ANALISIS STRATEGI PEMANTAPAN DAYA TARIK
WISATA DI TAMAN HIBURAN PANTAI KENJ ERAN KOTA
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sar jana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur
Oleh :
HUSWATUN DINIYAH NPM : 1041010034
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
ANALISIS STRATEGI PEMANTAPAN DAYA TARIK
WISATA DI TAMAN HIBURAN PANTAI KENJ ERAN KOTA
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Per syaratan Memperoleh Gelar Sar jana Ilmu Administrasi Negara Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur
Oleh :
HUSWATUN DINIYAH NPM : 1041010034
YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
SURABAYA
ANALISIS STRATEGI PEMANTAPAN DAYA TARIK
WISATA DI TAMAN HIBURAN PANTAI KENJ ERAN KOTA
SURABAYA
Disusun Oleh :
HUSWATUN DINYAH NPM : 1041010034
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi
Menyetujui :
Pembimbing,
Dra. Sr i Wibawani, M.Si
NIP. 19670406 199403 2001
Mengetahui :
Dekan Falutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasionl ”Veteran” J awa Timur
ANALISIS STRATEGI PEMANTAPAN DAYA TARIK
WISATA DI TAMAN HIBURAN PANTAI KENJ ERAN KOTA
SURABAYA
Disusun Oleh :
HUSWATUN DINIYAH NPM : 1041010034
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Pr ogram Studi Administr asi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal : 22 Mei 2014
Dosen Pembimbing, Tim Penguji :
Dra. Sr i Wibawani, M.Si
NIP.19670406 199403 2001
1. Dosen Penguji I
Dr.Ertien Rining N, M.Si NIP.19680116199402001
2. Dosen Penguji II
Dra. Sr i Wibawani, M.Si NIP.19670406 199403 2 001
3. Dosen Penguji III
Tukiman, S.Sos, M.Si NIP.196103231989031001
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Univer sitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ J awa Timur
J UDUL :
ANALISIS
STRATEGI
PEMANTAPAN
DAYA
TARIK
WISATA
DI
TAMAN
HIBURAN PANTAI KENJ ERAN KOTA
SURABAYA
NAMA MAHASISWA : HUSWATUN DINIYAH
NPM : 1041010034
PROGRAM STUDI : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Menyatakan bahwa Skripsi ini telah dir evisi dan disahkan
Pada Tanggal : 26 Mei 2014
Mengetahui/Menyetujui :
Dosen Penguji I, Dosen Penguji II, Dosen Penguji III,
Dr.Ertien Rining N, M.Si NIP.19680116199402001
Dra. Sri Wibawani, M.Si
NIP.19670406 199403 2001
Tukiman, S.Sos, M.Si
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan Rahmat dan HidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “ Analisis Strategi Pemantapan Daya
Tarik Wisata Di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Kota Sur abaya”. Skripsi
ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan kurikulum Program Studi
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Berkat Rahmat dan KaruniaNya, penelitian ini dapat terselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Segala kesulitan baik yang bersifat teknis
maupun non teknis serta berbagai kendala dan hambatan menyebabkan proses
penyelesaian Skripsi ini menjadi panjang dan memakan waktu namun berkat
bimbingan dan kesabaran dosen pembimbing, penulis akhirnya dapat
menyelesaikan skirpsi ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada Dra. Sri Wibawani, M.Si selaku dosen
pembimbing, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
dan arahanya kepada penulis. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan
skripsi ini diantaranya :
1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
2. Bapak DR. Lukman Arif, M.Si selaku Ketua Progam Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur..
3. Ibu Dra. Susi Hardjati, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur..
4. Bapak Febriadhitya Prajatara, S. STP selaku Kepala UPTD Taman Hiburan
Kenjeran, dan Ibu Sri Widayati Staff UPTD THP Kenjeran
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberi bekal dalam proses belajar
mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Kepada ibunda dan adik-adikku tercinta yang selalu mendukung dan
memberi semangat dalam penyusunan skripsi ini, terimakasih juga kepada
akang kesayangan atas dukungan dan kesetiannya, Love You All.. :*
7. Kepada semua teman-teman angkatan 2010, khususnya Diana F.A dan
Shinta Okta V.S terimakasih atas dukungan dan semangatnya dan semua
pihak yang menbantu baik moril atau materiil sehingga terselesaikannya
skripsi ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan. Akhir
kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan khususnya
bagi penulis dan bagi fakultas pada umumnya serta para pembaca.
Surabaya , Mei 2014
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul i
Halaman Persetujuan ii
Halaman Pengesahan iii
Halaman Revisi iv
Kata Pengantar……… v
Daftar isi……….. vii
Daftar Gambar...………. xi
Daftar Tabel…...………. Xii Bab I Pendahuluan………. 1
A Latar Belakang……….. 1
B Rumusan Masalah………. 12
C Tujuan Penelitian……….. 13
D Manfaat Penelitian………... 13
Bab II Kajian Pustaka………. 14
A Penelitian Terdahulu………. 14
B Landasan Teori………. 19
1 Konsep Analisis ………..……… 19
2 Konsep Pariwisata………..………. 20
a Bentuk-Bentuk Wisata……….. 22
b Asas, Tujuan dan Fungsi Pariwisata ………. 26
c Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pariwisata………….. 28
e Wisatawan………..………... 38
3 Pembangunan Kepariwisataan Nasional………. 40
4 Daya Tarik Wisata………... 43
5 Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daya Tarik Wisata………. 48
6 Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata………. 50 7 Industri Pariwisata ……….. 53
a Sarana dan Prasarana Kepariwisataan ………... 54
b Hasil (product) Industri Pariwisata ……… 57
c Ciri-Ciri Produk Industri Pariwisata ……….. 58
8 Pemasaran Pariwisata……….. 64
9 Promosi dan Publikasi Pariwisata ………..…… 67
10 Konsep Kebijakan Publik ……….. 71
a Sifat Kebijakan Publik ……….. 72
b Manfaat Kebijakan Publik ………. 73
c Tujuan Kebijakan ……….. 74
d Faktor Penentu Pelaksanaan Kebijakan Publik……….. 75
C Kerangka Berfikir………. 76
Bab III Metode Penelitian……… 78
A Jenis Penelitian ………... 78
B Fokus Penelitian ………..……….…... 79
C Lokasi Penelitian ………..……… 82
D Sumber dan Jenis Data ………. 82
F Teknik Pengumpulan Data ………... 85
G Teknik Analisis Data ………... 86
H Keabsahan Data……… 89
Bab IV Hasil dan Pembahasan ……… 92
A Gambaran Umum Objek Penelitian……….. 92
1 Sejarah THP Kenjeran………. 94
2 Struktur Organisasi……….. 95
3 Komposisi Pegawai………. 98
4 Sarana dan Prasarana Kantor UPTD THP Kenjeran……... 100
5 Sarana dan prasaran Pariwisata 103 6 Jam Operasional Kantor dan Jam Buka THP Kenjeran….. 108
B Hasil Penelitian 109 1 Diversifikasi Atau Keragaman Nilai Daya Tarik Wisata… 110 a Diversifikasi Permainan Anak ……….………..……… 110
b Diversifikasi Lapangan Pasir …..………... 115
c Diversifikasi Olahraga Selancar Angin……..………… 120
d Diversifikasi panggung diatas air……..………. 123
e Diversifikasi Pendidikan Berkarakter………...………. 126
2 Pendukung diversivikasi atau Keragaman Nilai Daya Tarik Wisata………... 129
a Penataan Ruang wilayah…..……….. 129
b Konservasi Potensi Kepariwisataan...………. 133
c Lingkungan………. 141
C Pembahasan Hasil Penelitian 145
a Diversifikasi Permainan Anak ……….……….. 148
b Diversifikasi Lapangan Pasir …..………... 150
c Diversifikasi Olahraga Selancar Angin……..………… 153
d Diversifikasi panggung diatas air……..………. 155
e Diversifikasi Pendidikan Berkarakter………...………. 156
