• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT TUGAS. Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih atas kerjasama dan bantuan yang diberikan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SURAT TUGAS. Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih atas kerjasama dan bantuan yang diberikan."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Jakarta, 27 Mei 2022 No. : 173/Ketua/V/2022

Hal : Penugasan Mewakili STFT Jakarta

SURAT TUGAS

Mengacu pada surat PERSETIA no. 0050/A.A4/05.2022 tanggal 25 Mei 2022 perihal undangan Studi Institut PERSETIA dengan tema “Gereja dan Teologi dalam Sejarah” yang akan dilaksanakan pada 13-15 Juni 2022, maka melalui surat ini Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta (STFT Jakarta) menugaskan Yusak Soleiman, Ph.D. (Dosen Tetap STFT Jakarta) sebagai salah satu narasumber dan Leonard Bayu Laksono, M.Si. (Asisten Dosen Pengampu STFT Jakarta) sebagai peserta kegiatan tersebut mewakili STFT Jakarta.

Demikian Surat Tugas ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya. Terima kasih atas kerjasama dan bantuan yang diberikan.

Salam hormat,

Septemmy Eucharistia Lakawa, Th.D.

Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

(4)

Nomor : 0051/A.A3/05.2022 Jakarta, 25 Mei 2022 Lamp. : 2 (dua) berkas

Perhal : Surat Permohonan Narasumber

Kepada Yth;

Pdt Yusak Soleiman Ph.D

Di Tempat

Salam Sejahtera,

Studi Institut PERSETIA 2022 mengambil tema “Gereja dan Teologi dalam Sejarah” akan dilaksanakan pada tanggal 13 – 15 Juni 2022 melalui aplikasi ZOOM. Studi Institut kali ini akan diikuti oleh 100 (seratus) orang peserta yaitu Ketua/Dekan/Pimpinan Sekolah Tinggi Teologi dan atau Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah Gereja, Dogmatika dari sekolah Anggota, Calon Anggota dan Mitra PERSETIA.

Sehubungan dengan itu, kami mohon kesediaan Bapak Pdt Yusak Soleiman Ph.D memberikan Materi pada:

Senin, 13 Juni 2022, Pukul 10.30-12.00 WIB dengan topik : Tinjauan Teologis

“Kelemahan Serius Studi Sejarah Kekristenan di Indonesia dan Pencarian Peluang

untuk Peningkatan Kualitas Studi Sejarah kekristenan di Indoenesia”.

(ToR dan Jadwal terlampir)

Durasi presentasi adalah 25-30 menit dan dilanjutkan dengan Tanya-jawab. Mengingat bahwa kegiatan seperti ini mempunyai bobot akademis, kami mohon agar Bapak mempersiapkan materi dalam bentuk Microsoft Word dan Power Point sehingga materi tersebut dapat melengkapi para peserta, juga sebagai dokumen di PERSETIA.

Demikianlah permohonan kami, atas perhatian, bantuan dan kerjasama yang diberikan, kami sampaikan terima kasih. Kiranya Tuhan memberkati kita sekalian dalam visi bersama untuk memajukan Pendidikan di Indonesia dan membawa bangsa kearah yang lebih baik.

Contact Person : Pdt. Lenta Enni Simbolon (082135187980, email :

persetia@gmail.com

)

Teriring salam dan doa, a/n. Pengurus PERSETIA Direktur Pelaksana

Pdt. Lenta Enni Simbolon, M.Div., Th.M

Cc: Pengurus PERSETIA

(5)

P E R S E T I A

Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia Association of Theological Schools in Indonesia Jl. Proklamasi 27, Jakarta 10320, Indonesia

KERANGKA ACUAN

Studi Institut PERSETIA (Virtual), 13-15 Juni 2022.

Tema : “Gereja dan Teologi dalam Sejarah”

Host: Pengurus PERSETIA

I. PENDAHULUAN DAN LATAR BELAKANG 1. Latar Belakang

Studi Institut (SI) telah menjadi program tahunan PERSETIA sejak tahun 1973. Pelaksanaan program ini sangat bermanfaat bagi dosen-dosen karena menjadi momen dan wadah untuk berbagi pengalaman mengajar, saling belajar untuk menambah pengetahuan dalam tema khusus yang menjadi pokok pembahasan SI dalam rangka memajukan pendidikan teologi di bidang studi masing-masing.

2. Diskripsi Studi

Studi Sejarah Kekristenan (d/h. Sejarah Gereja) merupakan bagian yang penting dalam mempersiapkan para calon teolog dan bagi lembaga gereja untuk pengembangan dirinya. Studi Institut ‘Gereja dan Teologi dalam Sejarah’ bertujuan untuk mengamati perkembangan studi ini di Indonesia dan bagaimana gereja-gereja telah memanfaatkan hasil studi ini untuk berbagai kepentingannya. Para akademisi akan mendiskusikan aspek-aspek terkait dengan situasi studi Sejarah Kekristenan di Perguruan Tinggi Teologi: komposisi dan kualifikasi dosen, sumber- sumber belajar, penelitian sejarah, dan publikasi.

Para pemimpin gereja akan mendiskusikan bagaimana hasil-hasil studi Sejarah

Kekristenan telah dimanfaatkan hingga sekarang, dan kebutuhan-kebutuhan baru yang

dilihat/disadari oleh pemimpin gereja serta harapan kepada para akademisi (dhi. para sejarawan-

teolog) untuk dapat memperlengkapi gereja (para pemimpin dan warga gereja). Percakapan

intensif dan mendalam di antara para pihak diharapkan dapat memberikan pencerahan bagi

semua pihak untuk memberikan arah yang positif bagi studi teologi, studi sejarah, dan

memampukan para pemimpin gereja melayani gereja dengan wawasan historis dan teologis yang

lebih baik.

(6)

P E R S E T I A

Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia Association of Theological Schools in Indonesia Jl. Proklamasi 27, Jakarta 10320, Indonesia

II. TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Tujuan Umum.

Peserta memiliki pemahaman tentang gereja dan teologi dalam sejarah kekristenan.

2. Tujuan Khusus.

a. Agar peserta menemukan mengamati perkembangan studi ini di Indonesia dan bagaimana gereja-gereja telah memanfaatkan hasil studi ini untuk berbagai kepentingannya

b. Agar peserta mendiskusikan aspek-aspek terkait dengan situasi studi Sejarah Kekristenan di Perguruan Tinggi Teologi: komposisi dan kualifikasi dosen, sumber-sumber belajar, penelitian sejarah, dan publikasi.

c. Agar peserta mampu menemukan arah yang positif bagi studi teologi, studi sejarah, dan memampukan para pemimpin gereja melayani gereja dengan wawasan historis dan teologis yang lebih baik.

III. NAMA KEGIATAN

Studi Institut (SI) PERSETIA 2022 dengan tema “Gereja dan Teologi dalam Sejarah”

IV. POLA, METODE DAN KEGIATAN

a. Pola yang dipergunakan adalah curah pendapat (sharing) bersama dengan idenitifikasi masalah baik secara teoritis maupun pengalaman disertai hasil pengkajian terhadap tema

“Gereja dan Teologi dalam Sejarah”.

b. Metode yang dikembangkan adalah seminar, dengan presentasi narasumber dan peserta studi.

c. Kegiatan yang dilaksanakan adalah presentasi dan diskusi kelompok

V. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu : 13 – 15 Juni 2022

Tempat dan Host : Aplikasi Zoom/Pengurus PERSETIA

(7)

P E R S E T I A

Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia Association of Theological Schools in Indonesia Jl. Proklamasi 27, Jakarta 10320, Indonesia

VI. PESERTA DAN KRITERIA PESERTA

Peserta Studi Institut (SI) ini berjumlah 100 orang berasal dari sekolah-sekolah anggota PERSETIA dan sekolah-sekolah calon anggota serta utusan gereja. Peserta yang ditugaskan oleh sekolah-anggota adalah Ketua/Dekan/Pimpinan Sekolah Tinggi Teologi dan atau Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah Gereja, Dogmatika dll.

VII. MATERI DAN NARASUMBER Hari I, Senin 13 Juni 2022

Sesi 1: Tinjauan Umum

Topik : Situasi Terkini Kurikulum Teologi untuk Studi Sejarah Kekristenan Narasumber : Dr. John Saimima (FT UKIM Ambon)

Sesi 2: Tinjauan Teologis

Topik : Kelemahan Serius Studi Sejarah Kekristenan di Indonesia dan Pencarian Peluang untuk Peningkatan Kualitas Studi Sejarah kekristenan di Indoenesia.

Narasumber Pdt Yusak Soleiman Ph.D

Sesi 3: Tinjauan Teologis

Topik : Penelitian dan Publikasi Studi Sejarah Kekristenan di Indoenesia-Trend dan Peluang Narasumber : Dr. Amos Sukamto (STT INTI Bandung)

Hari II, Selasa 14 Juni 2022

Sesi 4: PDSGI dan PGI: Dokumentasi dan Digitasisasi Sumber-sumber Sejarah Lokal Kekristenan di Indoensia.

Narasumber: Yonea Sabatiari (PDSGI) dan Pdt. Surya S. Giamsjah (LITBANG PGI)

Sesi 5: Presentasi Sekolah Anggota PERSETIA Sharing tentang pengalaman :

a) Mengembangkan tema-tema dalam MK;

b) Kolaborasi dengan dosen bidang studi berbeda - tema apa saja yang dibicarakan;

(8)

P E R S E T I A

Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia Association of Theological Schools in Indonesia Jl. Proklamasi 27, Jakarta 10320, Indonesia

c) Mengelola sumber-sumber sejarah gereja lokal (tertulis dan lisan);

d) Rencana-rencana penelitian individual dan kolaboratif

Oleh STT GKI I.S Kijne Jayapura, STT Abdi Sabda Medan, STT HKBP Pematang Siantar, STT Cipanas, FTh UKAW Kupang.

Sesi 6 : Presentasi Sinode Gereja Topik : Sharing pengalaman

a) Menulis sejarah lokal masing-masing jemaat;

b) Ketersediaan arsip dan kelangkaannya;

c) Tidak memiliki peminat apa lagi ahli

Oleh Sinode HKBP, Sinode GKI di Tanah Papua, Sinode HKI, Sinode GMIT dan Sinode GKJ.

Hari III, Rabu 15 Juni 2022.

Sesi 7 : Diskusi Kelompok Sesi 8 : Pleno Hasil Diskusi

Evaluasi & Rekomendasi Hasil SI 2022 Penutupan

VIII. PEMBIMBING AKADEMIK

Pembimbing Akademik Studi Institute (SI) 2022 ini adalah:

Pdt. Dr. Asnath Niwa Natar, M.Th, Pdt. Dr. Purim Marbun dan Pdt. Yusak Soleiman, Ph.D

IX. ACARA DAN JADWAL

Acara dan Jadwal terlampir (terpisah)

X. PEMBIAYAAN

a. Mitra Luar Negeri/Donatur dan Pengurus PERSETIA menanggung pembiayaan Studi Institut

ini.

(9)

P E R S E T I A

Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia Association of Theological Schools in Indonesia Jl. Proklamasi 27, Jakarta 10320, Indonesia

b. Perwakilan sekolah anggota anggota PERSETIA mendaftar secara gratis, dengan peserta maksimal 2 (dua) orang dari sekolah yang sama.

c. Perwakilan sekolah calon/bakal calon anggota mengutus 1 (satu) orang peserta dan memberikan kontribusi sebesar Rp 250.000/orang.

XI. PENANGGUNGJAWAB DAN PELAKSANA

a. Penanggung jawab: Pengurus PERSETIA, dalam hal ini dilaksanakan oleh Pembimbing Akademik yang sekaligus bertindak sebagai Project Officer.

b. Pelaksana: Pengurus PERSETIA dan Direktur Pelaksana berserta Staf Kantor PERSETIA

Jakarta, Mei 2022

Project Officer dan Direktur Pelaksana

(10)

P E R S E T I A

Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia Association of Theological Schools in Indonesia Jl. Proklamasi 27, Jakarta 10320, Indonesia

SCHEDULE OF VIRTUAL STUDY INSTITUTE 2022 (VIA ZOOM) Gereja dan Teologi dalam Sejarah

Host : Pengurus PERSETIA 13-15 Juni 2022

Waktu Kegiatan

Pra Studi Institut Pada H -1: peserta diberikan Link Zoom Hari Pertama, Senin 13 Juni 2022

08.00-08.30 WIB Zoom Mulai Dibuka

08.30-09.00 WIB Doa Pembuka

Sambutan Ketua PERSETIA oleh Pdt. Yusak Budi Setyawan, MATS, Ph.D

Pengantar Umum SI 2021 oleh Project Officer

09.00-10.30 WIB Sesi 1

General Overview

Topik : Situasi Terkini Kurikulum Teologi untuk Studi Sejarah Kekristenan

Narasumber : Dr. John Saimima (FT UKIM Ambon)

10.30-12.00 WIB Sesi 2

Tinjauan Teologis

Topik : Kelemahan Serius Studi Sejarah Kekristenan di Indonesia dan Pencarian Peluang untuk Peningkatan Kualitas Studi Sejarah Kekristenan di Indoenesia.

Narasumber Pdt Yusak Soleiman Ph.D 12.00-13.00 WIB Istirahat: Makan Siang

13.00-15.00 WIB Sesi 3

Tinjauan Teologis

Topik : Penelitian dan Publikasi Studi Sejarah Kekristenan di Indoenesia-Trend dan Peluang

Narasumber : Dr. Amos Sukamto (STT INTI Bandung)

15.00 WIB Doa Penutup

Istirahat Hari Kedua, Selasa 14 Juni 2022

08.00-08.15 WIB Zoom mulai dibuka Doa Pagi

08.15-10.15 WIB Sesi 4

PDSGI dan PGI: Dokumentasi dan Digitasisasi Sumber-sumber Sejarah Lokal Kekristenan di Indoensia.

Narasumber: Yonea Sabatiari (PDSGI) dan Pdt. Surya S. Giamsjah (LITBANG PGI)

(11)

P E R S E T I A

Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia Association of Theological Schools in Indonesia Jl. Proklamasi 27, Jakarta 10320, Indonesia

10.15-12.15 WIB Sesi 5

Presentasi Sinode Gereja Topik : Sharing pengalaman

a) Menulis sejarah lokal masing-masing jemaat;

b) Ketersediaan arsip dan kelangkaannya;

c) Tidak memiliki peminat apa lagi ahli Oleh

Sinode HKBP

Sinode GKI di Tanah Papua Sinode HKI

Sinode GMIT Sinode GKJ

12.15-13.15 WIB Istirahat: Makan Siang

13.15-15.15 WIB Sesi 6

Presentasi Sekolah Anggota PERSETIA Sharing tentang pengalaman :

a) Mengembangkan tema-tema dalam MK;

b) Kolaborasi dengan dosen bidang studi berbeda - tema apa saja yang dibicarakan;

c) Mengelola sumber-sumber sejarah gereja lokal (tertulis dan lisan);

d) Rencana-rencana penelitian individual dan kolaboratif Oleh

STT GKI I.S Kijne Jayapura, STT Abdi Sabda Medan, STT HKBP Pematang Siantar, STT Cipanas,

FTh UKAW Kupang.

15.15 WIB Doa Penutup

Istirahat Hari Ketiga, Rabu 15 Juni

2022

08.00-08.15 WIB Zoom mulai dibuka Doa Pagi

08.15-10.00 WIB Sesi 7

Diskusi Kelompok Project Officer

10.00-12.15 WIB Sesi 8

Pleno Hasil Diskusi

(12)

P E R S E T I A

Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia Association of Theological Schools in Indonesia Jl. Proklamasi 27, Jakarta 10320, Indonesia

Evaluasi & Rekomendasi Hasil SI 2021 Project Officer

Penutupan Doa Penutup

(13)

1

KELEMAHAN SERIUS STUDI SEJARAH KEKRISTENAN DI INDONESIA &

PENCARIAN PELUANG UNTUK PENINGKATAN KUALITAS STUDI SEJARAH KEKRISTENAN DI INDONESIA

Yusak Soleiman, Ph.D dan Yonea Sabatiari, S.Si (teo.), M.Hum.

DUA PERSOALAN TEKNIS

1. Kualifikasi Resource Persons – peninjauan atas data dosen Mata Kuliah bidang Sejarah Kekristenan.

Berapa banyak dosen sejarah yang dibutuhkan? Apa saja mata kuliah yang diampu? Apakah latarbelakang pendidikan para dosen sejarah sudah sesuai dengan penugasannya?

Hingga akhir 2020 dalam Pangkalan Data DIKTI (per-Mei 2022) ditemukan 124 pendidikan tinggi teologi (TABEL 1). Hingga pertengahan 2022 PERSETIA (https://persetia.or.id/anggota/) tercatat memiliki 57 anggota dan PASTI (https://www.pasti.or.id/daftar-anggota/) 42.

Pada tahun 2016/17 diperkirakan jumlah sekolah teologi pada jenjang pendidikan tinggi diduga berjumlah antara 300 hingga 600. Jumlah yang sebenarnya ternyata tidak dapat dipastikan, tidak oleh DIKTI, juga tidak oleh DBK Kemenag, apalagi oleh asosiasi seperti PERSETIA dan PASTI.

Hal yang dapat diduga mendekati kepastian adalah bahwa situasi bidang studi Sejarah Kekristenan tidaklah baik-baik saja. Bila jumlah sekolah teologi di Indonesia antara 300 hingga 600, maka paling sedikit jumlah dosen berbekal pendidikan sejarah yang dibutuhkan antara 600 hingga 1000 orang. Dua dosen untuk satu bidang studi bukanlah jumlah ideal, melainkan jumlah minimal.

Saya akan menyampaikan hasil peninjauan sederhana atas situasi ini. PDSGI STFT Jakarta telah menjalankan survey pada tahun 2015 – 2020 atas beberapa aspek dari situasi pembelajaran sejarah Kekristenan pada perguruan tinggi teologi di Indonesia. Beberapa lembaga dan rekan dosen sangat kooperatif untuk memberikan data yang dibutuhkan. Banyak lembaga dan bahkan rekan dosen sejarah yang tampak canggung untuk berpartisipasi dalam survey. Dan untuk

menambah jumlah data, maka staf PDSGI memeriksa pangkalan data DIKTI dan beberapa website sekolah-sekolah teologi. Sangat disayangkan pangkalan data PERSETIA tidak kunjung siap (mungkin karena banyak sekolah anggota belum memahami kepentingan dan manfaat database tersebut kelak), sehingga asosiasi ini tidak dapat melihat dan memahami secara cepat dan tepat situasi dan perkembangan bersama sekolah-sekolah kita dari waktu ke waktu.

TABEL 2 menggunakan hasil survey tersebut dan akan menolong kita untuk melihat situasi resource persons bagi pendidikan sejarah di sekolah-sekolah teologi kita pada duapuluh tahun pertama abad XXI ini.

Perbedaan jenjang pendidikan Magister dan Doktor tidak terlalu dipentingkan, karena seorang Magister menurut undang-undang dan peraturan pendidikan yang berlaku sudah dapat menjadi dosen pengampu bagi mahasiswa program sarjana. Semua sekolah teologi pasti memiliki program sarjana. Seorang dosen bergelar Doktor menjadi syarat mutlak bila sekolah teologi menyelenggarakan pendidikan pascasarjana.

Jumlah Dosen dalam TABEL 2 adalah 44 orang dari 23 perguruan tinggi teologi (PTT) yang dipilih secara acak dari hasil survey PDSGI atas: 15 PTT dari 70 lebih PTT di Jawa; 15 dari

(14)

2

40 PTT di Sumatera; 3 dari 7 PTT di NTT-Bali; 5 dari 19 PTT di Kalimantan; 10 dari 23 PTT di Sulawesi; 8 dari 13 PTT di Papua; dan 1 dari 9 PTT di Maluku.

Hasil Analisis (tentatif) MATA KULIAH

Sejarah Kekristenan Global 30 (dengan nama-nama MK: SGU; SGU 1 & 2; SAK; SG 1) Sejarah Kekristenan Indonesia 30 (dengan nama-nama MK: SGI; SAK 2)

Sejarah Denominasi 11 (dengan nama-nama MK: SG Lokal; SG denominasi; dll.)

Sejarah Kekristenan Pelengkap1 14 (dengan nama-nama MK: SG Asia; Historiografi; Studi Tematis SG; dll.)

MK menyangkut studi sejarah bagi program sarjana tampaknya lebih memberikan prioritas pada pembekalan pengetahuan sejarah (MK Kekristenan Global; MK Kekristenan Indonesia) daripada metodologi dan historiografi. Apakah hal ini hendak menyatakan bahwa studi sejarah yang lebih serius baru akan dimulai pada jenjang Magister kelak?

Sebagian besar PTT adalah milik dan didirikan oleh gereja dan bertujuan untuk

mempersiapkan lulusannya untuk bekerja di gereja atau menjadi misionaris. Tidak semua lulusan dapat langsung kembali dan bekerja di gereja asalnya, oleh karena itu MK yang bersifat

denominasional tampaknya tidak menjadi prioritas bagi sebagian besar PTT. Apakah hal ini hendak menyatakan bahwa pendidikan denominasional sebaiknya di tempatkan pada proses gerejawi dalam persiapan calon pendeta?

Pada tahap ini, tanpa melihat beberapa contoh silabus, saya tidak dapat memastikan apakah muatan untuk MK dengan nama-nama yang sama ini juga sama. Muatan dari berbagai MK dengan nama yang sama ini memang bergantung pada dosen yang menyelenggarakan perkuliahan.

KEAHLIAN DOSEN

Kesesuaian Mata Kuliah dengan Kualifikasi/Keahlian Dosen (berdasarkan tinjauan atas PD DIKTI dan website PTT) memperlihatkan beberapa temuan menarik.

Tidaklah terlalu asing untuk menemukan dosen-dosen pengampu MK Sejarah yang juga mengampu MK lain baik yang masih berdekatan Sejarah Kekristenan (misalnya Tata Gereja atau tradisi tertentu dalam denominasi) hingga MK Biblika, MK Pastoral, MK Pendidikan, dst.

Kekurangan jumlah dosen-tetap diduga menjadi alasan untuk mendayagunakan dosen yang ada untuk mengajar MK apa saja, termasuk Sejarah.

Dugaan sementara saya – yang masih harus diuji dengan memeriksa publikasi dosen, dan tesis/dissertasi masing-masing dosen pengampu MK Sejarah ini – adalah tidak kurang dari setengah dosen pengampu sejarah di PTT Indonesia bukanlah Magister dan Doktor di bidang sejarah Kekristenan.

Secara acak dan cepat kita dapat menemukan contoh-contohnya. Misalnya dosen STT Baptis Bandung (TABEL 2#1) juga mengajar MK Biblika. Atau rekan saya dari STT Abdiel Ungaran (#5) yang adalah seorang Doktor Sistematik, ternyata mengajar MK Sejarah.

Persoalan serius yang perlu diperhatikan bukan saja ketidaksesuaian bidang keahlian, melainkan kenyataan kurangnya jumlah dosen untuk MK sejarah. Seorang dosen dengan keahlian tertentu bukan hanya dibutuhkan untuk kepentingan belajar-mengajar. Hal ini dapat diatasi dengan

1 a.l. SG Asia, Sejarah Misi, Sejarah Doktrin atau Dogma, Perjumpaan dengan Agama Lain dan Budaya, dll.

(15)

3

merekrut dosen tidak tetap. Yang lebih serius adalah ketimpangan dalam wacana dan dinamika berteologi di PTT bagi mereka yang kekurangan ahli sejarah.

2. Pemanfaatan dan ketersediaan sumber (primary and secondary sources) serta aksesibilitasnya (berdasarkan survey nasional PDSGI 2015 – 2020)

Masalah umum yang sudah berlangsung puluhan tahun mengenai sumber-sumber studi sejarah ini melibatkan banyak pihak dan bisa menjadi studi / peneltian sejarah tersendiri. Buku sejarah Kekristenan dalam berbahasa Indonesia sudah menjadi perhatian sejak pendidikan tinggi teologi tertua, HTS2 (diresmikan tahun 1934 di Bogor) mulai menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, pengganti Bahasa Belanda.

Beberapa buku sejarah Kekristenan berbahasa Indonesia dihasilkan antara lain oleh Th.

Müller Krüger, Sedjarah Geredja di Indonesia, I.H. Enklaar menerjemahkan buku H. Berkhof, Sedjarah Gereja. Buku-buku klasik ini terbit pada tahun 1950an dan 1960an. Mengikuti pola MK sejarah di STTh Jakarta, yang kemudian seolah-olah menjadi canon bagi semua penyelenggaraan MK sejarah di Indonesia.

Pada tahun 1980an Th. van den End menerbitkan Harta dalam Bejana yang dimaksudkan untuk mengkinikan karya Berkhof-Enklaar dari era 50an, dan pada awal 1990an dua jilid Ragi Carita diterbitkan untuk pengkinian karya Th. Müller Krüger.

Menjelang akhir abad XX, J.S. Aritonang dan K. Steenbrink merencanakan penerbitan A History of Christianity in Indonesia. Kini buku tebal ini pun sudah masuk dalam canon dan mendekati status klasik.

Rangkaian publikasi ini dapat dianggap telah melengkapi kebutuhan pendidikan teologi dan gereja-gereja di Indonesia untuk memperoleh orientasi mengenai sejarah selama lebih dari setengah abad pendidikan tinggi teologi di Indonesia. Para mahasiswa program sarjana diharapkan pernah membaca dan mempergunakan beberapa kali lima atau minimal tiga buku termuda ini untuk tugas-tugas MK sejarah.

Bagi sejarawan pada jenjang pascasarjana dan dosen sejarah tentu diharapkan mengenal dan dapat memafaatkan sumber-sumber primer secara lebih intensif dan bukan lagi sekadar sumber- sumber kedua seperti lima judul di atas. Komunitas sejarawan gereja di Indonesia dan Belanda sejak 1990an sangat terbantu dengan publikasi dari para mantan dosen Belanda di bidang sejarah gereja yang pernah bekerja di Indonesia. Mereka menerbitkan serial sumber-sumber dan juga sejumlah artikel. Beberapa publikasi serial sumber telah juga diterbitkan dalam terjemahan berbahasa Indonesia oleh BPK Gunung Mulia. Sedangkan untuk artikel dalam jurnal terbitan de Werkgroep voor de Geschiedenis van de Nederlandse Zending en Overzeese Kerken.

2 Lembaga pendidikan teologi yang lebih tua dari Hoogere Theologische School terdapat pada umumnya di Indonesia bagian timur sebagai bagian dari PKNI (Gereja Protestan Hindia Belanda; kini Gereja Protestan Indonesia) di Maluku, Minahasa, dan Timor; dan mungkin sudah ada juga di Sumatera dan Jawa.

HTS sejak semula dipersiapkan secara oikoumenis (melibatkan PKNI, zendingsconsulaat, dan badan misi Jerman) serta memiliki tuntutan akademis yang melebihi STOVIL di Hindia Belanda, serta sekolah zending di Rotterdam/Oegstgeest.

(16)

4

Dalam era digital pada awal abad XXI, kita dapat menikmati kemudahan untuk mengakses publikasi yang telah dihasilkan oleh Kelompok Kerja tersebut3:

http://resources.huygens.knaw.nl/retroboeken/zending/#page=0&accessor=toc&view=homePane

3 Selain dua rujukan ini, tentu pusat-pusat arsip zending di Eropa dan di Amerika Utara, sudah banyak yang melakukan digitisasi atas koleksi-koleksinya (baik berdasarkan permintaan dari gereja/sinode terkait di Asia dan di Afrik; mau pun atas inisiatif untuk memfasilitasi akses bagi para peminat sejarah). Untuk gereja-gereja di Indonesia, Arsip Dewan Pengurus Gereja Protestan Hindia Belanda (kini GPI) sudah dapat diakses secara digital, demikian juga beberapa arsip zending Belanda (tersimpan di Het Utrechtse Archief); arsip RMG di Wuppertal – Jerman (kantor UEM); dan mungkin juga sebgian arsip Bassler Mission di Basel - Swiss (kantor Mission 21).

Dan untuk rekan-rekan yang terkait dengan missi Inggris dan Amerika Utara (seperti tradisi Methodist, Baptist Amerika, Pentakostal Amerika) mungkin bisa berbagi informasi mengenai akses dan pemanfaatan arsip- arsip misinya.

(17)

5 https://worldcat.org/identities/lccn-n97050285/

Berbagai proyek studi dan publikasi atas sumber-sumber primer ini masih berlangsung terus.

Oleh karena itu masalah pertama yaitu kelangkaan dosen sejarah di sekolah-sekolah teologi akan berdampak serius pada studi sumber-sumber primer yang ketersediaannya (aksebilitas) sudah sedemikian luas dan cepat ini. Tak ada dosen sejarah yang kompeten di sekolah teologi, berarti tak ada studi sejarah serius yang menggunakan sumber-sumber primer ini.

Para dosen dari bidang studi bukan-sejarah tidak memiliki alasan yang cukup untuk belajar dan menguasai bahasa Belanda dan bagi beberapa gereja tertentu juga bahasa Jerman.

Maka dapat dimengerti bila mereka tidak mengenal sumber-sumber primer ini, apalagi mengaksesnya. Akibat dari situasi ini adalah para dosen, dan mahasiswanya hanya mengenal sejarah melalui sumber-sumber sekunder. Tak jarang saya menjumpai mahasiswa bahkan mahasiswa pascasarjana yang menyebut sumber-sumber sekunder bahkan turunannya sebagai data-sejarah.

Jalan pintas yang biasa dipergunakan oleh para dosen, mahasiswa, bahkan peneliti teologi pada umumnya yang tidak mengakses sumber-sumber primer adalah dengan menggunakan teori- teori besar dengan menggunakan data-data sejarah plasebo itu.

(18)

6

TIGA PERSOALAN PRINSIP

3. Perangkap sumber-sumber dan wawasan yang nasionalistik (terutama yang diwariskan oleh propaganda nasionalisme era 1940-1950an dan propaganda diskriminasi era 1970-1990an)

Contoh 1

Tulisan ketua MPH PGI dalam harian Suara Pembaruan yang muncul dalam peristiwa perayaan empatratus tahun kehadiran Protestantisme di Indonesia ini menjadi pemicu percakapan teologis penting bagi saya.4

Terlepas dari intensi tulisan tersebut, dan juga analisis (dan tafsiran) yang dipergunakan atas 27 Februari 1605, saya melihat ada kesadaran dan wawasan historis tertentu yang mendasarinya. Secara sederhana saya menyebutnya sebagai wawasan nasionalisme. Meninjau sejarah dengan wawasan seperti ini dapat mempersempit pandangan, dan dalam kasus ekstrem dapat menjadi pembacaan sejarah yang ahistoris.

4 Dalam bagian Introduction Disertasi Pangumbaran ing bang wetan – the Dutch Reformed Church in late eighteenth century Java – an eastern adventure (Zoetermeer, Boekencentrum, 2012) saya membahasnya. Ngelow dalam Gereja Basudara – prosiding Studi Institut Eklesiologi PERSETIA & GPI (Jakarta, PERSETIA, 2016) menyatakan bahwa Yewangoe pada waktu itu menggunakan pendekatan analisis pascakolonial, sehingga menghasilkan perspektif yang berbeda dengan yang saya pergunakan sebagai sejarawan.

(19)

7

Pertanyaan, apalagi pernyataan, bahwa perayaan GPI pada 2005 itu adalah ‘permulaan kekuasaan kolonialisme dan imperialisme Barat’, menyesatkan, atau minimal keliru. Karena Belanda bukanlah kekuasaan Barat yang pertama hadir di Maluku, melainkan Portugis. Penyebutan

‘di Indonesia’ dalam kalimat yang sama sudah jelas anakronisme, sama halnya dengan yang sudah berlaku puluhan tahun di Indonesia,

memperlakukan semua pejuang lokal di berbagai daerah sebagai pahlawan nasional Indonesia, dan mengabaikan kenyataan bahwa VOC tak mungkin dapat menembus masuk ke berbagai wilayah pesisir di berbagai pulau dan kepulauan bila tidak ada undangan dari para bangsawan dan raja-raja setempat yang saling berperang untuk memperluas pengaruh, wilayah, dan kekuasaan masing-masing.5

Contoh 2

Tulisan seorang arsitek dan urban study (studi di Leuven) di FB ini juga memperlihatkan kecenderungan yang sama, ketika membahas tentang benteng VOC dan gaya hidup orang Eropa di dalam benteng.

Pembacaan teliti atas sumber historis memperlihatkan bahwa mobilitas orang-orang di dalam benteng sangatlah terbatas. Mereka harus memiliki surat jalan bila akan mengunjungi pemukiman (koloni) lainnya. Situasi abad XVII – akhir abad XVIII (VOC: 1605-1799) sangatlah berbeda dengan zaman Hindia Belanda (1816 –

1942/49).

5 L.W. Nagtegaal, Riding the Dutch tiger – the Dutch East Indies Company and the northeast coast of Java 1680 – 1743, memberikan wawasan yang penting mengapa dan bagaimana VOC dapat hadir dan mendirikan benteng-benteng pertamanya di kawasan kekuasaan kerajaan Jawa – Mataram – yang sedemikian perkasa pada zamannya.

(20)

8

Imajinasi tentang administrasi dan kekuasaan kolonial dalam narasi nasionalisme mengenai era Belanda yang mencampur-adukkan periode VOC dengan HB, dan menghasilkan mitos ‘Indonesia dijajah 350 tahun’.

Mitos inilah yang menguasai baik sadar mau pun tak sadar berbagai wacana, termasuk wacana akademis dan gerejawi kita. Inilah perangkap pertama yang banyak kita jumpai dalam berbagai studi sejarah dan studi-studi lainnya.

(21)

9

4. Perangkap sumber-sumber dan wawasan zending (ketergantungan pada naskah-naskah terjemahan dan tulisan para missiologist6 dan zendeling7 abad XIX dan awal XX). Perangkap ini lebih subtil dibandingkan dengan perangkap sebelumnya.

Berbagai penelitian dan studi sejarah yang berkembang selama puluhan tahun di Indonesia, berhutang banyak pada kerjakeras para sarjana Eropa yang tekun mengumpulkan, menganalisis, dan kemudian menghasilkan berbagai tulisan sejarah baik tentang pekerjaan para pendahulu mereka mau pun tentang orang-orang Kristen pada tahap-tahap awal Kekristenan di Indonesia. Dan pada abad XXI ini akses kepada sumber-sumber primer terbuka semakin luas bila putra-putri Indonesia dapat dan mau memanfaatkan arsip-arsip digital.

Beberapa generasi teolog sebelum saya sering mendapat status dan keistimewaan (privilege) karena kemampuan mereka berbahasa Belanda (dan Jerman), sehingga dapat dengan mudah (bila mau) untuk mengakses arsip-arsip zending yang tersebar di Belanda, Jerman, dan Swiss. Sebagai orang yang pernah mengalami tak dapat mengakses dan kini dapat dengan leluasa mengaksesnya saya dapat memahami perasaan dan pikiran para teolog dan sejarawan Indonesia ketika berhadapan (terpaksa atau sukarela) dengan sumber-sumber zending ini.

Perangkap kedua terjadi ketika para dosen dan mahasiswa yang berhasil mengakses sumber-sumber primer ini sudah merasa puas dan mengerti situasi historis pada subyek atau pun periode studi mereka. Hal ini bisa dilacak pada daftar acuan yang dipergunakan oleh para

mahasiswa program sarjana mau pun pascasarjana yang (memang dengan bersusah payah) berhasil membaca dan memahami sumber-sumber Eropa ini. Memang ada banyak kritik bahwa Kekristenan dan wawasan Kekristenan Indonesia cenderung eropa-sentrik. Kritik ini ada benarnya, namun dengan mengabaikan sumber-sumber tersebut juga adalah kebodohan yang sangat serius.

Pengalaman saya bekerja dengan sumber-sumber non-gerejawi, arsip pemerintah dan arsip lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya, menyadarkan saya betapa sempitnya wawasan studi sejarah bila hanya tergantung pada sumber-sumber zending. Pengalaman menyelenggarakan pelatihan untuk dokumentasi dan penulisan sejarah lokal di beberapa PTT serta gereja di

Indonesia membuka mata saya akan kebutuhan serius pada pencarian dan penataan sumber- sumber sejarah lokal. Arsip zending yang sangat kaya itu, selain didampingi dengan pembacaan arsip-arsip sekular sezaman, perlu juga diperhadapkan dengan catatan historis para pendahulu kita sendiri, yaitu orang-orang Kristen beberapa generasi pertama di tempat dan gereja kita masing-masing.

Menggunakan arsip zending adalah langkah awal/pembuka dalam studi sejarah yang serius dan bertanggungjawab. Hal ini perlu dilengkapi dengan mempelajari dokumen sekular sezaman serta berbagai sumber lokal (tradisi lisan; peninggalan masyarakat adat; dlsb.).

6 Karya-karya klasik para sejarawan dan missiologist berbahasa Inggris yang terkenal, antara lain: Latourette, A History of Christianity, Neill, A History of Christian Missions, dan karya-karya klasik lainnya secara umum mengisahkan sejarah missi atau konversi/alih-agama; karya-karya klasik ini berbeda dengan publikasi selama tigapuluh hingga empatpuluh tahun terakhir lebih bertitik berat pada teori-teori missi seperti misalnya Bosch, Transforming Mission, Bevans, dst.

7 Para zendeling menulis laporan rutin yang dikirim kepada lembaga pengutus sebagai pertanggungjawaban biaya dan karya. Laporan diterbitkan dalam jurnal-jurnal missi, antara lain De Opwekker, Mededeelingen, dst; dan laporan yang lebih komprehensif seperti Coolsma, De zendingseeuw voor Neederlansch Oost-Indië, Van Boetzelaer, dan Kraemer bahkan menjadi buku standar yang dipergunakan para peneliti berikutnya, baik dalam bentuk asli mau pun terjemahan.

(22)

10

5. Perangkap teologi kontekstual era 1980an (kritis terhadap segala dan semua yang berasal dari Barat; dan permisif/toleran untuk segala dan semua yang ‘kontekstual’)

Generasi Kristen yang lahir pada periode menjelang Perang Dunia II dan beberapa tahun sesudahnya menjadi perintis perkembangan teologi kontekstual dalam berbagai aspeknya.

Berbagai publikasi mereka terutama berkembang pada akhir 1960’an dan sepanjang tahun 1970an. Mahasiswa dan dosen teologi di Indonesia bergumul dan kemudian berhasil

mengembangkan teologi-teologi kontekstual sejak 1970an. Sebelum 1970an teologi yang dianggap kontekstual di Indonesia pada umumnya merupakan berbagai upaya untuk menerapkan teori dan konsep yang telah ada dan dikembangkan di tempat lain, dalam konteks Indonesia. Pendekatan asimilasi, mengindonesiakan atau mempribumikan yang Barat, tampaknya sejalan dengan iklim ideologis nasionalisme yang dominan pada masanya.

Sejak 1980an mulai tampak beberapa usaha untuk semakin merelatifkan dominasi teologi Barat di Indonesia. Kepercayaan diri ini tampaknya juga sesuai dengan iklim politik dan sosial yang mewarnai banyak bangsa-bangsa non-Barat. Ideologi dan benturan ideologi yang dominan

menguasai dunia sejak awal abad XX menghadapi krisis yang serius: komunisme runtuh, kapitalisme dikritik tanpa henti hingga kini. Tingkat dan peringkat kesejahteraan bangsa-bangsa Asia mengalami kemajuan yang menonjol. Maka ciri yang menonjol adalah berbagai eksperimen teologi yang berusaha merelatifkan bahkan melepaskan diri dari dominasi teologi Barat, serta mencari akar teologis pada adat dan budaya setempat.

Dalam pengamatan saya hal yang berkembang sejak 1980an ini masih berlaku hingga sekarang, namun dengan arah perkembangan yang tidak sehat. Bila pada era zending, ada serangan kepada berbagai kebudayaan lokal, maka dengan rasa percaya diri yang tinggi para teolog

kontekstual kini balik menyerang sambil memberikan pembenaran pada warisan-warisan lokal yang terkikis atau tertindas oleh Kekristenan Barat masa lalu itu. Berbagai persilangan antara teologi dengan ilmu-ilmu humaniora lainnya: sosiologi, antropologi, sejarah, dst., memberikan cukup banyak pendekatan teoritis untuk membangun pendekatan yang sangat kritis terhadap Barat dan Kekristenan di satu pihak, dan di pihak lagi ber-apologetik bagi yang lokal.

Perkembangan yang tak sehat dan kemandekan pada pendekatan yang sama sejak 1980an ini, menurut saya disebabkan oleh intensi yang baik dari semacam ‘pengakuan dosa’ orang-orang Kristen terhadap berbagai ‘kesalahan’ Kekristenan di masa lampau. Secara sederhana mungkin dapat diringkas demikian: ‘Kritis terhadap Kristen dan Barat adalah wajib. Simpatik dan kondusif terhadap yang lokal adalah wajib.’

(23)

11

BEBERAPA TEMUAN AWAL

(YANG MASIH PERLU DIUJI DENGAN DATA-DATA YANG LEBIH BANYAK DAN RINCI)

1. Kekurangan dosen sejarah perlu ditanggulangi dengan serius, bila PTT dan gereja hendak mengembangkan wacana dan praktik berteologi yang sehat.

2. Keterbatasan dan ketidakmampuan mengakses sumber-sumber primer, terutama untuk sejarah Kekristenan di Indonesia menyebabkan rendahnya kualitas studi sejarah Kekristenan Indonesia.

3. Mitos historis cenderung tidak disadari dan masih kuat mempengaruhi pembacaan sejarah di Indonesia, termasuk dalam studi sejarah Kekristenan Indonesia.

4. Ketergantungan pada perspektif dan literatur Barat yang masih cukup kuat, baik dalam sumber-sumber primer mau pun narasi historisnya. Penggalian dan dokumentasi sumber-sumber lokal, serta

pemanfaatannya menjadi kebutuhan mendesak bagi studi sejarah yang lebih menyeluruh.

5. Sikap yang kritis (mulai berkembang dan menjadi kebiasaan) terhadap perspektif dan sumber-sumber Barat tidak dibarengi dengan sikap yang sama terhadap sumber-sumber lokal.

(24)

12

KEMUNGKINAN DAN PELUANG UNTUK PENGEMBANGAN STUDI SEJARAH KEKRISTENAN PADA DEKADE KETIGA ABAD XXI

1. Studi yang lebih utuh pada berbagai lapis dan periode sejarah Kekristenan di Indonesia:8 era VOC, Inter-regnum (Prancis-Daendels kemudian Inggris-Raffles), era Hindia-Belanda, era Jepang,9 era Konfrontasi Indonesia-Belanda (1945-1949),10 era Nasionalisme radikal (era Soekarno), era Pembangunan dan represi (era Soeharto), era Multi-partai (Habibie hingga kini).11

2. Masing-masing sekolah, bersama gereja-gereja pemilik/pendukung, mengembangkan Pusat

Dokumentasi Sejarah Lokal untuk menghimpun, menata, serta menganalisis sumber-sumber sejarah lokalnya sebagai counter part dari sumber-sumber sejarah lainnya (nasional, internasional, denominasional, ekumenikal, dst)

3. Gereja dan sekolah teologi bersungguh-sunggu mempersiapkan sejarawan muda dengan baik dan sabar.

Baik dan sabar ini penting karena berdasarkan pengalaman: a) sangat sulit mencari mahasiswa yang berminat dengan studi sejarah; b) tingkat kegagalan atau peralihan minat calon dosen sejarah selama masa studi cukup besar.

Rendahnya minat mahasiswa biasanya terkait dengan keterbatasan wawasan dosen pengampu, dan aplikasi praktis yang minimal pada saat kelak ia menjadi pendeta atau penginjil. Bila gereja dan sekolah dapat mengantisipasi dan mengatasi dua hal ini, semoga terjadi peningkatan peminat bagi studi sejarah Kekristenan.

Secara umum memang dukungan dari gereja dan oleh sekolah bagi calon dosen yang akan atau sedang menjalani studi lanjut sangatlah penting; khusus bagi calon dosen dan dosen yang menempuh studi sejarah bisa dilakukan dengan memanfaatkan sekaligus menantang sejarawan muda untuk mencari dan menemukan warisan-warisan penting yang dapat memperkaya kehidupan masa kini Kekristenan (sembari menghindari perangkap-perangkap yang telah saya sebutkan).

8Pengembangan dari Yusak Soleiman, ‘The availability of Archives for Church History’ dalam Huub Lems (ed.), Mission History and Mission Archives, Utrecht, Stichting de Zending der PKN, 2012. Terjemahannya dapat dibaca di https://www.academia.edu/7059340/catatan_tentang_Dokumentasi_SGI

9 Studi tentang GMIM pada periode Jepang, adalah studi langka yang sangat menarik oleh Beatrix Pandeirot- Lengkong.

10 H. Smit, Gezag is gezag . . . kanttekeningen bij de houding van de gereformeerden in de Indonesische kwestie (Hilversum, 2006) dan H. van de Wal, Tot op het bot verdeeld – Nedelandse protestanten, de zending en de Indonesische revolutie (Zoetermeer, 2012) merupakan studi yang membahas periode konflik Indonesia – Belanda, yang tampaknya juga cukup langka dipelajari. Buku van de Wal sudah dapat dibaca dalam edisi bahasa Indonesia.

11 Saya memberikan penamaan yang tidak lazim sebagai kritik terhadap penamaan yang dipaksakan oleh penguasa dan media, serta dengan maksud mempertajam kenyataan historis yang terjadi pada setiap era yang dialami Indonesia merdeka.

(25)

13

TABEL 1: PROGRAM SARJANA TEOLOGI terdaftar dalam Pangkalan Data DIKTI pada tahun 2019/2020

No Wilayah Sekolah Teologi

1 Wilayah 01 - Sumatra Utara 16

2 Wilayah 02 - Lampung-Palembang 2

3 Wilayah 03 - Jakarta 18

4 Wilayah 04 - Bandung-Jawa Barat 14

5 Wilayah 05 - Yogyakarta 1

6 Wilayah 06 - Jawa Tengah 11

7 Wilayah 07 - Jawa Timur 16

8 Wilayah 08 - Nusa Tenggara-Bali 7

9 Wilayah 09 - Sulawesi 14

10 Wilayah 10 - Batam-Riau 6

11 Wilayah 11 - Kalimantan 6

12 Wilayah 12 - Kep. Maluku 2

13 Wilayah 14 - Papua 11

SEKOLAH TEOLOGI TERDAFTAR 124

(26)

14

TABEL 2 – DATA TERPILIH DARI HASIL SURVEY 2015 – 2020 oleh PDSGI-STFT Jakarta12

Nama Asal Institusi

Riwayat Pendidikan

Riwayat Mengajar

S1 S2 S3

1 MATIAS AWIYONO

Sekolah Tinggi Teologi Baptis Bandung

Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia

Sekolah Tinggi Teologi Baptis Bandung

SEJARAH GEREJA BAPTIS

SEJARAH GEREJA UMUM

2 NAPOLEON MANALU

Sekolah Tinggi Teologi Kadesi Bogor

Sekolah Tinggi Teologi Jaffray Jakarta (S1)

Sekolah Tinggi Teologi Bethel The Way, Jakarta (S2)

SEJARAH GEREJA

UMUM 3 NOFIA HUDAYA Sekolah Tinggi

Teologi

Cipanas SEJARAH

KEKRISTENAN INDONESIA

4 YUSUF SLAMET HANDOKO

Sekolah Tinggi Teologi Cianjur

Universitas Diponegoro (1996) Sekolah Tinggi Teologi Parakletos Surabaya (2012)

STT Internasional Harvest Tangerang (2007)

Sekolah Tinggi Teologi IKAT Jakarta (2018)

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA UMUM

SEJARAH GEREJA ASIA

5 MINGGUS MINARTO PRANOTO

Sekolah Tinggi Teologi Abdiel Ungaran

Sekolah Tinggi Teologi Abdiel Ungaran

Asian Graduate School Of Theology

Sekolah Tinggi Teologi Jakarta

SEJARAH GEREJA UMUM

SGU 1

SEJARAH GEREJA ASIA

6

DENNY DWIATMADJA KRISTIANTO, S.TH., MK.

Sekolah Tinggi Teologi Abdiel

Ungaran STT Institut

Injil Indonesia Batu (I-3)

SEJARAH GEREJA UMUM

SEJARAH GEREJA ASIA

7 URBANUS ADVENTUS LAWALATA

Sekolah Tinggi Teologi Johanes Calvin Bali

Universitas Pattimura Sekolah Tinggi Teologi Johanes Calvin Bali

Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Sekolah Tinggi Teologi Johanes Calvin Bali

SEJARAH GEREJA UMUM

SEJARAH GEREJA INDONESIA

8 CHARLES SIHOMBING

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia Bandar Baru

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia Bandar Baru

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Methodist Indonesia Bandar Baru

SEJARAH GEREJA METHODIST SEJARAH GEREJA INDONESIA SEMINAR SEJARAH GEREJA

9 MAROJOHAN HUTABARAT

Sekolah Tinggi Teologi Paulus Medan

Sekolah Tinggi Teologi HKBP

Sekolah Tinggi Teologi Paulus

Medan

SEJARAH GEREJA ASIA

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA UMUM II 10 BOIMIN SIRAIT

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Medan

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Medan

Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

SEJARAH GEREJA

INDONESIA

12 Tabel 2 adalah rangkuman sementara dari proses penelitian dan penulisan yang masih berlangsung. Data ini bukan untuk publikasi umum dan tidak dapat dipergunakan tanpa disertai penjelasannya oleh penyusun data (dhi. PDSGI STFT Jakarta).

(27)

15

11 HIERONYMUS POLTAK MANALU

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Medan

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Medan

Sekolah Tinggi Teologi Baptis

Medan

SEJARAH GEREJA UMUM 1 SEJARAH GEREJA UMUM 2 SEJARAH GEREJA INDONESIA

12 HENKY M.P SIGALINGGING

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Medan

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Medan

Sekolah Tinggi Teologi Baptis

Medan

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA UMUM I

SEJARAH GEREJA ASIA

13 HASAHATAN HUTAHAEAN

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Sekolah Tinggi Teologi Cipanas Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA UMUM

SEJARAH GEREJA ASIA

14 LENNY SIHOTANG

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Sekolah Tinggi Teologi Paulus Medan

Sekolah Tinggi Teologi Paulus

Medan SEJARAH GEREJA

UMUM

15 ELIRANI GEA

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Sekolah Tinggi Teologi

Sumatera Utara SEJARAH GEREJA UMUM

16 DESMAN JOSAFAT BOYS

Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Lumbantor

Sekolah Tinggi Theologia Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

STAK Negeri Tarutung

SEJARAH GEREJA UMUM 1 SEJARAH GEREJA UMUM 2 SEJARAH GEREJA ASIA

SEJARAH GEREJA INDONESIA 17 BENYAMIN LENA

Sekolah Tinggi Teologi Pantekosta Sumut - Aceh

Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Jakarta

Sekolah Tinggi Teologi William Carey Medan

SEJARAH GEREJA

PANTEKOSTA

18 ELIEZER ANDELTA SINUKABAN

Sekolah Tinggi Teologi Pantekosta Sumut - Aceh

Universitas Methodist Indonesia (Ekonomi)

Sekolah Tinggi Teologi Baptis Indonesia

SEJARAH GEREJA UMUM 1 SEJARAH GEREJA UMUM 2 (ASIA) SEJARAH GEREJA PANTEKOSTA SEJARAH GEREJA INDONESIA

19 ALEXANDRA BINTI

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (GKE)

Sekolah Tinggi Teologi Jakarta

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis (GKE)

SEJARAH AGAMA KRISTEN

SEJARAH GEREJA ASIA

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH PERJUMPAAN KRISTEN-ISLAM (HISTORIKA) SEJARAH GKE SEJARAH GEREJA LOKAL

(HISTORIKA) SEJARAH GEREJA

(28)

16

UMUM 1 METODOLOGI SEJARAH (HISTORIKA) SEJARAH GEREJA UMUM 2 PENGANTAR TENTANG SEJARAH GEREJA 20 YULIANUS MAREN

Sekolah Tinggi Agama Kristen Abdi Wacana Pontianak

Sekolah Tinggi Agama Kristen Abdi Wacana Pontianak

Sekolah Tinggi Teologi

Kalimantan

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA UMUM

21 ADRIE POTU Institut Kristen Borneo

STT Bethany

Balikpapan Institut Kristen

Borneo

SEJARAH DAN TATA GEREJA BETHANY INDONESIA

22 ROSPIANTI TAMYONG

Sekolah Tinggi Teologi Injili

Indonesia Palu

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA ASIA

SEJARAH GEREJA UMUM

SEJARAH GEREJA DUNIA

23 JOHNNY MEWO Sekolah Tinggi Teologi Manado

Sekolah Tinggi Teologi Manado

Sekolah Tinggi Agama Kristen Lentera Bangsa Manado

SEJARAH GEREJA INDONESIA 1 SEJARAH GEREJA INDONESIA 2

24 EDMOND CHARLES MONINGKA

Universitas Kristen Indonesia Tomohon

Universitas Kristen Indonesia Tomohon

N/A

SEJARAH AGAMA KRISTEN

SEJARAH GEREJA ABAD XX HISTORIOGRAFI STUDI TEMATIS SEJARAH GEREJA SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA ASIA

SEJARAH GEREJA REFORMASI SEJARAH GEREJA REFORMASI - CALIVINIS SEJARAH GEREJA ORTODOKS SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA LOKAL

SEJARAH GERAKAN EKUMENIS

25 JANRY TERRY WINSLOW KODONGAN

Universitas Kristen Indonesia Tomohon

SEJARAH GEREJA INDONESIA STUDI TEMATIS SEJARAH GEREJA SEJARAH GEREJA REFORMASI

(29)

17

SEJARAH GEREJA ASIA

SEJARAH GEREJA UMUM

26 INEKE MARLIEN TOMBENG

Universitas Kristen Indonesia Tomohon

SEJARAH AGAMA

KRISTEN

27 MARTJE MAGDALENA PANEKENAN

Universitas Kristen Indonesia Tomohon

SEJARAH AGAMA

KRISTEN

28 RIEDEL CHRISTIAN GOSAL

Universitas Kristen Indonesia Tomohon

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GERAKAN EKUMENIS SEJARAH GEREJA ASIA

SEJARAH AGAMA KRISTEN

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA LOKAL

SEJARAH GEREJA UMUM

29 AGUSTINUS KARURUKAN SAMPEASANG

Universitas Kristen Indonesia Toraja

STT INTIM Makassar

Universitas Kristen

Indonesia

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA TORAJA

ALIRAN -ALIRAN DALAM GEREJA SEJARAH GEREJA UMUM

30 YONATHAN MANGOLO

Universitas Kristen Indonesia Toraja

Sekolah Tinggi Theologia Intim Makassar

Sekolah Tinggi Filsafat Jaffray Makassar

SEJARAH GEREJA INDONESIA SEJARAH GEREJA UMUM(SGU) SEJARAH GEREJA ASIA

31 HANS LURA

Universitas Kristen Indonesia Toraja

STAK Negeri Toraja

Universitas Kristen Satya

Wacana

SEJARAH GEREJA TORAJA

SEJARAH GEREJA ASIA (SGA) SEJARAH GEREJA UMUM(SGU) 32 Y A HENDRI YETTY LEYLOH

Universitas Kristen Artha

Wacana SEJARAH AGAMA

KRISTEN I

33 THOMAS LY Universitas Kristen Artha Wacana

Universitas Kristen Artha

Wacana

SERJARAH AGAMA KRISTEN II

SEJARAH GEREJA

& TEOLOGI ASIA 34 ADRIANA JANE

MARGARET TUNLIU

Universitas Kristen Artha Wacana

Universitas Kristen Artha Wacana

University Of California -

Berkeley SEJARAH AGAMA

KRISTEN I

(30)

18

35 SOLEMAN PRAING Universitas Kristen Artha

Wacana

SEJARAH GEREJA INONESIA II SEJARAH AGAMA KRISTEN II SEJARAH GEREJA INDONESIA I SEJARAH AGAMA KRISTEN I 36 BENNY GIAY

Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura Papua

Universitas Cenderawasih

Asia Baptist Graduate Theological Seminary

Vrije Universiteit

Amsterdam SEJARAH GEREJA KINGMI

37 NAFTALI TAKIMAI

Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura Papua

Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura Papua

Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura Papua

SEJARAH GEREJA

UMUM

38 DOMINGGUS YULIUS PIGAY

Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura Papua

Universitas Cenderawasih

Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Jayapura Papua

STFT GKI Izaak Samuel Kijne Jayapura

SEJARAH GEREJA UMUM

SEJARAH GEREJA INDONESIA

39 ROLA ANA CHATRIN AKA

Sekolah Tinggi Agama Kristen Merauke

Sekolah Tinggi Agama Kristen Merauke

Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Jakarta

SEJARAH GEREJA

INDONESIA

40 IFHON RIA MISYE TAMAMILANG

Sekolah Tinggi Agama Kristen Merauke

STT Institut Injil Indonesia Batu (I-3)

STT Institut Injil Indonesia Batu (I-3)

SEJARAH GEREJA UMUM -1 SEJARAH GEREJA UMUM- 2 SEJARAH GEREJA INDONESIA

41 SELINA AURORA RAHAYAAN

Sekolah Tinggi Agama Kristen Merauke

STFT GKI Izaak Samuel Kijne Jayapura

Universitas Kristen Satya

Wacana

SEJARAH GEREJA ASIA

SEJARAH GEREJA PAPUA

SEJARAH GEREJA INDONESIA 42 KURNIASIH Universitas

Kristen Papua Universitas Kristen Papua

Universitas Kristen Satya

Wacana

SEJARAH GEREJA UMUM II SEJARAH GEREJA INDONESIA 43 RESA DANDIRWALU

Universitas Kristen Indonesia Maluku

Universitas Kristen

Indonesia Maluku

Universitas

Gadjah Mada SEJARAH GEREJA INDONESIA

44 JOHAN ROBERT SAIMIMA

Universitas Kristen Indonesia Maluku

Universitas Kristen

Indonesia Maluku

Universitas Gadjah Mada

SEJARAH AGAMA KRISTEN 1 SEJARAH GEREJA INDONESIA

(31)

Laporan Pelaksanaan Tugas Narasumber Studi Institut PERSETIA 13 Juni 2022

Perhimpunan Sekolah-sekolah Teologi di Indonesia (PERSETIA) melaksanakan sejumlah program rutin setiap tahun. Program-program tersebut melibatkan berbagai unsur dari semua sekolah anggotanya.

Studi Institut merupakan program yang diselenggarakan untuk para dosen dengan bidang keahlian atau tema tertentu melakukan percakapan bersama.

Pada tahun 2022 fokus Studi Institut PERSETIA adalah pada bidang studi SEJARAH KEKRISTENAN di INDONESIA. Para peserta mterdiri dari para dosen yang mengampu Mata Kuliah Sejarah Gereja / Sejarah Kekristenan, dan para utusan gereja / sinode yang akan berbagi mengenai situasi studi dan penulisan sejarah gereja di tempat masing-masing.

PERSETIA meminta saya untuk terlibat sebagai salah satu narasumber yang akan menyampaikan hasil studi saya atas perkembangan terkini dari studi sejarah Kekristenan baik di dalam dunia pendidikan tinggi teologi, di tengah masyarakat umum, dan juga di dalam gereja.

Saya mempersiapkan hasil studi saya mengenai situasi tersebut, dan menyampaikan presentasi (terlampir) mengenai lima persoalan serius yang perlu mendapat perhatian dari para pengajar sejarah Kekristenan Indonesia.

Demikian laporan pelaksanaan tugas sebagai nara sumber SI PERSETIA 2022

Yusak Soleiman Jakarta, 31 Juli 2022

Referensi

Dokumen terkait

Komputer Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing I yang. telah memberikan bimbingan dan dukungan

Maka perlu adanya rumusan kebijakan teknis bidang ketahanan pangan dan menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan melalui program-program yang telah direncanakan

Sehubungan dengan pekerjaan : Perencanaan Peningkatan Jalan Lingkungan Sumber Dana Alokasi Umum (DAU) Paket 2 maka dengan ini kami POKJA Pada Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan

Terdapat kejadian khusus berupa ……… (jelaskan apabila terdapat masalah seperti tidak hadirnya saksi pasangan calon, adanya keberatan dari saksi pasangan calon, adanya

UMTUK PERENCANAAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN.. PADA INDUSTRI PULP DAN

Problematika psikologis sering terjadi pada mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir studi. Problematika psikologis yang sering terjadi pada mahasiswa dalam

Pengamatan yang dilakukan pada sari apel meliputi: analisis volume akhir minuman sari buah (VMSA), tingkat warna dengan Colour Reader, analisis pH dengan pH meter [2], kadar

Level dalam sebuah tarian memiliki peran tersendiri yang terkait dengan dinamika dan daya tarik. Bisa kita bayangkan seAndainya sebuah tarian tidak menggunakan level desain dalam