• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH ASLIHATUL FITRIYYAH NPM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH ASLIHATUL FITRIYYAH NPM"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

DAN BERMUATAN PPK (PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER) PADA MATERI JAJARGENJANG KELAS VII

SKRIPSI

OLEH

ASLIHATUL FITRIYYAH NPM 217.01.07.2087

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JANUARI 2022

(2)

Islam Malang. Pembimbing I: Sikky El Walida, S.Si., M.Pd.; Pembimbing II:

Tri Candra Wulandari, M.Pd.

Kata-Kata Kunci: Pengembangan, E-modul, RME, PPK

E-modul merupakan media pembelajaran menggunakan bantuan teknologi dan bersifat self-instructional yang hanya memuat satu materi pembelajaran dan lebih mengutamakan kemandirian peserta didik dalam proses pembelajaran. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan, hasil pengembangan, dan hasil uji coba e-modul matematika berbasis RME yang bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII SMP.

Hasil analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap dua guru matematika dan 105 peserta didik kelas VII Mts Miftahul Ulum menyatakan bahwa 100% guru setuju dengan adanya e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII untuk digunakan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran matematika dan 84,3% peserta didik memerlukan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII untuk digunakan sebagai penunjang dalam proses pembelajaran matematika. Berdasarkan hasil analisis

kebutuhan, maka dirancanglah e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII.

Model penelitian dan pengembangan ini menggunakan model pengembangan 4D yang dikemukakan oleh Thiagarajan, dkk. (1974:6). Model 4D terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) tahap define (pendefinisian), (2) tahap design (perancangan), (3) tahap develop (pengembangan), dan (4) tahap disseminate (penyebaran). Penelitian dan pengembangan ini melibatkan beberapa validator yang terdiri dari: satu ahli materi, satu ahli desain pembelajaran, satu ahli media pembelajaran, dua validator praktisi, dan sepuluh peserta didik kelas VII sebagai pengguna/user.

Hasil penelitian dan pengembangan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Proses pengembangan e-modul dilakukan dengan menggunakan model 4D. Pada tahap define, dilakukan penyebaran angket analisis kebutuhan guru kepada dua guru

matematika dan analisis kebutuhan peserta didik kepada 105 peserta didik kelas VII Mts Miftahul Ulum. Pada tahap design, dilakukan perancangan pembuatan e-modul

meliputi: (1) pembuatan tes, (2) pembuatan format pembelajaran, dan (3) perancangan fisik e-modul. Pada tahap develop, dilakukan penilaian produk oleh validator ahli dan praktisi. Dua jenis data yang terdapat pada penelitian dan pengembangan ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari penilaian skor angket validasi produk dan data kualitatif yang diperoleh dari komentar serta saran pada angket validasi produk. Tahap

disseminate tidak dapat dilaksanakan dikarenakan keterbatasan waktu serta biaya pada penelitian dan pengembangan ini.

Hasil pengembangan produk bahan ajar berbentuk elektonik berupa e-modul matematika yang didesain dalam bentuk flipbook dan bisa diakses melalui link yang

(3)

soal, latihan soal, dan tes evaluasi. Materi yang termuat dalam e-modul yaitu materi Jajargenjang yang merupakan materi wajib kelas VII SMP/MTs sederajat yang ditempuh saat semester Genap dan mengacu pada Kurikulum 2013 sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) 3.11 dan 4.11.

Berdasarkan hasil uji coba pengembangan produk e-modul matematika berbasis RME yang bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII SMP diperoleh rata-rata hasil data analisis validator ahli dan praktisi sebesar 3,50%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa produk dinyatakan valid dan layak untuk uji coba. Sedangkan hasil uji coba produk yang dilakukan pada 10 peserta didik kelas VII Mts Miftahul Ulum diperoleh rata-rata sebesar 3,23%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa produk valid dan layak untuk digunakan.

(4)

University of Malang. Supervisor I: Sikky El Walida, S.Si., M.Pd.; Advisor II:

Tri Candra Wulandari, M.Pd.

Keywords:Development, E-module, RME, KDP

E-module is a learning media using technology assistance and is self-

instructional which only contains one learning material and prioritizes the independence of students in the learning process. This development research aims to describe the development process, development results, and test results of the RME-based

mathematics e-module containing PPK on the Jajargenjang material for class VII SMP.

The results of the needs analysis conducted on two mathematics teachers and 105 students of class VII Mts Miftahul Ulum stated that 100% of teachers agreed with the existence of an RME-based mathematics e-module and contained PPK in the seventh grade parallelogram material to be used as a support in the mathematics learning process and ,3% of students need an RME-based mathematics e-module with PPK content on parallelogram material for class VII to be used as a support in the mathematics learning process. Based on the results of the needs analysis, a mathematics e-module based on RME and containing PPK was designed for the seventh grade parallelogram material.

