1
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN BERDASARKAN PERSEPSI DRIVER OJEK ONLINE PADA MASA PANDEMI COVID-19
Irga Kresbiantoro
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana
[email protected] PENDAHULUAN
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa ekonomi dan keuangan global saat ini sedang mengalami krisis akibat pandemi virus corona (COVID-19). Hal ini disebabkan karena virus corona ini telah mewabah di hampir seluruh negara dan sekaligus melumpuhkan ekonomi (Detikfinance, 2020). Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada Rabu 11 Maret 2020 mengumumkan bahwa virus corona yang merebak saat ini bisa dikategorikan sebagai pandemi global setelah jumlah infeksi di seluruh dunia mencapai lebih dari 121.000 kasus (Kompas.com, 2020). Hal tersebut menyebabkan tahun 2020 ini menjadi titik berat bagi banyak negara termasuk Indonesia, karena Indonesia juga terkena dampak dari COVID-19 tersebut.
Menurut Sri mulyani Menteri Keuangan Indonesia, dampak penyebaran virus corona terhadap ekonomi akan lebih kompleks dibandingkan dengan krisis yang terjadi pada 1997-1998 dan 2008-2009. Pandemi COVID-19 tersebut tak hanya berdampak pada nyawa manusia tapi juga hampir seluruh sektor ekonomi (CNN Indonesia, 2020).
Pemerintah memberikan bantuan terhadap masyarakat yang terkena dampak corona, bantuan perlindungan sosial yang diberikan untuk masyarakat khususnya kelompok miskin dan pekerja informal yang pendapatanya berdampak.
Bantuan yang diberikan dalam bentuk sembako, tunai, ada juga yang dikombinasi dengan pelatihan. Tujuan dari bantuan ini diharapkan jadi penyanggah daya beli masyarakat di tengah penurunan ekonomi akibat COVID-19 (Detikfinance, 2020).
Menurut Sekretaris Kabinet RI (2020) pemerintah memberikan bansos tunai sebesar Rp.600.000 yang akan diberikan tiga bulan berturut-turut dan juga mengenai BLT desa sebesar Rp.600.000 yang juga akan diberikan tiga berturut-
2
turut. Hal serupa juga dilakukan oleh beberapa perusahaan, contohnya Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM di kota Makassar Kamidin et. al (2019) dan juga perusahaan di bidang penyedia layanan jasa ojek online. Menurut Handoyo &
Jakasurya (2017) tanggung jawab sosial perusahaan merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Putra (2019) yang menyatakan bahwa perusahaan merupakan suatu substansi badan hukum yang memiliki tanggung jawab sosial perusahaan dan dalam pelaksanaan kegiatannya harus dapat menyesuaikan diri dengan budaya dan kehidupan sosial di lingkungan tempat mereka berada. Tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya untuk masyarakat melainkan juga pihak internal perusahaan seperti karyawan, karena karyawan adalah salah satu aset utama perusahaan yang memiliki peran aktif dalam aktivitas organisasi Abdillah et. al (2019).
PT Gojek adalah salah satu perusahaan startup yang bergerak pada bidang teknologi dan melayani angkutan melalui jasa ojek online. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010 di Jakarta oleh Nadiem Makarim. PT Gojek Indonesia pada masa pandemi ini melakukan tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang penyediaan layanan kesehatan, keringanan beban biaya harian dan bantuan pendapatan (PT Gojek, 2020). Wabah COVID-19 ini mengganggu sejumlah layanan yang disediakan oleh Gojek. Salah satunya adalah dengan menutup layanan golife. Selain itu pihak Gojek juga menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan PHK terhadap 430 karyawannya (Detik.com, 2020). Selanjutnya, program kesejahteraan mitra driver yang sudah dikeluarkan oleh PT Gojek tidak serta merta mengurangi beban driver. Driver Gojek mengeluh tentang penghasilan mereka menjadi berkurang akibat dari pandemi COVID-19 ini dan meminta biaya bagi hasil yang semula 20% menjadi 10% per transaksi (Katadata, 2020) serta pendapatan driver gojek menurun hingga 70%-90% akibat dari wabah COVID-19 (Okezone, 2020). Dengan demikian, tanggung jawab sosial perusahaan pada PT Gojek untuk karyawan adalah sebagai salah satu stakeholder internal dan hal kritis yang penting untuk dilaksanakan terutama dalam masa pandemi COVID-19.
