• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejak kemerdekaan bahasa Inggris sudah diajarkan dan masuk kurikulum sekolah dasar. Dalam rentang waktu sampai dengan sekarang, Pembelajaran bahasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sejak kemerdekaan bahasa Inggris sudah diajarkan dan masuk kurikulum sekolah dasar. Dalam rentang waktu sampai dengan sekarang, Pembelajaran bahasa"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Sejak kemerdekaan bahasa Inggris sudah diajarkan dan masuk kurikulum sekolah dasar. Dalam rentang waktu sampai dengan sekarang, Pembelajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar masih menjadi muatan lokal. Hal tersebut dikarenakan banyak kalangan yang tidak menyetujui pembelajaran bahasa Inggris di level sekolah dasar atau taman kanak-kanak dengan berbagai alasan.

Alasan yang dikemukakan sebagian besar memang mengandung kebenaran, tetapi tuntutan masyarakat yang menghendaki bahasa Inggris masuk dalam kurikulum sekolah dasar tidak bisa diabaikan karena adapula kalangan yang mendukung hal tersebut. Dikarenakan pentingnya penggunaan bahasa Inggris dalam pergaulan dunia. Maka kebijakan bahasa Inggris harus tetap diperkenalkan dimulai dari sekolah dasar.

(2)

Prinsip-prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris. Adapun prinsip dasar pembelajaran Bahasa

Inggris di SD, adalah sebagai berikut: Kemampuan memahami sekitar

Penggunaan permainan dan gerak fisik

Pembelajaran secara tidak langsung (indirect Learning) Pengembangan imajinasi

Pengaktifan seluruh indera

Kegiatan pembelajaran yang berganti-ganti setiap waktu Perlunya penguatan melalui pengulangan

Perlunya pendekatan kepada siswa secara individu

Pembelajaran pada anak-anak yang efektif sebaiknya mengingatkan terjadinya pemerolehan bahasa (Language Acquisition) bukannya pembelajaran bahasa (Languange Learning). Mekanisme pemerolehan bahasa ini dilakukan dengan cara memberikan limpahan kesempatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat untuk menciptakan makna dan berbagi makna dan dengan memberikan penguat (scaffolding) untuk membantu anak-anak berfungsi secara komunikatif dalam waktu pertumbuhannya. Oleh karena itu pengajaran dan pembelajaran yang efektif mesti melibatkan komunikasi alami antara siswa dan guru, antara siswa dan siswa dan juga berbasis kegiatan yang berupa kegiatan belajar. Pembelajaran yang efektif juga harus memberikan limpahan cara cara bagi siswa untuk bisa menggunakan bahasa yang sesuai dengan usianya.

Anak-anak adalah anak-anak, bukan orang dewasa mini. Mereka bukan orang dewasa seperti kita. Anak-anak memiliki karakter, aspirasi kebutuhan dan kemauan yang berada dengan orang dewasa dan hal tersebut adalah sesuatu yang alamiah.

Maka berdasarkan kondisi tersebut, Implikasi Landasan dan Prinsip-prinsip

Pembelajaran Bahasa Inggris di SD, maka sebaiknya pembelajaran dilaksanakan berbasis

prinsip-prinsip berikut:

Guru harus menyediakan pengalaman belajar yang menyenangkan serta memberikan posisi pada siswa untuk aktif.

Guru harus bisa membantu siswa mengembangkan serta melatih menggunakan bahasa melalui serangkaian kerjasama.

Guru harus bisa menggunakan kegiatan belajar yang terencana,terorganisir, berdimensi banyak dan dikembangkan berbasis tema.

Guru harus bisa memberikan input pembelajaran yang bermakna dengan tindakan yang mendukung pembelajaran (Scaffolding).

Guru harus bisa membuat pelajaran bahasa Inggris dan pelajaran bahasa Indonesia serta budayannya yang saling melengkapi dan menguatkan.

Guru harus bisa mengintegrasikan bahasa Inggris dengan pengetahuan lain yang sesuai dengan usia siswa.

Guru harus memberikan pemahaman tentang tujuan pembelajaran yang sedang berlangsung dengan jelas dan apabila siswa telah menunjukkan keberhasilannya, guru perlu memberikan umpan balik yang memadai.

(3)

Agar lebih mudah mengingat prinsip-prinsip tersebut, dengan adanya 7R yang dikemukakan oleh Read (2005), yaitu: Relationship, Rules, Routines, Rights, Responsibilities, Respect dan Rewards. (baca selengkapnya di rahayugita.blogspot.com)

Struktur Kurikulum dan Standart Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Struktur Kurikulum dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris mengacu pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Dimana Mata Pelajaran Bahasa Inggris berkedudukan hanya sebagai Muatan Lokal.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris adalah progam untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan bahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Inggris.

Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris di SD terdiri dari aspek: listening, speaking, reading, dan writing.

Hakikat Pembelajaran Bahasa Inggris

Sebagai muatan lokal, bahasa Inggris merupakan bahasa asing yang dipelajari setelah bahasa ibu. Dengan kata lain, pengaplikasian serta alokasi waktu yang diberikan ditingkat sekolah dasar tidak akan melebihi pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Kemudian, bahasa Indonesia itu sendiri tetap digunakan sebagai bahasa pengantar pada mata pelajaran lain kecuali pada sekolah berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Melalui sejumlah pengamatan, secara umum, peserta didik di kelas 1-3 terlihat antusias terhadap pembelajaran bahasa Inggris selama pembelajaran tersebut tidak keluar dari patokan yang diberikan di dalam Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, yakni memberikan materi sesuai tingkat literasi performative. Kenyataannya, tes sering menjadi tujuan utama dalam pembelajaran bahasa Inggris serta banyak guru yang mengutamakan tes dalam proses pembelajaran. Guru juga sering terjebak dan terpaku pada buku bahasa Inggris dari penerbit, sehingga tujuan pembelajaran bahasa Inggris seringkali melenceng dari tujuan semula. Selain itu, seharusnya pembelajaran lebih ditekankan pada kosakata yang beragam sesuai dengan konteks kelas dan sekolah dan bukan melulu tentang grammar atau structure, sesuai dengan pendapat Sekretaris Jendral Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti (Kompas.com, 13/11/2012). (baca selengkapnya di ratnamizan.blogspot.com)

Materi Pembelajaran Bahasa Inggris

Materi bahasa inggris sekolah dasar haruslah mencakup semua aspek skill bahasa Inggris, mulai dari reading, speaking, listening, dan writing. Hal ini bertujuan agar para siswa sekolah dasar mampu meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka secara keseluruhan. Namun semua materi yang disampaikan sebaiknya merupakan materi dasar yang memang dibuat khusus untuk siswa sekolah dasar.

Secara umum materi bahasa Inggris untuk sekolah dasar mungkin sangat mudah dibuat, namun dalam penyampaiannya, justru materi bahasa Inggris sekolah dasar adalah yang paling sulit diimplementasikan. Oleh karena itu para pengajar bahasa Inggris tak hanya dituntut untuk pitar dalam menyusun materi, tapi juga harus jenius dalam menyampaikan materi kepada anak-anak.

Materi bahasa inggris sekolah dasar yang sudah berjalan saat ini memang memang fokus penekanannya kepada penguasaan vocabulary. Hal ini tentunya tidaklah sama sekali salah, akan tetapi ada hal yang perlu digaris bawahi dalam mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar, yaitu pendekatan pengajaran yang komunikatif.

(4)

Dengan cara membiasakan penyampaian materi dengan menggunakan bahasa Inggris dalam setiap kesempatan, meskipun kata-kata tersebut sulit disampaikan secara verbal, tapi Anda bisa menggunakan metode visual ataupun gerak tubuh. Karena penyampaian materi bahasa Inggris yang komunikatif akan mendorong anak untuk menggunakan Bahasa Inggris secara nyata di dalamkelas. Hal ini tentunya akan memberikan pengalaman dan pembelajaran bahasa Inggris, yang memang tujuan utamanya kita dapat menerapkannya untuk tujuan komunikasi.

Pendekatan Pembelajaran Bahasa Inggris

Pembelajaran Bahasa Inggris pada jenjang pendidikan SD identik dengan mengajari seorang bayi bahasa ibu. Dimana secara umum anak-anak kita di sekolah dasar belum mengenal Bahasa Inggris . Sehingga hal itu akan berdampak pada pola pengajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD yang lebih bersifat pengenalan. Sehingga diusahakan sedapat mungkin agar tercapai apa yang disebut “kesan pertama sangat mengesankan’ yang selanjutnya sebagai motivasi bagi mereka untuk mengeksplorasi khasanah berbahasa inggris pada tataran lebih lanjut. Maka dari itu diperlukan kiat-kiat khusus berupa penerapan metode-metode pembelajaran yang inovatif.

Awalnya pembelajaran Bahasa Inggris di negara asalnya sendiri yaitu Inggris dan beberapa negara pengguna Bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya seperti Australia, New Zaeland, Kanada dan Amerika Serikat mengajarkan bahasa secara terpisah-pisah. Sejak sekitar tahun 1980-an mulai menerapkan pendekatan whole language pada pembelajaran bahasa ( Routman, 1991). Whole language adalah pendekatan pengajaran bahasa secara utuh tidak terpisah-pisah (Edelsky, 1991 ; Froese, 1990; Goodman, 1986; Weaver , 1992) . Pendekatan whole language didasari oleh paham kontruktifisme yang menyatakan bahwa anak dapat mengkonstruksikan sendiri strutur kognitifnya berdasarkan pengalaman yang didapatkannya melalui peran aktif dalam belajar secara utuh (whole) dan (integrated) terpadu. (Robert, 1996).

Komponen whole language adalah (1) Reading alloud, yaitu kegiatan membaca yang dilakukan guru kepada siswanya. (2) Jurnal writing yaitu suatu kegiatan menulis jurnal yang memberikan siswa mencurahkan perasaannya tentang kegiatan belajar dan hal ikwal yang ada hubungannya dengan pembelajaran serta sekolah dalam bentuk tulisan. (3) Sustained silent reading, yaitu kegiatan membaca dalam hati. (4) Guided reading, yaitu kegiatan membaca terbimbing, (5) Guded Writing, yaitu kegiatan pembelajaran menulis terbimbing, (6) Independen reading, yaitu kegiatan membaca bebas sesuai bacaan yang siswa gemari. (7) Independent writing yaitu kegiatan menulis bebas sehingga siswa dapat berfikir kritis dalam menganalisa obyek atau hal yang ia tulis.

Kelas yang menerapkan pembelajaran berbasiskan whole language adalah merupakan kelas yang kaya akan barang cetak, seperti buku, majalah, koran, dan buku petunjuk. Di samping itu kelas whole language dilengkapi dengan sudut-sudut yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan secara mandiri. Strategi penilaian yang guru dapat lakukan dalam hal ini adalah melalui penilaian proses dan fortofolio.

Sementara menurut David Nunan (1989) dalam Solchan T.W., dkk (2001:66) pembelajaran bahasa hendak dibelajarkan menggunakan pendekatan komunikatif. Dimana pendekatan komunikatif berdasarkan teori bahasa adalah suatu sistem untuk mengekspresikan suatu makna, yang menekankan fasa dimensi semantik dan komunikatif daripada ciri-ciri gramatikal bahasa. Oleh karna itu yang perlu ditonjolkan adalah interaksi dan komunikasi bahasa, bukan pengetahuan tentang bahasa.

(5)

Teori belajar yang cocok untuk pendekatan ini adalah teori pemerolehan bahasa ke dua secara alamiah. Teori ini beranggapan bahwa proses belajar lebih efektif apabila bahasa diajarkan secara alamiah sehingga proses belajar bahasa lebih efektif dilakukan melalui komunikasi langsung dalam bahasa yang dipelajari. Kebutuhan siswa yang utama dalam belajar bahasa berkaitan dengan kebutuhan berkomunikasi maka tujuan umum pembelajaran bahasa adalah untuk mengembangkan siswa untuk berkomunikasi. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris dengan pendekatan komunikatif siswa dihadapkan pada situasi komunikasi nyata , seperti tukar menukar informasi, negoisasi makna atau kegiatan lain yang sifatnya riil.

Dalam pendekatan komunikatif peran guru hanya bersifat memfasilitasi proses komunikasi , partisipan tugas dan teks, menganalisa kebutuhan, konselor dan manajer pembelajaran. Sementara siswa berposisi pada pemberi dan penerima, negosiator, dan interaktor sehingga siswa tidak hanya menguasai bentuk-bentuk bahasa, tetapi bentuk dan maknanya dalam kaitannya dengan konteks pemakaian. Materi yang disajikan dalam peranan sebagai pendukung usaha meningkatkan kemahiran berbahasa dalam tindak komunikasi nyata.

Menurut pendekatan komunikatif metode yang tepat diterapkan adalah metode komunikatif itu sendiri dengan uraian teknik seperti yang diuaraikan dalam Santosa, dkk yang dipetik dari Tarigan yang disarikan dari Solchan, dkk. (2001) berikut ini, (1) teknik pelajaran menyimak, (2) teknik pembelajaran berbicara, (3) teknik pembelajaran membaca, (4) teknik pembelajaran menulis. Sementara teknik evaluasi untuk pendekatan ini adalah tes diskrit yaitu tes yang bersifat terpisah antar aspek kebahasaan, tes integratif yaitu tes yang memadukan semua aspek kebahasaan pada suatu tes evaluasi yang bersifat tercampur. Yang terakhir adalah tes pragmatik yaitu kemampuan siswa dalam menggunakan elemen-elemen kebahasaan dalam konteks situasional tertentu sebagai tolak ukurnya. Beberapa jenis tes pragmatis adalah, dikte, berbicara, parafrase, menjawab pertanyaan, dan teknik rumpang.

Pendekatan yang lain yang sering dianjurkan untuk diterapkan adalah pendekatan ketrampilan proses. Dimana pendekatan ketrampilan proses diidentifikasi sebagai pendekatan yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan bahasa. Kalau dibandingkan dengan pendekatan whole language dan pendekatan komunikatif maka pendekatan ketrampilan proses adalah dijiwai oleh dua pendekatan tersebut. Demikian halnya dengan pendekatan CBSA yang pernah populer di era tahun 1980-an juga merupakan cerminan dari dua pendekatan sebelumnya. Sampai kepada pendekatan pakem dan yang terakhir adalah pendekatan quantum teaching.

Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris

Metode pembelajaran bahasa inggris memainkan peranan yang sangat penting di dalam kegiatan belajar bahasa Inggris. Ada banyak siswa yang mampu mencapai prestasi baik karena diajarkan menggunakan metode pembelajaran bahasa inggris yang tepat. Sebaliknya, kebanyakan siswa merasa bosan dan enggan belajar bahasa Inggris karena metode yang ada begitu membosankan.

Sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris merupakan kunci dalam pembelajaran. Apabila seorang guru menerapkan metode yang kurang tepat serta membosankan, maka habislah sudah kelas tersebut. Rata-rata, siswa akan cenderung bosan dan tidak menyukai kelas bahasa Inggris yang berlansung selama hampir dua jam. Metode belajar bahasa inggris apakah yang wajib diketahui oleh seorang guru? Di bawah ini, kami memberikan informasi mengenai 4 metode belajar yang wajib untuk diketahui.

