• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur keuangan. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur keuangan. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menabung adalah bagian dalam mempersiapkan perencanaan masa depan sekaligus untuk menghadapi hal yang tidak diinginkan. Secara teknis cara menabung yaitu menyisihkan harta yang dimiliki saat ini untuk memenuhi kebutuhan yang akan datang. Menabung merupakan kegiatan yang positif dalam mengatur keuangan. Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Syariah No.21 Tahun 2008, Bank Syariah merupakan segala hal yang berkaitan dengan perbankan syariah dan unit usaha syariah yang meliputi kelembagaan, kegiatan usaha, serta mekanismenya dalam melaksanakan berbagai kegiatan usahanya.

Bank syariah merupakan bank yang melakukan kegiatan usahanya berdasarkan pada prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), serta Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Ismail (2011) menyatakan bahwa Bank Umum Syariah (BUS) merupakan bank syariah yang berdiri sendiri sesuai dengan akta atau surat pendiriannya, bukan bagian dari bank konvensional. Sedangkan Unit Usaha Syariah (UUS) merupakan unit kerja dari kantor pusat bank konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari unit atau kantor yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan pada prinsip syariah.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Januari 2021 menyatakan bahwa di Indonesia telah berdiri 14 Bank Umum Syariah (BUS), 20 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Bank selaku lembaga keuangan bertugas untuk menghimpun dana serta menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam rangka untuk

(2)

meningkatkan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi serta kestabilan nasional kearah peningkatan ketentraman atau kesejahteraan rakyat banyak. Dengan itu, bank menjadi sarana yang mampu untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah peningkatan mutu hidup rakyat banyak. (Muchtar, 2016). Sumber penghimpunan dana bank berasal dari berbagai sumber. Salah satunya yaitu dari dana pihak ketiga. Dana pihak ketiga berperan penting untuk kelangsungan kegiatan operasional bank.

Dana pihak ketiga pada perbankan syariah merupakan sumber dana terbesar yang sangat diandalkan oleh bank. Dana pihak ketiga atau dana yang dihimpun melalui masyarakat terdiri dari tiga jenis yaitu: 1) Giro merupakan simpanan yang penarikannya bisa dilakukan kapan saja dengan menggunakan cek, bilyet giro, surat perintah pembayaran atau pemindahbukuan, 2) Deposito merupakan simpanan berjangka yang penarikannya dilakukan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perjanjian awal, 3) Tabungan adalah simpanan yang penarikannya dilakukan sesuai dengan syarat yang sudah ditentukan.

Tabungan tersebut berupa tabungan wadiah dan tabungan mudharabah.

Empat tahun terakhir pada perbankan syariah yang ada di Indonesia, dana pihak ketiga mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada tahun 2016-2019 dana pihak ketiga meningkat dari yang awalnya 285,2 T menjadi 425,3 T. Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan tersebut ditopang oleh simpanan giro, deposito, dan tabungan yang berupa wadiah serta mudharabah yang terus mengalami kenaikan.

(3)

Perkembangan bank syariah di Indonesia memiliki peluang yang sangat besar karena peluang pasarnya yang sejalan dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam. Namun potensi kependudukan yang besar tersebut ternyata tidak secara otomatis memudahkan pelaksanaan sosialisasi perbankan syariah. Untuk dapat meningkatkan minat masyarakat dalam menggunakan produk atau jasa perbankan syariah, salah satu hal yang dapat dilakukan oleh bank adalah dengan melakukan promosi dan memberikan kualitas pelayanan yang baik.

Dalam dunia usaha, promosi dilakukan untuk menunjang kegiatan pada pemasaran atau penjualan. Promosi merupakan upaya dalam menawarkan dan menginformasikan produk ataupun jasa yang bertujuan untuk menarik calon konsumen. Begitu juga pada perbankan, promosi yang diterapkan oleh bank syariah merupakan kegiatan manajemen pemasaran yang perlu dilakukan oleh bank dengan seefektif dan seefisien mungkin agar dapat menarik minat nasabah ataupun masyarakat untuk menabung pada bank sehingga tujuan dari bank bisa tercapai dengan baik. Dengan dilakukannya aktivitas promosi, maka masyarakat bisa mengetahui apa saja yang disediakan dan diberikan oleh pihak bank sehingga mampu untuk menarik minat masyarakat untuk menabung ataupun menggunakan produk-produk yang ada pada bank tersebut (Alhifni, 2017).

Promosi merupakan suatu aktivitas pemasaran yang berusaha untuk membujuk atau mempengaruhi, menyebarkan informasi, serta mengingatkan pasar sasaran agar bersedia untuk membeli, menerima, serta loyal terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Menurut Eltika (2019)

(4)

promosi yaitu suatu usaha yang dilakukan bank untuk lebih memperkenalkan bank tersebut kepada masyarakat baik itu melalui media cetak, media elektronik, maupun media sosial. Dengan menerapkan strategi melalui kegiatan promosi, maka akan mampu untuk menarik minat nasabah untuk menabung pada Bank Syariah sehingga bank dapat bersaing, bertahan, serta mendapatkan simpati dari nasabah atau masyarakat.

Produk ataupun jasa yang diperkenalkan atau dipasarkan ke masyarakat melalui promosi bertujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi dan mengingatkan kembali (Kotler & Keller, 2016). Periklanan (Advertising), hubungan masyarakat (public relation), publisitas (publicity) serta media sosial merupakan bentuk promosi yang dilakukan oleh perusahaan dalam memperkenalkan produk atau jasa yang ditawarkan.

Periklanan merupakan alat promosi yang digunakan oleh perbankan yang bertujuan untuk membangun kesadaran terhadap keberadaan produk ataupun jasa yang diberikan oleh bank, membujuk nasabah ataupun masyarakat untuk menggunakan produk maupun jasa yang diberikan tersebut, serta untuk dapat membedakan bank satu dengan bank yang lain. Media periklanan yang dapat digunakan seperti mencetak brosur yang disebarkan di setiap cabang, memasang billboard di jalan maupun ditempat yang strategis, , serta melalui televisi dan media sosial (Ortega, 2017).

Sedangkan model promosi hubungan masyarakat (public relation) merupakan komponen dari bauran promosi yang proses kegiatannya dapat dilakukan secara berkesinambungan dan juga terencana. Tujuan dari adanya

(5)

berbagai aktivitas hubungan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk membangun serta menjaga citra positif perusahaan. Lebih jauh hubungan masyarakat merupakan suatu bentuk interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan bagi kedua belah pihak karenanya keberadaan dari hubungan masyarakat menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan perusahaan (Ruslan ,2016).

Model promosi publisitas merupakan pelengkap dari periklanan yang dibentuk untuk menginformasikan mengenai produk maupun sebagai sarana untuk membangun reputasi dan kredibilitas perusahaan dimata publik.

Publisitas merupakan suatu kegiatan ataupun usaha untuk menstimulasi sebuah produk atau jasa melalui penyampaian berita yang signifikan dan juga berfungsi untuk merancang berbagai program promosi dan melindungi citra perusahaan serta produknya (Thurlow, 2018).

Dan yang terakhir dengan melakukan promosi melalui media sosial. Media sosial adalah bentuk dari media baru (new media) yang berbasis kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Media sosial adalah alat promosi yang sangat efektif karena bisa dijangkau dan diakses siapapun sehingga jaringan promosi dapat berkembang dengan luas serta menjadi bagian yang paling dibutuhkan dalam kegiatan pemasaran dan merupakan cara terbaik untuk dapat menjangkau klien atau konsumen. Media sosial seperti instagram, twitter, facebook, youtube dan lain sebagainya memiliki manfaat besar bagi perusahaan serta aksesnya lebih cepat jika dibandingkan dengan media konvensional seperti majalah, koran, dan televisi (Risnawati, 2021).

(6)

Kualitas pelayanan juga tak kalah penting dengan media promosi. Berawal dari kualitas pelayanan maka akan berimbas terhadap minat masyarakat untuk menabung pada lembaga keuangan termasuk bank. Kualitas pelayanan adalah ukuran selisih antara perbedaan dan harapan nasabah dengan pelayanan yang diberikan oleh bank. Karena nasabah yang merasakan langsung bagaimana pelayanan yang diberikan bank, maka nasabahlah yang dapat menilai seberapa baik kualitas pelayanan yang diterima. Penilaian mengenai kualitas pelayanan inilah yang akan dibandingkan dengan harapan nasabah yang akan menjadi tingkat kepuasan nasabah (Almadea, 2018). Bank yang sangat mementingkan pelayanan jelas akan mengorientasikan diri pada nasabah serta mengutamakan kepuasan nasabah. Terciptanya situasi tersebut akan membentuk kekuatan bagi bank dalam melayani nasabah dengan sebaik mungkin serta dalam menghadapi persaingan.

Menurut Kotler dan Keller (2016) terdapat lima dimensi kualitas pelayanan yaitu: 1) bukti langsung (tangibles) meliputi fasilitas fisik, peralatan dan perlengkapan yang digunakan serta penampilan karyawan atau pegawai. 2) kehandalan (reliability) yaitu kemampuan pegawai dalam mengetahui mekanisme kerja, administrasi prosedur kerja, dan mampu memberikan arahan yang benar pada setiap bentuk pelayanan kepada pelanggan serta memberikan pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan. 3) daya tangkap (responsiveness) merupakan hal yang membantu dalam memberikan pelayanan dengan tanggap, cepat dan tepat serta penyampaian informasi yang jelas serta dapat memecahkan masalah yang dihadapi pelanggan dalam menggunakan jasa. 4) jaminan (assurance) yaitu bentuk usaha dalam menanamkan rasa kepercayaan kepada

(7)

pelanggan terhadap perusahaan dengan sikap yang sopan dan keahlian karyawan yang mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh karyawan. 5) empati (empathy) yang meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi serta dapat memahami kebutuhan nasabah.

Persepsi atau pemahaman nasabah tentang kualitas pelayanan adalah proses nasabah dalam mengelola, menginterpretasikan, dan memilih informasi yang diperoleh tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh bank kepada nasabah yang kemudian akan ditanggapi melalui tindakan. Memberikan pelayanan yang baik akan berdampak positif bagi bank serta dapat menarik minat nasabah untuk menggunakan produk dan jasa yang ditawarkan oleh bank tersebut (Dewi dan Sudiartha, 2018).

Teori di atas didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Siti Aisya dan Yohansyah Adiputra Riyandi pada tahun 2020 yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap minat menabung masyarakat. Sedangkan promosi tidak berpengaruh signifikan. Hal ini terjadi karena kurangnya promosi yang dilakukan bank terhadap nasabah.

Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Rijlan Hasanuddin, justru promosi secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat menabung masyarakat.

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan di Bank Syariah Indonesia Malang KC Letjen Sutoyo karena Bank Syariah Indonesia Malang KC Letjen Sutoyo berperan aktif dalam melakukan transaksi di pasar uang syariah, selain itu BSI

(8)

Malang KC Letjen Sutoyo juga senantiasa melakukan terobosan dalam perbaikan layanan digital yang berbasis solusi kebutuhan nasabah salah satunya yaitu dengan dibukanya fitur burekol, hal ini dilakukan untuk memudahkan akses masyarakat kepada layanan bank syariah dikarenakan nasabah dapat membuka rekening online sekaligus dapat melakukan transaksi tanpa harus datang langsung ke bank. Fitur burekol ini membidik nasabah millenial. Selain itu BSI Malang KC Letjen Sutoyo selalu mengedepankan dan memberikan kualitas pelayanan terbaik kepada nasabahnya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka diambil judul “Analisis Media Promosi Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat Menabung Masyarakat Pada Bank Syariah (Studi Pada Bank Syariah Indonesia Malang KC Letjen Sutoyo)”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa besar kontribusi media promosi terhadap minat menabung masyarakat pada Bank Syariah Indonesia Malang KC Letjen Sutoyo?

2. Berapa besar kontribusi kualitas pelayanan terhadap minat menabung masyarakat pada Bank Syariah Indonesia Malang KC Letjen Sutoyo ? 1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi media promosi terhadap minat menabung masyarakat pada Bank Syariah Indonesia Malang KC Letjen Sutoyo.

2. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi kualitas pelayanan terhadap minat menabung masyarakat pada Bank Syariah Indonesia Malang KC Letjen Sutoyo.

(9)

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, maka peneliti berharap dapat memberikan manfaat untuk berbagai kalangan. Adapun manfaat dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca serta menjadi bahan rujukan atau acuan untuk penelitian berikutnya terkait dengan media promosi dan kualitas pelayanan terhadap minat menabung masyarakat pada bank syariah.

2. Secara Praktis

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam meningkatkan promosi maupun kualitas pelayanan pada perbankan syariah.

Serta bagi peneliti diharapkan menjadi khazanah ilmu pengetahuan mengenai media promosi dan kualitas pelayanan.

1.5 Batasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada media promosi yang berupa periklanan, hubungan masyarakat, publisitas, serta media sosial sedangkan untuk kualitas pelayanan berupa bukti langsung (tangibles), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) serta empati (empathy).

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa adalah

Kedua , terkait dengan efek penggentar dalam pemeriksaan pajak, dapat disimpulkan bahwa: ―dalam lingkup struktural yang kuat dapat menguatkan peran individu sebagai

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat dalam menempuh pendidikan S-1 Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus dan untuk memperkenalkan hasil

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa ada Perbedaan antara pelaksanaan sistem pengelolaan limbah medis padat di RSUD Raden Mattaher Jambi dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh tiap tahapan proses tersebut terhadap cemaran kapang/khamir pada rimpang kunyit ( Curcumae domesticae Val.),

Dengan menambah spine phantom buatan sendiri yang merepresentasikan tulang belakang pasien maka intensitas sinar-X yang menembus obyek bisa ditangkap oleh detektor,

Nilalayon nitong maturuan ang mga guro ng wastong paggamit ng mga makabagong metodo upang maging mahusay na tagapagturo ng mga kaalaman lalong higit sa pagtuturo

Selain itu, para perajin tenun akar wangi, sangat bergantung pada kapasitas produksi akar wangi yang didatangkan dari Kabupaten REPRO INTERNET Kain tenun berbahan