Setelah melakukan observasi di lapangan pouplasi driver gojek lebih banyak dari pada driver startup lainya. Penelitiandilakukan untuk mendapatkan bukti empiris
3
tentang tanggung jawab sosial perusahaan pada PT Gojek sudah diterapkan dengan baik dan sesuai pada mitra driver berdasarkan persepsi para mitra driver.
Batasan masalah pada penelitian ini adalah berfokus pada tanggung jawab sosial perusahaan pada aspek sosial yang di berikan karyawan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tanggung jawab sosial perusahaan PT Gojek berdasarkan persepsi mitra driver ojek online pada masa pandemi COVID- 19? Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi persepsi mitra driver ojek online pada masa pandemi tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang diberikan oleh PT Gojek. Manfaat penelitian ini adalah untuk mengevaluasi program yang diberikan oleh pihak Gojek, sehingga Gojek dapat mengembangkan kualitas program yang akan direncanakan kedepan.
TELAAH LITERATUR
Teori Stakeholder
Stakeholders didefinisikan sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan korporasi, dimana jika sekelompok individu dapat mempengaruhi perusahaan atau dipengaruhi olehnya, dan membalas maka manajer harus khawatir terhadap kelompok individu tersebut, perlu langkah strategi eksplisit yang dilakukan oleh manajer untuk menangani stakeholders tersebut (Freeman, 1984). Stakeholders adalah individu maupun kelompok yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan (Oktaviana, 2017). Teori stakeholder lebih menekankan kepada perusahaan untuk lebih mengetahui bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri. Namun, perusahaan harus memberikan manfaat bagi stakeholder nya (Kurnia, 2017). Menurut Kadek et. al (2018) perusahaan harus memberikan manfaat bagi stakeholder-nya dan menyadari bahwa keberlangsungan perusahaan tergantung dengan hubungan perusahaan dengan lingkungan dan masyarakat dimana perusahaan menjalankan aktivitasnya. Salah satu kebijakan perusahaan adalah diadakannya program
4
tanggung jawab sosial perusahaan, program tanggung jawab sosial perusahaan diterapkan untuk para stakeholder salah satunya karyawan Winda & Susilo (2017).
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kumpulan beberapa aspek dalam perusahaan, antara lain hubungan dengan karyawan, keragaman, kegiatan hak asasi manusia, produk yang sehat dan juga corporate governance serta kebijakan kompensasi (Darmawati, 2015). Sedangkan menurut Nanda (2017) tanggung jawab sosial perusahaan merupakan komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perusahaan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat. Tindakan yang dilakukan perusahaan sesuai dengan kemampuan perusahaan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap sosial dan lingkungan dimana perusahaan itu berada Sukenti et. al (2017).
Tanggung jawab sosial perusahaan sudah dimuat dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2007 yang mengatur mengenai penanaman modal dan Undang Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan karena desakan lingkungan perusahaan menuntut perusahaan agar menerapkan strategi untuk memaksimalkan nilai Intan & Bagus (2017). Tanggung jawab sosial perusahaan juga diperkuat dengan adanya peraturan IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang terdapat dalam PSAK No. 1 (Revisi 2013) paragraf dua belas perusahaan (Oktaviana, 2017).
Menurut Wahyudi dan Azheri (2008) ada tiga aspek tanggung jawab sosial perusahaan yang dapat diwujudkan yaitu aspek sosial, aspek ekonomi, dan aspek lingkungan. Berikut tabel penjabaran asepk tanggung jawab sosial perusahaan:
5
Tabel 1. Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
No Aspek Muatan
1 Sosial Pendidikan, pelatihan, kesehatan, perumahan, penguatan kelembagaan (secara internal termasuk kesejahteraan karyawan), kesejahteraan sosial, olahraga, pemuda, wanita, agama, kebudayaan dan sebagainya.
2 Ekonomi Kewirausahaan, kelompok usaha bersama/unit mikro dan menengah (KUB/UMKM), agrobisnis, pembukaan lapangan kerja, infrastuktur ekonomi dan usaha produktif lain.
3 Lingkungan Penghijauan, reklamasi lahan, pengelolaan air, pelestarian alam, ekowisata penyehatan lingkungan, pengendalian polusi, serta penggunaan produksi dan energi secara efisien.
Sumber: Wahyudi dan Azheri (2008)
Ojek Online
Ojek online adalah sebuah layanan jasa transportasi yang memanfaatkan perkembangan teknologi berbasis online Anindhita et. al (2017). Ojek online merupakan salah satu jenis transportasi berbasis aplikasi yang tujuannya untuk memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, selain itu ojek online juga dirasakan lebih murah dan cepat jika dibandingkan dengan transportasi lainnya (Mulyani, 2018). Menurut Darma (2016) transportasi berbasis aplikasi muncul sebagai wujud dari perkembangan teknologi dan reaksi atas kelemahan penyedia jasa transportasi publik. Saat ini ojek online merupakan sarana transportasi yang banyak diminati oleh masyarakat Sukirno et. al (2018).
Penelitian Terdahulu
Pada penelitian sebelumnya, tanggung jawab sosial perusahaan membahas tentang aspek sosial tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja sedangkan aspek tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi Puspita & Susilo (2017).
Penelitian menurut Puspa & Nguranei (2018) penerapan tanggung jawab sosial Internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
Kemudian, Hamdani & Putu (2016) tanggung jawab sosial perusahaan dan komitmen organisasi mampu memberikan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
6
sehingga tanggung jawab sosial menjadi begitu penting dalam membantu peningkatan kesejahteraan karyawan, sehingga berdampak pada komitmen karyawan terhadap organisasi yang semakin meningkat serta memberikan reputasi yang baik untuk perusahaan sehingga memberikan keuntungan yang kompetitif dan mencipkan kinerja karyawan secara maksimal.
Menurut penelitian Eduard et. al (2020) Persepsi karyawan terhadap CSR berpengaruh positif terhadap kreativitas karyawan dan kepemimpinan etis berpengaruh positif terhadap kreativitas karyawan. Selama ini masih sedikit penelitian yang memfokuskan pada persepsi karyawan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan dan pengaruhnya pada komitmen organisasi Hamdani & Putu (2016). Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi ojek online yang dibuat perusahaan terkait aspek karyawan yang dilakukan pada perusahaan PT Gojek.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di daerah kota Salatiga, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode Mixed Method dengan deskriptif kuantitatif berbasis survei dan deskriptif kualitatif untuk menjelaskan mengenai eksplorasi persepsi driver ojek online pada masa pandemi tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang diberikan oleh PT Gojek. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang didapat dari responden dengan cara membagikan kuesioner kemudian diolah kembali oleh peneliti agar mendapatkan jawaban.
Responden dalam penelitian ini adalah driver gojek di kota Salatiga.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1400 driver gojek di kota Salatiga, didapat dari grup facebook gojek Salatiga yang khusus untuk para driver gojek yang ada di Salatiga.
Besarnya sampel di dalam penelitian dihitung menurut perhitungan sampel, dengan rumus slovin sebagai berikut:
7
𝑛 = 𝑁
1 + 𝑁(𝑒2)
Keterangan:
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi e = Nilai standar error
1400
n = = 99,92 dibulatkan menjadi 100 1+1400 (0.1)2
Berdasarkan perhitungan tersebut jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 driver gojek yang ada di Salatiga dengan mengambil key informan sebanyak 3 driver gojek untuk wawancara. Akan tetapi adanya pembatasan jarak maka sampel di penelitian ini diambil sebanyak 30 driver.
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan convenient sampling.
