• Tidak ada hasil yang ditemukan

S. Mawati, F. Warastuty, dan A. Purnomoadi Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "S. Mawati, F. Warastuty, dan A. Purnomoadi Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN AMPAS TAHU TERHADAP POTONGAN KOMERSIAL KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN

(The Effect of Levels of Tofu Cake on Commercial Cutting of Male Local Sheep Carcass) S. Mawati, F. Warastuty, dan A. Purnomoadi

Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level ampas tahu dalam ransum terhadap potongan komersial karkas domba lokal jantan. Dua belas ekor domba lokal jantan umur sekitar 12 bulan digunakan sebagai materi percobaan. Pakan yang diberikan berupa rumput gajah dan ampas tahu. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian yaitu pemberian ampas tahu sebanyak 20%, 40% dan 60% dari total kebutuhan bahan kering (BK). Parameter yang diamati adalah potongan komersial karkas yang terdiri dari bagian rib, breast, shoulder, loin, leg, flank dan foreshank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu sampai dengan 60% dari total kebutuhan BK dapat meningkatkan potongan komersial karkas domba lokal jantan (P<0,05), kecuali pada flank dan foreshank.

Kata kunci : ampas tahu, karkas, domba lokal jantan ABSTRACT

This study was carried out to evaluate the effect of tofu cake level in diets on the commercial cutting of carcass using twelve 12 month-old male local sheep. These sheep were grouped into three, each group consist of four sheep. The feeds given were composed of Napier grass and tofu cake. The study was arranged in a completely randomized design. The dietary treatments were three levels of tofu cake in diets, namely 20%, 40% and 60% from total dry matter requirement. The parameters studied were the commercial cutting of carcass which contains rib, breast, shoulder, loin, leg, flank and foreshank. The result showed that higher level of tofu cake in the diet increased commercial cutting of carcass (P<0,05), except on the flank and foreshank. This study indicated that increasing levels of tofu waste in diets up to 60% of total dry matter requirement elevated the commercial cutting of carcass.

Keywords : tofu cake, carcass, male local sheep

PENDAHULUAN

Domba merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara oleh peternak kecil di Indonesia, karena tidak membutuhkan modal yang besar dan pemeliharaannya lebih mudah. Salah satu domba asli Indonesia yang banyak dipelihara adalah domba lokal. Pada umumnya domba ini dipelihara untuk penggemukan yaitu untuk menghasilkan daging.

Usaha penggemukan domba, pertambahan bobot badan merupakan hal penting, karena akan

mempengaruhi bobot potongnya. Untuk mencapai bobot badan yang maksimal, pakan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Pemberian pakan tunggal berupa hijauan tidak akan mencapai pertambahan bobot badan yang maksimal, sehingga perlu diberi konsentrat. Harga konsentrat yang pada umumnya mahal, akan menambah biaya pemeliharaan bagi peternak. Untuk itu, maka perlu dicari bahan pakan alternatif yang mempunyai nilai nutrisi baik, harga murah dan mudah didapat.

(2)

Salah satu pakan alternatif yang memenuhi kriteria tersebut adalah ampas tahu yang mempunyai kandungan protein tinggi. Penggunaan ampas tahu in i un tuk pakan domba dih ar apkan dapat meningkatkan pertambahan bobot badan, bobot dan kualitas karkasnya. Penggunaan ampas tahu segar sebagai bahan pakan terkendala dengan kandungan air yang tinggi yang menyebabkan tidak tahan disimpan dalam waktu yang lama (Pulungan dan Rangkuti, 1984). Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan pengeringan untuk mengurangi kadar airnya.

Hasil akhir dari usaha penggemukan domba adalah karkas. Karkas adalah bagian tubuh ternak yang terdiri dari daging, tulang dan lemak tanpa kepala, darah, keempat kaki bagian bawah, kulit, bulu dan organ dalam kecuali ginjal (Forrest et al., 1975). Karkas yang baik mempunyai jumlah daging yang tinggi. Pada prinsipnya karkas domba dibagi menjadi tujuh potongan yaitu neck, shoulder, rib, loin, breast, leg dan shank (Forrest et al., 1975). Tujuan penguraian karkas domba menjadi bagian-bagian tertentu adalah untuk mempermudah pemasaran dan menambah nilai ekonomis (Soeparno, 1992).

