• Tidak ada hasil yang ditemukan

lebih terkendali selain itu pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar boiler dapat mengurangi pemakaian batubara dan solar sehingga dapat memberikan nila

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "lebih terkendali selain itu pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar boiler dapat mengurangi pemakaian batubara dan solar sehingga dapat memberikan nila"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN 2580-2801

JUS TEKNO

Jurnal Sains & Teknologi

PERANCANGAN BIOREAKTOR DAN MEMBRAN DENGAN PROSES ANAEROB DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MINYAK

KELAPA SAWIT

Rudi Rusdiyanto

Jurusan Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa Email :rudirusdiyanto95@gmail.com

Abstrak

Permintaan akan minyak sawit Indonesia di pasar internasional semakin meningkat setiap tahunnya.

Laju permintaan konsumsi dan

ekspor kelapa sawit untuk

menghasilkan minyak sawit serta naik tingginya kebutuhan minyak sawit Indonesia mendorong pihak produsen untuk meningkatkan produksi industri minyak sawit seoptimal mungkin.

Pengembangan industri minyak

kelapa sawit ini menyerap banyak tenaga kerja, namun disisi lain

menimbulkan limbah cair yang

berbahaya bagi lingkungan

Pengolahan limbah tersebut di harapkan mendapatkan kualitas dari limbah cair pabrik kelapa sawit agar tidak berbahaya bagi lingkungan, limbah cair kelapa sawit ini dapat di manfaatkan sebagai sumber energi alternatif dan limbah yang di hasilkan dari kegiatan industri kelapa sawit ini dapat mempunyai nilai ekonomis. Pengolahan limbah juga menghasilkan biogas yang dapat diaplikasikan sebagai bahan bakar boiler, biogas ini memiliki keunggulan dimana laju alir biogas ini dapat di atur dengan mudah sehingga tekanan steam boiler

Pendahuluan

Dampak pencemaran limbah

cair sangat ditentukan oleh

kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam limbah cair, seperti mikroba patogen, senyawa organik terurai, senyawa organik sulit terurai, senyawa nutrien, padatan tersuspensi sedimen, padatan tersuspensi koloid, senyawa terapung, senyawa logam berat, senyawa anorganik terlarut, dan senyawa asam/basa. Ada beberapa parameter yang menjadi indikator dalam pengolahan limbah, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah limbah tersebut memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah atau tidak, sebelum dibuang ke lingkungan. Parameter-parameter tersebut antara lain pH,

COD, BOD, kandungan logam, dan

lain-lain.

Sistem pengolahan limbah yang telah dilakukan selama ini

dengan menggunakan sistem

pengolahan limbah secara fakultatif. Dalam pengoperasiannya proses pengolahan limbah secara fakultatif sangat mahal dan diperlukan luas area pengolahan yang cukup besar,

(2)

lebih terkendali selain itu pemanfaatan biogas sebagai bahan bakar boiler dapat mengurangi

pemakaian batubara dan solar

sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan

Kata Kunci : Limbah Cair, Proses Anaerob, Bioreaktor, Biogas, Nilai Ekonomis

Dasar Teori

2.1 Prinsip Dasar Proses Anaerob

Proses anaerob merupakan

proses yang kompleks dengan

melibatkan berbagai kelompok

bakteri. Keterlibatan antara kelompok ini saling menguntungkan satu sama lainnya karena tidak terjadi saling kompetisi antara kelompok dalam rangka pemanfaatan nutrien atau substrat. Masing-masing kelompok bakteri yang terlibat mempunyai substrat tertentu antara lain kelompok bakteri hidrolitik hanya

memanfaatkan substrat berupa

senyawa organik dengan molekul besar seperti karbohidrat, protein dan minyak-lemak, sedangkan kelompok

bakteri asidogen hanya dapat

memanfaatkan substrat yang lebih sederhana dengan molekul organik yang dihasilkan dari penguraian kelompok bakteri hidrolitik (misal glukosa, asam amino dan asam lemak bebas). Sementara itu, kelompok

bakteri asetogen hanya

memanfaatkan asam organik rantai sedang seperti asam propionat,

maka perlu diadakan suatu

penelitian tentang uji teknologi lain pada pengolahan limbah minyak kelapa sawit. Proses yang akan dilakukan adalah proses pengolahan limbah menggunakan teknologi bioreaktor membran anaerob.

2.2 Pemilihan bioreaktor

Pemilihan bioreaktor sangat ditentukan oleh jenis makhluk hidup yang digunakan, sifat media tumbuh makhluk hidup tersebut, parameter bioproses yang akan dicapai, dan faktor-faktor produksi.

Optimasi bioproses dalam

bioreaktor dapat dicapai dengan memasok:

• Sumber energi • Nutrisi

• Inokulum sel atau makhluk hidup

yang unggul

• Kondisi fisikokimiawi yang optimal

Fungsi utama bioreaktor adalah dapat memberi kondisi lingkungan optimal dan terkendali dengan baik bagi biokatalis. Dengan demikian ada beberapa hal yang dipertimbangkan dalam

perancangan bioreaktor, yaitu:

• Bentuk bioreaktor

mudah untuk

dioperasikan dan mudah pula dalam pemeliharaan. • Aerasi dan agitasi harus

(3)

butirat, laktat dan etanol. Selanjutnya produk akhir dari kelompok bakteri pembentuk asam berupa asam asetat akan dimanfaatkan oleh kelompok bakteri metanogen asetotrof untuk membentuk gas metan, sedangkan gas yang dihasilkan berupa gas CO2

dan H2 akan dimanfaatkan oleh

kelompok bakteri metanogen

hidrogenotrof untuk membentuk gas metan

Gambar 1. Proses penguraian limbah secara anaerob

2.3 Membran

Membran secara umum adalah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Definisi ini merupakan definisi makroskopik, bukan pada tingkat mikroskopik. Definisi ini tidak menceritakan sama sekali tentang struktur maupun fungsi membran. Membran memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis. Strukturnya juga

ada yang homogen maupun

heterogen. Perpindahan molekul yang

melewati membran dapat aktif

maupun pasif. Perpindahan pasif terjadi karena perbedaan konsentrasi,

tekanan maupun suhu.

kebutuhan biokatalis untuk

melakukan metabolisme

secara optimal.

• Pengendalian suhu,

pH, dan faktor fisika

kimia lain merupakan

bagian perlengkapan

bioreaktor.

• Fasilitas pengambilan

contoh sangat diperlukan

untuk pengukuran

parameter yang berguna dalam pemantauan kinerja bioreaktor.

• Bentuk geometri serupa

pada penggandaan skala,

karena umumnya

bioreaktor diuji terlebih dahulu dalam skala kecil.

yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, serta sumber daya dalam upaya mewujudkan kebijakan lingkungan

yang telah digariskan oleh

perusahaan. Sistem manajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan menunjukkan performasi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mengantisipasi

perkembangan tuntutan dan

peningkatan performasi lingkungan

dari konsumen, serta untuk

memenuhi persyaratan peraturan

lingkungan hidup dari

pemerintah.Tujuan secara

(4)

Gambar 2 Membran berbentuk Hollow

Fiber

2.3.1 Kelebihan Teknologi Membran

Jika dibandingkan dengan teknologi pemisahan lainnya,

keunggulan dari teknologi membran antara lain adalah :

- Proses pemisahan dapat dilaksanakan secara

berkesinambungan (continuous) - Konsumsi energi umumnya rendah - Dapat dengan mudah dipadukan dengan

teknologi pemisahan lainnya (hybrid) - Umumnya dioperasikan dalam

kondisi sedang

(bukan pada tekanan dan temperatur

tinggi) dan sifat membran mudah untuk

dimodifikasi

- Mudah untuk melakukan up-scaling - Tidak memerlukan aditif

2.4 Sistem Manajemen Lingkungan ISO

14001:2004

Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bagian integral dari

sistem manajemen perusahaan

secara keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturan-pengaturan secara sistematis

Metodologi Penelitian

manajemen lingkungan (SML) ISO 14001 sebagai standar internasional

yaitu untuk mendukung

perlindungan lingkungan dan

pencegahan pencemaran yang

seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Manajemen lingkungan mencakup suatu rentang isu yang lengkap meliputi hal-hal yang berkaitan dengan strategi dan kompetisi. Penerapan ISO 14001 juga memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. beberapa manfaat yang penting yaitu meningkatkan kinerja lingkungan, mengurangi biaya dan meningkatkan akses

pasar. ISO 14001:2004

memiliki banyak manfaat

diantaranya:

menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan meningkatkan kinerja lingkungan memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan

mengurangi dan mengatasi

resiko lingkungan yang

mungkin timbul.

dapat menekan biaya

produksi

dapat mengurangi kecelakaan kerja

dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan pihak-pihak

yang peduli terhadap

lingkungan.

dengan pola aliran cross-flow yaitu cairan merembes melewati pori

membran sedangkan padatan

(5)

3.1 Rangkaian Alat Penelitian

Peralatan utama penelitian ini terdiri dari bioreaktor dan membran. Membran Hollow Fiber ini mempunyai diameter modul 5 cm, lebar modul 35 cm, ukuran pori 0,01- 0,1 mikron dan pH optimum membran ini yaitu: 7-7,5

Tangki

Equalisasi Bioreaktor Anaerob Sedimentasi Membran

Gas

Holder Boiler

Air Hasil Olahan Limbah Cair

Gambar 3 Konfigurasi proses bioreaktor membran anaerob

3.2 Prosedur Percobaan

Limbah cair dialirkan ketangki equalisasi untuk menetralisir temperatur dan kandungan kimia sebelum di masukkan ke bioreaktor

anaerob. Untuk mencegah

pengendapan, tangki equalisasi dilengkapi pengaduk. Selanjutnya, cairan dari bioreaktor anaerob yang berupa campuran lumpur biomassa atau limbah cair industri minyak sawit dialirkan menuju unit pemisah yaitu

sedimentasi melalui pompa

sentrifugal.sedangkan hasil

pengolahan pada bioraktor anaerob berupa gas di alirkan ke gas holder sebelum di gunakan pada boiler atau pembangkit listrik. pada unit sedimentasi limbah cair dipisahkan setelah itu limbah cair ini di saring

dengan menggunakan membran

membran dan akan terbawa aliran

kembali kedalam bioreaktor

anaerob. Cairan yang menembus pori membran disebut permeat dan padatan biomassa yang tertahan dan selanjutnya terbawa aliran ke bioreaktor disebut retentat.

3.3 Kondisi Optimum Bioreaktor Anaerob

Tahap penentuan kondisi

optimum bioreaktor anaerob

bertujuan untuk menentukan kondisi operasi bioreaktor anaerob dalam mengolah limbah cair industri

minyak sawit dan sekaligus

menentukan kondisi optimum

bioreaktor fasa asidogenesis. Tahap

penentuan kondisi optimum

bioreaktor anaerob dilakukan dengan variabel WTC 24, 48 dan 72 jam pada suhu 35oC.

Selama operasional, data-data yang selalu diamati nilai COD (chemical oxygen demand), pH, BOD (biochemical oxygen demand) dan persen effisiensi penyisihan limbah sebelum dan setelah di lewatkan membran

Hasil dan Pembahasan

4.1 Spesifikasi Bioreaktor Anaerob

Bioreaktor anaerob terbuat dari

bahan Stainless steel dan

dilengkapi dengan lubang inlet untuk memasukkan substrat, valve

untuk membuka dan menutup

lubang inlet, lubang untuk

memeriksa suhu dan pH, dua kran outlet yang digunakan untuk saluran pembuangan pada bagian dasar dan bagian atas.