Tabel 2.Teknik Penentuan Sampel dengan Metode convenient sampling
No. Tahapan Jumlah
1. Menetapkan populasi penelitian yaitu pada driver gojek yang ada di Salatiga.
1.400
2. Penetapan sampel yaitu secara convenient sampling yang dihitung dengan rumus slovin.
100
8 Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data adalah proses untuk mengumpulkan berbagai hal yang akan digunakan sebagai bahan penelitian. Ada dua teknik yaitu:
1. Kuesioner
Pujihastuti (2010) menyatakan bahwa kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei untuk memperoleh opini responden. Kuesioner akan disebarkan ke responden agar menghasilkan data untuk diolah.
Tabel 3. Aspek Kuesioner
No Indikator
1 A. Layanan Kesehatan
1. Perlengkapan kesehatan yang diberikan 2. Jaminan asuransi kesehatan
2 B. Beban Biaya Harian
1. Voucher kebutuhan pokok sehari-hari 2. Paket makanan
3 C. Pendapatan
1. Keringanan pendapatan
2. Partisipasi program bantuan pendapatan Sumber : PT Gojek (2020)
Dari asepk kuesioner pada tabel 3 dan indikator wawancara pada tabel 4 untuk penjabarannya adalah sebagi berikut:
a. Aspek Layanan kesehatan
Pada bagian aspek layaan kesehatan disini menggali tentang informasi yang berkaitan dengan layanan kesehatan yang telah diberikan oleh pihak gojek sesuai pada informasi yang berada pada laman web resmi Gojek. Ada pun pertanyaan yang dikebangkan dari aspek layanan kesehatan yaitu driver mendapatkan perlengkapan kesehatan secara rutin (masker, Handsainitazer), driver mendapatkan fasilitas perlindungan pembatas antara penumpang dan driver, driver mendapatkan vitamin secara rutin, driver mendapatkan biaya kesehatan rawat inap dan rawat jalan. Sedangkan untuk pertanyaan wawancara
9
meliputi “apakah mendapatakan fasilitas kesehatan masker, handsainitazer, vitamin ?” “Jika iya berapa bulan sekali mendapatakn faslilitas tersebut?” “Bagaimana pendapat driver tentang fasilitas yang diberikan dalam rangka mencegah covid 19?”.
b. Aspek Beban Biaya Harian
Pada bagian asepk beban biaya harian membahas tentang informasi yang berkaitan dengan biaya harin yang telah diberikan oleh pihak gojek. Adapun pertanyaan yang dikembangkan dari aspek beban biaya harian yaitu driver mendapatkan vocer paket sembako melalu kolaborasi dengan alfamart secara berkala, driver ojek online mendapatkan paket makanan hemat dan sehat di merchart UMKM GoFood secara rutin. Sedangkan untuk pertanyaan wawancara meliputi “apakah anda menerima paket sembako seperti yang berkolaborasi dengan alfamart dan paket makanan, jika iya berapa kali anda menerimanya?” “Bagaimana pendapat anda mengenai bantuan tersebut?”.
c. Aspek Pendapatan
Pada bagian aspek pendapatan membahas tentang informasi yang berkaitan dengan bantuan pendapatan yang telah diberikan pihak gojek. Adapun pertanyaan yang dikembangkan dari asepk pendapatan yaitu driver mendapatkan kelonggaran waktu untuk mencicil pembayaran pinjaman kendaraan, perusahaan gojek menjamin bantuan pendapatan bagi driver yang terkonfirmasi positif covid 19, driver secara berkala mendapat BLT. Sedangkan untuk pertanyaan wawancara meliputi “apakah anda mendapat bantuan BLT dari pemerintah yang disarankan oleh pihak gojek ?”
“apakah anda mendapatkan bantuan lain selain yang saya tanyakan?” “ Jika iya bantuan apa saja?”.
10 2. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara terstruktur dirancang sama dengan kuesioner, hanya saja bukan pertanyaan tertulis yang diajukan ke responden tetapi pertanyaan lisan yang dilakukan oleh pewawancara yang merekam atau menulis jawaban responden.
