Jurnal Syntax Transformation Vol. 3, No. 4, April 2022
p-ISSN : 2721-3854 e-ISSN : 2721-2769 Sosial Sains
APRECIATIVE INQUIRY DALAM MEMBANGUN HUBUNGAN INTERPERSONAL ANTAR DIVISI KARYAWAN DI RUMAH SAKIT XYZ
Rosidah Lawazhim
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Jawa Timur, Indonesia Email: [email protected]
INFO ARTIKEL ABSTRAK Diterima
23 Maret 2022 Direvisi 17 April 2022 Disetujui 23 April 2022
Penyebab stress kerja salah satunya adalah hubungan interpesonal yang tidak baik antar karyawan. Hubungan interpersonal merupakan interaksi yang dibangun oleh karyawan dalam situasi kerja dengan tujuan bekerjasama secara produktif. Kondisi organisasi di Rumah Sakit ini memiliki permasalahan antar divisi lain yang memicu hubungan kurang harmonis. Hal tersebut menyebabkan hubungan antar interpersonal dengan divisi lain kurang nyaman dan terjadi miskomunikasi. Hal ini juga merupakan salah satu permasalahan konflik dalam perusahaan terjadi dalam berbagai bentuk dan corak, yang merintangi hubungan individu dengan kelompok maupun kelompok yang lebih besar. Oleh karena itu tujuan mengetahui dampak dari manipulasi yang diberikan. Manipulasi yang diberikan dalam penelitian eksperimen adalah pemberian perlakuan atau intervensi. metode penelitian yang digunakan, Penelitian eksperimen merupakan penelitian dengan cara memanipulasi keadaan responden dengan tujuan mengetahui dampak dari manipulasi yang diberikan.
Manipulasi yang diberikan dalam penelitian eksperimen adalah pemberian perlakuan atau intervensi. Desain eksperimen yang digunakan adalah desain pretest-postest control group design, yaitu bentuk penelitian eksperimen dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan Appreciative Inquiry mendapatkan skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima yaitu Appreciative Inquiry dapat meningkatkan hubungan interpersonal antar karyawan pada rumah sakit XYZ. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan Appreciative Inquiry mendapatkan skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
ABSTRACT
One of the causes of work stress is bad interpersonal relationships between employees. Interpersonal relationships are interactions that are built by employees in work situations with the aim of working together productively. The condition of the organization in this hospital has problems between other divisions that trigger a less harmonious relationship. This causes interpersonal relationships with other divisions to be uncomfortable and miscommunication occurs. This is Kata Kunci:
stress kerja;
Hubungan interpersonal;
Eksperimen;
Keywords:
work stress;
interpersonal relationships;
experiment
also one of the problems of conflict within the company that occurs in various forms and styles, which hinders the relationship of individuals with groups or larger groups. Therefore the aim is to know the impact of the given manipulation. Manipulation given in experimental research is the provision of treatment or intervention. the research method used, experimental research is research by manipulating the respondent's condition with the aim of knowing the impact of the manipulation given. Manipulation given in experimental research is the provision of treatment or intervention. The experimental design used is a pretest-posttest control group design, which is a form of experimental research using two groups, namely the experimental group and the control group, where the experimental group is given treatment while the control group is not treated. The results showed that the experimental group that was given the Appreciative Inquiry treatment got a higher score than the control group. Based on the results of the quantitative analysis that has been carried out, it can be concluded that the hypothesis proposed in this study is accepted, namely Appreciative Inquiry can improve interpersonal relationships between employees at XYZ Hospital. This can be proven from the results of the study which showed that the experimental group that was given the Appreciative Inquiry treatment got a higher score than the control group.
Pendahuluan
Stress kerja menjadi salah satu permasalahan yang sering dijumpai dalam dunia pekerjaan. Stress kerja akan berakibat pada ketidakpuasan terhadap kerja, turn-over, burnout, dan ketidaksejahteraan bagi karyawan. Penyebab stress kerja salah satunya adalah hubungan interpesonal yang tidak baik antar karyawan. Hubungan interpersonal merupakan interaksi yang dibangun oleh karyawan dalam situasi kerja dengan tujuan bekerjasama secara produktif.
