• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PO.BUGAR INDAH TOUR DI CARUBAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PO.BUGAR INDAH TOUR DI CARUBAN."

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan oleh :

KUKUH ADHITYA PRIBADI 1012010168/FEB/EM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

Disusun Oleh :

KUKUH ADHITYA PRIBADI 1012010031 / FEB / EM

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji skripsi Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada Tanggal : 24 J uli 2014

Pembimbing Utama Tim Penguji : Ketua

Dr s.Supr iyono, MM Dr s.Ec.Gendut Sukarno, MS

Sekr etaris

Dr s.Supriyon, MM Anggota

Dr s.Ec.Bowo Santoso.MM

Mengetahui,

PJ S Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(3)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah . ... 7

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan teori ... 8

2.1.2 Pengertian Kualitas layanan ……….10

2.1.3 Pengertian Loyalitas Pelanggan...……….13

2.2 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Pelanggan ... 16

2.3 Kerangka konseptual ... 18

2.4 Hipotesis ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup penelitian ... 19

3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 20

3.2 Pengukuran Variabel ... 20

3.3 Populasi dan Sampel ... 22

(4)

3.5 Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 24

3.5.1 Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian………..45

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………45

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan……….…46

4.1.3 Struktur Organisasi………..……….47

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian………...48

4.2.1 Penyebaran Kuisioner………..………48

4.2.2 Karakteristik Responden………,,………48

4.3 Hasil Prtial Least Square………67

4.3.1 Model PLS………67

4.3.2 Outer Model (Model Pengukuran dan Validitas)………67

4.3.3 Average variance extracted (AVE)……….70

4.3.4 Composite Reliability………...71

4.3.5 Inner Model (Pengujian Model Struktural)…..………...74

4.4 Pembahasan………..76

(5)
(6)

TABEL 1.2 Data jumlah pelanggan 2010-2014……….4

TABEL 1.3 Data keluhan oleh pelanggan 2010-2014………...5

TABEL 4.1 Karakter responden berdasarkan umur…….………52

TABEL 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin………...52

TABEL 4.3 Deskripsi jawaban responden variabel kualitas layanan………….53

TABEL 4.4 Deskripsi jawaban responden variabel kualitas layanan………….54

TABEL 4.5 Deskripsi jawaban responden variabel kualitas layanan………….55

TABEL 4.6 Deskripsi jawaban responden variabel loyalitas pelanggan………56

TABEL 4.7 Tabel Outer Weight………59

TABEL 4.8 Tabel Outer Loading………..60

TABEL 4.9 Tabel AVE……….64

TABEL 5.0 Tabel Composite Realiability………65

(7)

Oleh :

Kukuh Adhitya Pr ibadi 1012010168/FEB/EM

Travel adalah salah satu penunjang transportasi wisata yang memiliki peranan penting saat ini.loyalitas pelanggan merupakan ukuran keberhasilan dalam usaha pelayanan jasa. Dengan tersedianya kualitas layanan yang baik akan menciptakan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas di PO.BUGAR INDAH Tour. dengan menggunakan alat analisis PLS.

Data diperoleh dari data sekunder dan data primer . Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti dari wawancara atau pengisian kuisioner dan Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, atau wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait. Dari hasil oleh data data menunjukan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap loyalias pelanggan dengan koefisien path sebesar 0,8694 dapat diterima nilai T-Statistic = 26,2327 lebih Besar dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645. Dengan demikian menyatakan bahwa Kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PO.Bugar Indah Tour Caruban. Apabila Kualitas Layanan meningkat maka loyalitas pelanggan pun juga akan meningkat. serta pada pengujian R quare Nilai R2 = 0,7559.

(8)

1.1LATAR BELAKANG

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, sarana transportasi

merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dan selalu dibutuhkan manusia.

Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas

sehari-hari. ketika seseorang dalam menjalankan aktifitasnya khususnya perjalanan

jarak jauh. Dalam kaitannya dengan kehidupan manusia, transportasi memiliki

peranan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan seseorang baik dalam aspek

sosial, ekonomi, lingkungan, politik dan betapa besar peran transportasi dalam

kehidupan manusia.Pada era globalisasi yang cepat ini dibutuhkan suatu transportasi

yang cepat, nyaman dan aman.

PO.BUGAR INDAH Tour merupakan suatu perusahaan yang bergerak pada

bidang jasa khususnya pariwisata. Jasa transportasi mempunyai potensi yang sangat

baik namun pada kenyataannya munculnya banyak pesaing dari

perusahaan-perusahaan jasa lainnya khususnya perusahaan-perusahaan travel bus lainnya ini memberikan

pengaruh kepada PO.BUGAR INDAH Tour.Jasa ini, memerlukan beberapa strategi

untuk menarik dan mempertahankan pelanggan. Salah satu cara untuk menarik dan

mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan pelayanan yang berkualitas

(9)

selalu meningkatkan kualitas layanan melalui jangkauan, ketanggapan dalam

pelayanan, kemudahan dalam memperoleh informasi jasa, serta dalam hal tingkat

kesopanan pengendara bus untuk membuat nyamana saat berkendara dengan

mengunakan jasa ini akan mempengaruhi loyalitas pelanggan.

PO.BUGAR INDAH Tour dengan mengedepankan moto moving forward

adalah untuk selalu melangkah kedepan kemudian berubah menjadi abdi rakyat

bertujuan untuk menciptakan suasana yang lebih dekat dengan pelanggan. Tingkat

persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi dan ketat menyebabkan perusahaan

berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan loyalitas pelanggan. Kualitas

memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang

kuat dengan perusahaan (Tjiptono, 2004:54). Zeithaml dan Bitner dalam Tjiptono

(2004:70) menjelaskan bahwa kualitas pelayanan dapat dibagi menjadi lima dimensi

pokok kualitas pelayanan yaitu bukti langsung (tangible), keandalan (reliability),

daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty).

Loyalitas pelanggan sangat diperlukan oleh PO.BUGAR INDAH Tour

karena loyalitas pelanggan merupakan faktor penting dalam dunia bisnis.

PO.BUGAR INDAH Tour memberikan pelayanan yang berkualitas kepada

pelanggannya dengan tujuan untuk mendapatkan pelanggan yang loyal. Pelanggan

(10)

akan mendapatkan peningkatan pendapatan penjualan apabila memiliki pelanggan

yang loyal (Griffin, 2005:11).

TABEL 1.1

DATA FASILITAS YANG DIMILIKI

OLEH PO BUGAR INDAH

Sumber : PO.BUGAR INDAH Tour

FASILITAS

1. Free WiFi 2. AC

3. Full Music 4. Sound system

5. Speaker Microfone 6. TV

(11)

TABEL 1.2

DATA J UMLAH PELANGGAN TAHUN 2010 – 2013

PO.BUGAR INDAH Tour

TAHUN PELANGGAN

2010 756

2011 740

2012 709

2013 666

Sumber : PO.BUGAR INDAH Tour

(12)

TABEL 1.3

. DATA KELUHAN OLEH PELANGGAN BERKAITAN DENGAN

KUALITAS LAYANAN DI PO.BUGAR INDAH tour TAHUN 2010 - 2013

(13)

Melihat dari Data semakin menurunnya pelanggan dan meningkatnya jumlah

complain yang terjadi pada tahun 2010 sampai dengan 2013 dalam PO.BUGAR

INDAH Tour. Fenomena yang terjadi saat ini pada PO.BUGAR INDAH Tour tidak

terlepas dari pemasalahan yang berhubungan dengan loyalitas pelanggan.

membuktikan kurangnya pelayanan kualitas jasa yang diberikan kepada pelanggan

walaupun mengalami penurunan dan semakin banyaknya perusahaan jasa yang

bergerak pada jasa pariwisata. PO.BUGAR INDAH Tour harus meningkatkan tingkat

pelayanan kepada pelanggan untuk mengahadapi persaingan antar perusahaan jasa

bus pariwisata lainnya guna menciptakan loyalitas pelanggan.