Pertanyaan yang ditanyakan adalah pertanyaan yang sama dengan urutan yang sama. Pertanyaan itu akan diajukan kepada semua responden agar menimbulkan tanggapan yang sama, sehingga tidak menimbulkan kesulitan pengolahan karena interpretasi yang berbeda.
Tabel 4. Indikator Wawancara
No Indikator
1 Penyediaan layanan kesehatan yang diberikan 2 Keringanan beban biaya harian
3 Pengaruh bantuan pendapatan
Teknik Analisis
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Kuesioner yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang persepsi gojek, yang akan diambil tiga kriteria untuk diwawancara. Wawancara dilakukan berdasarkan pedoman wawancara. Untuk mempermudah dalam analisis, peneliti menggunakan langkah- langkah perhitungan skor kuesioner sebagai berikut: (1) menjumlahkan semua skor kuesioner, (2) mencari rata-rata dan simpangan baku, (3) menentukan batas kelompok seperti pada Tabel 5.
Tabel 5. Kriteria Pengelompokan Responden untuk diwawancara
Interval Kriteria
𝑋 ≥ (𝑥 + 𝑆𝐷) Tinggi
(𝑥 − 𝑆𝐷) ≤ 𝑋 < (𝑥 + 𝑆𝐷) Sedang
𝑋 < (𝑥 − 𝑆𝐷) Rendah
11
80%
20%
Laki-laki Perempuan
Keterangan:
𝑋 = Skor kuesioner
𝑥 = Rata-rata skor kuesioner
𝑆𝐷 = Simpangan baku skor kuesioner
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan jawaban responden pada tanggung jawab sosial perusahaan yang diberikan PT Gojek pada masa pandemi COVID-19.
Konsep tanggung jawab yang digunakan dalam penelitian ini adalah tentang sosial. Kata kunci yang digunakan adalah penyediaan layanan kesehatan, keringanan beban biaya dan bantuan pendapatan. Hasil dari analisis kuantitatif deskriptif tersebut kemudian diperkuat dengan hasil wawancara terstruktur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Objek pada penelitian ini adalah driver ojek online di Salatiga yang menjadi mitra dari PT Gojek. Driver ojek online yang kemudian disebut sebagai driver Gojek menjadi responden pada penelitian ini, sehingga data yang diperoleh adalah berdasarkan informasi dari mereka. Gambar 1 menunjukkan demografi driver Gojek dalam penelitian ini.
Gambar 1. Persentase driver gojek di Salatiga berdasarkan jenis kelamin
12 27%
63%
10% Kurang dari 25 tahun
25 - 50 tahun Lebih dari 50 tahun
1 dapat dilihat bahwa persentase driver Gojek dengan jenis kelamin laki-laki adalah sejumlah 80% dan hanya 20% diantaranya yang merupakan perempuan.
Hal tersebut menjadi sebuah penemuan yang tidak cukup mengagetkan karena pekerjaan menjadi driver merupakan pekerjaan yang cukup identik dengan laki- laki. Selain itu, peneliti juga menjadikan usia sebagai salah satu karakteristik dari responden yang dirasa penting untuk diketahui. Gambar 2 menyajikan demografi berdasarkan usia driver Gojek.
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar dari driver gojek di Salatiga memiliki usia antara 25 – 50 tahun, yaitu sebanyak 63%. Di sisi lain, driver gojek dengan usia lebih dari 50 tahun hanya berjumlah 10% dan sisanya (27%) adalah driver gojek dengan usia kurang dari 25 tahun. Driver gojek merupakan sebuah pekerjaan yang cukup membutuhkan banyak aktivitas fisik, sehingga tidak mengejutkan jika sebagian besar pekerjanya adalah orang dengan usia di bawah 50 tahun atau dapat dikatakan masih muda.
Gambar 2. Persentase driver gojek di Salatiga berdasarkan usia
13 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mix-method atau dengan menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengukur bagaimana pertanggungjawaban perusahaan (PT Gojek) terhadap para driver mitra selama masa pandemi Covid-19. Di sisi lain, metode kualitatif digunakan untuk mendukung hasil perhitungan tersebut dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kunci terkait dengan aspek yang diteliti.
