• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAGA KEUANGAN BANK & NON BANK (Sebuah Tinjauan Teori dan Praktis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LEMBAGA KEUANGAN BANK & NON BANK (Sebuah Tinjauan Teori dan Praktis)"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LEMBAGA KEUANGAN BANK & NON BANK (Sebuah Tinjauan Teori dan Praktis)

Tim Penulis:

Muchtar Anshary Hamid Labetubun, Atika Zahra Maulida, Diana Triwardhani, Husain, Christina Bagenda, Lucky Nugroho, Titin Hargyatni, Santi, Ujang Syahrul Mubarrok, Agus

Purnomo, Roberto Tomahuw, Parman Komarudin, Edi Murdiyanto, Acai Sudirman.

Desain Cover:

Ridwan Tata Letak:

Handarini Rohana Editor:

Neneng Sri Wahyuni ISBN:

978-623-6457-81-8 Cetakan Pertama:

Nobember, 2021

Hak Cipta 2021, Pada Penulis Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang

Copyright © 2021

by Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung All Right Reserved

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit.

PENERBIT:

WIDINA BHAKTI PERSADA BANDUNG (Grup CV. Widina Media Utama)

Komplek Puri Melia Asri Blok C3 No. 17 Desa Bojong Emas Kec. Solokan Jeruk Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat

Anggota IKAPI No. 360/JBA/2020 Website: www.penerbitwidina.com

Instagram: @penerbitwidina

(4)

iii

Rasa syukur yang teramat dalam dan tiada kata lain yang patut kami ucapkan selain mengucap rasa syukur. Karena berkat rahmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, buku yang berjudul “Lembaga Keuangan Bank &

Non Bank” telah selesai di susun dan berhasil diterbitkan, semoga buku ini dapat memberikan sumbangsih keilmuan dan penambah wawasan bagi siapa saja yang memiliki minat terhadap pembahasan tentang Lembaga Keuangan Bank & Non Bank.

Akan tetapi pada akhirnya kami mengakui bahwa tulisan ini terdapat beberapa kekurangan dan jauh dari kata sempurna, sebagaimana pepatah menyebutkan “tiada gading yang tidak retak” dan sejatinya kesempurnaan hanyalah milik tuhan semata. Maka dari itu, kami dengan senang hati secara terbuka untuk menerima berbagai kritik dan saran dari para pembaca sekalian, hal tersebut tentu sangat diperlukan sebagai bagian dari upaya kami untuk terus melakukan perbaikan dan penyempurnaan karya selanjutnya di masa yang akan datang.

Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan turut andil dalam seluruh rangkaian proses penyusunan dan penerbitan buku ini, sehingga buku ini bisa hadir di hadapan sidang pembaca. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan ilmu pengetahuan di Indonesia.

November, 2021

Tim Penulis

PRAKATA

(5)

iv

DAFTAR ISI

PRAKATA ··· iii

DAFTAR ISI ··· iv

BAB 1 SISTEM KEUANGAN DAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA ··· 1

A. Pendahuluan ··· 2

B. Sistem Moneter Indonesia ··· 3

C. Sistem Lembaga Perbankan Nasional ··· 5

D. Sistem Lembaga Keuangan Bukan Bank ··· 10

E. Rangkuman Materi ··· 13

BAB 2 OTORITAS MONETER DAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA ··· 15

A. Pendahuluan ··· 16

B. Pengertian Kebijakan Moneter dan Otoritas Moneter ··· 16

C. Fungsi Otoritas Moneter ··· 17

D. Peranan Otoritas Moneter ··· 18

E. Sejarah, Status dan Kedudukan BI (Bank Indonesia) ··· 20

F. Organisasi Bank Indonesia ··· 22

G. Visi, Misi dan Nilai Strategis ··· 23

H. Hubungan Kelembagaan ··· 24

I. Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) ··· 25

J. Rangkuman Materi ··· 30

BAB 3 OJK DAN LPS ··· 33

A. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ··· 34

B. LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) ··· 47

C. Ringkasan ··· 50

(6)

v

BAB 4 RAHASIA BANK··· 53

A. Pendahuluan ··· 54

B. Pengertian Rahasia Bank ··· 54

C. Sekilas Sejarah Rahasia Bank ··· 56

D. Regulasi Tentang Rahasia Bank ··· 59

E. Urgensi Rahasia Bank ··· 62

F. Ruang Lingkup Rahasia Bank dan Kebijakan Yang Bisa Dibuka ·· 64

G. Kewenangan Atas Rahasia Bank ··· 65

H. Rangkuman Materi ··· 67

BAB 5 BANK UMUM DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT ··· 71

A. Pendahuluan ··· 72

B. Bank Umum ··· 73

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ··· 78

D. Perbedaan Bank Umum Dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ···· 82

E. Rangkuman Materi ··· 85

BAB 6 BANK SYARIAH ··· 89

A. Pendahuluan ··· 90

B. Bank Syariah ··· 94

C. Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional ··· 99

D. Rangkuman Materi ··· 102

BAB 7 ASURANSI ···107

A. Pendahuluan ··· 108

B. Pengertian Asuransi ··· 109

C. Objek dan Subjek Asuransi ··· 111

D. Manfaat Asuransi ··· 112

E. Jenis – Jenis Risiko··· 114

F. Mengelola Risiko ··· 116

G. Prinsip – Prinsip Asuransi ··· 117

H. Premi Dan Polis Asuransi ··· 118

I. Jenis Usaha Asuransi ··· 120

J. Rangkuman ··· 123

(7)

vi

BAB 8 SEWA GUNA/LEASING ···127

A. Pendahuluan ··· 128

B. Pembahasan··· 130

C. Rangkuman Materi ··· 137

BAB 9 GADAI ···141

A. Pendahuluan ··· 142

B. Pengertian Istilah-Istilah Penting Dalam Gadai ··· 142

C. Kegiatan Usaha Perusahaan Pergadaian ··· 145

D. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Gadai Barang ··· 146

E. Tahap-Tahap Pembebanan Jaminan Gadai ··· 146

F. Macam-Macam Perusahaan Gadai ··· 147

G. Peran Pegadaian Sebagai Lembaga Keuangan ··· 149

H. Sejarah dan Perkembangan PT. Pegadaian (PERSERO) ··· 150

I. Pegadaian Syariah ··· 151

J. Rangkuman Materi ··· 156

BAB 10 ANJAK PIUTANG ···161

A. Sejarah Dan Perkembangan Anjak Piutang ··· 166

B. Sejarah Dan Perkembangan Perusahaan Anjak Piutang Di Indonesia ··· 167

C. Pengertian Anjak Piutang··· 168

D. Manfaat Anjak Piutang ··· 170

E. Mekanisme Perusahaan Factoring··· 172

F. Struktur Organisasi Perusahaan Anjak Piutang ··· 173

G. Anjak Piutang Dalam Ekonomi Syariah ··· 174

H. Peran Perusahaan Anjak Piutang Dalam Membantu Masalah Pada Perusahaan (Aprianto 2017, P.121) ··· 176

I. Perbedaan Pembiayaan Piutang Dengan Anjak Piutang ··· 176

J. Keuntungan Anjak Piutang ··· 178

K. Rangkuman Materi ··· 179

(8)

vii

BAB 11 MODAL VENTURA ···183

A. Pendahuluan ··· 184

B. Pengertian Modal Ventura ··· 185

C. Tujuan Modal Ventura ··· 187

D. Manfaat Modal Ventura ··· 187

E. Unsur-Unsur Dalam Modal Ventura ··· 188

F. Jenis-Jenis Pembiayaan Modal Ventura ··· 189

G. Aspek-Aspek Penting Yang Menpengaruhi Pengembangan Perusahaan Modal Ventura di Indonesia ··· 191

H. Rangkuman Materi ··· 192

BAB 12 KARTU KREDIT ···197

A. Pendahuluan ··· 198

B. Definisi Kartu Kredit ··· 201

C. Bentuk Fisik Kartu Kredit ··· 203

D. Jenis Kartu Kredit ··· 206

E. Pihak–Pihak Yang Terlibat Dalam Pemakaian Kartu Kredit ··· 206

F. Fungsi Kartu Kredit ··· 207

G. Sistem Kerja Kartu Kredit ··· 208

H. Keuntungan dan Kerugian Kartu Kredit ··· 209

I. Rangkuman Materi ··· 210

BAB 13 DANA PENSIUN ···217

A. Pendahuluan ··· 218

B. Pokok Bahasan Dana Pensiun ··· 220

C. Rangkuman Materi ··· 230

BAB 14 FINANCIAL TECHNOLOGY ···233

A. Pendahuluan ··· 234

B. Kehadiran Fintech di Era Industri 4.0 ··· 236

C. Peer To Peer (P2P) Lending··· 238

D. Eksistensi Sistem Keuangan Perbankan ··· 240

E. Ancaman dan Peluang Teknologi Finansial Bagi Dunia Perbankan ··· 242

F. Rangkuman Materi ··· 246

GLOSARIUM ···250

PROFIL PENULIS ···258

(9)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 1 : SISTEM KEUANGAN DAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

