• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

18 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif. Kuantitatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang menggunakan data berupa program numerik dan statistik. Data dianalisis dan dijelaskan dengan cara mendeskripsikan data yang diperoleh tanpa bermaksud menarik kesimpulan yang valid. Deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena sosial. Penelitian ini menggambarkan data atau sumber informasi yang ada di lapangan, diamati secara langsung, atau diperoleh dari surve.

3.2 Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari peneliti berdasarkan observasi di lokasi penelitian dan wawancara dengan petani (dibantu kuesioner). Data primer yang digunakan meliputi hasil panen bawang merah pada saat panen dan data faktor produksi dalam budidaya bawang merah saat ini.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah jenis data tambahan yang belum disediakan oleh orang lain, sehingga peneliti bertindak sebagai orang kedua atau selanjutnya pada saat mengumpulkan data. Data yang diperoleh memungkinkan untuk mendukung dan menyempurnakan data primer yang diperoleh, seperti data badan pusat statistik, data desa, dan lain-lain.

(2)

19 3.3 Waktu dan tempat

Penelitian dilakukan di Desa Purworejo Kecamatan Ngantan Kabupaten Malang. Desa Purworejo dipilih sebagai lokasi penelitian karena luasnya area budidaya bawang merah, secara purposive sampling. Dalam budidaya bawang merah, petani Desa Purworejo menggalakkan budidaya bawang merah dengan melibatkan kelompok tani agar luas lahan tidak berkurang akibat alih fungsi lahan. Pengambilan data Juni-Juli 2022..

3.4 Teknik pengambilan sampel

Metode penentuan responden penelitian ini menggunakan Simple random sampling. Simple random sampling merupakan salah satu cara penarikan sampel

dimana setiap anggota populasi diberikan opportunity (kesempatan) yang sama untuk terpilih menjadi sampel, Arieska and Herdiani (2018). Jumlah populasi sebanyak 505 petani. pengukuran sampel kecil dari penelitian ini diukur berdasarkan rumus slovin.

Keterangan :

N : jumlah populasi : jumlah sampel

: error margin

Berdasarkan rumus di atas maka dapat dihitung jualah sampel yang akan digunakan.

(3)

20

Berdasarkan hasil dari perhitungan dia atas jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini benyak 37 sampel.

3.5 Teknik pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk pemperoleh data dengan menerapkan metode tanya jawab dengan responden yang ditemu untuk memperoleh informasi atau suatu pengertian terkait suatu fakta yang ada Wuwung (2013). Teknik pengambilan data pada penelitian ini melakukan wawancara langsung dengan petani bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang. Instrumen yang digunakan dalam metode ini yaitu kuesioner.

(4)

21 b. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode penelitian untuk mengumpulkan pendapat responden. Survei dapat didistribusikan kepada responden dengan cara berikut: (1) langsung (independen) dari peneliti;

(2) melalui surat (mailquestionair); (3) dikirim melalui komputer, seperti melalui surat elektronik (e-mail); Kuesioner dikirim langsung oleh peneliti ketika responden relatif berdekatan dan variansnya tidak terlalu lebar, Wahyu Wijaya and Atmaja (2019). Dalam, penelitian ini kuesioner diberikan secara langsung kepada petani.

c. Observasi

bservasi adalah proses mengamati secara sistematis aktivitas manusia dan fasilitas fisik dimana aktivitas tersebut berlanjut dari lokasi aktivitas alam untuk mengungkap fakta. (Hasanah 2017). Mengamati secara langsung objek penelitian sehingga dapat diperoleh gambaran yang nyata dari keadaan petani bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang.

3.6 Metode analisis data

3.6.1 Analisis biaya

1. Total Biaya (Total Cost)

Untuk menghitung keseluruhan struktur biaya yang dikeluarkan selama budidaya bawang merah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TC = FC + VC

(5)

22 Dimana:

TC =Total cost (biaya total)

FC= Fixed Cost (biaya tetap total) terdiri dari biaya sewa lahan, pajak lahan, dan biaya penyusutan.

VC= Variable Cost (biaya variabel total) terdiri dari biaya pestisid, biaya pupuk, biaya benih, dan biaya tenaga kerja.

2. Analisis Penerimaan

Analisis penerimaan merupakan total penerimaan dari budidaya bawang merah. Untuk mencari pendapatan dari usahatani bawang merah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

TR = P X Q Dimana:

TR = Total Revenue/Penerimaan (Rp) Q = quantity/Produksi (kg)

P = Price/Harga (Rp/kg)

3. Analisis pendapatan usahatani

Analisis untuk menentukan laba bersih dari budidaya bawang merah untuk mengetahui berapa pendapatan yang dihasilkan dari budidaya bawang merah dapat digambarkan dengan rumus sebagai berikut:

Π = TR – TC

Π = Income/Pendapatan Bersih (Rp)

TR = Total Revenue/Total Penerimaan (Rp) TC = Total Cost/Total Biaya (Rp)

3.6.2 R/C Ratio

Karena tingkat pendapatan tidak mencerminkan budidaya bawang merah, maka efisiensi budidaya bawang merah harus dianalisis dengan menggunakan R/C ratio, yang menganalisis keseimbangan antara pendapatan dan biaya. Rasio R/C

(6)

23

dihitung dengan menggunakan rumus: R/C Ratio = Total Penjualan dibagi dengan Total Biaya. Kriteria keputusan untuk mengevaluasi hasil analisis R/C ratio adalah:

1. Jika R/C ratio < 1, maka usahatani bawang merah di Desa Purworejo tidak menguntungkan.

2. Jika R/C ratio = 1, maka usahatani bawang merah di Desa Purworejo berada pada titik impas.

3. Jika R/C ratio > 1, maka usahatani bawang merah di Desa Purworejo menguntungkan.

3.6.3 Analisis Faktor – Faktor Produksi

Analisis yang digunakan untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dalam penelitian ini menggunakan model fungsi produksi Cobb-Douglas. Model ini diubah menjadi bentuk regresi linier berganda dengan rumus sebagai berikut:

lnY = lnb0 + b1lnX1+ b2lnX2 + b3lnX3 +b4lnX4 + b5lnX5 µ keterangan :

Y = Produksi padi sawah (kg) b0 = Intercept

b1-b5 = koefisien regresi X1 = Luas lahan(Ha)

X2 = Penggunaan bibit (kg/ha) X3 = Penggunaan pupuk (kg/ha) X4 = penggunaan pestisida (kg/lt) X5 = tenaga kerja (HOK)

µ = Kesalahan pengganggu

(7)

24 3.6.4 Uji Asumsi Klasik

Beberapa persamaan regresi linier harus BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Ini berarti bahwa keputusan yang dibuat oleh uji-F dan uji-T tidak bias. Keputusan BLUE dapat dibuat dengan memasukkan tiga asumsi dasar:

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu memiliki distribusi normal dalam model regresi menggunakan uji one-sampel Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 0,05. Data dapat dinyatakan

terdistribusi normal jika signifikan yang diperoleh lebih besar dari 0,05.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan analsis yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh atau tidak pada variabel bebas dalam analsis regresi.

Anaslis regresi yang bagus yaitu tidak terdapat multikolinearitas. Setelah mendeteksi multikolinearitas, dapat melihat toleransi dan varians faktor inflasi (VIF) sebagai tolok ukur. Toleransi sebesar 0,10 dan nilai VIF sebesar 10 menunjukkan multikolinearitas dalam penelitian ini.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan dalam regresi untuk menguji apakah varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tidak sama.

Prasyarat yang harus dipenuhi model regresi adalah tidak terdapat indikasi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik terdistribusi secara acak di atas dan di bawah

(8)

25

sumbu y angka 0, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas.

3.6.5 Uji t

Uji-t dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel. Jika nilai sig t tabel mempunyai pengaruh variabel X terhadap variabel Y, sedangkan untuk nilai sig > 0,05 atau t hitung < . Pada tabel t hitung variabel X tidak berpengaruh terhadap variabel Y (Aprilyanti 2017). Untuk melihat pentingnya efek variabel independen secara terpisah Uji-t digunakan untuk variabel terikat. Kriteria t- hitung adalah: Jika nilai t-hitung lebih kecil atau sama dengan t-tabel, maka hipotesis Ho diterima dan Hi ditolak. Artinya variabel i tidak berpengaruh besar terhadap produksi sebagian. Jika nilai t-hitung lebih besar atau sama dengan t- tabel, maka hipotesis Ho ditolak dan Hi diterima. Artinya variabel ke-i secara parsial berpengaruh besar terhadap produksi.

3.6.6 Uji F

Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel.

Dimana jika nilai sig F tabel maka terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y.sedangkan jika nilai sig >0,05 atau F hitung< F tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel X secara simultan terhadap variabel Y (Aprilyanti 2017). Kriteria F- Hitung:

- Jika F-hitung lebih kecil atau sama dengan F-tabel, maka Ho diterima, berarti tidak ada satu pun variabel independen yang berpengaruh terhadap produksi.

- Jika F-hitung lebih besar atau sama dengan F-tabel, maka Hi diterima, Minimal

terdapat satu variabel independen yang berpengaruh terhadap produksi.

(9)

26 3.6.7 Uji Koefisien determinasi (R2 )

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menentukan persentase variabel bebas yang secara bersama-sama dapat menjelaskan variabel terikat.

Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Koefisien determinasi (R2) = 1 berarti variabel bebas menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel terikat. Jika koefisien determinasi (R2) = 0, ini berarti variabel independen tidak dapat menjelaskan variasi dependen. (Aprilyanti 2017).

3.7 Pengukuran Variabel

Variabel yang diukur dalam penelitian untuk menetahui faktor yang mempengaruhi usahatani bawang merah. Berikut variabel yang digunakan dalam penelitian ini:

Tabel 3.1 Pengukuran variabel

No Variabel Sub Variabel Satuan Ukuran 1 Variabel

independen (X)

Luas lahan (X1) Luas lahan diukur dengan satuan hektar (Ha)

Benih (X2) Benih diukur dengan satuan Kg/ Ha

Pupuk (X3) pupuk di ukur dengan satuan Kg/

Ha

Pestisida (X4) pestisida satuan yang digunakan yaitu liter/Ha

Tenaga kerja (X5) Tenaga kerja satuan yang digunakan HOK

2 Variabel dependen (Y)

Produksi bawang merah (Y)

Produksi bawang merah di ukur dengan satuan Kg

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan penelitian yang berkaitan langsung dengan permasalahan yang dihadapi atau diperoleh melalui kegiatan

SOP DOKTER KEPERAWATAN • SOP SOP APOTEKER OUT COME PELAYANAN MELALUI ASUHAN STANDARD PELAYANAN FARMASI RS LEADERSHIPDAN MANAJEMEN DAN KOMPETENSI PROFESI DALAM

Hasil yang didapatkan yaitu perhitungan waktu kontrak yang dihitung ulang dengan menggunakan metode PERT menghasilkan probabilitas penyelesaian yang sangat kecil, meskipun jumlah

Kesimpulan dari sistem klasifikasi penyakit retinopati diabetik berdasarkan citra digital fundus mata menggunakan metode ekstrasi ciri 3D GLCM dan metode

Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui apakah pemberian ekstrak jahe merah ( Zingiber officinale var rubrum) dapat menurunkan kadar enzim ALT dan

Perencanaan bangunan ini berbeda dengan orientasi massa bangunan pada rumah sakit umum, pada bangunan BBKPM Bandung, kebutuhan fungsi ruang dan penempatan bukaan berada pada