(6)

Tekanan di membran terbaca pada alat pengukur tekanan sebelum dan

sesudah membran. Cairan akan

melewati membran

Tabel spesifikasi bioreaktor anaerob Tabel spesifikasi membran

Gambar 5 Foto Scanning Electron Microscope (SEM) luas penampang membran hollow fiber

4.2 Biogas Sebagai Alternatif Energi

Biomassa

Biogas merupakan bahan bakar gas dan bahan bakar yang dapat

(7)

Gambar 4 Spesifikasi bioreaktor anaerob

Gambar 6 Grafik Perbandingan Waktu Tinggal

Cairan Vs Effisiensi Penyisihan COD Berdasarkan analisis terhadap parameter COD dapat dilihat bahwa semakin lama waktu tinggal cairan atau limbah industri kelapa sawit pada bioreaktor maka semakin tinggi juga effisiensinya hal ini di sebabkan karena mikroorganisme dalam reaktor

diperbaharui (rewenable fuel) yang

dihasilkan secara anaerobic

digestion Kandungan utama biogas adalah gas metana (CH4) dengan

konsentrasi sebesar 50-80%

kandungan lain dalam biogas yaiu gas karbon monoksida (CO), gas hidrogen (H2), gas karbon dioksida

(CO2), gas nitrogen (N2) dan gas

hidrogen sulfida (H2S)

Berdasarkan analisis terhadap parameter pH dapat dilihat bahwa nilai pH mendekati konstan dan tidak dipengaruhi oleh peningkatan pembebanan organik. di dalam bioreaktor anaerob terjadi proses metanogenik yaitu penguraian asam asetat menjadi metan oleh bakteri metanogen. substrat utama untuk bakteri pembentuk metan adalah asam asetat yang berasal dari proses degradasi limbah indusrti kelapa sawit. bila penurunan nilai pH ini tidak dikontrol maka akan menyebabkan kegagalan proses.

Gambar 8 Grafik Perbandingan Waktu Tinggal Cairan Vs Effisiensi Penyisihan BOD

(8)

mempunyai waktu kontak yang lebih lama dalam mendegradasi senyawa organik yang ada di air limbah sehingga COD removal besar. Untuk waktu tinggal (Rt) 24 jam efisiensi pengurangan COD sebesar 78,66 % dan untuk waktu tinggal (Rt) 48 jam efisiensi pengurangan COD sebesar 82,88 % waktu tinggal (Rt) 72 jam efisiensi pengurangan COD sebesar 86,20 %

Gambar 7 Grafik Perbandingan Waktu Tinggal Cairan Vs Keasaman (pH)

0 50 100 150 200 250 300 350 5 15 30 50 70 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 F lu k s ( L / m 2 . ja m ) Waktu (menit) Membran 0,05 mm Membran 0,10 mm Membran 0,15 mm

Gambar 9 Grafik Perbandingan Waktu Vs Fluks membran selama proses

Berdasarkan hasil analisis terhadap parameter BOD dapat dilihat bahwa semakin lama waktu tinggal cairan atau limbah industri kelapa sawit pada bioreaktor maka semakin tinggi juga effisiensinya hal

ini di sebabkan karena

mikroorganisme dalam reaktor mempunyai waktu kontak yang lebih lama dalam mendegradasi senyawa organik yang ada di air limbah, sehingga BOD removal besar. Untuk waktu tinggal (Rt) 24 jam efisiensi pengurangan BOD sebesar 45,11 % dan untuk waktu tinggal (Rt) 48 jam efisiensi pengurangan BOD sebesar 48,69 % waktu tinggal (Rt) 72 jam efisiensi pengurangan BOD sebesar 64,74 %

