• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Reviu Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait persepsi kemudahan penggunaan ,persepsi risiko penggunaan, dan persepsi manfaat penggunaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti, penelitian oleh Sulfina et. al(2022), menyatakan bahwa persepsi manfaat, kemudahan penggunaan, dan risiko memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan. Dalam kata lain apabila konsumen merasa dalam menggunakan uang elektronik dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, mudah untuk digunakan serta dikendalikan, dan tidak adanya adanya risiko, maka konsumen akan memiliki tingkat minat yang tinggi dan selanjutnya dari tingkat minat yang tinggi tersebut akan menimbulkan minat konsumen untuk menggunakan uang elektronik dalam melakukan kegiatan transaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Ningsih et al., penelitian oleh Arifiyanto & Kholidah (2021), menyatakan bahwa persepsi manfaat memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa konsumen memiliki minat menggunakan uang elektronik , jika produk tersebut memiliki manfaat yang menguntungkan sekaligus bisa mempermudah aktifitas pekerjaan para konsumen. Kemudian, terdapat penelitian oleh Karnadjaja et al.(2018), menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, dan risiko memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa, apabila pengguna merasa didalam layanan aplikasi tersebut mudah untuk dioperasionalkan, tidak ada risiko yang ada dalam layanan aplikasi, dan pengguna merasa mendapat manfaat pada saat menggunakan layanan aplikasi, maka pengguna akan memiliki rasa percaya yang tinggi dan nantinya akan meningkatkan minat pengguna untuk menggunakan layanan aplikasi tersebut.

(2)

Penelitian oleh Agustiono et al. (2021), menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi manfaat memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan. Hal ini dapat diartikan bahwa, apabila konsumen merasa dalam penggunaan uang elektronik tidak perlu menggunakan usaha yang besar dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari konsumen dalam hal melakukan transaksi maka hal tersebut dapat meningkatkan rasa percaya dalam diri konsumen untuk menggunakan uang elektronik tersebut. Dari rasa kepercayaan yang tinggi juga dapat menumbuhkan minat penggunaan oleh konsumen dalam menggunakan uang elektronik dalam kegiatan sehari-hari yang berguna untuk melakukan transaksi secara online.

Berdasarkan hasil peneltian terdahulu diatas didapatkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan, persepsi risiko, dan persepsi manfaat memiliki pengaruh terhadap minat penggunaan (Ningsih et al., 2021; Arifiyanto &

Kholidah, 2021; Karnadjaja et al., 2018; Agustiono et al., 2021).

2.2 Tinjauan Pustaka

1. Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)

Quick Responese Code Indonesian Standard (QRIS) merupakan penyatuan berbagai macam QR Code dari berbagai macam Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI). Tujuan dari pembuatan ini agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Karena pada saat ini banyak sekali pembayaran digital yang bisa dilakukan menggunakan QR Code maka Bank Indonesia (BI) selaku pengawas keuangan, melakukan inovasi baru berupa QR Code yang disamakan atau bisa disebut Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).1

1 https://www.bi.go.id/QRIS/default.aspx.

(3)

Sihaloho et al. (2020), menyatakan QRIS menggunakan basis shared delivery channel yang digunakan untuk melakukan standarisasi sistem pembayaran yang menggunakan teknologi QR Code. Sistem ini dirintis oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI). Standar Internasional EMV Co (Europe MasterCard Visa) digunakan sebagai standard dasar dalam penyusunan QRIS.

Standar ini digunakan untuk mendukung interkoneksi dan interoperabiltas antar penyelenggara, antar instrumen, antar negara sehingga dapat bersifat terbuka / open source.

2. Minat Penggunaan

Ardianto & Azizah (2021), menyatakan bahwa, seseorang memiliki minat untuk menggunakan apabila orang tersebut merasa bahwa suatu produk barang atau jasa dapat memenuhi kebutuhannya sehingga akan muncul dorongan untuk menggunakannya. Dengan adanya pengembangan produk yang semakin baik maka seseorang akan merasa semakin minat dalam menggunakan sebuah produk.

Safitri & Diana (2020), memiliki pandangan bahwa, seseorang akan menggunakan teknologi secara berkelanjutan apabila seseorang merasa ketika menggunakan produk tersebut merasa puas maka pengguna akan tidak merasa ragu untuk menggunakan produk tersebut.

Dengan adanya pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa minat penggunaan akan muncul apabila seseorang merasa memiliki dorongan bahwa teknologi yang akan digunakannya memiliki rasa puas atas teknologi yang akan digunakannya.

3. Persepsi Kemudahan Penggunaan

Davis et al. (1989), mendifinisikan persepsi kemudahan penggunaan merupakan kepercayaan seseorang dimana dalam penggunaan suatu teknologi dapat dengan mudah digunakan dan dipahami. Sikap terhadap penggunaan Technology Acceptance Model didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sikap individu yang

(4)

mendukung penggunaan teknologi sistem informasi akan secara otomatis mendorong pemanfaatan serta penggunaan teknologi sistem informasi.

