• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KATALOG TERPASANG GENERASI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "IMPLEMENTASI KATALOG TERPASANG GENERASI (1)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI KATALOG TERPASANG GENERASI KETIGA PADA OPAC PERPUSTAKAAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG (Studi Kasus Institutional Repository UPI)

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Perpustakaan Digital

yang dibina oleh Drs. Darmono, M.Si.

Oleh:

1. Dwi Muslimatul Choiriyah (125030700111005) 2. Fitri Rahayu (125030700111008) 3. Dewi Imroatush Sholikha (125030700111012) 4. Mirna Kartika Hariyani (125030700111020) 5. Muhammad Syuhada' N. (125030700111022) 6. Gendhis Dwi Aprilia (125030700111032) 7. Dhian Nur Gitayana (125030700111044) 8. Sheila Lugitha (125030707111022) 9. Setiardi Sudirman (125030707111023) 10.Hetty Dwi Fitriani S. (125030707111027)

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

(2)

DAFTAR ISI A. A single point of entry to all library resources ... 9

B. State of the art Web interface ... 10

H. Recommendation and related materials ... 16

I. User contribution ratings, comments, and tagging ... 18

J. Really Simple Syndication feed ... 20

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 23

B. SARAN ... 24

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perpustakaan adalah lembaga atau tempat atau sarana yang dibangun untuk memberikan, menyebarkan, menyediakan, dan mengelola informasi baik dalam bentuk buku, dokumen, audio, video, artefak, film, dan benda lain dalm berbagai bentuk yang mengandung sebuah informasi didalamnya. Begitu banyak bentuk koleksi yang kompleks serta perlu dikelola oleh perpustakaan menjadikannya cukup sulit dalam mengatur dan menemu kembali koleksi-koleksi tersebut. Terlebih lagi, perpustakaan yang bernaung dibawah sebuah lembaga yang pemustakanya memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kebutuhan informasi mereka seperti perpustakaan perguruan tinggi. Untuk itu, diperlukan sebuah alat bantu atau sarana penelusur yang dapat memberikan kemudahan serta informasi dasar dari koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Sejak dulu hingga sekarang, perpustaakaan telah mengenal dan menggunakan sebuah alat atau sarana yang dibuat sebagai jalan keluar dari masalah ini yaitu katalog. Katalog merupakan penemuan yang sangat membantu dalam dunia perpustakaan karena kegunaannya yang sangat membantu kinerja di dalam perpustakaan.

Katalog adalah sebuah elemen dasar yang harus ada dan disediakan oleh perpustakaan, karena fungsi dan manfaat dari isi katalog yang dibuat sangat memberikan kontribusi baik bagi perpustakaan, pustakawan, maupun pemustaka. Dalam katalog terdapat informasi yang dapat membantu dalam mengenal, mencari, menelusur, dan menemu kembali koleksi perpustakaan. Melihat begitu pentingnya kegunaan dari katalog ini, pustakawan diharuskan dapat membuat katalog dari koleksi yang ada di dalam perpustakaan. Katalog haruslah disediakan dan digunakan oleh perpustakaan karena dengan katalog penelusuran dari begitu banyak koleksi yang dimiliki bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Pengguna katalog dapat menemukan informasi dengan mudah karena dalam katalog terdapat informasi seperti judul, pengarang, penerbit, subyek, maupun informasi lain yang dapat dijadikan sebagai acuan pencarian.

(4)

(katalog kartu) hingga katalog yang dibuat dan dikelola secara komputerisasi atau digital (OPAC). Seiring berjalannya waktu katalog kini telah berevolusi menjadi katalog berbasis internet yang dapat diakses dimana dan kapan saja.

Pada dasarnya pembuatan sebuah katalog digunakan sebagai alat atau sarana pemberi informasi tentang apa saja yang ada atau dikoleksi oleh perpustakaan selain sebagai alat atau sarana penelusur dalam temu kembali koleksi yang ada di perpustakaan. Untuk itu, dengan berkembangnya perpustakaan menjadi perpustakaan digital yang kini bahkan telah berbasis internet perlu memanfaatkan segala teknologi yang ada. Oleh sebab itu, sebuah katalog akan lebih efektif dan efisien jika dapat diakses melalui internet sehingga pemustaka tidak perlu mendatangi perpustakaan secara langsung.