Konsep tanggung jawab social perusahaan dalam penelitian ini adalah:
a. Layanan Kesehatan b. Beban Biaya Harian c. Pendapatan
Pada pengukuran secara kuantitatif, setiap aspek diukur dengan cara memberikan skor pada setiap indikator yang ditanyakan, kemudian responden akan menjawab dengan “Ya” atau “Tidak”. Pembagian skor untuk kedua jawaban tersebut adalah:
- Ya = 0
- Tidak = 1
Hasil skoring kemudian dikelompokkan dengan aturan yang telah dijelaskan pada Tabel 5. Hasil dari pengelompokan pada kategori di dalam Tabel 5 tersebut menjadi hasil pada penelitian ini. Dari hasil penelitian, didapatkan nilai standart deviasi sejumlah 0.21 dan nilai rata-rata dari semua skor variable adalah 0,70.
Maka dari itu, kriteria yang terbentuk adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Kriteria Pengelompokan Tingkat Pertanggungjawaban Perusahaan
Interval Kriteria
𝑋 ≥ 0,91 Tinggi
0,49 ≤ 𝑋 < 0,91 Sedang
𝑋 < 0,49 Rendah
Pada Tabel 6 terlihat terdapat 3 kriteria dalam pengelompokan skor variabel yang ditentukan berdasarkan rumus yang telah ditetapkan pada Tabel 5. Dari perhitungan tersebut, terdapat tiga kriteria yang ditentukan yaitu tinggi, sedang,
14
dan rendah. Hasil kriteria tersebut digunakan untuk menentukan kriteria setiap variabel.
Layanan kesehatan
Aspek layanan kesehatan diukur dengan menggunakan indikator dan pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 7. Tingkat Layanan Kesehatan dari Perusahaan
No Indikator Skor Kategori
1 Pemberian perlengkapan kesehatan 0,80 Sedang
2 Jaminan asuransi kesehatan 0,33 Rendah
Rata-rata 0,57 Sedang
Sumber: Data diolah, 2021.
Dari hasil pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa secara rata-rata, layanan kesehatan yang diberikan perusahaan (PT Gojek) pada driver masuk dalam kategori sedang dengan skor yang diperoleh adalah 0,57. Indikator pemberian perlengkapan menjadi indikator yang hampir masuk pada kategori tinggi dengan skor 0,80. Di sisi lain, jaminan asuransi menjadi indikator yang masuk pada kategori rendah dengan skor 0,33.
Selain hasil dari kuesioner, peneliti juga mendapatkan hasil dari wawancara yang sejalan dengan hasil dari kuesioner tersebut. Driver Gojek pada umumnya telah mendapatkan bantuan berupa peralatan kesehatan atau peralatan protokol kesehatan untuk mengatasi penyebaran Covid-19 selama bekerja.
Peralatan yang diterima berupa masker, handsanitizer, pelindung atau pembatas antara penumpang dengan driver, hingga penyemprotan disinfektan gratis pada kendaraan dan peralatan kerja secara rutin. Akan tetapi, rendahnya indikator jaminan asuransi juga menjadi hal yang sama di dalam hasil wawancara dimana saat ini jaminan asuransi yang tersedia hanya ketika terjadi kecelakaan kerja, tidak untuk penanganan Covid-19 jika driver terkena paparan dari virus tersebut.
Beban Biaya Harian
Aspek selanjutnya yang diteliti dalam penelitian ini adalah beban biaya harian. Di dalam variable ini, peneliti ini melihat sejauh mana PT Gojek berusaha untuk membantu meringankan beban harian dari driver Gojek. Hasil pengukuran dari aspek tersebut ditunjukkan pada Tabel 8 berikut:
15
Tabel 8. Tingkat Bantuan Keringanan Beban Biaya Harian dari Perusahaan
No Indikator Skor Kategori
1 Voucher kebutuhan pokok sehari-hari 0,90 Sedang
2 Paket makanan 0,90 Sedang
Rata-rata 0,90 Sedang
Sumber: Data diolah, 2021.
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa usaha PT Gojek untuk meringankan beban biaya harian dari driver yang menjadi mitranya masuk dalam kategori sedang dengan skor 0,90. Skor tersebut sangat mendekati untuk masuk dalam kategori tinggi.
Dari dua indikator yang digunakan untuk mengukur aspek beban biaya harian, keduanya memiliki skor yang sama yaitu 0,90 dan masuk dalam kategori sedang.
Seperti pada aspek sebelumnya, peneliti memberikan data dukungan untuk hasil perhitungan kuantitatif dengan penjelasan dari data yang didapatkan secara kualitatif. Dari hasil analisis secara kualitatif, diperoleh data pendukung dimana PT Gojek sering memberikan diskon pada akun driver maupun akun pengguna untuk dapat memperoleh potongan harga pada penggunaan jasa belanja kebutuhan sehari-hari atau sering disebut dengan Go Mart. Selain itu, voucher atau potongan biaya juga diberikan untuk penggunaan jasa pembelian makanan atau sering disebut dengan Go-Food. Voucher atau potongan harga tersebut tidak hanya bermanfaat bagi driver mitra Gojek, tetapi juga pengguna Gojek secara umum.
Akan tetapi, terkadang terdapat beberapa voucher atau potongan harga khusus yang hanya diperoleh oleh driver mitra. Hal tersebut sangat bermanfaat bagi driver untuk dapat meringankan beban biaya harian yang terasa semakin berat dikarenakan dampak dari pandemi Covid-19.
Pendapatan
Aspek terakhir yang diteliti pada penelitian ini adalah pendapatan.
Variable ini dugunakan untuk melihat sejauh mana peran perusahaan yang di dalam penelitian ini diwakilkan oleh PT Gojek dapat membantu peningkatkan pendapatan driver mitra melalui berbagai macam program yang diberikan. Hasil pengukuran tersebut disajikan pada Tabel 9 berikut:
16
Tabel 9. Tingkat Bantuan untuk Peningkatan Pendapatan dari Perusahaan
No Indikator Skor Kategori
1 Keringanan potongan pendapatan 0,76 Sedang 2 Partisipasi perusahaan dalam program
bantuan pendapatan
0,52 Sedang
Rata-rata 0,64 Sedang
Sumber: Data diolah, 2021.
Tabel. 9 menunjukkan hasil perhitungan pada aspek pendapatan. Dari hasil pada Tabel. 9 dapat dilihat bahwa usaha PT Gojek untuk dapat meningkatkan pendapatan dari driver mitra memiliki peran dengan tingkat sedang dengan skor 0,64. Indikator keringanan potongan pendapatan menjadi indikator dengan skor yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator yang menjelaskan bagaimana partisipasi perusahaan dalam program bantuan pendapatan.
Hasil tersebut didukung dengan penjelasan dari responden bahwa PT Gojek cukup memberikan kelonggaran pada system pendapatannya di masa pandemi. Selain itu, PT Gojek juga mendukung berbagai macam program pemerintah untuk dapat meningkatkan pendapatan dari driver seperti pemberian diskon pada pengguna sehingga dapat meningkatan minat pengguna dalam menggunakan jasa dari Gojek.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Tujuan utama dari penelitian ini adalah melihat tanggung jawab sosial dari perusahan terhadap mitra atau karyawannya. Hal tersebut dilihat dengan menggunakan driver mitra dari PT Gojek sebagai objek penelitian. Hasil dari penelitian ditunjukkan pada Tabel 10 berikut:
Tabel 10. Tingkat Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan
No Aspek Skor Kategori
1 Layanan Kesehatan 0,57 Sedang
2 Beban Biaya Harian 0,90 Sedang
3 Pendapatan 0,64 Sedang
Rata-rata 0,70 Sedang
Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa PT Gojek berada pada tingkat atau kategori sedang pada proses pertanggungjawaban sosial kepada mitra. Tingkat sedang
17
tersebut ditunjukkan dengan skor 0,70. Dari Tabel 10 juga dapat dilihat bahwa peran terbaik dari PT Gojek dalam membantu perekonomian driver mitra di masa pandemi adalah pada peringanan beban biaya harian dengan skor 0,90. Disisi lain, peran PT Gojek dalam memberikan layanan kesehatan menjadi bagian dengan skor paling rendah yaitu 0,57 meskipun masih masuk pada kategori sedang.
Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut di atas, maka diperoleh hasil bahwa PT Gojek memberikan peran yang cukup baik untuk membantu perekonomian dari driver mitra yang berada di bawah naungannya. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang menggambarkan kepada pihak mana saja perusahaan bertanggung jawab (Freeman,1884), pihak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Driver Gojek. Selain itu teori stakeholder juga lebih menekankan kepada perusahaan untuk lebih mengetahui bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun perusahaan harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya (Kurnia, 2017). Hasil tersebut cukup membanggakan dimana Gojek merupakan perusahaan lokal dan menjadi salah satu perusahaan pemula yang sangat berkembang di Indonesia saat ini. PT Gojek melalui programnya mendukung kesejahteraan driver di masa pandemi, sesuai dengan teori tanggung jawab sosial yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap karyawan dalam segala aspek operasional perusahaan (UU nomor 40 Tahun 2007). Persepsi driver terhadap tanggung jawab sosial perusahaan sangat penting karena untuk menjaga keberlangsungan para driver dan juga perusahaan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian dari Akbar dan Humaedi (2020) yang menjelaskan bahwa perusahaan terus memberikan peran terbaiknya untuk dapat membantu karyawan atau masyarakat disekitarnya agar dapat bertahan di masa pandemi Covid-19 saat ini. Selain itu, perusahaan juga memberikan dukungan penuh pada program-program pemerintah dalam menanggulangi Covid-19. Penelitian lain dari Hamdani & Putu (2016) juga menjelaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan dan komitmen organisasi mampu berdampak pada komitmen karyawan terhadap organisasi serta
18
memberikan reputasi yang baik untuk perusahaan sehingga memberikan keuntungan yang kompetitif dan menciptakan kinerja karyawan secara maksimal.
Akan tetapi, peran dari PT Gojek mendapatkan skor cukup rendah pada usahanya dalam menyediakan layanan kesehatan kepada driver mitra. Hal tersebut dikarenakan driver merasakan bahwa PT Gojek tidak memberikan jaminan atau asuransi kesehatan pada driver yang nantinya terpapar Covid-19 selama melaksanakan pekerjaannya. Hal tersebut bertolak belakang dengan informasi yang diberikan oleh PT Gojek pada website resminya yaitu di Gojek.com (2020) dimana terdapat program asuransi untuk pada driver yang terpapar Covid-19.
Banyaknya driver yang tidak mengetahui bahwa PT Gojek memiliki program jaminan kesehatan menunjukkan bahwa informasi tersebut tidak cukup tersebar dengan baik.
SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah PT Gojek sudah memberikan usaha atau peran yang cukup baik dalam menunjukkan tanggung jawabnya di dalam menjaga perekonomian dari driver mitra yang ada di bawah naungan PT Gojek. PT Gojek perlu meningkatkan penyebaran informasi terkait program yang diberikan agar seluruh driver dapat mengetahui program tersebut dan memanfaatkannya dengan optimal.
SARAN
Penelitian ini memiliki keterbatasan fokus perusahaan yang hanya berada pada PT Gojek dan tidak memberikan data pada perusahaan lain. Selain itu, penelitian difokuskan pada penanganan perusahaan semasa pandemic Covid-19, bukan pada keadaan normal. Oleh karenanya, hasil penelitian mungkin saja berbeda jika di dalam masa new normal. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti jenis perusahaan lain yang berbeda dari PT Gojek. Selain itu, fokus penelitian dapat diperluas, tidak hanya fokus pada masa pandemic Covid-19.