374
PENGARUH LEVEL PEMBERIAN PUPUK ORGANIK GRANUL TERHADAP PRODUKSI BAHAN KERING,JUMLAH ANAKAN DAN TINGGI TANAMAN PADA RUMPUT GAJAH DEFOLIASI KETIGA (THE INFLUENCE OF PROVISION LEVEL OF GRANULE ORGANIC FERTILIZER CONCERNING TO THE PRODUCTION OF DRY MATTER, THE AMOUNT OF TILLERS, ANDTHE HEIGHT OF ELEPHANT GRASS
AT THIRD DEFOLIATION)
Andi Triyanto, Nur Hidayat, Pudjiarti
Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto andipatadirdja@gmail.com
ABSTRAK
Pupuk organik granul merupakan pupuk organik dengan mengubah bentuk fisik menjadi butiran yang memiliki sifat kering dan keras sehingga tidak cepat rusak ketika dikemas dan cepat terurai ketika berada di dalam tanah. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pemberian level pupuk organik granul dan level pupuk organik granul terbaik ditinjau dari produksi bahan kering, jumlah anakan dan tinggi tanaman rumput gajah pada defoliasi ketiga. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Adapun perlakuannya adalah ;R0 : Pupuk organik granul dosis 0 ton/ha/defoliasi; R1 : Pupuk organik granul dosis 15 ton/ha/defoliasi; R2: Pupuk organik granul dosis 30 ton/ha/defoliasi; R3: Pupuk organik granul dosis 45 ton/ha/defoliasi; R4: Pupuk organik granul dosis 60 ton/ha/defoliasi; R5: Pupuk organik granul dosis 75 ton/ha/defoliasi;. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi bahan kering dan tinggi tanaman rumput gajah dan berpengaruh nyata (P <0,05) terhadap jumlah anakan. Hal ini ditunjukkan dengan pola linier untuk penggunaan pupuk organik granul terhadap produksi bahan kering pada dengan persamaan Y = 0,52801905 + 0,02573238 x dan polalinier untuk tinggi tanaman dengan persamaan Y =92.061905 + 0.8672381 x. Serta pola linier untuk penggunaan pupuk organik granul terhadap jumlah anakan dengan persamaan Y = 8,7142857 + 0,07695238 x.Pemberian pupuk organik granul dengan dosis sampai dengan 75 ton/ha/defoliasi pada defoliasi ketiga dapat meningkatkan produksi bahan kering, tinggi tanaman dan jumlah anakan rumput gajah.
Kata kunci :pupuk organik granul, rumput gajah, produksi bahan kering, jumlah anakan, tinggi tanaman.
ABSTRACT
The granule organic fertilizer is an organic fertilizer changed from physically mashed material into dry and hard granules so it cannot be damaged when it is packaged,it broakes down easilywhen it is put in the soil. The purpose of this research was to find out the effect of granule organic level and the best level of granule organic fertilizer considerated from the production of dry matter, the amount of tillers, and the height of Elephant Grass at third defoliation. The methods of this research was experimental with RAL design. The treatment were ; R0 : Granule organic fertilizer at the rate of 0 ton/ha/defoliation; R1 : Granule organic fertilizer at the rate of 15 ton/ha/defoliation;
R2 : Granule organic fertilizer at the rate of 30 ton/ha/defoliation; R3 : Granule organic fertilizer at the rate of 45 ton/ha/defoliation; R4 : Granule organic fertilizer at the rate of 60 ton/ha/defoliation; R5 : Granule organic fertilizer at the rate of 75 ton/ha/defoliation; each of the treatment was replicated 4 times. The variables measured were the production of dry matter, the amount of tillers, and the height at third defoliation. The analysis results showed that the treatments influenced very significantly on the production of dry matter and the height of the elephant grass (P<0,01) and also significanton the amount of tillers(P <0.05). It was showed by a
375
linear pattern for the use of granule organic fertilizer on the production of dry matter with an equation Y = 0.52801905 + 0.02573238 x and a linear pattern for the height of the plant with an equation Y = 92.061905 + 0.8672381 x. Also, there was a linear pattern for the use of granule organic fertilizer on the amount of tiller with an equation Y = 8.7142857 + 0.07695238 x. The provision of granule organic fertilizer at the rate of 75 ton/ha/defoliasi at third defoliation canhigher the production of dry matter, the amount of tillers and the height of Elephant Grass.
Keywords : granule organic fertilizer, elephant grass, dry matter production, amount of tillers, heigh of crop.
PENDAHULUAN
Produktifitas rumput gajah dapat mencapai 40 ton berat kering per hektar pada daerah beriklim subtropis, dan 80 ton per hektar pada daerah beriklim tropis (Woodard and Prine, 1993).
Melihat potensi tersebut, tanaman rumput gajah dapat dijadikan sebagai tanaman pakan unggulan guna mencukupi kebutuhan hijauan pakan khususnya untuk ternak ruminansia besar di Indonesia.Pemberian pupuk pada tanah diharapkan dapat meningkatkan kandungan unsur hara didalam tanah yang nantinya akan dimanfaatkan oleh tanaman sehingga, dapat berproduksi dengan optimal. Tanaman membutuhkan 16 unsur hara esensial untuk pertumbuhannya, antara lain ; karbon, hidrogen dan oksigen yang diperoleh dari udara dan air serta 13 unsur lainnya yang diperoleh dari tanah (Parker, 2004).Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki sifat-sifat tanah seperti sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Bahan organik merupakan perekat butiran lepas, sumber hara tanaman dan sumber energi dari sebagian besar organisme tanah (Soepardi, 1983 dan Hakim, dkk., 1986). Pupuk kandang dapat mempertahankan bahan organik tanah, meningkatkan aktivitas biologis tanah dan juga meningkatkan ketersediaan air tanah (Hakim, dkk., 1986). Semakin tinggi kadar air tanah tersedia maka absorbsi dan transportasi unsur hara maupun air akan semakin baik, sehingga laju fotosintesis untuk dapat menghasilkan cadangan makanan bagi pertumbuhan tanaman lebih terjamin dan produksi akan meningkat.
Kualitas dan kuantitas rumput dapat diindikasikan dari produksi bahan kering, jumlah anakan dan tinggi tanaman. Usaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas rumput dapat dilakukan melalui pemberian pupuk organik granul. Fungsi utama penggunaan pupuk organik adalah menyediakan unsur hara makro (N,P,K), unsur hara mikro (Ca,Mg,S,Na,Fe,Cu,Mo,Zn), senyawa organik komplek (enzim dan asam-asam organik kompleks) dan mikroorganisme menguntungkan. Pemberian pupuk organik granul diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan dan selanjutnya dapat digunakan tanaman untuk meningkatkan produksi bahan kering, jumlah anakan dan tinggi tanaman rumput gajah.
Penelitian yang telah dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh level pemberian dan level pupuk organik granul terbaik ditinjau dari produksi bahan kering,jumlah anakan dan tinggi tanaman rumput gajah pada defoliasi ketiga.
METODE
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumput gajah varietas hawai dengan umur tunas 42 hari pada defoliasi ketiga, rumput gajah sebanyak21rumpun per petak, lahan seluas 283, 2 m2 yang terdiri atas 24 petak,luas petak 6 m2 (3m x 2m),jarak antar petak 80 cm, jarak tanam 40 cm x 80 cm dan pupuk organik granul yang terbuat dari pupuk kandang limbah biogas 750 kg, EM4 1,5 liter dan sekam padi. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah (1) Alat-
376
alat untuk pemanenan rumput gajah yaitu sabit, tali, dan kayu. (2) Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan pupuk granul adalah cangkul, penutup dan mesin granul. (3) Alat-alat dalam pengukuran yaitu timbangan, metline, cawan dan oven. Penelitian dilakukan dangan menggunakan metode experimental dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Rancangan dasar yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (Steel and Torrie, 1981) dengan 4 kali ulangan pada setiap perlakuan. Perlakuan yang diuji ada 6, masing-masing adalah: R0 = Rumput gajah tanpa pupuk organik granul sebagai control; R1 = Rumput gajah dengan pupuk organik granul dosis 15 ton/ha/defoliasi atau 9 kg/petak/defoliasi; R2 = Rumput gajah dengan pupuk organik granul dosis 30 ton/ha/defoliasi atau 18 kg/petak/defoliasi; R3 = Rumput gajah dengan pupuk organik granul dosis 45 ton/ha/defoliasi atau 27 kg/petak/defoliasi; R4 = Rumput gajah dengan pupuk organik granul dosis 60 ton/ha/defoliasi atau 36 kg/petak/defoliasi; R5 = Rumput gajah dengan pupuk organik granul dosis 75 ton/ha/defoliasi atau 45 kg/petak/defoliasi.Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diuji dilakukan Analisis Variansi dan bila terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan uji Orthogonal Polinomial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bahan Kering Rumput Gajah
Produksi bahan kering rumput gajah setelah diberi perlakuan 6 (enam) level pupuk organik granul yang dipotong pada defoliasi ketiga dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Produksi Bahan Kering Rumput Gajah pada Defoliasi Ketiga setelah Pemupukandengan Pupuk Organik Granul
Perlakuan Total Produksi (kg)) Rataan Produksi (kg) Standar Deviasi
R0 2,942 0,735 0,213
R1 4,024 1,006 0,346
R2 4,127 1,032 0,369
R3 5,547 1,387 0,392
R4 8,281 2,070 0,334
R5 10,911 2,728 0,644
Hasil analisis variansi menunjukan bahwa pemupukan organik granul berpengaruh sangat nyata(P <0,01) terhadap produksi bahan kering rumput gajah.
Uji lanjut ortogonal polinomial penggunaan pupuk organik granul terhadap produksi bahan kering pada defoliasi ketiga menunjukan pola linear (P <0,01)dengan persamaan Y = 0,52801905 + 0,02573238 x dan pola kuadrater (P <0,05) dengan persamaan Y = 0,7998 - 0,00144 x + 0,00036 x2 . Grafik regresi linear dan regresi kuadrater dapat dilihat pada Gambar 1.
Produksi bahan kering rumput gajah cenderung meningkat sesuai dengan tingkat pemberian pupuk organik granul pada semua perlakuan. Produksi bahan kering rumput gajah terendah pada level pupuk organik granul 0 kg/ha/defoliasi atau tanpa perlakuan sebesar 2,942 kg/6 m2/ defoliasi setara dengan 4,903 ton/ha/defoliasi (39,224 ton/ha/tahun) sedangkan produksi bahan kering rumput gajah tertinggi pada level pupuk organik granul 75 ton/ha/defoliasi sebesar 10,911 kg/6m2/defoliasi setara dengan 18,185 ton/ha/defoliasi (145,48 ton/ha/tahun). Aminudin dan Hendarto (1999) menyatakan bahwa rumput gajah dikenal sebagai rumput potong yang mempunyai potensi produksi hijauan segar yang tinggi yakni antara 150-350 ton per ha per tahun dalam waktu 9-10 kali defoliasi.
377
Gambar 1. Regresi Linear Level Pemberian Pupuk Organik terhadap Produksi Bahan kering Rumput Gajah pada Defoliasi Ketiga
Meningkatnya produksi bahan kering rumput gajah diduga antara lain karena pemberian pupuk organik granul. Pemberian pupuk organik granul selain dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah juga dapat mempertahankan bahan organik tanah, sehingga aktivitas biologis tanah dan transportasi unsur hara menjadi meningkat. Hal ini sesuai dengan Isroi (2009) menyatakan bahwa pupuk organik granul memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang mampu memperbaiki struktur tanah, berperan dalam pergerakan air dan partikel udara di dalam tanah mendorong aktifitas mikororganisme yang menguntungkan dalam pertumbuhan akar.
Menurut Sarief (1989), apabila unsur nitrogen yang tersedia lebih banyak dari unsur lainnya, dapat dihasilkan protein lebih banyak dan daun dapat tumbuh lebih lebar, sebagai akibatnya maka proses fotosintesis lebih banyak terjadi, jika proses fotosintesis lebih banyak maka nutrisi bagi tanaman juga lebih banyak dan dapat meningkatkan produksi rumput gajah. Proses fotosintesis tanaman dipengaruhi oleh cahaya, CO2, air, suhu, unsur hara, luas daun dan kadar klorofil.
Meningkatnya proses fotosintesis mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan rumput gajah semakin meningkat dan akan meningkatkan produksi tanaman sehingga akan meningkatkan pertambahan berat basah dan berat kering.
Jumlah Anakan
Penghitungan jumlah anakan rumput gajah setelah diberi 6 (enam) perlakuan level pupuk organik granul yang dipotong pada defoliasi ketiga dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Rataan Jumlah Anakan Rumput Gajah pada Defoliasi Ketiga setelah Pemupukan dengan Pupuk Organik Granul
Perlakuan Jumlah Anakan
(Batang/rumpun)
Rataan (Batang/rumpun)
Standar Deviasi
R0 37,0 9,25 1,94
R1 38,2 9,55 1,11
R2 43,2 10,80 4,33
R3 44,4 11,10 2,35
R4 59,0 14,75 2,39
R5 56,6 14,15 1,15
Hasil penelitian menunjukkan interaksi berpengaruh nyata (P <0,05) pada defoliasi ketiga.
Uji lanjut ortogonal polinomial penggunaan pupuk organik granul terhadap jumlah anakan pada
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
0 20 40 60 80
Bobot BK
Level pemberian pupuk organik (ton/ha/tahun) Y = 0.52801905 + 0.02573238 X
R2 =71.86%
378
defoliasi ketiga menunjukan pola linear dengan persamaan Y = 8,7142857 + 0,07695238 x. Grafik regresi linear dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Regresi Linear Level Pemberian Pupuk Organik Granul terhadap Jumlah Anakan Rumput Gajah pada Defoliasi Ketiga
Tingginya intensitas hujan pada saat penelitian berlangsung diduga sebagai penyebab kurang maksimalnya pengaruh penggunaan pupuk organik granul terhadap jumlah anakan. Selain intensitas hujan yang masih tinggi, faktor lain yang mempengaruhi adalah kurangnya sinar matahari yang diterima dan kelembaban yang relatif tinggi pada lokasi penelitian. Pertumbuhan tanaman dapat dicapai bila faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan berimbang dan menguntungkan (Soemarwoto, 2001).
Selain faktor lingkungan, manajemen (pemupukan) dan genetik, pertumbuhan rumput gajah juga dipengaruhi oleh faktor hormonal. Dalam hal ini, hormon yang berpera adalah sitokinin dan auksin. Auksin sebagai zat yang berperan menginduksi pembentukan sel dan akar dan sitokinin yang berperan dalam merangsang pembelahan sel. Jika konsentrasi auksin lebih besar dari pada sitokinin maka kalus akan terbentuk, namun jika konsentrasi sitokinin yang lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi auksin maka yang terbentuk adalah tunas (Mufarihin, dkk., 2012).
Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman rumput gajah setelah diberi perlakuan 6 (enam) level pupuk organik granul yang dipotong pada defoliasi ketiga dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman Rumput Gajah pada Defoliasi Ketiga setelah DilakukanPemupukan dengan Pupuk Organik Granul
Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Rataan (cm)
Standar Deviasi
R0 359,0 89,75 12,67
R1 432,4 108,10 8,83
R2 486,8 121,70 15,95
R3 497,2 124,30 9,31
R4 585,0 146,25 9,20
R5 629,0 157,40 9,74
379
Uji lanjut ortogonal polinomial penggunaan pupuk organik granul terhadap tinggi tanaman pada defoliasi ketiga menunjukan pola linear dengan persamaan Y = 92,061905 + 0,8672381 x.