This research and development model uses the 4D development model proposed by Thiagarajan, et al. (1974:6). The 4D model consists of four stages, namely: (1) define stage, (2) design stage, (3) develop stage, and (4) disseminate stage. This research and development involves several validators consisting of: one material expert, one learning design expert, one learning media expert, two practitioner validators, and ten students of class VII as users.

The results of research and development obtained the following conclusions.

The e-module development process is carried out using a 4D model. In the define stage, a teacher needs analysis questionnaire was distributed to two mathematics teachers and an analysis of student needs to 105 class VII students of Mts Miftahul Ulum. At the design stage, the design of the e-module is carried out including: (1) making tests, (2) making learning formats, and (3) designing physical e-modules. At the develop stage, product assessments are carried out by expert validators and practitioners. Two types of data contained in this research and development are quantitative data obtained from the assessment of product validation questionnaire scores and qualitative data obtained from comments and suggestions on product validation questionnaires.

The results of the development of teaching material products are in the form of electronic e-modules designed in the form of a flipbook and can be accessed via the links provided. Thus, students can easily access online learning at home. Realistic Mathematics Education (RME)-based e-modules designed for e-modules are listed in the form of apperception, sample questions, and practice questions. Strengthening Character Education (PPK) in this e-module is a nationalist value and the value of

(5)

Based on the trial results of developing an RME-based mathematics e-module product containing PPK on the parallelogram material for class VII SMP, the average data analysis result for expert and practitioner validators is 3.50%. It can be concluded that the product is declared valid and feasible for testing. While the results of product trials conducted on 10 students of class VII Mts Miftahul Ulum obtained an average of 3.23%. It can be concluded that the product is valid and feasible to use.

(6)

1

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 28C mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mengembangkan diri melalui

pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan manusia. Hal tersebut menjadi landasan utama bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kebutuhan dasar setiap orang.

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2019 Pasal 5A juga menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berperan menjadi landasan dalam perencanaan

pembangunan nasional di segala bidang kehidupan yang berpedoman pada ideologi pancasila. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat seiring bertambahnya usia di bumi ini dan tidak bisa dihentikan dengan apapun karena segala sesuatu bisa berubah seiring bergantinya zaman dan peradaban. Perubahan zaman menjadi tantangan besar dalam bidang pendidikan, sebab akan berdampak pada pergeseran nilai, norma, dan moral .

Tujuan dari pendidikan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1 yaitu proses belajar yang diharapkan manfaatnya untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu pendidikan informal, formal, dan nonformal. Definisi Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang ditempuh dengan proses terancang dan memiliki beberapa jenjang yaitu

(7)

pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Dari ketiga jenjang tersebut, matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari dalam proses pembelajaran..

Rohaeti (2017:85) menjelaskan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang menjadi pondasi pada perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Depdiknas (2006:345) menjelaskan bahwa mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Hal itu

menyebabkan matematika menjadi mata pelajaran wajib yang harus ditempuh dari bangku SD sampai SMA. Dengan demikian, banyak usaha yang dilakukan guru untuk membuat peserta didik dapat mengikuti pelajaran matematika dengan baik.

Salah satu usahanya yaitu membuat modul yang mudah dipahami dan diterima dengan baik oleh peserta didik.

Widyastuti, dkk. (2019:106) menjelaskan bahwa modul termasuk bahan ajar disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik, sesuai usia dan tingkat pengetahuannya agar peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari guru. Lebih lanjut, Nasution (dalam Suleha 2019:86) mendefinisikan bahwa modul mempunyai arti sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri dari suatu rangkaian belajar yang disusun untuk membantu peserta didik mencapai tujuan yang dirumuskan secara khusus dan

(8)

jelas. Bentuk modul bisa berupa cetak atau elektronik, yang mana hal tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Saat ini, kondisi peserta didik harus mengikuti proses pembelajaran dari rumah. Hal tersebut dikarenakan pandemi Covid-19, sebagaimana termuat dalam artikel surat kabar Kompas tanggal 11 Maret 2020, yang menyebutkan bahwa pada tanggal 2 Maret 2020 untuk pertama kalinya pemerintah mengumumkan dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia, dan berdasarkan artikel surat kabar

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 24 Maret 2020 yang menyebutkan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19). Dalam surat edaran tersebut pada poin kedua tertulis bahwa proses belajar dilakukan dari rumah melalui

pembelajaran daring atau jarak jauh. Hal tersebut memberikan dampak secara nyata dan memberi tantangan tersendiri dalam proses pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran yang semula dilaksanakan secara tatap muka, kini dilaksanakan secara online agar peserta didik tetap memperoleh haknya dalam belajar.

