mengenai ujaran kebencian di media sosial masih minim sekali. 1.5 Batasan Istilah
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa istilah. Agar tidak terjadi salah tafsiran. Istilah-istilah yang digunakan dalam peneletian ini ialah Pragmatik, Konteks, Cyberpragmatics, Pejabat Publik, Ujaran kebencian, dan Twitter. Beberapa istilah tersebut sangat berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
a. Pragmatik
Menurut Yule (1996: 3), pragmatik adalah studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur (atau penulis) dan ditafsirkan oleh pendengar (pembaca). Studi ini lebih banyak berhubungan dengan analisis tentang apa yang dimaksudkan oleh orang dengan tuturan-tuturannya daripada dengan makna terpisah dari kata atau frasa yang digunakan dalam tuturan itu sendiri. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pengertian pragmatik adalah salah satu cabang ilmu bahasa yang mempelajari tentang makna bahasa.
b. Konteks
Rahardi (2005:51) mendefinisiksn konteks merupakan semua latar belakang pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur yang mendukung interpretasi mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu dalam proses bertutur. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pengertian konteks adalah latar belakang pengetahuan yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur.
c. Cyberpragmatics
Cyberpragmatics adalah analisis komunikasi yang dimediasi Internet dari perspektif pragmatik kognitif. Ini membahas berbagai macam interaksi yang dapat ditemukan di Internet: halaman web, ruang obrolan, pesan instan, situs jejaring sosial, dunia virtual 3D, blog, konferensi video, email, Twitter, dll. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pengertian cyberpragmatics adalah analisis komunikasi yang terdapat di dalam Internet.
Cyberpragmatics is an analysis of Internet-mediated communication from the perspective of cognitive pragmatics. It addresses a whole range of interactions that can be found on the Net: the web page, chat rooms, instant messaging, social networking sites, 3D virtual worlds, blogs, videoconference, e-mail, Twitter,etc. d. Pejabat Publik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pejabat publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu pada badan publik. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pengertian pejabat publik adalah orang yang memegang jabatan penting sebagai pimpinan yang
mengurusi kepentingan orang banyak. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pejabat publik Presiden Joko Widodo.
e. Ujaran kebencian (Hate Speech)
Menurut Brison 20122 menyatakan ujaran kebencian sebagai ujaran yang sifatnya memfitnah, mengganggu, mengintimidasi, atau menghasut untuk menimbulkan kebencian terhadap individu maupun kelompok tertentu berdasarkan ras, suku, agama, etnis, jenis kelamin, dan orientasi seksual. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pengertian ujaran kebencian atau hate speech adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain.
f. Twitter
Menurut (Sulianta, 2011) twitter merupakan layanan jejaring sosial dan microblogging (blog ringkas). Para pengguna memakainya untuk berkirim pesan dan membaca pesan yang tidak lebih dari 140 karakter saja, istilah yang digunakan untuk mengirimkan pesan disebut tweet. Karena pesan yang dikirimkan twitter sangat dibatasi (hanya 140 karakter) maka twitter disebut pula sebagai SMS Internet. Dalam penelitian ini, peneliti menekankan pengertian twitter adalah salah satu jenis media massa yang dapat dipakai oleh penggunanya untuk berkirim pesan dan membaca pesan yang tidak lebih dari 140 karakter saja. 1.6 Sistematika Penyajian
Penelitian ini dijabarkan dalam lima bab yang diuraikan secara sistematis sebagai berikut.
Bab I berisi tentang pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah serta sistematika penelitian. Latar belakang penelitian berisikan alasan peneliti melakukan penelitian. Bagian rumusan masalah berisikan permasalan-permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian yang berupa kalimat tanya. Bagian tujuan penelitian berisikan tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh peneliti sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Manfaat penelitian berisikan manfaat teoretis dan praktis. Batasan istilah dicantumkan untuk membatasai istilah dalam penelitian agar tidak salah tafsiran.
Bab II tentang kajian teori yang menguraikan beberapa hal, sebagai berikut: penelitian yang relevan dan kajian teori. Pada bagian akhir dari bab II ini akan dicantumkan kerangka berpikir yang berisikan rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Pada bab III akan dijelaskan tentang metodologi penelitian yang menjabarkan jenis penelitian, sumber data dan data penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan triangulasi data. Jenis penelitian adalah pengelompokkan penelitian berdasarkan data yang didapat. Sumber data merupakan subjek data penelitian. Data merupakan bahan yang akan diteliti oleh peneliti. Metode dan teknik pengumpulan data berisikan metode serta teknik yang digunakan peneliti. Bagian instrumen pengumpulan data penelitian berisikan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Metode dan teknis analisis data berisikan tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis
data. Triangulasi data berisikan teknik pemeriksaan data yang digunakan dalam penelitian.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data yang telah diperoleh, pertama-pertama disajikan deskripsi data, kemudian hasil pembahasan dari analisis data sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan. Hasil penelitian tersebut dibahas sesuai dengan teori yang digunakan oleh peneliti yang terdapat pada kajian teori.
Bab V merupakan bab terakhir dalam penelitian. Pada bab V berisi mengenai kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan berisikan penjabaran pokok-pokok pikiran yang telah dianalisis. Bagian saran berisikan imbauan atau masukan kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan permasalahan yang serupa.
11 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab landasan teori, terbagi menjadi tiga subbab antara lain 1 penelitian terdahulu yang relevan, 2 kajian pustaka, dan kerangka berpikir. Pada subbab pertama berisi penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini. Pada subbab kedua berisikan kajian pustaka mengenai teori-teori dari para ahli yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini. Pada subbab ketiga berisi kerangka berpikir yang langkah-langkah secara garis besar berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian yang relevan.