Grafik regresi linear dapat dilihat pada Gambar 3.
Hasil analisis variansi menunjukan bahwa pemupukan dengan pupuk organik granul berpengaruh sangat nyata(P <0,01) terhadap tinggi tanaman rumput gajah pada defoliasi ketiga.
Hasil penelitian pemberian pupuk organik granul terhadap rumput gajah pada defoliasi ketiga menunjukan pertumbuhan yang lebih baik dari level terendah ke-level tertinggi. Hal ini disebabkan ketersediaan unsur hara yang lebih banyak pada perlakukan level pemupukan yang tertinggi dibanding dengan yang lain, keadaan ini sejalan dengan pendapat Herman (1989) dalam Mihrani (2008), menyatakan bahwa rumput gajah merupakan tanaman yang sangat rensponsif terhadap pemupukan berat, dimana bokashi cukup banyak dibutuhkan oleh tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah dan memperbaiki struktur tanah.
pupuk organik granul disamping dapat menambah unsur hara didalalm tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah, memperbaiki humus dan mendorong kehidupan jasad renik tanah.
Setyamidjaya (1986), menyatakan bahwa kandungan N, P, dan K pada setiap pupuk mempunyai peranan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif serta memacu pertumbuhan jaringan terutama pada tinggi tanaman, jumlah anakan dan daun.
Gambar 3. Regresi Linear Level Pemberian Pupuk Organik Granul terhadap Tinggi Tanaman Rumput Gajah pada Defoliasi Ketiga
Kesimpulan
Pemberian pupuk organik granul dengan dosis sampai dengan 75 ton/ha/defoliasipada defoliasi ketiga dapat meningkatkan produksi bahan kering, tinggi tanaman dan jumlah anakan rumput gajah.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin, S. dan E. Hendarto. 1999. Buku Ajar Agrostologi. Fapet Unsoed. Purwokerto.
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.K. Saul, M.A. Diha, G.B. Hong dan H.H. Bailey.
1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
0.0 50.0 100.0 150.0 200.0
0 20 40 60 80
Tinggi Tanaman
Level pemberuan pupuk organik (ton/ha/tahun) Y = 92.061905 + 0.8672381 X
R2 =82.05%
380
Isroi. 2009. Pupuk Organik Granul. www.Isroi.wordpress.com. diakses 5 November 2012.
Mihrani. 2008. Evaluasi Penyuluhan Penggunaan Bokashi Sapi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Gajah. Jurnal Agrisistem, Juni 2008, Vol. 4 No. 1.
Mufarihin, A., D.R. Lukiwati dan Sutarno. 2012. Pertumbuhan dan Bobot Bahan Kering Rumput Gajah dan Rumput Raja pada Perlakuan Aras Auksin yang Berbeda. Animal Agriculture Journal, Vol. 1 No. 2, 2012, P1-15.
Parker, R. 2004. Plant Science Revised. Thomson Learning Inc. New York.
Sarief, S.1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.
Setyamidjaya. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Simplex. Jakarta.
Soemarwoto, O. 2001. Atur Diri sendiri : Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan hidup. Cetakan kedua. Gadjah Mada University press. Yogyakarta.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas Pertnian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Steel, R. G. Dan J. H. Torrie. 1981. Prinsip Prosedur Statistika. Granedia Pustaka Utama, Jakarta (Diterjemahkan oleh B. Sumantri).
Woodard, K.R. and G.M.Prine. 1993. Dry matter accumulation of elephantgrass, energycane and elephantmillet in a subtropical climate.Crop Science, 33, 818–824.