Pembelajaran online bukan hanya sekedar mengubah tata cara pelaksanaan pembelajaran, melainkan membutuhkan daya kreativitas yang tinggi agar proses pembelajaran tetap diminati oleh peserta didik. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru untuk memenuhi pembelajaran secara online baik menggunakan aplikasi berbayar maupun tidak, seperti membuat beberapa video menarik dan interaktif untuk bahan penyampaian materi, juga termasuk membuat e-modul (electronic

(9)

modul) dengan harapan dapat membantu peserta didik untuk belajar secara mandiri.

Ariani (2020:4) menyatakan bahwa e-modul merupakan media pembelajaran digital yang dirancang secara sistematis sesuai kurikulum untuk keperluan belajar siswa dimana modul yang disajikan dalam bentuk elektronik dapat melalui komputer atau smartphone. Oktaviara & Pahlevi (2019:61) menyatakan bahwa e-modul adalah bentuk dari penyajian bahan belajar mandiri yang disusun secara sistematis ke dalam unit pembelajaran terkecil untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, disajikan dalam format elektronik berbantuan komputer atau handphone. E-modul yang digunakan untuk proses pembelajaran dari rumah membuat peserta didik semakin dekat dengan alam, keluarga dan lingkungan sekitar. Hal tersebut membuat peserta didik lebih membuka diri dengan lingkungan sekitar dan banyak menghabiskan waktu secara langsung dengan dunia nyata atau realistic.

Realistic Mathematics Education atau disingkat RME dapat disebut juga sebagai pembelajaran matematika realistik. Saleh (dalam Yuniati & Sari, 2018:4) menyatakan bahwa Realistic Mathematics Education (RME) yaitu pendekatan pembelajaran matematika berfokus pada masalah yang dapat dibayangkan siswa sebagai masalah dalam kehidupan nyata atau masalah dalam dunia mereka. Febriani, dkk. (2019:81) menjelaskan bahwa pembelajaran matematika realistik pada mulanya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk mempermudah proses pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan

pendidikan matematika lebih baik. Irawan & Kencanawaty (2017:3) mengemukakan bahwa karakteristik dari pembelajaran realistik adalah menggunakan konteks, model,

(10)

kontribusi peserta didik, interaktif, dan terintegrasi dengan topik pembelajaran.

Sesuai dengan pernyataan yang telah terurai dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika realistik memanfaatkan realitas lingkungan. Hal tersebut sesuai dengan peserta didik yang layaknya manusia pada umumnya yaitu hidup bersosial dengan teman sebaya, keluarga, guru, dan masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bersosial yaitu berkenaan dengan masyarakat sehingga perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan dan suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dan sebagainya). Hal tersebut membutuhkan penguatan nilai karakter yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari- hari agar terhindar dari permasalahan negatif yang melibatkan peserta didik.

Permasalahan negatif yang melibatkan peserta didik dalam proses

pembelajaran salah satunya yaitu kasus bullying. Sebagaimana termuat dalam artikel surat kabar Komisi Perlindungan Anak Indonesia tanggal 10 Februari 2020 yang menyebutkan bahwa dalam kurun waktu 9 tahun, dari 2011 sampai 2019, ada 37.381 pengaduan kekerasan terhadap anak. Bullying baik di pendidikan maupun social media, angkanya mencapai 2.473 laporan dan trennya terus meningkat. Berdasarkan berita yang dilansir oleh Kompas.com tanggal 8 Oktober 2019 yang menuliskan bahwa seorang siswa SD Negeri di Kecamatan Wirosari, Kabupaten Grobogan berinisial RS mengalami depresi berat usai diduga menjadi korban perundungan oleh teman-temannya. Ironisnya, RS di-bully selama dua tahun atau sejak ia duduk di bangku kelas IV SD. Pribadi RS kemudian berubah. RS sering mengurung diri, takut bertemu dengan orang hingga tak mau lagi bersekolah. Keluarganya pun

(11)

menghabiskan banyak dana untuk memeriksakan kondisi psikis anaknya. Padahal penghasilan mereka pas-pasan. Ayah RS bekerja sebagai buruh bangunan.

Sedangkan ibunya seorang penjual kerupuk.

"Periksa ke dokter syaraf kepala hingga psikiater. Kata dokter, depresi," ujar ibu RS, Masrikah.

Awal mula bullying terjadi gara-gara jam dinding. Saat duduk di kelas IV, RS bermain sepak bola di dalam kelas. Bola yang ditendang RS mengenai jam dinding hingga jatuh ke lantai. "Jam dinding pecah dan kami belum bisa ganti karena kata pihak sekolah harganya Rp 300.000. Sejak saat itu anak saya selalu di-bully, bahkan pernah disekap di kelas oleh teman-teman sekelas. Rambutnya dijambak, diludahi, disiram air, dan kekerasan lain. Kami sudah konfirmasi ke sekolah, tetapi respon tak baik, bahkan suami saya diusir," kata Masrikah. Namun saat dikonfirmasi, pihak sekolah membantah adanya bullying. "Mohon maaf tidak ada istilah bullying. Ini kejadian gaduh biasa antarsiswa. Orangtua tidak tahu persis kejadiannya, hanya menerima laporan anaknya," kata Kepala SDN 2 Wirosari Ngadiman.