2.1 Penelitian yang Relevan
Terdapat tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh Meri Febriyani (2018), Delta Anggun Salutfiyanti (2018), dan Lukman Aris Widodo (2017). Penelitian pertama yang relevan dengan dengan penelitian ini adalah Meri Febriyani (2018) Universitas Lampung yang berjudul “Analisis Faktor Penyebab Pelaku Melakukan Ujaran Kebencian (Hate Speech) Dalam Media Sosial”. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang diajukan oleh peneliti, dimana memiliki persamaan yaitu membahas mengenai ujaran kebencian (hate speech) dalam media sosial. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Febriyani dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah topik pembahasannya, jika penelitian terdahulu membahas analisis faktor penyebab
pelaku melakukan ujaran kebencian (hate speech) dalam media sosial sedangkan peneliti membahas mengenai ujaran kebencian kepada pejabat publik Presiden Joko Widodo dalam media sosial Twitter pada tahun 2019 dengan kajian cyberpragmatics.
Penelitian kedua dilakukan oleh Delta Anggun Salutfiyanti (2018) Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “Analisis Ujaran Kebencian Dalam Komentar Warganet Pada Akun Instagram Obrolan Politik”. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang diajukan oleh peneliti, dimana memiliki persamaan yaitu membahas mengenai analisis ujaran kebencian pada media sosial. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Salutfiyanti dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sumber data penelitian, jika penelitian terdahulu memakai media sosial komentar warganet pada akun Instragram Obrolan Politik sedangkan peneliti memakai media sosial Twitter.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Lukman Aris Widodo (2017) Universitas Muhammadyah Surakarta dengan judul “Ujaran Kebencian Terhadap Pejabat Publik Dalam Media Sosial : Kajian Pragmatik Pendekatan Gender”. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang diajukan oleh peneliti, dimana memiliki persamaan yaitu membahas mengenai ujaran kebencian terhadap pejabat publik. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Widodo dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah kajian yang dipakai dalam penelitian, jika penelitian terdahulu memakai kajian pragmatik pendekatan gender sedangkan peneliti memakai kajian cyberpragmatics.
2.2 Kajian Pustaka
Teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi (1) media sosial, (2) hakikat ujaran kebencian, (3) bentuk-bentuk ujaran kebencian dalam bahasa indonesia, 4 pragmatik, cyberpragmatics, 6 konteks, dan (7) konteks pragmatik. Toeri-teori tersebut sebagai acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun uraian teori-teori di atas dijabarkan sebagai berikut.
2.2.1 Media Sosial
Media Sosial merupakan tempat yang digunakan oleh orang-orang untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Di zaman yang serba digital, tentu media sosial dianggap sebagai kebutuhan bagi setiap orang. Menurut Tuten dan Solomon 2016 media sosial adalah sarana untuk komunikasi, kolaborasi, serta penanaman secara daring diantara jaringan orang-orang, masyarakat, dan organisasi yang saling terkait dan saling tergantung dan diperkuat oleh kemampuan dan mobalitas teknologi.
Kaplan dan Haenlein 2010 mendefinisikan media sosial sebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis Internet yang dibangun di atas dasar-dasar ideologis Web 2.0 yang merupakan platform dari evaluasi media sosial yang memungkinkan terjadinya penciptaan dan pertukaran dari User Generated Content”. Media sosial berkembang dengan seiringnya kemajuan teknologi di ranah web 4.0, kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di zaman seperti sekarang tentu memudahkan banyak orang. Segala macam yang dibutuhkan oleh setiap individu maupun kelompok dapat diperoleh dengan mudah, cepat, dan terjangkau.
Valenza 2014 menyebutkan bahwa media sosial adalah platform internet yang memungkinkan bagi individu untuk berbagi secara segera dan berkomunikasi secara terus menerus dengan komunitasnya. Selanjutnya McGraw Hill Dictionary 200 menjelaskan bahawa media sosial adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunikasi virtual.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI V media sosial adalah laman atau aplikasi yang memungkinkan pengguna dapat membuat dan berbagai isi atau terlibat dalam jaringan sosial.
Media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial. Sosial media menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer saat ini antara lain : Blog, Twitter, Facebook, Instagram, Path, dan Wikipedia.
Dari berbagai pendapat ahli mengenai media sosial, peneliti menyimpulkan bahwa media massa adalah tempat atau sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain, berbagi serta bertukar informasi yang dilakukan secara daring dan membutuhkan jaringan.
1. Fungsi Media Sosial
Media sosial memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
a. Media sosial adalah media yang didesain untuk memperluas interaksi sosial manusia menggunakan internet dan teknologi web. Media sosial dapat diaplikasikan oleh semua orang. Dengan adanya media sosial, komunikasi
atau interaksi antar individu maupun antar kelompok menjadi sangat mudah. Tidak terbatas ruang, waktu, dan jarak karena terbantu dengan jaringan internet yang tersedia.
b. Media sosial berhasil mentransformasi praktik komunikasi searah media siaran dari satu instansi media ke banyak audience (“one to many”) menjadi praktik komunikasi dialogis antar banyak audience (“many to many”). c. Media sosial mendukung demokrasi pengetahuan dan informasi.
Mentransformasi manusia dari pengguna isi pesan menjadi pembuat pesan itu sendiri.
2. Twitter (sebagai bagian dari media sosial)
Twitter merupakan aplikasi media sosial yang sangat populer dikalangan saat ini. Melalui Twitter, setiap individu dapat menggunakannya sebagai suatu sarana penyampaian pesan berupa teks pendek yang menggunakan jaringan internet. Hal tersebut mempermudahkan pesan itu disampaikan kepada individu maupun kelompok. Para pengguna memanfaatkan Twitter untuk mencari informasi terkini, seperti informasi tentang bencana alam, kemacetan lalu lintas, dan berbagai peristiwa aktual yang lainnya.
Menurut Sulianta 2011) twitter merupakan layanan jejaring sosial dan microblogging (blog ringkas). Para pengguna memakainya untuk berkirim pesan dan membaca pesan yang tidak lebih dari 140 karakter saja, istilah yang digunakan untuk mengirimkan pesan disebut tweet. Karena pesan yang dikirimkan twitter sangat dibatasi (hanya 140 karakter) maka twitter disebut pula sebagai SMS Internet. Berdasarkan pendapat Sulianta dapat dikatakan bahwa twitter
disebut juga sebagai SMS Internet karena jumlah pesan yang dapat ditulis dan dikirimkan oleh penggunanya dibatasai, yaitu hanya 140 karakter saja. Pembatasan tersebut tentu menjadi pertimbangan mengenai apa yang akan dituliskan, pesan harus singkat, padat, dan jelas tanpa mengurangi isi dari pesan itu sendiri.
Menurut Chris Brogan 20199 twitter is a great place to share ideas, an idea bank, a place to gather information, to inspire thoughts, or to see what your friends are doing. Twitter adalah tempat yang tepat untuk berbagi ide, bank gagasan, tempat untuk mengumpulkan informasi, untuk menginspirasi pikiran, atau untuk melihat apa yang teman anda lakukan.
Dari beberapa pengertian para ahli mengenai twitter, peneliti meyimpulkan bahwa twitter adalah layanan online pada media sosial yang dapat digunakan untuk mengirimkan catatan pendek yang berisikan 140 karakter atau kurang melalui Web dan pesan teks. Twitter digunakan untuk mengeluarkan pembaharuan tentang apa yang mereka lakukan, seperti makan, melihat, merasakan, dan lain-lain kepada keluarga, teman, dan sebagainya. Melalui twitter para pengguna dapat saling bertukar informasi, gagasa, dan lain-lain.
3. Sejarah Twitter
Pada era perkembangan teknologi yang semakin canggih memungkinkan bayak perusahaan yang berbasis teknologi mengembangkan aplikasi-aplikasi yang memenuhi kebutuhan masyarakat untuk berkomunikasi. Sejak kemunculan web 2.0 yang memungkinkan pengguna internet untuk berinteraksi dan berkomunikasi secara dua arah. Kemunculan media jejaring sosial telah membantu serta
mempermudah manusia saling terhubung satu dengan yang lain, salah satunya adalah media sosial Twitter. Media jejaring sosial ini dikembangkan oleh Obvious Corp yang bertempat di San Fransisco, Amerika Serikat.
Twitter dibuat pada tahun 2006 dan diluncurkan pada bulan Juli di tahun yang sama oleh Jack Dorsey, Noah Glass, Bizz Stone, dan Evan Williams (Kusuma, 2009:10). Sejak diluncurkan pada tahun 2006, Twitter mengalami perkembangan yang pesat. Layanan servis ini secara cepat menjadi popular di dunia dengan 500 juta pengguna yang teregristrasi pada tahun 2012 dan mengumpulkan kurang lebih 58 juta tweet per hari (www.statisticbrain.com). Sebuah lembaga riset web bernama Alexa pada tahun 2012 menempatkan Twitter pada urutan ke-13 website yang paling banyak diakses di seluruh dunia dan Jakarta tercatat sebagai peringkat pertama kota dengan jumlah tweet terbanyak di dunia. Logo Twitter dilambangkan dengan burung berwarna biru yang diberi nama “Twitter Bird”.
Gambar 2.1 Logo Twitter
Logo ini mulai dipergunakan pada tanggal 5 Juni 2012, “Twitter Bird” tersebut didesain oleh Douglas Bowman yang terinspirasi oleh seekor burung biru yang biasa ditemui di pegunungan. Ikon unik lainnya dari media ini adalah adanya gambar ikan paus sedang ditarik delapan burung berwarna oranye dengan caption “Too many tweets! Please wait a moment and try again”. Ikon ini muncul ketika tweet mengalami eror jaringan akibat banyaknya orang yang mengirim tweet secara bersamaan.
4. Fitur-Fitur Dalam Twitter
Beikut ini terdapat beberapa fitur-fitur utama pada twitter, yaitu sebagai berikut:
a. Profil
Pada halaman ini yang akan dilihat oleh seluruh pengguna twitter mengenai profil atau data diri serta kicauan yang pernah ditulis atau dikirim. Seseorang yang akan menjadi pengikut followers akan diperlihatkan profil terlebih dahulu sebelum akhirnya memfollow orang tersebut.
Gambar 2.2 Fitur Profil
b. Halaman Utama Home
Pada halaman utama kita dapat melihat kicauan atau twit yang telah dikirimkan oleh para pengguna lain yang sudah berteman dengan kita. Halaman utama sering disebut juga dengan Timeline. Kicauan yang sudah dituliskan oleh para user ataupun user lain secara otomatis akan muncul pada Halaman Utama atau Timeline.
c. Pencarian Search
Twitter memiliki fitur pencari atau search untuk mengetahui topik yang sedang ramai dibicarakan oleh pengguna Twitter. Ketika pengguna menuliskan nama Jokowi maka akan muncul berbagai kaitan dengan presiden tersebut, baik yang menggunakan tanda tagar atau hastag (#JokoWidodo) maupun yang tidak (Jokowi). Username atau alamat pengguna akun ditandai dengan simbol @jokowi02. Fitur pencarian atau search juga dapat dipakai untuk mencari berita populer, berita terbaru, orang, foto, dan video. Ketika kita menuliskan Jokowi pada fitur pencarian atau search secara otomatis akan ditampilkan semua informasi yang berhubungan dengan Presiden Joko Widodo.
Gambar 2.3 Fitur Pencarian Search Sumber: Twitter Cindy Dwika Novandria d. Pengikut Followers
Pengikut adalah pengguna atau akun lain yang ingin menjadikan kita sebagai teman. Jika pengguna lain telah menjadi teman atau pengikut akun seseorang, maka secara otomatis kicauan seseorang yang ia ikuti tersebut akan muncul ke dalam halaman utama. Pengikut sering juga disebut dengan Followers. Followers itu pada saat seseorang menginginkan kita sebagai teman dan dia akan memfollow kita terlebih dahulu.
e. Mengikuti Following
Halaman ini merupakan kebalikan dari fitur pengikut, ikutan adalah akun seseorang yang mengikuti akun pengguna lain agar kicauan atau twit yang dikirim oleh pengguna akun yang diikuti tersebut muncul ke dalam halaman utama. Mengikuti sering juga disebut dengan Following. Following itu pada saat kita menginginkan seseorang menjadi teman kita, oleh karena itu kita memfollow orang tersebut terlebih dahulu.
f. Gamitan Mention
Halaman ini biasanya berisi konten yang merupakan balasan dari percakapan agar sesama pengguna twitter dapat langsung menandai akun yang akan diajak bicara. Biasanya fitur ini sering digunakan oleh para pemilik akun untuk mengawali pembicaraan kepada orang yang ingin kita ajak bicara.