Hingga saat ini katalog sudah berkembang dan telah berevolusi menjadi katalog dengan sistem digital serta dapat di akses melalui internet. Kebanyakan katalog yang telah digunakan oleh banyak perpustakaan terutama perpustakaan perguruan tinggi adalah katalog digital (OPAC) yang telah berkembang hingga mencapai pada generasi ketiga. Dimana pada generasi ini telah menerapkan atau memiliki sistem yang kompleks, seperti yang disebutkan oleh Breeding (2007) bahwa ada sepuluh kriteria dari katalog terpasang generasi ketiga sehingga menjadi OPAC yang berkualitas, yaitu: A single point of enrty to all library information, Stale of the art Web interface, Enriched content, Faceted navigation, Simple keyword search box, Relevancy, Did you mean…?, Recommendation and related materials, User contribution ratings, and RSS feed. Kriteria-kriteria yang disebutkan menjelaskan bagaimana seharusnya sebuah katalog dapat memberikan layanan atau sarana yang dapat membantu dalam penelusuran koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan.

(5)

Dilihat dari fungsi perpustakaan perguruan tinggi yang menjadi jantung edukasi karena mahasiswa yang memiliki berbagai macam kebutuhan informasi sehingga menjadikan perpustakaan perguruan tinggi memiliki banyak koleksi dari berbagai keilmuan. Oleh sebab itu, sebuha perpustakaan perguruan tinggi diharuskan menerapkan OPAC yang dapat di akses oleh pemustaka dengan mudah serta penemuan kembali suatu koleksi yang juga menjadi lebih cepat. Dengan demikian, sebuah kecanggihan dan kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi informasi perlu diaplikasikan dalam perpustakaan terutama pada perpustakaan perguruan tinggi karena perpustakaan perguruan tinggi merupakan lembaga yang menaungi lembaga akademisi yang didalam terdapat banyak orang yang sadar dan mengerti akan perkembangan zaman dan teknologi informasi tersebut. Untuk itu, penerapan OPAC pada perpustakaan perguruan tinggi sangat berguna demi memperlancar proses kerja dari perpustakaan itu sendiri. Hanya perlu mendapat perhatian mengenai bagaimana penerapan dari katalog tersebut dalam memenuhi kriteria-kriteria yang di sebutkan dalam pendapat yang dipaparkan oleh Breeding sehingga OPAC tersebut dapat digunakan dengan semaksimal mungkin oleh pemustaka.

OPAC sudah banyak diterapkan dalam perpustakaan perguruan tinggi, termasuk di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang dapat di akses melalui perpustakaan.upi.edu. Perpustakaan UPI pada tahun 1954 memiliki koleksi berjumlah 8.000 eksemplar untuk melayani kebutuhan 214 mahasiswa yang tergabung kedalam 7 jurusan. Dengan semakin pesatnya perkembangan jumlah mahasiswa dan bertambahnya jumlah jurusan, maka diperlukan sumber informasi yang lebih lengkap serta ruang yang lebih luas. Tidak hanya ruangan yang perlu diperluas, OPAC juga perlu diperbarui menggunakan sistem terbaru agar mampu membantu memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa.

B. RUMUSAN MASALAH

Melihat latar belakang yang telah dipaparkan tersebut maka rumusan masalahnya, adalah Bagaimanakah implementasi katalog terpasang generasi ketiga yang digunakan oleh Perpustakaan UPI berdasarkan 10 kriteria menurut Breeding?

C. TUJUAN

(6)

BAB II KAJIAN TEORI

Pengkajian terhadap katalog terpasang yang diduga mempunyai kemampuan katalog terpasang generasi ketiga telah dilakukan oleh sejumlah peneliti. Mi dan Weng (2008) mengkaji sarana penelusuran dan pemeringkatan, tampilan, dan fungsi tautan dari 123 katalog terpasang dari lima sistem perpustakaan terpadu (integrated library systems) Aleph, Horizon, Millennium, Unicorn, dan Voyager. Pengkajian ini menghasilkan sejumlah temuan penting, diantaranya adalah bahwa 81 (66%) katalog terpasang memperlakukan sintaks sebagai kata kunci yang harus dicari di ruas akses dalam cantuman; sebagian besar katalog terpasang memberlakukan operator boolean AND secara default; tidak satu pun katalog terpasang dapat memberitahu penelusur mengenai kesalahan ejaan, membetulkan kesalahan ejaan, menemukan bentuk jamak dari kata tunggal dan menemukan kata turunan; sebagian besar katalog terpasang tidak menerapkan pemeringkatan berdasarkan relevansi; dan sebagian besar katalog terpasang tidak menampilkan sintaks yang telah digunakan atau menyediakan filter seperti tahun penerbitan dan jenis bahan untuk menyaring temuan.

