• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR SPMI (AMI PT)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMAHAMAN EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR SPMI (AMI PT)"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN EVALUASI

PELAKSANAAN STANDAR SPMI (AMI – PT)

Oleh

P2DM LPPM – IPB University

Sumber :

Tim Nasional SPMI/AMI Kemristekdikti P2SDM – LPPM IPB

(2)

Evaluasi Data dan Informasi

Penetapan Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi

Pemantauan dan Evaluasi Status Akreditasi dan Peringkat Terakreditasi Penetapan Standar Dikti;

Pelaksanaan Standar Dikti;

Evaluasi (pelaksanaan) Standar Dikti;

Pengendalian (pelaksanaan) Standar Dikti; dan Peningkatan Standar Dikti.

SPM Dikti

E P P

SPMI SPME/Akreditasi

Pangkalan Data Pendidikan Tinggi

(PD Dikti)

Standar Pendidikan Tinggi (Standar Dikti)

P

P E P

P Budaya Mutu

▪ Pola pikir

▪ Pola sikap

▪ Pola perilaku berdasarkan Standar Dikti

SISTEM PENJAMINAN MUTU

Pendidikan Tinggi

Sumber : Tim Pengembang SPMI Kemristekdikti 2019 → modifikasi

(3)

Kriteria Penilaian (SAN 2017)

Sistem Akreditasi Nasional (SAN) Pendidikan Tinggi, BAN-PT, 2017

Visi, Misi, Tujuan, Strategi

Tata Pamong, Tata Kelola,

dan Kerja

sama Mahasiswa Sumber Daya

Manusia

Keuangan, Sarana, dan

Prasarana

Pendidikan Penelitian

Pengabdian Kepada Masyarakat

Luaran dan Capaian:

Hasil Pendidikan, Hasil Penelitian, Hasil PkM

SistemPenjaminanMutuInternal KepuasaaanPemangkuKepentingan danRekognisiMasyarakat

1

2 3 4 5

6 7 8

9

Sumber : Tim Pengembang SPMI Kemristekdikti 2019

(4)

Tahap Membangun SPMI

Peningkatan Standar Dikti

Evaluasi/Audit Pelaksanaan Standar Dikti

Pelaksanaan Standar Dikti Dokumen/

Buku Kebijakan

SPMI

Dokumen/

Buku Manual

SPMI

Dokumen/

Buku Standar

SPMI

Kaizen SPMI

Dokumen/

Buku Formulir

SPMI

Dokumen SPMI

Pengendalian Pelaksanaan

Standar Dikti

Permenristekdikti No 62 Tahun 2016 Pasal 8 Ayat 4 (b)

Pelaksanaan Standar Pendidikan Tinggi

P

P

P E P

P

Sumber : Tim Pengembang SPMI Kemristekdikti 2019

(5)

Evaluasi Pelaksanaan Standar SPMI merupakan instrumen evaluasi diri yang

ditinjau secara berkala, disesuaikan dengan

kondisi-kondisi internal program studi, praktek yang baik yang berlaku di Indonesia, serta

perkembangan di dunia internasional sesuai

dengan VMTS perguruan tinggi, UPPS dan

program studi.

(6)

Siklus SPMI

P

P E

P P

P enetapan Standar Dikti;

P elaksanaan Standar Dikti;

E valuasi (pelaksanaan) Standar Dikti;

P engendalian (pelaksanaan) Standar Dikti; dan

P eningkatan Standar Dikti.

Tim Pengembang SPMI Kemristekdikti

Tergantung Standar

(7)

•Tujuan

1. Memastikan SPMI memenuhi standar/

regulasi

2. Mengidentifikasi peluang perbaikan SPMI

3. Mengevaluasi efektivitas penerapan SPMI

4. Memastikan sistem manajemen sesuai

dengan sasaran/tujuan

(8)

06 02 03 04 01

05

Manfaat AMI:

Memberikan informasi kesehatan sistem mutu

Mengidentifikasi akar masalah dan merencanakan tindakan korektif serta preventif dgn waktu yang jelas

Alokasi sumber daya telah terbagi dengan optimal Mamampu mengidentifikasi dan menghindari

masalah yang berpotensi besar Pembelajaran bagi auditor apa yang harus

diperhatikan

Perbaikan terus-menerus

(9)

Audit Mutu Internal merupakan bagian dari siklus SPMI

Audit Mutu PPEPP ============➔ E

PDCA =============➔ C

DMAIC =============➔ M C IERP =============➔ E

POSISI EVALUASI DALAM SIKLUS SPMI

SPMI P

P E P

P

(10)

Evaluasi Pelaksanaan Standar Perguruan Tinggi (SPT) dilakukan terhadap semua standar, baik SN Dikti maupun Standar yang ditetapkan oleh perguruan tinggi sendiri;

• Jenis Evaluasi Pelaksanaan SPT:

a.Evaluasi Diagnostik dilakukan pada saat setiap Standar Dikti dilaksanakan, untuk mengetahui hambatan dalam pelaksanaan standar tersebut.

b.Evaluasi Formatif dilakukan pada saat setiap Standar Dikti dilaksanakan, untuk mengoptimalkan pelaksanaan standar tersebut;

c.Evaluasi Sumatif dilakukan pada saat pelaksanaan setiap Standar Dikti sudah selesai, sehingga capaian dapat diukur dan perbaikan dapat dilakukan untuk siklus berikutnya.

Evaluasi Pelaksanaan Standar

(11)

Evaluasi Diri (Self Assessment Report) → penting

AMI → oleh Tim Internal.

Auditor AMI → yang ditugaskan dan ditetapkan Pimpinan PT. ➔ memahami SPMI !!

Permenristekdikti No. 62 Tahun 2016 Pasal 5 ayat 2

AUDIT MUTU INTERNAL Oleh Auditor

EVALUASI

Evaluasi Pelaksanaan Standar Dikti

E

P

P E P

P

AKREDITASI Oleh Asesor

Monitoring dan Evaluasi Diri (oleh pejabat truktural/ atasan)

(12)

EVALUASI

Audit

Pengamatan /Observasi Monitoring

Evaluasi Diri

Mengukur/

Asesment

(13)

MONEV

Monitoring adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai kesadaran tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat

pengukuran melalui waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu.

• Evaluasi merupakan saduran dari bahasa Inggris "evaluation"

yang diartikan sebagai

penaksiran atau penilaian.

• evaluasi adalah kegiatan yang

dilakukan berkenaan dengan

proses untuk menentukan nilai

dari suatu hal.

(14)

Pengertian AMI

P P E P

Audit Mutu Internal bukanlah asesmen (penilaian)

melainkan pencocokan kesesuaian antara

pelaksanaan dengan perencanaan suatu kegiatan/program Audit mutu internal adalah proses

pengujian yang sistematik, mandiri, dan terdokumentasi untuk

memastikan pelaksanaan kegiatan di perguruan tinggi sesuai dengan

prosedur dan hasilnya telah sesuai dengan kebijakan/standar /pedoman ketentuan/peraturan/kriteria untuk

mencapai tujuan institusi. .

P

(15)

PENGERTIAN-PENGERTIAN

Audit Internal: Audit yang dilakukan untuk menentukan tingkat

kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan standar mutu Internal,

(pernyataan standar, peraturan, pedoman, prosedur, Instruksi kerja dsb).

Audit Eksternal: Audit yang

dilakukan untuk menentukan tingkat kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan standar eksternal (SN Dikti, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Kriteria BAN PT dsb)

Klien (Client): Unit kerja/

perorangan yang

mempunyai hak untuk meminta audit.

Auditi (Auditee): unit kerja/

orang yang diaudit. Auditi dapat sekaligus sebagai klien.

Auditor: Orang yang

memiliki kemampuan untuk

melakukan audit.

(16)

Pengertian-Pengertian

Kriteria Audit (Audit Criteria): Kebijakan, prosedur atau persyaratan yang digunakan sebagai referensi

Bukti Audit (Audit Evidence): Catatan, pernyataan, fakta atau informasi lainnya yang relevan dengan kriteria audit dan dapat diperiksa. Bukti audit dapat bersifat kualitas atau kuantitas.

Ketua Tim Auditor adalah orang yang ditunjuk untuk mengelola audit dan memimpin pelaksanaan audit dengan dibantu beberapa auditor.

Check list (Daftar Tilik): Daftar pertanyaan yang disusun berdasar hasil Audit Dokumen untuk diverifikasi lebih lanjut dalam Audit Lapangan/Visitasi

Temuan Audit (Audit Findings): Hasil dari evaluasi bukti audit yang dikumpulkan yang tidak sesuai dengan kriteria/standar

(17)

AUDIT

Audit dan Hasil AUDIT

Kriteria/

Standar/

Klausul

HASIL AUDIT KONDISI/

FAKTA

BUKTI2 AUDIT

Rekomendasi

V S

(18)

Tahap Pelaksanaan Audit

Tahap Pelaksanaan Audit :

1. Audit Dokumen/Desk Evaluation

2. Audit Visitasi/Lapangan

(19)

Ruang Lingkup

a.SDM b.Sarpras c.Keuangan

d. Tata Kelola/Organisasi

Ruang Lingkup Audit meliputi semua persyaratan yang berpengaruh terhadap mutu, di antaranya:.

Dokumen SPMI

Organisasi dan Tata Kelola

Sumber daya/Non Akademik : Proses dan pengendaliannya

Komitmen manajemen

Evaluasi dan perbaikan

Kurun Waktu Standar Penelitian

Standar Pendidikan

Standar PkM

(20)

AREA AUDIT

• Bagian

• Unit

• Seksi

• Laboratorim

• Perpustakaan

• Program program

• Layanan Layanan

D DDDD

Standar Pendidikan

Standar Penelitian

Standar PkM

Standar Lain

Standar Juga

Klien menentukan lingkup dan area

audit sebelum proses audit

dilakukan

(21)

RUANG LINGKUP

AMI

(22)

Perkembangan Audit Internal

Watchdog Consultant Quality

Improvement

1940s 1970s 1990s

Catalyst

2000s

Mengontrol Kepatuhan

Memberikan arah perbaikan

Menjembatani antar unit dalam rangka perbaikan

Mendorong terus

menerus peningkatan mutu

(23)

Perkembangan Audit Internal

OLD NOW

✓ Fault finding

✓ Watchdog

✓ Arrogant

✓ Process

✓ Cost center

✓ Underqualified person

✓ Financial & operational

Prevention

✓ Business Partner

✓ Humble

Risk Based Audit

✓ Add Value

High Caliber Person

✓ Strategic

✓ Culture

(24)

TEMUAN AUDIT

a. Pelaksanaan Standar Dikti mencapai Standar PT yang telah ditetapkan;

b. Pelaksanaan Standar Dikti melampaui Standar PT yang telah ditetapkan;

c. Pelaksanaan Standar Dikti

belum mencapai

Standar PT yang telah ditetapkan;

d. Pelaksanaan Standar Dikti

menyimpang

dari Standar PT yang telah ditetapkan.

▪ Apapun hasil Audit Mutu Internal atas pelaksanaan Standar Perguruan Tinggi,

harus dilakukan tindakan Pengendalian Standar Dikti.

▪ ➔

hasil AMI bukan aib bagi unit tapi sebagai patokan untuk perbaikan

(25)

KLASIFIKASI AUDIT

Temuan yang belum

mencapai, menyimpang dan tidak sesuai dengan standar

atau persyaratan yang ditentukan PT

KTS

(Ketidaksesuaian) OB

(Observasi)

Temuan yang berpotensi menjadi ketidaksesuaian atau temuan yang dapat segera

diperbaiki

(26)

HASIL MONEV oleh Atasan Langsung

Standar Indikator Hasil MONEV

A 10 15 ➔ Melampaui

B 10 10 ➔ Mencapai

C 10 8 ➔Tidak Mencapai

D 10 ?? ➔ Menyimpang

(27)

HASIL AUDIT oleh Auditor Internal

Standar Indikator Hasil AUDIT Akar Masalah Rekomendasi

A 10 20 - Melampaui dicari solusi

B 8 8 - Mencapai

C 15 10 - Tidak Mencapai

D 5 ?? - Menyimpang

MONEV oleh prodi/unit sendiri DENGAN HASIL AUDIT oleh external unit hasilnya dapat berbeda atau sama

(28)

CONTOH HASIL AUDIT

Standar Indikator Hasil

AUDIT

Akar Masalah

Rekomenda si

KaProdi (A) harus

menyusun kurikulum sesuai capaian pembelajaran yg berisi sikap, pengetahuan, keterampilan umum,

keterampilan khusus, dengan melibatkan

pemangku kepentingan internal dan external dan memperhatikan

perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi mengacu kepada standar ABET

•Terdapat perangkat kurikulum

(Pernyataan Profil lulusan, Lapangan Pekerjaan, Peta

Kurikulum CPL (S, P, KU, KK)

•Ada keterlibatan 1.Dosen,

2. Mahaiswa, 3. Alumni, 4. Pengguna, 5. Pakar,

6. Pemerintah, 7. Tendik

Tidak ada bukti

kehadiran Pemerintah

Panitia tidak tau harus mengundang wakil

pemerintah

MemintaPanitia mengirimkan kurukulum untuk direviu oleh

wakil

pemerintah

(29)

CONTOH HASIL AUDIT

Standar Indikator Hasil AUDIT Akar Masalah Rekomendasi

Pimpinan harus

menyusun kebijakan, rencana strategis, dan rencana operasional terkait dengan

pembelajaran yang dapat diakses oleh sivitas

akademika dan pemangku kepentingan secara

internasional

• Dokumen dalam Dwi Bahasa

• Terdapat dokumen renstra 5 tahunan

• Terdapat dokumen rencana operasional tahunan

• Dokumen mudah diakses setiap saat.

• Terdapat pernyataan VMTS

• Terdapat matrik Sasaran

Tahunan untuk selama 5 tahun

• Pernyataan VMTS saling

terkait dan memayungi semua keilmuan yg ada

• Keterlibatan stake holder internal dan external dalam penyusunan VMTS

• Dokumen hanya dlm bhs

Indonesia

• Tidak ada bukti

kehadiran alumni

• Bagian

perencanaan lupa

membuat dwi bahasa

• Panitia lupa mengundang alumni

• Bagian

Perencanaan membuat dokumen dwi bahasa

• Panitia

memintakan susulan

pendapat alumni atas VMTS

(30)

Hasil Evaluasi

Pelaksanaan Standar Dikti

Pengendalian Standar Dikti

Mencapai Standar Dikti Perguruan Tinggi mempertahankan

pencapaian dan berupaya meningkatkan Standar Dikti

Melampaui Standar Dikti Perguruan Tinggi mempertahankan pelampauan dan berupaya lebih meningkatkan Standar Dikti

Belum Mencapai Standar Dikti Perguruan Tinggi melakukan tindakan koreksi pelaksanan Standar Dikti agar Perguruan Tinggi mengembalikan pelaksanaan Standar Dikti pada Standar Dikti.

Menyimpang dari Standar Dikti

Pengendalian Pelaksanaan Standar Dikti

P

P

P E P

P

Who?

PEJABAT STRUKTURAL

(31)
(32)

Audit TIDAK atas

dasar opini atau

perasaan

(33)

Auditee

PERCEPTIONS OF INTERNAL AUDITORS

Auditee

Auditor VS Auditor VS

(34)

" The Auditor "

(Elbert Hubbard - The Buyer – 1922)

• The Typical Auditor Is A Man Past Middle Age, Spare and Wrinkled, Intellegent, Cold , Passive,

• Noncommittal, With Eyes Like Codfish, Polite In Contact, But At The Same Time Unresponsive,

• Calm and As Damnably Composed As A Concrete Post Or Plaster Of Paris Cast; A Human Petrification

• With Heart Of Feldspar And Without Charm, Minus Bowels , Passion Or Sense Of Humor. Happily,

• They Never Reproduce , And All Of Them Finally Go To Hell.

(35)

"THE AUDITORS"

(William G Phillips-IIA - June 70)

• The Typical Auditor is a beautiful man, Intellegent, Warm and considerate with an ability to put himself in other man’s

• Understand his problem, Polite in contact and helpful.

• But at the same time objective. Calm and as composed in crisis as Stravinsky on opening night. A human person with a heart

• Of gold and with the charm of a friendly Poodle, plus brain, business foresight and a sense of humor.

• Happily they train others in their image and all of them finally go to

heaven

(36)

AMI Memastikan

kondisi yang ada telah sesuai dengan

kenyataannya

Tim SPMI

Kemdikbud, 2013

(37)

PERCEPTIONS OF INTERNAL AUDITORS

MENYELESAIKAN MASALAH TANPA

MASALAH

(38)

PPEPP setiap Standar Dikti akan menghasilkan kaizen atau continuous quality improvement (CQI) pada semua Standar Dikti, sehingga tercipta Budaya Mutu.

Peningkatan Standar Dikti

P

SIKAP MENTAL

PENYELENGGARAAN SPMI

1. Quality first 2. Stakeholder in

3. The next processes is our stakeholder 4. Speak with data 5. Upstream

management

38 Budaya Mutu

Pola pikir

Pola sikap

Pola perilaku berdasarkan Standar Dikti

PPEPP

PPEPP

PPEPP

PPEPP

PPEPP PPEPP PPEPP PPEPP

PPEPP

P

P E P

P

P P

E P P

(39)

Tindakan untuk menghilangkan

penyebab dari KTS yg dikenali/ situasi lain yg tidak dikehendaki.

Tindakan Koreksi Tindakan Pencegahan Tindakan untuk

menghilangkan

kemungkinan penyebab KTS kemungkinan situasi yang tidak dikehendaki.

Verifikasi

Tindakan memastikan, melalui penelaahan tentang bukti obyektif bahwa persyaratan yang ditentukan telah terpenuhi.

Perbedaan tindakan koreksi, tindakan

pencegahan, dan verifikasi

(40)

Perlu ada

TINDAKAN KOREKSI

Ketidaksesuaian/

Observasi

Permintaan Tindakan Koreksi (PTK)/ Rekomendasi

Permintaan perbaikan kepada auditi

atas dasar laporan audit agar auditi

menghilangkan KTS atau penyebab

KTS

(41)

Tindakan Koreksi

Di rumuskan dalam Rapat Tinjauan Manajemen (RTM)

Tindakan yang diambil untuk meniadakan sebab-sebab ketidaksesuaian, cacat, atau hal-hal lain yang tidak diing inkan, sehingga dapat mencegah pengulangan hal-hal di atas untuk mengarah pada peningkatan mutu secara ber kelanjutan

RTM adalah suatu rapat dengan periode waktu

tertentu yang bertujuan untuk membahas tindak

lanjut temuan, dipimpin langsung oleh pimpinan,

dan dihadiri oleh seluruh jajaran manajemen.

(42)

• Tindak lanjut (corrective action)

• Implementasi rekomendasi

• Repeat order/minta diaudit kembali INDIKATOR

KEBERHASILAN AUDIT

Customers satisfaction

(43)

• Apa yang ditemukan oleh Auditor Sama dengan auditee ketahui

Temuan

• Standar/ekspektasi/aturan

• Yang ada atau dikembangkan

Kriteria/Standar/

Klausul

• Dampak atau risiko jika dibiarkan

• Potensi maupun kejadian

Akibat/Dampak

• Disain

• Implementasi

Akar Masalah

• Saran perbaikan yg mengeliminir sebab

• Jangan mengulang kriteria

Rekomendasi

• Apa yg akan dilakukan, sesuai rekomendasi

• Kapan akan dilaksanakan dan oleh siapa

Rencana Perbaikan/

Tindak Lanjut

• Apa yg akan dilakukan untuk mencegah

• Kapan dilaksanakan dan oleh siapa

Rencana Pecegahan

FORMAT LAPORAN

(44)

Direktorat Penjaminan Mutu, Belmawa 2018

Instrumen APT 2019

AMI VS Akreditasi

(45)

Risk Base Audit

• Audit berbasis risiko adalah sebuah metode audit internal untuk memberikan jaminan bahwa risiko pada sebuah institusi telah dikelola sesuai dengan batasan risiko (risk appetite) yang telah ditetapkan oleh institusi.

• Hal ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa

kegiatan manajemen risiko yang telah disepakati oleh manajemen perguruan tinggi telah berjalan secara efektif dan efisien.

• Risk base audit dapat dilakukan dengan

melakukan evaluasi diri terlebih dahulu

(46)

Indikator 4

B.

Ketersediaan bukti yang sahih terkait praktik baik pengembangan budaya mutu di perguruan tinggi melalui rapat tinjauan manajemen, yang mengagendakan pembahasan unsur-unsur: 1) hasil audit

internal, 2) umpan balik, 3) kinerja proses dan kesesuaian produk, 4) status tindakan pencegahan dan perbaikan, 5) tindak lanjut dari

tinjauan sebelumnya, 6) perubahan yang dapat mempengaruhi sistem manajemen mutu, dan7) rekomendasi untuk peningkatan.

Skor = (A + (2 x B)) / 3

Perguruan tinggi memiliki bukti yang sahih terkait

praktik baik pengembangan budaya mutu di perguruan tinggi melalui rapat tinjauan manajemen, yang

mengagendakan

pembahasan 7 unsur.

C.2.4.d) Sistem Penjaminan Mutu

AMI VS Akreditasi

(47)

AMI VS Akreditasi

(48)

SPMI P

P E P

P

Budaya Mutu

▪ Pola pikir

▪ Pola sikap

▪ Pola perilaku berdasarkan Standar Dikti Hasil audit harus dapat

mendorong terwujudnya

Budaya Mutu, memberikan

peluang untuk meningkatkan

mutu secara berkelanjutan.

(49)

KODE ETIK DAN ETIKA AUDITOR MUTU INTERNAL

oleh:

Tim Pengembang SPMI

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu

2019

(50)

• Praktek audit yang dilakukan saat pelatihan BUKAN kondisi yang sesungguhnya.

• Kondisi yang sesungguhnya tim auditor HARUS mengunjungi obyek audit (daring/luring) dan

melakukan pengujian secara riil di unit kerja sesuai area yang telah ditetapkan

CATATAN

(51)

Audit Mutu Internal bukanlah interogasi, penyidikan

ataupun penyelidikan namun membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan cara mengevaluasi

mencocokan dengan ketentuan (dokumen SPMI) dan mendorong peningkatan proses ataupun standar untuk mencapai tujuan .

INGAT-INGAT

(52)

1. Integritas

Auditor Mutu Internal:

1.1. Melakukan pekerjaan auditor dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab.

1.2. Mentaati hukum dan membuat pengungkapan yang di-

haruskan oleh ketentuan perundang-undangan dan profesi.

1.3.Sadar tidak boleh terlibat dalam aktivitas ilegal apapun, atau terlibat dalam tindakan yang memalukan untuk profesi

ataupun organisasi.

1.4. Menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari organisasi.

Kode Etik

Auditor Mutu Internal

(53)

2. Objektivitas

Auditor Mutu Internal

2.1. Tidak akan berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat mengganggu aktivitas auditor. Partisipasi ini meliputi

kegiatan yang mungkin bertentangan dengan kepentingan organisasi.

2.2. Tidak akan menerima apa pun yang dapat mengganggu profesionalitas auditor.

2.3. Mengungkapkan semua fakta material yang auditor

ketahui, yang jika tidak diungkapkan dapat mengganggu

pelaporan kegiatan yang sedang diperiksa.

(54)

3. Kerahasiaan

Auditor Mutu Internal

3.1. Berhati-hati dalam penggunaan dan kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam tugas auditor.

3.2. Tidak akan menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau dengan cara apapun yang akan

bertentangan dengan ketentuan perundangan atau

merugikan tujuan dan etika dari organisasi.

(55)

4. Kompetensi

Auditor Mutu Internal

4.1. Hanya akan memberikan layanan sepanjang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang diperlukan.

4.2. Melakukan Audit Mutu Internal sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

4.3. Akan terus-menerus meningkatkan kemampuan dan efektivitas serta kualitas

layanan auditor.

(56)

1. Meminta layanan di luar proses audit.

2. Menerima hadiah.

3. Mengenakan pakaian yang kurang pantas (T-Shirt).

4. Memberi komentar di luar konteks / substansi yang diaudit.

5. Memberikan janji-janji yang di luar kewenangan auditor.

6. Menggunakan sebutan yang kurang pantas, seperti “kalian”, ”kamu” kepada auditee.

7. Berdebat dalam diskusi dengan sikap ”bossy” dan mendominasi sesi audit, atau terlalu pasif.

8. Bersikap menggurui, menonjolkan diri dan arogan (memandang rendah).

Dalam Visitasi, Auditor Sebaiknya Tidak

(57)

9. Saling menyalahkan di antara auditor di depan auditee.

10.Menyalahkan auditor yang melakukan audit sebelumnya.

11.Menciptakan suasana underpressure dan tidak kondusif bagi atmosfir diskusi.

12.Menunjukkan emosi negatif yang tampak dari perilaku dan bahasa tubuh.

13.Meninggalkan sesi selama proses kunjungan lapangan tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam Visitasi, Auditor Sebaiknya Tidak

(58)

14.

Membuat opini, asumsi, asumsi awal 15. Membiarkan auditee mendikte audit

16. Berada ‘di luar jalur’, mengarahkan ‘misleading’

17.Terpaku, bingung

18.Mengubah jadwal pertemuan secara sepihak.

19.Mempersingkat waktu pelaksanaan audit tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

20.Menjalankan tugas audit melebihi waktu yang dialokasikan.

Dalam Visitasi, Auditor Sebaiknya Tidak

(59)

Saran bagi Auditor Baru

1. Selalu ingat tujuan audit mutu ialah mengupayakan perbaikan kualitas.

2. Pahami pada umumnya orang tidak mau disalahkan.

3. Apabila dijumpai kesalahan, biasanya muncul mekanisme pertahanan diri, sehingga auditor tidak dapat mengetahui permasalahan yang sesungguhnya.

4. Perlu penguasaan kemampuan komunikasi.

5. Upayakan auditor dan auditee puas dengan audit mutu yang dilakukan.

6. Upayakan auditee percaya dengan fungsi audit mutu sehingga membuka diri untuk kemajuan/peningkatan mutu.

7. Sampaikan bahwa temuan audit internal bukan aib, tapi upaya bersama untuk meningkatkan mutu

8. Posisi Auditor adalah sebagai mitra pendamping peningkatan mutu perguruan tinggi bukan sebagai jaksa atau hakim yang menyalahkan atau membenarkan tapi sebagai cermin yang memperlihatkan apa adanya

(60)

Terima Kasih

D DDDD

Referensi

Dokumen terkait

Moewardi menunjukkan bahwa pada istri dan suami sebagian besar berumur 36-45 tahun, sebagian besar pendidikan baik istri maupun suami banyak pada tingkat SMA, sebagian

Kegiatan Evaluasi Pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi dimulai oleh dosen dengan membuat evaluasi diri terkait semua kegiatan yang dilaksanakan baik pada bidang (1)

Bagi perusahaan berbentuk Koperasi, CV, Firma, Perorangan dan Perusahaan Lain, apabila terjadi kejadian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, pemilik,

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa jenis kelamin, umur, lama menjadi konsumen, jumlah uang saku perbulan mempunyai hubungan yang signifikan

dkk tentang fibrinogen sebagai suatu prediktor perforasi pada pasien apendisitis anak di Cina tahun 2014, penelitian ini dilakukan pemeriksaan serum fibrinogen

Penelitian oleh Korinthenberg dkk terhadap 51 anak dengan GBS yang berat membuktikan tidak ada perbedaan bermakna dalam efektivitas IVIg yang diberikan 2 atau 5 hari

Evaluasi pelaksanaan Standar Sarana dan Prasarana Pengabdian kepada Masyarakat Audit dilaksanakan oleh pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) LPPM. Pengendalian Standar