RS XYZ merupakan sebuah organisasi besar yang bergerak dibidang kesehatan beralamat di Jalan Agung Soeprapto No 32-B Lamongan memiliki masalah hubungan interpersonal menjadi masalah yang harus segera ditangani oleh manajemen perusahaan karena hubungan interpersonal menjadi hal yang penting dalam terbentuknya kerjasama antar karyawan. Kondisi organisasi di Rumah Sakit ini memiliki permasalahan antar divisi lain yang memicu hubungan kurang harmonis. Hal tersebut menyebabkan hubungan antar interpersonal dengan divisi
lain kurang nyaman dan terjadi miskomunikasi. Hal ini juga merupakan salah satu permasalahan konflik dalam perusahaan terjadi dalam berbagai bentuk dan corak, yang merintangi hubungan individu dengan kelompok maupun kelompok yang lebih besar Metode Penelitian
Desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian eksperimen (Nurhayati, 2019). Penelitian eksperimen merupakan penelitian dengan cara memanipulasi keadaan responden dengan tujuan mengetahui dampak dari manipulasi yang diberikan. Manipulasi yang diberikan dalam penelitian eksperimen adalah pemberian perlakuan atau intervensi (Suharno
& Dirgantara, 2018). Desain eksperimen yang digunakan adalah desain pretest-postest control group design, yaitu bentuk penelitian eksperimen dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dimana kelompok eksperimen diberikan perlakuan sedangkan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan (Marzoan & Hamidi, 2017).
Hasil dan Pembahasan A. Hasil
Dari beberapa pertanyaan pada lembar kuesioner (lampiran 1) yang terdiri dari 15 butir pertanyaan maka selanjutnya butir-butir pernyataan diuji sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Validitas suatu instrumen menunjukkan tingkat ketepatan suatu instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur (Yusup, 2018). Jadi validitas suatu instrumen berhubungan dengan tingkat akurasi dari suatu alat ukur mengukur apa yang akan diukur.
2. Uji Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan keceratansuatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya Azwar tahun 1986. Selain itu validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Anshori, 2020).
Hasil uji validitas butir-butir pertanyaan kuesioner yang dibagikan kepada responden dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 1 Total Statistics Item-Total Statistics Scale
Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
soal_1 39.2500 32.934 .494 .850 .720
soal_2 39.1000 32.937 .408 .917 .718
soal_3 39.0500 32.471 .540 .885 .716
soal_4 39.1000 30.305 .491 .944 .686
soal_5 38.9000 31.779 .569 .957 .704
soal_6 39.0000 29.895 .488 .867 .689
soal_7 38.8500 30.661 .569 .945 .704
soal_8 38.8000 31.432 .675 .939 .716
soal_9 38.8500 26.871 .634 .928 .656
soal_10 38.7000 26.853 .628 .942 .656
soal_11 38.4000 28.147 .529 .955 .672
soal_12 38.5500 27.418 .624 .890 .660
soal_13 38.3500 29.503 .573 .903 .692
soal_14 38.3000 30.537 .471 .932 .706
soal_15 38.5000 35.105 -.556 .799 .756
Dari hasil olah analisis reabilitas dan validitas SPPS dapat dinyatakan pada tabel 2 berikut:
Tabel 2 Validitas butir soal No
butir soal
Nilai Rhitung Status No butir soal Nilai Rhitung Status
1
.494 valid 11 .529 Valid
2 .408 Tidak valid 12 .624 Valid
3 .540 valid 13 .573 Valid
4 .491 valid 14 .471 Tidak valid
5 .569 valid 15 -.556 Valid
6 .488 valid
7 .569 valid
8 .675 valid
9 .634 Valid
10 .628 Valid
Pada Tabel di atas, lihat nilai Scale Corrected Item-Total Correlation, nilai tersebut adalah nilai Validitas Butir. Sedangkan nilai Croncbach’s Alpha if Item Deleted adalah nilai Reliabilitas Butir. Untuk menilai apakah nilai-nilai di atas (Validitas Butir dan Reliabilitas Butir) valid dan reliabel, bandingkan dengan R Tabelpada DF=N- 2 dan probabilitas 0,05 (5%).