Gambar 2.4 Fitur Gamitan Mention Sumber: Twitter Najwa Shihab g. Reply
Reply adalah membalas Tweet dari pemilik akun Twitter lainnya. Untuk membalas Tweet seseorang, dapat dilakukan dengan meletakkan simbol @ dan diikuti nama user-nya.
h. Favorit Like
Kicauan yang ditandai sebagai favorit bertujuan agar tidak hilang oleh halaman sebelumnya. Biasanya para pemilik akun memakai konten ini untuk memfavoritkan kicauan yang menurutnya kicauan itu ia sukai atau penting untuk ditaruh dihalaman favorit ini. Favorit kini telah berubah menjadi fitur like berbentuk hati.
Gambar 2.5 Fitur Favorit Like Sumber: Twitter Najwa Shihab
i. Pesan Langsung Direct Message
Fitur pesan langsungsung memiliki fungsi seperti SMS, karena pengirim pesan langsung di antara pengguna tanpa ada pengguna lain yang dapat melihat pesan tersebut terkecuali pengguna yang dikirimi pesan. Konten ini biasa di pakai pada saat pemilik akun ingin mengirimkan pesan yang sifatnya pribadi dan hanya ingin diketahui oleh pengguna yang dimaksudkan saja. Pesan yang dimaksud pribadi misalnya berupa nomor telefon, alamat rumah, dan sebagainya.
Gambar 2.6 Fitur Pesan Langsung Direct Message Sumber: Cindy Dwika Novandria
j. Tagar Hashtag
Tagar yang ditulis didepan topik tertentu agar pengguna lain dapat mencari topik atau pembahasan yang sejenis yang dituliskan oleh pengguna lain juga. Biasanya fitur tagar digunakan pada saat menunjukkan suasana hati, keadaan, lokasi, dan sebagainya. Tagar sering disebut juga dengan Hashtag dan identik dengan simbol #.
Gambar 2.7 Fitur Tagar Hashtag Sumber: Twitter Dishub Malang Kota
Dengan meletakkan tanda # pada Tweet di atas, maka Tweet tersebut akan dikategorikan Tweet dengan topik #dirumahaja, sehingga dengan penggunaan hashtag ini akan mempermudah pengguna atau user untuk pencarian Tweet dengan topik yang diinginkan.
k. Twit atau kicauan Tweet
Twit adalah sebuah kicauan yang diunggah oleh pengguna Twitter. Twit sering juga disebut dengan Tweet, di mana berisikan maksimal sebanyak 140 karakter.
Gambar 2.8 Fitur Twit Tweet Sumber: Twitter Najwa Shihab l. Tranding Topic
Tranding Topic mengacu kepada hal yang sering dibicarakan orang yang berganti secara real time, sehingga tranding topic tersebut bersifat dinamis, tergantung seberapa banyaknya orang yang membicarakan topik tersebut.
Gambar 2.9 Fitur Tranding Topic Sumber: Twitter Cindy Dwika Novandria
Sumber fitur pada twitter Ara, Simah. 201. Pengaruh Penggunaan Jejaring Sosial Twitter Terhadap Sikap Asosial Pada Pembelajaran SMA Negeri 10 Kota Tangerang. Skripsi Sarjana Strata Satu. Serang Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
2.2.2 Hakikat Ujaran Kebencian
Menurut Brison 20122 menyatakan ujaran kebencian sebagai ujaran yang sifatnya memfitnah, mengganggu, mengintimidasi, atau menghasut untuk menimbulkan kebencian terhadap individu maupun kelompok tertentu berdasarkan ras, suku, agama, etnis, jenis kelamin, dan orientasi seksual. Pendapat yang disampaikan oleh ahli tersebut menjelaskan bahwa ujaran kebencian adalah suatu ucapan atau tulisan seseorang di muka dengan tujuan ingin menyebarkan dan menyulutkan kebencian kelompok tertentu terhadap kelompok lain yang berbeda baik dari segi ras, agama, keyakinan, gender, etnisitas, kecacatan, dan
Labhukum (2017) menjelaskan ujaran kebencian adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok yang lain dalam hal berbagai aspek seperti ras, warna kulit, gender, cacat, orientasi seksual, kewarganegaraan, agama dan lain-lain.
Korps Bhayangkara telah mengeluarkan Surat Edaran Kapolri Nomor SE/06/X/2015 tentang Ujaran Kebencian (Hate Speech) dijelaskan pengertian tentang Ujaran Kebencian (Hate Speech) dapat berupa tindak pidana yang di atur
dalam KUHP dan ketentuan pidana lainnya di luar KUHP, yang berbentuk antara lain: 1) Penghinaan, 2) Pencemaran nama baik, 3) Penistaan, 4) Perbuatan tidak menyenangkan, 5) Memprovokasi, 6) Menghasut, dan 7) Menyebarkan berita bohong. Semua tindakan tersebut memiliki tujuan atau berdampak pada tindak diskriminasi, penghilangan nyawa, kekerasan, dan/atau konflik sosial. Khusus untuk ujaran kebencian perbuatan tidak menyenangkan sudah tidak termasuk kedalam ujaran kebencian berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor I/PUU-XI/2013 yang menghapus kekuatan mengikat frasa “sesuatu perbuatan lain maupun perlakuan yang tidak menyenangkan” dalam Pasal 335 ayat (1) butir 1 KUHP. Dengan demikian perbuatan tidak menyenangkan tidak termasuk dalam hukum pidana di Indonesia.
Sumber: Syafyahya, Leni. Makalah Kongres KBI. 2018. Ujaran Kebencian Dalam Bahasa Indonesia:Kajian Bentuk dan Makna. Universitas Andalas
Berdarkan dari pengertian ujaran kebencian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ujaran kebencian atau hate speech adalah tindakan komunikasi yang dilakukan oleh suatu individu atau kelompok dalam bentuk provokasi, hasutan, ataupun hinaan kepada individu atau kelompok lain yang berbeda baik dari segi ras, agama, keyakinan, gender, etnisitas, kecacatan, dan orientasi seksual.
1. Konsep Ujaran Kebencian di Indonesia
Di Indonesia, konsep ujaran kebencian digunakan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2018 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, pasal 4 dan 16 UU Nomor 40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis pasal 156 KUHP, pasal 157 KUHP, pasal 310 dan 311 KUHP. Aturan tersebut terkait
dengan perilaku menyerang kehormatan atau nama baik (pencemaran) serta menimbulkan permusuhan, kebencian individu dan atau kelompok masyarakat tertentu (SARA). Secara praktis, aturan tersebut memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan masyarakat Indonesia yang sangat plural atau dengan kata lain beragam. Seperti yang kita ketahui, batas antar-golongan, agama, dan sekelompok etnis di Indonesia semakin mencengang dalam beberapa tahun belakangan ini. Terbukti sejak Pilihan Gubernur tahun 2017 lalu, penggunaan pasal ini mengalami peningkatan sejalan dengan banyaknya kasus ujaran kebencian yang terjadi.
Pada tahun 2017 muncul berbagai kasus ujaran kebencian yang tidak sedikit jumlahnya, banyak diantaranya berujung kepada hukuman pidana. Para pelaku ujaran kebencian dituntut untuk bertanggungjawab atas perbuatannya di ranah hukum. Menurut Inas N Zubir, salah satu anggota DPR RI mengatakan bahwa maraknya kasus ujaran kebencian disebabkan oleh kurangnya tingkat pemahaman masyarakat atas konsep ujaran kebencian yang masih rendah. Masyarakat Indonesia belum mampu membedakan antara kritik atau ucapan yang menyakitkan dengan Ujaran Kebencian (Hate Speech).
Pemahaman mengenai konsep ujaran kebencian sangatlah penting, konsep ujaran kebencian bukan hanya ada untuk mencegah konflik dan menjaga kedamaian serta ketertiban umum. Konsep ujaran kebencian didasari oleh semangat kemanusiaan yang percaya bahwa setiap individu atau manusia memiliki nilai yang sama, terlepas dari latar belakang golongan yang dimiliki. Tak hanya itu konsep tersebut juga didasari oleh semangat demokrasi yang
mendorong ke arah diskusi rasional, bukan argumen emosional yang didorong oleh rasa kebencian dan prasangka buruk terhadap orang lain. Setiap manusia memang memiliki kebebasan dalam berbicara atau mengeluarkan ide, gagasan, dan pendapatnya namun hal tersebut tidak lepas dari resiko penyalahgunaan: sebagai pembungkam kritik atau penghambat diskusi dan perkembangan pemikiran.
Sumber: https://www.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-01297450/bijaklah-berbahasa-agar-tak-terkena-jerat-pasal-ujaran-
2. Unsur-Unsur Ujaran Kebencian
Tindakan ujaran kebencian disebabkan oleh perbuatan yang mengandung unsur-unsur ujaran kebencian sebagai berikut:
a. Segala tindakan dan usaha baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Terdapat dua makna yang tidak dapat dipisahkan yaitu:
1) Berbagai bentuk tingkah laku manusia baik yang berbentuk lisan maupun tertulis. Contohnya pidato, menulis, dan menggambar.
2) Tindakan tersebut ditujukan agar orang tau kelompok lain melalukan yang kita anjurkan atau sarankan. Tindakan tersebut merupakan dukungan aktif, bukan sekadar perbuatan satu kali yang langsung ditujukan kepada target sasaran.
b. Diskriminasi: adalah pembedaan, pengecualian, pembatasan, atau pemilihan yang mengakibatkan suatu pencabutan atau pengurangan pengakuan,
perolehan, atau pelaksanaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam suatu kesetaraan baik di bidang sipil, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. c. Kekerasan: adalah setiap perbuatan yang membawa akibat timbullnya suatu
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, dan psikologis.
d. Konflik sosial: adalah perseteruan atau benturan fisik dengan kekerasa antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu dan menimbulkan dampak yang luas mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan menghambat pembangunan nasional. Kata disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid V adalah keadaan tidak bersatu padu; keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.
e. Menghasut: adalah mendorong atau mempengaruhi orang lain untuk melalukan tindakan diskriminasi, kekerasan atau permusuhan. Pengertian menghasut tersebut sejalan dengan pengertian menghasut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jilik V yaitu membangkitkan hati orang supaya marah (melawan, memberontak, dan sebagainya). Terdapat dua poin dasar yang dapat dijadikan untuk melihat apakah ini sebuah hasutan, antara lain: 1) Intonasi (tone) yang dapat menunjukkan intensi dari ujaran tersebut
untuk menghasut.
2) Konteks ruang dan waktu ketika ujaran tersebut diucapkan atau diutarakan.
f. Sarana: adalah segala macam alat atau perantara yang digunakan oleh orang atau kelompok tertentu yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu kejahatan. Contoh sarana adalah buku, email, selebaran, gambar, dan lain-lain.
Alat-alat yang dapat digunakan dalam penyebaran ujaran kebencian adalah sebagai berikut:
1) Kampanye, baik berupa orasi maupun tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid V kampanye adalah gerakan (tindakan) serentak (untuk melawan, mengadakan aksi, dan sebagainya); kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi politik atau calon yang bersaing memperebutkan kedudukan dalam parlemen dan sebagainya untuk mendapatkan dukungan massa pemilih dalam suatu pemungutan suara. 2) Spanduk atau banner. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid V
spanduk adalah kain yang direntangkan yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang perlu diketahui umum; kain rentang.