Berdasarkan penelitian terdahulu tentang Pengembangan Terapi Kelompok Gotong-Royong Untuk Meningkatkan Harga Diri Remaja Korban Bullying oleh Azka Maulana yang menyebutkan bahwa terapi gotong-royong signifikan dapat meningkatkan harga diri dan rasa percaya diri korban bullying dan terapi gotong-royong memiliki komponen yang holistic, komprehensif, integrative dan efektif sesuai dengan sifat parsimonial keilmuan.

(12)

Sesuai dengan pernyataan yang tercantum dalam RPJP Nasional tahun 2005-2025 yaitu mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila, maka pendidikan karakter sangatlah penting. Nilai yang tercantum pada pendidikan karakter (PPK) yaitu nilai karakter religius, nilai karakter nasionalis, nilai karakter integritas, nilai karakter mandiri, dan nilai karakter gotong royong.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dilakukan di Mts Miftahul Ulum, dengan responden dua guru mata pelajaran matematika dan peserta didik kelas VII sebanyak 105 orang diperoleh hasil 82,3% dan 84,3 % menyatakan bahwa guru dan peserta didik didik membutuhkan pengembangan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan yang diucapkan oleh salah satu responden guru, yaitu Ibu Ama Yuanis, S.Pd. bahwa di Mts Miftahul Ulum peserta didik tidak memiliki buku peserta didik ataupun modul, peserta didik hanya mempunyai lembar kerja peserta didik (LKPD).

Penjelasan terkait e-modul, RME, dan PPK menjadi salah satu alasan peneliti dalam mengembangan sebuah e-modul. E-modul yang dikembangkan adalah e-modul matematika materi Jajargenjang untuk kelas VII.

Materi Jajargenjang adalah materi yang diberikan kepada peserta didik saat semester genap. Materi Jajargenjang yaitu materi yang tergolong dalam geometri, yang mana geometri masih dianggap sulit oleh peserta didik. Hal ini terbukti pada hasil ujian nasional matematika IPA SMP tingkat nasional 2019 yang dirilis oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan bahwa nilai rata-rata

(13)

terhadap materi geometri merupakan nilai yang paling rendah apabila dibandingkan dengan materi yang lain.

Berdasarkan permasalahan tersebut, akan dilakukan penelitian pengembangan modul pembelajaran berbentuk electronic modul (e-modul) yang berbasis Realistic Mathematics Education dan bermuatan Penguatan Pendidikan Karakter yang

berjudul “Pengembangan E- Modul Matematika Berbasis RME dan Bermuatan PPK pada Materi Jajargenjang Kelas VII SMP”. Pengembangan e-modul ini merupakan salah satu upaya untuk mempermudah peserta didik dalam pembelajaran online.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah proses pengembangan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang untuk peserta didik kelas VII SMP?

2) Bagimanakah hasil pengembangan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang untuk peserta didik kelas VII SMP?

3) Bagaimana hasil uji coba produk pengembangan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang untuk peserta didik kelas VII SMP?

(14)

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan e-modul matematika berbasis RME dan bermutan PPK adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan proses pengembangan e-modul matematika berbasis RME yang bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII SMP.

2. Mendeskripsikan hasil pengembangan e-modul matematika berbasis RME yang bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII SMP.

3. Mendeskripsikan hasil uji coba e-modul matematika berbasis RME yang bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII SMP yang telah dikembangkan.

1.4 Spesifikasi Produk

Sesuai dengan penjabaran latar belakang, penelitian dan pengembangan ini diharapkan mampu menghasilkan e-modul matematika berbasis RME bermuatan PPK yang kreatif dan inovatif dengan materi Jajargenjang pada peserta didik kelas VII SMP. Spesifikasi produk yang diharapkan adalah sebagai berikut.

1. Materi yang termuat dalam e-modul ini adalah materi Jajargenjang kelas VII SMP.

2. E-modul ini menyajikan soal-soal berbasis RME dan bermuatan PPK.

3. E-modul yang dikembangkan memuat gambar, audio dan video sehingga peserta didik merasa senang selama belajar materi Jajargenjang.