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai r hitung > r tabel berdasarkan uji signifikan 0.05, artinya bahwa item-item tersebut diatas valid.
Pada tabel 1 ada dua butir soal yang dinyatakan tidak valid karena disebabkan distribusi jawaban yang random.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas) adalah keajegan pengukuran (Amboningtyas, 2020). (Gampu, 2021)
menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu (Purnamayudhia & Subaderi, 2020). Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi.
Uji reliabilitas menggunakan analisis reabilitas Cronbach Alpha berdasarkan hasil uji SPSS menghasilkan nilai 0.713, nilai ini lebih besar daripada Rtabel sebesar 0.4821, sehingga Rhitung>
Rtabel memiliki arti bahwa butir-butir
soal memiliki nilai reliabilitas cukup tinggi.
Tabel 3 Reliability Statistics Reliability Statistics
Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items
.713 .713 15
3. Uji Kesetaraan
Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 20 orang. Jumlah kuesioner berjumlah 20 orang untuk semua pegawai yang diambil random di setiap divisi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh beberapa hasil yang dipaparkan melalui tabel-tabel sebagai berikut. Tabel 4 menunjukkan karakteristik subyek yang
mengikuti proses Appreciative Inquirydalam membangun hubungan interpersonal antar divisi karyawan di rumah sakit XYZ dari hasil sampling dengan metode purposive sampling.
Subjek dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 4
Karakteristik Subjek penelitian
Usia Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol 30-49 tahun 30-49 tahun Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
3 7 4 6
Rata-rata Pretest 64,8 68,4
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa masing-masing dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri dari perempuan dan laki-laki dengan rentang usia 30-49 tahun dengan masing-masing kelompok 10 orang.
Kelompok eksperimen dengan skor pre- test sebesar 64,8 (sedang) dan kelompok kontrol dengan skor rata-rata pre-test 68,4 (sedang).
Peneliti kemudian melakukan analisis skor hubungan interpersonal kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen sebelum diberikan coaching Appreciative Inquiry (pre-test) untuk melihat kesetaraan pada kedua kelompok tersebut dengan menggunakan Uji Mann-Whitney.
Tabel 5
Uji Mann-Whitney Data Pre-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok N Z P Keterangan
Eksperimen 10
-1.109 0.268 Identik Kontrol 10
Data tabel 5berdasarkan hasil uji dengan menggunakan SPSS 16.0 sebagai berikut :
Tabel 6 Rank Ranks
Kategori N Mean Rank Sum of Ranks
Kelompok 1 10 9.05 90.50
2 10 11.95 119.50
Total 20
Tabel 7 Test Statistics
Hasil uji analisis Mann-Whitney pada tabel 5 diperoleh p > 0.05 dimana p=0.268.
Hasil uji analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada skor hubungan Interpersonal antar karyawan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol atau dapat dikatakan bahwa kedua kelompok tersebut identik. Dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok dalam kondisi setara
atau homogen sebelum dilakukan perlakuan Appreciative Inquiry untuk kelompok eksperimen. Kemudian gambaran tingkat hubungan interpersonal karyawan antara kedua kelompok dalam pre-test dan post-test dilakukan uji Mann Whitney dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 8
Uji Mann Whitney Data Pre-Test dan Post-Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Kelompok N Rata-rata skor Z P Pre test Post Test
Eksperimen 10 64,8 72,3 -1.109 0.268 Kontrol 10 68,4 73,3 -0.591 0.554
Hasil olah tabel 5 berdasarkan hasil uji Mann Whitney dengan SPSS 16 sebagai berikut : Test Statisticsb
Kelompok Mann-Whitney U 35.500
Wilcoxon W 90.500
Z -1.109
Asymp. Sig. (2-tailed) .268 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .280a a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kategori
Tabel 9 Rank Ranks
Kategori N Mean Rank
Sum of Ranks
Kelompok 1 10 9.75 97.50
2 10 11.25 112.50
Total 20 Test Statisticsb
Kelompok
Mann-Whitney U 42.500
Wilcoxon W 97.500
Z -.591
Asymp. Sig. (2-tailed) .554 Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]
.579a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kategori Hasil uji Mann Whitney pada kelompok eksperimen diperoleh hasil nilai p < 0,05 (p
=0,268). Hasil tersebut membuktikan adanya perbedaan yang signifikan pada skorHubungan Interpersonal padakelompok eksperimen pada kondisi pre-test dan post- test.