Jogiyanto (2007), menyatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan merupakan keyakinan seseorang dalam menggunakan suatu teknologi untuk membebaskan seseorang dari usaha yang besar untuk melakukan suatu pekerjaan. Jika seseorang merasa bahwa teknologi yang akan digunakannya menjadikan suatu pekerjaan menjadi lebih mudah, maka seseorang akan memiliki persepsi yang baik dalam menggunakan sebuah teknologi. Namun sebaliknya, jika seseorang merasa bahwa teknologi yang akan digunakannya hanya merubah sedikit usaha atau hanya menyebabkan suatu pekerjaan tidak berbeda dari sebelumnya, maka seseorang memilih untuk tidak menggunakan teknologi tersebut.

Davis et al. (1989), mengungkapkan untuk mengukur variabel kemudahan menggunakan indikator:

a. Mudah dipelajari;

b. Mudah sesuai;

c. Mudah dioperasikan.

4. Persepsi Risiko Penggunaan

Menurut Pavlou dan Featherman (2003), persepsi risiko merupakan suatu persepsi-persepsi tentang ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dari menggunakan produk atau layanan. Menurut ni yang menjelaskan bahwa persepsi risiko merupakan sebuah persepsi yang dimiliki oleh pelanggan terhadap suatu ketidak pastian, ketidak tahuan, dan konsekuensi yang harus diterimanya ketika melakukan suatu kegiatan.

Andriyano dan Rahmawati (2016), menyatakan bahwa persepsi risiko merupakan sebuah risiko yang tidak pasti atas segala konsekuensi-konsekuensi yang bisa saja tidak di inginkan ketika menjalankan suatu aktivitas tertentu. Sehingga persepsi risiko

(5)

merupakan persepsi yang dapat dibilang cukup penting. Hal ini dikarenakan risiko bisa datang kapanpun ketika kita sedang menggunakan teknologi tersebut.

Pavlou dan Featherman (2003), mengungkapakan terdapat beberapa indikator yang yang digunakan untuk mengukur persepsi risiko menurut sebagai berikut :

a. Adanya risiko;

b. Mengalami kerugian;

c. Pemikiran bahwa berisiko.

5. Persepsi Manfaat Penggunaan

Davis et al. (1989), mendefinisikan perceived usefulness sebagai keyakinan akan kemanfaatan, yaitu tingkatan dimana user percaya bahwa penggunaan teknologi/sistem akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja. Perceived usefulness (persepsi manfaat) didefinisi sebagai sejauh mana seseorang meyakini bahwa penggunaan sistem informasi tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Dari definisi tersebut diketahui bahwa persepsi kemanfaatan merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya.

Persepsi manfaat merupakan suatu alat ukur dimana pengguna akan berminat atas suatu teknologi apabila teknologi tersebut dirasa cukup memberi manfaat pada kehidupan sehari-harinya. Permadi &

Rinuastuti (2020), memiliki pendapat bahwa persepsi manfaat menjadi suatu pengaruh yang cukup positif atas minat penggunaan sebuah teknologi. Sehingga jika ditarik kesimpulan dari pernyataan diatas maka persepsi manfaat juga menjadi sebuah tolak ukur minat penggunaan sebuah teknologi agar pengguna tidak merasa dirugikan atas penggunaan teknologi yang baru.

(6)

Davis et al. (1989), mengungkapkan untuk mengukur variabel kemudahan menggunakan indikator:

a. Meningkatkan Kinerja;

b. Meningkatkan produktivitas;

c. Meningkatkan efektivitas.

2.3 Kerangka Konseptual

Pada penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah persepsi kemudahan penggunaan, persepsi risiko penggunaan, dan persepsi manfaat penggunaan. Sedangkan variabel dependen yang digunakan merupakan minat penggunaan. Persepsi kemudahan penggunaan, persepsi risiko penggunaan, dan persepsi manfaat penggunaan terhadap minat penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) dapat dikatakan sangat penting karena dari persepsi yang ada diatas, akan memunculkan minat penggunaan dari masyarakat. Setelah dilihat dari pengaruh atas persepsi kemudahan penggunaan, persepsi risiko penggunaan, dan persepsi manfaat penggunaan terhadap minat penggunaan suatu teknologi, maka kerangka konseptual yang memberi gambaran hubungan antar variabel penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Persepsi Kemudahan Penggunaan

Persepsi Risiko Penggunaan

Persepsi Manfaat Penggunaan

Minat Menggunakan Mudah dipelajari

Mudah sesuai

Mudah dioperasikan

Adanya risiko

Mengalami kerugian

Pemikiran bahwa berisiko

Meningkatkan kinerja

Meningkatkan produktivitas

Meningkatkan efektivitas

Akan menggunakan

Akan sering menggunakan

Akan slalu menggunakan

(7)

2.4 Pengembangan Hipotesis

1. Hubungan Persepsi Kemudahan Penggunaan dan Minat Penggunaan.

Davis et al. (1989), mendifinisikan persepsi kemudahan penggunaan merupakan kepercayaan seseorang dimana dalam penggunaan suatu teknologi dapat dengan mudah digunakan dan dipahami. Sikap terhadap penggunaan Technology Acceptance Model didefinisikan sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sikap individu yang mendukung penggunaan teknologi sistem informasi akan secara otomatis mendorong pemanfaatan serta penggunaan teknologi sistem informasi.

Persepsi kemudahan menjadi hal yang cukup penting dan harus ada dalam setiap teknologi terbaru. Suatu layanan teknologi terbaru yang memberikan kemudahan penggunaan akan mengundang banyak semakin banyak pengguna. Ardianto & Azizah (2021), menyatakan bahwa persepsi kemudahan pada sebuah teknologi yang mudah dan tidak memerlukan usaha yang keras dari penggunanya akan memberikan tingkat pengaruh positif yang cukup tinggi.

Berdasarkan pernyataan diatas yang menunjukkan bahwa suatu persepsi kemudahan penggunaan memiliki hubungan yang positif dengan minat penggunaan pada penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H1 : Persepsi kemudahan penggunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan

2. Hubungan Persepsi Risiko Penggunaan dan Minat Penggunaan.

Featherman & Pavlou, (2003), mendifinisikan persepsi risiko merupakan suatu persepsi-persepsi tentang ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dari menggunakan produk atau layanan. Selain penelitian tersebut, terdapat penelitian lain dari Rodiah & Sari Melati, (2020), yang mengatakan bahwa terdapat

(8)

pengaruh yang cukup positif dari persepsi risiko terhadap minat menggunakan sebuah teknologi terbaru. Dapat diartikan bahwa, teknologi yang memberikan risiko rendah akan mengundang banyak minat masyarakat dalam menggunakan teknologi tersebut. Sehingga masyarakat akan lebih berminat dengan teknologi yang memiliki risiko yang rendah dibandingkan dengan teknologi yang memiliki risiko yang lebih tinggi.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu persepsi risiko akan memiliki hubungan dengan minat penggunaan pada penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H2 : Persepsi risiko penggunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan.

3. Hubungan Persepsi Manfaat Penggunaan dan Minat Penggunaan.

Davis et. al (1989), mendefinisikan perceived usefulness sebagai keyakinan akan kemanfaatan, yaitu tingkatan dimana user percaya bahwa penggunaan teknologi/sistem akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja. Perceived usefulness (persepsi manfaat) didefinisi sebagai sejauh mana seseorang meyakini bahwa penggunaan sistem informasi tertentu akan meningkatkan kinerjanya. Dari definisi tersebut diketahui bahwa persepsi kemanfaatan merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem berguna maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya.

Selain itu, terdapat penelitian lain dari Permadi & Rinuastuti (2020), yang juga mengatakan bahwa persepsi manfaat memiliki pengaruh yang cukup positif dan juga signifikan terhadap minat menggunakannya. Dari dua penelitian diatas tentu dapat disimpulkan bahwa persepsi manfaat memiliki kepentingan yang cukup tinggi dalam

(9)

menarik minat penggunanya. Dengan semakin tingginya manfaat yang diberikan oleh suatu teknologi maka semakin tinggi pula minat masyarakat dalam menggunakan teknologi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu persepsi manfaat akan memiliki hubungan dengan minat pengguna pada penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan yaitu:

H3 : Persepsi manfaat penggunaan berpengaruh terhadap minat penggunaan.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti auditor yang dapat mengimplementasikan due professional care yang terefleksikan oleh sikap skeptisme dan keyakinan yang memadai dalam pekerjaan

Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Klik Menu Pencatatan Aktiva/inventaris Menampilkan form Pencatatan Aktiva/inventaris Dapat melihat tabel Pencatatan

Secara keseluruhan hasil analisis kepuasan pelanggan dengan menggunakan metode IPA pada 27 atribut secara umum rata-rata tingkat kesesuaian dari seluruh dimensi belum ada

· Lepaskan selalu daya listrik AC dengan mencabut kabel daya dari colokan daya sebelum menginstal atau melepaskan motherboard atau komponen perangkat keras lainnya.. ·

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas berkaitan dengan peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan

Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Menengah yang telah memberikan beasiswa Program Pascasarjana (S2) sehingga penulis dapat melanjutkan studi S2 di IAIN Walisongo

Dengan hasil ini pada pelebaran kapasitas jalan di walisongo semarang masih tinggi nya angka kemacetan.Karena jalan walisongo banyak di lalui bus-bus dan truck

Dengan demikian berarti hipotesis pada penelitian “Pengembangan Alat Stimulasi dan Sinyal Terapi Elektrik Arus Mikro Sistem Terbuka Sebagai Instrumen Penelitian Medis” dapat