(15)

4. E-modul ini dapat diakses secara online ataupun offline, jika online dapat diakses melalui website yang tersedia.

5. Pengembangan e-modul ini terdiri dari:

a. audio yang menjelaskan beberapa tulisan dalam e-modul, b. video penjelasan mengenai jajargenjang,

c. video pengetahuan yang memuat nilai nasionalis dan gotong-royong, d. aktivitas pembelajaran peserta didik bersama keluarga,

e. latihan soal yang berbasis RME dan bermuatan PPK, f. bagian e-modul ini terdiri dari:

1) halaman cover, 2) sambutan, 3) kata pengantar, 4) daftar isi,

5) pendahuluan berupa deskripsi produk dan petunjuk penggunaan, 6) peta konsep,

7) kompetensi inti dan kompetensi dasar, 8) sekilas info mengenai RME dan PPK, 9) apersepsi mengenai materi jajargenjang,

10) pendalaman materi yang memuat inti dikemas secara detail untuk memudahkan peserta didik dalam memahami konsep jajargenjang, 11) contoh soal dan latihan soal yang disajikan ada yang berbasis RME dan

tidak RME, ada yang bermuatan PPK dan tidak bermuatan PPK,

(16)

12) profil pengembang, 13) cover belakang.

1.5 Manfaat Pengembangan

Pada penelitian dan pengembangan ini ada beberapa hal yang diharapkan manfaatnya. Berikut uraiannya.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kemampuan melaksanakan proses pembelajaran matematika melalui e-modul matematika berbasis RME bermuatan PPK dan juga memberikan

sumbangan penelitian dalam bidang pendidikan yang ada kaitannya dengan masalah pendidikan karakter.

1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagaimana cara melakukan langkah-langkah praktis dalam mengembangkan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK dengan harapan pembelajaran menjadi lebih baik dengan disertai pendidikan karakter yang baik juga.

2. Bagi sekolah

Untuk bahan pertimbangan dalam menentukan e-modul matematika berbasis RME yang dapat mempermudah peserta didik dalam belajar dan memahami materi yang dijelaskan oleh guru dengan disertai pendidikan karakter yang baik.

3. Bagi Peserta didik

(17)

Hasil penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam membaca buku, semangat dalam belajar, dan dapat memperbaiki karakter peserta didik.

4. Bagi Guru

E-modul matematika berbasis RME ini dapat digunakan sebagai pegangan dan referensi guru dalam pembelajaran. Hasil penelitian ini diharapkan mampu

memicu pengembangan yang lebih kreatif dan inovatif serta menambah wawasan untuk guru.

1.6 Asumsi

Beberapa asumsi yang mendasari penelitian dan pengembangan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi jajargenjang adalah sebagai berikut.

1. Peserta didik dan guru mengisi angket kebutuhan dan instrumen validasi tentang e-modul matematika berbasis RME bermuatan PPK ini dengan jujur, sehingga data yang diperoleh menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

2. Validator untuk validasi content (isi/materi) dan ahli media dalam hal ini adalah seorang ahli dalam bidang matematika. Validator bersungguh-sungguh dan objektif dalam memberikan penilaian pada produk yang dikembangkan dan hasil validasi menunjukkan validitas yang sebenarnya.

(18)

1.7 Ruang Lingkup dan Keterbatasan 1.7.1 Ruang Lingkup

Agar permasalahan yang dibahas dalam penelitian dan pengembangan ini tidak terlalu meluas serta dapat mengarahkan jalanya penelitian dan pengembangan, maka disebutkan ruang lingkup penelitian dan pengembangan ini sebagai berikut.

1. Jenis produk yang dikembangkan adalah e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII SMP dengan maksud

menghubungkan materi Jajargenjang dengan kehidupan nyata dan menguatkan pendidikan karakter peserta didik dalam proses pembelajaran. Nilai karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nasionalis dan gotong-royong.

2. E-modul yang dikembangkan memuat gambar, audio, dan video yang bertujuan untuk memudahkan peserta didik dalam memahami konsep Jajargenjang.

1.7.2 Keterbatasan

Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam pengembangan media pembelajaran ini adalah sebagai berikut.

1. Media pembelajaran ini hanya terbatas dalam satu pokok materi pembahasan, yaitu materi Jajargenjang.

2. Penelitian dan pengembangan ini didasarkan pada kebutuhan dan implementasi.

3. Media pembelajaran ini hanya digunakan terbatas pada peserta didik kelas VII SMP yang telah mendapatkan materi Jajargenjang.

4. E-modul ini hanya diuji coba di satu sekolah yaitu di Mts Miftahul Ulum.

(19)

1.8 Definisi Istilah

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini akan dijelaskan untuk menghindari suatu kesalahan karena adanya perbedaan persepsi.

Istilah-istilah tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut.

1. Penelitian Pengembangan

Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses untuk mengembangkan suatu produk yang baru, inovatif, berbeda, dan bermanfaat atau bisa dengan menyempurnakan produk yang telah ada.

2. Electronic Modul (E-modul)

Electronic modul (e-modul) adalah bahan ajar yang bisa digunakan dimanapun, dan kapanpun. E-modul ini bisa diakses melalui web, pdf, aplikasi atau platform yang lain.

3. RME (Realistic Mathematic Education) adalah sebuah pendekatan yang memuat permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dalam belajar matematika.

4. PPK (Penerapan Pendidikan Karakter) yaitu proses penaman nilai-nilai karakter pada peserta didik dengan tujuan peserta didik akan mempunyai pendidikan karakter yang baik. Karakter yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini yaitu nilai karakter nasionalis dan nilai gotong royong.

5. Materi jajargenjang adalah materi segi empat yang diperoleh peserta didik di akhir semester genap.

(20)
(21)

91 1.1 Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian pengembangan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII, maka secara umum diperoleh simpulan yang akan diuraikan secara singkat sebagai berikut.

1. Proses pengembangan produk e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang untuk peserta didik kelas VII

ini menggunakan model pengembangan 4D terdiri dari empat tahapan sebagai berikut. (a) Tahap Define (Pendefinisian) , pada tahap ini meliputi analisis

pendahuluan, analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep, dan spesifikasi tujuan pembelajaran. Pada tahap analisis pendahuluan dilakukan penyebaran angket analisis kebutuhan guru dan peserta didik dengan melibatkan dua guru matematika dan 105 peserta didik MTs Miftahul Ulum. Dari analisis tersebut diperoleh persentase sebesar 82,3% untuk analisis kebutuhan guru dan 84,3%

untuk analisis kebutuhan peserta didik. Dengan demikian, diperoleh kesimpulan bahwa guru dan peserta didik membutuhkan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang. Pada tahap analisis peserta didik dilakukan penyebaran angket karakteristik peserta didik kepada 105 peserta didik kelas VII MTs Miftahul Ulum. Pada tahap analisis tugas dilakukan pemaparan

(22)

Kurikulum 2013.Pada tahap analisis konsep dilakukan penyusunan indikator pencapaian kompetensi berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.11 (Mengaitkan rumus keliling dan luas untuk berbagai jenis segi empat) dan 4.11 (Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan luas dan keliling segi empat). Pada tahap spesifikasi tujuan pembelajaran dilakukan penyusunan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian yang telah disusun pada analisis konsep. (b) Tahap design (Perancangan), tahap ini meliputi pemilihan dan penyusunan format e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII dalam bentuk flowchart, penyusunan sistematika materi Jajargenjang kelas VII, dan pemrograman e-modul matematika menggunakan program flip pdf profesional. (c) Tahap develop (Pengembangan), tahap ini meliputi proses

pembuatan produk e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII serta proses validasi yang dilakukan oleh validator ahli desain pembelajaran, ahli materi ahli media pembelajaran, dan praktisi.

Setelah e-modul dinyatakan valid oleh validator, maka produk akan diujicobakan kepada pengguna/user yaitu 10 peserta didik kelas VII MTs Miftahul Ulum. (d) Tahap disseminate (penyebaran), pada tahap ini tidak terlaksana karena

keterhalangan dalam terbatasnya waktu dan biaya saat proses penelitian dan

(23)

PPK pada materi Jajargenjang untuk peserta didik kelas VII SMP dengan penjelasan sebagai berikut. E-modul matematika ini didesain dalam bentuk flip book dan bisa diakses melalui link yang telah tersedia. Dengan demikian, peserta didik dapat mengakses dengan mudah saat pembelajaran daring di rumah. E- modul yang dikembangkan berbasis Realistic Mathematics Education (RME) yang didesain pada e-modul tercantum dalam bentuk apersepsi, contoh soal, dan latihan soal. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) pada e-modul ini adalah nilai nasionalis dan nilai gotong-royong. Nilai-nilai tersebut terdapat pada contoh soal, latihan soal, dan tes evaluasi. Materi yang termuat dalam e-modul yaitu materi jajargenjang yang merupakan materi wajib kelas VII SMP/MTs sederajat yang ditempuh saat semester Genap dan mengacu pada Kurikulum 2013 sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) 3.11 dan 4.11.

3. Hasil uji coba produk pengembangan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang untuk peserta didik kelas VII SMP akan dijabarkan sebagai berikut.Berdasarkan hasil analisis data validator ahli materi didapatkan kesimpulan bahwa produk yang dibuat dinyatakan valid dengan rata- rata 3,14. Berdasarkan hasil analisis data validator ahli desain pembelajaran didapatkan kesimpulan bahwa produk yang dibuat dinyatakan valid dengan rata- rata 3,15. Berdasarkan hasil analisis data validator ahli media pembelajaran

(24)

hasil analisis data pengguna atau user didapatkan kesimpulan bahwa produk yang dibuat dinyatakan valid dengan rata-rata 3,23.

Berdasarkan hasil penilaian oleh validator ahli diperoleh nilai keseluruhan dengan rata-rata sebesar 3,50 dan uji coba pengguna oleh 10 peserta didik kelas VII MTs Miftahul Ulum diperoleh rata-rata sebesar 3,23. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produk e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII dinyatakan layak digunakan.

5.2 Saran Pemanfaatan

Saran pemanfaatan pada penelitiandan pengembangan ini meliputi tiga hal, yaitu: (1) saran pemanfaatan produk, (2) saran penyebaran, (3) dan saran

pengembangan lebih lanjut. Berikut akan dituliskan penjelasan terkait beberapa hal yang termasuk dalam saran pemanfaatan.

5.2.1 Saran Pemanfaatan Produk

Saran pemanfaatan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII akan dijabarkan sebagai berikut.

1. E-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK disarankan untuk digunakan pada proses pembelajaran matematika pada materi Jajargenjang

(25)

memanfaatkan bahan ajar terkini agar peserta didik memiliki nilai-nilai karakter yang tercantum.

3. Guru dapat menjadi fasilitator yang baik bagi peserta didik dalam proses pembelajaran matematika menggunakan e-modul ini.

5.2.2 Saran Penyebaran

Penyebaran produk e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII ini terbatas hanya sampai pada uji coba

kelompok kecil yang dilaksanakan pada 10 peserta didik kelas VII MTs Miftahul Ulum dan disebarkan melalui link. Pengembang menyarankan untuk dilakukan tahap penyebaran yang lebih luas lagi. Dengan demikian, perlu dilakukan uji efektivitas produk e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII dengan melibatkan kelompok besar dalam penelitian lebih lanjut.

5.2.3 Saran Pengembangan Lebih Lanjut

Saran pengembangan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII untuk pengembangan selanjutnya adalah

sebagai berikut.

1. Bagi pengembang yang ingin mengembangkan e-modul matematika berbasis RME dan bermuatan PPK pada materi Jajargenjang kelas VII ini, dapat

(26)

Jajargenjang kelas VII hanya memuat dua nilai PPK yaitu nilai nasionalis dan gotong-royong. Dengan demikian, disarankan bagi pengembang yang lain untuk mengembangkan agar menambah nilai PPK dalam produk ini.

(27)
(28)

Ariani, Dwi, R. S. 2020. Pengembangan E-Modul Berbasis Smartphone Materi Aksara Murda Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas Viii Di Smp Negeri 4 Sidoarjo. 10, 1–14.

Banggur, Maria Dissriany Vista, Robinson Situmorang, and Rusmono Rusmono.

2018. “Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning Pada Mata Pelajaran Etimologi Multimedia.” JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan 20(2):152–65. doi: 10.21009/jtp.v20i2.8629.

Catrining, Luh, and I. Wayan Widana. 2018. “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) Terhadap Minat Dan Hasil Belajar Matematika.” Jurnal Emasains VII(2):120–29. doi: 10.5281/zenodo.2548071.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

Febriani, P., Widada, W., & Herawaty, D. 2019. Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Etnomatematika Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMA Kota Bengkulu. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 04(02), 120–135.

https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jpmr/article/view/9761/4795.

Hasbullah. 2020. “Pemikiran Kritis John Dewey Tentang Pendidikan (Dalam Perspektif Kajian Filosofis).” Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam 10(1):1–21.

Husnulwati, Sri, Layang Sardana, and Suryati Suryati. 2019. “Pengembangan E- Modul Pendidikan Kewarganegaraan Berbasis Aplikasi Android.” Indonesian Journal Of Educational Research and Review 2(3):252. doi:

10.23887/ijerr.v2i3.21013.

Irawan, A., & Kencanawaty, G. 2017. Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik Berbasis Etnomatematika. Journal of Medives, 1(2), 74–81. http://e- journal.ikip-veteran.ac.id/index.php/matematika

Kemdikbud, 24 Maret 2020. Mendikbud Terbitkan SE tentang Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Covid-19, hlm. 1.

Kurino, Yeni Dwi. 2017. “Penerapan Realistic Mathematic Education Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Volume Bangun Ruang Di Sekolah Dasar.” Jurnal Cakrawala Pendas 3(2). doi: 10.31949/jcp.v3i2.594.

Kurniawan, Citra & Kuswandi, Dedi. 2021. Pengembangan E-Modul Sebagai Media Literasi Digital Pada Pembelajaran Abad 21. Lamongan: Academia

Publication.

Laili, Ismi. 2019. “Efektivitas Pengembangan E-Modul Project Based Learning Pada Mata Pelajaran Instalasi.” Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran 3:306–

(29)

Putrawangsa, Susilahudin. 2017. Desain Pembelajaran Matematika Realistik. CV.

Reka Karya Amerta.

Pranita, Ellyvon. 11 Maret 2020. Virus Corona Masuk Indonesia dari Januari.

Kompas, hlm. 1.

Rohaeti, Teti; Margana, A. J. 2017. Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Melalui Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Audio Visual. JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran, 2, 162–174.

S.Sirate, Sitti Fatimah, and Risky Ramadhana. 2017. “Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Keterampilan Literasi.” Inspiratif Pendidikan 6(2):316.

doi: 10.24252/ip.v6i2.5763.

Samsu. 2017. Metode Penelitian: Teori Dan Aplikasi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, Serta Research & Development.

Sari, Arnida, and Suci Yuniati. 2018. “Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education (Rme) Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis.”

Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika 2(2):71–80. doi:

10.31004/cendekia.v2i2.49.

Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan. Edisi Keenam. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.

Simamora, Alexander Hamonangan, I. Komang Sudarma, and Dewa Gede Agus Putra Prabawa. 2019. “Pengembangan E-Modul Berbasis Proyek Untuk Mata Kuliah Fotografi Di Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha.” Journal of Education Technology 2(1):51. doi:

10.23887/jet.v2i1.13809.

Suastika, I. ketut, and Amaylya Rahmawati. 2019. “Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Kontekstual.” JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia) 4(2):58. doi: 10.26737/jpmi.v4i2.1230.

Subiyakto, Bambang, Syaharuddin Syaharuddin, and Gazali Rahman. 2017. “Nilai- Nilai Gotong Royong Pada Tradisi Bahaul Dalam Masyarakat Banjar Di Desa Andhika Sebagai Sumber Pembelajaran Ips.” Vidya Karya 31(2):153–65. doi:

10.20527/jvk.v31i2.3993.

Sugianto, Dony, Ade Gafar Abdullah, Siscka Elvyanti, and Yuda Muladi. 2017.

“Modul Virtual: Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital.” Innovation of Vocational Technology Education 9(2):101–16. doi:

10.17509/invotec.v9i2.4860.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Ba: Alfabeta.

Telaumbanua, Yakin Niat, Bornok Sinaga, Mukhtar, and Edy Surya. 2017.

“Development of Mathematics Module Based on Metacognitive Strategy in

(30)

dan Teknologi. 2017. Jakarta : Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang Badan Keahlian DPR RI

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.

Jakarta : Sistem Informasi Manajemen Keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI

Wardhani, Novia Wahyu, and Margi Wahono. 2017. “Keteladanan Guru Sebagai Penguat Proses Pendidikan Karakter.” Untirta Civic Education Journal 2(1):49–

60. doi: 10.30870/ucej.v2i1.2801.

Widyastuti, I. N., Wiryokusumo, I., & Sugito. 2019. Pengembangan Modul Pembelajaran Dengan Model Dick and Carey dan Menggunakan Concept Mapping Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips Di Sma Negeri 1 Sampang Semester Ganjil Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Education and Development, 7(2), 175–180.

Wulansari, Evi Wahyu, Sri Kantun, and Pudjo Suharso. 2018. “Pengembangan E- Modul Pembelajaran Ekonomi Materi Pasar Modal Untuk Siswa Kelas Xi Ips Man 1 Jember Tahun Ajaran 2016/2017.” JURNAL PENDIDIKAN EKONOMI:

Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial 12(1):1. doi:

10.19184/jpe.v12i1.6463.

Yuniati, S., & Sari, A.2018. Pengembangan Modul Matematika Terintegrasi Nilai- Nilai Keislaman melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) di Propinsi Riau. Jurnal Analisa, 4(1), 157–165.

https://doi.org/10.15575/ja.v4i1.1588

Zainal, Zaid. 2017. “Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 17 Parepare.” Publikasi Pendidikan 7(1):13. doi: 10.26858/publikan.v7i1.2825.

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis ini berbeda dengan metode-metode analisis sebelumnya, di mana dalam analisis PW dan analisis EUA yang dihitung adalah nilai absolutnya, sedangkan pada analisis IRR

Dodatne analize za hipotezo 5: Kakovost partnerskega odnosa moderira povezavo med KVČB ter fizično komponento z zdravjem povezane kakovosti življenja V nadaljevanju so

Pemberian Relaksasi Mata terhadap Kelelahan Mata Pekerja yang Terpapar Radiasi Gelombang Elektromagnetik dari Layar Komputer, Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan

1. Pada Uji Simultan, menunjukkan bahwa semua variabel independen yaitu lokasi, harga dan keragaman produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji : (1) Mengetahui pengaruh pemanasan bahan bakar melalui pipa bersirip radial di dalam upper tank radiator terhadap konsumsi bahan

Adanya mediasi penal ke dalam tatanan kebiasaan (Social Order) , baik dalam penanganan perkara yang sering berdamai tanpa prosedur hokum, berorientasi pada proses yaitu

Bukti fisik berperan penting bagi penyedia jasa dalam membantu sosialiasi, berperan memfasilitasi unjuk kerja atau tindakan-tindakan individual maupun interdependen dari

Pada studi pendahuluan ditemukan 1 dari 4 anak dengan pola asuh otoriter menunjukan perkembangan yang baik dalam aspek komunikasi, dan 1 orang mengalami perkembangan