Kemudian berdasarkan hasil uji analisis Mann Whitney pada kelompok kontrol diperoleh hasil nili p > 0,05 (p=0554). Hasil tersebut menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada skor hubungan interpersonalkelompok kontrol pada kondisi pre-test dan post-test.
Gambar 1
Diagram perbandingan Pretest dan Post test Kelompok eksperimen memperoleh
rata-rata skor pretest pre test 64,8 dan untuk hasil post tes mendapat rata-rata 72,3. Dalam hal ini kelompok eksperimen mendapat kenaikan perlakukan hubungan interpersonal
sebesar 7,5. Sedangkan hasil uji analisis kelompok kontrol memperoleh rata-rata post test 73,3. Kelompok kontrol memperoleh kenaikan skor sebesar 4,9 . Hal tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
memperoleh perubahan hubungan interpersonal yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Hasil penelitian untuk langkah yang terakhir yaitu penelitia melakukan uji Mann- Whitney untuk melihat perbedaan skor
hubungan interpersonal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan coaching (pelatihan) Appreciative Inquiry. Hasil yang digunakan adalah selisih skor hubungan interpersonal pada pre-test dan post-test adalah sebagai berikut :
Tabel 10 Rank
Dari data hasil uji didapatkan tabel 7 berikut :
Tabel 7 Uji Mann Whitney data selisih skor post test dan pre test Kelompok Eksperiman dan kelompok Kontrol
Tabel 9 Uji Mann Whitney
Kelompok N Z P Keterangan Eksperimen 10
-1.000 0.000 Tidak Identik Kontrol 10
Hasil uji analisis Mann-Whitney pada Tabel 9 menunjukkan nilai p < 0,05 (p
=0,000). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor hubungan interpersonal karyawan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrolsetelah diberikan perlakuan Appreciative Inquiry. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok dalam keadaan yang berbeda atau tidak identik setelah diberikan perlakuan Appreciative Inquiry pada kelompok eksperimen.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima yaitu Appreciative Inquiry dapat meningkatkan hubungan interpersonal antar karyawan pada rumah sakit XYZ. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan Appreciative Inquiry mendapatkan skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Ranks
Kategori N Mean Rank Sum of Ranks
Kelompok 1 1 2.00 2.00
2 1 1.00 1.00
Total 2
Test Statisticsb
Kelompok
Mann-Whitney U .000
Wilcoxon W 1.000
Z -1.000
Asymp. Sig. (2-tailed) .317 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] 1.000a a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Kategori
4. Uji Hipotesis
Dari beberapa pengujian peneliti berkesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima,yang artinya Ada pengaruh Appreciative Inquiry dalam psikologi positif untuk membangun hubungan interpersonal antar divisi karyawan di Rumah Sakit XYZ
B. Pembahasan
Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa Hubungan Interpersonal antar karyawan pada divisi yang berbedamengalami peningkatan setelah dilakukan perlakuan Appreciative Inquiry pada karyawan dikelompok eksperimen. Hal tersebut terbukti dari perbedaan nilaipost-test skala hubungan interpersonal kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan AppreciativeInquiry.