(6)

Metode ini biasa disingkat dengan GTM. Adalah sebuah metode yang paling lama ada di dunia pembelajaran sebuah bahasa asing. Indonesia sendiri, masih menggunakan metode GTM dari sejak pengajaran bahasa Inggris terjadi hingga saat ini. Apa sebenarnya GTM?

Ini merupakan metode dimana grammar atau tata bahasa lebih ditekankan. Selain tata bahasa, juga terdapat translate atau alih bahasa yang paling sering digunakan untuk mengajarkan kosakata. Guru akan mengajarkan materi tentang tata bahasa menggunakan rumus, dan kemudian menggunakan alih bahasa ketika memberikan pengajaran membaca, menulis, serta kosakata dalam bahasa Inggris.

2. Audio Lingual Method

Audio Lingual Method adalah sebuah metode pembelajaran bahasa Inggris dimana guru mempraktikkan sebuah dialog pendek yang satupun artinya belum dapat diterjemahkan oleh siswa. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mengikuti dialog tersebut dan siswa menebak maksud dialog dari mimik, pose dialog, dan beragam hal yang dipraktikkan oleh seorang guru.

Siswa diajak menghafal dialog yang bahkan mereka tidak mengetahui tulisan dan arti secara jelas. Mereka dipaksa berpikir untuk mengerti isi dialog dan menghafalnya dalam waktu singkat tanpa boleh membaca atau menulisnya. Setelah siswa menghafal, maka barulah mereka diberikan kata-kata yang ada di dalam dialog tersebut. Siswa membaca, kemudian mereka menulisnya.

Metode ini dipercaya ampuh untuk membuat siswa belajar bahasa Inggris dengan cepat. Mereka diajarkan sebuah bahasa layaknya masa bayi dahulu. Karena bahasa diajarkan melalui mendengar dialog tanpa arti dan mereka mengetehui maksudnya hanya dari mimik wajah, pose dialog, serta gesture. Setelah mendengar, siswa diajak untuk berbicara dan menghafal dengan bekal mengetahui maksud kata tersebut tetapi tanpa arti yang jelas secara detail. Kemudian, kegiatan membaca dan menulis baru dilakukan setelah siswa mendengar serta berbicara.

3. Silent Way

Silent Way sejatinya digunakan oleh Celeb Cattegno untuk mengajarkan matematika. Namun, dewasa ini metode pembelajaran bahasa inggris bernama silent way merupakan metode yang powerful apabila diterapkan pada pembelajaran bahasa Inggris.

Silent way adalah metode yang menggunakan rods atau batang sebagai medianya. Rods mempunyai warna dan panjang yang berbeda. Dengan rods, seorang guru mengajarkan banyak hal terutama mengenai berbicara dan tata bahasa dalam bahasa Inggris.

Metode ini secara garis besar mempunyai konsep yang sama dengan audi lingual method. Siswa diajak untuk mendengar, berbicara, membaca, dan baru menulis. Ada satu hal menarik dimana siswa juga diajak untuk membangun sense atau inner criteria yang membuat mereka mampu mendeteksi serta memperbaiki diri apabila terdapat kesalahan dalam menggunakan bahasa Inggris.

4. Total Physical Response

Awal mulanya guru melakukan beberapa pekerjaan misalnya berjalan, duduk, memegang telinga, menaruh penggaris, atau menulis. Namun sebelum guru melaksanakan semua pekerjaan tersebut, ia memerintah dirinya terlebih dahulu dengan instruksi bahasa Inggris.

(7)

Setelah beberapa kali pengulangan melalui perintah yang dilakukan dan dilaksanakan oleh dirinya sendiri, pada tahap selanjutnya guru memberikan perintah kepada siswa dengan perintah yang sama dengan dirinya tadi. Melalui perintah tersebut, siswa diharapkan mampu melaksanakan sesuai dengan perintah dan contoh yang tadi diberikan. Tentu saja, guru tidak melaksanakan perintah tersebut dan ia hanya memberikan koreksi.

Evaluasi Pembelajaran Bahasa Inggris

Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan kegiatan evaluasi untuk mengukur sejauh mana efektifitas pembelajaran telah dapat diselenggarakan. Tentunya hal tersebut memerlukan acuan penilaian yang dijadikan tuntunan pemberian skor secara kuantitatif sebelum disimpulkan secara evaluatif. Dalam skenario pembelajaran acuan umum yang dipakai adalah indikator yang dijabarkan dalam bentuk tujuan pembelajaran.