Yang dan Hofmann (2010) mengkaji katalog daring Koha, Evergreen, dan WebVoyage untuk mengetahui apakah ketiganya memenuhi sepuluh kriteria katalog daring generasi ketiga yang diajukan oleh Marshall Breeding (2007). Hasil pengkajian ini menunjukkan bahwa katalog daring Koha memenuhi enam dari sepuluh kriteria katalog daring generasi ketiga, yaitu tampilan sarana penelusuran menyerupai mesin pencari komersial, cantuman yang lebih informatif, sarana penyaring temuan, sarana penelusuran kata kunci, sarana bagi pengguna untuk memberikan penilaian, tinjauan dan lain-lain, dan sarana pelangganan informasi (RSS feed). Evergreen dan Web Voyage berturut-turut hanya dapat memenuhi empat dan tiga dari sepuluh kriteria tersebut.

(7)

Empat hasil kajian berikut telah dilakukan untuk mengetahui pendapat pengguna mengenai sarana dalam beberapa katalog daring yang dianggap merupakan jenis katalog daring generasi ketiga:

a. Survey pengguna di Perpustakaan Universitas Wisconsin, Madison pada tahun 2008 (University of Wisconsin-Madison Libraries, 2008)

b. Survey pengguna di Universitas Nasional Singapura pada tahun 2007 (Lim, 2008)

c. Survei terhadap pengguna mahasiswa di Universitas Sheffield pada tahun 2008 (Henderson et al., 2008)

(8)

BAB III METODE

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang berusaha untuk mengetahui gambaran mengenai implementasi sepuluh kriteria katalog terpasang generasi ketiga pada OPAC Institutional Repository Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan pendekatan kualitatif, penelitian kualitatif berusaha mendapatkan informasi yang selengkap mungkin. Adapun pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara pencatatan terhadap pengamatan fakta yang berhasil dilihat oleh peneliti.

B. FOKUS PENELITIAN

Penetapan fokus penelitian dapat membatasi studi yang akan diteliti, maka yang menjadi obyek penelitian ini adalah Institutional Repository pada OPAC Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Batasan waktu yang dilakukan peneliti dalam melakukan pengamatan website Perpustakaan UPI yang dikhususkan pada Institusional Repository UPI adalah pada 14 Mei 2015 pukul 15.00 WIB dan 22 Mei 2015 pukul 11.00 WIB.

C. SUMBER DATA

Sesuai dengan metode penelitian yang mempergunakan jenis penelitian deskriptif maka jenis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Data primer

Sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari fokus penelitian yang diperoleh peneliti. Data primer yang diperoleh dari alamat situs perpustakaan.upi.edu 2. Data sekuder

(9)

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data selama penelitian terdiri dari: a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan jalan mengamati secara langsung objek yang menjadi objek sumber data.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dengan cara pendokumentasian sebuah cara penggunaan Institusional Repository pada perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

E. INSTRUMEN

(10)

BAB IV PEMBAHASAN

Pengamatan terhadap Institutional Repository (simpanan kelembagaan) pada Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berdasarkan sepuluh (10) kriteria katalog terpasang generasi ketiga menurut Breeding (2007) dengan langsung melihat dan menguji tampilan sarana penelusuran terkait cantuman dan halaman yang diperlihatkan dalam Repository UPI.

A. A single point of entry to all library resources

Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perpustakaan perguruan tinggi yang tidak hanya mengelola bahan tercetak, seperti bahan monograf (buku referensi, buku, majalah, dan laporan penelitian), tetapi juga mengelola bahan elektronik dan koleksi digital yang merupakan produk dari digitalisasi bahan tercetak (skripsi, tesis, disertasi). Kebutuhan akan informasi serta penyebaran informasi di lingkungan masyarakat informasi sangat penting di era informasi saat ini terutama untuk sivitas akademika. Karya ilmiah dari dosen, laporan akhir mahasiswa tersimpan dalam perpustakaan perguruan tinggi sebagai simpanan kelembagaan dan juga disebarkan melalui online Institutional Repository dalam format digital. Online Institutional Repository ini disimpan pada database yang dapat diakses oleh pemustaka dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan informasinya.

(11)

melakukan pencarian pada katalog repository, maka hanya akan ditemukan koleksi repository tanpa ada rekomendasi atau link terkait pada jenis koleksi lain sehingga dapat dikatakan bahwa katalog repository ini tidak menyediakan satu pintu dan tidak menyediakan tautan ke buku elektronik atau jurnal dari pangkalan data komersial yang dilanggan oleh perpustakaan. Pengguna dapat mencari koleksi bahan pustaka pada pilihan “REPOSITORY

UPI” yang disajikan pada halaman awal website perpustakaan UPI. Kemudian pada kolom

pencarian, masukkan kata kunci (query) yang diinginkan. Kata kunci ini diharapkan mampu mewakili segala informasi yang ingin dipenuhi oleh pengguna. Setelah muncul beberapa informasi koleksi yang direkomendasi oleh mesin, pilih salah satu koleksi yang sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna.

Terdapat beberapa file dalam 1 koleksi yang dapat di-download, file tersebut memiliki format PDF yang meliputi file judul (title), abstrak (abstract), BAB I (Pendahuluan), BAB III (Metode Penelitian), BAB V (Kesimpulan dan Saran), dan Daftar Pustaka. Untuk file-file tersebut pengguna dapat men-download-nya. Sedangkan pada file yang meliputi file BAB II (Tinjauan Pustaka), dan BAB IV (Pembahasan) tidak dapat di-download. Hal ini dikarenakan untuk menjaga hak cipta dari koleksi digital yang dimiliki oleh perpustakaan UPI agar tidak sembarang dikutip oleh pengguna. Terdapat kemungkinan jika ingin men-download BAB II dan BAB IV mengharuskan pengguna melakukan log in dengan memasukkan username dan password yang hanya dapat dilakukan oleh sivitas akademika dari Universitas Pendidikan Indonesia. Perpustakaan UPI belum melanggan online database journal sehingga tidak terdapat link yang ditawarkan repository terkait beberapa judul yang berhubungan. Dapat disimpulkan bahwa kriteria pertama tidak terpenuhi pada OPAC Institutional Repository UPI.

B. State of the art Web interface

(12)

website tersebut telah menggunakan penataan struktur informasi yang mudah dipahami dengan informasi yang banyak. Dari segi tampilannya, website perpustakaan UPI cukup menarik dengan menggunakan background warna putih dan fitur yang mudah dipahami oleh pemustaka. Menu dalam katalog Repository UPI yaitu berisi tentang koleksi repository terbaru, search repository, browse repository, about this repository, dan repository policies. Menu-menu tersebut disusun agar lebih memahami perilaku pemustaka atau memudahkan pemustaka dalam melakukan pencarian informasi yang diinginkan. Penggunaan font yang sedang membuat pengguna dapat membaca informasi yang disajikan dengan jelas. Selain itu, terdapat tautan atau link yang menghubungkan ke buku elektronik dengan halaman yang berbeda dalam satu website Repository UPI. Namun, dari berbagai kelebihan yang diberikan website perpustakaan UPI terdapat beberapa kekurangan yaitu pada sarana pencariannya tidak menampilkan koleksi yang paling populer seperti pada yang terjadi pada google.

C. Enriched content

(13)
(14)

D. Faceted navigation

Berikut adalah tampilan sarana penelusuran “Institutional Repository” dari Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sarana penelusuran Repository UPI menyediakan kotak penelusuran berdasarkan daftar jenis dokumen, tahun, judul, pengarang, abstrak, kata kunci tak terkendali, dan sebagainya seperti tampak pada gambar di atas. Sistem pada Repository UPI tidak mampu mengurutkan hasil temuan berdasarkan informasi terpopuler atau berdasarkan tahun sesuai keinginan penelusur. Walaupun Repository UPI menyediakan fasilitas untuk mengurutkan dokumen berdasarkan tahun terbaru, nama pengarang, judul namun fasilitas ini tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ketika penelusur mencoba layanan pemeringkatan ini, maka hasil penelusuran tidak terperingkat dengan baik.

E. Simple Keyword Search Box

(15)

a. Simple search

Jika pemustaka melakukan penelusuran dengan kata kunci yang sederhana saja, tanpa menggunakan sintaks yang rumit maka dapat menggunakan alat penelusuran ini. Biasanya penelusuran sederhana ini berbentuk kotak panjang tanpa ada kriteria tertentu untuk spesifikasi bahan yang ingin ditemukan.

b. Advanced search

(16)

Advanced search ini merupakan penelusuran yang membantu pemustaka yang ingin menggunakan Operator Boolean. Misalnya saja kita mengetikkan subyek kepemimpinan pada kolom dokumen kemudian ditambahkan dengan kepemimpinan organisasi pada kolom uncontrolled keywords atau kosakata tidak terkendali maka akan muncul pemberitahuan seperti gambar di atas

“documents matches kepemimpinan AND uncontrolled keywords matches kepemimpinan

organisasi”. Secara tidak langsung subyek akan dioperasikan menggunakan Operator Boolean.

F. Relevancy

(17)

Pemeringkatan relevansi juga dapat dikategorikan menurut tahun yang paling lama, yang paling baru, menurut nama pengarang, serta judul yang tentu dianggap paling relevan dengan subyek yang ingin dicari. Namun, setalah dicoba untuk relevansi menurut tahun masih belum bisa digunakan dengan baik karena informasi yang diinginkan masih belum diperingkatkan sesuai tahun.

G. Did you mean...?

Sarana ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada pemustaka bahwa ejaan kata kunci yang diketikkan salah sekaligus menyarankan ejaan yang benar. Terlihat pada gambar di atas bahwa katalog repository UPI belum menyajikan sarana did you mean...? Sehingga pengguna tidak diberikan rekomendasi beberapa koleksi yang dimaksud. Jika terjadi kesalahan pengetikan maka mesin tidak akan mampu menemukan koleksi karena mesin menganggap bahwa tidak memiliki koleksi dengan judul terkait. Jika kita menulis kalimat dengan ejaan yang salah, maka kata yang kita cari tidak dapat ditemukan karena tidak ada pembenaran sehingga akan muncul Search has no matches karena tidak ada koleksi yang cocok.

H. Recommendation and related materials

(18)
(19)

I. User contribution ratings, comments, and tagging

(20)
(21)

J. Really Simple Syndication feed

(22)

Pencarian berdasarkan tahun terbit sebuah bahan pustaka

(23)

Pencarian berdasarkan Jurusan dan Fakultas

(24)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Begitu banyak bentuk koleksi yang kompleks serta perlu dikelola oleh perpustakaan menjadikannya cukup sulit dalam mengatur dan menemu kembali koleksi-koleksi tersebut sehingga diperlukan sebuah alat bantu yang biasa kita sebut dengan katalog. Katalog merupakan penemuan yang sangat membantu dalam dunia perpustakaan karena kegunaannya yang sangat membantu kinerja di dalam perpustakaan. Kebanyakan katalog yang telah digunakan oleh banyak perpustakaan terutama perpustakaan perguruan tinggi adalah katalog digital (OPAC) yang telah berkembang hingga mencapai pada generasi ketiga. Seperti yang diterapkan pada Repository Perpustakaan UPI dimana pada generasi ini telah menerapkan atau memiliki sistem yang kompleks, seperti yang disebutkan oleh Breeding (2007) bahwa ada sepuluh kriteria dari katalog terpasang generasi ketiga sehingga menjadi OPAC yang berkualitas, yaitu dengan analisis:

1. A single point of entry to all library resources

Pada website Repository Perpustakaan UPI belum menyediakan satu pintu sehingga tidak terdapat link ke beberapa jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan UPI. Pada point pertama ini tidak bisa tercapai karena kelompok kami hanya berfokus pada katalog repository.

2. State of the art web interface

Dari segi tampilan website, fitur, serta penyajian informasi telah memenuhi kriteria karena mudah dipahami oleh pengguna. Namun, dari segi pemeringkatan koleksi yang paling populer seperti Google masih belum memenuhi kriteria.

3. Enriched content

Dari segi konten telah memenuhi kriteria karena telah menampilkan deskripsi bibliografi yang dapat di-download. Namun dari segi tinjauan oleh pakar atau pengguna, komentar dan penilaian dari pengguna belum memenuhi kriteria karena Repository UPI belum menyediakan layanan ini.

4. Faceted navigation

(25)

5. Simple keyword search box

Sarana penelusuran yang disediakan katalog repository UPI adalah simple search dan advanced search sehingga katalog repository UPI dianggap telah memenuhi kriteria.

6. Relevancy

Untuk pemeringkatan berdasarkan tingkat relevansi, katalog repository UPI telah memenuhi kriteria karena hasil penelusuran sesuai keinginan. Namun jika dikategorikan menurut tahun yang paling lama, yang paling baru masih belum dapat digunakan dengan baik.

7. Did you mean...?

Katalog repository UPI belum menyajikan sarana did you mean...? karena sistem tidak memberikan pembenaran ejaan yang salah sehingga katalog repository UPI belum memenuhi kriteria ini.

8. Recommendation and related materials

Repsoitory UPI telah memenuhi kriteria karena hasil penelusuran bahan pustaka mampu merekomendasikan beberapa koleksi dengan subyek yang terkait.

9. User contribution ratings, comments, and tagging

Di setiap laman deskripsi bibliografi bahan pustaka yang dimiliki Repository UPI belum ada kolom untuk memberikan ulasan, komentar, menandai, maupun untuk memberikan rating.

10.Really Simple Syndication feed

Repository UPI menyediakan laman khusus Really Simple Syndication Feed yang menampilkan koleksi terbaru.

B. SARAN

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Breeding, Marshall. 2007. Introduction to “Next generation library catalogs”. Library Technology Report, 43 (4): 5-14.

Henderson, J., Y. Jiang, M.Salo-oja. 2008. How effective is STAR as an information resource. Proyek mahasiswa, universitas sheffield.

Lim, I. LINC+: our leap towards a Web 2.0 OPAC interface. National University of Singapura. www.las.org.sg/pa ly.pdf

Mi, Jia and Weng, Cathy. 2008. Revitalizing the library OPAC ; interface, searching, and display chalenges. Information Technology and Libraries, Mar. 5 – 22.

No name. 2015. Diakses melalui http://perpustakaan.upi.edu. [07/05/2015]

Tam, Winnie, Andrew M. Cox, Andy Bussey. 2009. Student user preferences for features of next-generation OPACs: a case study of university of Sheffield international students. Program : electronic library and information systems, 43 (4): 349=374

Yang, Sharon Q. And Melisa A. Hofmann. 2010. The next generation library catalogs : a comparative study of the OPACs of Koha, Evergreen, and Voyager. Information Technology and Libraries, 29 (23): 141-150

Referensi

Dokumen terkait

Generasi muda merupakan elemen penting dalam suatu kehidupan kenegaraan. Peran pemuda seperti yang dimuat dalam UU RI No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan yang berbunyi

Lebih banyak generasi millenial yang menyukai makan di tempat tradisional seperti di Warung Wajik Berastagi dari pada di Cafe karena makanan tradisional kaya akan

Kenyataan ini dapat dibuktikan bahwa penilaian pengelolaan repository sepertiyang dibahas sebelumnya dimana Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga yang lebih tinggi pada

Fungsi utama sebuah compactor seperti yang telah disebutkan pada pengantar diatas adalah Fungsi utama sebuah compactor seperti yang telah disebutkan pada pengantar diatas adalah untuk

Selain kendala tersebut terdapat beberapa kendala lainnya dalam tata letak pada katalog online Perpustakaan UNP yang mengurangi minat pemustaka untuk memakainya, seperti pemustaka

Seperti yang terjadi pada saat ini khususnya yaitu para generasi muda, dengan berkembangnya teknologi pada saat ini menyebabkan para generasi muda harus bertindak sesuai terhadap

Layanan perpustakaan idealnya dilaksanakan seperti yang telah disebutkan dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan pada bab V yaitu : Layanan

Salah satu cara yang dapat diterapkan oleh generasi muda khususnya mahasiswa bangsa Indonesia adalah dengan tetap berpegang teguh pada dasar negara kita yaitu pancasila dan juga