2 Pendukung Diversifikasi atau Keragaman Nilai Daya Tarik Wisata………... 159
a Penataan Ruang Wilayah………..……….. 159
b Konservasi Potensi Kepariwisataan…...………. 160
c Lingkungan………. 162
Bab V Kesimpulan……….. 165
A Kesimpulan………... 165
B Saran………. 167
Daftar Pustaka
Lampiran
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Laman Web Sparkling Surabaya tentang THP Kenjeran… 8
Gambar 2 Kerangka berfikir penelitian... 77
Gambar 3 Analisis Interaktif Menurut Miles Dan Huberman...…... 88
Gambar 4 Foto Papan Nama UPTD THP Kenjeran………. 92
Gambar 5 Peta lokasi UPTD THP Kenjeran……… 93
Gambar 6 Struktur Organisasi UPTD THP Kenjeran………... 95
Gambar 7 Foto permainan sepeda air “bebek-bebekan”……….. 112
Gambar 8 Foto permainan jaring lintasan……… 113
Gambar 9 Foto permainan egrang……… 114
Gambar 10 Foto Lapangan pasir THP Kenjeran……… 119
Gambar 11 Foto Lapangan pasir ketika dibuat bermain sepak bola…... 120
Gambar 12 Foto peselancar ketika berlatih di THP Kenjeran………… 122
Gambar 13 Foto panggung yang ada di atas air………. 125
Gambar 14 Foto peserta pentas seni siswa sekota Surabaya………….. 128
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
Tabel 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2013 di THP
Kenjeran……….…………. 10
Tabel 2 Kompopsisi pegawai berdasarkan jenis kelamin……… 99
Tabel 3 Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan…………. 99
Tabel 4 Komposisi pegawai berdasarkan status kepegawaian………… 100
Tabel 5 Sarana dan prasarana ruang kantor kepala UPTD THP
Kenjeran……… 100
Tabel 6 Sarana dan prasarana ruang kantor kepala TU UPTD THP
Kenjeran………... 101
Tabel 7 Sarana dan prasarana ruang kantor PAD UPTD THP
Kenjeran………. 101
Tabel 8 Sarana dan prasarana ruang kantor keuangan UPTD THP
Kenjeran………. 102
Tabel 9 Sarana dan prasarana ruang sekertariat UPTD THP Kenjeran... 102
Tabel 10 Sarana dan prasarana ruang loket UPTD THP Kenjeran……... 102
Tabel 11 Sarana dan prasarana pariwisata di THP Kenjeran bagian
Selatan……… 106
Tabel 12 Sarana dan prasarana pariwisata di THP Kenjeran bagian
ABSTRAKSI
HUSWATUN DINIYAH, ANALISIS STRATEGI PEMANTAPAN DAYA TARIK WISATA DI TAMAN HIBURAN PANTAI KENJ ERAN
Penelitian ini didasarkan pada adanya teguran walikota Surabaya ibu Tri Rismaharini tentang Minimnya kreatifitas dalam meningkatkan potensi wisata air membuat walikota Surabaya berencana mengevaluasi UPTD Kenjeran untuk wisata air di Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menganalisis dan menginterpretasikan tentang Strategi Pemantapan Daya Tarik Wisata Di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Kota Surabaya.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Fokus penelitian ini adalah fokus pertama mengembangkan diversifikasi atau keragaman nilai daya tarik wisata dengan sasaran kajiannya yaitu diversifikasi permainan anak, diversifikasi lapangan pasir, diversifikasi olahraga selancar angin, diversifikasi panggung diatas air dan diversifikasi pendidikan berkarakter, fokus kedua Memperkuat upaya penataan ruang wilayah, konservasi potensi kepariwisataan dan lingkungan dalam mendukung diversifikasi daya tarik wisata Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Analisa data dalam Penelitian ini dengan menggunakan model interaktif.
Hasil dari penelitian ini adalah 1). Diversifikasi permainan anak sudah dapat meningkatkan daya tarik wisata dan memiliki daya saing serta kualitas yang cukup. 2) Diversifikasi Lapangan pasir (voli pasir dan sepak bola pasir mini) hanya difungsikan sesuai dengan tujuan diversifikasi yaitu permainan voli dalam bentuk turnamen voli pasir pada saat peresmian saja, untuk selanjutnya tidak pernah difungsikan sebagaimana mestinya. Hanya pengalihan fungsi penggunaan lapangan sebagai tempat lomba-lomb. 3) diversifikasi olahraga selancar angin strategi pemantapan daya tarik wisata dalam bidang olahraga selancar angin, yang dilakukan dengan bekerjasama dengan KONI untuk lebih memajukan dunia olahraga kota Surabaya. 4) diversifikasi panggung di atas air untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung memiliki nilai daya saing cukup bagus. 5) diversifikasi pendidikan berkarakter berupa kegiatan pentas seni merupakan kegiatan untuk membentuk karakter siswa-siswi kota Surabaya untuk lebih memahami budayanya sendiri. 6) Penataan ruang wilayah dibagi menjadi dua bagian yaitu THP Kenjeran bagian Selatan dan THP Kenjaran bagian Utara dengan pintu masuk utamanya adalah THP Kenjeran bagian selatan. 7) pemeliharaan sarana diversifikasi pariwisata agar sewaktu-waktu diperlukan dapat langsung dipergunakan dalam keadaan dan kondisi baik dan siap dipergunakan. 8) Lingkungan THP Kenjeran dilihat dari sisi kebersihan dan keamanan pengunjung. Petugas kebersihan THP kenjeran selalu sigap membersihkan ketika ditemukan terdapat sampah dan menjaga keamanan dengan dibantu oleh petugas polsek setempat. 9). Strategi Pemantapan daya tarik wisata di THP Kenjeran dalam mengembangkan mendukung diversifikasi di THP Kenjeran, dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi UPTD THP Kenjeran.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari sekitar 17.508 pulau dengan luas laut sekitar 5,8 juta km2 atau 62 % dari luas
teritorialnya dan bentangan garis pantai sepanjang 81.000 km. Sebagian besar
dari pulau-pulau tersebut merupakan pulau-pulau kecil yang memiliki
kekayaan sumber daya alam dan jasa–jasa lingkungan (enviromental services)
yang sangat potensial untuk pengembangan pariwisata Indonesia.
Aset dan potensi kepariwisataan Indonesia tidak hanya memenuhi unsur
keindahan alam (natural beaty), keaslian (originalitry), kelangkaan ( scarity),
dan keutuhan ( wholesomeness), tetapi kekayaan alam Indonesia juga kaya
akan budaya dan ekosistem yang menjadikan daya tarik tersendiri bagi
wisatawan khususnya wisatawan mancanegara.
Keberadaan Indonesia sebagai Negara maritim banyak menyimpan potensi
alam baik daratan maupun lautan (pantai). Kondisi tanah yang subur
menjadikan Indonesia sebagai pusat perhatian dari sekelompok manusia untuk
menetap dan mengembangkan usahanya masing-masing, sedangkan potensi
perairan yang berupa lautan dan pantai merupakan salah satu obyek wisata
yang banyak digemari oleh wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai Negara tujuan wisata
yang harus dikunjungi oleh semua wisatawan di seluruh dunia dengan
2
religi dan wisata budaya, menjadi magnet yang sangat kuat bagi wisatawan
mancanegara untuk datang dan berkunjung ke Indonesia.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 dalam ketentuan umum
menyatakan bahwa kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait
dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul
sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara
wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah,
Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Sedangkan Soekadijo (1996:2)
menjelaskan pariwisata ialah segala kegiatan dalam masyarakat yang
berhubungan dengan wisatawan. Semua kegiatan termasuk pembangunan
hotel, pemugaran obyek budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan
pekan pariwisata, penyedia angkutan dan sebagainya dapat disebut kegiatan
kepariwisataan sepanjang kegiatan tersebut dapat diharapkan para wisatawan
akan berdatangan.
Saat ini sektor pariwisata menjadi sumber penerimaan devisa negara yang
paling diandalkan setelah penerimaan devisa negara dari sektor minyak bumi
dan gas alam mengalami penurunan. Pariwisata dapat dijadikan sebagai
katalisator dalam pembangunan, selain itu pariwisata dapat mempercepat
pemerataan pendapatan, meningkatkan kesempatan kerja, penerimaan pajak,
meningkatkan pendapatan nasional, sekaligus dapat memperkuat posisi neraca
pembayaran. Sehubungan dengan hal ini upaya peningkatan pembangunan
sektor pariwisata sangat diperlukan (Yoeti 2008 : 12-14). Yang diantaranya
dapat diwujudkan dengan mengembangkan obyek daya tarik wisata yang
3
Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan pariwisata sesuai
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 10 Tahun 2009 pasal 4 menjelaskan
bahwa tujuan pembangunan kepariwisatan perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi; meningkatkan kesejahteraan
rakyat;menghapus kemiskinan; mengatasi pengangguran; melestarikan alam,
lingkungan, dan sumber daya; memajukan kebudayaan; mengangkat citra
bangsa; memupuk rasa cinta tanah air; memperkukuh jati diri dan kesatuan
bangsa; dan mempererat persahabatan antarbangsa. Sesuai dengan tujuannya
yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kepariwisataan telah
menyumbang terhadap pendapatan Negara Indonesia.
Pendapatan Negara yang diperoleh dari sektor pariwisata menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2012 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia 8,04 juta orang, angka tersebut naik 5,16 persen jika dibandingkan dengan kunjungan pada tahun 2011 yang sebanyak 7,65 juta orang, dengan sumbangan devisa mencapai USD 9,1 miliar atau naik USD 500 juta daripada periode 2011 yang hanya 8,6 miliar dan pada tahun 2013 kedatangan wisata mancanegara menaikkan sumbangan devisa hingga USD 10 miliar. ( Jawa pos.2014, 6 januari.
Sumbang devisa USD 10 M. hlm.3)
Berdasarkan pernyataan diatas, sektor pariwisata dapat dijadikan komoditi
prospektif yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan di waktu yang
akan datang. Hal tersebut dapat terlihat dari meningkat perolehan devisa
Negara dari sektor pariwisata, yang dari semula pada tahun 2012 sebesar USD
9,1 Miliar dan pada tahun 2013 semakin bertambah menjadi USD 10 Miliar.
Para pakar memperkirakan tahun 2020 pariwisata sudah dapat menjadi
“primadona” penghasil devisa negara. Hal ini bukanlah suatu yang tidak
4
bergejolak yang mengakibatkan wisatawan enggan berkunjung ke Indonesia.
(Yoeti 2008:43)
Dalam menghadapi perubahan global dan penguatan hak pribadi
masyarakat untuk menikmati waktu luang dengan berwisata, perlu dilakukan
pembangunankepariwisataan yang bertumpu pada keanekaragaman, keunikan,
dan kekhasan bangsa dengan tetap menempatkan kebhinekaan sebagai suatu
yang hakiki dalambingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Isu global dan regional memiliki pengaruh terhadap perkembangan
kepariwisataan nasional. Adanya perubahan iklim, krisis ekonomi dunia, dan
tumbuhnya gelombang ekonomi kreatif telah menyebabkan adanya perubahan
sikap dan tuntutan atas produk-produk wisata yang dihasilkan, dari semula
bersifat produk wisata massal yang tidak ramah lingkungan dan komunitas,
menjadi kearah bentuk pembangunan produk wisata yang lebih bertanggung
jawab terhadap lingkungan.
PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata Nasional Tahun 2010-2025 memuat misi pembangunan
kepariwisataan Nasional, yaitu terwujudnya Indonesia sebagai Negara tujuan
pariwisata berkelas dunia, berdaya saing, berkelanjutan dan mampu mendorong
pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan visi
tersebut ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan kepariwisataan
nasional meliputi pengembangan: 1. Destinasi Pariwisata yang aman, nyaman,
menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan, meningkatkan pendapatan
nasional, daerah dan masyarakat; 2. Pemasaran Pariwisata yang sinergis,
5
nusantara dan mancanegara; 3. Industri Pariwisata yang berdaya saing,
kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan bertanggung jawab terhadap
lingkungan alam dan sosial budaya; dan 4. Organisasi Pemerintah, Pemerintah
Daerah, swasta dan masyarakat, sumber daya manusia, regulasi, dan
mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong
terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.
Objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia dan alam, tata hidup
seni budaya, bangsa dan tempat atau keadaan alam yang memiliki daya tarik
untuk dikunjungi. Dan Jawa Timur merupakan salah satu propinsi di Indonesia
yang dapat dijadikan sebagai objek wisata yang sangat potensial jika dikelola
dan dikembangkan dengan baik, khususnya kota Surabaya. Sebagai ibu kota
Propinsi Jawa Timur, Surabaya memiliki potensi untuk dijadikan sebagai objek
wisata yang menawarkan berbagai macam jenis daya tarik wisata dengan
pilihan obyek wisata seperti: wisata alam, wisata kuliner, wisata pantai, wisata
religi maupun wisata budaya.
Sektor kepariwisataan menyumbang perolehan terhadap pendapatan asli
daerah Kota Surabaya. Pendapatan asli daerah tersebut nantinya dapat
digunakan oleh pemerintah Kota Surabaya sebagai dana untuk dalam belanja
daerah. Berikut ini peningkatan pendapatan asli daerah Kota Surabaya sampai
dengan triwulan II tahun anggaran 2013;
6
Pajak hiburan sampai sekarang capainya sudah 59 persen, pajak hotel 57 persen dan pajak restoran 57 persen. (sumber : http://www.antarajatim.com diunduh tanggal 28 Januari 2014)
Berdasarkan pernyataan diatas, saat ini di kota surabaya, sektor
kepariwisatan dapat dijadikan sebagai sumber penerimaan pendapatan asli
daerah yang paling diandalkan selain pendapatan asli daerah dari sektor pajak.
Hal ini dapat mendorong pada peningkatan perekonomian daerah, dan dapat
pula mempercepat laju pembangunan daerah di Kota Surabaya dengan
mempercepat pemerataan pendapatan dan meningkatkan kesempatan kerja.
Saat ini pembangunan sektor pariwisata di Kota Surabaya dapat dilihat
dari rencana pembangunan jangka menengah daerah kota Surabaya yang isinya
menyatakan bahwa “Menjadikan Kota Surabaya semakin layak-huni melalui
pembangunan infrastruktur fisik dan sosial secara merata yang berwawasan
lingkungan” dengan salah satu tujuannya ialah memastikan diprioritaskannya
pembangunan infrastruktur fisik dan sosial sesuai strategi pembangunan
ekonomi yang berwawasan lingkungan dengan titik berat pada perekonomian
berbasis kreatifitas dan kebersamaan antar warga kota, dengan menggunakan
strategi pembangunan yaitu Peningkatkan aktualisasi budaya lokal untuk
mendukung pengembangan obyek daya tarik wisata yang berwawasan
lingkungan.
Surabaya sebagai salah satu kota pusat industri dan pusat perdagangan di
Indonesia, ternyata kota Surabaya juga memiliki salah satu kebanggaan
lainnya di mana Surabaya juga disebut sebagai kota Bahari yang memiliki
7
sebagai obyek dan daya tarik wisata andalan di Kota Surabaya adalah Taman
Hiburan Pantai Kenjeran untuk selanjutnya dalam realitanya disingkat THP
Kenjeran, yang terletak di kawasan pantai timur dan tidak jauh dari pusat kota
Surabaya.
THP Kenjeran merupakan objek wisata pantai yang berada dikelurahan
Kenjeran Kecamatan Bulak dan mulai berdiri pada tahun 1968 dengan luas
±4,3 Ha dengan 2,3 Ha lahan yang produktif digunakan sebagai daerah tujuan
wisata, sarana dan prasarana dan lahan parkir. Pengelolaan THP Kenjeran
dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Taman Hiburan Pantai Kenjeran
pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya. Objek dan daya tarik
wisata yang dapat digunakan sebagai sasaran tujuan wisata rekreasi bagi
wisatawan yang ingin berkunjung. Yang menyajikan objek wisata pantai yang
masih alami, dengan udara yang khas dan makanan khas kenjeran juga
Surabaya.
Selain sebagai objek wisata, pada tahun 2012 THP Kenjeran dijadikan
sebagai tempat penyelenggaraan turnamen voli pantai untuk memperebutkan
trofi walikota Surabaya. Hal tersebut dijadikan sebagai ajang promosi
pariwisata pantai agar dapat dikenal oleh masyarakat luas.
8
Namun pada nyatanya dalam mempromosikan wisata THP kenjeran tidak
dikelola secara maksimal hal ini terlihat jelas dalam tampilan laman web
Sparkling Surabaya dimana didalamnya tidak dijelaskan secara lengkap
tentang profil dan daya tarik wisata yang ada di THP kenjeran. Minimnya
informasi yang dapat diperoleh oleh calon wisatawan dapat mengakibatkan
calon wisatawan enggan untuk berkunjung. Seperti yang terlihat dalam gambar
webside dibawah ini:
Gambar 1
Laman Web Sparkling Surabaya tentang THP Kenjeran
Sumber : www.surabayatourism.com ( diunduh pada tanggal 24 Januari 2014)
Berdasarkan gambar diatas belum menunjukkan adanya promosi wisata
yang menjelaskan secara detail tentang gambaran umum keadaan daya tarik
wisata di THP Kenjeran. Dalam uaraiannya pun hanya ditulis dengan tiga
kalimat dan dengan gambar yang tidak begitu menarik. Hal tersebut belum
9
kenjeran sehingga dapat menurunkan minat wisatawan dalam berkunjung ke
tempat wisata tersebut.
Daya tarik wisata THP Kenjeran dengan sejumlah potensi wisata alam
yang dimiiliki seperti keindahan pantai yang masih alami dan memiliki daya
tarik wisata tersendiri yaitu: pesiar ke laut, menyewakan perahu untuk
memancing sampai ke Madura dan pasuruan, permainan anak-anak, dan stand
pedagang kaki lima yang berjualan di area pantai kenjeran. Daya tarik wisata
tersebut belum dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ulang ke
THP Kenjeran, ditambah pula masalah internal tentang pengelolaan THP
Kenjeran masih belum tergarap secara maksimal. Hal tersebut terbukti dengan
adanya teguran dari walikota Surabaya mengenai minimnya fasilitas untuk
wisata air di pantai kenjeran,
Minimnya kreatifitas dalam meningkatkan potensi wisata air membuat walikota Surabaya Tri Rismaharini berencana mengevaluasi UPTD Kenjeran untuk wisata air di Surabaya hal tersebut perlu dilakukan untuk meningkatkan potensi wisata air di Surabaya. Potensi wisata air di Surabaya cukup baik hingga harus dikelola dengan maksimal salah satunya dengan mengajari para nelayan untuk mengoperasikan banana boat ditambah lagi dengan adanya pembangunan jembatan kenjeran pada 2014. Dan pantai kenjeran dapat dijadikan ikon bagi kota Surabaya. (Jawa pos. 2013, 29 Desember. Walikota evaluasi
kenjeran.hlm 26)
Untuk mengukur pembangunan pariwisata daerah di antara ukurannya
adalah jumlah kunjungan wisatawan. Jumlah kunjungan wisatawan dapat
dijadikan sebagai ukuran bahwa Taman Hiburan Pantai Kenjeran layak untuk
dijadikan sebagai ikon bagi kota Surabaya. Pada tabel dibawah ini
10
Taman Hiburan Pantai Kenjeran Kota Surabaya selama tahun 2013 yaitu
sebagai berikut:
Tabel 1
Data Pengunjung Tahun 2011-2013 di THP Kenjeran
No. Bulan 2011 2012 2013
tahun 2011-2013, pada bulan-bulan tertentu jumlah pengunjung meningkat
pada bulan januari, juni, agustus, september dan desember. Peningkatan terjadi
dikarenakan pada saat liburan nasional dan hari libur sekolah banyak
pengunjung berdatangan terutama anak-anak yang ingin menyaksikan hiburan
di THP Kenjeran.
Dalam membangun destinasi pariwisata yang berkualitas dan berdaya
saing tidak mudah, terutama jika tidak didukung oleh seluruh stakeholder
11
kesadaran dari pemerintah daerah yang melaksanakan pembangunan di sektor
pariwisata. Sektor pariwisata memerlukan suatu strategi dengan pola
pengembangan kepariwisataan yang terencana dan tersusun dengan matang,
agar potensi yang dimiliki bisa dikembangkan secara optimal. Di dalam
memajukan sektor pariwisata di tingkat daerah peran pemerintah daerah
sebagai motor penggerak dan selanjutnya memberikan kewenangan kepada
UPTD THP Kenjeran dibawah koordinasi dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Surabaya dalam menentukan strategi-strategi pembangunan
pariwisata di kota Surabaya.
Dalam melaksanakan pembangunan pariwisata diperlukan adanya sebuah
perencanaan yang matang agar tujuan pembangunan pariwisata dapat terwujud
dengan baik. Dan adanya Strategi sangat diperlukan untuk membantu
perencanaan yang telah dibuat. Strategi pada prinsipnya berkaitan dengan
persoalan: Kebijakan pelaksanaan, penentuan tujuan yang hendak dicapai, dan
penentuan cara-cara atau metode penggunaan sarana-prasarana. Strategi selalu
berkaitan dengan 3 hal yaitu tujuan, sarana, dan cara. Oleh karena itu, strategi
juga harus didukung oleh kemampuan untuk mengantisipasi kesempatan yang
ada. Dalam melaksanakan fungsi dan peranannya dalam pengembangan
pariwisata daerah, pemerintah daerah harus melakukan berbagai upaya dalam
pengembangan daya tarik pariwisata.
Penilaian terhadap suatu objek wisata ditinjau dari keunikan, keindahan
dan tingkat kunjungan wisata dalam kurun waktu tertentu. Penilaian prospek
terhadap objek wisata ditinjau dari jaringan kegiatan pariwisata, prospek
12
fasilitas pendukung semakin kecil, berarti objek tersebut memerlukan
tambahan sarana guna menunjang prospek objek atau kawasan wisata dimasa
yang akan datang. (Kuncoro, 2004:301)
Sehingga dalam mengembangkan objek wisata Taman Hiburan Pantai
Kenjeran Surabaya, diperlukan sebuah strategi yang tepat agar dimasa yang
akan datang objek wisata Taman Hiburan Pantai Kenjeran tersebut dapat
menjadi destinasi pariwisata nasional dengan daya tarik wisata bahari sebagai
ikon bagi kota Surabaya yang dapat dikenal dalam skala internasiona, yang
memiliki kualitas dan daya saing dengan objek wisata bahari lainnya yang
sejenis.
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas maka peneliti
menetapkan judul penelitian ini adalah “Analisis Strategi Pemantapan Daya
Tarik Wisata Di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Kota Sur abaya”.
B.Perumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat
pertanyaan yang hendak dicarikan jawabannya melalui sebuah penelitian.
Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah : Bagaimana Strategi
Pemantapan Daya Tarik Wisata Di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Kota
Surabaya?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai
dalam penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis
dan menginterpretasikan tentang : Strategi Pemantapan Daya Tarik Wisata Di
13
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian dapat menambah pengetahuan yang mendalam bagi penulis
tentang strategi pemantapan daya tarik wisata di Taman Hiburan Pantai
Kenjeran Surabaya. Dan secara umum dapat menambah kedalaman
wawasan tentang Kebijakan Publik, Administrasi Pemerintah Daerah,
Perencanaan Pengawasan Pembangunan, Administrasi BUMN dan BUMD
dan mata kuliah lain yang terkait dengan penelitian ini.
2. Bagi Almamater
Penelitian ini Menambah referensi kajian tentang Strategi pemantapan daya
tarik wisata alam di Taman Hiburan Pantai Kenjeran Kota Surabaya, dan
dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang mengkaji
topik sejenis dengan penelitian ini.
3. Bagi UPTD THP Kenjeran
Penelitian ini diharapkan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pembuatan keputusan yang berkaitan dengan pengembangan pemantapan
BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
A.Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan
penelitian ini, yaitu :
1. Sefira Ryalita Primadany, Mardiyono, dan Riyanto, Jurnal Administrasi
Publik (JAP), Vol.1 No. 4, Hal. 135-143, ANALISIS STRATEGI
PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH (Studi pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk). Didalam
memajukan sektor pariwisata ditingkat daerah peran pemerintah daerah
adalah sebagai motor penggerak yang selanjutnya memberikan kewenangan
penuh kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten
Nganjuk dalam menentukan strategi-strategi pembangunan kepariwisataan.
Di sini penulis ingin mengetahui sejauh mana strategi Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk dalam mengembangkan potensi
pariwisata daerahnya, sehingga muncul dua permasalahan, yaitu pertama
bagaimana strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten
Nganjuk dalam pengembangan pariwisata daerah, kedua faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan pariwisata daerah di Kabupaten Nganjuk.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Dengan fokus penelitian : 1. Strategi
15
Nganjuk dalam mengembangkan pariwisata daerah, yang meliputi: a)
penyediaan sarana dan prasarana pariwisata; b) pengembangan objek wisata
daerah c) peningkatan peran serta masyarakat; dan d) peningkatan peran
serta pihak swasta. 2. Faktor–faktor yang mempengaruhi pengembangan
pariwisata daerah di Kabupaten Nganjuk, yang meliputi: a) faktor
pendukung; dan b) faktor penghambat. Sumber data yang digunakan adalah
data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Metode analisis data dengan Reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan 1.
Strategi yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah
Kabupaten Nganjuk dalam Mengem-bangkan Pariwisata Daerah adalah: a).
Penyediaan Sarana dan Prasarana Objek Wisata di Kabupaten Nganjuk,
Peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk di
dalam penyediaan sarana dan prasarana wisata yang ada di Nganjuk adalah
dengan membangun fasilitas sarana dan prasarana serta memperbaiki
infrastruktur di objek wisata wisata alam: Air Terjun Sedudo, Goa Margo
Tresno, Air Merambat Roro Kuning. b). Pengembangan Objek Wisata
Daerah, Konsentrasi untuk pengembangan objek-objek wisata di Nganjuk
dilakukan dengan mengembangkan objek wisata yang sudah punya nama
atau sudah dikenal banyak orang seperti Air Terjun Sedudo dan selanjutnya
pengembangan di objek wisata Nganjuk yang lain. c). peran serta
masyarakat, Dalam mengembangkan objek wisata daerah di Kabupaten
Nganjuk sangat penting dibutuhkan peran aktif dari masyarakat sekitar.
16
ber-dampak juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar itu
sendiri. d). peran serta pihak swasta, Masih minim peran dari pihak swasta
untuk ikut membantu pengembangan pariwisata di Kabupaten Nganjuk.
Pemerintah masih cenderung pasif dalam hal mencari bantuan kepada pihak
luar. Akan tetapi, pemerintah daerah khususnya Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata masih terus membuka kesempatan jika pihak swasta ingin
membantu mengembangkan potensi objek wisata yang ada di daerah
Kabupaten Nganjuk. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan
pariwisata di kabupaten nganjuk, a). Faktor pendukung yaitu, adanya Objek
wisata yang sudah terkenal dan dikenal oleh masyarakat luas, Peran
pemerintah dan masyarakat sekitar. b). faktor penghambat yaitu adanya dana
yang terbatas, lokasi geografis objek wisata dan status kepemilikan lahan
dengan pihak lain (perum perhutani).
Penelitian ini dengan penelitian tersebut diatas membahas obyek yang
sama yaitu tentang analisis strategi pembangunan wisata air, dengan
tempat yang berbeda yaitu Nganjuk dan Surabaya, menggunakan metode
yang sama yaitu kualitatif, fokus yang dituju oleh penelitian diatas lebih
menekankan pada strategi pengembangan pariwisata sedangkan penelitian
ini mengarah pada strategi pemantapan pariwisata.
2. Hardy Tuwuntjaki, Jurnal S-1 Ilmu Administrasi Negara, Vol. 2, No 02
Agustus 2013, STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA
PANTAI JUNGKAT KABUPATEN PONTIANAK. Penelitian ini
bertujuan 1. Ingin mengungkapkan factor-faktor apa saja yang
17
Pontianak. 2. Ingin mengetahui bagaimana strategi pengembangan objek
wisata pantai jungkat kab. Pontianak. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan focus penelitiannya tentang strategi pengembangan
objek wisata pantai jungkat Kabupaten Pontianak dengan menggunakan
teknik analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal
objek wisata pantai jungkat seperti infrastruktur jalan, pos penjagaan,
permainan speed boat dan bebek engkol, pegawai, muara Sungai Kapuas
lahan kosong dan lain sebagainya menghasilkan kekuatan dan kelemahan
sedangkan faktor eksternal objek wisata pantai jungkat seperti masyarakat
sekitar dan peran pemerintah dalam mengelola objek wisata pantai jungkat
menjadikan hal tersebut sebagai peluang dan ancaman terhadap
pengembangan objek wisata pantai jungkat Kabupaten Pontianak.
Penelitian ini dengan penelitian diatas membahas obyek yang sama yaitu
tentang strategi pembangunan objek wisata pantai, dengan tempat yang
berbeda yaitu Pontianak dan Surabaya. dan metode yang digunakan sama
yaitu kualitatif, fokus yang dituju oleh penelitian diatas lebih menekankan
pada strategi pengembangan objek wisata pantai sedangkan penelitian ini
mengarah pada strategi pemantapan daya tarik wisata.
3. Nur Rizkiyah, 2013, Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, KAJIAN
PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI DEPOK TERHADAP
PENDAPATAN ASLI DAERAH. Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui prospek pengembangan objek wisata Pantai Depok desa
Depok Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan serta untuk mengetahui
18
Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan. Metode pengumpulan data
yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah (1) metode
observasi (2) metode wawancara, dan (3) dokumentasi. Dedang responden
yang dipergunakan adalah (1) pengunjung objek wisata Pantai Depok (2)
pedagang baik pedagang tetap maupun pedagang tidak tetap, (3)
masyarakat sekitar dan (4) pengelola objek wisata yaitu Dinas Pariwisata
Pemerintah Kabupaten Pekalongan. Sasaran penelitian adalah objek wisata
Pantai Depok desa Depok Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan.
Metode analisis data menggunakan teknik analisis interaktif dari
Huberiman. Validitas menggunakan teknik iriangulasi. Hasil analisis data
bahwa pengembangan objek wisata pantai Depok (1) tata guna lahan, (2)
pengembangan infra sturktur, (3) pengembangan fasilitas umum dan
fasilitas umum penunjang, (4) sarana akomodasi, (5) restoran dan
pedagang lain (6) sarana rekreasi pantai (7) pengembangan budaya (8)
peningkatan kesiapan masyarakat pelaku wisata (9) pengembangan
manajemen. Saran-saran yang penulis sampaikan adalah agar dalam
pengembangan objek wisata (1) memperhatikan kepentingan masyarakat
sekitar, (2) potensi lokal lebih banyak dimanfaatkan dalam kegiatan
pengembangan (3), kelestarian alam dan keseimbangan ekosistem harus
mendapat perhatian (4) pengembangan Pantai Depok agar menjadi satu
paket dengan pengembangan perdagangan.
Penelitian ini dengan penelitian tersebut diatas membahas obyek yang
sama yaitu tentang analisis strategi pembangunan wisata pantai, dengan
19
yang sama yaitu kualitatif, fokus yang dituju oleh penelitian diatas lebih
menekankan pada pengembangan objek wisata sedangkan penelitian ini
mengarah pada strategi pemantapan daya tarik wisata.
B.Landasan Teori
1. Konsep Analisis
Kata analisis merupakan kata serapan dari bahasa asing (inggris) yaitu
analisys. Dari akhiran -isys bila diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi
-isis. Yang berarti bahwa analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap
sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam
(www.wikipedia.co.org diunduh pada tanggal 6 februari 2014).
Menurut Suryanto Puspowardoyo dalam Ensiklopedi Nasional
Indonesia (2004:19) menyatakan analisis adalah cara memeriksa suatu
masalah untuk menemukan semua unsur dasar dan hubungan antara
unsur-unsur yang bersangkutan. Di bidang ilmu pasti, analisis merupakan cara
yang penting sekali dan dikembangkan dengan seksama dan tajam sekali.
Di bidang logika, segalanya didasarkan pada analisis. Kemampuan analisis
sebenarnya menjadi tujuan utama pendidikan formal, mulai dari sekolah
dasar hingga universitas.
Sedangkan Ericson dalam Abdul Wahab (2012;40) menjelaskan analisis
kebijakan adalah “… penyelidikan yang berorientasi ke depan dengan
menggunakan sarana yang optimal untuk mencapai serangkaian tujuan
nasional. Sedangkan menurut Dror, analisis kebijakan adalah suatu
pendekatan metodologi untuk mendesain dan menemukan
20
Selanjutnya Kent dalam Abdul Wahab (2012;41) mendefinisikan
analisis kebijakan adalah sejenis studi yang sistematis, berdisiplin, analitis,
cerdas, dan kreatif yang dilakukan dengan maksud untuk menghasilkan
rekomendasi yang andal berupa tindakan-tindakan dalam memecahkan
masalah-masalah politik yang konkret.
2. Konsep Pariwisata
Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (1997:187-189) pariwisata atau
turisme, merupakan kegian perjalanan seseorang atau serombongan orang
dari tempat tinggal asalnya ke suatu tempat di kota lain atau negara lain
dalam jangka waktu tertentu. Tujuan perjalanan itu dapat bersifat
pelancongan, bisnis, keperluan ilmiah, bagian kegiatan keagamaan, muhibah
atau juga silaturahmi. Boleh dikatakan hampir semua perjalanan ke daerah
lain dapat digolongkan sebagai kegiatan pariwisata. Kecuali bila perjalanan
dilakukan untuk tujuan kerja atau mencari nafkah. Tetapi perjalanan bisnis
dapat digolongkan sebagai kegiatan pariwisata. Karena kebanyakan
wisatawan bisnis hanya menggunakan waktu beberapa jam saja dalam setiap
harinya untuk mengurus bisnisnya. Sedangkan waktu selebihnya digunakan
untuk bersenang-senang. Kata pariwisata digunakan resmi di Indonesia
sebagai pengganti kata turisme sejak tahun 1959, yakni dalam Musyawarah
Nasional Tourisme II di Tretes, Jawa Timur.
Kegiatan pariwisata yang dilakukan di dalam sebuah Negara disebut
pariwisata domestik. Di Indonesia disebut Wisata Nusantara. Sedangkan
kegiatan pariwisata yang dilakukan sampai keluar Negara atau dari Negara
21
Soekadijo dalam bukunya tentang Anatomi Pariwisata (1996:1) Istilah
“pariwisata” untuk pertama kali digunakan oleh mendiang Presiden
Soeharto dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism.
Maka dapatlah dikatakan bahwa yang disebut pariwisata itu ialah segala
kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Semua
kegiatan pembangunan hotel, pemugaran obyek budaya, pembuatan pusat
rekreasi, penyelenggaraan pekan pariwisata, penyediaan angkutan dan
sebagainya. Semua itu dapat disebut kegiatan kepariwisataan sepanjang
semua kegiatan-kegiatan tersebut dapat diharapkan para wisatawan
berdatangan.
Menurut Oka Yoeti dalam bukunya tentang pemasaran pariwisata
(1996:21) pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain
dengan maksud tujuan bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah
di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata menikmati perjalanan
tersebut untuk memenuhi kebutuhan/keinginan yang bermacam-macam.
Professor Hunziger dan Krapf dalam Soekadijo (1996:12)
mendefinisikan pariwisata sebagai: “ keseluruhan jaringan dan gejala-gejala
yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di sesuatu tempat, dengan
syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan
yang penting (a major … activity) yang memberi keuntungan yang bersifat
permanen maupun sementara”.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang
22
adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sedangkan Pariwisata adalah
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah.
Sedangkan menurut A.J. Burkart dan S. Medlik dalam bukunya
Tourism, past, present, and future (Soekadijo, 1996:3) pariwisata berarti
perpindahan orang untuk sementara (dan) dalam jangka waktu pendek ke
tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja,
kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata
adalah suatu perjalanan seseorang yang dilakukan dari tempat satu ke
tempat yang lainnya dalam jangka waktu pendek dengan maksud untuk
memenuhi kebutuhan dengan mencari kesenangan dan kebahagiaan yang
dapat berdampak positif bagi tempat yang dikunjungi seperti menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja,
peningkatan penghasilan, standart hidup serta menstimulasi sektor-sektor
produktivitas lainnya. Akan tetapi tidak berlaku bagi seseorang yang
melakukan perjalanan untuk menetap di suatu daerah tersebut.
a. Bentuk-Bentuk Wisata
Menurut Soekadijo (1996:18-21) banyak variasi dapat disaksikan
23
lamanya orang mengadakan perjalanan, jaraknya yang ditempuh,
kendaraan yang digunakan, organisasi perjalanannya, dampaknya
dibidang ekonomi dan sebagainnya, perjalanan wisata itu dapat
diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk wisata. Bentuk-bentuk wisata
yang terpenting ialah:
1) Wisata mancanegara (asing, internasional) dan wisata domestik
(dalam negeri), di Indonesia disebut wisata nusantara
Wisatawan mancanegara ialah wisatawan yang dalam perjalannya
memasuki daerah yang bukan negaranya sendiri. kalau perjalanan
wisata itu tidak keluar dari batas-batas negara sendiri, wisatawannya
ialah wisatawan nusantara (domestik). Wisata nusantara sering
dibedakan menjadi wisata regional dan wisata lokal. Akan tetapi
dalam hal ini tidak ada konsensus yang jelas tentang daerah yang
manakah yang disebut regional dan yang mana yang disebut lokal.
Tidak dapat digunakan perbedaan tata kehidupan sebagai determinan
perbedaan regional dan local, karena tata kehidupan biasanya berubah
secara continuum, sedikit demi sedikit, dari daerah satu ke daerah
yang lain. Juga tidak dapat digunakan batas-batas administrative
pemerintahan, karena diseberang-menyeberang batas administrative
pemerintahan itu rakyat yang bersangkutan tidak merasa terpisah atau
berbeda adat-istiadatnya.
2) Wisata reseptif (pasif) dan wisata aktif
Dilihat dari dampaknya secara ekonomis, wisata mancanegara atau
24
pemasukan devisa untuk negara yang bersangkutan. Maka wisata
mancanegara itu dilihat secara ekonomis maupun dari sudut
kedatangan orang asing disebut wisata reseptif atau pasif (inbound
tourism). Sebaliknya perjalanan warga Negara ke luar negeri disebut
wisata aktif (Outbound tourism). Kalau orang berbicara tentang
pariwisata pada umumnya atau dalam rangka pembangunan
pariwisata, yang dimaksud ialah wisata reseptif.
3) Wisata kecil dan wisata besar
Yang dimaksud dengan wisata kecil dan wisata besar disini ialah
wisata menurut lamanya waktu perjalanan. Wisata kecil ialah wisata
jangka pendek (short term tourism), yang memakan waktu satu
sampai beberapa hari. Kalau hanya memakan waktu satu hari tanpa
menginap disebut ekskursi. Dalam wisata kecil ini antara lain
termasuk wisata akhir pekan (weekend tourism). Adapun yang disebut
wisata besar ialah memakan waktu beberapa minggu sampai beberapa
bulan. Banyak wisata besar berupa wisata mancanegara, sedang wisata
kecil hampir selalu adalah wisata domestic (nusantara), kecuali
penduduk yang berdiam disepanjang perbatasan Negara, yang
mungkin sering mengadakan perjalanan singkat ke negara tetangga.
4) Wisata individual dan wisata terorganisasi
Seseorang atau sekelompok orang, seperti murid-murid sekolah,
penduduk sekampung atau pegawai sekantor dan sebagainya dapat
mengadakan perjalanan wisata dengan mengatur sendiri segala
25
dikunjungi, kendaraan yang digunakan, makan dan minumnya,
penginapannya, dan sebagainya. Acara juga dapat berubah di tengah
perjalanan. Wisata yang demikian itulah yang disebut wisata
individual. Pariwisata rombongan yang individual itu menyerupai
yang disebut wisata sosial, yaitu wisata yang tidak ditangani oleh
perusahaan perjalanan, dan menggunakan akomodasi yang khusus
disediakan untuk itu, seperti pesanggrahan, dusun wisata,
perkemahan, dan sebagainya. Segala sesuatunya sudah diatur
sebelumnya. Di antaranya termasuk liburan keluarga, perjalanan
remaja (youth travel), kunjungan keluarga. Termasuk juga yang
disebut incentive travel, yaitu perjalanan rombongan pegawai,
misalnya dari sesuatu perusahaan, yang mendapat sumbangan dari
perusahaannya, misalnya: kendaraan dipinjami oleh perusahaan,
menginap ditanggung pihak lain, biaya dapat subsidi dari kantor dan
sebagainya.
Kelompok wisatawan juga dapat menyerahkan segala urusan
perjalanan dan kunjungan itu kepada suatu perusahaan perjalanan.
Waktu perjalanan, biaya perjalanan, tujuannya, kendaraan yang
dipakai, tempat menginap dan seterusnya diserahkan kepada
perusahaan perjalanan. Wisatawan tinggal membayar ongkos tertentu
dan segala-galanya telah beres, itulah yang dimaksud wisata
terorganisasi. Perjalanan di mana wisatawan hanya membayar satu
kali jumlah uang tertentu untuk segala-galanya disebut wisata paket
26
5) Klasifikasi wisata menurut kendaraan yang digunakan
Wisata juga di klasifikasikan menurut kendaraan yang digunakan
dalam perjalanan wisata. Dengan demikian ada wisata kereta api,
wisata jalan raya (yang menggunakan angkutan jalan raya), wisata laut
(enggunakan angkutan laut), wisata udara, wisata bersepeda, dan
sebagainya. Kalau tidak menggunakan alat angkutan dapat disebut
wisata jalan kaki (hiking). Sering wisatawan jalan kaki menggunakan
kesempatan untuk ikut kendaraan pribadi atau truk yang lewat, ini
disebut hitch-hiking. Ada cara-cara lain yang digunakan untuk
mengklasifikasikan wisatawan, misalnya, Negara asal wisatawan dan
sebagainya.
b. Asas, Tujuan dan Fungsi Pariwisata
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan bab II, yang menjelaskan tentang asas, tujuan dan fungsi
kepariwisataan yang dituangkan dalam pasal 2 tentang asas
kepariwisataan, pasal 3 tentang tujuan kepariwisataan dan pasal 4,
tentang fungsi kepariwisataan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Pasal 2, Kepariwisataan diselenggarakan berdasarkan asas:
a) manfaat;
b) kekeluargaan;
c) adil dan merata;
d) keseimbangan;
e) kemandirian;
27
g) partisipatif;
h) berkelanjutan;
i) demokratis;
j) kesetaraan; dan
k) kesatuan.
2) Pasal 3, Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani,
rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan
perjalanan serta meningkatkan pendapatan Negara untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat.
3) Pasal 4, kepariwisataan bertujuan untuk:
a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
b) meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c) menghapus kemiskinan;
d) mengatasi pengangguran;
e) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
f) memajukan kebudayaan;
g) mengangkat citra bangsa;
h) memupuk rasa cinta tanah air;
i) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j) mempererat persahabatan antarbangsa.
Selain tujuan kepariwisataan diatas, dalam Soekadijo (1996:269)
menjelaskan, bermacam-macam dampak pariwisata yang
28
dirangkum menjadi setidak-tidaknya lima butir, yang oleh John M.
Bryden dirumuskan sebagai berikut:
1) menyumbang neraca pembayaran sebagai penghasil valuta keras;
2) menyebarkan pembangunan ke daerah-daerah non industry;
3) menciptakan kesempatan kerja
4) dampak pada pembangunan ekonomi pada umumnya melalui ‘dampak
pergandaan’ (multiplier effect);
5) keuntungan sosial yang timbul karena perhatian rakyat pada umumnya
terhadap masalah-masalah dunia bertambah luas dan arena adanya
pemahaman baru tentang “orang asing dan selera asing”.
c. Pr insip-pr insip Penyelenggaraan Pariwisata
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan pasal 5 menjelaskan bahwa Kepariwisataan
diselenggarakan dengan prinsip:
1) menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai
pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan
antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia
dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan;
2) menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan
lokal;
3) memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan,
dan proporsionalitas;
4) memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
29
6) menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan
daerah yang merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka
otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku kepentingan;
7) mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan
internasional dalam bidang pariwisata; dan
8) memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata Nomer: Km.67 /
Um.001 /Mkp/ 2004 Tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata
Di Pulau-Pulau Kecil dalam bab II menyatakan Penyelenggaraan
pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil harus menggunakan
prinsip berkelanjutan di mana secara ekonomi memberikan keuntungan,
memberikan kontribusi pada upaya pelestarian sumber daya alam, serta
sensitif terhadap budaya masyakat lokal. Oleh karena itu pengembangan
pariwisata di pulau-pulau harus berpegang pada prinsip-prinsip dasar
sebagai berikut :
1) Prinsip Keseimbangan
Pengelolaan pariwisata dipulau-pulau kecil harus didasarkan pada
komitmen pola keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial
budaya dan konservasi. Konsep pembangunan yang konversional,
yaitu pembangunan dengan penekanan hanya pada aspek ekonomi,
harus dibayar mahal dengan ketimpangan dan kerusakan sosial budaya
dan lingkungan. Oleh karena Itu pengembangan pariwisata di
pulau-pulau kecil harus menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan,
30
dipandang sebagai sesuatu yang berkaitan satu dengan lainnya
sehingga tidak dapat dipisahkan dan dipertentangkan. Dalam konteks
ini, selain mampu berkembang secara ekonomi, pariwisata di
pulau-pulau kecil juga harus mampu mengembangkan aspek sosial-budaya
masyarakat di sekitarnya, serta meningkatkan kualitas atau upaya
konservasi lingkungan hidup. Dengan demikian manfaat dan
pengembangan ini bukan hanya di rasakan oleh pengembang, namun
juga oleh masyarakat di pulau-pulau kecil tersebut.
2) Prinsip Partisipasi Masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan usaha pariwisata Proses
pelibatan masyarakat, baik secara aktif maupun pasif, harus dimulai
sejak tahap perencanaan hingga tahap pengelolaan dan
pengembangan. Hal ini akan menumbuhkan tanggung jawab dan rasa
memiliki yang akan menentukan keberhasilan dan keberlanjutan
pengembangan pariwisata di pulau-pulau kecil tersebut. Dialog
dengan umpan balik dari masyarakat dalam upaya pengambilan
keputusan pengembangan par iwisata di pulau kecil, akan
memperkaya dan menjadi nilai tambah suatu kegiatan yang akan
dijalankan. Selain itu diperlukan kejujuran dan keterbukaan untuk
memperoleh kepercayaan dari pihak lain yang terlibat dalam proses
partisipasi tersebut. Masyarakat harus di fasilitasi dalam
keterlibatannya, termasuk menginformasikan konsekuensi dan
keterlibatan, dan menunjukkan bagaimana partisipasi masyarakat
31
3) Prinsip Konservasi
Memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap
pelestarian lingkungan (alam dan budaya). Pengembangan harus
diselenggarakan secara bertanggung jawab dan mengikuti
kaidah-kaidah ekologi serta peka dan menghormati nliai-nilai sosial budaya
dan tradisi keagamaan masyarakat setempat. Pariwisata dan
pelestarian lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan, dimana
sumber daya alam (ekosistem, bentang alam, keaneka ragaman hayati)
dan hasil-hasil kebudayaan serta peninggalan sejarah merupakan
modal dasar dan daya tarik pariwisata. Di sisi lain pembangunan
fasilitas dan infrastruktur pariwisata untuk wisatawan dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas sumber daya alam dan budaya
serta peninggalan sejarah tersebut. Mengingat karakteristik
pulau-pulau kecil yang antara lain retatif terisolasi; terbatas dari segi ukuran
geografis dan sumberdaya, baik alam maupun manusia; tingkat
keanekaragaman yang rendah namun memiliki jenis-jenis endemik
yang lebih tinggi; maka pulau-pulau kecil sangat rentan akan suatu
perubahan. Kerusakan lingkungan atau ketimpangan sosial akan
dengan cepat memberikan dampak pada pariwisata yang
dikembangkan. Dalam upaya meminimalkan dampak negatif yang
ditimbulkan akibat pembangunan pariwisata, beberapa langkah dapat
ditempuh, seperti: penentuan ambang batas (carrying capacity), baik
secara sosial (tourism social carrying ca pacity) dan dialog's (tourism
32
tersebut, baru dilaksanakan pembuatan sarana dan prasarana
penunjang yang ditakukan dengan studi AMDAL.
4) Prinsip Keterpaduan
Pengelolaan pariwisata di pulau-pulau kecil harus direncanakan secara
terpadu dengan memperhatikan ekosistem pulau dan disinerjikan
dengan pembangunan berbagai sektor. Pengembangan pariwisata di
pulau-pulau kecil harus disesuaikan dengan dinamika sosial budaya
masyarakat setempat, dinamika ekologi di pulau tersebut dan daerah
sekitarnya. Disamping itu pengembangan pariwisata sebagai salah
satu bagian dar i pembangunan, harus disesuaikan dengankerangka
dan rencana pembangunan daerah.
5) Prinsip Penegakan Hukum
Pengelolaan pariwisata di pulau-pulau kecil harus dikembangkan
sesuai dengan aturan-aturan hukum yang ada, serta dilaksanakan
dengan penegakan hokum maupun peraturan yang berlaku untuk
menjamin kepastian hukum dalam pengelolaan pariwisata di pulau-
pulau kecil. Dengan demikian, pengembangan pariwisata di
pulau-pulau kecil hendaknya memperhatikan prinsip-pilnsip pengembangan
di atas agar dapat dinikmati tidak hanya oleh generasi sekarang, tetapi
juga generasi yang akan datang.
d. Motif dan Tipe Wisata
Pada hakikatnya motif orang untuk mengadakan perjalanan wisata tidak
33
mengklasifikasikan motif-motif wisata yang dapat diduga itu menjadi
empat kelompok, yaitu:
1) Motif fisik, yaitu motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan
badaniah, seperti olahlaga, istirahat, kesehatan, dan sebagainya;
2) Motif budaya, yang harus diperhatikan disini adalah yang bersifat
budaya itu motif wisatawan, bukan atraksinya. Atraksi dapat berupa
pemandangan alam, flora dan fauna, meskipun wisatawan dengan
motif budaya itu sering datang ditempat tujuan wisata untuk
mempelajari atau sekedar untuk mengenal atau memahami tata cara
dan kebudayaan bangsa atau daerah lain: kebiasaannya, kehidupannya
sehari-hari, kebudayaannya yang berupa bangunan, musik, dan tarian.
3) Motif interpersonal, yang berhubungan dengan keinginan untuk
bertemu dengan keluarga, teman, tetangga, atau berkenalan dengan
orang-orang tertentu, atau berjumpa atau sekedar dapat melihat
tokoh-tokoh terkenal: penyanyi, penari, bintang film, tokoh-tokoh-tokoh-tokoh politik.
4) Motif status atau motif prestise, banyak orang beranggapan bahwa
orang yang pernah mengunjungi tempat-tempat lain itu dengan
sendirinya melebihi sesamanya yang tidak pernah bepergian. Orang
yang pernah bepergian ke daerah-daerah lain dianggap atau merasa
dengan sendirinya naik gengsinya, naik statusnya. Dalam wisata aktif,
motif prestise itu penting untuk Negara-negara berkembang atau
Negara bekas jajahan.
Klasifikasi McIntosh tersebut sudah tentu dapat disubklasifikasikan
34
lebih kecil itu oleh IUOTO digunakan untuk menentukan tipe perjalanan
wisata. Misalnya tipe wisata rekreasi, wisata olahraga, wisata ziarah,
wisata kesehataan – berdasarkan motif-motif rekreasi, olahraga, ziarah,
kesehatan. Di Indonesia di samping cara itu juga ada kebiasaan untuk
menentukan perjalanan wisata berdasarkan modal atraksi wisata,
misalnya wisata alam, wisata bahari, wana wisata dan sebagainya, yang
berdasarkan atas modal alam, laut, hutan dan sebagainya. Menurut sistem
IUOTO laut dapat dikembangkan menjadi atraksi wisata rekreasi,
olahraga dan sebagainya.
Berikut sejumlah subkelas motif wisata serta tipe wisata menurut IUOTO
dalam Soekadijo (1996:38):
a. Motif bersenang-senang atau tamasya
Motif bersenang-senang atau tamasya yang melahirkan tipe wisata
tamasya (pleasure tourism). Wisatawan tipe ini ingin mengumpulkan
pengalaman sebanyak-banyaknya, mendengarkan dan menikmati apa
saja yang menarik perhatian. Ia yang tidak terikat pada satu sasaran
yang sudah ditentukan dari rumah. Wisatawan tamasya
berpindah-pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan menikmati
pemandangan alam, adat kebiasaan setempat, pesta rakyat, hiruk
pikuk kota besar atau ketenangan tempat yang sepi, monument,
peninggalan sejarah, dan sebagainya.
b. Motif rekreasi
Motif rekreasi dengan tipe wisata rekreasi (recreation tourism).