Begitu pentingnya kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga setiap kegiatan pembelajaran mempersaratkan keberadaan perangkat evaluasi. Rusyan (1993:211), dalam buku Proses Belajar Mengajar Yang Efektif menyatakan evaluasi dalam suatu proses belajar mengajar merupakan komponen yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses. Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar peserta didik, tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Inti dari evaluasi adalah pengadaaan informasi bagi pihak pengelola proses belajar mengajar untuk membuat macam – macam keputusan dengan menggunakan informasi yang diperolehnya melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instumen tes maupun non tes. Sedangkan penilaian adalah usaha mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa. Bentuk evaluasi itu ada berbentuk tes dan non tes. Kedua bentuk itu dapat digunakan salah satu atau kedua – duanya tergantung tujuan dari penilaian pembelajaran. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris evaluasi dapat diselenggarakan untuk mengetahui sejauh mana indikator ketrampilan berbahasa sudah dapat dikuasai oleh siswa. Evaluasi yang paling relevan adalah menggunakan lembar tes perfomance yang akan mengukur sejauh mana penguasaan siswa terhadap aspek kebahasaan yaitu, mendengarkan, membaca, berbicara dan menulis. Tampilan tes perfomance tersebut dapat berupa diskrit, yang menampilkan bagian demi bagian aspek kebahasaan tersebut. Dapat juga berupa tes integratif dan fragmatik. Yang terpenting dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan indikator yang ditargetkan dengan menggunakan alat ukur berupa evaluasi yang relevan. Tentunya dengan mempertimbangkan prosedur pembuatan alat ukur evaluasi tersebut.

Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah ELEMENTARY

Jika kita berbicara tentang pengajaran, orang mau tak mau harus

mengarahkan perhatian pada empat hal utama yang

i) tujuan yang akan dicapai,

ii) strategi pengajaran dan pembelajaran,

iii) buku teks, dan

iv) kompetensi profesional untuk mengajarkannya berwe-pengobatan. (Nababa,

1993: 181).

Sadarilah bahwa Lembaga Pendidikan Tenaga Kerja Kepen berpendidikan (LPTK) bertanggung jawab untuk tenaga kependidikan guru, tidak memiliki

(8)

program pendidikan staf tanpa wewenang untuk mengajar bahasa Inggris di sekolah dasar. Sebelum munculnya Curriculumtional pendidikan banyak digunakan secara nasional pada tahun 1994, LPTK diarahkan untuk

menghasilkan guru SMA.

Apalagi untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK dan SMP tidak siap LPTK. Ini berarti bahwa pelaksanaan pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar tidak ditangani oleh guru yang kompetensi mengajar bahasa Inggris untuk sekolah dasar. Ini berarti bahwa pengajaran bahasa Inggris di Sekolah Dasar menggelar trial and error saja. Dan apa pun yang diajarkan di sekolah dasar sebagai lembaga pendidikan dasar awal, memiliki pengaruh besar pada mengajar di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. kelemahan dasar yang kuat dari sukses ditempatkan di Sekolah Dasar akan menentukan perkembangan selanjutnya.

Alexei A. Leontiev Psikologi bukunya dan Proses Pembelajaran Bahasa (1989) berbicara tentang pembelajaran bahasa di masa kecil yang "Bahasa belajar di usia dini anak (6-12 tahun) memiliki efek menipu. Perkembangan bahasa Nya akan dari akan sangat dipengaruhi oleh pengalamannya dalam belajar bahasa Ketika ia telah mengalami jalur yang benar belajar akuisisi bahasanya akan dari

mengembangkan lancar (Leontiev, 1989: 211)..

opini Leontiev memberikan peringatan bahwa pengajaran bahasa, terutama bahasa asing, harus, harus dijalani sesuai dengan tuntutan pembelajaran anak. Dan untuk bisa melakukannya, dibutuhkan seorang guru yang benar-benar

kompeten untuk melakukannya.

Karena pengajaran bahasa Inggris di sekolah dasar masih belum kegiatan kurikuler nasional, maka buku ini tidak tersedia ajarpun. Guru harus menggunakan bahan ajar dan kesesuaian berguna darurat tidak dapat dipastikan.

Dan dengan tidak tersedianya guru bahasa Inggris di sekolah dasar, belajar-mengajar strategi dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa juga tidak dapat dikembangkan. Hanya satu kesimpulan: hasil belajar bahasa Inggris di sekolah dasar tidak dapat dinilai, karena tidak dapat ditentukan tujuan yang ingin dicapai. Jika Leontiev tampilan untuk memegang, dapat diprediksi bahwa pengajaran bahasa Inggris di SMP dan SMA juga tidak dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dan lebih buruk, kesalahan akan dibawa untuk belajar di sekolah dasar dan di SMP dan SMA dan seterusnya. Terlepas dari semangat siswa untuk belajar bahasa Inggris atau tidak akan sulit karena mereka telah mengembangkan in-man pengalaman tidak menyenangkan untuk belajar bahasa ini di sekolah dasar.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Pembelajaran Bahasa Inggris

Mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua perlu dikenal dan dipahami betul apa sebenarnya makna bahasa itu sendiri. Sebuah definisi yang standar tentang pengertian bahasa, yaitu :

“Language is a system of arbitrary conventionalized vocal, written, or gestural symbol that enable members of a given community to communicate intelligibly with one another.”(Brown,2000:5).

Makna yang ingin disampaikan Brownadalah bahasa dianggap sebagai sebuah sistem yang terdiri dari simbol atau lambang bunyi yang bisa digunakan untuk berkomunikasi. Pemberian definisi tentang

(9)

bahasa (Brown, 2000:5) lebih lanjut mengatakan bahwa sebuah konsolidasi tentang sejumlah kemungkinan-kemungkinan definisi bahasa dijelaskan sebagai berikut:

(a) bahasa adalah sistematis,

(b) bahasa adalah seperangkat simbol-simbol yang terpisah, (c) simbol tersebut terutama vokal, tetapi kemungkinan juga visual, (d) makna simbol tersebut sudah disesuaikan dengan rujukannya, (e) bahasa digunakan sebagai alat komunikasi,

(f) bahasa digunakan dalam pembicaraan masyarakat atau budaya,

(g) secara esensial, bahasa adalah untuk manusia, meskipun kemungkinannya tidak dibatasi hanya untuk manusia, dan

(h) bahasa yang digunakan manusia kebanyakan memiliki cara yang sama. 18 Sumber lain yang memberikan definsi tentang bahasa diperoleh dari Balitbang Depdiknas (2001:7) bahwa bahasa merupakan alat untuk mengungkapkan makna (gagasan, pikiran,pendapat dan perasaan). Dengan kata lain, makna yang ingin disampaikan kepada orang lain atau dipahami orang lain terkandung dalam bahasa yang digunakan. Berdasarkan pandangan ini, Bahasa Inggris dapat dikatakan sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan, pikiran, pendapat, dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis. Di Indonesia, Bahasa Inggrisadalah alat untuk menyerap dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya.Menggunakan bahasa yang terstruktur merupakan salah satu hasil mempelajari bahasa. Bahasa itu sendiri merupakan kapabilitas manusia yang membuat kita mampu berkomunikasi, belajar, berpikir, memberikan penilaian dan mengembangkan nilai-nilai. Belajar Bahasa Inggrisadalah mempelajari makna-makna yang disepakati oleh kelompok penutur asli bahasa tersebut. Bahasa Inggrismerupakan alat pokok untuk berperan serta dalam kehidupan kultural masyarakat berbahasa Inggris. Tentang belajar, Brown (2000:6) mengemukakan:

1.Learning is acquisition or “getting”.

2.Learning is retention of information or skill.

3.Retention implies storage systems, memory, cognitive organization.

4.Learning involves active, conscious focus on and acting upon events outside or inside the organism. 5.Learning is relatively permanent but subject to forgetting.

6.Learning involves some form of practice, perhaps reinforced practice. 7.Learning is a change in behavior.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat belajar bahasa adalah perubahan tingkah laku kearah yang positif yang merupakan hasil pengalaman dan latihan berkomunikasi dalam rangka belajar bahasa.

19Dalam kaitannya dengan proses belajar bahasa, kiranya perludiketahui tujuan utama seorangbelajar bahasa khususnya Bahasa Inggris. Berdasarkan Kemendikbud (2001:8) bahwa pembelajaran Bahasa Inggrismemiliki tujuan sebagai berikut :

a.Komunikasi dalam Bahasa InggrisMelalui penggunaan Bahasa Inggrisuntuk berbagai tujuan dan konteks budaya, siswa mengembangkan keterampilan komunikasi yang membiasakan mereka untuk menafsirkan dan mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman melalui berbagai teks Bahasa Inggris lisan dan tertul

is, un

tuk memperluas hubungan antar pribadi merek

a

sampai ke tingkat

internasional dan untuk memperoleh akses terhadap dunia pengetahuan, gagasan, dan nilai dalam

B ahasa Inggris. b. Pemahaman Bahasa Inggris sebagai Sistem

Anak didik melakukan refleksi atau per enungan tentang

Bahasa

Inggrisyang digunakan dan kegunaan B

(10)

ahasa Inggris, dan menumbu hkan

kesadaran tentang hakikat B

ahasa Inggris, dan hakikat bahasa ibu mereka

melalui perbandingan. Mereka makin memahami sistem kerja bahasa, dan akhirnya mengenali daya b

ahasa bagi manusia sebagai individu dan warga masyarakat.

20 c.

Pemahaman Budaya

Anak didik mengembangkan pemahaman tentang keterkaitan antara bahasa dan budaya, dan memperluas kapabilitas mereka untuk melintasi budaya, melibatkan diri dalam keragaman.

d. Penge

tahuan Umum Anak didik

memperluas pengetahuan tentang bahasa

dan berhubungan

dengan berbagai gagasan yang terkait dengan mina tnya, persoalan

-persoalan dunia dan konsep

-konsep yang berasal dari serangkaian wilayah pembelajaran.

D

alam rangka belajar bahasa a

sing, seseorang hendaknya memiliki motivasi yang

kuat untuk dapat mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan. Kegagalan

-kegagalan dalam berkomunikasi dapat lebih memacu dia untuk lebih giat dalam berusaha mengatasi rasa frustasi yang disebabkan oleh keg

iatan

-kegiatan tersebut.

Agar para siswa dapat belajar lebih efektif, mereka harus diperkenalkan dengan bahasa yang digunakan di dalam kelas. Perintah

-perintah seperti menyiapkan

buku, membuka buku halaman sekian merupakan contoh bahasa yang harus diketahu

i dan digunakan oleh para siswa mulai dari hari pertama mereka belajar

bahasa asing. Tentu saja semua itu harus diucapkan dengan menggunakan bahasa asing yang dipelajari

nya . 21 2.1. 1

Kompetensi Berbahasa Inggris

Individu bisa berkomunikasi dengan mengguna kan bahasa lisan atau tulisan.

Ucapan atau tulisan ini mencerminkan bahwa orang tersebut memahami kaidah

(11)

-kaidah dan aturan

-aturan

didalam bahasa inilah yang kemudian Chomsky

menyebut dengan istilah competence

.

Definisi kompetensi secara umum menurut Brown (2000:30) adalah

“competence refers to one’s underlying knowledge of a system, event, or fact. It is the nonobservable ability to do something, to perform something.”

Definisi yang

lebih spesifik lagi tentang

kompetensi berbahasa, Brown lebih rinci lagi menyebutkan bahwa

“in reference to language, competence is one’s underlying

knowledge of system of a language its rules of grammar, its vocabulary, all the pieces of a language and how those pieces fit together

.”

Berdasarkan definisi ini jelaslah bahwa kompetensi tentang bahasa lebih ditekankan pada aturan

-aturan grammarnya, kosakatanya dan semua bagian

-bagian yang terkait satu sama lain. Ada empat komponen atau su

b

kategori yang

dikemukakan oleh Canale dan Swai n (Brown, 2000:247) yang berisi tentang komponen seseorang, yaitu

: 1. G

rammatical competence

, berisi tentang pengetahuan unsur

-unsur leksial dan aturan

-aturan morfologi, si

ntaksis, semantik, dan fonologi ;

2. D

iscourse competence,

berisi tentang kemampuan untuk m enghubungkan

kalimat

-kalimat sehingga membentuk wacana dan untuk membentuk makna dari sederetan ujaran. Wacana diartikan segala sesuatu mulai dari per

-cakapan sederhana sampai wacana tertulis yang panjang. Jika kompetensi 22

grammar

memberikan fokus pada tata bahasa pada tingkat kalimat,

(12)

kompetensi wacana ini lebih menekan kan pada hubungan antar kalimat ;

3. S

ociolinguistic competence, meliputi tentang kaidah

-kaidah sosiokultural

bahasa dan pengetahuan tentang wacana. Kompetensi ini memerlukan pemahaman terhadap k

onteks sosial tempat bahasa itu digunakan yang me

-liputi peran masing

-masing partisipan, informasi yang di bicarakan, dan fungsi interaksi ; 4. S trategic competence, yang berupa strategi ko munikasi baik verbal maupun non

verbal yang digunakan untuk menghilangkan hambatan dalam

ber

-komunikasi baik yang disebabkan oleh kekurangannya dalam kinerja maupun oleh kurangnya kompetensi. Kompetensi ini dapat dikatakan pula sebagai kemamapuan untuk membenahi kekurangan

-kekuangan, misalnya

kurangnya pengetahuan dalam tata ba hasa dan untuk menjaga agar proses

komunikasi tetap berlangsung, misalnya dengan mengungkapkan kembali kalimat lain yang mungkin lebih sederhana, pengulangan, menerka

-nerka

dan sebagainya. Berdasarkan uraian di

atas, penulis menarik suatu kesimpulan bahwa bahasa

memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa diharapkan membantu siswa mengenali dirinya, budayanya, dan budaya orang

lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi dan sosial, menemukan 23

serta menggunakan kemampuan

-kemampuan analitis dan imaginatif yan g ada

(13)

Pendidikan ideal untuk pembelajaran bahasa Inggris bagi tingkat sekolah dasar adalah dengan menggunakan metode learning by playing sesuai dengan karakteristik anak didik sehingga

belajar bahasa Inggris dirasakan menyenangkan.

Adapun penjabaran materi bahasa Inggris yang harus dikuasai oleh anak didik tingkat sekolah

dasar adalah:

1. Pronunciation (pengejaan)

Ini adalah langkah dasar yang wajib dikuasai oleh anak didik. Kita bisa membuat satu materi khusus tentang mengeja, dengan pemberian kosakata dan pelatihan yang bertingkat. Tiap kelas diberi pembelajaran mengeja dengan kosakata yang berbeda, semakin tinggi kelasnya, maka kata-kata yang dilatih untuk diejapun semakin sulit. Misalnya, standardisasi pengejaan kata untuk kelas satu terdiri dari tiga huruf, dengan jenis kata yang beraneka ragam (kata benda, kata kerja, dll), sedangkan untuk kelas enam terdiri dari enam atau tujuh huruf.

2. Vocabulary (kosakata)

Memperkaya pembendaharaan kata dapat dilakukan secara bersamaan dengan materi lainnya. Setidaknya, dalam satu hari setiap anak didik mendapat kelompok kata yang baru, sesuai dengan tingkat kelasnya. Pemberian kosakata ini dimulai dengan lingkup yang paling kecil hingga besar, seperti pemberian kata-kata benda dan kerja yang ada atau yang dilakukan di dalam kelas, hingga ke lingkup yang lebih luas seperti sekolah, rumah sakit atau di sekitar kota.

Cara menghapal kosakata bagi anak didik adalah hal yang tersulit, terutama bagi anak didik tingkat sekolah dasar. Tapi kita bisa membuat pelatihan sehingga kata yang sudah kita berikan dapat tetap mereka pakai, dan kita, sebagai pengajar dapat terus mengevaluasi sejauh mana kemampuan hafalan mereka; jika satu anak dirasakan sudah bisa menguasai kelompok kata tertentu, maka kita bisa memberinya kelompok kata yang baru. Pelatihan dan penghafalan ini dapat dilakukan baik secara verbal maupun non-verbal. Secara verbal misalnya, setiap hari ada empat atau lima kosakata yang harus dihafal, berikut dengan artinya. Pengevaluasian bisa dilakukan dengan menyuruh anak didik mengulang atau menyebutkan kata-kata terebut esok harinya dan mampu mengartikannya dan menunjuk bendanya (jika ada kata eraser, ia mampu menunjuk kata tersebut di dalam kelas). Sedangkan secara non-verbal, kosakata yang akan diberikan ditulis tanpa artinya di dalam papan tulis. Anak didik dibimbing mengucapkannya, sementara itu artinya kita berikan dengan membuat gerakan yang mengacu pada arti kata tersebut (jika kata itu adalah pen, maka kita membuat gerakan sedang menulis). Ini tidak hanya bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir anak, tapi juga dapat membuat anak lebih mudah menghafalnya.

3. Grammar (tata bahasa)

Pembelajaran grammar (struktur tata bahasa) tentunya harus disesuaikan dengan tingkat kelas anak didik. Tapi untuk tingkat sekolah dasar secara keseluruhan, materi grammar yang cocok adalah apa yang dapat kita sebut dengan easy grammar dan easy tenses. Easy grammar terdiri dari struktur aplikasi yang mudah digunakan berikut penggunaan ekspresi-ekspresi yang mudah, seperti part of speech, demonstrative, modal dll. Sedangkan easy tenses mencangkup present, past, continuous, dan future tense. Yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran

(14)

grammar ini adalah mencapai tujuan agar anak didik mampu membuat pola kalimat sederhana (SPO), dapat membedakan penggunaan satu tenses dengan tenses lainnya, dan yang terpenting, anak didik mampu mengenali perubahan kata kerja dalam tenses, baik kata kerja beraturan dengan tidak beraturan, dengan ekspektasi mampu melafalkannya,

menghafalnya, menulisnya, dan mengetahui artinya.

Bagaimana proses implementasinya? Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, belajar sambil bermain dapat menjadi metode yang baik, meski ini tidak menafikan metode monolog dalam kelas, tapi yang jelas, proporsinya harus seimbang. Bermain dapat dilakukan dengan membuat game-game yang asyik yang disesuaikan dengan materi yang akan diberikan. Misalnya, pembelajaran pronunciation, vocabulary dan grammar dapat dilakukan secara bersamaan dengan mengadakan permainan treasure hunting, atau pemecahan kode-kode seperti dalam cerita Da Vinci Code, yang setiap petunjuk memuat kode-kode yang menggunakan materi yang sedang dipelajari. Petunjuk terakhir akan mengarah pada harta karun yang berisi hadiah bagi anak didik yang mampu memecahkan kode-kode. Selain itu, permainan seperti scrabble dan spelling bee juga dapat berperan, dan jika diperlukan, untuk meningkatkan motivasi anak, diadakan kontes scrabble atau spelling bee. Untuk pengevaluasian kosakata dan grammar, kita bisa mengadakan semacam drama kecil; setiap anak diberi script sederhana, lalu adegan drama dipraktikkan di dalam kelas dengan berkelompok. Atau bisa juga dengan mengadakan materi mengarang (untuk kelas 5 atau 6), dan mempresentasikannya di depan kelas atau bisa juga pada acara parents day.

Referensi

Dokumen terkait

# SATU MILYAR TUJUH RATUS SEMBILAN JUTA DELAPAN RATUS TIGA PULUH SATU RIBU RUPIAH #. Rp

Aditianingrum (2015) melaporkan bahwa paparan ekstrak etanol temu putih pada embrio ikan zebra dengan dosis rendah memiliki efek stimulan yaitu mempercepat proses

Berdasarkan rekapitulasi emisi karbon pada tahun 2000, penutupan hutan gambut sekunder menghasilkan nilai emisi karbon tertinggi 161.869 ton hal ini disebabkan

DAFTAR HADIR PESERTA DELEGASI WORKSHOP PHOTOGRAPHY MATHEMATIC JOURNALISM CLUB 2012. HIMATIKA FMIPA UNIVERSITAS

implementasi pembelajarun IPS dengan metode permainan, (2) menguji keefektifan metode permainan untuk meningkatkan hasil belajar pendidikan nilai yang. terintegrasi

Algoritma Rijndael merupakan algoritma kriptografi simetrik yang beroperasi dalam mode penyandi blok (block cipher) yang memproses blok data 128-bit dengan panjang

Sekolah harus menjalankan program dengan konsisten agar kemampuan literasi siswa dapat berkembang dengan baik. Guru akan membimbing siswanya untuk kegiatan berbahasa lisan,

mempelajari hal-hal yang berkaitan perbaikan kualitas gambar (peningkatan kontras, transformasi warna, restorasi citra), transformasi gambar (rotasi, translasi, skala,