Industri jasa transportasi PO.BUGAR INDAH Tour juga tidak terlepas dari

kemungkinan konsumen akan berpindah dari penyedia jasa satu ke penyedia jasa

lainnya dengan alasan – alasan tertentu.. Kunci agar perusahaan tetap eksis adalah

kemampuan perusahaan tersebut untuk mempertahankan pelanggannya. Apabila

pelanggan pergi, maka eksistensi perusahaan tidak diperlukan lagi bahkan sebaliknya.

Alasan utama perusahaan jasa meningkatkan loyalitas pelanggan adalah

membangun kesetiaan pada pelanggan dan mempertahankan pelanggan agar tidak

pindah ke pesaingnya dan tetap menggunakan jasanya itu tidak memerlukan biaya

yang besar dengan cara meningkatkan kualitas pelayanan (jasa) dan lebih efisien

mempertahankan konsumen setia daripada mencari konsumen baru. Berdasarkan

(14)

1.2 Rumusa n Masalah

Dari uraian pada latar belakang diatas di rumuskan masalah

Apakah Kualitas Layanan berpengaruh terhadap Loyalitas pelanggan pada

PO.BUGAR INDAH Tour ?

1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas di

PO.BUGAR INDAH Tour

1.4 Manfa at Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan, kontribusi penelitian diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen sebagai bahan acuan

pembanding dalam usaha untuk penyempurnaan dan meningkatkan jumlah

pelanggan dimasa yang akan datang sesuai dengan kebutuhan pasar

2. Bagi Akademisi sebagai bahan studi untuk dapat dijadikan sebagai contoh

dan acuan untuk meneliti hal-hal bersangkutan tentang kualitas pelayanan dan

(15)

2.1.1 Penelitian ter dahulu

A. Hasil penelitian yang dilakukan Ellys Cornelia S., Nancy Veronica S. Endo

Wijaya Kartika, Thomas S. Kaihatu. Dalam penelitiannya “ANALISA

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS

PELANGGAN DI LAUNDRY 5ASEC SURABAYA” menyatakan hasil :

1. Diketahui variabel reliability, responsiveness, assurance, emphaty, dan

tangibles berpengaruh secara serentak dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan laundry 5Asec di Surabaya.

2. Diketahui ternyata variabel reliability merupakan variabel yang

berpengaruh paling dominan terhadap loyalitas pelanggan laundry 5Asec di

Surabaya

B. Hasil penelitian yang dilakukan Juhari dalam penelitiannya ”ANALISIS

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS

PELANGGAN PADA HOTEL CENTRUM PANGKALPINANG”

Menyatakan bahwa :

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa kualitas

pelayanan yang terdiri dari: dimensi bukti fisik (tangibles), kehandalan

(16)

(emphaty), secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

loyalitas pelanggan pada Hotel Centrum,

2. Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel

bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan

dan positif terhadap loayalitas pelanggan, sedangkan dimensi kehandalan

(reliability), ketanggapan (responsiveness) dan jaminan (assurance)

terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan

pada Hotel Centrum Pangkalpinang. Berdasarkan hasil analisis koefisien

determinasi (R2) menunjukkan bahwa sebesar 0,605 artinya bahwa 60,5%

variasi dari variabel loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh variabel

kualitas pelayanan yaitu tangibles (X1), reliability (X2),responsiveness

(X3), assurance (X4) dan empathy (X5). Sedangkan 39,5% lainnya

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.

3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, variable yang dominan

mempengaruhi loyalitas pelanggan Hotel Centrum Pangkalpinang adalah

variabel empati (empathy) sebesar 0,443. hal ini menunjukkan bahwa pihak

Hotel Centrum telah mampu memberikan perhatian secara individu kepada

tamu, kemauan karyawan memberikan pelayanan kepada tamu dengan

penuh perhatian, kesungguhan karyawan dalam memperhatikan

kepentingan tamu dan keluwesan pihak hotel dalam menentukan keluar

(17)

layanan dari variabel empati, maupun variable lain yang berpengaruh

secara signifikan terhadap kepuasan tamu seperti: bukti fisik (tangibles).

C. Hasil penelitian yang dilakukan Bunga Abiyatul, Isnaini Nurkhayati dalam

penelitiannya ” ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN JASA

POS PAY TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT POS

INDONESIA PERSERO DRIVE VI JATENG DAN DIY” Menyatakan

bahwa :

variabel loyalitas pelanggan dipengaruhi secara langsung oleh variabel bukti

langsung, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati. Ini berarti bahwa

loyalitas pelanggan dapat ditingkatkan dengan memperhatikan kualitas bukti

langsung, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati pada PT Pos

Indonesia Persero. Berdasarkan penghitungan koefisien determinasi diperoleh

adjusted R2 sebesar 0.915, hal ini berarti variabel bukti langsung, keandalan,

daya tanggap, jaminan, dan empati mempunyai pengaruh terhadap variabel

loyalitas pelanggan sebesar 91.5%. Sedangkan sisanya sebesar 8.5%

merupakan variabel lain yang mempengaruhi variabel loyalitas.

2.1.2 Penger tian Kualita s layanan (service quality)

Kualitas layanan (service quality) yang dapat didefinisikan sebagai cara

membandingkan persepsi layanan yang mereka harapkan dengan kenyataan

pelayanan yang mereka terima (Kotler:2004). Dalam menginterpretasikan konsep di

(18)

layanan dapat dikatakan sangat baik. Sebaiknya jika kenyataan kurang dari yang

diharapkan, maka layanan dapat dikatakan kurang baik atu jelek dan apabila

kenyataan sama dengan harapan maka layanan disebut baik.

Kualitas layanan sangat dibutuhkan terutama di industri jasa mengingat

konsumennya mempunyai keinginan yang selalu ingin dipenuhi dan dipuaskan.

Konsumen selalu mengharapkan untuk mendapatkan pelayanan yang maksimal dari

para penyedia jasa dalam hal ini mereka ingin diperlakukan secara profesional serta

memperoleh sesuatu sesuai dengan yang mereka harapkan. Kualitas layanan

merupakan salah satu faktor yang mendukung tercapainya customer loyalty karena

dengan adanya layanan yang baik akan membuat para pelanggan merasa nyaman dan

dihargai

Untuk mempermudah penilaian dan pengukuran kualitas pelayanan,

dikembangkan suatu alat ukur kualitas layanan yang disebut SERVQUAL (Service

Quality). SERVQUAL ini merupakan skala multi item yang dapat digunakan untuk

mengukur persepsi pelanggan atas kualitas pelayanan yang meliputi lima dimensi

(Zeithaml:2003), yaitu:

a. Berwujud atau bukti langsung (tangibles) Merupakan penampilan dan

kemampuan langsung sarana dan prasarana fisik yang harus diandalkan, yang

meliputi fasilitas fisik,perlengkapan, karyawan dan sarana komunikasi.

(19)

Indikator variable Tangibles (bukti langsung) (X1) terdiri dari :

1. Keadaan interior dan eksterior pada bus PO.Bugar Indah

2. Kelengkapan peralatan pada bus PO.Bugar Indah

b. Keandalan (reliability) Yakni suatu kemampuan untuk memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera, tepat waktu dan akurat serta terpercaya

Indikator variable Reliability (keandalan) (X2) terdiri dari :

1. Kehandalan sopir dalam berkendara

2. Ketepatan dalam memenuhi jadwal kepergian dan kepulangan pada

bus PO.Bugar Indah Tour

c. Ketanggapan (Responsiveness) Yakni suatu kemampuan atau keadaan untuk

membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

Membiarkan pelanggan menunggu untuk alasan yang tidak jelas bisa

menimbulkan persepsi negative terhadap kualitas layanan.

