• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. ruang lingkup perkembangan pada anak usia dini meliputi: nilai-nilai agama dan moral, fisik,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. ruang lingkup perkembangan pada anak usia dini meliputi: nilai-nilai agama dan moral, fisik,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

latar belakang

Menurut Yuliani Sujiono (2013:6) Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Menurut Mulyasa (2014:16) anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan sebagai lompatan perkembangan.

Usia tersebut merupakan fase kehidupan yang unik, dan berada pada proses perubahan berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang berlangsung seumur hidup, bertahap, dan berkesinambungan. Dalam upaya untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak ada 5 aspek yang perlu dikembang secara optimal, kelima aspek tersebut sebagaimana tertuang dalam permendiknas RI No. 58 tahun 2009 Tentang standar pendidikan anak usia dini bahwa ruang lingkup perkembangan pada anak usia dini meliputi: nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional.

Bermain adalah serangkaian kegiatan atau aktifitas anak untuk bersenang-senang apapun kegiatannya, selama itu terdapat unsur kesenangan atau kebahagian bagi anak usia dini maka bisa disebut sebagai bermain senada dengan pengertian tersebut dalam kamus besar bahasa indonesia (2008:857) disebutkan bahwa istilah bermain berasal dari kata main yang berarti melakukan aktifitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati (dengan menggunakan alat-alat tertentu atau tidak) (kamus besar bahasa indonesia dalam fadhillah, 2014:25) bermain merupakan kegiatan yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali yang ditetapkan pemain sendiri atau tidak ada hasil akhir yang dimaksudkan realitas luar.

(2)

(bettelheim dalam fadhillah 2014:27). Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dsimpulkan bahwa bermain adalah melakukan aktifitas atau kegiatan untuk menyenangkan hati (dengan maupun tidak menggunakan alat), tanpa miliki peraturan kecuali yang ditetapkan oleh pemain sendiri.

Bermain twister adalah kegiatan keterampilan fisik yang dimainkan diatas tikar yang memiliki enam baris lingkaran berwarna besar diatasnya dengan warna yang berbeda disetiap baris yaitu merah, kuning, hijau. Sebuah pemintal digunakan untuk menentukan mana pemain yang harus meletakkan tangan atau kaki mereka. (2001 dalam Silvia, Dkk 2014:3) Permainan twister adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah alas/karpet yang cukup lebar yang direntangkan di atas lantai dan memiliki sejumlah lingkaran yang berwarna. Warna terdiri atas warna merah, kuning, hijau, dan biru. Tiap lingkaran dengan warna yang sama disusun pada baris yang sama selain itu juga membutuhkan sebuah papan pemutar untuk memberikan perintah kepada anak warna apa yang akan dicarinya. (dalam Silvia, Dkk 2011:578). Twister merupakan permainan yang baik untuk melatih keseimbangan.

Perkembangan motorik kasar adalah Pengembangan motorik kasar bagi anak usia dini memiliki tujuan yakni memperkenalkan gerakan kasar, melatih gerakan kasar, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, dan meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat (Samsudin, 2008).Dapat diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri tehadap norma-norma kelompok, moral, tradisi: meleburkan diri menjadi suatu kesatuan yang saling berkomunikasi dan bekerjasama.

Jamaris dalam Sofyan Hendra (2015:15) perkembangan motorik kasar berkaitan dengan perkembangan kemampuan dalam menggerakkan tubuh baik secara (non lokomotor), yaitu perkembangan kemampuan menggerakkan sebagian tubuh dari tubuh, seperti menjangkau mengambil sesuatu dan kemampuan mengggerakkan tubuh secara keseluruhan

(3)

(lokomotorik), yang terjadi waktu berjalan, berlari, melompat, dll, dan gerakan waktu anak menarik dan mendorong. Pada usia dini kegiatan motorik anak sangant aktif dan mereka bergerak seolah-olah tidak pernah lelah.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di TK Permata Bunda yang dilakukan pada 2 januari 2 februari 2020 anak kelompok B yang berjumlah 15 orang anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 9 anak perempuan. Ditemukan adanya permasalahan terutama perkembangan motorik kasar yang belum berkembang secara optimal. Sebanyak 15 anak yang diobservasikan terdapat 5 orang anak yang aktif dalam mengikiti kegiatan seperti melompat warna, meraba, bejinjit. Sisanya sebanyak 10 anak yang tidak aktif melakukan kegiatan dan bahkan enggan untuk bergerak pada saat gurunya memintak anak untuk mengikuti pelajaran tersebut sehingga perkembangan motorik kasar anak belum berkembang secara optimal. Hal ini disebabkan karna kegiatan yang diberikan masih meroton. Ruangan yang digunakan tidak mendukung untuk anak bergerak bebas kebanyakan pembelajaran dilakukan dalam ruangan juga fasilitas anak tidak memadai.

Hasil pengamatan berdasarkan rubik penilaian menunjukkan sebanyak 60%

peningkatan motorik kasar anak sangat tidak setuju, setuju sebanyak 26% dan 13%

kemampuan motorik kasar anak berkembang sesuai harapan.

Tabel 1.1 Nilai Pencapaian Peningkatan Motorik Kasar Anak di TK Permata Bunda Kenali Besar

Kelas Nilai anak dalam persen (%)

Sangat Setuju (MB)

Setuju (BB)

Sangat Tidak Setuju (BSB)

B 26% 13% 60%

(4)

Sumber data observasi di TK Permata Bunda Kenali Besar (lampiran hal 64-65)

Sangat tidak setuju peningkatan motorik kasar anak ini dilihat dari waktu proses bermain papan twister berlangsung seperti kegiatan bermain papan twister ataupun tanya jawab terlihat hanya beberapa anak yang merespon pertanyaan guru. Selain itu terlihat ada sebagian anak antusias untuk berbicara atau mengungkapkan idenya. Pada kiteria yang lain seperti melakukan gerakan tubuh secara terkordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan kelincahan, melakukan koordinasi gerakan mata,tangan, dan kaki, melakukan permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan tangan kanan dan kiri, melakukan kebersihan diri.

Hal ini tentu saja menjadi masalah karna pada usia dini seharusnya anak sudah mampu mengeluarkan idenya, mengemukakan pendapat, banyak bertanya untuk membangun pengetahuannya sendiri. Dengan ditentukan masalah diatas peneliti berkabolarasi dengan guru untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi ditaman kanak-kanak terutama meningkatkan perkembangan motorik kasar sesuai dengan usianya yaitu melakukan pendekatan pribadi pada anak, memberikan rasa nyaman, memberikan kepada anak untuk melakukan ekslporasi sesuai keinginannya dan membebaskan anak untuk bergerak. Untuk dapat meningkatkan perkembangan motorik kasar peneliti dan guru menerapkan dengan menggunakan permainan papan twister seperti melompat warna. Dimana disana anak bergerak bebas sesuai dengan keinginannya agar dapat berkembang optimal. Bermain merupakan kebutuhan alamiah anak usia dini. Selain sebagai aktifitas bersenang-senang bermain juga dimaksudkan untuk belajar anak. Bermain menjadi proritas utama dalam kegiatan pembelajaran anak usia dini. Keunikan dan kebiasaan anak dalam bersosial dapat tumbuh sejak kecil selain baik untuk perkembangan sosial anak juga bisa berfikir rasional, dan intinya kebiasaan bersosial sejak kecil akan menjadikan anak berwawasan luas dan memiliki jati diri yang berkualitas. Dari pengertian permainan papan twister tersebut maka dapat disimpulkan permainan papan twister dalam mengembangkan kemapmpuan motorik

(5)

kasar dapat berpengaruh. Oleh karna itu untuk membuktikannya peneliti tertarik mengangkat penelitian ini dengan judul “Pengaruh Variasi Permainan Papan Twister Terhadap Peningkatan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun di TK Permata Bunda Kenali Besar.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka dapat didefenisikan permasalahan tersebut:

1. Anak kurang merespon ketika guru mengajukan pertanyaan saat kegiatan tanya jawab, seperti menanggapi.

2. Anak tidak mengeluarkan pendapat ataupun idenya pada saat proses kegiatan pembelajaran papan twister

3. Masih belum terlihat jelas kemampuan anak dalam melakukan permainan papan twister dalam motorik kasarnya.

1.3. Batasan masalah

Untuk lebih fokusnya permasalhan yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Motorik kasar anak dalam penelitian ini dibatasi yakni, kemampuan anak dalam melakukan gerakan tubuh secara terkordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan, melakukan koordinasi gerakan mata, tangan, kaki, dan kepala, melakukan permainan fisik dengan aturan, terampil menggunakan tangan kanan dan kiri, dan melakukan kegiatan kebersihan diri.

2. Permainan papan twister dalam penelitian ini dibatasi yakni, setiap giliran guru hanya bisa memberikan 2 orang anak untuk bermain, guru menyiapkan untuk mengikuti permainan papan twister tersebut, setiap anak harus bisa meningkatkan tujuan

(6)

kegiatan menirukan, guru mengajak anak untuk memperhatikan cara bermain tersebut, guru mengajak anak untuk bermain papan twister.

3. Anak usia dini dijadikan subjek penelitian adalah anak usia 5-6 tahun pada TK Permata Bunda Kenali Besar.

1.4. Rumusan masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah

1. Bagaimana tingkat kemampuan motorik kasar anak sebelum memulai permainan twister?

2. Bagaimana tingkat kemampuan motorik kasar anak sesudah memulai permainan twister?

3. Bagaimana cara anak usia anak usia 5-6 tahun melakukan bermain papan twister dengan dipengaruhi pada motorik kasar anak?

1.5. Tujuan penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui Pengaruh Permainan Papan Twister Pada Pembelajaran Praktik Terhadap Motorik Kasar Anak Usia 5-6 tahun di TK Permata Bunda Kenali Besar”

1.6. Manfaat hasil penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pada bidang pendidikan khususnya pendidikan agar khasannah dunia pendidikan untuk anak usia dini menjadi luas

2. Manfaat Praktis

(7)

Bagi pendidik, dengan media papan pemutar, pendidik dapat menarik motivasi dan minat siswa umtuk mengikuti pembelajaran pengenalan bermaian permainan papan twister pada.

1. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak mengenal bentuk,warna pada sentra bahan alam memalui pengajaran yang menarik yang menyenangkan.

2. Bagi orang tua, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi peran orang tua untuk lebih berperan pada pendidikan anak, karna dari orang tualah pendidikan yang pertama dan utama.

1.7 Defenisi operasional

Defenisi operasional adalah penjelasan dari variabel yang telah dipilih oleh peneliti.

Untuk menghindarkan dari kesalahpahaman dalam menafsirkan variabel dari penelitian ini, maka defenisi operasional dalam penelitian ini meliputi:

1. Motorik kasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan seorang anak dalam menggunakan pikirannya untuk menjawab rasa ingin tahunya dan kemampuan dalam memecahkan masalah.

2. Permainan Papan Twister yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peragaan langkah-langkah serta proses terjadinya sesuatu dari yang dilihat anak sehingga akan melengkapi pemahaman anak tentang segala hal yang ditunjukkan, dikerjakan, dijelaskan dalam permainan papan twister.

(8)

1.8 Kaitan antara permainan papan twister dengan motorik kasar

Menurut briyan adi utama dalam jurnal pendidikan khusus hal. 09 menyatakan bahwa kaitan anatara permainan twister dengan motorik kasar terbukti bahwa dengan menggunakan permainan papan twister dapat berpengaruh dengan hasil belajar siswa anak 5-6 tahun yaitu mengenal motorik kasar anak.

Gambar

Tabel  1.1  Nilai  Pencapaian  Peningkatan  Motorik  Kasar  Anak  di  TK  Permata  Bunda  Kenali Besar

Referensi

Dokumen terkait

Hasil peneltian (Tabel 1) menunjukkan bahwa rata-rata kadar air bervariasi mulai dari bagian pangkal sampai ke bagian ujung, sedangkan rata-rata kerapatan cenderung meningkat dari

itu,seorang mahasiswa yang mempunyai kecerdasan spiritual rendah akan kurang termotivasi dalam belajar yang terjadi adalah melakukan segala cara untuk mendapatkan nilai

Bila duduk posisi kedua tangan pasien dipaha atau dipinggang, bila tidur terlentang posisi kedua tangan disamping dan sejajar dengan badan4. Tentukan ruang antar iga ke-5 kiri

Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian sistem tenaga listrik maka pada PMT akan terjadi busur api, hal tersebut terjadi karena pada saat kontak PMT dipisahkan,

Upaya pengembangan senyawa obat bahan alam dari minyak atsiri jahe dilakukan dengan menganalisis kandungan kimia yang terdapat dalam minyak atsiri jahe dengan metode

Dari analisis yang dilakukan akan diperoleh nilai sebaran klorofil-a, suhu permukaan laut, dan angin, kriteria upwelling di laut Banda, korelasi hubungan antar

dibandingkan oleh perolehan solar panel pada posisi mengikuti gerak matahari, dari hasil perhitungan diperoleh rata rata nilai radiasi matahari untuk posisi tetap adalah

Tekninen konsultointi on osa liike-elämän palveluiden kokonaisuutta. Liike-elämän palve- lualojen yritykset myyvät palveluja etupäässä toisille yrityksille. Myös julkinen sektori on