Breast, flank, shoulder, shank dan leg merupakan bagian yang masak dini, sehingga mempunyai kecepatan pertumbuhan yang besar pada awal kehidupan (Frandson, 1986). Setelah bobot badan bertambah, pertumbuhan dan perkembangan bagian-bagian ini cenderung tetap bahkan menurun (Berg dan Butterfield, 1976). Dinyatakan pula bahwa daging dan tulang tidak ada perubahan atau peningkatan, sedangkan lemak hanya sedikit meningkat sehingga persentase bagian-bagian tersebut cenderung menurun. Bagian kaki cenderung mempunyai proporsi lebih besar pada umur muda (awal kehidupan) dibandingkan dengan bagian-bagian tubuh lainnya (Black, 1981). Peningkatan bobot karkas akan meningkatkan pula persentase rib dan loin (Romans dan Zieglar, 1974) yang merupakan bagian yang masak lambat (Luitingh yang disitasi Priyatno, 1995). Jadi pada saat men dekati dewasa tubuh, laju pertumbuhan menurun dan kemudian akan terjadi pertumbuhan lemak dan daging (Hammond yang disitasi Lawrie, 1995). Adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan

pada bagian bagian karkas tersebut, maka perlu dikaji pengaruh ampas tahu yang mengandung protein tinggi ini terhadap penampilan karkasnya terutama pada potongan komersialnya.

MATERI DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 21 Oktober 2002 sampai 28 Jan uari 2003, di Laboratorium Ilmu Ternak Potong dan Kerja Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor domba lokal jantan berumur kurang lebih 12 bulan dengan bobot badan awal 20,02 ± 0,95 kg (CV = 4,73%). Pakan yang diberikan yaitu berupa rumput gajah segar dan ampas tahu kering. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pakan yang diterapkan adalah AT20, AT40, AT60, yang masing-masing adalah 20%, 40%, 60% ampas tahu kering dari total kebutuhan BK

Pemotongan domba dilakukan pada akhir penelitian. Domba dipuasakan selama 12 jam sebelum dipotong, kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot potong. Domba dipotong pada bagian leher sampai dan memutus trachea, vena jugularis, arteri carotis dan oesophagus. Dar ah yan g keluar ditampung kemudian ditimbang. Kepala dipisahkan pada bagian tulang atlas. Domba digantung pada kedua kaki belakang kemudian dilakukan pengulitan. Pengulitan dilakukan dengan membuat irisan melingkar pada persendian tarsal sebelah dalam menuju dada. Bagian perut dibuka dan semua organ yang ber ada di dalamn ya antar a lain organ pencer naan dan or gan dalam kecuali ginjal dikeluarkan. Karkas dilayukan selama 8 jam, kemudian ditimbang untuk mengetahui bobot karkas, setelah itu dibagi menjadi dua dan dipotong menjadi 7 bagian, sesuai dengan potongan komersial karkas pada domba (gambar 1).

Cara pemotongan bagian-bagian karkas adalah sebagai berikut shoulder dipotong mulai dari tulang cervical vertebrae ke-7 sampai pada pertengahan antara costae ke-5 dan ke-6.

(3)

A = neck 1 = cervical vertebrae B = shoulder 2 = lumbar vertebrae

C = rib 3 = tarsus D = loin 4 = costae E = leg 5 = humerus F = flank 6 = scapula G = breast 7 = carpus H = shank 8 = sternum

Rib pada bagian depan dibatasi antara costae ke-5 dan ke-6 dan bagian belakang dipotong pada costae ke-12. Loin dipotong mulai dari costae ke-13 sampai tulang lumbar vertebrae ke-6. Leg merupakan sisa dari proyeksi lumbar vertebrae 1 sampai ke-6 yang letaknya tepat dibawah loin. Breast dipotong mulai dari tulang sternum lurus ke belakang sampai costae ke- 13. Shank dipotong pada persendian antara humerus dan radius ulna sampai dengan carpus.

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode sidik ragam Apabila hasil uji statistik dengan analisis ragam menunjukkan perbedaan yang nyata pada taraf 5%, maka pengujian statistik dilanjutkan dengan menggunakan uji Wilayah Ganda Duncan (Steel and Torrie, 1984).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rata-rata potongan komersial karkas hasil penelitian ditampilkan pada Tabel 1. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian ampas tahu pada level yang berbeda, menyebabkan perbedaan nyata (P<0,05) terhadap semua potongan komersial karkas,

kecuali foreshank dan flank tidak berbeda nyata (P>0,05).

Bobot rib pada AT20 (591 g),

AT40(893,5 g) dan AT60(1003,5 g) antar perlakuan mengalami peningkatan. Rib merupakan bagian dari karkas yang masak lambat atau dewasa akhir, yang pada saat bagian lain pertumbuhannya menurun, pertumbuhan jaringan bagian rib baru mulai (Sent et al., 1982). Berg dan Butterfield (1976) menyatakan bahwa otot bagian rib berkembang dengan baik pada ternak yang badannya kecil, seperti domba atau rusa. Bobot rib cenderung meningkat, karena pertumbuhan daging dan lemak banyak terjadi di sini (Lambut et al., 1970). Dijelaskan lebih lanjut bahwa dengan meningkatnya bobot badan, deposisi lemak dan daging akan mengarah ke bagian rib.

Bobot breast menunjukkan peningkatan pada tiap perlakuan (Tabel 1). Otot bagian breast berfungsi untuk melindungi paru-paru, jantung dan alat pencernaan (Frandson, 1986). Sehubungan dengan fungsinya yang sangat penting ini, maka breast akan ber kembang secar a maksimal pada awal pertumbuhan. Breast termasuk bagian yang masak sedang (Sent et al., 1982).

Bobot shoulder pada AT20 (1990,0 g), AT40 (3010,5 g) dan AT60 (3221,5 g), mengalami peningkatan antar perlakuan. Shoulder termasuk bagian karkas yang masak dini, karena shoulder merupakan bagian tubuh yang mendukung fungsi alat gerak. Cepatnya pertumbuhan otot leher atau shoulder didukung oleh besarnya tulang bagian ini (Hafez dan Dyer, 1969), sehingga diperlukan otot yang berkembang dengan baik untuk memikul otot leher itu sendiri dan bobot kepala (Sudarmoyo yang disitasi Priyatno, 1995).

Bobot loin antar perlakuan AT20, AT40 dan AT60 mengalami peningkatan (Tabel 1). Pada bagian loin terjadi penimbunan daging dan lemak. Loin termasuk bagian karkas yang masak lambat atau dewasa akhir, sama halnya dengan rib. Jika bobot badan semakin bertambah, maka otot bagian loin semakin diperlukan untuk menyangga badan dan bergerak (Fowler yang disitasi Priyatno, 1995).

Bobot leg mengalami peningkatan antar perlakuan AT20(2580 g), AT40(3333,5 g) dan AT60 (3535,5 g). Leg merupakan bagian karkas yang masak

8

Gambar 1. Potongan Komersial Karkas Domba (Forrest et al., 1975)

(4)

dini, sehingga mempunyai kecepatan pertumbuhan yang besar pada awal kehidupan karena bagian ini diperlukan untuk berjalan dan bergerak (Berg dan Butter field, 1976). Per sen tase leg men urun disebabkan pertumbuhan perkembangan bagian ini

yan g cen der un g tetap setelah bobot tubuh bertambah.

Sama halnya dengan bobot leg, bobot foreshank mengalami kenaikan pada tiap perlakuan, sedangkan persentasenya cenderung menurun. Foreshank juga merupakan bagian tubuh yang berkembang awal karena bagian ini diperlukan untuk berjalan atau bergerak (Berg dan Butterfield, 1976). Bagian kaki cenderung mempunyai proporsi lebih besar pada umur muda (awal keh idupan ) dibandingkan dengan bagian-bagian tubuh lainnya (Black, 1981).

Bobot flank mengalami peningkatan pada tiap perlakuan yaitu AT20 (212,7 g), AT40(255 g) dan AT60 (310,5 g). Flank (otot perut) berfungsi untuk menyangga bobot isi perut, yaitu saluran pencernaan dan organ dalam lainnya. Menurut Priyatno (1995), pertumbuhan otot perut (flank) berhubungan dengan bobot dan ukuran isi saluran pencernaan.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pemberian ampas tahu pada taraf sampai dengan 60% dari total kebutuhan bahan kering (BK) menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) pada potongan komersial karkas, kecuali pada flank dan foreshank.

DAFTAR PUSTAKA

Berg, R. T. and R. M. Butterfield. 1976. New Concepts of Cattle Growth. Sidney University Press, Sidney.

Black, J. L. 1981. Sheep Production. Editor W. Haresign. Proc. 35th Easter School in Agric.

Sci. University Nottingham Butterworth, London.

Forrest, J. C., E. D. Aberle, H. B. Hedrick, M. D. Judge and R. A. Merkel. 1975. Principles of Meat Science. W. H. Freeman and Company, San Fransisco.

Frandson, R. D. 1986. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Edisi Keempat. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh B. Srigandono dan K. Praseno)

Hafez, E. S. E. dan I. A. Dyer. 1969. Animal Growth and Nutrition. 3rd Ed. Lea and Febiger,

Philadelphia.

Lambut, T. R., J. D. Kemp and H. A. Glimp. 1970. Effect of rate of gain and slaughter weight on lamb carcass composition. J. Anim. Sci. 30 (32) : 27 – 35.

Lawrie, R. A. 1995. Ilmu Daging. Edisi Kelima. Un iver sitas In don esia, Jakar ta. (Diterjemahkan oleh A. Parakkasi)

Tabel 1. Rata-rata Bobot Potongan Komersial Karkas Domba Lokal Jantan

Potongan AT20 AT40 AT60

Karkas g % g % g % Rib 591,0a 6,89 893,5b 7,94 1003,5b 7,98 Breast 1100,0a 12,82 1331,5ab 11,83 1662,5b 13,22 Shoulder 1990,0a 23,20 3010,5b 26,75 3221,5b 25,61 Loin 1280,0a 14,92 1539,0b 13,68 1798,5b 14,30 Leg 2580,0a 30,07 3333,5b 29,62 3535,5b 28,11 Flank 212,7a 2,48 255,0a 2,27 310,5a 2,47 Foreshank 826,0a 9,62 890,0a 7,91 1045,5a 8,31 Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0,05). AT : ampas tahu.

(5)

Priyatno, T. 1995. Bobot dan Persentase Karkas Domba Lokal Jantan yang Diberi Pakan Berbagai Tingkat Silase Setaria sphacelata. Fakultas Peter n akan . Un iver sitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi Sarjana Peternakan)

Pulungan, H. dan M. Rangkuti. 1984. Ampas Tahu untuk Makanan Ternak. Warta Penelitian dan Pengemban gan Pertanian, Departemen Pertanian Bogor, Bogor. I. Hal. 331 –335. Romans, J. R. and P. T. Ziegler. 1974. The Meat We

Eat. 10th Ed. The Interstate Printers and

Publisher, Inc. Danville Illionis.

Sent, A. E., L. E. Walters and J. V. Whiteman. 1982. Performance and carcass characteristics of

ram lambs slaughtered at different weight. J. Anim. Sci. 55 (6) : 1360 –1368.

Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1984. Principles and

Procedures of Statistics, A Biometrical Appr oach . 2nd Edition . McGr aw-Hill

International Book Company, Singapore. Triwirastuty, R. D. 2002. Penampilan Produksi Domba

Lokal Jantan yang Mendapat Ampas Tahu sebagai Pakan Penguat. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi Sarjana Peternakan)

Gambar

Gambar 1. Potongan Komersial Karkas Domba (Forrest et al., 1975)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan bermain melempar bola ke dalam keranjang merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada

AT Oceanic Offshore adalah perusahaan asing yang bergerak di bidang alat angkat, perusahaan asing ini di setiap proses produksinya dari awal proses sampai proses

Terdapat beberapa fenomena yang peneliti temui pada saat melakukan observasi penelitian mengenai mutasi jabatan struktural dilingkup pemerintah Kabupaten Kepulauan

3.06.01 Alat/Peralatan/Suku Cadang : kendaraan bermotor dan pengujiannya 3.06.06 Alat/Peralatan/Suku Cadang : keselamatan angkutan darat 3.06.07 Alat/Peralatan/Suku Cadang :

Pemberian kompensasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap motivasi dan merupakan suatu cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha memenuhi

Dalam hal ini, seorang Pimpinan memiliki peranan yang penting dalam membangun suasana kerja yang nyaman, menyenangkan, dan suasana kerja yang kondusif sehingga

Perairan Muara Badak memiliki 24 jenis plankton, dari hasil analisis indeks keanekaragaman, indeks keseragaman dan indeks dominansi menunjukkan bahwa perairan ini

contingent asset (aset kontijensi) adalah aset yang mungkin timbul dari waktu lampau dan akan terjadi atau tidak akan terjadi tergantung pada kejadian yang akan terjadi pada masa