Muchtar Anshary Hamid Labetubun, S.H., M.H Fakultas Hukum Universitas Pattimura

(10)

2 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

SISTEM KEUANGAN DAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

A. PENDAHULUAN

Sistem keuangan merupakan suatu sarana penting dalam peradaban masyarakat modern. Tugas utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada peminjam untuk kemudian digunakan untuk ditanamkan pada sektor produksi atau investasi, disamping digunakan untuk aktivitas membeli barang dan jasa- jasa sehingga aktivitas ekonomi dapat tumbuh dan berkembang serta meningkatkan standar kehidupan. Oleh karena itu sistem keuangan memiliki peranan yang sangat mendasar dalam perekonomian dan kehidupan masyarakat.(Abdullah & Wahjusaputri, 2018)

Sistem keuangan pada dasarnya adalah tatanan dalam perekonomian suatu Negara yang memiliki peran terutama dalam menyediakan fasilitas jasa-jasa di bidang keuangan oleh lembaga-lembaga keuangan dan lembaga-lembaga penunjang lainnya (Gazali & Usman, 2010, h, 39). Sistem keuangan Indonesia pada prinsipnya dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu sistem perbankan dan sistem lembaga keuangan bukan bank.

Lembaga keuangan yang masuk dalam sistem perbankan, yaitu lembaga keuangan yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk lainnya dan dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, karena lembaga keuangan ini dapat menerima simpanan

BAB 1

(11)

14 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T., & Wahjusaputri, S. (2018). Bank & Lembaga Keuangan (Edisi 2). Mitra Wacana Media.

Gazali, D. S., & Usman, R. (2010). Hukum Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Labetubun, M. A. H. (2021). Fungsi dan Peranan Bank Indonesia dan Bank Umum. In Manajemen Perbankan (Sebuah Tinjauan Teori dan Praktis) (pp. 1–17). Widina Bhakti Persada Bandung.

Siamat, D. (2000). Manajemen Lembaga Keuangan. Intermedia.

(12)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 2 : OTORITAS MONETER DAN KEBIJAKAN MONETER INDONESIA

Atika Zahra Maulida, S.H.I, M.S.I

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasi

(13)

16 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

OTORITAS MONETER DAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

A. PENDAHULUAN

Perekonomian sebuah Negara sangat tergantung kebijakan yang diambil. Salah satu kebijakan krusial yang sangat menentukan pertumbuhan ekonomi sebuah Negara adalah kebijakan moneter.

Kebijakan moneter mempunyai tujuan mencapai keseimbangan internal, yaitu pertumbuhan ekonomi yang maksimal, harga yang stabil, pembangunan yang merata dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran). Kebijakan moneter yang diambil akan mempengaruhi kondisi perekonomian suatu Negara untuk beberapa tahun mendatang.

Tugas berat diatas harus disandang oleh otoritas kebijakan moneter yaitu bank sentral, di Indonesia tugas untuk mengelola kebijakan moneter ini adalah Bank Indonesia. Dengan tugasnya sebagai penyelenggara otoritas moneter di Indonesia menjadikan Bank Indonesia memiliki wewenang dalam menjaga stabilitas moneter dan stabilitas keuangan.

Selain itu, Bank Indonesia juga harus memastikan semua kebijakan yang diterapkan akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan dapat terhindar dari krisis moneter.

BAB 2

(14)

32 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T., & Tantri, F. (2012). Bank dan lembaga keuangan (Cet. 1).

RajaGrafindo Persada.

Al Arif, M. N. R. (2012). Lembaga Keuangan Syariah Suatu Kajian Teoritis Praktis (Cetakan 1). Pustaka Setia.

Ambarini, lestari. (2015). Ekonomi Moneter (Cetakan Pertama). In Media.

BI. (2020a). Moneter. https://www.bi.go.id/id/fungsi- utama/moneter/default.aspx

BI. (2020b). Profil. https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/profil/Default.aspx Kasmir. (2018). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Cetakan ke 19).

RajaGrafindo Persada.

Muhamad. (2020). Bank & lembaga keuangan syariah lainnya.

Raharjo, A. W. B. (2016). Bank dan lembaga keuangan non bank di Indonesia (Cetakan pertama). Penerbit Universitas Indonesia.

Syafril. (2020). Bank dan Lembaga Keuangan Modern Lainnya (Cetakan Pertama). Kencana.

Warjiyo, P., & Solikin. (2017). Kebijakan Moneter di Indonesia. Pusat Pendidikan Dan Studi Kebanksentralan (PPSK) Bank Indonesia.

(15)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK 2

BAB 3 : OJK DAN LPS

Diana Triwardhani, S.E., M.M UPN Veteran Jakarta

(16)

34 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

OJK DAN LPS

A. OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) 1. Sejarah Singkat Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Lembaga ini merupakan badan independen yang memiliki fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan. Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan merupakan upaya pemerintah Republik Indonesia menghadirkan lembaga yang mampu menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan sektor keuangan, baik perbankan maupun Lembaga keuangan non-bank.

Secara fungsi, lembaga ini menggantikan tugas Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bappepam-LK) serta mengambil alih tugas Bank Indonesia dalam hal pengawasan perbankan.

Setelah Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 disahkan, Presiden Republik Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono pada 16 Juli 2012 menetapkan sembilan anggota dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan, termasuk dua anggota komisioner ex-officio dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.

Setelah itu, pada 15 Agustus 2012 dibentuklah Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan Tahap I, untuk membantu Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas selama masa transisi.

Mulai 31 Desember 2012, Otoritas Jasa Keuangan secara efektif beroperasi dengan cakupan tugas Pengawasan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank. Setelah itu, pada 18 Maret 2013 dibentuk Tim Transisi Otoritas Jasa Keuangan Tahap II untuk membantu Dewan

BAB 3

(17)

OJK dan LPS | 51

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah penyimpan dan turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan di Indonesia.

TUGAS DAN EVALUASI

1. Apa alasan pemerintah sehingga membentuk OJK ?

2. Saat ini industri keuangan non-bank yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan bertambah satu, yakni financial technology atau fintech.

Mengapa OJK juga mengawasi fintech ? Jelaskan

3. Untuk perlindungan Konsumen dan masyarakat, OJK berwenang melakukan pembelaan hukum, sebutkan apa saja.

4. Sebutkan fungsi dari LPS 5. Sebutkan wewenang dari LPS

DAFTAR PUSTAKA

CNN Indonesia "Sejarah Berdirinya OJK: Fungsi, Tugas, dan

Wewenangnya" selengkapnya di sini:

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210527111422-83- 647332/sejarah-berdirinya-ojk-fungsi-tugas-dan-wewenangnya.

Diakses 25 Agustus 2021

https://www.ojk.go.id/id/regulasi/otoritas-jasa-keuangan/undang undang, diakses 20 Agustus 2021

https://lps.go.id/web/guest/bentuk-status, diakses 20 Agustus 2021

(18)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 4 : RAHASIA BANK

Dr. H. Husain, S.Ag., M.A

STAIN Majene, Provinsi Sulawesi Barat

(19)

54 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

RAHASIA BANK

A. PENDAHULUAN

Salah satu aspek penting dan bagian dari tolok ukur kepercayaan masyarakat terhadap bank adalah rahasia bank. Ketentuan rahasia bank ini menjadi hak masyarakat sebagai penyimpan dan simpanannya dan kewajiban bagi lembaga bank untuk menaatinya. Rahasia bank ini bukan hanya sebatas kepentingan dua belah pihak, tetapi juga ditegaskan dengan undang-undang. Materi mengenai rahasia bank ini akan membahas seputar pengertian rahasia bank, sejarahnya, perundangan yang mengaturnya, ruang lingkup rahasia bank, urgensi rahasia bank, kewenangan dan kebijakan atas rahasia bank.

B. PENGERTIAN RAHASIA BANK

Bank sebagai suatu Lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung mutlak pada kepercayaan dari para nasabah yang mempercayakan dan jasa-jasa lain yang dilakukan mereka melalui bank pada khususnya dan dari masyarakat luas pada umumnya.1 Abdurracman dalam Thomas Suyatno dkk memberikan pengertian bank sebagai suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-

1Sutan Remy Sjahdeini , Rahasia Bank; Berbagai Masalah di Sekitarnya dalam Hukum Perbankan. (Program Pascasarjana, UI Jakarta, 2006), h. 26-27.

BAB 4

(20)

Rahasia Bank | 69

DAFTAR PUSTAKA

Djumhana, Muhammad. (1996). Rahasia Bank: Ketentuan dan Penerapannya di Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Fuady, Munir. (1999). Hukum Perbankan Modern: Buku Kesatu. Bandung:

PT Citra Aditya Bakti.

Gazali, Djoni S dan Rachmadi Usman. (2010). Hukum Perbankan. Jakarta:

Penerbit Sinar Grafika.

Hidayatullah M. A. Nasution dalam

https://www.ppatk.go.id/siaran_pers/read/958/tindak-pidana- pencucian-uang-dalam-perbankan-mengharuskan-rahasia-bank- wajib-tidak-dirahasiakan.html, diakses pada tanggal 25 Agustus 2021.

https://www.finpedia.id/info-keuangan/simpanan/alasan-simpan-uang-di- bank-swiss, diakses pada tanggal 25 Agustus 2021.

Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Cetakan I, Kencana.

Kasmir.(2011). Dasar-Dasar Perbankan. Cetakan Pertama; Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sjahdeini, Sutan Remy. (2006). Rahasia Bank; Berbagai Masalah di Sekitarnya dalam Hukum Perbankan. Jakarta: Program Pascasarjana UI Jakarta.

Supratomo, Heru. (2005). Tuntutan Hukum dalam Rahasia Bank. Jakarta:

Yayasan Pengembangan Hukum Bisnis.

Sutedi, Adrian. (2010). Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi dan Kepailitan. Jakarta: Sinar Grafika.

Suyatno, Thomas, dkk. (1991). Kelembagaan Perbankan. Jakarta: STIE Perbanas, Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Usman, Rachmadi. (2003). Hukum Perbankan. Jakarta: Sinar Grafika.

(21)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 5 : BANK UMUM DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Christina Bagenda, S.H., M.H

Dosen Fakultas Hukum Universitas Flores

(22)

72 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

BANK UMUM DAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

A. PENDAHULUAN

Pada Bab ini akan dibahas mengenai Bank Umum yang terdiri dari beberapa sub bab pokok bahasan yaitu pendirian Bank Umum, Usaha Bank Umum, dan Izin Usaha Bank Umum; kemudian dalam pokok bahasan kedua mengenai Bank Perkreditan Rakyat (BPR); yang terdiri dari sub bab yaitu: Pendirian Bank Perkreditan Rakyat, Usaha Bank Perkreditan Rakyat dan Izin Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR); serta pada pokok bahasan yang ketiga mengenai Perbedaan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR); yang terdiri dari sub bab: tugas dan fungsi Bank Umum, serta tugas dan fungsi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Perbankan Indonesia memang memiliki peranan yang sangat penting di negeri ini, sebab pentingnya peranan ini, maka dalam melaksanakan fungsinya, perbankan akan menjalankan asas dan prinsip kehati-hatian.

Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Selain itu juga, perbankan Indonesia juga melaksanakan fungsinya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, stabilitas nasional, dan peningkatan taraf hidup rakyat yang lebih baik.

Di dalam dunia perbankan di negara Indonesia, dikenal dua (2) jenis Bank, yakni: Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kedua jenis bank ini sudah ada sejak lama, akan tetapi masih banyak orang yang belum mengerti dan memahami arti dan perbedaan antara Bank Umum

BAB 5

(23)

Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat | 87

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdulkadir Muhamad.2006. Hukum Perusahaan Indonesia (cetakan Ketiga revisi), Bandung: Citra Aditya Bhakti

Gazali, Djoni S dan Rachmadi Usman.2010. Hukum Perbankan, Jakarta:

Sinar Grafika

Kasmir.2014.Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi), Jakarta:

PT Rajagrafindo Persada

Muhamad Djumhana.1996.Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bhakti

Tri Hendro SP dan Conny Tjandra Rahardja.2014. Bank dan Institusi Keuangan Non Bank di Indonesia, Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Artikel/Jurnal:

Jesika Samuel.2016.Perbedaan Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat Terhadap Tugas dan Fungsi Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Lex Administratum, Vol.IV/No.3/Maret/2016

Peraturan Perundang-undangan:

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/33/KEP/DIR Tentang Bank Umum

(24)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 6 : BANK SYARIAH

Dr. Lucky Nugroho., S.E., M.M., M.Ak., MCM

Universitas Mercu Buana-Bank Syariah Indonesia (BSI)

(25)

90 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

BANK SYARIAH

A. PENDAHULUAN

Pada zaman modern saat ini layanan dari jasa perbankan sudah menjadi sebuah kebutuhan layanan keuangan yang pokok bagi masyarakat.

Berbagai kebutuhan masyarakat seperti menyimpan uang (menabung), transfer uang, meminjam uang, membayar tagihan, dan sebagainya.

Eksistensi layanan perbankan di Indonesia merupakan pengembangan dari layanan bank yang berasal dari daratan Eropa yang kemudian layanan tersebut diperkenalkan oleh para pedagang Eropa ke negara-negara di wilayah Asia Barat. Awal layanan dari bank adalah melakukan penyimpanan uang agar uang tersebut menjadi aman dari pencuri (Hikmah, Abrar, & M. Hasmi Yanuardi, 2020). Lebih lanjut layanan dari bank berkembang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia dalam transaksi perdagangan seperti penukaran uang, pengiriman uang (transfer uang), pinjam meminjam uang dan juga jasa bank lainnya (Muniarty et al., 2020; Suprapty et al., 2021).

Eksistensi layanan bank di Indonesia sudah cukup lama, yaitu sejak jaman penjajahan Belanda. Layanan bank paling awal di Indonesia adalah di tahun 1896 atau sudah melayani masyarakat kurang lebih 120 tahun, dimana dikenal dengan bank priyayi yang menjadi cikal bakal Bank Rakyat Indonesia (BRI) pada saat ini. Dan pada saat ini layanan perbankan di Indonesia telah berkembang dengan pesat dimana jumlah bank di Indonesia per Maret 2020 mencapai 196 bank (Nisaputra, 2020). Merujuk jumlah bank yang mencapai 196, maka Indonesia memiliki jumlah bank yang telah overdosis (kebanyakan). Oleh karenanya, jumlah bank tersebut harus dikurangi sehingga fokus utama didirikannya bank bukan dari

BAB 6

(26)

104 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, F. (2016). Dalam 2 Tahun, Ada 108 Kasus Kejahatan Perbankan - Bisnis Liputan6.com. Retrieved March 20, 2020, from https://www.liputan6.com/bisnis/read/2651413/dalam-2-tahun- ada-108-kasus-kejahatan-perbankan

Aziz, L. H., Malle, S., Ilham, A., Fatriansyah, A., Raya, F., Nugroho, L., … Wahyudi, A. B. (2021). Akuntansi Syariah (Sebuah Tinjauan Teori Dan Praktis) (First). Bandung: Penerbit Widina Bhakti Persada Bandung. Retrieved from www.penerbitwidina.com

Chachi, A. (2008). Origin and Development of Commercial and Islamic Banking Operations. Journal of King Abdulaziz University-Islamic Economics, 21(2), 29–66. https://doi.org/10.4197/islec.21-2.7 Hikmah, C. N., Abrar, & M. Hasmi Yanuardi. (2020). Bank Pemerintah

Pertama Republik Indonesia Pelengkap Kemerdekan: Nasionalisasi Bank Rakyat Indonesia di Purwokerto (1946-1950). PERIODE: Jurnal Sejarah Dan Pendidikan Sejarah, 2(1), 27–50.

Muniarty, P., Surya Abbas, D., Fatira, M. A., Sugiri, D., Nurfadilah, D., Moridu, I., … Rismawati, N. (2020). Manajemen Perbankan.

Retrieved from www.penerbitwidina.com

Nisaputra, R. (2020). Indonesia Negara dengan Jumlah Bank Terbanyak – Infobanknews. Retrieved September 15, 2021, from https://infobanknews.com/indonesia-negara-dengan-jumlah-bank- terbanyak/

Nugroho, L. (2020). Strategi Sumber Dana, Pembiayaan dan Jasa Bank Syariah. In U. Saripudin (Ed.), Pengantar Perbankan Syariah (pp.

177–192). Widina Bhakti Persada Bandung.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Nugroho, L., Hidayah, N., Badawi, A., & Mastur, A. A. (2020). The urgency of Leadership in Islamic Banking Industries Performance. In The 1st Annual Conference Economics, Business, and Social Sciences (pp. 1– 7). https://doi.org/10.4108/eai.26-3-2019.2290681

Nugroho, L., & Husnadi, T. C. (2014). State-Owned Islamic Bank (BUMN) in Realizing The Benefit of Ummah (Maslahah) and Indonesia as

(27)

Bank Syariah | 105

Islamic Financial Center in The World. In Proceedings in 11th International Research Conference on Quality, Innovation and Knowledge Management. Bandung. (pp. 1–21).

Nugroho, L., Husnadi, T. C., Utami, W., & Hidayah, N. (2017). Maslahah and Strategy to Establish a Single State-Owned Islamic Bank in Indonesia. Tazkia Islamic Finance and Business Review, 10(1), 1–17.

Nugroho, L., Suganda, A. D., Febrianty, F., Hamid, M. A. L., Ihwanudin, N., Trimulato, T., … Anwar, A. (2020). Pengantar Perbankan Syariah.

Bandung: Widina Bhakti Persada Bandung. Retrieved from www.penerbitwidina.com

Nugroho, L., Utami, W., Sukmadilaga, C., & Fitrijanti, T. (2017). The Urgency of Allignment Islamic Bank to Increasing the Outreach.

International Journal of Economics and Financial Issues, 7(4), 283

291. Retrieved from

https://www.econjournals.com/index.php/ijefi/article/view/4493/p df

Sukmadilaga, C., & Nugroho, L. (2017). Pengantar Akuntansi Perbankan Syariah" Prinsip, Praktik dan Kinerja. (P. Media, Ed.) (First).

Lampung, Indonesia: Pusaka Media.

Suprapty, R., Witjaksono, A., Nugroho, L., Badawi, A., Susanti, M., Mardanugraha, E., & Ary, W. W. (2021). Perbankan: Hasil pemikiran dari Para Dosen Berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. (Sumitro, B. A. Pramuka, & N. Lukviarman, Eds.) (Second). Sumater Utara:

Sihsawit Labuhan Batu.

(28)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 7 : ASURANSI

Titin Hargyatni, S.E., M.M STIE STEKOM di Kartasura

(29)

108 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

ASURANSI

A. PENDAHULUAN

Manusia sepanjang hidupnya tidak mungkin lepas dari resiko yang mengakibatkan kehilangan,kerusakan dan kerugian karena berkurangnya nilai harta yang dimiliki. Pada umumnya manusia bersifat menghindari risiko. Oleh sebab itu bisnis asuransi hadir di masyarakat. Bisnis asuransi ada untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang jumlahnya tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan terbatas. Kebutuhan masyarakat itu adalah kebutuhan akan rasa aman. Aman dari ketidakpastian masa depan. Bisnis asuransi menunjukkan tren yang kian positif seiring makin kompleknya masalah hidup, hal ini mengindikasikan kesadaran masyarakat melindungi aset yang dimiliki dari kemungkinan risiko semakin terbuka. Masyarakat berusaha mencari cara untuk mengurangi kerugian yang harus ditanggung dengan mengalihkan atau membagi risiko kepada pihak lain yaitu perusahaan asuransi. Kebutuhan jasa asuransi dimanfaatkan tidak hanya oleh rumah tangga namun juga pelaku usaha. Bagi rumah tangga jasa asuransi digunakan sebagai sarana berjaga-jaga dari risiko yang ditimbulkan karena penyakit, kecelakaan, kematian dan kehilangan atau kerusakan harta benda yang dimiliki.

Sedangkan untuk dunia usaha, jasa asuransi menjadi salah satu sarana menghadapi risiko yang disebabkan peristiwa kebakaran gedung atau gudang, lalu rusak atau hilangnya barang dalam proses pengiriman serta kerugian lain yang dapat menghambat kelangsungan hidup usaha perusahaan.

BAB 7

(30)

Asuransi | 125

DAFTAR PUSTAKA

Djojosoedarso, Soeisno. (1999). Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi. Jakarta: Salemba Empat

Ganie, Junaidi. (2011). Hukum Asuransi Indonesia. Jakarta: SinarGrafika.

Hamonangan Tumanggor, Frederic.(2012). Analisis Yuridis Tentang Hukum Asuransi Dalam Transaksi Electronic Commerce Melalui Perspektif Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Malang.Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya

Muhammad, Abdulkadir. (2006). Hukum Asuransi di Indonesia. Jakarta.

Alumni

Nitisusastro, Mulyadi.(2013). Asuransi dan Usaha Perasuransian di Indonesia.Bandung: Alphabeta

Veyna Maharani, Putu.(2015)Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Di Kota Singaraja Memiliki Program Asuransi Unitlink.

Salim, Abbas. (2008). Asuransi dan Manajemen Resiko. Jakarta .Rajawali Pers.

Sastrawidjaja, Suparman dan Endang.(2004). Hukum Asuransi PerlindunganTertanggung Asuransi Deposito Usaha Perasuransian.

Bandung :Alumni

(31)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 8 : SEWA GUNA/LEASING

Santi, S.E., M.M.

STIE Bisma Lepisi Tangerang

(32)

128 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

SEWA GUNA/LEASING

A. PENDAHULUAN

1. Pengertian Sewa Guna/Leasing.

Perusahaan sewa guna/Leasing adalah perusahaan pembiayaan untuk menyewakan barang sewa guna kepada penyewa dengan jangka waktu yang sudah ditentukan dan benda yang disewakan merupakan benda yang digunakan dalam operasional penyewa, ketika penyewa tak mampu membayar sewa guna, maka lessor dapat mengambil alih barang sewa guna yang disewakan dari penyewa atau lessee.

Sewa Guna Usaha/Leasing sendiri berasal dari Bahasa Inggris lease yang memiliki arti menyewakan. Sementara itu arti leasing menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menurut Peraturan OJK RI No.:

35/POJK.05/2018 tentang penyelengaraan usaha perusahaan pembiayaan adalah Finance Lease yang selanjutnya disebut Sewa Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang oleh Perusahaan Pembiayaan untuk digunakan debitur selama jangka waktu tertentu, yang mengalihkan secara substansial manfaat dan risiko atas barang yang dibiayai, sedangkan menurut c dan Peraturan Presiden RI No.:

9 tahun 2009, pasal 1. Tentang kegiatan sewa guna usaha, sewa guna usaha (Leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu yang tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.

BAB 8

(33)

Sewa Guna/Leasing | 139

DAFTAR PUSTAKA

Putra, A., & Saraswati, D. (2017). Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya - Google Books. In Cv. Budi Utama (Issue July).

https://books.google.co.id/books?id=kfTjDwAAQBAJ&pg=PA190&d q=eduardus+tandelilin&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwj9uqfGmtnsAh WU4zgGHWg8AuIQ6AEwAXoECAUQAg#v=onepage&q=eduardus tandelilin&f=false

Grundmann, W. (2019). Leasing und Factoring. In Leasing und Factoring.

https://doi.org/10.1007/978-3-658-24580-1.

OJK. (2021). STATISTIK LEMBAGA PEMBIAYAAN INDONESIA/Indonesia

Multifinance Institutions Statistics.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/data-dan-statistik/lembaga- pembiayaan/Pages/Statistik-Lembaga-Pembiayaan-Periode-Juni- 2021.aspx

Komisioner, D., & Jasa, O. (2015). Otoritas jasa keuangan republik indonesia.

Presiden, P., Indonesia, R., Pembiayaan, L., Rahmat, D., Yang, T., Esa, M., &

Indonesia, P. R. (2009). Staatsblad 1847. 1, 2009.

Link :

https://money.kompas.com/read/2021/04/18/213100526/mengenal-arti- leasing-dan-bedanya-dengan-kredit

https://hermawansetya.wordpress.com/2019/04/02/sewa-guna-usaha/

https://www.coursehero.com/file/95337524/Tanggapan-6docx/

https://www.cekaja.com/info/jenis-lembaga-pembiayaan-beserta- contohnya

https://www.akseleran.co.id/blog/pengertian-lembaga-pembiayaan/

https://www.cekkembali.com/leasing/

(34)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 9 : GADAI

Ujang Syahrul Mubarrok, S.S., S.E., M.Si., M.M.

Universitas Islam Kadiri (UNISKA) Kediri

(35)

142 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

GADAI

A. PENDAHULUAN

Mendengar kata “Gadai” atau “Pegadaian” bagi sebagian masyarakat akan memiliki persepsi sebagai salah satu solusi ketika mengalami masalah keuangan. Hal ini dikarenakan ketika membutuhkan dana yang mendesak untuk dipenuhi, maka salah satu cara adalah dengan menggadaikan barang. Barang berharga diserahkan ke perusahaan/jasa gadai ditukar dengan dana pinjaman. Banyak sekali kita temui outlet/kantor cabang yang membuka layanan jasa gadai. Oleh karena itu, penting sekali memahami lebih mendalam dan luas mengenai gadai.

Bagian ini akan membahas istilah-istilah penting dalam gadai, kegiatan usaha perusahaan gadai, hal-hal penting yang harus diketahui sebelum gadai barang, tahap-tahap pembebanan gadai barang, macam-macam perusahaan gadai, perusahaan gadai sebagai lembaga keuangan, penjelasan mengenai PT. Pegadaian (Persero), dan pegadaian syariah.

B. PENGERTIAN ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM GADAI

Pengertian gadai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah (1) Kredit jangka pendek dengan jaminan yang berlaku tiga bulan dan setiap kali dapat diperpanjang apabila tidak dihentikan oleh salah satu pihak yang bersangkutan, (2) meminjam uang dalam batas waktu tertentu dengan menyerahkan barang sebagai tanggungan, jika telah sampai pada waktunya tidak ditebus, barang itu menjadi hak yang memberi pinjaman, (3) barang yang diserahkan sebagai tanggungan hutang. (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016).

BAB 9

(36)

158 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M. S. (1999). Bank Syari’ah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan.

Jakarta: Tazkia Institute.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring. Retrieved from https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gadai

Hasanudin, I. (2019). Sejarah Bisnis Gadai dari Masa ke Masa. Retrieved

from Duitologi website:

https://duitologi.com/articles/2019/09/25/sejarah-bisnis-gadai- dari-masa-ke-masa/

Hisham, S., Shukor, S. ., Salwa, A. B. U., & Jusoff, K. (2013). The concept and challenges of Islamic pawn broking (Ar-Rahnu). Middle East Journal of ScientificResearch, 13, 98–102.

Hussain, L., & Ali, M. M. (2017). Shari’ah non-compliant asets as rahn (pledge) in Islamic banking products: a fiqhī perspective. ISRA International Journal of Islamic Finance, Vol. 9, pp. 196–199.

https://doi.org/10.1108/IJIF-08-2017-0018

Kanal Pengetahuan. (2016). Sejarah Pegadaian di Indonesia. Retrieved

from Kanal Pengetahuan website:

https://www.kanal.web.id/sejarah-pegadaian-di-indonesia

Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Depok: PT.

RajaGrafindo Persanda.

Khalid, Z. (2018). Pelaksanaan Gadai Konvensional Dan Gadai Syariah (Studi Pada Pt.Pegadaian Cabang Gaharu Medan Dan Pt.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan). Premise Law Jurnal, 14, 6.

Mohd Thas Thaker, H., Khaliq, A., Mohd Thas Thaker, M. A. Bin, Allah Pitchay, A. Bin, & Sakaran, K. C. (2020). Drivers of Ar-Rahnu (pawn) acceptance: Malaysian evidence. Journal of Islamic Marketing.

https://doi.org/10.1108/JIMA-08-2019-0161

Shabbir, M. S. (2019). Informal shariah pawnshop in the traditional markets of Surakarta. Journal of Islamic Marketing, 11(2), 269–281.

https://doi.org/10.1108/JIMA-09-2017-0097

Subagiyo, R. (2014). Tinjauan Syariah Tentang Pegadaian Syariah (Rahn).

(37)

Gadai | 159

An-Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah, 1(1).

https://doi.org/10.21274/an.2014.1.1.161-184

Tarantang, J., Astuti, M., Awwaliyah, A., & Munawaroh, M. (2019).

Regulasi Dan Implementasi Pegadaian Syariah Di Indonesia. In Journal of Chemical Information and Modeling.

Wibowo, S., & Gunawan, G. (2003). Kegiatan Usaha Perum Pegadaian Dan Peranannya Dalam Mendukung Pemberdayaan Ekonomi Rakyat.

Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 1(4), 55–105.

https://doi.org/10.21098/bemp.v1i4.187

(38)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 10 : ANJAK PIUTANG

Agus Purnomo, S.E.I., M.Si

Fakultas Studi Islam UNISKA MAB Banjarmasi

(39)

162 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

ANJAK PIUTANG

Pada Era digital Perbankan Syariah mengembangkan produk perbankan syariah pada dunia bisnis/usaha dalam bentuk pembiayaan anjak piutang, pihak kedua sebagai pelaku bisnis mengajukan pembiayaan dalam bentuk barang, peralatan, gedung dan lain-lainnya dan pihak pertama memberikan piutang (Astami 2000, P,46)kepada pihak kedua,sehingga, ketika pihak kreditur mengalami kredit macet maka pihak penganjak piutang akan membeli barang milik pihak kreditur dengan kesepakatan antara kedua belah pihak (Aprianto 2017, P,77). Dimana pihak keditur menjual barang dengan tujuan barang yang dimilik dapat dijual dan melunasi dari pembayaran hutang. Dalam proses pengajuan anjak piutang perusahaan (PT atau Cv) dalam bentuk barang peralatan, perlengkapan, dan lain-lainnya memiliki tujuan untuk memperlancar penjualan produk yang telah dibeli oleh pihak debitur, langkah selanjutnya pihak debitur menjual hasil pembelian barang-barang dari pihak kreditur dalam bentuk (peralatan, perlengkapan, rumah, gedung, dan lain-lainnya) di pasarkan pada pasar modern dan pasar tradisional (Aprianto 2017, P.78).

Adanya transaksi anjak piutang Untuk mempermudah percepatan penjualan barang dan perputaran modal usaha(Gunawan 2001, P.82). hasil dari penjualan barang dari transaksi anjak piutang dapat mendorong pertumbuhan dan kinerja pertumbuhan ekonomi pada suatu perusahaan.

semakin banyak dan tinggi tingkat persaingan pada suatu perusahaan, sehingga perusahaan dapat memberikan pelayanan secara maksimal pada pelanggannya, sehingga itu adalah salah satu caranya debitur dalam mempermudah dalam melakukan pembayaran produk (Syafril n.d., P.232).

BAB 10

(40)

Anjak Piutang | 181

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Thamrin, and Francis Tantri. 2012. Bank Dan Lembaga Keuangan. Cet. 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Adiwarman A. Karim. 2013. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Cet 9. Jakarta: Raja Grafindi Persada.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik: Islamic Banking = al-Masraf Islam. Cet. 15. Jakarta: Gema Insani.

Aprianto, Naerul Edwin Kiky. 2017. “Anjak Piutang (Factoring) Dalam Ekonomi Islam.” Islamiconomic: Jurnal Ekonomi Islam 8(1).

http://journal.islamiconomic.or.id/index.php/ijei/article/view/59 (November 1, 2021).

Astami, Emita Wahyu. 2000. “Pemanfaatan dan Pelaporan Anjak Piutang (Factoring).” : 16.

Burhanuddin S. 2009. Hukum kontrak syariah. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta.

Dr.Kasmir, Dr.Kasmir. 2018. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 2014. Ed.Revisi Cet.19. Jakarta: Rajawali Press.

Gunawan, Barbara. 2001. “Anjak Piutang: Sebuah Alternatif Memperoleh Dana Usaha.” 2(2): 10.

“Hendri Junedi Sihotang.Pdf.”

Herry Sutanto, Khaerul Umam, Herry Sutanto, Khaerul Umam.

2019. Manajemen pemasaran bank syariah. Cet. 2. Bandung: Pustaka Setia.

Maulida, Atika Zahra, and Agus Purnomo. “Potensi Dana Infaq Bagi Kesejahteraan Masyarakat Kota Banjarmasin.” : 20.

Muhamad. 2020. Bank & lembaga keuangan syariah lainnya.

Cetakan ke-1. Tapos, Depok: Rajawali Pers.

Muhammad. 2014. Manajemen Keuangan Syariah (Analisis Fiqih &

Keuangan). 1st ed. Yogyakarta: Upp Stim Ykpn.

Muhammad, Muhammad. 2020. Bank & Lembaga Keuangan Syariah Lainnya. Ed.1 Cet.1. Depok: Rajawali Press.

Purnomo, Agus. 2015. “Islam Dan Konsep Welfare State Dalam Ekonomi Islam.” : 11.

(41)

182 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

Raharjo, Ari W. B. 2016. Bank Dan Lembaga Keuangan Non Bank Di Indonesia. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Sudarsono, Heri. 2003. Bank & Lembaga Keuangan Syariah:

Deskripsi Dan Ilustrasi. Ed. 2. Yogyakarta: Ekonisia : Distributor, Adipura.

Sukirno, Sadono. 1996. Pengantar teori ekonomi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Syafril. Bank & Lembaga Keuangan Modern Lainnya. Cet.1. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

(42)

184 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

MODAL VENTURA

A. PENDAHULUAN

Modal ventura adalah fenomena pasca perang di dunia bisnis yang terutama dikembangkan sebagai kegiatan sampingan orang kaya di AS.

Konsep tersebut, dengan demikian, berasal dari Amerika Serikat pada tahun 1950-an ketika magnet modal seperti Rockfeller Group membiayai perusahaan teknologi baru. Konsep ini menjadi populer selama tahun 1960-an dan 1970-an ketika beberapa perusahaan swasta mulai mendanai proyek-proyek yang sangat berisiko dan sangat menguntungkan. Untuk menunjukkan risiko dan petualangan dan beberapa elemen investasi, istilah umum “Venture Capital” dikembangkan. Penelitian dan Pengembangan Amerika dibentuk sebagai organisasi ventura pertama yang mendanai lebih dari 100 perusahaan dan menghasilkan keuntungan lebih dari 35 kali lipat dari investasinya. Sejak itu modal ventura telah berkembang pesat di Amerika Serikat, Inggris, Eropa dan Jepang dan telah menjadi kontribusi penting dalam perkembangan ekonomi negara-negara tersebut.

Perkembangan Modal Ventura di Indonesia pertama kali dapat dilihat dengan didirikannya PT. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1973 tentang Penyertaan Modal Negara untuk mendirikan perusahaan perseroan yang usahanya bergerak dalam bidang penyertaan modal pada tahun 1973 yang ditugasi untuk membiayai pengembangan usaha. Dalam praktiknya, pembiayaan BPUI dilakukan dalam bentuk equity financing pada Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) ini bertujuan supaya rasio hutang terhadap ekuitas dapat lebih sehat dan layak sehingga perlu dibiayai bank.

BAB 11

(43)

Modal Ventura | 195

DAFTAR PUSTAKA

Cuummings, D. (2009). Venture Capital Investment Strategies Structure.

Padmalatha, S. (2011). Management Of Banking And Financial Services, 2/E. https://books.google.com/books?id=piUE5zNFuTUC&pgis=1 Vanacker, T., & Manigart, S. (2013). Venture Capital. In Alternative

Investments: Instruments, Performance, Benchmarks, and

Strategies (Issue February).

https://doi.org/10.1002/9781118656501.ch12

Totok Budisantoso, N. (2017). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.

Salemba Empat Jakarta

(44)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 12 : KARTU KREDIT

Parman Komarudin, S.H.I., M.HI

Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin

(45)

198 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

KARTU KREDIT

A. PENDAHULUAN

Pada awalnya, sebelum dikenal uang sebagai untuk alat pembayaran, dalam setiap transaksi dilakukan dengan metode pertukaran, baik barang dengan barang, barang dengan jasa maupun jasa dengan jasa. Pada saat itu, transaksi tersebut dikenal dengan sebutan sistem barter. (Kasmir, 2008)

Perkembangan ekonomi yang semakin meningkat pesat pada era sekarang ini tentunya harus diimbangi melalui berbagai macam produk perbankan. Seluruh bank menawarkan kepraktisan serta kemudahan dalam bertransaksi. Perlindungan keamanan yang menjadi unsur wajib dikedepankan pihak bank untuk para nasabah, salah satunya sistem transaksi yang merupakan terobosan produk perbankan yang sejak satu decade terakhir ini, semakin populer di kalangan masyarakat modern dalam berbagai kota besar yang ada di Indonesia adalah kartu kredit

Sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi, pola serta metode pembayaran di dalam transaksi ekonomi selalu mengalami perubahan.

Kemajuan teknologi, telah menggeser fungsi uang tunai untuk alat atau metode pembayaran tidak tunai yang lebih efektif, efisien serta ekonomis.

(Fuady, 1995) Pembayaran tidak tunai pada umumnya dilakukan dengan tanpa menggunakan uang untuk alat pembayaran akan tetapi melalui metode transfer antar bank maupun transfer intra bank dengan menggunakan jaringan intern bank sendiri. Selanjutnya, pembayaran tidak tunai juga bisa dilakukan dengan memakai atau memanfaatkan kartu sebagai alat pembayaran, contohnya dengan memakai kartu ATM, debit, serta kartu kredit. (Pramono, Purusitawati, Emmy, 2006).

BAB 12

(46)

Kartu Kredit | 213

DAFTAR PUSTAKA

Alika, Rizky, 2018, Ekonom Peringatkan Risiko Penggunaan Kartu Kredit Buat Belanja Negara.Anggaran. Diunduh di https://nasional.kontan.co.id/news/kritik-pengamat-atas-

penggunaankartu-kredit-dalam-sistem-penggunaan-anggaran.

Diakses 26 Agustus 2021

Antonio, Syafei, 2000, Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani.

Arieza, Ulfa. 2018. Dikepret Rizal Ramli Soal Kartu Kredit, Kemenkeu

Tegaskan Tak Akan Kena

Bunga. Diunduh di

https://economy.okezone.com/read/2018/03/27/20/1878693/

dikepret-rizalramli-soal-kartu-kredit-kemenkeu-tegaskan-tak-akan- kena-bunga. Diakses 26 Agustus 2021

Arifin, Ali, 2002, Tip dan Trik Memilki Kartu Kredit, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Baker, Ronald A, 1994, Problems of Credit Card Regulations AUS

Perspective, dalam

Newsletter No. 6 Tahun, Pusat Pengkajian Umum, Jakarta, 1994 Chapra, M.Umer, 2000, Sistem Moneter Islam, Jakarta: Gema Insani Press.

Dinau, Alidamar, 1989, Kartu Kredit Bukan Sekedar Status Simbul, Mandar Maju, Bandung.

Djumhana, Muhammad, 1993. Hukum Perbankan Indonesia. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Fuady, Munir, 1995, Hukum Pembiayaan, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Hardjo, Wahyono, 1992, Kartu Kredit dalam Kaitannya dengan Sistem

Pembayaran, Pro

Justitia Nomor 1 Tahun X Januari

Huda, R., Zakiyah, Z., & Komarudin, P. (2020). SOSIALISASI TENTANG HUKUM PENGGUNAAN CREDIT CARD DAN DEBIT CARD PADA KELOMPOK PENGAJIAN DI DESA TERANTANG KAB. BARITO KUALA.

Prosiding Pengabdian Kepada Masyarakat Dosen UNISKA MAB.

(47)

214 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

Ibrahim, Johannes, 2004, Kartu Kredit, Bandung: Refika Aditama.

Infobank, 1991, Edisi Maret No.135.

Ismail. 2010. Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Edisi Pertama, Cet. Ke-1. Jakarta: Kencana

Kasmir, 2017, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT RajaGrafindo.

Knudsen, Dan-richard. 2020. “International Journal of Accounting

Information Systems Elusive

Boundaries , Power Relations , and Knowledge Production : A

Systematic Review of the

Literature on Digitalization in Accounting.” International Journal of

Accounting Information

Systems 36:100441

Kurniati, Paramita Nur and Bernardus Yuliarto Nugroho. 2019. “Urgensi Pelaksanaan Sistem Cashles Kredit Pemerintah Di Indonesia”. Jurnal Hukum Dan Pembangunan.

Pratama, Shandy Aditya and Abdul Salam, 2019, “Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Hukum Kartu Kredit Pemerintah di Indonesia”.

Jurnal Hukum dan Pembangunan.

Rivai, Veithzal, dkk, 2007, Bank and Financial Institution Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Siamat, Dahlan, Manajemen Lembaga Keuangan: Kebijakan Moneter dan

Perbankan, Diunduh di

https://katadata.co.id/marthathertina/finansial/5e9a5603003c1/ek onom-peringatkanrisiko penggunaan-kartu-kredit-buat-belanja- negara. Diakses 26 Agustus 2021.

Sjandeini, Sutan Remy, 1999, Perbankan Islam, Jakarta : Grafiti

Siagian, Ade Oni, 2021, Lembaga-lembaga Keuangan dan Perbankan Pengertian, Tujuan, dan Fungsinya, Sumatera Barat, Insan Cendikia Mandiri.

Sucianingsih, Arsy Ani, 2018, “Kritik Pengamat atas Penggunaan Kartu Kredit dalam Sistem Penggunaan Anggaran”. Kontan.co.id 25 Suyatno, Thomas, et.al, 1997, Kelembagaan keuangan, cetakan

kesembilan, Gramedia Pustaka

utama, Jakarta.

(48)

Kartu Kredit | 215

wanto, Alek Chandra and Wahjono, 2019, “Pengaruh Revolusi Industri 4.0

Terhadap Ilmu

Akuntansi”. Jurnal Ilmiah INFOKAM Informasi Komputer Akuntansi dan Manajemen.

Y. Sri Susilo, dkk, 2000, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta, Salemba Empat.

(49)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 13 : DANA PENSIUN

Edi Murdiyanto, S.H., M.M

Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Kadiri - Kediri

(50)

218 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

DANA PENSIUN

A. PENDAHULUAN

Setiap manusia akan masuk masa pensiun, mendapat Dana Pensiun menjadi pendorong kesejahteraan di masa tua, peran dana pensiun diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan peserta dana pensiun, namun juga kesejahteraan keluarga yang di tanggung (Nasution

& Fuddin, 2016). Terdapat setidaknya tiga hal yang perlu di persiapkan menyongsong usia pensiun menurut penelitian yang dilakukan oleh (Tanjung & Pratomo, 2013) aspek tersebut meliputi : 1. Aspek keuangan dimana dimasa pensiun pemenuhan kebutuhan keluarga menjadi hal penting salah satu hal tersebut dapat terpenuhi dengan dana pensiun, 2.

Aspek Pengisian Waktu dalam arti dimana biasanya kita cukup sibuk dengan pekerjaan dimasa pensiun tanpa kesibukan menjadi permasalahan tersendiri sehingga harus dipersiapkan aktifitas salah satunya dengan kegiatan hobi dan 3. Aspek kesehatan menjadi berkurang seiring bertambahnya usia vitalitas tubuh kita berkurang dengan sakit akan menambah beban hidup dengan biaya kesehatan yang mahal akan menguras banyak financial yang kita miliki. Dalam penelitian (Nasution &

Fuddin, 2016) dana pensiun diharapkan tidak saja hanya diprioritaskan pada pemenuhan kebutuhan para tenaga kerja saat masuk usia pensiun, akan tetapi dapat dipergunakan mendirikan usaha tanpa harus menunggu dimasa pensiun, sehingga dimasa pensiun akan lebih sejahtera dan produktif.

Berdasarkan (UU, No. 11 Tahun 1992) penyelenggaraan dana pensiun bertujuan untuk menjamin kelangsungan pendapatan yang dihasilkan oleh pekerja setelah purna tugas. Pengelola dana pensiun menjanjikan manfaat

BAB 13

(51)

232 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

DAFTAR PUSTAKA

Masnoni. (2017). Analisis kualitas investasi dana pensiun terhadap peningkatan pendapatan dana pensiun pada pt. pusri palembang (studi kasus pada yayasan dana pensiun karyawan pt. pusri ). Ekobis, 1(1).

Nasution, L. Z., & Fuddin, M. K. (2016). Dana Pensiun Pendorong Kesejahteraan Pekerja Dan Penjaga Eksistensi Umkm Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 13(2), 178. https://doi.org/10.22219/jep.v13i2.3897 Nuhung, M., Hidayat, & Halimah, N. (2020). Analisis Mekanisme Dan

Penerapan Pengelolaan Dana Pensiun Syariah Terhadap Fatwa Dsn- Mui. Jurnal Ekonomi Islam, 3(2), 128–143.

POJK. (2013). POJK No. 3/POJK.05/2013 Tentang Lapoan Bulanan Lembaga Jasa Keuangan Non-Bank. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan, 3.

POJK. (2016). POJK Nomor. 16/POJK. 05/2016 Tentang Pedoman Tata Kelolala Dana Pensiun. 16.

Saefuloh, A. A., Alhusain, A. S., & Silalahi, S. A. F. (2015). KEBIJAKAN PENGELOLAAN DANA PENSIUN SEKTOR KORPORASI ( Pension Fund Management Policy in Corporate Sector ). Jurnal Ekonomi &

Kebijakan Publik, 6(1), 77–96.

Tanjung, M., & Pratomo, W. (2013). Analisis Pemanfaatan Dana Pensiun terhadap Pemenuhan Kebutuhan Hidup Pns Pensiunan Guru Kota Medan. Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 1(4), 14734.

UU. (1992). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun. 1–34.

UURI. (2011). UU No. 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. UU, 24, 33–36.

(52)

LEMBAGA KEUANGAN BANK &

NON BANK

BAB 14 : FINANCIAL TECHNOLOGY

Acai Sudirman, S.E., M.M

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung

(53)

234 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

FINANCIAL TECHNOLOGY

A. PENDAHULUAN

Dinamika perilaku konsumen saat ini telah mengalami pergeseran yang cukup signifikan dalam hal konsumtif. Perubahan ini terjadi karena adanya interpolasi yang berubah-ubah dari gaya hidup konsumen dalam hal pemenuhan kebutuhan produk dan jasa sesuai dengan perkembangan zaman (Sudirman et al., 2020). Jika membahas kepuasan terhadap produk jasa, saat ini layanan dalam sistem keuangan juga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Eksistensi industri teknologi keuangan (FinTech) saat ini telah berkembang pesat di seluruh dunia. Di bawah "financetech", the Basel Committee on Banking Supervision (BCBS) menyampaikan untuk memahami inovasi keuangan yang dihasilkan oleh teknologi saat ini telah mengarah pada penciptaan model bisnis baru dalam aplikasi. Hal ini merupakan gambaran proses atau produk yang selanjutnya akan mempengaruhi pasar keuangan, lembaga atau produksi jasa keuangan (I. V. and Y. S., 2018). Adalah suatu paradoks bahwa di dunia yang terglobalisasi lebih dari sepertiga populasinya dikecualikan sistem keuangan formal. Kondisi ini merupakan bukti yang dapat menunjukkan kapasitas layanan keuangan yang sesuai dapat membantu meningkatkan kesejahteraan rumah tangga dan mempromosikan usaha kecil. Pengecualian keuangan dikaitkan dengan berbagai alasan yang salah satunya adalah sistem keuangan konvensional memiliki beberapa keterbatasan yang melekat dan mengarah ke populasi yang belum terlayani. Mata uang digital dan teknologi seluler dapat memacu penetrasi sistem keuangan dalam populasi yang tidak terlayani tersebut. Mata uang digital dan teknologi seluler dapat memenuhi

BAB 14

(54)

248 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

DAFTAR PUSTAKA

Anugerah, D. P. and Indriani, M. (2018) ‘Data Protection in Financial Technology Services: Indonesian Legal Perspective’, IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 175(1). doi: 10.1088/1755- 1315/175/1/012188.

Bairizki, A. (2020) Relevansi Eksistensi Pendidikan Keuangan & Perbankan terhadap Separasi Puluhan Ribu Pegawai Bank. Available at:

http://stieamm.ac.id/relevansi-eksistensi-pendidikan-keuangan- perbankan-terhadap-separasi-puluhan-ribu-pegawai-bank/

(Accessed: 24 July 2020).

Coetzee, J. (2018) ‘Strategic implications of fintech on South African retail banks’, South African Journal of Economic and Management Sciences, 21(1), pp. 1–11. doi: 10.4102/sajems.v21i1.2455.

Ernst and Young (2016) UK FinTech On the cutting edge. Available at:

https://www.ey.com/Publication/vwLUAsets/EY-UK-FinTech-On- the-cutting-edge/%24FILE/EY-UK-FinTech-On-the-cutting-edge.pdf.

Ginantra, N. L. W. S. et al. (2020) Teknologi Finansial Sistem Finansial Berbasis Teknologi di Era Digital. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Hasibuan, A. et al. (2020) E-Business: Implementasi, Strategi dan Inovasinya. Medan: Yayasan Kita Menulis.

https://sikapiuangmu.ojk.go.id (2019) Literasi Keuangan. Jakarta. Available at: https://sikapiuangmu.ojk.go.id.

I. V., K. and Y. S., G. (2018) ‘Impact of Financial Technologies on the Banking Sector’, in KnE Social Sciences, p. 215. doi:

10.18502/kss.v3i2.1545.

Marpaung, F. K. et al. (2021) ‘Behavioral Stimulus for Using Bank Mestika Mobile Banking Services : UTAUT2 Model Perspective’, Golden Ratio of Marketing and Applied Psychology of Business, 1(1), pp. 61–72.

Nicoletti, B. (2017) The Future of FinTech Integrating Finance and Technology in Financial Services. Switzerland: Palgrave Macmillan.

Ozili, P. K. (2018) ‘Impact of digital finance on financial inclusion and stability’, Borsa Istanbul Review. Borsa İstanbul Anonim Şirketi, 18(4), pp. 329–340. doi: 10.1016/j.bir.2017.12.003.

(55)

Financial Technology | 249

Purnomo, H. and Khalda, S. (2019) ‘Influence of Financial Technology on National Financial Institutions’, in IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, pp. 1–7. doi: 10.1088/1757- 899X/662/2/022037.

Rumondang, A. et al. (2019) Fintech : inovasi sistem keuangan di era digital. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Santoso, I. Y. (2018) Ancaman dan Peluang Teknologi Finansial bagi Dunia Perbankan. Available at: https://www.qureta.com/post/ancaman- atau-peluang-bagi-finansial-teknologi-dalam-dunia-perbankan (Accessed: 24 July 2020).

Sapovadia, V. (2018) ‘Financial Inclusion, Digital Currency, and Mobile Technology’, in Handbook of Blockchain, Digital Finance, and Inclusion, Volume 2. 1st edn. Amsterdam: Elsevier Inc., pp. 361–385.

doi: 10.1016/B978-0-12-812282-2.00014-0.

Stulz, R. M. (2019) ‘FinTech, BigTech, and the Future of Banks’, Journal of Applied Corporate Finance, 31(4), pp. 86–97. doi:

10.1111/jacf.12378.

Sudirman, A. et al. (2020) Prilaku konsumen dan perkembangannya di era digital. Bandung: Widina Bhakti Persada.

Tanda, A. and Schena, C.-M. (2019) FinTech, BigTech and Banks:

Digitalisation and Its Impact on Banking Business Models.

Switzerland: Palgrave Macmillan Studies. doi:

https://doi.org/10.1007/978-3-030-22426-4.

Welly, Y. et al. (2020) ‘Factors of Using Non-Cash Payments to the Consumption Level of Students in Pematangsiantar City’, Jurnal Bisnis dan Manajemen, 7(1), pp. 61–68. doi:

10.26905/jbm.v7i1.4041.

(56)

PROFIL PENULIS

(57)

Profil Penulis | 259

Muchtar Anshary Hamid Labetubun, S.H. , M.H

Penulis berasal dari Suku Kei/Nuhu Evav, dilahirkan di Tual Kabupaten Maluku Tenggara (Sekarang Kota Tual) pada Tanggal, 30 Juli 1978, putra ke tiga dari empat bersaudara, putra dari pasangan Bapak Abdul Hamid Labetubun (Alm) dan Ibu Hj Kalsum Narew (Alm). Menikah dengan Anita Elly, STr.Keb dan dikaruniai tiga putri bernama Meyraini S Labetubun, Khotimah M Labetubun, dan Zahira R Labetubun. Menempuh pendidikan formal pada SD Negeri Lengga Ohoi (Desa) Elaar Let Kabupaten Maluku Tenggara lulus Tahun 1992, Madrasah Tsanawiyah Filial Mastur Kabupaten Maluku Tenggara lulus Tahun 1995, SMU Negeri 1 Kei Kecil Kabupaten Maluku Tenggara lulus Tahun 1998, Sarjana Hukum (SH) Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar Lulus Tahun 2003 dengan Judul Skripsi: Perdamaian Di Depan Sidang Pengadilan dalam Penyelesaian Perkara Perdata: Suatu Tinjauan Hukum Di Pengadilan Negeri Tual, Magister Hukum (MH) Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang lulus Tahun 2010 dengan Judul Tesis: Perlindungan Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI) atas Desain Industri Terhadap Produk Kerajinan Kerang Mutiara Dalam Pemberdayaan Usaha Kecil Di Kota Ambon. Saat ini menjadi Dosen Tetap di Fakultas Hukum Universitas Pattimura Ambon, pada Tahun 2005 diterima sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil pada Tahun 2006. Pengalaman jabatan sebagai Sekretaris Bagian (Jurusan) Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Pattimura Periode 2016-2020. Penulis aktif menulis dalam Book Chapter (Kompilasi Pemikiran Tentang Dinamika Hukum Dalam Masyarakat, Etika Profesi Dan Aspek Hukum Bidang Kesehatan, Pengantar Perbankan Syariah, Manajemen Perbankan, Manajemen Risiko) dan Buku Ajar Hukum Islam serta artikel yang dipublikasikan dibeberapa jurnal nasional terakreditas sinta maupun jurnal internasional terindeks scopus dan sebagai Pemakalah pada Konferensi dan Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh APHK (Asosiasi Pengajara Hukum Keperdataan), ADHAPER (Asosiasi Dosen Hukum Acara Perdata) dan APHKI (Asosiasi Pengajar Hak Kekayaan Intelektual).

(58)

260 | Lembaga Keuangan Bank & Non Bank

Atika Zahra Maulida, S.H.I, M.S.I

Penulis lahir di Rantau Kalimantan Selatan, dan menyelesaikan studi S1 di Institut Studi Islam Darussalam Gontor (sekarang UNIDA Gontor) pada prodi Muamalah, kemudian dilanjutkan dengan menempuh pendidikan strata-2 di Universitas Islam Indonesia di bidang Ekonomi Islam. Karirnya dimulai menjadi Dosen Tidak Tetap (DTT) di Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari dari tahun 2015-2016, pada tahun 2017 diterima menjadi Dosen tetap Non PNS di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari, dan selanjutnya pada tahun 2018 resmi menjadi Dosen PNS di Fakultas ekonomi dan Bisnis Islam sampai sekarang. Saat ini penulis aktif di keorganisasian Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Kalsel dan Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Kalsel.

Diana Triwardhani, S.E., M.M

Penulis lahir di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten pada tanggal 16 Agustus 1960, Masa kecil dihabiskan di kota kelahiran sehingga pendidikan dari SD Mardiyuana, SMPN 1 dan SMAN 1 semua di Rangkasbitung. Kemudian hijrah ke Jakarta. Saat ini bekerja sebagai dosen di UPN Veteran Jakarta.

Dr. H. Husain, S.Ag., M.A

Penulis berdomisili di Jalan Ahmad Yani No 157, Polman.

Pendidikan Strata Satu di STAI DDI Mangkoso, Strata Dua di UMI Makassar 2006 dan Strata Tiga pada Program Doktor UIN Makassar 2013. Penulis Bekerja sebagai Dosen STAIN Majene, Prov. Sulbar, selain itu juga mengajar di beberapa perguruan tinggi diantaranya PAI STIKes, Bina Genrasi, Polman, 2006 - 2014, STAI-IAI DDI Polman, 2002 - sekarang, STAIN Majene, 2016 – 2017 dan juga kolumnis tetap pada Koran Radar Sulbar (setiap hari Jumat). Beberapa karya buku yang telah dihasilkan diantaranya Ijtihad Kontemporer Hukum Perbankan Syariah (2020), Peradaban Madrasah (2020), Konstruksi Ijtihad Kontemporer

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis faktor diperoleh tujuh faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian Kain Donggala yaitu faktor: budaya, ekonomi dan psikologis, gaya

In this work, oxide dispersion strengthened (ODS) ferritic steel with nominal International Conference on Advanced Materials for Better Future 2016 I OP Publishing IOP

Jika kita mendapatkan informasi mengenai hasil ujian dalam volume yang lebih besar, seperti dari semua siswa di satu kelas atau satu sekolah, hal tersebut bisa digunakan untuk

Masih dalam penjelasannya dalam Undang-Undang Nomor 16 tahun 1985 yang dimaksud dengan rumah susun sederhana sewa yang juga disebut Rusunawa adalah bangunan gedung

Teknik pembuatan iklan televisi dengan konsep stop motion masih jarang digunakan diindonesia dapat memberikan sajian unik dan nuansa yang berbeda, sehingga membuat menarik

Hasil pengujian menunjukkan variabel jenis usaha memiliki koefisien regresi positif sebesar 18,847 dengan nilai probabilitasnya berada pada tingkat signifikansi 0,999 yang artinya

Untuk dapat dikategorikan sebagai sengketa kepegawaian, maka harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : subyek yang bersangkutan adalah PNS di satu pihak sebagai

Hadis yang bersambung sanadnya, dinukil oleh perawi yang adil dan dlabit, dari perowi yang adil dan dhabit sehingga sampai pada Nabi SAW lewat sahabat atau lainnya,