3) Jejaring media sosial, seperti Instagram, WhatsApp, Twitter, Line, Facebook, dan lain-lain.
4) Penyampaian pendapat di muka umum; 5) Ceramah keagamaan;
6) Media massa cetak atau elektronik;
7) Pamflet. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jilid V pamflet adalah surat selebaran.
2.2.3 Bentuk-Bentuk Ujaran Kebencian Dalam Bahasa Indonesia a. Penghinaan
Menurut R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal dalam penjelasan Pasal 310 KUHP, menerangkan bahwa menghina adalah menyerang kehormatan dan nama baik seseorang. Yang diserang imbasnya merasa malu. Objek penghinaan adalah berupa rasa harga diri antarmartabat mengenai kehormatan dan mengenai nama baik orang, baik bersifat individual maupun kelompok.
Penghinaan memiliki kata dasar hina. Menurut KBBI jilid V kata hina berarti rendah kedudukannya atau pangkatnya atau martabatnya. Di samping itu arti penghinaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia V (KBBI) memiliki arti proses, cara, perbuatan menghina(kan); menistakan: yang dilontarkan kepadanya betul-betul keterlaluan. Dari pengertian di atas mengenai penghinaan, peneliti menyimpulkan bahwa penghinaan adalah perbuatan menghina yang menyinggung perasaan orang lain atau lembaga dan merendahkan martabat orang atau lembaga.
Contoh kasus ujaran kebencian penghinaan (1):
Kata-Kata Menghina Wali Kota Surabaya Rismaharini atau Risma pada akun media sosial Facebook Zikria Dzatil, Jumat 16 Januari 2020 pukul 18.59 WIB , sumber: https://m.detik.com/news/berita- jawa-timur/d-4872357/ini-postingan-netizen-yang-dilaporkan-hina-wali-kota-risma
Gambar 2.10 Postingan Netizen yang Dilaporkan Hina Wali Kota Risma
Sumber: https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-4872357/ini-postingan-netizen-yang-dilaporkan-hina-wali-kota-risma
“Anjir... asli ngakak abis... nemu foto sang kodok betina legendaris,” tulisnya...
Pada data tersebut terdapat ujaran kebencian yang berbentuk penghinaan. Penghinaan ditujukan kepada Wali Kota Surabaya Risma. Ujaran kebencian penghinaan dalam tuturan tersebut terletak pada kata-kata kodok betina, pemilik akun Zikria Dzatil menyebut Bu Risma dengan kodok betina. Ujaran kebencian penghinaan tersebut dilaporkan pada tanggal 21 Januari 2020 ke Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Jawa Timur.
Contoh kasus ujaran kebencian penghinaan (2):
Kata-kata penghinaan terhadap Polri yang dilakukan oleh PNS berinisial A dan S pada akun Facebook, Sabtu, 9 Juni 2017, sumber: https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/regional/read/2018/ 05/22/17205521/inilah-kasus-ujaran-kebencian-yang-melibatkan-pns “Sore2 kena tilang karena tanda stop di tanda larangan p ditanya apa beda tanda larang P dan S dijawab sama aja. Kok gitu lulus jadi polisi. Tidak bisa bedakan tanda larangan P dan S dasar polisi bodoh. Kita bikin coba ramaikan saja biar banyak yang baca, banyakan likenya aja biar lain tahu” tulisnya.
Pada data tersebut terdapat ujaran kebencian yang berbentuk penghinaan. Penghinaan ditujukan oleh seorang polisi yang melakukan tilang terhadap PNS. Ujaran kebencian penghinaan dalam tuturan tersebut terletak pada kata-kata polisi bodoh, pns yang berinisial A menuliskan keberatan teguran polisi itu dengan menulis status pada sebuah forum jual beli di Facebook. Tidak terima dihina Polisi pun menjerat A dan S dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE.
b. Pencemaran nama baik
Dengan merujuk Pasal 310 ayat (1) KUHP, pencemaran nama baik diartikan sebagai perbuatan menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum.
Menurut KBBI jilid V pencemaran adalah proses, cara, perbuatan mencemari atau mencemarkan pengotoran. Di samping itu nama adalah kata untuk menyebut atau memanggil orang (tempat, barang, binatang, dan sebagainya: gelar; sebutan; kemasyuran, kebaikan, kehormatan. Gabungan kedua kata itu menjadi pencemaran nama baik tentulah bermakna perbuatan mencemai kemsayuran dan kehormatan nama orang. Dari pengertian pencemaran nama baik di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pencemaran nama baik adalah perbuatan menyerang kehormatan seseorang dan pencemaran nama seseorang dengan menodai nama baik dengan hal yang tidak sebenarnya, tidak faktual, dan membuat orang lain tidak nyaman.
Contoh kasus ujaran kebencian pencemaran nama baik:
Kata-Kata Pencemaran Nama Baik Fairuz A Rafiq pada akun Youtube dengan judul GALIH GINANJAR BICARA MASA LALU yang
dilakukan oleh Galih Ginanjar, Rey Utami, dan Pablo Benua, Kamis
13 Juni 2019, sumber:
https://amp.suara.com/entertainment/2020/04/13/184427/perjalanan-panjang-kasus-ikan-asin-hingga-sidang-putusan
Tuturan Galih Ginanjar (1)
”Wah kalau sama dia paling panjang 15 menit,” jawab Galih. Tuturan Galih Ginanjar (2)
”Kalau yang sana, dibuka tudung saji, hah ikan asin. Tutup lagi. Bayangin kayak gimana. Akhirnya merem aja, makanya 15 menit ya sudah,” jelas aktor 31 tahun ini.
Pada data tersebut terdapat ujaran kebencian berbentuk pencemaran nama baik Fairuz A Rafiq yang dilakukan oleh Galih Ginanjar, Rey Utami, dan Pablo Benua. Ujaran kebencian pencemaran nama baik dalam tuturan tersebut terletak pada kata-kata ikan asin, Galih Ginanjar menyebut jika organ kewanitaan mantan istrinya bau ikan asin. Tuturan tersebut dilaporkan karena berisikan pencemaran nama baik sebagai perbuatan menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan menuduhkan sesuatu hal.
c. Penistaan
Menurut KBBI jilid V, penistaan memiliki kata dasar nista. Nista adalah hina; rendah; tidak enak didengar; cela; noda. Penistaan adalah proses, cara, perbuatan menistakan: mereka didakwa pasal terhadap agama. Berdasarkan pengertian penistaan menurut KBBI V, peneliti menyimpulkan bahwa penistaan adalah suatu perbuatan menista yang berhubungan dengan agama.
Contoh kasus penistaan agama (1):
Kata-kata penistaan agama yang dilakukan oleh Joshua Suherman dan Ge Pamungkas pada acara Stand Up Komedi. pada tahun 2018, sumber: https://m.detik.com/news/berita/d-4023239/bareskrim-panggil-komedian-teliti-pelaporan-ge-pamungkas-joshua
”Dulu nih, Jakarta banjir. Apa coba itu? Weh, netizen itu, ini gara-gara (Ahok). Giliran banjir yang terjadi saat ini, „Ini adalah cobaan dari Allah SWT ,” ucap Ge Pamungkas.
Tuturan Ge Pamungkas (2)
Ia kemudian mengutip sebuah ayat Al Quran, ”Sesungguhnya Allah memberikan cobaan terhadap hamba yang dicintaiNya,” kemudian ia bilang, ”Cinta apaan? Ini banyak genangan, cobaan?!!” katanya sambil melotot ke atas. ”Stress banget nih gue!” ungkap Ge.
Tuturan Joshua Suherman (1)
”Semuanya Anisa, Anisa, Anisa ya kan? Padahal skill-nya tipis-tipis, nyanyi tipis, nge-dance tipis, cantik relatif, ya kan? Gue mikir kenapa Anisa selalu unggul dari pada Cherly, ah sekarang gye ketemu jawabannya. Makanya Che, Islam,” ujarnya dalam video tersebut. Tuturan Joshua Suherman (2)
”Karena di Indonesia ini ada satu hal yang tidak bisa dikalahkan dengan bakat sebesar apapun Mayoritas, mayoritas,” tuturnya
Pada data tersebut terdapat ujaran kebencian berbentuk penistaan agama yang dilakukan oleh Ge Pamungkas dan Joshua Suherman pada acara Stand Up Comedy. Ujaran kebencian penistaan agama dalam tuturan tersebut terletak pada kata-kata ”Sesungguhnya Allah memberikan cobaan terhadap hamba yang dicintaiNya, Cinta apaan? Ini banyak genangan, cobaan?!!”, ”Makanya Che, Islam, dan satu hal yang tidak bisa dikalahkan dengan bakat sebesar apapun Mayoritas, mayoritas”. Tuturan tersebut dianggap berisikan penistaan agama Islam. Kasus tersebut dilaporkan oleh Khalid Akbar pada tanggal 11 Januari 2018.
Contoh kasus penistaan agama (2):
Kata-kata penistaan agama yang dilakukan oleh pemuda bernama Bimbin Adhi terhadap Nabi Muhammad SAW pada acara Instagram Story dengan akun @bimbimadhisp. Senin, 14 April 2020, sumber: https://m.ayosurabaya.com/read/2020/04/24/1814/penghina-nabi-asal-surabaya-minta-maaf-saya-mabuk
”Manisnya cintamu dengan nabi, dengan baginda kau pernah minum anggur merah,” berikut lirik yang dinyanyikan remaja itu seperti dalam video snapgram.
Pada data tersebut terdapat ujaran kebencian berbentuk penistaan agama yang dilakukan oleh Bimbin Adhi terhadap Nabi Muhammad SAW pada Instagram Story dengan akun @bimbimadhisp. Ujaran kebencian penistaan agama dalam tuturan tersebut terletak pada kata-kata ”Manisnya cintamu dengan nabi, dengan baginda kau pernah minum anggur merah”. Tuturan tersebut dianggap berisikan penistaan agama terhadap nabi. Bimbin Adhi dilaporkan karena dianggap menistakan Nabi Muhammad SAW dengen memelesetkan Lagu Aisyah Istri Rasulullah. Bimbin menyebut Nabi Muhammad dan istrinya pernah meminum anggur merah. Penetapan status tersangka terhadap Bimbin diputuskan setelah pihak penyidik memeriksa sebanyak 6 saksi termasuk pelaku. Ia telah memenuhi unsur untuk menaikkan statusnya menjadi tersangka penistaan agama.
d. Perbuatan tidak menyenangkan
Perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga kepada orang lain atau lembaga lain juga termasuk ke dalam salah satu bentuk ujaran kebencian. Indikator dari perbuatan tidak menyenangkan ini, ialah apabila seseorang atau lembaga mengganggu kenyamanan orang atau lembaga lain dan apabila seseorang atau lembaga melakukan perbuatan yang tidak baik menyenangkan kepada orang lain/lembaga lain.
Contoh kasus perbuatan tidak menyenangkan:
Mantan Pelayan Putri Diana Diusir Dari Lokasi Pernikahan Harry-Meghan, sumber: Syafyahya, Leni. Makalah Kongres KBI. 2018. Ujaran Kebencian Dalam Bahasa Indonesia: Kajian Bentuk Dan Makna. Universitas Andalas, situs: Liputan6.com 19/05/2018
... Pria 59 tahun itu terlihat marah ketika petugas keamanan untuk mengiringnya pergi dari Kapel St George‟s di Kastil Windsor, Berkshire...
Pada data tersebut perbuatan tidak menyenangkan terhadap seorang pria yang berumur 59 tahun. Pria 59 tahun ini merasa tidak senang kepada petugas keamanan pernikahan Harry-Meghan. Kata-kata yang menandakan ketidaksenangan terdapat pada klausa terlihat marah.
e. Memprovokasi
Menurut KBBI jilid V kata memprovokasi memiliki kata dasar provokasi. Provokasi adalah perbuatan untuk membangkitkan kemarahan, tindakan menghasut; penghasutan; pancingan dan arti kata memprovokasi adalah melakukan provokasi. Berdasarkan pengertian memprovokasi menurut KBBI V, peneliti menyimpulkan bahwa memprovokasi adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh orang atau kelompok untuk membangkitkan kemarahan.
Contoh kasus memprovokasi:
Kata-kata provokasi yang dilakukan oleh Taufik pada akun media sosial Facebook, Selasa 2 Agustus 2016 pukul 08.00 WIB, sumber: https://www.google.com/amp/s/metro.tempo.co/amp/792607/provokas i-kasus-tanjungbalai-di-medsos-pria-ini-ditangkap
“Tanjung Balai Medan Rusuh 31 Juli 2016 Vihara dibakar buat Saudara Muslimku mari rapatkan barisan... Kita buat tragedi terulang kembali Allahu Akbar... ,” tulis Taufik dalam akun Facebooknya.
Pada data tersebut memperlihatkan adanya unsur ujaran kebencian provokasi yang dilakukan oleh Taufik pada media sosial Facebook. Kata-kata yang mengindikasikan provokasi, ialah “Saudara Muslimku mari rapatkan barisan...” dan “Kita buat tragedi terulang kembali Allahu Akbar..” Taufik terbukti menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (sara).
f. Menghasut
Menurut KBBI jilid V kata menghasut memiliki kata dasar hasut. Hasut adalah dengki; iri hati; hasad dan arti kata menghasut adalah membangkitkan hati supaya marah (melawan, memberontak, dan sebagainya).
Menghasut menurut R. Soesilo adalah mendorong, mengajak, membangkitkan atau membakar semangat orang supaya berbuat sesuatu. Dalam kata “menghasut” tersimpul sifat “dengan sengaja”. Menghasut itu lebih keras daripada “memikat” atau “membujuk” akan tetapi bukan “memaksa”. Pidana yang mengatur tentang hasutan atau menghasut di atur di Pasal 160 KUHP. Berdasarkan pendapat dari ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa menghasut adalah perbuatan yang dapat membangkitkan semangat orang lain untuk berbuat sesuatu dan memberontak.
Contoh kasus menghasut:
Kata-kata menghasut yang dilakukan oleh seorang pilot berinisial IR pada akun media sosial Facebook, Senin 20 Mei 2019, sumber: https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/megapolitan/read/2 015/20/08251891/pilot-yang-ditangkap-coba-hasut-warga
“Putraku Baru Saja BERUMUR 1 Tahun, Jika Aku Salah Satu Yg Gugur Dlm Perjuangan di TGL 22 Esok DEMI ALLAH aku rela. MAYATKU Akan TERSENYUM karna MATIKU Di Jalan ALLAH Dlm Memperjuangkan KEBENARAN. Aku hanyalah rakyat biasa yg akn berangkat membawa selembar baju celana sorban biru, sorban biru berartikan JASAD yg KEMBALI.
Catat... Siapapun yang akan dimenangkan oleh KPU 22 Mei 2019 yang akan datang... Benturan dan kerusuhan tetap akan terjadi, dan yakin lah bahwa Korbannya tidak akan sedikit...
Pesan ku kepada seluruh teman2 saudara2ku, yang masih memiliki Nurani, untuk bangkit dari tidur panjangmu... Jika kalian tak memiliki banyak nyali lebih baik minggir dan sembunyilah, karena bisa jadi kalian akan jadi korban berikutnya...
Ini bukan pilihan tapi perintah...
Diam kita mati, Berhentilah kita ditindas. Maka tak ada pilihan lain selain kata LAWAN” tulis IR dalam akun Facebooknya.
Pada data tersebut memperlihatkan adanya unsur ujaran kebencian menghasut yang dilakukan oleh IR pada media sosial Facebook. Kata-kata yang mengindikasikan menghasut, ialah “Diam kita mati, Berhentinlah kita ditindas. Maka tak ada pilihan lain selain kata LAWAN”. Kata LAWAN mencerminkan tuturan untuk mendorong, mengajak, membangkitkan atau membakar semangat orang supaya berbuat sesuatu. IR ditangkap kepolisian di Surabaya, Jawa Timur pada Sabtu, 18 Mei 2019.
g. Menyebarkan berita bohong atau hoaks
Penyebaran berita bohong merupakan perbuatan penyebarluasan berita yang tidak sesuai dengan fakta yang ada. Indikator kata menyebarkan berita bohong atau lebih dikenal dengan istilah hoaks, ialah menunjukkan fakta yang tidak benar/palsu terhadap orang lain, lembaga, dan tindakan merugikan pihak lain. Menurut KBBI jilid V kata hoaks memiliki arti informasi bohong. Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa penyebaran berits bohong atau hoaks adalah perbuatan menyebarluaskan informasi palsu atau bohong.
Contoh kasus penyebaran berita bohong atau hoaks:
Kata-kata kasus penyebaran berita bohong atau hoaks yang dilakukan oleh ibu rumah tangga berinisial FN (26) warga Wonokusumo, Kota Surabaya, pada akun media sosial Facebook, pada tahun 2020, sumber:
https://www.google.com/amp/s/www.kanalaceh.com/2020/03/09/seor ang-irt-ditangkap-polisi-karena-unggah-hoaz-corona-di-medsos/ Di sebuah grup Facebook, ia mengunggah sebuah foto memperlihatkan dokter dan perawat dengan baju tokoh fiktif Superman membawa pasien dengan bangsal berjalan. Di foto yang diunggah ada tulisan RSUD Soetomo. Sebuah kalimat disertakan FN di unggahan fotonya itu. Isinya “?Pasien virus corona sudah ada RSUD Soetomo Sby. Smg kita semua sllu dalam lindungan Allah. Dan slalu jaga kesehatan dolor2...”.