Indikator variable Responsiveness (daya tanggap) (X3) terdiri dari :

1. Personil Bus PO.Bugar Indah Tour dengan cepat meayani permintaan

penumpang

2. Daya tanggap dalam menyelesaikan masalah konsumen

d. Jaminan (Assurance) Yakni mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan dan

(20)

yang dapat menjamin kinerja yang baik sehingga menimbulkan kepercayaan dan

keyakinan pelanggan.

Indikator variable Assurance (jaminan) (X4) terdiri dari :

1. Personality (kesopanan,keramah-tamahan dan perhatian) para

karyawan PO.BUGAR INDAH Tour

2. Kepercayaan yang ditanamkan yang ditanamkan pada karyawan

PO.BUGAR INDAH Tour disetiap pelanggan

e. Empati (emphaty) Yaitu memberikan perhatian yang bersifat individual atau

pribadi secara tulus kepada pelanggan dan kemudahan dalam melakukan

hubungan komunikasi serta berupaya untuk memahami keinginan dan kebutuhan

pelanggan

Indikator Emphaty (keperduliaan) (X5) terdiri dari :

1. Perhatian pribadi atau khusus kepada pelanggan

2. PO.Bugar Indah Tour selalu terbuka kepada pelanggan untuk dapat

menghubungi layanan customer care dengan mudah

2.1.3 Penger tian Loyalitas Pela nggan

Loyalitas merupakan besarnya konsumsi dan frekuensi pembelian dilakukan

oleh seorang konsumen terhadap suatu perusahaan (Wulf, Gaby dan Lacobucci

,2001). Dan mereka berhasil menemukan bahwa kualitas keterhubungan yang terdiri

(21)

loyalitas. Definisi pelanggan (customer) memberikan pandangan mendalam yang

penting untuk memahami mengapa perusahaan harus menciptaka dan meelihara

pelanggan. Pelanggan adalah seseorang yang menjadi terbiasa untuk membeli dari

anda.kebiasaan itu terbentuk melalui pembelian dan interaksi yang sering selama

periode waktu tertentu.tanpa adanya track record hubungan yang kuat dan pembelian

berulang,orang tersebut bukanlah pelanggan dia merupakan pembeli. pelanggan yang

puas dan loyal (setia) merupakan peluang untuk mendapatkan pelanggan baru.

Mempertahankan semua pelanggan yang ada umumnya akan lebih menguntungkan

dibandingkan dengan pergantian pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan

baru bisa lima kali lipat dari biaya mempertahankan seorang pelanggan yang sudah

ada (Kotler et al, 2000 : p. 60). Jadi mempertahankan pelanggan sama dengan

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan sehingga akan dapat meningkatkan

loyalitas. Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui

proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari

pembelian konsisten sepanjang waktu.

Bila yang didapat sudah sesuai dengan harapan, maka proses pembelian ini

terus berulang. Pelanggan yang puas akan dapat melakukan pembelian ulang pada

waktu yang akan datang dan memberitahukan kepada orang lain atas kinerja produk

atau jasa yang dirasakan. Hal ini dapat dikatakan bahwa telah timbul adanya

(22)

yang memuaskan maka ia tidak akan berhenti untuk mencoba merek-merek yang lain

sampai ia mendapatkan produk atau jasa yang memenuhi kriteria mereka.

Sedangkan menurut Jill Griffin (2003.p31) loyalitas didasarkan pada perilaku

membeli. Indikator dalam penelitian ini :

1. Melakukan pembelian secara teratur :

Kesediaan mengunakan jas PO. Bugar indah secara terus-menerus

2. Membeli antar lini produk dan jasa :

Ketersediaan pengguna jasa PO.Bugar Indah Tour untuk mencoba

menggunakan jasa-jasa baru yang ditawarkan oleh PO.Bugar Indah

3. Mereferensikan kepada orang lain :

Kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan perusahaan PO.Bugar

Indah Tour

4. Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing :

Kesediaan pelanggan untuk menggunakan jasa PO.Bugar Idah Tour

dibanding perusahaan travel lainnya

Loyalitas pelanggan menurut Tjiptono (2004:393) loyalitas berdasarkan sikap

dan perilaku pembelian ulang. Empat situasi kemungkinan loyalitas:

a. No Loyalty

Bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan sama-sama lemah, maka loyalitas

tidak terbentuk. Penyebabnya pertama, sikap yang lemah (mendekati netral) bisa

(23)

mengkomunikasikan keunggulan produknya. Kedua, berkaitan dengan dinamika

pasar, dimana merek-merek yang berkompetisi dipersepsikan serupa/ sama.

b. Spurious Loyalty

Bila sikap yang relatif lemah disertai dengan pola pembelian ulang yang kuat, maka

yang terjadi adalah spurious loyalty. Situasi semacam ini ditandai dengan pengaruh

faktor non sikap terjadap perilaku, misalnya norma subjektif dan faktor situasional.

c. Latent Loyalty

Bila sikap yang kuat disertai pola pembelian ulang yang lemah. Situasi ini disebabkan

pengaruh faktor non sikap yang sama kuat atau cenderung lebih kuat daripada faktor

sikap dalam menentukan pembelian ulang.

d. Loyalty

Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan para pemasar, di mana

konsumen bersikap positif terhadap jasa atau penyedia jasa bersangkutan dan disertai

pola pembelian ulang yang konsisten.

2.2 Hubungan Kualita s Pelayanan dengan Loyalitas Pelanggan

Pada dasarnya tujuan akhir dari perusahaan adalah menciptakan kepuasaan

pelanggan yang terpuaskan oleh penggunaan jasa atau pelayanan perusahaan

merupakan modal dasar bagi perusahaan. Terciptanya loyaitas pelanggan dapat

(24)

pelanggan, memberikan dasar yang baik untuk pembelian ulang oleh pelanggan,

terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke

mulut (word of mounth) yang menguntungkan bagi perusahaan (Fandy Tjiptono,1998

: 24), dalam kaitannya dengan kualitas, Kothler dalam Fandy Tjiptono (1998 : 24).

Mengatakan bahwa kualitas dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada

presepsi pelanggan.hal ini berarti citra kualitas yang baik bukanlah dari penilaian

perusahaan , melainkan dari presepsi pelanggan. Berdasarkan uraian diatasa maka

loyalitas pelanggan akan tercipta jika perusahaan dapat memberikan kepuasan

pelanggan dengan menyediakan produk atau jasa yang berkualitas sesuai dengan

harapa pelanggan yang pada akhirnya kualitas produk / pelayanan perusahaan akan

menciptakan loyalitas pelanggan pada perusahaan.

Dalam kenyataannya keinginan pelanggan dari waktu kewaktu selalu berubah

sebagai pengalaman dari masa lalu (past experince), kebutuhan pribadi (personal

needs), dan percakapan dari mulut ke mulut (word of mouth) maka sebenarnya kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, pelayanan,

manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan sehingga

(25)

2.3 Ker angka Konseptual

2.4 Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:

Diduga kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan

PO.BUGAR INDAH Tour

LOYALITAS (Y) KUALITAS

LAYANAN (X) TANGIBLES

(X1)

EMPATY (X5) RELIABILITY

(X2)

ASSURANCE (X4) RESPONSIVE

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Peneltian

3.1.1 Var iabel penelitian dan Definisi Oper asional

A. Kualitas layanan (X) yaitu : pemulaan dari kepuasan pelanggan. Pelanggan

akan merasa puas, apabila mereka memperoleh pelayanan yang baik atau sesuai

dengan yang diharapkan. kualitas pelayanan yang meliputi lima dimensi

(Zeithaml:2003), Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam

pembahasan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Berwujud atau bukti langsung (tangibles) Merupakan penampilan dan

kemampuan langsung sarana dan prasarana fisik yang harus diandalkan, yang

meliputi fasilitas fisik,perlengkapan, karyawan dan sarana komunikasi.

b. Keandalan (reliability) Yakni suatu kemampuan untuk memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera, tepat waktu dan akurat serta terpercaya

c. Ketanggapan (Responsiveness) Yakni suatu kemampuan atau keadaan untuk

membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

Membiarkan pelanggan menunggu untuk alasan yang tidak jelas bisa

menimbulkan persepsi negative terhadap kualitas layanan.

d. Jaminan (Assurance) Yakni mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan

(27)

spontan yang dapat menjamin kinerja yang baik sehingga menimbulkan

kepercayaan dan keyakinan pelanggan.

e. Empati (emphaty) Yaitu memberikan perhatian yang bersifat individual atau

pribadi secara tulus kepada pelanggan dan kemudahan dalam melakukan

hubungan komunikasi serta berupaya untuk memahami keinginan dan

kebutuhan pelanggan

B. Variabel terikat yaitu Kepuasaan Loyalitas Pelanggan (Y).

Loyalitas pelanggan didefinisikan sebagai besarnya kemungkinan pelanggan

menggunakan jasa kembali dan kesediaan mereka untuk menjadi partner bagi

PO.Bugar Indah Tour

Indikator loyalitas pelanggan dalam penelitian ini adalah Jill Griffin (2003.p31)

1. Melakukan pembelian secara teratur

2. Membeli antar lini produk dan jasa

3. Mereferensikan kepada orang lain :

4. Menunjukan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing :

3.2. PENGUKURAN VARIABEL

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval (interval scale) yang

merupakan skala pengukuran yang menyatakan katergori, peringkat dan jarak

(28)

menggunakan skala Likert (Likert Scale) yaitu metode yang mengukur sikap dengan

menyatakan setuju dan ketidaksetujuaanya terhadap subyek, obyek atau kejadian

tertentu, Skala Likert berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang

terhadap sesuatu. Skala likert berisi lima tingkat jawaban dengan pilihan berupa

angka skala 1-5, yang artinya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005):

1. Sangat tidak puas

2. Tidak puas

3. Netral

4. Puas

5. Sangat puas

Digunakan jenjang 1-5 dalam penelitian ini mengikuti pola sebagai berikutnya,

misalnya :

1 (Sangat tidak puas) 5 (sangat puas)

Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan member skor yang berada

dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 pada masing-masing skala, dimana nilai 1

(29)

3.3 POPULASI DAN SAMPEL

3.3.1 Populasi

Populasi merupakan keselurahan individu atau kelompok yang memiliki ciri

atau karakteristik yang sama. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

keseluruhan pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan pada PO.Bugar Indah Tour

Caruban

3.3.2. Sampel.

Karakteristik sampel pada penelitian ini adalah pelanggan PO.Bugar Indah

Tour dengan jumlah pengunjung lebih dari satu. metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah purposive sample yaitu pemilihan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2004:77). Dalam bukunya, Ausgusty Ferdinand, Hair

et.al. mengemukakan bahwa ukuran sampel menjadi terlalu besar maka metode

menjadi “sangat sensitive” sehingga sulit mendapatkan ukuran-ukuran goodness of fit

yang baik.sehingga penelitian ini menggunakan sampel 100 orang. metode

pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling yaitu sampel dipilih

berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Dengan kriteria antara lain :

1. Konsumen yang telah memakai layanan jasa Milik P.O Bugar indah

(30)

2. Konsumen yang Telah menjadi Member pelanggan pada P.O Bugar

indah

3. Konsumen Yang Berusia 20-50 tahun

3.4 METODE PENGUMPUL AN DATA

3.4.1 J ENIS DATA DAN SUMBER DATA

a. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu

atau perseorangan, seperti dari wawancara atau pengisian kuisioner

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, atau wawancara

langsung dengan pihak-pihak terkait.

3.4.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

a. Kuisioner

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner yaitu seperangkat daftar

pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk memperoleh data tentang:

Identitas responden dan tanggapan atau jawaban-jawaban responden atas item-item

yang diajukan dalam bentuk pertanyaan.

b. Studi Pustaka

Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

(31)

penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang

dilakukan.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan Karyawan PO.Bugar Indah Tour dan customer guna

mendapat informasi mengenai kualitas pelayanan yang diberikan dan hal –hal lain

yang berkaitan dengan penelitian

3.5Teknik analisis dan uji hipotesis

3.5.1 Teknik Ana lisis

Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

multivariate dengan Structural Equation Modeling (SEM) PLS. Partial Least Square

(PLS) merupakan sebuah metode untuk mengkonstruksi model-model yang dapat

diramalkan ketika faktor-faktor terlalu banyak. PLS dikembangkan pertama kali oleh

Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan

variabel laten dengan mutiple indikator. PLS juga merupakan faktor indeterminacy

metode analisis yang powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan

pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. Model ini dikembangkan sebagai

alternatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah atau

indikator yang tidak tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif. PLS

selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk

(32)

Selain PLS, metode lain yang dapat digunakan adalah SEM (Structur Equation

Modelling) tetapi dengan jumlah sampel yang besar.

SEM dengan menggunakan diagram jalur memiliki beberapa ciri, diantaranya

adalah :

a. Model struktural memenuhi sifat model rekursif.

b. Variabel laten, ada yang model pengukurannya bersifat formatif (sosial

keluarga, ekonomi keluarga, kesejahteraan keluarga dan minat kembali ke luar

negeri). Dalam model formatif, indikator dipandang sebagai variabel laten menurut

Bollen dan Lennox (1991). Dan ada yang bersifat refleksif. Dalam model refleksif

indikator atau manifest dipandang sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel

laten, sehingga perubahan dalam satu indikatornya akan berakibat pada perubahan

indikator lainnya dengan arah yang sama. Sructur Equation Model (SEM) adalah

salah satu bidang kajian statistik yang dapat menguji sebuah rangkaian hubungan

yang relatif sulit terukur secara bersamaan. SEM terdiri dari model yang cocok untuk

pasangan data. Berdasarkan ciri ke 2, maka penerapan SEM tidak bisa digunakan,

mengingat SEM hanya bisa digunakan pada model struktural yang variabel latennya

memiliki indikator bersifat refleksif.

SEM berbasis covariance based, adapun perbedaan antara covariance based

SEM dengan component based PLS adalah dalam penggunaan model persamaan

struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi oleh

(33)

dan pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka

metode dengan covariance based lebih sesuai. Namun demikian adanya

indeterminacy dari estimasi faktor score maka akan kehilangan ketepatan prediksi dari pengujian teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok.

Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi

linier dari indikator maka menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan

definisi yang pasti dari komponen skor. Bilamana model struktural yang akan

dianalisis memenuhi model rekursif dan variabel laten memiliki indikator yang

besifat forematif, refleksif atau campuran, maka yang tepat diterapkan adalah PLS.

PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal ini

terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variabel laten

berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel dapat

dengan mudah diperoleh, sehingga prediksi terhadap variabel laten yang

dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan (Ghozali 2008). Sedangkan SEM

kurang cocok untuk tujuan prediksi karena indikatornya bersifat relfeksif, sehingga

perubahan nilai dari suatu indikator sangat sulit untuk mengetahui perubahan nilai

dari variabel laten, sehingga pelaksanaan prediksi sulit dilakukan. Oleh karena itu

dalam penelitian ini digunakan metode PLS.

Didalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pemcerminan indikatornya,

(34)

yang dipengaruhi oleh indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif (formative

indicator).

1. Model refleksif dipandang secara matematis indikator seolah-olah

sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten. Hal ini

mengakibatkan bila terjadi perubahan dari suatu indikator akan berakibat

pada perubahan pada indikator lainnya dengan arah yang sama.

Ciri-ciri model indikator reflektif adalah :

a. Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari variabel laten (Y) ke

indikator (X1, X2, X3, X4).

b. Anatra indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki internal

consitency reliability).

c. Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan

merubah makna dan arti variabel laten.

d. Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat

indikator.

2. Model formatif dipandang secara matematis indikator seolah-olah

sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, jika salah satu

indikator meningkat, tidak harus diikuti oleh peningkatan indikator

lainnya dalam satu kontruk, tapi jelas akan meningkatkan variabel

(35)

PLS adalah salah satu metode yang dapat menjawab masalah pengukuran

indeks keputusan pembelian karena PLS tidak memerlukan asumsi yang ketat, baik

mengenai sebaran dari sebuah pengamatan maupun dari ukuran contoh yang tidak

besar.

Keunggulan PLS antara lain :

1. Fleksibilitas dari algoritma

Dimensi ukuran bukan masalah, misalnya variabelnya banyak.

2. Dapat mencocokkan data dengan komponen yang lebih sedikit (sampel data

tidak harus besar).

Metode lain yang dapat digunakan adalah LISREL (Linier Sructural Relations,

software / program komputer yang sering digunakan pada SEM) yaitu metode yang dalam perhitungannya memerlukan sebaran data berdistribusi normal dan ukuran

sampel harus besar (n > 100) (Bacon, 1997). Oleh Joreskog dan Wold (1982), PLS

dikembangkan sebagai metode umum untuk pendugaan model laten yang diukur

secara tidak langsung oleh perubah penjelas.

3.5.1.1. Car a Ker ja PLS

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga

kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor atau

nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang

(36)

indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS

menggunakan proses interasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan

estimasi. Tahap pertama menghasilkan weigh estimate, tahap kedua menghasilkan

estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi

means dan lokasi (konstanta).

Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk mendapatkan

outside approximation weigth, sementara itu outer model estimate digunakan untuk mendapatkan inside approximation weigth. Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika

presentase perubahan setiap outside approxomation weigth relatif terhadap proses

iterasi sebelumnya kurang dari 0,01.

3.5.1.2. Model Spesifikasi PL S

PLS terdiri atas hubungan eksternal (outer model atau model pengukuran) dan

hubungan internal (inner model atau model struktur). Hubungan tersebut

didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model pengukuran yang

menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas dan

model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten (Gefen, 2000). Model

analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan : (1) inner

(37)

variabel manifestasinya (measurement model), (3) weigth relation dalam mana nilai

kasus dari variabel laten dapat diestimasi.

3.5.1.3 Penduga PLS

Prosedur penduga PLS melalui dua tahapan yang mendasar. Tahap pertama

menggunakan pendugaan iterative dan didapat peubah-peubah laten sebagai

kombinasi linier dari sekelompok peubah-peubah penjelasnya. Tahap kedua

menggunakan pendugaan noniteratif untuk koefisien model structural dari model

pengukuran (Gefen, 2000).

Pendugaan peubah laten yang telah terdefinisi digunakan untuk menghitung

pembobot dan koefisien-koefisien model structural yang diperoleh dengan cara

menerapkan metode kuadrat terkecil. Koefisien lintas model structural diperoleh

dengan meregresikan setiap hubungan-hubungan secara parsial. Inti prosedur PLS

menentukan pembobot yang digunakan untuk menduga peubah laten. Pembobot

didapat dari hasil regresi dengan metode kuadrat terkecil terhadap peubah penjelas

pada setiap blok. Penduga pembobotan dalam masalah ini adalah outward mode yang

dapat dihitung berdasarkan regresi sederhana. Outward mode sebenarnya pendugaan

pembobotan untuk peubah penjelas refleksif, yaitu peubah penjelas yang diasumsikan

(38)

3.5.1.4 Evalua si PLS

Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk

estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikasi parameter

tidak diperlukan (Chin, 2000). Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran

prediksi yang mempunyai sifat non parametrik. Model pengukuran atau outer model

dengan indicator refleksif dievaluasi dengan corvengent dan discrimanant validity

dari indikatornya dan composite reliability untuk block indicator. Sedangkan outer

model dengan formatif indicator dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikasi dari

ukuran weight tersebut (Chin, 2000). Model structural atau inner model dievaluasi

dengan melihat persentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2

untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran stone-Geiser Q Squares

test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan juga melihat besarnya koefisien jalur

strukturnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik

(39)

3.5.1.5 Langkah-langkah Pa r tia l Least Squa r e (PLS)

Langkah-langkah pemodelan persamaan struktural PLS dengan software adalah

seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

(40)

(1). Langkah Pertama: Merancang Model Struktural (inner model)

Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS

didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

a) Teori, kalau sudah ada

b) Hasil penelitian empiris

c) Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain

d) Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, pada PLS dimungkinkan melakukan eksplorasi hubungan antar

variabel laten, sehingga sebagai dasar perancangan model struktural bisa berupa

proposisi. Hal ini tidak direkomendasikan di dalam SEM, yaitu perancangan model

berbasis teori, sehingga pemodelan didasarkan pada hubungan antar variabel laten

yang ada di dalam hipotesis.

(2). Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model)

Pada PLS perancangan model pengukuran (outer model) menjadi sangat

penting, yaitu terkait dengan apakah indikator bersifat refleksif atau formatif.

Merancang model pengukuran yang dimaksud di dalam PLS adalah menentukan sifat

indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif.

Kesalahan dalam menentukan model pengukuran ini akan bersifat fatal, yaitu

memberikan hasil analisis yang salah.

Dasar yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk menentukan sifat indikator

(41)

belum ada adalah rasional. Pada tahap awal penerapan PLS, tampaknya rujukan

berupa teori atau penelitian empiris sebelumnya masih jarang, atau bahkan belum

ada. Oleh karena itu, dengan merujuk pada definisi konseptual dan definisi

operasional variabel, diharapkan sekaligus dapat dilakukan identifikasi sifat

indikatornya, bersifat refleksif atau formatif.

(3). Langkah Ketiga: Mengkonstruksi diagram Jalur

Bilamana langkah satu dan dua sudah dilakukan, maka agar hasilnya lebih

mudah dipahami, hasil perancangan inner model dan outer model tersebut,

selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram jalur

(4). Langkah Keempat: Konversi diagram Jalur ke dalam Sistem Persamaan

a) Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikatornya, disebut juga dengan outer relation atau measurement model,

mendefinisikan karakteristik variabel laten dengan indikatornya.

Model indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

x = Λxξ + εx

y = Λyη + εy

Di mana X dan Y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ) dan

endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang menggambarkan

(42)

indikatornya. Residual yang diukur dengan εx danεy dapat diinterpretasikan sebagai

kesalahan pengukuran atau noise.

Model indikator formatif persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

ξ = ΠξXi + δx

η = ΠηYi + δy

Dimana ξ, η, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya. Πx dan Πy

adalah seperti koefisen regresi berganda dari variabel laten terhadap indikator,

sedangkan δx dan δy adalah residual dari regresi.

Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model),

disebut juga dengan inner relation, menggambarkan hubungan antar variabel laten

berdasarkan teori substansif penelitian. Tanpa kehilangan sifat umumnya,

diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau variabel manifest diskala zero

means dan unit varian sama dengan satu, sehingga parameter lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dari model.

Model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:

η = βη + Γξ + ζ

Dimana η menggambarkan vektor vaariabel endogen (dependen), ξ adalah

vektor variabel laten eksogen dan ζ adalah vektor residual (unexplained variance).

Oleh karena PLS didesain untuk model rekursif, maka hubungan antar variabel laten,

berlaku bahwa setiap variabel laten dependen η, atau sering disebut causal chain

(43)

ηj = Σi βji ηi + Σi γjbξb + ζj

Dimana γjb (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan Γ) adalah koefisien

jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan eksogen (ξ).

Sedangkan βji (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan β) adalah koefisien jalur

yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan endogen (η); untuk range

indeks i dan b. Parameter ζj adalah variabel inner residual.

Pada model PLS Gambar 3 inner model dinyatakan dalam sistem persamaan

sebagai berikut:

η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1

η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2

b) Weight relation, estimasi nilai variabel latent. Inner dan outer model

memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation dalam

algoritma PLS:

ξb = Σkb wkb xkb

ηi = Σki wki xki

Dimana wkb dan wki adalah k weight yang digunakan untuk membentuk

estimasi variabel laten ξb dan ηi. Estimasi data variabel laten adalah linear

agregat dari indikator yang nilai weight-nya didapat dengan prosedur estimasi PLS.

(44)

Metode pendugaan parameter (estimasi) di dalam PLS adalah metode kuadrat

terkecil (least square methods). Proses perhitungan dilakukan dengan cara iterasi,

dimana iterasi akan berhenti jika telah tercapai kondisi konvergen.

Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :

1) Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten

2) Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten dan

estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.

3) Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep) untuk indikator

dan variabel laten.

Sebagai langkah awal iterasi, algoritmanya adalah menghitung aproksimasi

outside dari variabel latent dengan cara menjumlahkan indikator dalam setiap kelompok indikator dengan bobot yang sama (equal weight). Bobot untuk setiap

iterasi diskalakan untuk mendapatkan unit varian dari skor variabel laten untuk N

kasus dalam sampel. Dengan menggunakan skor untuk setiap variabel latent yang

telah diestimasi, kemudian digunakan untuk pendugaan aproksimasi inside variabel

laten.

Ada tiga skema bobot aproksimasi inside yang telah dikembangkan untuk

mengkombinasikan variabel laten tetangga (neighboring LV) untuk mendapatkan

estimasi variabel laten tertentu yaitu: centroid, factor dan path weighting. Skema

(45)

variabel laten tetangganya (neigboring LV). Nilai kekuatan korelasi dan arah model

struktural tidak diperhitungkan. Skema weighting dengan faktor menggunakan

koefisien korelasi antara variabel laten dengan variabel laten tetangga sebagai

pembobot (weight). Variabel laten menjadi principal component (komponen utama)

dari variabel laten tetangganya. Skema weighting dengan faktor memaksimumkan

varian dari komponen utama variabel laten ketika jumlah variabel laten menjadi tak

terhingga jumlahnya. Skema dengan path weighting membobot variabel laten

tetangga dengan cara berbeda tergantung apakah variabel laten tetangga merupakan

anteseden atau konsekuen dari variabel laten yang ingin kita estimasi.

Dengan hasil estimasi variabel laten dari aproksimasi inside, makadidapatkan

satu set pembobot baru dari aproksimasi outside. Jika skor aproksimasi inside dibuat

tetap (fixed), maka dapat dilakukan regresi sederhana atau regresi berganda

bergantung apakah indikator dari variabel laten bersifat refleksif ataukah model

berbentuk formatif. Oleh karena

(46)

outside

path relation Ordinary Least Square

systematic part accounted

Goodness of Fit

outer model

convergent discriminant validity composite

realibility outer model

(47)

relative weight weight

inner model

Stone-Geisser Q Square test

bootstrapping Outer Model

Outer model

try out

Convergent validity

loading

Discriminant validity

(48)
(49)

predictive relevance

predictive relevance

m

R path analysis

outer model

(50)

inner model

distribution free

t-test p-value ≤

outter model

inner model

(51)

3.5.1.6. Asumsi PLS

inner model

3.5.1.7. Ukur an Sampel

resampling

Bootestrapping

structural paths inner model.

(52)

4.1 Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1 Seja rah Singkat Per usa haan

PO.Bugar Indah Tour terbentuk pada tahun 1996 didirikan oleh bapak

Suyanto yang berlatar belakang pedagang buah keliling yang awalnya PO Bugar

Indah Tour hanya berdomisili di Caruban Ngawi yang hanya bus andongan kemudian

berkembang menjadi bus pariwisata. Nama PO.Bugar Indah Tour itu sendiri memiliki

arti Buah segar itu indah yang mempunyai moto moving forward kemudian diganti

menjadi abdi rakyat yang berarti merakyat

PO Bugar Indah Tour ini melayani trayek Jawa Bali, Madura, Jogjakarta,

Ziarah Wali Songo, dsb. PO.Bugar Indah Tour mengalami perkembangan yang

menggembirakan karena respons positif dari konsumen. Bahkan seiring berjalannya

waktu PO.Bugar Indah Tour tumbuh menjadi PO yang lebih besar dan keberadaannya

patut diperhitungkan di jalur ini. Untuk memantapkan eksistensinya, tahun 2003

PO.Bugar Indah Tour membuat terobosan dengan meluncurkan 1 buah armada

ber-livery hijau yang melayani tujuan pariwisata Jawa Bali, Madura, Jogjakarta, Ziarah

Wali Songo, dsb PP menggunakan mesin Nissan Diesel CB dengan karoseri Malindo

(53)

semakin baik nantinya dan dapat bertambah unit tiap tahun ketahunnya dan dapat

mensejahterakan karyawannya.

4.1.2 Visi dan Misi Per usahaan

Visi :

Menjadi perusahaan penyedia layanan transportasi yang terdepan dalam kualitas

layanan dan arada,serta senantiasa menjadi sahabat para penumpang dalam

pejalanan.

Misi :

1. menyediakan layanan transportasi dan menjadi sahabat penumpang dalam

perjalanan dengan memberikan pelayanan prima

2. selalu mberikan kenyamanan dan keamanan bagi para penumpang dengan

senantiasa menggunakan armada bus dan teknologi terbaru

3. memberikan pengalaman menikmati perjalanan yang nyamaan, mewah dan

(54)

4.1.3 Str uktur Or ganisasi

DIREKTUR

M ANAJER KEUANGAN

M ANAJER OPERASIONAL

M ANAJER PEM ASARAN

SOPIR DAN KERNET BAGIAN

ADM INISTRASI

M ANDOR BENGKEL/ POOL

(55)

4.2 Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.2.1 Penyeba ran Kuisioner

Penyebaran kuisioner kepada responden dilakukan di PO.Bugar Indah Tour

Caruban selama 8 hari mulai tanggal 14 – 22 dengan cara kuisioner disebarkan

langsung kepada pelanggan PO.Bugar Indah Tour Caruban. Kuisioner yang

disebarkan sebanyak 100 responden. Kuisioner diisi lengkap oleh reponden sesuai

petunjuk pengisian yang ada pada kuisioner.

4.2.2 Ka r akter istik Responden

Berdasarkan hasil tanggapan responden, maka dibawah ini akandijelaskan

terlebih dahulu mengenai idintitas responden. kriteria responden disini adalah :

1. Konsumen yang telah memakai layanan jasa PO. Bugar Indah Tour lebih dari

2 kali

2. Konsumen yang telah menjadi member pelanggan pada PO. Bugar Indah Tour

3. Konsumen yang berusia 20-50 tahun

Dari jawaban tersebut dapat diketahui hal-hal seperti dibawah ini.

1. Deskr ipsi Kr iter ia Responden Ber dasar kan Umur

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 100 orang

(56)

Ta bel 4.1 Kara kter istik Responden Ber da sar kan Umur

No Umur J umlah Pr osentase %

1 20-30 55 55

2 31-40 25 25

3 41-50 20 20

Total 100 100

Sumber : Data Pr imer

Pada table 4.1 menunjukan bahwa responden yang berusia 20-30 tahun sejumlah 55

orang (15%) selanjutnya yang berumur 31-40 tahun sejumlah 25 orang (25%).

Selanjutnya responden yang berumur 41-50 tahun sejumlah 20 orang (20%).

2. Deskr ipsi Kara kter istik Responden Ber dasr kan J enis Kelamin

Identitas Responden Menurut jenis kelamin dapat dilihatdi table 4.2. Dalam table

4.2 terlihat bahwa dari 100 responden 63 responden (63%) adalah pria dan 37

responden (37%) adalah perempuan.

Tabel 4.2 : Kara kter istik Responden Ber dasar kan J enis Kelamin

Sumber : Data Pr imer

No J enis Kelamin J umlah Pr osenta se %

1 Pr ia 63 63

2 Wanita 37 37

(57)

4.2.3 Deskr ipsi Responden

Dari hasil penyebaran kuisioner, diperoleh data deskripsi responden mengenai

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian,yaitu variabel Kualitas layanan

(X) dan Loyalitas Pelanggan (Y). berikut ini adalah deskripsi responden atas

variabel-variabel dalam penelitian

4.2.3.1 Distr ibusi J awaban Responden atas Variabel Kua lita s Layana n (X)

Tabel 4.3 : Deskr ipsi jawaban r esponden var iabel kua lita s la yanan

Sumber : Kuisioner , diolah

Berdasarkan table 4.3 diketahui bahwa pada item X1.1 persentase jawaban

menunjukan responden paling banyak adalah setuju (skor 4) dengan persentase

sebesar 57% , hal ini menunjukan bahwa responden setuju bahwa keadaan interior

pada PO.Bugar Indah Tour sudah memadai. Pada item X1.2 persentase jawaban

menunjukan responden tertinggi adalah setuju (skor 4) dengan persentase sebesar

1 % 2 % 3 % 4 % 5 %

X1 Berwujud (Tangibles)

keadaan interior pada P.O Bugar indah

sudah memadai 0 0% 2 2% 23 23% 57 57% 18 18%

kelengkapan peralatan pada P.O Bugar

(58)

1 % 2 % 3 % 4 % 5 %

responden paling banyak adalah setuju (skor 4) dengan persentase sebesar 50%. hal

ini menunjukan bahwa responden setuju Sopir PO.Bugar Indah Tour mampu

berkendara dan mengendalikan bus dengan baik X2.2 persentase jawaban

menunjukan responden paling banyak adalah setuju (skor 4) dengan persentase

sebesar 54%. hal ini menunjukan bahwa responden setuju PO.Bugar Indah Tour

selalu menepati jadwal kepergian dan kepulangan bus

Tabel 4.4 : Deskr ipsi jawaban r esponden var iabel kua lita s la yanan

Sumber : Kuisioner , diola h

Berdasarkan table 4.4 diketahui bahwa pada item X3.1 persentase jawaban

(59)

1 % 2 % 3 % 4 % 5 %

selalu memberikan tanggapan atas kritik yang diberikan pelanggan dengan cepat.

pada item X3.2 persentase jawaban menunjukan responden paling banyak adalah

setuju (skor 4) dengan persentase sebesar 70%. hal ini menunjukan bahwa responden

setuju personil PO.Bugar Indah Tour dapat dengan tanggap melayani permintaan

penumpang. pada item X4.1 persentase jawaban menunjukan responden paling

banyak adalah sangat setuju (skor 5) dengan persentase sebesar 55%.hal ini

menunjukan bahwa responden sangat setuju karyawan PO.Bugar Indah Tour mampu

melayani keluhan dengan baik. pada item X4.P2 persentase jawaban menunjukan

responden paling banyak adalah setuju (skor 4) dengan persentase sebesar 53%. hal

ini menunjukan bahwa responden setuju Karyawan PO.Bugar Indah Tour selalu

berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan.

Tabel 4.5 : Deskr ipsi jawaban r esponden var iabel kua lita s ja sa

Sumber : Kuisioner , diola h

Berdasarkan table 4.5 diketahui bahwa pada item X5.P1 persentase jawaban

(60)

persentase sebesar 43% hal ini menunjukan bahwa responden sangat setuju sangat

mudah bagi pelanggan untuk menghubungi layanan customer service pada PO.Bugar

Indah Tour.

pada item X5.2 persentase jawaban menunjukan responden paling banyak adalah

setuju (skor 4) hal ini menunjukan bahwa responden setuju karyawan PO.Bugar

Indah Tour dapat mengigat kebiasaan dan kebutuhan pelanggan.

4.2.3.2 Distr ibusi J awaban Responden Ata s Var iabel Loya lita s Pelangga n

Tabel 4.6 : Deskr ipsi jawa ban r esponden atas var iabel loyalitas pela nggan

Sumber : Kuisioner ,diola h

Berdasarkan table 4.6 diketahui bahwa pada item Y1 persentase jawaban menunjukan

responden paling banyak adalah setuju (score 4) dengan persentase sebesar 52% hal

ini menunjukan bahwa responden setuju akan terus berlangganan menggunakan jasa

1 % 2 % 3 % 4 % 5 %

S

aya akan terus berlangganan

menemukan jasa PO.Bugar Indah Tour

0 0% 0 0% 1 1% 52 52% 47 47%

Saya menunggu dan akan mencoba

layanan-layanan baru yang ditawarkan

oleh PO.Bugar Indah Tour

0 0% 0 0% 8 8% 69 69% 23 23%

Pelanggan mau merekomendasikan

PO.Bugar Indah Tour kepada orang

lain

0 0% 0 0% 21 21% 59 59% 20 20%

Saya tetap percaya pada PO.Bugar

Indah Tour dibanding perusahaan lain

0 0% 0 0% 45 45% 45 45% 10 10% pernyataan

(61)

PO.Bugar Indah Tour. pada item Y2 persentase jawaban menunjukan responden

paling banyak adalah setuju (score 4) dengan persentase sebesar 69% hal ini

menunjukan bahwa responden setuju akan menunggu dan akan mencoba

layanan-layanan baru yang ditawarkan oleh PO.Bugar Indah Tour. pada item Y3 persentase

jawaban menunjukan responden paling banyak adalah setuju (score 4) dengan

persentase sebesar 59% hal ini menunjukan bahwa responden setuju Pelanggan mau

merekomendasikan PO.Bugar Indah Tour kepada orang lain. pada item Y4

persentase jawaban menunjukan responden paling banyak adalah setuju (score 4)

dengan persentase sebesar 45% hal ini menunjukan bahwa responden setuju Saya

(62)

4.3 Hasil Pr tial Least Squar e

4.3.1 Model PLS

4.3.2 Outer Model (Model Pengukur a n dan Validitas)

Model hubungan variabel dengan dimensi dengan bentuk for ma tif yaitu

Kualitas Layann pada dasarnya merupakan hubungan regresi dimensi ke variabel ,

maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi

dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat nilai outer weight masing-masing dimensi

(63)

Tabel 4.7 : Outer loa ding

X1) -0.998994 -0.633434 0.625880 0.625880 1.596144

X1.2 <- Tangible (

X1) -0.162381 0.189779 0.409662 0.409662 0.396377

X2.1 <- Reliability (

X2) 0.622621 0.638964 0.314988 0.314988 1.976649

X2.2 <- Reliability (

X2) 0.874503 0.691697 0.403421 0.403421 2.167716

X3.1 <- Responsive (

X3 ) -0.019152 0.505532 0.583497 0.583497 0.032823

X3.2 <- Responsive (

X3 ) 0.903180 0.076810 0.689353 0.689353 1.310185

X4.1 <- Assurance (

X4) 0.587754 0.523451 0.326639 0.326639 1.799399

X4.2 <- Assurance (

X4) -0.902016 -0.758120 0.448679 0.448679 2.010382

X5.1 <- Empaty ( X5

) -0.933572 -0.291745 0.858209 0.858209 1.087814

X5.2 <- Empaty ( X5

) 0.912239 0.324859 0.864634 0.864634 1.055057

Y1 <- Loyalitas (Y) -0.783362 -0.494019 0.518927 0.518927 1.509580

Y2 <- Loyalitas (Y) 0.809796 0.709288 0.358483 0.358483 2.258950

Y3 <- Loyalitas (Y) -0.257183 0.058881 0.428506 0.428506 0.600186

(64)

Indikator Validitas: Nilai Factor Loading lebih besar dari 0,5 dan atau nilai

T-Statistic lebih besar dari 1,645 (nilai Z pada α = 0,10). Factor Loading merupakan

korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 maka korelasi

disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 maka korelasinya disebut

signifikan

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, menujukkan bahwa indikator X1.1 Dan

X1.2 pada dimensi Tangible memiliki factor loading lebih kecil dari 0,50 dan atau

tidak signifikan (Nilai T-Statistic lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ),

sehingga indikator tersebut adalah menjadi pengukur/indikator dimensi Tangible

Pada dimensi Reliabity menujukkan bahwa indikator X2.1 dan X2.2 memiliki factor

loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih besar dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator tersebut adalah me njadi

pengukur/indikator dimensi Reliabity

Pada dimensi Responsive menujukkan bahwa indikator X3.1 dan X3.2 memiliki

factor loading lebih kecil dari 0,50 dan atau tidak signifikan (Nilai T-Statistic lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator terseb ut adalah

menjadi pengukur/indikator dimensi Responsive

Pada dimensi Assur ance menujukkan bahwa indikator X4.1 dan X4.2 memiliki

(65)

dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator tersebut adalah me njadi

pengukur/indikator dimensi Assurance

Pada dimensi Empaty menujukkan bahwa indikator X5.1 dan X5.2 memiliki factor

loading lebih Kecil dari 0,50 dan atau tidak signifikan (Nilai T-Statistic lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator tersebut adalah me njadi

pengukur/indikator dimensi Empaty

Pada variabel Loyalitas menunjukkan seluruh indikator Y2 memiliki factor

loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih besar dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga seluruh indikator tersebut a dalah menjadi

pengukur/indikator variabel Loyalitas. Secara keseluruahn hasil estimasi telah

memenuhi Convergen vailidity dan validitas baik.

4.3.3 Average var iance extr acted (AVE)

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted

(AVE),yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh

variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih kecil dari 0,5 belum menunjukkan

kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabel indikator reflektif

dapat dilihat dari nilai Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap

(66)

masing-Tabel 4.8 : AVE

AVE

Kualitas Layanan (X)

Loyalitas (Y) 0.333895

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variabel)

Loyalita s memiliki nilai lebih kecil dari 0,5, sehingga validitasnya tidak baik. Untuk

variabel dengan indikator Formatif yaitu Kua lita s Layanan tidak memerlukan

ukuran validitas (maka tidak terdapat nilai AVE).

4.3.4 Composite Relia bility

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability, konstruk

reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator disebut konsisten

(67)

Tabel 4.9 : Composite Reliability

Composite Reliability

Kualitas Layanan (X)

Loyalitas (Y) 0.019064

Hasil pengujian menunjukkan bahwa konstruk (variabel) loyalitas

memiliki nilai composite reliability lebih kecil dari 0,7. Sehingga reliabelitasnya

tidak baik. Untuk variabel dengan indikator For matif yaitu Kualitas layana

tidak memerlukan ukuran validitas dan reliabilitas (maka tidak terdapat nilai

(68)

Tabel 5.0 :Outer Weight

0.299078 0.217803 0.332772 0.332772 0.898749

Empaty ( X5 ) ->

Kualitas Layanan (X)

0.099917 -0.009936 0.292763 0.292763 0.341289

Reliability ( X2) ->

Kualitas Layanan (X)

0.201124 0.177847 0.228132 0.228132 0.881614

Responsive ( X3 ) ->

Kualitas Layanan (X)

0.217476 0.244519 0.209014 0.209014 1.040488

Tangible ( X1) ->

Kualitas Layanan (X)

(69)

Hasil pengujian pada tabel outer weight menunjukkann bahwa seluruh

dimensi (Responsive da n Tangible ) pada variabel Kua lita s Laya nan adalah

signifikan karena nilai T-Statistiknya lebih besar dari 1,645 (pada Z α = 0,10) . Jadi

dapat disimpulkan bahwa keseluruhan dimensi tersebut adalah sebagai dimensi dan

pembentuk variabel Kualitas Layanan.

Second Or der (Model Pengukur an Dimensi dengan Indikator )

Model pengukuran indikator dengan dimensi pada variabel Kualitas layanan ,

serta indikator dengan variabel pada Variabel Loyalitas adalah Reflektif, maka untuk

melihat validitas indikatornya dengan melihat pada tabel outer loading :

4.3.5 Inner Model (Pengujian Model Str uktur al)

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square

yang merupakan uji goodness-fit model. Pengujian inner model dapat dilihat dari nilai

R-square pada persamaan antar variabel latent. Nilai R2 menjelaskan seberapa besar

variabel eksogen (independen/bebas) pada model mampu menerangkan variabel

Gambar

TABEL 1.1 DATA FASILITAS YANG DIMILIKI
TABEL 1.2 DATA JUMLAH PELANGGAN TAHUN 2010 – 2013
Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel  4.3 : Deskripsi jawaban responden variabel kualitas layanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

11.098,00 dan kemauan membayar sebesar Rp 19.330,00 hasil ini menyatakan bahwa nilai kemampuan membayar responden lebih kecil dari kemauan membayar, hal ini

Hasil yang diperoleh dari pengajuan hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological capital dengan disiplin kerja pada

La digitalización de este artículo se enmarca dentro del proyecto &#34;Estudio y análisis para el desarrollo de una red de conocimiento sobre estudios fílmicos a través de

Sehingga dapat diproyeksikan bahwa tenaga kerja yang berpendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMTP) dan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA) akan mengalami peningkatan.

ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup suatu produk baik jasa maupun barang.Adapun badan-badan yang terkait dalam kegiatan pemasaran Ikan Lemadang dan Ikan

(1) Pemanfaatan bangunan gedung yang dilindungi dan dilestarikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat (2) dilakukan oleh pemilik dan/atau pengguna sesuai

Berdasarkan azas penyelenggaraan pendidikan di Aceh salah satunya adalah azas keislaman, Aceh Utara adalah suatu daerah dalam provinsi Aceh yang terletak di pantai

Pada pemodelan ini diperkirakan tinggi gelombang dan jarak penjalaran maksimal gelombang yang dapat terjadi jika hutan mangrove diasumsikan tidak ada, hasilnya