Kesimpulan

1. Proses anaerob mempunyai banyak keunggulan bila di bandingkan dengan proses konvensional antara lain dapat mengolah bahan organik yang lebih tinggi dan lahan yang digunakan lebih sempit serta dapat menghasilkan biogas

yang dapat di gunakan

sebagai bahan bakar

2. Pengolahan air limbah

menggunakan kombinasi

proses anaerob-membran

menghasilkan effluent yang memenuhi persyaratan air

minum, tidak berwarna,

sehingga dapat di recycle lagi untuk proses produksi

Saran

Perusahaan harus lebih efektif dalam mengolah limbah cairnya dan memantau limbah cair sebelum di di lepaskan ke perairan dan melakukan

(9)

pengolahan

Berdasarkan hasil analisa fluks membran dengan ketebalan 0,05 mm pada tekanan 0,7 bar di mulai pada 318 L/m2.jam kemudian dengan

menaikkan tekanan 1,4 bar fluks cairan mencapai 222 L/m2.jam dan

pada saat tekanan di naikkan lagi menjadi 2,1 bar fluks cairan menjadi 171 L/m2.jam. penurunan nilai ini

disebabkan oleh adanya peristiwa

fouling yang menyebabkan

penurunan seiring dengan waktu penyaringan. Peristiwa fouling ini disebabkan oleh kotoran – kotoran yang masih terkandung dalam feed dan terdorong oleh tekanan sehingga dapat menyebabkan tertutupnya pori pada membran dan menyebabkan penurunan fluks.Peristiwa fouling yang terjadi pada membran dengan ketebalan 0,05 mm juga terjadi pada

penyaringan membran dengan

ketebalan 0,10 mm dan membran dengan ketebalan 0,15 mm. hasil analisa keragaman menunjukkan bahwa ketebalan membran tidak memberikan pengaruh nyata pada fluks cairan

inovasi pengolahan limbah cair bekerja sama dengan instansi terkait dan perguruan tinggi.

Daftar Pustaka

1. Ahmad, A. dan Wenten, I. G. 1999. “Membran Bioreaktor

anaerob Untuk Pengolahan Limbah Cair Industri Minyak

Kelapa sawit“, Proceding

Seminar Tekonologi Proses Kimia I. FT. Universitas Indonesia. Jakarta.

2. ASME Boiler and Pressure

Vessel Code, Section VIII

Division -1 edition 2010, Rules for Construction of Pressure Vessels July 1,2010

3. John W.Dufour, William

E.Nelson , “Centrifugal Pump

Sourcebook”, Mc Graw-Hill,

Inc, 1992

4. Peter, M.S and Timmerhaus, K.D 1968. “Plant Design and

Economic for Chemical

Engineers” 2 ed. Mc Graw Hill

Gambar

Gambar 1. Proses penguraian limbah secara anaerob
Gambar 2 Membran berbentuk Hollow Fiber
Tabel spesifikasi bioreaktor anaerob Tabel spesifikasi membran
Gambar 8 Grafik Perbandingan Waktu Tinggal Cairan Vs Effisiensi Penyisihan BOD
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuktikan bahwa layanan penyampaian menurut Peraturan Dirjen Pajak PER-29/PJ/2014 yaitu secara langsung ke kantor pelayanan pajak, dropbox, jasa ekspedisi

menerapkan ilmu yang telah diperolehnya pada tahap relating dan experiencing untuk mengerjakan soal berikutnya yang ada pada LKS. 4) Cooperating (bekerjasama) adalah

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul Proses Adopsi Inovasi Biogas Sebagai Sumber Energi Alternatif Di Nagari Kasang Kecamatan

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai

@ingkat kasus aktual (terealisasi* dihitung dengan membagi pengeluaran perdagangan aktual dengan jumlah pengiriman sebenarn"a. @otal pengiriman aktual termasuk

sangat pendek dan sederhana, terkait orang, binatang, dan benda, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan, secara..

• Pembayaran terkait operasional kantor (antara lain: honor terkait operasional kantor, bahan makanan, penambah daya tahan tubuh (hanya diberikan kepada pegawai yang bekerja di