Dalam hal ini dapat dilihat bahwa pemberian perlakuan Appreciative Inquiry berpengaruh terhadap komponenhubungan interpersonal kelompok eksperimen.
Penggunaan perlakuan Appreciative Inquiry digunakan untuk menggali kekuatandan potensi antar karyawan di setiap divisi yang berbeda.
Kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan Appreciative Inquiry mengalami perubahanyang lebih baik.
Sedangkan pada kelompok kontrol belum terdapat tindakan untukmelakukan
perubahan. Hal tersebut
menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok control setelah diberikan perlakuan
Appreciative Inquiry pada kelompok eksperimen.
Kesadaran yang tinggi dalam berkelompok akan membuat personal pada antar divisi Rumah Sakit XYZ memilki potensi serta kekuatan yang dapat digunakan untuk bekerja bersamadalam melakukan perubahan yang positif.
Penggalian pengalaman yang positifdan penggalian kekuatan diri menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan komunikasi interpersonal dalam kelompok.
Hal tersebut didukung oleh penelitian sebelumya yang dilakukan oleh Hung (2017), hasil penelitian menyatakan bahwa Appreciative Inquiry menawarkan pendekatan yang bergunabagi peneliti pemula untuk pengembangkan komunitas atau kelompok dimanaanggotanya dapat saling berdiskusi untuk mencoba tindakan yang inovatif.Pada penelitian ini, perlakuan Appreciative Inquiry pada kelompok eksperimendilakukan melalui 5 tahap. Pertama tahap definition dimana responden kelompok diminta untuk menceritakan seluruh kendala yang dialami dalam bekerja di setiap divisi.
Kedua yaitu tahap discovery dimana setiap karyawan pada tiap divisi menyadari peran dankekuatannya selama bekerja dalam sebuah organisasi, ketiga adalah tahap dream dimana karyawan yang menjadi responden mengungkapkan keinginannya untuk kemajuan organisasi dimasadepan,kemudian keempat yaitu tahap design dimana setiap karyawan dalam tiap divisi menyepakati sebuah program impian yang direncanakan sedemikian rupa agar program tersebut dapat terlaksana, dan tahap kelima yaitu destiny dimana karyawan tiap divisi dapat berperan aktif dalam mewujudkan program impian yang telah direncanakan sebelumnya. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian perlakuan Appreciative Inquiry pada tahap definition terlihat bahwa peserta mampu menjabarkan kendala yang ada dalam hubungan interpersonal karyawan tiap divisi, dimana hal tersebut membuatanggota saling mengetahui permasalahan yang ada sehingga setiap anggotamampu saling mendukung untuk
memperbaiki permasalahan yang telah terjadi.
Felton dan Shinn (1992) mengatakan bahwa komunitas memiliki peran sebagai sistem timbal balik yang saling mendukung. Hal tersebut berhubungan dengan elemen Hubungan Interpersonal yaitu kekuatan individu untuk mempengaruhi anggota lain dan kekuatan kelompok untuk mempengaruhi individu (Nasution,2016). Appreciative In quiry tahap discovery dapat terlihat bahwa peserta mampu menceritakan pengalaman yang berkesan saat berkumpul bersama unsur karyawan lain di lain divisi (Hanggardewa, 2018). Hal tersebut berkaitan dengan elemen hubungan interpersonal dimana muncul hubungan emosional dalam suatu kelompok yang terbentuk dari berbagi cerita dan pengalaman yang dilakukanbersama (Asmarina & Lestari, 2018).
Pada tahap ini peserta harus mencari potensi, kemampuan, dan kekuatan mereka melalui penyampaian cerita. Hal serupa disampaikan oleh Morsillo dan Fisher (2007) bahwa pada tahap discovery dalam Appreciative Inquiry merupakan penemuan jati diri terbaik untuk mengeksplorasi identitas mereka sendiri sehingga mereka mampu mengetahui perannya dalam kelompok / divisi.
Apprecitive Inquiry tahap dream dimana peserta mengimajinasakan harapannyauntuk masa depan organisasi rumah sakit XYZ. Menurut Wathers dan White (2005) dalam jurnal mengemukakan bahwa apresiasi positif dalam organisasi membangunkepercayaan diri untuk perubahan masa depan yang sukses dengan menciptakancitra positif tentang masa depan. Pada tahap dream kelompok eksperimen karyawan antar divisi mampu menjabarkan impiannya yang meliputi pembentukan sebuah organisasi karyawan yang memiliki kegiatan rutin dan membuat
suatu identitas yang menunjukkan bahwa mereka adalah anggota organisasi yang sama yang memiliki impian yang sama dengan seluruh komponen manajemen dan amanah organisasi.
Kesimpulan
Dari pelaksanaan penelitian Hasil uji analisis Mann-Whitney menunjukkan nilai p
< 0,05 (p =0,000). Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor hubungan interpersonal karyawan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrolsetelah diberikan perlakuan
Appreciative Inquiry. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua kelompok dalam keadaan yang berbeda atau tidak identik setelah diberikan perlakuan Appreciative Inquiry pada kelompok eksperimen.
Berdasarkan hasil analisis kuantitatif yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima yaitu Appreciative Inquiry dapat meningkatkan hubungan interpersonal antar karyawan pada rumah sakit XYZ. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan Appreciative Inquiry mendapatkan skor yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Bibliografi
Amboningtyas, D. (2020). Peran Keputusan Pembelian Dalam Memediasi Persepsi Risiko Terhadap Niat Beli Online Pada Online Shop SHOPEE. Jesya (Jurnal Ekonomi Dan Ekonomi Syariah), 3(2), 395–404. Google Scholar
Anshori, H. (2020). Perancangan Mesin Potong Akrilik Yang Ergonomis Dan Ekonomis Menggunakan Metode Ergonomic Function Deployment (EFD). Jurnal Surya Teknika, 7(1), 96–
103. Google Scholar
Asmarina, N. L. P. G. M., & Lestari, M. D.
(2018). Gambaran Kepercayaan, Komitmen Pernikahan dan Kepuasan
Hubungan Seksual Pada Istri dengan Suami yang Bekerja Di Kapal Pesiar.
Jurnal Psikologi Udayana, 4(02), 239–
249. Google Scholar
Gampu, S. (2021). Strategi Pemasaran Online Dalam Dan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus pada Usaha Makanan Dapur Sugoi-di Sarongsong Satu). Jurnal Akrab Juara, 6(1), 143–151. Google Scholar
Hanggardewa, A. A. (2018). Hubungan Kohesivitas Kelompok Dengan Komitmen Organisasi Pada Anggota Organisasi Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Periode 2017.
Character: Jurnal Penelitian Psikologi., 5(3). Google Scholar
Marzoan, M., & Hamidi, H. (2017).
Permainan tradisional sebagai kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan kompetensi sosial siswa. Journal An- Nafs: Kajian Penelitian Psikologi, 2(1), 62–82. Google Scholar
Nasution, W. N. (2016). Kepemimpinan
pendidikan di sekolah. Jurnal Tarbiyah, 22(1). Google Scholar
Nurhayati, N. (2019). Pengaruh Strategi Pembelajaran Plantet Questions Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Trigonometri di Kelas X SMAN 1 Bireuen. Jurnal Pendidikan Almuslim, 7(1). Google Scholar
Purnamayudhia, O., & Subaderi, S. (2020).
Rancang Bangun Produk Furniture d engan Metode Ergonomic Function Deployment. Jurnal Teknik Industri, 10(3), 210–217. Google Scholar
Suharno, R. A. A., & Dirgantara, I. M. B.
(2018). Dampak Periklanan yang Informatif Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sabun Mandi.
Diponegoro Journal of Management, 7(2), 302–313. Google Scholar
Yusup, F. (2018). Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian kuantitatif.
Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 7(1). Google Scholar
Copyright holder : Rosidah Lawazhim (2022)
First publication right : Jurnal Syntax Transformation This article is licensed under: