• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Luar Ruang (Outdoor) Desa Wisata Ngempon sebagai Wisata Budaya di Kabupaten Semarang T1 362012096 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Iklan Luar Ruang (Outdoor) Desa Wisata Ngempon sebagai Wisata Budaya di Kabupaten Semarang T1 362012096 BAB II"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Komunikasi

Laswell (Effendi:2009) menjelaskan bahwa cara yang paling tepat untuk

menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What In Which Channel To Whom and With What Effect? Pertanyaan untuk menjelaskan komunikasi tersebut menunjukkan bahwa dalam komunikasi terdapat 5 unsur, yaitu:

1.Komunikator (Communicator, Source, Sender) 2.Pesan (Message)

3.Media (Channel, Media)

4. Komunikan(Communicant, communicates, receiver, recipient) 5.Efek ( Effect, Impact, Influence)

Berdasarkan paradigma Laswell, komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan

dari komunikator kepada komunikan melalui suatu media dan menimbulkan efek

tertentu.

2.2. Strategi Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran terpadu merupakan upaya untuk menjadikan seluruh

kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu dan konsisten bagi konsumen (Morrisan, 2009:9). Sulaksana (2003:23)

komunikasi pemasaran adalah proses penyebaran informasi tentang perusahaan dan apa

yang hendak ditawarkan pada pasar sasaran.

Upaya pemasaran tersebut menuntut agar setiap pesan yang disampaikan keluar

harus berasal dari satu sumber yang sama sehingga segala informasi yang diumumkan

perusahaan memiliki kesamaan tema serta positioning yang sama di mata konsumen. Suatu progam IMC dapat berhasil dengan menemukan kombinasi yang tepat dari

berbagai instrumen dan teknik promosi serta melakukan koordinasi dalam

penggunaanya. Oleh karena itu pemahaman tentang peran promosi sangat penting dalam

(2)

14

Michael Ray (Morissan, 2010:16) mendefinisikan promosi sebagai “the

coordination of all seller-iniated efforts to setup channels of information and persuasion to sell goods and services or promote an idea” (koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk

menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu saluran).

Menurut Lee dan Johnson (1999:147) kesuksesan pemasaran bergantung pada

perencanaan yang seksama. Proses perencanaan pemasaran melibatkan beberapa langkah

sebagai berikut:

1. Melakukan sebuah analisis situasi

Analisis situasi memaparkan seluruh fakta tentang sejarah, pertumbuhan, produk

dan jasa, volume penjualan, pangsa pasar, status kompetitor, kekuatan dan

kelemahan. Langkash pemasaran ini sering disebut sebagai analisis SWOT

(strength – kekuatan, weakness – kelemahan, opportunity – kesempatan, dan threat –ancaman)

2. Mengembangkan tujuan-tujuan pemasaran

Tujuan pemasaran harus dirancang dengan baik sehingga pencapaian mereka

akan berkontribusi pada strategi korporasi dan dapat dilaksanakan melalui

penggunaan sumber daya perusahaan secara efektif.

3. Mengembangkan strategi pemasaran

Melalui proses perencanaan pemasaran, sebuah organisasi dapat mengembangkan

strategi-strategi pemsaran yang ketika diimplementasi dan dapat dikendalikan

semestinya. Tahap pertama adalah memilih pasar sasaran. Tahap selanjutnya

adalah menentukan bauran pemasaran 4P (produk, price, place, promotion) Untuk mengembangkan komunikasi pemasaran yang efektif (Amir, 2005), ada

beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:

1. Identifikasi audien sasaran

Indentifikasi sasaran sangat mempengaruhi keputusan komunikator tentang

apa, bagaimana, kapan, dimana dan kepada siapa pesan hendak disampaikan.

Dalam menentukan audien sasaran dapat menggunakan langkah STP

(segementasi, targeting, positioning).

a. Segmentasi: Eric Berkowitz dan rekan (Morrisan, 2010) mendifinisikan

(3)

15

yang sama terhadap suatu tindakan pemasaran”. Segmentasi pasar terdiri

dari segmentasi demografis, geografis, psikografis, dan perilaku.

b. Targeting: Target pasar adalah memilih, menyeleksi dan menjangkau satu

atau beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan

pemasaran dan promosi. Targeting sering juga disebut sebagai selecting karena audience harus diseleksi.

c. Positioning: Menurut Kotler (1997) positioning adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan citra atau image di pikiran target pasar mereka. Positioning juga didefinisikan sebagai cara dimana

pemasar mencoba untuk menciptakan kesan yang berbeda dalam pikiran

pelanggan.

2. Menentukan tujuan komunikasi

Tujuan utama komunikasi adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi, dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) audien sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.

3. Merancang pesan

Setelah audiens sasaran dan respon yang diinginkan selesai dirumuskan,

komunikator bisa beranjak ke pengembangan pesan yang efektif. Pada

idealnya pesan tersebut harus menarik perhatian (attention), menimbulkan minat (interest), memicu keinginan (desire), dan mendorong orang untuk berbuat (action) seperti pada konsep AIDA (Sulaksana, 2003:61)

4. Memilih sarana komunikasi/ pemilihan media komunikasi

Dalam hal memilih media untuk saluran komunikasi pemasaran perlu

diperhatikan media yang paling efektif dan dapat menjangkau sasaran.

5. Menentukan anggaran komunikasi pemasaran

Dalam memutuskan anggaran terdapat empat metode umum yang dapat

digunakan yaitu, sesuai kemampuan, metode presentasi dari penjualan,

metode yang menyamai pesaing dan metode yang menyamai sesuai keinginan

yang akan dicapai (Sulardi, 2014)

6. Menentukan bauran komunikasi pemasaran

(4)

16

pemasaran agar dapat efektif mengkomunikasikan pesan dan positioning

strategis yang konsisten pada konsumen (Sulaksana, 2003). Berikut ini

merupakan tabel kerangka umum komunikasi pemasaran.

Tabel 2.1

Kemasan-luar Lotre Pidato Rapat

penjualan

Mailing

Kemasan-dalam Premi hadiah Seminar Progam

insentif

Telemarketing

Film Sampling Laporan

Tahunan

Sampel Belanja

internet

Brosur-booklet Pekan raya Sumbangan

amal

Pekan raya TV Shoping

Poster-leaflet Pameran

dagang

Sponsorship Fax Mail

Direktori Demonstrasi Publikasi E-mail

Reprint of ad Kupon Hubungan

masyarakat

Vioce mail

Baliho/Billboard Rabat Lobbying

Display sign Pembiayaan Identity

media

Point of purchase Berbunga

rendah

Majalah

intern

Display Entertainment Event

Materi audiovisual Tunjangan

Simbol-logo Tukar tambah

Videotape Tie-Ins

(5)

17 7. Mengukur hasil promosi

Mengukur hasil promosi meliputi dampak pada audien sasaran, apakah

mereka mengenali pesan tersebut, berapa kali mereka melihat, hal apa saja

yang diingat, bagaimana perasaan pesan dan sikap audien setelah

mendapatkan pesan tersebut. (Sulardi, 2014)

2.3.Pariwisata

Pada tahun 1976 Institute of Tourism in Britain (Pendit, 2006) merumuskan

bahwa: Pariwisata adalah kepergian orang sementara dalam jangka waktu pendek ke

tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan pekerjaan sehari-harinya serta kegiatan

mereka selama berada di tempat tujuan tersebut.

E. Guyer-Fleuler dalam Pendit (2006) merumuskan pariwisata sebagai gejala

zaman sekarang yang didasarkan atas kebutuhan akan kesehatan dan pergantian hawa,

penilaian yang sadar dan menumbuh, kesenangan, dan kenikmatan atas alam semesta

yang disebabkan oleh bertambahnya pergaulan berbagai bangsa dan kelas masyarakat

sebagai hasil perkembangan perniagaan, industri dan perdagangan serta penyempurnaan

alat-alat angkutan. Dengan kata lain pariwisata merupakan kebutuhan akan kesehatan

rohani atas alam semesta yang disebabkan karena hasil perkembangan dunia dalam

bidang perdagangan dan industri.

Oleh karena itu, sekarang ini pariwisata tidak lagi menjadi bagian dari kebutuhan

mewah. Melainkan sebagai kebutuhan dasar yang menyangkut kesehatan dan juga

kesenangan untuk melepaskan diri dari kesibukan kegiatan keseharian mereka.

Pariwisata dapat digolongkan menjadi beberapa bagian. Menurut Spillane

(1985:25), pariwisata terbentuk menjadi beberapa jenis yang dapat digolongkan seperti

berikut;

a. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan

Bentuk pariwisata ini dilakukan orang-orang yang meninggalkan

tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk mencari udara segar yang baru, untuk

memenuhi keingin tahuannya dimana berguna untuk melepas kepenatannya

untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk

(6)

18 b. Pariwisata Untuk Rekreasi

Jenis pariwisata ini dilakukan orang-orang yang menghendaki

pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan kembali

kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan dan

kelelahannya. Biasanya mereka tinggal selama mungkin di tempat-tempat

yang dianggapnya benar-benar menjamin tujuan rekreasi tersebut.

c. Pariwisata Untuk Kebudayaan

Jenis ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seperti keinginan

untuk belajar dipusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat

istiadat, untuk mengunjungi tempat bersejarah, pusat kesenian,

pusat-pusat keagamaan, dan ikut serta dalam festival-festival seni musik, teater

ataupun tari.

d. Pariwisata Untuk Olahraga

Pada jenis pariwisata ini terdapat dua jenis, yaitu Big Sport Even (olimpiade games, asean games) dan Sporting Tourism of the Practitioners (pariwista untuk berlatih olah raga).

e. Pariwisata Untuk Urusan Usaha Dagang

Perjalanan usaha ini dikarenakan adanya kaitan dengan pekerjaan atau

jabatan dimana seseorang tidak bisa memilih tempat tujuan maupun waktu

perjalanan.

f. Pariwisata Untuk Berkovensi

Dengan kata lain dalam melakukan perjalanan wisatanya, bentuk

perjalanan pariwisata yang dilakukan dapat dibedakan ke dalam berbagai

macam sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Namun selain dalam kegiatan

pariwisata dapat digolongkan kedalam berbagai macam sesuai kebutuhan

wisatawan, dalam melakukan perjalan wisata waktu menjadi hal yang

sangat penting yang harus dipertimbangkan.

2.4.Periklanan

Periklanan dapat diartikan sebagai taktik untuk memikat audience melalui berbagai strategi, serta mengevaluasinya sehingga dapat menganalisis efektivitas komunikasi

(7)

19

Sedangkan iklan atau advertising menurut George F. Belch dan Michael A.

Belch (Morrisan, 2010:16) dapat didefinisikan sebagai “any paid form nonpersonal communication about an organization, product, service, or idea by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk,servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui).

Dalam periklanan diperlukan tahapan-tahapan agar menarik perhatian audience (Morissan, 2010), yaitu:

a. Segmentasi: Eric Berkowitz dan rekan (Morrisan, 2010) mendifinisikan

segmentasi pasar “membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang jelas yang memiliki kebutuhan yang sama dan memberikan respon yang

sama terhadap suatu tindakan pemasaran”. Sedangkan Kotler (Pujiyanto,

2013) mendifinisikan segmentasi adalah memilah-milahkan suatu tempat

(audiens) yang luas ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan faktor

geografi, demografi, psikografi, dan behavioristik.

b. Targeting: Target pasar adalah memilih, menyeleksi dan menjangkau satu atau

beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan pemasaran

dan promosi. Targeting sering juga disebut sebagai selecting karena audience harus diseleksi.

c. Positioning: Menurut Kotler (1997) positioning adalah kegiatan yang

dilakukan perusahaan untuk mendapatkan citra atau image di pikiran target pasar mereka. Positioning juga didefinisikan sebagai cara dimana pemasar

mencoba untuk menciptakan kesan yang berbeda dalam pikiran pelanggan.

Periklanan memiliki beberapa fungsi (Monle & Carla, 1999) yaitu:

a. Periklanan menjalankan fungsi informasi. Periklanan mengkomunikasikan

informasi produk, ciri-ciri dan lokasi penjualannya.

b. Periklanan menjalankan fungsi persuasif. Periklanan mencoba membujuk para

konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka

terhadap produk atau jasa perusahaan tersebut.

c. Periklanan menjalankan fungsi pengingat. Periklanan terus-menerus

mengingatkan para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan

tetap membeli produk yang diiklankan tanpa mempedulikan merek

(8)

20 2.5.Tinjauan Media

Menurut Pujiyanto (2013:169) selain segmentasi, perlu juga memilih jenis media

yang sesuai dengan permintaan pemesan atau sifatnya. Menurut sifatnya, media

komunikasi dan informasi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu:

2.3.1 Above The Line (Iklan Lini Atas)

Iklan lini atas melakukan komunikasi dengan menggunakan “sewa media”

bersifat massal, seperti iklan koran, majalah, televisi, dan internet.

Tabel 2.2

Iklan Lini Atas No. Bentuk media Kelompok/Jenis

media

Keterangan

1. Koran

(Pujiyanto, 2013:172)

Iklan display Iklan yang berukuran satu

halaman, setengah halaman dan

seperempat halaman yang terdiri

dari judul, dan teks serta

Iklan dua halaman Ditampilkan di bagian dalam

majalah

Iklan satu halaman Ditampilkan di bagian dalam

majalah

Iklan setengah

halaman

Ditampilkan di bagian dalam

majalah

Advetorial Iklan yang didesain dengan bahasa

berita, di dalam iklan ini hanya

(9)

21

beritanya adalah beberapa

keunggulan produk tersebut

3. Televisi

(Widyatama, 2007)

Live action Video klip iklan yang melibatkan unsur gambar, suara dan gerak

secara bersama.

Animation Iklan yang dibangun berdasarkan gambar-gambar kartun yang

digambar dengan tangan ataupun

animasi komputer.

Stop Action Iklan televisi yang berbentuk perpaduan antara teknik live action dan teknik animasi sehingga

memberikan efek dramatik iklan.

Still Iklan yang disampaikan dengan

cara tidak melibatkan unsur

gambar gerak, melainkan gambar

diam.

Musik Iklan televisi yang disampaikan

melalui musik sebagai media

penyampaian pesan.

Superimposed Bentuk iklan televisi dalam bentuk gambar iklan yang muncul di

ujung layar, baik kiri atas, kiri

bawah, kanan atas, kanan bawah,

sementara siaran televisi tetap

berlangsung.

Sponsor progam Iklan televisi dimana pihak

pengiklan atau sponsor membiayai

program acara televisi tertentu dan

sebagai imbalannya ia dapat

menyampaikan pesan iklan dengan

(10)

22

Running text Iklan televisi dimana pesan diperlihatkan muncuk masuk

secara perlahan bergerak dari

kanan masuk pada layar lalu

menghilang pada layar sebelah

kiri.

Backdrop Bentuk iklan televisi dimana pesan iklan diperlihatkan pada latar

belakang acara yang diadakan

Caption Bentuk Iklan televisi dimana pesan yang digunakan hanya berupa

tulisan saja yang muncul dibagian

layar bawah

Credit title Iklan yang diperlihatkan pada bagian akhir dari sebuah acara.

Ad lips Iklan televisi dimana pesan

disampaiakan dan diucapkan

pembawa acara secara langsung

pada sebuah acara.

Property endorsement

Iklan yang berbentuk dukungan

sponsor yang diperlihatkan pada

berbagai hal sebagai kelengkapan

property siaran.

Promo Ad Iklan yang dilakukan oleh

pengelola televisi untuk

mempromosikan acaranya.

4. Internet

(Pujiyanto, 2013)

Spanduk (banner) Bentuk iklan internet yang sring digunakan.

Sponshorship Dukungan pemasang iklan pada suatu internet. Bentuk dukungan

pemasang iklan dapat berupa

(11)

23

(content sponsorship).

Pop-up Jendela kecil yang menampilkan

informasi dari pemasang iklan.

Iklan sela/antara

(intersitial)

iklan yang tiba-tiba muncul di

layar monitor ketika pengguna

internet sedang menunggu

munculnya isi suatu sitrus web di

internet.

Webcasting Suatu bentuk iklan yang

memungkinkan pemasang iklan

secara proaktif mengirimkan

pesannya kepada konsumen.

Link Feature atau ikon pada suatu situs web yang akan menghubungkan

dengan sumber informasi lain yang

berada pada situs web yang lain.

Sumber: Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset, diolah

2.3.2 Below The Line (Iklan Lini Bawah)

Below the line (BTL) merupakan pelengkap yang mendukung lini atas. Biasanya merupakan dua kegiatan yaitu sales promotion dan merchandising. Tujuanya adalah mendekatkan produk pada konsumen, membangun pengalaman,

khusus, mengundang pembelian, menjaga loyalitas konsumen, dan bisa dijadikan

ajang membina jaringan distribusi. Below the line adalah media periklanan yang tidak sewa tetapi terbit di media massa, atau tidak sewa space milik biro periklanan (Pujiyanto, 2013:182).

Tabel 2.3 Iklan Lini Bawah

No. Bentuk Media Keterangan

1. Bandau Papan iklan berukuran besar yang ditempatkan di ruang terbuka diatas jalan

(12)

24

ruang terbuka di pinggir jalan atau perempatan jalan.

3. Multisided billboard Papan iklan yang berganti tampilan secara otomatis. 4. Rotary billboard Papan iklan yang dapat berputar secara otomatis yang

dipasang di tengah-tengah perempatan jalan.

5. Brosur Selebaran cetakan dalam promosi penjualan, jasa, dan layanan masyarakat yang dilipat-lipat.

6. Building ad Iklan yang memanfaatkan dinding gedung atau toko.

7. Coaster Lembar promosi dalam bentuk tatakan/asbak.

8. Direct mailing Iklan pos berisi brosur/katalog.

9. Event acara Promosi di pusat perbelanjaan dan hiburan.

10. Flyer Iklan selebaran yang dicetak satu muka dan berukuran kecil.

11. Interleaf Lembar sisipan diantara barang cetakan.

12. Kartu pos Selembar kertas berukuran 3R atau 4R bermuka dua

yang berisi berita sifatnya terbuka yang berfungsi

untuk dikirim jarak jauh melalui pos.

13. Katalog Berupa kumpulan kertas yang dijilid ukuranya sebesar

saku atau buku telepon tergantung keperluannya yang

berisi informasi.

14. Leaflet Selebaran yang dicetak dua sisi (muka dan belakang) berukuran kecil.

15. Lift panel Iklan display logo produk/perusahaan di dinding lift/escalator panel floor vision.

16. Menu Buklet/lembaran daftar menu makanan/minuman

17. Merchandise Promosi produk dengan mencantumkan logo

perusahaan atau produk.

18. Neon sign/neon box Display produk/perusahaan dari lampu neon.

19. Pameran Menggelar keunggulan produk, jasa, dan layanan

masyarakat.

20. Poster Iklan display berukuran besar dicetak pada kertas. 21. Roadshow Promosi yang diadakan di beberapa kota/tempat acara

(13)

25

22. Sales Force Penetrasi khas penjualan melalui SPG-SPB dari pintu ke pintu atau tempat ke tempat lain.

23. Sampling Penarikan percontoh konsumen.

24. Shop/rak

display/trolley ad

Pajangan di rak/keranjang belanja produk.

25. Spanduk,

umbul-umbul

Kain rentang slogan/tagline produk, jasa, maupun sosial.

Sumber: Pujiyanto. 2013. Iklan Layanan Masyarakat. Yogyakarta: Andi Offset

2.3.3 Through The Line / Unconventional Media

Dalam menghadapi tantangan kemajuan media iklan yang semakin

berkembang Through The Line (TTL) merupakan salah satu konsep media baru yang dianggap mampu memberikan bentuk media baru bagi masyarakat.

Konsep through the line pada awalnya merupakan upaya untuk membangun bentuk periklanan yang terintegrasi antara media lini atas dan media

lini bawah. Media lini atas (above the line) dan media lini bawah (bellow the line) dinilai tidak mampu memenuhi fungsinya secara optimal. Through the line merupakan bentuk pendekatan holistik dan disinyalir merupakan bentuk masa

depan periklanan (Lwin, 2002:93). Para praktisi iklan tidak hanya mengandalkan

media massa sebagai media penyampai pesan yang efektif.

Salah satu konsep TTL yang paling populer di Indonesia adalah Ambient Media, meski belum banyak yang memahami namun penerapannya mulai dipercaya sebagai jalan keluar bagi masalah periklanan di Indonesia. Ambient Media merupakan sebutan untuk segala kemungkinan media beriklan yang diciptakan khusus untuk target tertentu melalui cara beriklan yang tidak biasa dan

tidak terduga.

Menurut Clemens Aristanto dalam artikel majalah Cakram Vol.284 2007, bila

dibandingkan dengan iklan televisi, iklan ambient media justru memiliki stopping power yang cukup tinggi disebabkan oleh sifatnya yang unzappable (tidak dapat diganti salurannya seperti saluran dalam tv) dan unavoidable (tidak dapat dihindari). Kedua hal tersebut yang menyebabkan media ini memiliki daya pikat

(14)

26

2.6.Iklan Luar Ruang Atau Out of Home Advertising

Ciri utama iklan luar ruang adalah bersifat situasional yaitu dapat ditujukan untuk

orang yang spesifik dengan pesan spesifik pada waktu yang paling nyaman dan menarik

bagi mereka (Moriety, Mitchell dan Wells:2009). Pengiklan biasanya memanfaatkan luar

ruang karena dua hal:

1. Bagi pengiklan nasional, medium ini dapat memberikan pengingat kepada audiens

sasaran.

2. Bersifat direksional, billboard bertindak sebagai medium primer saat papan reklame itu berada didekat penjualan produk.

Berdasarkan ukuran dan format, ada dua jenis billboard yaitu:

a. Poster cetak: billboard jenis ini adalah tipe billboard yang dibuat oleh desainer (disediakan oleh pengiklan atau agensi), dicetak, dan dikirimkan ke

perusahaan iklan luar ruang. Ada dua ukuran berdasarkan lebar kertas yang

dipakai untuk mencetak gambar yaitu 8 sheet (5x11 feet) dan 30 sheet (12x25 feet).

b. Painted bulletin adalah buletin yang dilukis berbeda dari poster karena biasanya buletin ini dibuat ditempat yang tidak dibatasi ukuran dan bentuknya

meskipun ukuran standarnya adalah 14x48 feet.

Konsumen biasanya hanya dapat melihat billboard sekitar tiga sampai lima detik, maka pesan yang disampaikan harus singkat dan gambarnya harus mempunyai daya

pikat yang kuat.

Industri luar ruang menggunakan sistem berdasarkan showing, yaitu standar penjualan ruang berdasarkan peluang seseorang melihat papan reklame tertentu. Biasanya

didasarkan pada jumlah kendaraan yang melewati lokasi tertentu selama periode waktu

tertentu (Moriety, Mitchell dan Wells:2009). Contoh sistem showing misalnya saja jika

pengiklan membeli 100 showing, maka unit standar dasarnya adalah jumlah papan poster

di setiap pasar akan mengekspos pesan ke 100% populasi pasar setiap hari. Jika tiga

poster dalam satu komunitas yang berjumlah 100.000 orang dan 75.000 orang akan

melihat poster setiap hari, maka hasilnya adalah 75 showing. Sebaliknya, jika dikota kecil dengan populasi 1.200 dan satu jalan utama, dua papan reklame akan menghasilkan

(15)

27 2.7.Desain Grafis

Dalam sebuah iklan yang efektif baik media cetak maupun televisi, bukan hanya

kata-kata yang mengkomunikasikan pesan tetapi juga visual. Visual biasanya

bekerjasama dengan kata untuk menghadirkan konsep kreatif. Penggunaan visual yang

efektif dalam iklan dapat dihubungkan dengan sejumlah efek (Moriety, Mitchell dan

Wells:2009), yaitu:

1. Menarik perhatian

2. Melekat dalam memori

3. Memperkuat keyakinan

4. Menceritakan kisah menarik

5. Mengkomunikasikan dengan cepat

6. Asosiasi

Visual iklan yang menarik tidak lepas dari desain grafis. Desain grafis dapat

didefinisikan sebagai aplikasi dari ketrampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan

bisnis industri (yang disebut seni komersial). Aplikasi-aplikasi tersebut dapat meliputi

periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk

dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual

menyempurnakan pesan dalam publikasi (Suyanto, 2004).

2.7.1 Unsur-unsur Desain Grafis

Dalam sebuah visual grafis terdapat unsur- unsur grafis di dalamnya,

menurut Adi Kusrianto (2007) unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

a. Titik.

Titik adalah unsur visual yang wujudnya relatif kecil, dimana dimensi

memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti. Titik cenderung

ditampilkan dalam bentuk kelompok dengan variasi jumlah, suusnan, dan

kepadatan tertentu.

b. Garis.

Garis adalah tanda yang dibuat alat untuk menggambar melewati

permukaan. Garis juga didefinisikan sebagai titik-titik yang bergerak

(Suyanto, 2004:37). Garis dianggap sebagai unsur visual yang banyak

berpengaruh terhadap pembentukan suatu objek sehingga garis, selain

(16)

28

atau warna. Ciri khas garis adalah terdapatnya arah serta dimensi

memanjang. Garis dapat tampil dalam bentuk lurus, lengkung, gelombang,

zigzag,dan lain-lain.

c. Bidang

Bidang merupakan unsur visual yang berdimensi panjang dan lebar.

Ditinjau dari bentuknya, bidang dikelompokan menjadi dua, yaitu bidang

geometri/ beraturan dan bidang non-geometri alias tidak beraturan. Bidang

geometri adalah bidang yang relatif mudah diukur luasnya, sedangkan

bidang non-geometri merupakan bidang yang tidak dapat dihitung

keluasannya.

d. Ruang

Ruang dapat dihadirkan dengan adanya bidang. Pembagian bidang atau

jarak antar objek berunsur titik, garis, bidang, dan warna. Ruang lebih

mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua,

yaitu ruang nyata dan ruang semu.

e. Warna

Warna sebagai unsur visual yang berkaitan dengan bahan yang

mendukung keberadaannya ditentukan oleh jenis pigmennya. Kesan yang diterima oleh mata lebih ditentukan oleh cahaya. Menurut Sadjiman (2005)

dalam bukunya, warna merupakan getaran gelombang yang diterima indera

penglihatan. Proses terjadinya warna karena adanya cahaya yang menimpa

suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata retina,

sehingga terlihatlah warna. Warna meneurut kejadiannya, dibagi menjadi 2

yaitu, warna addictive dan subtractive. Addictive adalah warna berasal dari cahaya sedangkan warna subtractive adalah warna berasal dari bahan pigmen. Warna pokok addictive adalah merah (Red), hijau (Green), biru (Blue) atau biasa disebut (RGB) sedangkan warna substractive menurut teori adalah sian (Cyan), magenta, kuning (Yellow) atau biasa disebu(CMY).

(17)

29

Gambar 6 Lingkaran Warna

Sumber: Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual,

Yogyakarta: Andi

Terdapat lima klasifikasi warna, yaitu warna primer, warna

sekunder, warna intermediete, warna tersier, dan warna kuarter. Disebut

warna primer atau disebut warna karena pertama atau warna pokok dan

warna primer tidak dapat dibentuk dari warna lain. Warna primer tida dapat

dicampur dengan warna lain. Warna primer adalah merah,biru, kuning.

Warna sekunder atau warna jadian adalah percampuran dua warna primer

atau pokok. Nama-nama warna sekunder tersebut adalah jingga, ungu

/violet, hijau. Warna intermediate adalah warna perantara yaitu warna yang

ada diantara warna primer dan sekunder. Nama-nama warna intermediate

adalah kuning-hijau, kuning- jingga, merah-jingga, merah-ungu, biru-violet,

biru-hijau. Warna tersier yaitu warna percampuran dari dua warna sekunder

atau warna ke dua. Nama-nama warna tersier adalah cokelat-kuning,

cokelat-merah, cokelat-biru. Warna kuarter adalah warna hasil percampuran

dari dua warna tersier atau warna ketiga. Nama-nama warna kuarter adalah

cokelat-jingga (orange), cokelat-hijau (hijau), cokelat-ungu ( ungu).

Suyanto (2004) dalam bukunya menambahkan beberapa unsur lainya dalam

unsur desain visual, yaitu:

a. Bentuk

Bentuk merupakan gambaran umum sesuatu atau formasi yang tertutup

atau jalur yang tertutup. Salah satu cara melukiskan bentuk adalah dengan

(18)

30

Cara lain menggambarkan bentuk adalah menggunakan warna dan kolase.

Kolase adalah aktivitas memotong dan menempelkan material dengan

sedikit berbeda seperti renda, kertas, dan foto pada permukaan dua dimensi

termasuk pada halaman elektronik.

b. Kontras nilai

Nilai diguankan untuk menggambarkan rentang kecerahan dan

kegelapan sebuah elemen visual. Hubungan antara satu elemen dengan

elemen lain yang berekaitan dengan kecerahan dan kegelapan disebut

kontras nilai. Kontras nilai memberikan citra persepsi secara rinci. Tulisan

pada layar yang mempunyai nilai hampir sama membuat pembaca

mengalami kesulitan bahkan tidak membacanya. Dengan menggunakan

kontras nilai akan memberikan efek yang berbeda baik visual maupun

emosional.

c. Merancang tekstur

Tekstur merupakan kualitas permukaan atau kualitas papan atau kertas

atau halaman elektronik. Di dalam seni, terdapat dua tipe tekstur. Yaitu

tekstur tactile dan tekstur visual. Tekstur tactile adalah nyata dan kita dapat merasakan permukaan dengan jari tangan. Sedangkan tekstur visual

adalah tekstut ilusi. Tekstur tactile dapat diciptakan dengan berbagai cara,

misalnya memotong dan melem atau menempel pada tekstur. Selain itu

tekstur tactile juga dapat dilakukan dengan melakukan emmbossing (sebuah permukaan yang muncul) dengan mengimpresi tekstur dalam

relief. Dan bisa juga dengan teknik impasto(membuat permukaan atau

kanvas atau dengan mencat. Tekstur visual diciptakan dengan garis,

kontras nilai, dan atau warna. Tektur visual dalam halaman elektronik

dapat dibuat langsung dengan perangkat lunak komputer, misal corel draw,

phothosop, after effec, adobe premiere dan perangkat lainnya.

d. Merancang format

Format terdiri dari ukuran dan ilustrasi. Iklan untuk ukuran besar

menarik lebih banyak perhatian daripada iklan yang berukuran kecil, yang

tidak sebesar perbedaan perbedaanya. Ilustrasi terdiri dari ilustrasi gambar

(19)

31 2.8.Kerangka Berpikir

Guna memberikan kejelasan mengenai alur berpikir perancangan media promosi,

penulis memaparkan melalui bagan kerangka pikir yang tergambar sebagai berikut:

Gambar 7 Kerangka Berpikir

Perancangan Iklan Luar Ruang (Outdoor) Desa Wisata Ngempon Sebagai Wisata

Budaya di Kabupaten Semarang

Tingkat kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Ngempon (Candi Ngempon) masih

rendah

Menarik minat wisatawan domestik untuk mengunjungi Desa Wisata Ngempon

(Candi Ngempon)

Perancangan media promosi yang berisikan informasi tentang Desa Wisata

Ngempon dengan ikon Candi Ngempon

Iklan billboard (Desa Wisata Ngempon), papan penunjuk arah ke Candi Ngempon dan papan informasi Candi Ngempon

Perancangan desain billboard, papan penunjuk arah dan papan informasi.

Evaluasi Desain

Gambar

Tabel 2.1 Bauran Komunikasi Pemasaran
Tabel 2.2 Iklan Lini Atas
gambar-gambar
Tabel 2.3
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui prestasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan menggunakan media pembelajaran modul pemesinan di kelas XI TPM SMK

 Setiap elemen dalam populasi Setiap elemen dalam populasi mempunyai kesempatan yang mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sama untuk diseleksi sebagai anggota

Pokok - pokok penjelasan atau perubahan serta penambahan yang telah dilaksanakan dan disepakati pada penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) secara online di website:

[r]

Telah dilakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Buletin pada Materi Hukum-hukum Dasar Kimia Kelas X SMA/MA di Banda Aceh.. Penelitian ini bertujuan

Pada hari ini Rabu, tanggal Tiga Belas bulan September tahun Dua ribu tujuh belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan pada Dinas Pertanian Kabupaten Humbang

PENGETAHUAN PETERNAK TENTANG PEMAHAMAN KETERKAITAN GEJALA BERAHI DENGAN KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN PADA SAPI DI KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATERA

Pada hari ini Jumat tanggal Dua Belas bulan Sembilan tahun dua ribu empat belas , Pokja III yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati Hulu Sungai Selatan Nomor 391 Tahun