1 PENDAHULUAN
Kinerja yang tinggi merupakan tujuan yang dikejar sebuah organisasi yang berada pada kondisi lingkungan yang semakin kompetitif. Kinerja yang tinggi dapat dicapai di antaranya apabila sebuah organisasi memiliki standar kinerja tinggi (Katzenback dan Smith, 1993). Bandura dan Wood (1989) menjelaskan bahwa standar kinerja tinggi itu adalah kondisi di mana sebuah organisasi dapat membuat karyawan mereka untuk berkinerja melampaui produktivitas biasanya yaitu di atas 20%-25%.
Becker dan Gerhart (1996) menjelaskan untuk mencapai kinerja yang tinggi sebuah organisasi perlu mengembangkan keunggulan kompetitifnya. Salah satu sumber keunggulan kompetitif itu adalah karyawan. Karyawan dapat menjadi sumber keunggulan kompetitif ketika mereka berkontribusi memberikan suatu nilai tambah yang lebih dan memberikan kinerja yang maksimal pada organisasi (Evan dan Davis, 2005). Agar level kinerja karyawan terkendali, organisasi perlu melakukan penilaian atas kinerja karyawan.
Daoanis dan Roe (2012) menjelaskan bahwa penilaian kinerja memiliki peran untuk melihat ada atau tidaknya kontribusi individu terhadap tujuan organisasi.
Penilaian kinerja juga dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan individu untuk perbaikan di masa yang akan datang. Di samping itu penilaian kinerja menilai apakah tujuannya tercapai dan pengembangan organisasi terjadi. Bednall, Sanders, dan Runhaaar (2014) menjelaskan bahwa penilaian kinerja biasanya dilakukan secara formal dalam memberikan keputusan kepada karyawan, yakni meningkatkan kinerja karyawan dan pada akhirnya nanti akan berdampak pada efektivitas organisasi.
Penilaian kinerja yang akan berdampak pada individu dan organisasi ini
membutuhkan sebuah sistem. Menurut Bednall, Sanders, dan Runhaaar (2014) sistem
penilaian kinerja dikatakan baik jika sistem penilaian tersebut mencakup bagaimana
individu menyelesaikan suatu pekerjaan dan sebaik apakah itu dilaksanakan. Sistem
penilaian kinerja diharapkan memiliki arah yang jelas, memberikan umpan balik yang
jujur dan berguna untuk karyawan, serta memberikan kesempatan bagi karyawan
untuk berpartisipasi dalam pengaturan tujuan dan standar kinerja dengan ketentuan
bahwa keputusan penerapan sistem ditetapkan oleh manajer dengan jujur dan adil.
2
Dengan cara seperti ini karyawan merasa diperlakukan secara adil. Sistem penilaian kinerja bukan hanya lazim diterapkan di lingkungan perusahaan, tetapi juga di perguruan tinggi.
Belakangan ini kinerja dosen dalam bidang penelitian dan pengembangan sedang menjadi sorotan. Dalam Pasal 4 ayat 2 PP RI No 37 (2009) dijelaskan bahwa dosen perlu untuk menjalankan kegiatan akademik yaitu pada bidang penelitian sesuai dengan bidang keahlihan masing-masing dosen. Bidang penelitian dosen ini perlu dilakukan dan dikembangkan agar dapat memperoleh sertifikat pendidik melalui sertifikasi, ini dikarenakan pertimbangan penilaian didasarkan pada pengalaman pendidikan dan penelitian serta kegiatan akademik atau profesional lain yang diperoleh selama bertugas (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 37 Tahun 2009 tentang dosen). Meskipun telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah, namun kinerja dosen di bidang penelitian masih kurang. Fahma, Damayanti, dan Lestari (2011) melakukan penelitian terkait kinerja dosen teknik industri Universitas Sebelas Maret dan menemukan bahwa kinerja dosen pada bidang penelitian masih kurang, dibuktikan dengan presentasi kinerja dosen di bidang penelitian yang masih berada di bawah bidang pendidikan pengajaran dan pengabdian masyarakat. Penelitian terkait dengan kinerja penelitian dosen juga dilakukan oleh Kurniati dan Fidowaty (2017).
Penelitian ini dilakukan di Universitas Komputer Indonesia, hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa jumlah penelitian yang dihasilkan oleh dosen Unikom belum sebanding dengan jumlah dosen yang ada. Lukitaningtias dan Hernanik (2018) juga melakukan penelitian terkait kinerja penelitian dosen yang dilakukan di kalangan Perguruan Tinggi Swasta (Pts) Kluster Madya Di Kota Malang. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa produktivitas di kalangan Dosen Perguruan Tinggi Swasta masih rendah.
Mengacu pada kondisi yang diuraikan, maka penelitian ini akan berfokus pada
sistem penilaian kinerja penelitian dosen yang merupakan salah satu ketentuan dari
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penelitian ini akan dilakukan di dua Universitas
berbeda, yaitu Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (UGM), dan Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah (UKSW). UGM dipilih sebagai objek
pembanding karena UGM merupakan Universtitas tertua di Indonesia dan juga salah
satu Universitas terbaik di Indonesia, yang berada di peringkat 5 teratas Universitas
3
terbaik di Indonesia berdasarkan data yang diperoleh dari Kemenristekdikti. Kajian
ini dilakukan dengan mengkaji permasalahan sistem penilaian kinerja berdasarkan
dua persoalan penelitian, yakni 1.) Seperti apakah sistem yang dijalankan di dua
universitas ini? dan 2.) Bagaimanakah dua universitas ini mengembangkan sistem
mereka?.
4 KAJIAN PUSTAKA
Kinerja dan Penilaian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai tugas masing-masing guna mencapai tujuan organisasi (Tampubolon, 2014). Kinerja merupakan tindakan yang sengaja dilakukan baik oleh individu atau organisasi (Dooren, Bouckaert dan Halligan, 2010). Kinerja terkait dengan orang yang dipekerjakan organisasi dan bagaimana orang tersebut melakukan pekerjaanya dengan baik (Ahmad, 2013). Menurut Mayasari dan Rani (2014), kinerja merupakan hasil dari pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, misalnya kualitas, efisiensi, dan kriteria efektivitas kerja lainnya. Kinerja yang baik dibutuhkan oleh semua organisasi. Tinggi atau rendahnya kinerja karyawan dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi kinerja yang buruk, di antaranya : 1.) Kemampuan pribadi, 2.) Kemampuan manajer, 3.) Kesenjangan proses, 4.) Masalah lingkungan, 5.) Situasi pribadi, dan 6.) Motivasi pribadi (Dooren, Bouckaert dan Halligan,2010). Di samping ada faktor yang mempengaruhi kinerja yang buruk, ada juga faktor yang mempengaruhi kinerja yang baik. Ada tiga faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja yang baik, yaitu : 1.) Individu, yang berkaitan dengan kemampuan dan ketrampilan individu, 2.) Organisasi, yang mencakup sumber daya yang ada, kepemimpinan, struktur, dan desain pekerjaan, 3.) Psikologis, di antaranya presepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi (Hanafi dan Yuliani, 2006).
Dalam pencapaiannya kinerja juga memilki ukuran, sejauh mana kinerja dapat dinilai apakah baik atau buruk. Kinerja dapat diukur secara obyektif dan subjektif, secara objektif berarti kinerja dapat dilihat secara kasat mata, misalnya : berapa banyak produk yang dijual oleh seorang karyawan, sedangkan secara subyektif berkaitan dengan pesan tersirat dari seorang karyawan, misalnya : apa yang dirasakan seorang karyawan terhadap teman kerjanya jika sedang berselisih dapat dilihat dari ekspresi dan tingkah lakunya. Cara pengukuran kinerja ini haruslah dilaksanakan secara hati-hati sehingga nantinya tidak menimbulkan salah paham.
Bukan hanya pengukuran kinerja yang dilakukan, tetapi juga penilaian kinerja
guna memperbaiki kinerja seseorang kedepannya. Penilaian kinerja merupakan
langkah untuk mengetahui kinerja individu dan bagaimana mereka meningkatkan
5
kinerja dan turut ambil bagian dalam organisasi (Mayasari dan Rani, 2014). Penilaian kinerja merupakan evaluasi terhadap karyawan dalam melaksanakan pekerjaan mereka yang nanti hasilnya akan diberikan kepada karyawan itu sendiri sebagai bahan perbaikan untuk kedepannya. Kinerja diukur berdasarkan standar manajemen sumber daya manusia. Kuo dan Chen (2008) menjelaskan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu ukuran untuk mencapai tujuan organisasi. Bednall, Sanders, dan Runhaaar (2014) menjelaskan bahwa penilaian kinerja biasanya dilakukan secara formal dalam memberikan keputusan kepada karyawan, yakni meningkatkan kinerja karyawan dan pada akhirnya nanti akan berdampak pada efektivitas organisasi. Dengan adanya penilaian kinerja maka karyawan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya dan dapat mencapai tujuan organisasi secara menyeluruh.
Organisasi menggunakan penilaian untuk memberikan keputusan pada karyawan. Penilaian jika dilakukan secara konsisten dapat meningkatkan kinerja (Denisi dan Smith, 2014). Penilaian kinerja digunakan untuk melihat sejauh mana standar kerja yang diterapkan oleh organisasi yang dijalankan oleh karyawan. Ini dimaksudkan agar mengetahui seberapa besar kontribusi individu dan terkait dengan tujuan organisasi (Daoanis dan Joe, 2012). Penilaian kinerja merupakan alat untuk mengukur kinerja berdasarkan standar manajemen sumber daya manusia. Dalam penilaian kinerja diperlukan standar untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan oleh karyawan dalam bekerja. Karyawan perlu untuk memahami standar yang ditetapkan. Penilaian kinerja harus memberikan umpan balik kepada karyawan agar karyawan dapat memperbaiki kinerja yang buruk atau berkinerja lebih baik lagi (Mayasari dan Rani, 2014)
Daoanis dan Joe (2012), penilaian kinerja dimaksudkan agar karyawan dapat
memenuhi target yang telah ditetapkan oleh organisasi. Denisi dan Smith (2014),
penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kinerja karyawan, yang mana
salah satunya merupakan karyawan yang sudah bekerja cukup lama, dan yang lainnya
merupakan karyawan yang belum lama bekerja. Corresponding (2012) menjelaskan
proses penilaian mencakup beberapa poin, yaitu : 1.) Menetapkan kriteria kerja dan
standar penilaian, 2.) Waktu penilaian, 3.) Pemilihan penilai, dan 4.) Memberikan
umpan balik.
6
Denisi dan Pritchard (2006 ) menjelaskan bahwa secara umum penilaian kinerja dilakukan oleh organisasi sebagai bahan untuk perbaikan kinerja karyawan, sebagai bagian dari sistem manajemen kinerja yang lebih besar. Pendekatan manajemen berdasarkan tujuan (pendekatan spesifik terhadap penilaian kinerja dan manajemen) akan memiliki efek positif pada kinerja jika diterapkan dengan baik dan benar. Jika organisasi tidak memberikan penjelasan tentang hubungan hasil kinerja maka, umpan balik dari kinerja tidak memilki dampak yang berarti.
Penilaian kinerja memiliki tujuan utama yaitu memberikan informasi kepada manajer dalam mengambil keputusan guna meningkatkan kinerja karyawan (Denisi dan Pritchard, 2006 ). Mudjihartono (2010) juga menjelaskan ada beberapa tujuan penilaian kinerja, di antaranya :
1) Untuk mengetahui tujuan dan sasaran manajemen dan pegawai 2) Memotivasi pegawai untuk memperbaiki kinerjanya
3) Mendistribusikan reward instansi yang dapat berupa penambahan gaji/upah dan promosi yang adil
4) Mengadakan manajemen penelitian personalia
Selain tujuan ada juga manfaat penilaian kinerja, yaitu : 1) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
2) Perbaikan kinerja
3) Kebutuhan pelatihan dan pengembangan
4) Pengambilan keputusan dalam penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian, dan perencanaan tenaga kerja
5) Untuk kepentingan penelitian pegawai
Hasil dari penilaian kinerja akan sangat berguna untuk perencanaan organisasi
kedepannya. Manajer menggunakan hasil penilaian kinerja untuk mengatur dan
memperbaiki kinerja karyawan. Hasil penilaian kinerja karyawan, berguna bagi
manajer untuk memperbaiki perencanaan organisasi.
7 Kinerja Dosen
Dosen merupakan pendidik di kalangan perguruan tinggi. Roza (2013) menjelaskan bahwa dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 tahun 2009 tentang dosen menyatakan bahwa tugas utama dosen adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dosen merupakan pendidik yang memiliki tugas utama yaitu mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Pelaksanaan tugas utama dosen ini dapat menjadi tolak ukur untuk melihat kualitas dosen berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Tujuan utama dari perguruan tinggi adalah untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas yang berkelanjutan, karena tahap akhir kualitas kinerja perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kualitas kinerja dari dosen dan para staf yang berada di perguruan tinggi. Sumardjoko (2010) menjelaskan bahwa dosen merupakan salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 35 ayat 3, bahwa dalam rangka mencapai standar pendidikan itu tidak hanya ditentukan oleh dosen, tetapi melihat bagaimana perguruan tinggi itu dijalankan dan dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang terkait.
Sistem Penilaian Kinerja
Ahmad (2013) menjelaskan di awal abad ke-20 sistem penilaian kinerja mulai dijalankan tahun 1940-an. Pada tahun ini sistem penilaian kinerja digunakan untuk memberi upah pada karyawan. Penggunaan sistem penilaian kinerja dalam dunia bisnis dan industri telah mencapai antara 74 sampai 89 persen.
Daoanis dan Joe (2012), penggunaan sistem penilaian kinerja yaitu mencari langkah yang tepat untuk membawa kesuksesan bagi organisasi. Sistem penilaian dikatakan efektif apabila penilai dapat memberikan penilaian yang terpercaya dan mampu memberikan motivasi untuk karyawannya. Sistem penilaian haruslah konsisten dengan apa yang telah organisasi tetapkan sebagai tujuan organisasi yang lebih luas (Denisi dan Pritchard, 2006). Ahmad (2013), tujuan sistem penilaian adalah untuk membuat keputusan terhadap sumber daya manusia, evaluasi dan umpan balik.
Yang menjadi komponen penting dalam hal mencapai kinerja tinggi adalah sumber
8
daya manusia, yang harus diberikan pengarahan untuk menghasilkan sesuatu sesuai dengan tujuan organisasi.
Sistem penilaian juga memiliki ketentuan sebelum menerapkannya, di antarnya : 1.) Apa yang harus dinilai?, 2.) Siapa yang harus membuat penilaian?, 3.) Prosedur penilaian apa yang harus digunakan?, 4.) Bagaimana hasil penilaian dapat dikomunikasikan?. Dalam pembuatan sistem penilaian kinerja tidak hanya melihat pada hasil akhir, tetapi juga melihat pada proses bagaimana pencapaian hasil akhir tersebut bisa diperoleh (Heil, 2011). Setiap sistem memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Kemiripan dan variasi setiap sistem penilaian kinerja dapat dilihat dari 3 faktor, yaitu : kebijakan, integritas, dan kemampuan yang memiliki hubungan kepercayaan antara manajer dan juga karyawan (Mayer dan Davis, 1999). Maka dari itu sistem penilaian perlu untuk dilakukan dalam penerapannya pada penilaian kinerja, yang nantinya akan memiliki dampak pada perbaikan kinerja kedepannya.
Setelah sistem penilaian ini diterapkan untuk melakukan penilaian terhadap
karyawan, maka sistem ini juga perlu untuk dievaluasi agar dapat melihat apakah
sistem yang telah diterapkan ini sesuai atau tidak, dan apakah memiliki pengaruh
positif atau tidak terhadap kinerja karyawan. Ada juga langkah dalam penerapan
sistem penilaian kinerja, yaitu yang berorientasi pada masa lalu dan masa yang akan
datang. Yang dimaksudkan dengan berorientasi pada masa lalu adalah melihat masa
lalu sebagai titik tolak untuk mencapai pencapaian yang lebih besar kedepannya,
sedangkan berorientasi pada masa yang akan datang adalah menetapkan target untuk
kedepannya, sehingga karyawan dapat berkinerja maksimal untuk mencapai target
yang telah ditetapkan.
9 METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Maksud dari penelitian ini adalah mengarah kepada analisis perbandingan sistem, maka penelitian ini tergolong penelitian deskriptif analitik, yaitu berarti data yang diperoleh dari hasil wawancara dan analisis dokumen, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka.
Data dan Perolehannya
Penelitian ini dilakukan di dua universitas, yaitu : Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga, Jawa Tengah.
Yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah :
1) Pembantu Rektor V Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ( UKSW) Wawancara dilakukan pada :
Tanggal : 28 Mei 2018
Waktu : 12.00 WIB – selesai
2) Pembantu Rektor I Bidang Akademik Periode 2012-2017 (UKSW) Wawancara dilakukan pada :
Tanggal : 25 Januari 2018 Waktu : 13.00 WIB – selesai
3) Staf Biro Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (UKSW) Wawancara dilakukan pada :
Tanggal : 19 Maret 2018 Waktu : 13.00 WIB – selesai
Dokumen : 1. Laporan Rektor tahun 2009-2011
2. Buku Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian masyarakat internal UKSW
3. Rencana Induk Penelitian UKSW (2015-2045)
10
4. Keputusan Rektor nomor 501/Kep./Rek./7/2018.
4) Kepala Seksi Perencanaan dan Implementasi Program Penelitian (UGM) Wawancara dilakukan pada :
Tanggal : 19 Mei 2019
Waktu : 11.00 WIB – selesai 5) Staf Direktorat Penelitian (UGM)
Dokumen yang diperoleh adalah Keputusan Rektor Nomor 246/P/SK/HT/2004 tentang Kode Etik Dosen UGM, Peraturan MWA Nomor 4 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kelola UGM, Keputusan MWA Nomor 4 Tahun 2014.
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
1) Data Primer
Peneliti melakukan wawancara terhadap pejabat terkait dalam bidang penelitian dan pengembanga terkait dengan sistem penilaian kinerja masing- masing universitas.
2) Data Sekunder
Peneliti mengumpulkan dokumen-dokumen terkait data yang berhubungan dengan sistem penilaian kinerja dari ke dua universitas ini.
Temuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan komponen-komponen
dalam sistem penilaian kinerja peneltian dosen dengan melihat kelebihan dan
kelemahan dari masing-masing sistem di dua universitas ini, serta melihat apakah ada
perbedaan atau kesamaan sistem penilaian kinerja dari dua perguruan tinggi ini,
berdasarkan komponen yang ada. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode
perbandingan matriks.
11 Profil Universitas
a. Universitas Gadjah Mada (UGM)
Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah perguruan tinggi negeri di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1949 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1949 tentang penggabungan Perguruan Tinggi menjadi Universitas tanggal 16 Desember 1949. Universitas Gadjah Mada berperan sebagai pengemban Pancasila dan Universitas pembina di Indonesia.
Di awal berdirinya UGM hanya memiliki enam fakultas, sekarang memiliki 18 Fakultas, satu sekolah Pascasarjana (S-2 dan S-3), dan satu Sekolah Vokasi. UGM merupakan Universitas tertua di Indonesia, yang berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta. Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program studi. Kegiatan Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
b. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)
Memelihara dan mengembangkan ilmu, mencari kebenaran yang berdaulat, yang mentrasendensikan manusia, bangsa dan negara, merupakan tugas pertama di awal berdirinya UKSW. Kebenaran yang dimaksudkan adalah suatu kesaksian, dan kesaksian dalam hal ini yaitu ilmu yang dimaksudkan untuk kebahagiaan sesama manusia dan bagi Soli Deo Gloria. Dengan ini, maka telah dijelaskan bahwa sejak awal berdirinya UKSW, UKSW telah mengarah pada pencarian kebenaran ilmiah. Ini mengacu pada salah satu ayat firman alkitab : Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Amsal 1:7a).
Pada tanggal 5 Desember 1959 Dewan Pengurus Yayasan Perguruan Tinggi
Pendidikan Guru Kristen Indonesia memutuskan untuk mendirikan sebuah
Universitas Kristen yaitu Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), yang di mana
dalam UKSW ini Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) merupakan fakultas
pertama dan menjadi dasar terbentuknya UKSW. UKSW memiliki langkah yang
cukup panjang dalam proses pembentukannya, yaitu sebagai berikut : di akhir tahun
1954 Ds Basoeki Probowinoto dan Ds Tan Ik Hay dan beberapa orang sebagai
12
pendidik Kristen menyepakati untuk mendirikan suatu Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen.
Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia diresmikan pada tanggal 30 November 1956 di Hotel Kalitaman Salatiga dan O.Notohamidjojo merupakan Dekan pertama. Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (YPTPGKI) yang dibentuk pada tanggal 3 Februari 1956 dengan Akta Notaris Tan A Sioe No. 21 di Semarang dengan ketuanya S.M.A. Pasariboe. Setelah melalui tahap-tahap yang ada, pada akhirnya UKSW ini terbentuk karena melihat bahwa FKIP merupakan bagian dari sebuah Universitas. Di tahun 1964 FKIP berubah menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP). Kemudian pada tanggal 29 Maret 1977, berdasarkan SK Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 082/0/1977, IKIP menjadi FKIP kembali dan diintegrasikan kembali ke dalam Universitas Kristen Satya Wacana.
SISTEM PENILAIAN KINERJA PENELITIAN DOSEN di UGM
Berdasarkan Peraturan MWA Nomor 4 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kelola UGM yang dikuatkan dengan Keputusan MWA Nomor 4 Tahun 2014, dijelaskan bahwa kinerja penelitian di UGM dikelola oleh Direktorat Penelitian UGM, yang berada di bawah naungan Wakil Rektor bidang penelitan dan pengabdian kepada masyarakat. Namun tidak semua kegiatan penelitian dikelola di Direktorat Penelitian, ada juga yang dikelola di fakultas (bisa melakukan penelitian melalui fakultas). UGM memberikan kebebasan untuk kegiatan penelitian, penelitian tidak harus melalui Direktorat Penelitian tetapi boleh melalui fakultas, bisa juga didanai sendiri penelitiannya, untuk penelitian skala kecil misalnya. Setiap skema penelitian mengacu pada borang dari masing-masing pemberi dana.
Berdasarkan hasil wawancara, dapat dikatakan bahwa UGM belum mengembangkan sistem penilaian kinerja penelitiannya. Penilaian kinerja dikaitkan dengan tuntutan kinerja dari pemberi dana. Kepala Seksi Perencanaan dan Implementasi Program Penelitian UGM menjelaskan bahwa laporan hasil penelitian dari Dosen dilaporkan ke penyandang dana terkait. Jika pihak penyandang dananya dari UGM, maka akan dilaporkan ke Wakil Rektor bagian penelitian dan pengabdian masyarakat. Jika dari LPDP maka laporannya ke LPDP, dan seterusnya seperti itu.
Terlepas dari mana sumber dana yang diperoleh, setiap dosen di UGM diwajibkan
13
untuk melakukan kegiatan Tri Dharma, untuk penelitian yang nantinya akan masuk ke lembar kinerja dosen yang hubungannya ke kenaikan pangkat.
Berdasarkan Peraturan Rektor UGM Nomor 20 Tahun 2016 tentang Pedoman Beban Kerja Dosen dan Evaluasi Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. UGM telah selesai mengembangkan sistem LKD/BKD. Beban Kerja Dosen (BKD) merupakan laporan beban sks dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam satu semester ke depan. Sedangkan Laporan Kinerja Dosen (LKD) merupakan laporan kinerja riil dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dihitung dengan sks selama satu semester terakhir yang telah dijalani.
BKD dihitung pada setiap awal semester, bersamaan dengan LKD pada semester sebelumnya. Dengan adanya sistem ini, maka setiap dosen di lingkungan UGM diwajibkan menggunakan sistem LKD/BKD untuk melaporkan LKD dan BKD. LKD dan BKD di UGM berada di bawah tanggung jawab Direktorat Sumber Daya Manusia UGM.
Berkaitan dengan penilaian kinerja penelitian dosen, di UGM sendiri masih menggunakan penilaian kinerja penelitian yang ditetapkan oleh Kemenristekdikti sebagai acuan untuk menilai kinerja penelitian dosen. Standar penilaian kinerja penelitian tersebut terlampir dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi terkait dengan ruang lingkup dan penjelasan Standar Nasional Penelitian sebagai berikut :
1) Standar hasil penelitian 2) Standar isi penelitian 3) Standar proses penelitian 4) Standar penilaian penelitian 5) Standar peneliti
6) Standar sarana dan prasarana penelitian 7) Standar pengelolaan penelitian
8) Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian
Untuk proses berjalannya kegiatan penelitian di UGM, dari tahap awal dosen mengajukan proposal. Masing-masing skema penelitian memiliki kewajiban luaran yang dihasilkan dan berbeda. Misalnya, luaran publikasi dan luaran produk berbeda.
Ini dinilai melalui kegiatan monitoring. Ada perjanjian untuk menghasilkan sesuai
14
dengan luaran yang telah ditentukan. Setiap skema penelitian dasar biasanya luaranya adalah publikasi. Kalau penelitian terapan dan pengembangan luarannya berupa produk.
UGM saat ini sedang berusaha untuk memaksimalkan dan meningkatkan kinerja dosen dalam bidang penelitian, terkhususnya bagi dosen-dosen muda dan dosen-dosen baru. Untuk itu diadakan kegiatan workshop untuk menulis proposal.
Output yang diharapkan peneliti untuk dapat melakukan kegiatan penelitian dan khususnya menulis proposal dengan baik.
Kinerja penelitian dosen di UGM tersimpan dalam satu database yang disebut PRISMA, yaitu merupakan sistem data penelitian seluruh dosen yang ada di UGM.
Prisma mencakup 3 hal, yaitu : pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Di dalam Prisma berisikan artikel-artikel atau file-file dari penelitian yang telah dilakukan.
Berdasarkan Keptusan Rektor UGM Nomor 246/P/SK/HT/2004 Pasal 9, setiap dosen di UGM diwajibkan dan diharuskan untuk melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk dosen yang tidak memasukkan proposal penelitian akan terlihat dalam PRISMA. Belum ada sanksi yang ditetapkan untuk dosen yang belum melakukan kegiatan penelitian, tetapi akan berdampak ke dosen secara individu. Dampak yang akan didapatkan apabila dosen tidak memiliki kinerja yang maksimal yaitu tidak mendapatkan tunjangan, tidak mendapatkan insentif, dan juga berdampak tidak mendapatkan kenaikan pangkat.
Kepala Seksi Perencanaan dan Implementasi Program Penelitian UGM menjelaskan bahwa dalam proses berjalannya kegiatan penelitian di UGM, kinerja penelitian dosen ini dipantau melalui kegiatan monitoring. Kegiatan monitoring dilaksanakan oleh Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Program Penelitian. Dalam kegiatan monitoring ini, ada kegiatan monitoring dari laporan kemajuan dan monitoring laporan akhir. Monitoring hasil penelitian khusus penelitian yang berakhir pada tahun yang dimaksudkan akan dilakukan seminar hasil penelitian, jika belum selesai maka hanya akan dilakukan monitoring laporan akhir dan monitoring kemajuan, yang kemudian penelitian tersebut akan dilanjutkan.
Namun kegiatan monitoring ini dinilai belum optimal. Salah satu alasan yang
dijelaskan oleh narasumber dikarenakan status hukum UGM yang berubah-ubah, dari
perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi perguruan tinggi badan hukum negara (PT
15
BHMN), kemudian menjadi perguruan tinggi badan layanan umum (PTN BLU).
Alasan lain adalah karena monitoring hanya berjalan pada waktu tertentu saja, tidak berjalan rutin. Akan tetapi dengan perubahan kembali status hukum UGM menjadi perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN-bh) diharapkan dapat menjalankan kegiatan untuk mengarahkan dan memonitori kegiatan penelitian dengan lebih baik.
UGM sedang dalam tahapan melakukan terobosan sebagai bentuk kontribusi bagi masyarakat dan juga sebagai penguatan kelembagaan penelitian.
Hasil-hasil penelitian dari para dosen bisa dimanfaatkan sesuai fungsi.
Misalnya, untuk teknologi tepat guna, maka akan digunakan untuk pengabdian kepada masyarakat. Berkaitan dengan kebijakan dapat diterapkan di pemerintahan. Ada juga yang berkontribusi pada penemuan alat kesehatan, atau obat-obatan, teknologi olah pangan atau teknologi proses produksi pertanian, dan lain-lain. Ada insentif yang diberikan kepada dosen untuk luaran penelitian berupa publikasi dan paten. UGM sendiri lebih menekankan pada aspek administratif dibandingkan inti dari penelitian yang akan dilakukan. Maka dari itu UGM sedang memperbaiki sistem berjalannya kegiatan penelitian agar dapat berjalan sesuai dengan target UGM dalam rangka mengembangkan bidang penelitian di UGM.
SISTEM PENILAIAN KINERJA PENELITIAN DOSEN di UKSW
Pada umur UKSW yang ke 60, UKSW membuat sebuah arahan pokok penelitian UKSW dalam jangka panjang yang merupakan perwujudan Visi dan Misi UKSW. Arahan ini disebut dengan nama Rencana Induk Penelitian. Arahan ini berisikan tentang rencana dan pengembangan kinerja penelitian dosen dari tahun 2015-2045.
Berkaitan dengan kinerja bagian penelitian, publikasi, dan pengabdian
masyarakat, maka ada lembaga yang berperan di dalam bagian penelitian, publikasi,
dan pengabdian masyarakat staf akademik di UKSW yaitu Biro Penelitian, Publikasi,
dan Pengabdian Masyarakat. Dijelaskan dalam laporan Rektor tahun 2010 bahwa
BP3M terbentuk pada tanggal 15 Maret 2010, berdasarkan atas Keputusan Rektor
No.155/Kep./Rek./3/2010 tentang pembentukan pusat penelitian, publikasi, dan
pengabdian masyarakat. Tugas BP3M yaitu mengembangkan sistem informasi
penelitian, publikasi, koordinasi dan fasilitasi proposal penelitian dan kerja sama
dengan pihak-pihak eksternal, mengkoordinir pelatihan peningkatan ketrampilan
16
penelitian dan publikasi dosen secara berkala (Laporan Rektor 2010). Dalam menjalankan tugasnya, BP3M juga memonitori kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen.
Penilaian kinerja penelitian dosen telah dimulai saat dosen memasuki tahap- tahap penelitian yang terdapat dalam buku panduan penelitian, di antaranya : seleksi proposal, persyaratan administrasi, pendanaan penelitian, prosedur pelaporan penelitian, dan mekanisme pemantuan dan evaluasi. Pembantu Rektor V Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat menjelaskan bahwa untuk luaran yang dihasilkan itu berbeda penilaiannya terhadap setiap dosen, di mana akan diberikan insentif kepada dosen. Kinerjanya dalam hal ini diukur dengan melihat publikasi yang dilakukan oleh setiap peneliti serta hak atas kekayaan intelektualnya. Insentif ini diberikan 6 bulan berturut-turut sesuai dengan besaran insentif yang ditentukan menurut kategori kinerja publikasi. Dalam laporan Rektor tahun 2009 dijelaskan bahwa kinerja penelitian perguruan tinggi diukur berdasarkan beberapa indikator- indikator, yaitu:
1) Jumlah penelitian yang dilaksanakan
2) Jumlah serapan dana penelitian dari pihak eksternal (terutama dikti)
3) Jumlah publikasi (dalam berbagai bentuk)
4) Kinerja dalam bentuk hak-hak atas kekayaan intelektual
Dalam 25 tahun awal berdirinya UKSW, kegiatan akademik UKSW lebih mengarah kepada kegiatan pendidikan dan pengajaran. Namun dengan seiring berjalananya waktu, pada tahun 2016 UKSW mampu membuktikan kinerjannya dalam bidang penelitian, yaitu dengan menempati posisi 20 dalam klaster mandiri pemeringkatan berdasarkan kinerja penelitian Universitas, yang ditetapkan oleh Kemenristekdikti. Ini terlampir dalam Surat Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat 18 Agustus 2016 dan Lampiran surat nomor 2331/DRPM/TU/2016, 18 Agustus 2016.
UKSW memiliki sistem database untuk menyimpan hasil penelitian dari
semua staf akademik uksw yang dinamakan RIS (Research Information System). Di
dalam RIS ada tersimpan data yang disertakan dengan artikel-artikel atau file-file
17
terkait dengan kinerja penelitian dan pengabdian masyrakat dosen. Akan terlihat dosen yang melakukan dan yang tidak melakukannya.
Pada tahun 2018, telah dikeluarkan surat keputusan Rektor terkait dengan kinerja minimum publikasi bagi dosen UKSW. Putusan ini terdapat dalam keputusan Rektor nomor 501/Kep./Rek./7/2018. Peraturan ini berlaku mulai pada 1 Juli 2018.
Terdapat juga di dalam peraturan ini menjelaskan bahwa jika dosen tidak dapat memenuhi tuntutan kinerja minimum maka akan ada sanksi yang akan diberikan kepada dosen tersebut, yang bersifat bertahap. Sanksi yang dimaksud, antara lain : teguran lisan, peringatan tertulis, sanksi finansial, permohonan pengunduran diri atau pemberhentian. Dosen juga bisa mendapatkan imbalan jika dosen dapat memenuhi tuntutan kinerja minimum yang di mana diatur dalam aturan yang berbeda dengan peraturan kinerja minimum publikasi.
Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh di atas, maka dapat dilihat adanya beberapa perbedaan antara sistem penilaian kinerja penelitian dosen di UGM dan juga di UKSW, meskipun perbedaan yang ada tidak terlalu signifikan. Perbedaan ini dapat menjadi acuan bagi masing-masing universitas untuk lebih memperbaiki dan mengembangkan sistem penilaian kinerja penelitian dosennya. Berikut adalah faktor yang membedakan sistem penilaian kinerja penelitian di kedua universitas ini :
NO Komponen Pembanding
UNIVERSITAS
UGM UKSW
Ya Tidak Ya Tidak
1. Regulasi sumber penggerak sistem penilaian kinerja penelitian dosen pemerintah (Dikti)
Ya Ya
18 2. Pengembangan regulasi internal
universitas di atas regulasi pemerintah
Catatan :
*regulasi mewajibkan penelitian dengan disertai atau tidak disertai sanksi.
Ada aturan untuk mewajibka n
melakukan kegiatan penelitian
Tidak ada sanksi untuk dosen yang tidak melak ukan kegiata n penelit ian
Ada aturan untuk mewaji bkan melaku kan kegiata n peneliti an
Ada sanksi untuk dosen yang tidak melaku kan kegiata n peneliti an
3. Adanya kegiatan monitoring Ya Ya
4. Sistem informasi data penelitian Ya Ya
5. Insentif untuk dosen Ya Ya
Sumber data : hasil wawancara dengan narasumber terkait dan dokumen-dokumen terkait kebijakan- kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian