• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal AGRIPEAT, Vol. 15 No. 2, September 2014 : ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal AGRIPEAT, Vol. 15 No. 2, September 2014 : ISSN :"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ISOLASI BAKTERI FIKSASI NITROGEN DARI TANAH MARGINAL DI KALIMANTAN TENGAH

(Isolation of Bacteria Nitrogen Fixation of Marginal Lands in Central Kalimantan) Pidjath, C1)*dan Nion, Y. A 2)

1) Program studi/JurusanKehutanan, FakultasPertanian, UniversitasPalangka Raya

2) Program StudiAgroteknologi, JurusanBudidayaPertanian, FakultasPertanian UniversitasPalangka Raya

*e-mail: sabrinaangle3@gmail.com

Diterima : 30/8/2014 Disetujui : 20/9/2014

ABSTRACT

Documented data on the beneficial microorganisms is still few when compared with the large area and big potencial of Central Kalimantan, which is one of the areas that have a great wealth of biodiversity in the world. Research to determine the type of bacterial nitrogen fixation at the roots that grow on marginal soils such as sandy soil, peat soil and red-yellow podzolic soil to obtain soil nitrogen fixation of bacteria had been done in August-November 2013 in the area of Central Kalimantan. The study was conducted by taking a sample sandy soil from Tangkiling, peat soil from Kalampangan area, and red- yellow podzolic soil from Jabiren area, District of Pulang Pisau. Research conducted in the laboratory Department of Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Palangka Raya. Soil type greatly affects the amount and type of bacteria growing. The type of bacteria that is most abundant in the roots of plants in peat soils Karamunting (KG) and masisin plants in sandy soil (MP), amounted to 6 types of bacteria, after that followed by bacteria that grow on the plant at the soil mineral Karamunting red- yellow podzolic soils (KM) and on sandy soils (KP), as well as plant palm on peat plants (NG) and red-yellow podzolic soil minerals (NG) each having 5 different types of bacteria.

Keyword :Isolation of Bacteria, Marginal Lands and NitrogenFixation

ABSTRAK

Data yang tercatat mengenai mikroba yang bermanfaat masih sedikit apabila dibandingkan dengan luasnya lahan Kalimantan Tengah dan potensi pulau Kalimantan yang merupakan salah satu dari daerah yang mempunyai kekayaan keanekaragaman hayati besar di dunia. Penelitian untuk mengetahui jenis bakteri fiksasi nitrogen pada akar yang tumbuh pada tanah marginal seperti tanah berpasir, tanah bergambut dan tanah podsol merah kuning serta untuk mendapatkan isolat bakteri tanah yaitu bakteri fiksasi nitrogen telah dilakukan pada bulan Agustus-November 2013 di daerah Kalimatan Tengah.

Penelitian menggunakan metode survey dengan mengambil sampel tanah berpasir dari daerah Tangkiling, tanah gambut dari daerah Kalampangan, dan tanah podsol merah kuning dari daerah Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau. Penelitian dilakukan di laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya. Jenis tanah sangat mempengaruhi jumlah dan jenis bakteri yang tumbuh. Jenis bakteri yang paling banyak terdapat pada akar tanaman karamunting di tanah gambut (KG) dan tanaman masisin di tanah berpasir (MP), masing-masing berjumlah 6 jenis bakteri, kemudian diikuti oleh bakteri yang tumbuh pada tanaman karamunting pada tanah mineral podsol merah kuning (KM) dan pada tanah berpasir (KP), serta tanaman nipah pada tanah gambut (NG) dan tanah mineral podsol merah kuning (NG) masing-masing mempunyai 5 jenis bakteri.

Kata Kunci : Isolasibakteri, Fiksasi Nitrogen, tanah marginal

(2)

PENDAHULUAN

Manfaat penggunaan bakteri yang berguna untuk pensuplai unsur hara dan pengendali hayati adalah: 1). bagi tanaman, yaitu: adanya suplai unsur hara, mengendalikan penyakit tanaman, dan ada hubungannya dengan penyediaan air di daerah perakaran tanaman, 2). bagi lingkungan, yaitu:

mengurangi dampak pencemaran lingkungan dari pengaruh bahan kimia yang berasal dari pestisida dan pupuk buatan, mengurangi penggunaan energi dalam proses produksi, sebagai salah satu bioindikator bagi kualitas lingkungan, 3). bagi pengguna/petani, diharapkan adanya pengurangan biaya produksi karena menggunakan mikroba yang dapat bereproduksi dan bermultiplikasi.

Kalimantan Tengah mempunyai luas lahan 153.564 km2 atau 8,04 persen dari total luas daratan Indonesia (BPS Propinsi Kalteng, 2013). Kondisi lahan di Kalimantan Tengah masih didominasi oleh hutan yang sangat luas, dan banyak keanekaragaman hayati khususnya tentang mikroba yang belum banyak diteliti.Salah satunya adalah mikroba yang bermanfaat dalam bidang pertanian, yaitu mikroba yang berperan dalam siklus hara dan sebagai agensia pengendali hayati asal Kalimantan Tengah yang bermanfaat dalam bidang pertanian dan kehutanan.

Menurut Atlas dan Bartha (1993), salah satu peranan mikroba tanah di bidang lingkungan adalah mempengaruhi siklus biogeokimia dan juga nutrisi tanah (karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, pospor, besi dan lain sebagainya). Hasil penelitian Purnomo dkk. (2005) telah mendapatkan bakteri pelarut phospat (Burkholderia sp.) isolat asal Kalimantan Selatan dari padi sawah lokal (Siam Unus, Siam Ubi dan Siam Puntal) yang tidak pernah diberi pupuk namun menghasilkan panen yang sama dengan padi yang diberi pupuk.

Berdasarkan studi pustaka yang telah di pelajari, sudah ada beberapa peneliti yang menggali kekayaan mikroba isolat asal Kalimantan Tengah yang bermanfaat di bidang

pertanian seperti bakteri fiksasi nitrogen (Purwaningsih et al., 2000), jamur untuk dekomposer bahan organik (Artiningsih et al., 2000), jamur simbiosis mikoriza (Tawaraya et al., 2003), bakteri agensia hayati yaitu Burkholderia sacchari C13.1, B. pyrrocinia G4.1, B. terricola G5.1, dan B. nodosa G5.2 sebagai pengendali penyakit tanaman (Nion dan Toyota, 2008), dan kemungkinan bakteri pelarut phospat (Nion, 2008).

Data yang tercatat mengenai mikroba yang bermanfaat seperti tersebut di atas masih sedikit apabila dibandingkan dengan luasnya lahan Kalimantan Tengah dan potensi pulau Kalimantan yang merupakan salah satu dari daerah yang mempunyai kekayaan keanekaragaman hayati besar di dunia. Sejauh ini, penelitian tentang hal itu masih terbatas dan hanya pada kegiatan isolasi mikroba namun belum sampai pada aplikasi di lahan yang spesifik, serta belum banyak publikasi tentang hasil eksplorasi mikroba yang bermanfaat di bidang pertanian dan kehutanan dari Kalimantan Tengah. Mempertimbangkan permasalahan tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai eksplorasi bakteri penyuplai unsur hara dan agensia pengendali hayati asal Kalimantan Tengah yang bermanfaat di bidang pertanian dan kehutanan.

Tujuan penelitian adalah: 1). mengetahui jenis bakteri yang terdapat pada akar tanaman di tanah marginal seperti tanah berpasir, tanah bergambut dan tanah podsol merah kuning, 2).

mendapatkan isolat bakteri tanah fiksasi nitrogen yang bermanfaat di bidang pertanian dan kehutanan dari tanah berpasir, tanah bergambut dan tanah podsol merah kuning.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan dari bulan Agustus- November 2013 dilaksanakan di laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya. Penelitian menggunakan metode survey dengan mengambil sampel tanaman yang telah ditetapkan yang terdapat di tanah berpasir dari daerah Tangkiling, tanah gambut dari daerah

(3)

Kalampangan, kota Palangka Raya dan tanah podsol merah kuning dari daerah Jabiren, Kabupaten Pulang Pisau. Selanjutnya dilakukan isolasi bakteri berdasarkan referensi dari Sitepu et al. (2007). Bakteri yang diisolasi adalah bakteri fiksasi N, media yang digunakan adalah Winogradsky,s mineral mixture-base soft gel.

Isolasi bakteri dari akar tanaman yang tumbuh pada lahan kritis dari tiga daerah yang sudah ditetapkan (tanah berpasir, tanah bergambut dan tanah podsol merah kuning).

Jenis tanah dan tanaman sampel yang diisolasi seperti Tabel 1 dan Gambar 1-4.

Tahapan kegiatan isolasi sebagai berikut: akar dipotong sekitar 1 cm panjangnya yang dikoleksi dari beberapa tanaman yang tumbuh pada lahan tersebut, kemudian dicuci beberapa kali untuk menghilangkan tanah yang melekat pada akar, setelah itu akar dipindahkan dalam medium soft gel mediumWinogradsky,s mineral yang dicampur dengan 1% sukrosa sebagai sumber karbon dan 0,3% gellan gum (Hashidoko, et al., 2002).

Tabel 1. Jenis tanah dan jenis tumbuhan yang diambil untuk diisolasi

No. Jenis Tanah Jenis Tumbuhan Lokal 1. Berpasir

(Tangkiling)

• Karamunting (Melastoma malabathricum)

• Masisin (Rhodomyrtus tomentosa)

2. Bergambut (Kalampanga n)

• Karamunting (M.

malabathricum)

• Masisin (R.tomentosa) 3. Mineral

(Jabiren)

• Karamunting (M.

malabathricum)

• Nipah (Nypa fruticans Wurm) Koloni diinkubasi selama 48 jam pada suhu ruang. Selanjutnya koloni bakteri yang tumbuh dari soft gel medium kemudian dipindahkan dalam Winogradsky,smineral mixtureagar medium yang mengandung 0,005%

yeast extract sebagai komponen ekstra. Setiap koloni bakteri yang tumbuh dibedakan

berdasarkan morfologi dan warna koloni. Isolat yang ada dimurnikan pada medium yang sama dan kemudian dipisahkan dan disimpan sebagai koleksi untuk diuji lebih lanjut.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis bakteri

Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis bakteri yang paling banyak terdapat pada akar tanaman karamunting yang tumbuh di tanah gambut (KG) dan tanaman masisin yang tumbuh di tanah berpasir (MP), masing-masing berjumlah 6 jenis bakteri, kemudian diikuti oleh bakteri dari tanaman karamunting yang tumbuh di tanah mineral podsol merah kuning (KM) dan di tanah berpasir (KP), serta tanaman nipah di tanah gambut (NG) dan tanah mineral podsol merah kuning (NG) masing-masing mempunyai jenis 5 bakteri (Tabel 2).

Isolat bakteri fikasasi N

Ada dua jenis bakteri yang dominan ada pada setiap perakaran tanaman dan di setiap jenis tanah, yaitu bakteri dengan bentuk koloni tak beraturan, agak bening di tengah dan di sekelilingnya berwarna bening susu, tumbuh di dasar media dan koloni tak beraturan, berwarna putih susu, tumbuh di atas media (Gambar 2).

Ada 5 jenisbakteri yang jarangtumbuhpada media yaitu bakteri dengan bentuk koloni bulat kuning, bulat merah, menyebar seperti serabut dan seperti akar (Gambar 3).

Walaupun Berg and Smalla (2008), menyatakan bahwa tipe tanah dan jenis tanaman sama-sama mempengaruhi jumlah, tipe, struktur danfungsi komunitas mikroba di tanah tetapi Kurame et al. (2012), menyatakan bahwa karakteristik tanah sangat mempengaruhi komunitas bakteri tanah lebih dari pada pengaruh tipe penggunaan lahan. Hal ini terlihat dari komunitas bakteri di bawah hutan pinus sangat berbeda (dominan dengan alpaproteobakteria) dengan yang berada di bawah hutan yang daunnya sering jatuh (dominan dengan firmmicute dan gamma proteobacteria). Pengamatan Kurame et al.

(4)

(2012) menyatakan bahwa Bacillus dan Clostridium yang ditemukan dipengaruhi oleh unsur pH dan fosfat. Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan bahwa faktor spesifik

tanah sangat mempengaruhi tumbuhnya kelompok bakteri tanah, dan hal ini dapat berguna sebagai indikator status tanah.

Tabel 2. Bentuk kolonibakteri fikasasi nitrogen berdasarkan jenis tanaman dan tanah

No. Jenis Tanaman Jenis tanah Jenis bakteri Ciri koloni tiap bakteri 1. Karamunting

(Melastoma malabathricum)

Gambut 6 1. Tumbuh di dalam media.

Bentuk: tak beraturan.

Ketinggian: datar Tepi: berombak

Warna: agak bening di tengah dan di sekelilingnya warna bening susu.

2. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: tak beraturan.

Ketinggian: datar Tepi: berombak

Warna: ada putih susu di tengahnya dan di sekelilingnya bening, ada zona berbayang di sekelilingnya warna bening,

a b

c d

Gbr. 1.Tanaman sampling.

Keterangan:

a. Karamuntingyang tumbuhdi tanahberpasir

b. Masisinyang tumbuhdi tanah berpasir c. Nipahyang tumbuhdi tanah bergambut d. Nipahyang tumbuhdi tanah mineral

(5)

Tabel 2. Lanjutan

No. Jenis Tanaman Jenis tanah Jenis bakteri Ciri koloni tiap bakteri 3. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat kecil.

Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: putih susu

4. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: tak beraturan Ketinggian: datar Tepi: berombak Warna:putih susu

5. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: serabut Ketinggian: datar Tepi: bergelombang Warna: bening putih

6. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: serabut Ketinggian: datar Tepi: bergelombang 7. Warna: bening putih 2. Karamunting

(Melastoma malabathricum)

Berpasir 5 1. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: tak beraturan Ketinggian: datar Tepi: bergelombang

Warna: agak bening di tengah dan disekelilingnya warna bening susu 2. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat kecil.

Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: putih susu

3. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: tak beraturan Ketinggian: datar Tepi: bergelombang Warna: putih susu

4. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat sedang Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: kuning

5. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: serabut Ketinggian: datar Tepi: bergelombang Warna: bening putih

(6)

Tabel 2. Lanjutan

No. Jenis Tanaman Jenis tanah Jenis bakteri Ciri koloni tiap bakteri 3. Karamunting

(Melastoma malabathricum)

Mineral, Podsol merah

kuning

5 1. Tumbuh di dalam media.

Bentuk: tak beraturan.

Ketinggian: datar Tepi: berombak

Warna: agak bening di tengah dan disekelilingnya warna bening susu.

2. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat kecil.

Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: putih susu

3. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: tak beraturan Ketinggian: datar Tepi: bergelombang Warna: putih susu

4. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat sedang Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: kuning

5. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: merah muda 4. Masisin

(Rhodomyrtus tomentosa)

Berpasir 6 1. Tumbuh di dalam media.

Bentuk: tak beraturan.

Ketinggian: datar Tepi: berombak Warna: putih susu

2. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: putih susu

3. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: tak beraturan Ketinggian: datar Tepi: bergelombang Warna: putih susu

4. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: kuning

(7)

Tabel 2. Lanjutan

No. Jenis Tanaman Jenis tanah Jenis bakteri Ciri koloni tiap bakteri 5. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: merah muda

6. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: serabut Ketinggian: datar Tepi: bergelombang Warna: bening putih 5. Nipah

(Nypa fruticans Wurmb)

Gambut 5 1. Tumbuh di dalam media.

Bentuk: tak beraturan.

Ketinggian: datar Tepi: berombak

Warna: agak bening di tengah dan disekelilingnya warna bening susu.

2. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: putih susu

3. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: tak beraturan Ketinggian: datar Tepi: bergelombang Warna: putih susu

4. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: kuning

5. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: tak beraturan Ketinggian: datar Tepi: bergelombang

Warna: putih susu di tengahnya dan di sekelilingnya bening, ada zona berbayang di sekelilingnya warna bening, tumbuh di atas media 6. Nipah

(Nypa fruticans Wurmb)

Mineral, Podsol merah kuning

5 1. Tumbuh di dalam media.

Bentuk: tak beraturan.

Ketinggian: datar Tepi: berombak

Warna: agak bening di tengah dan disekelilingnya warna bening susu.

(8)

Tabel 2. Lanjutan

No. Jenis Tanaman Jenis tanah Jenis bakteri Ciri koloni tiap bakteri 2. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: tak beraturan Ketinggian: datar Tepi: bergelombang

Warna: ada putih susu di tengahnya dan di sekelilingnya bening, ada zona berbayang di sekelilingnya warna bening.

3. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: bulat Ketinggian: cembung Tepi: penuh seluruhnya Warna: putih susu

4. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: serabut Ketinggian: datar Tepi: bergelombang Warna: bening putih

5. Tumbuh di atas permukaan media.

Bentuk: seperti akar (rhizoid) Ketinggian: datar

Tepi: bergelombang Warna: bening putih

Pernyataan di atas serupa dengan hasil pengamatan di lapangan bahwa walaupun jenis tanaman yang sama, tetapi apabila tumbuh pada jenis tanah yang berbeda ternyata jumlah dan jenis bakteri yang tumbuh juga berbeda, sehingga dapat diduga bahwa jumlah dan jenis bakteri yang tumbuh sangat dipengaruhi oleh jenis tanah. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan jenis bakteri yang tumbuh pada perakaran karamunting di tanah gambut lebih banyak dibanding di tanah mineral dan berpasir.

Jumlah jenis bakteri yang tumbuh yang diisolasi dari perakaran tanaman nipah pada tanah posol merah kuning (mineral) dan gambut tidak berbeda tetapi jenisnya yang berbeda.

Gbr. 2. Koloni bakteri fiksasi N yang dominan tumbuh

(9)

Gbr. 3. Koloni bakteri fiksasi N yang jarang tumbuh pada media

KESIMPULAN

Pemberian limbah cair pabrik kelapa sawit dapat meningkatkan pertumbuhan stek tanaman lada dengan perlakuan yang terbaik media tanam tanah pasir dengan dosis limbah 100 mL (MT1D2) yang berpengaruh terhadap tinggi stek tanaman lada (cm), dan berat basah akar stek tanaman lada (gram).

DAFTAR PUSTAKA

Ditjenbun. 2002. Statistik Perkebunan Indonesia. Lada, Dirjen Bina Produksi Perkebunan. Jakarta. 32 halaman.

Masganti, 2003. Kajian Upaya Meningkatkan Daya Penyediaan Fosfat Dalam Bahan Gambut Oligotrofik. Desertasi Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta, 355 halaman.

Mulyono, D. 2003. Pengaruh Pupuk Daun dan Zat Pengatur Tumbuh terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Lada.

Jurnal Sains dan Teknologi BPPT 7 (5):

11-15

Puslittanak. 1998. Laporan Survey dan Pemetaan Tanah Tinjau Mendalam, Daerah Kerja D, Proyek Pengembangan Lahan Gambut Sejuta Hektar di Kalimantan Tengah. Puslittanak, Bogor.

210 halaman.

Puslittanak. 2000. Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya.

Puslittanak, Bogor. 266 halaman.

Rosmarkam, A., dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

Ruhnayat, A. 2011. Respon Tanaman Lada Perdu terhadap Pemupukan NPK pada Jenis Tanah Inceptisols dan Ultisols. Bul.

Littro 22 (1): 23-32 Koloni serabut

Koloni seperti akar (rhizoid) Koloni warna merah

Koloni serabut

(10)

Satyoso, H., S.M. Hutabarat, Harimurti, Slamet dan Berlian. 2005. Pemanfaatan Limbah Cair PKS di PT. Astra Agro Lestari Tbk.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit (IOPRI).

Medan.

Sitorus, D, T., dan L., Mauludi, 1992. Analisi Respon Penawaran Lada Putih Indonesia.

Bulettin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat VII (2) : 1 – 5.

Sutarta, E.S., Winarna, P.L.Tobing dan Sufianto, 2003. Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit Pada Perkebunan Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (IOPRI). Medan.

Subagyo H., N. Suharta, dan A. B. Siswanto.

2004. Tanah-tanah Pertanian di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Bogor: 21-66

Wahid, P., M. Syakir, Hermanto, E. Surmaini dan J. Pitono. 2005. Pencucian dan Serapan Hara Lada Perdu pada Berbagai Tingkat dan Frekuensi Pemberian Air.

Jurnal Littri 11: 13-18

Wandansari, N.R. 2009. Produksi Pupuk Organik Cair Berkualitas dari Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit. IPB. Bogor.

Widjaja, E dan B.N. Utomo. 2004. Solid Sawit Untuk Pakan Ternak. Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah.

Gambar

Tabel  1.  Jenis  tanah  dan  jenis  tumbuhan  yang  diambil untuk diisolasi
Tabel 2. Bentuk kolonibakteri fikasasi nitrogen berdasarkan jenis tanaman dan tanah
Tabel 2. Lanjutan
Tabel 2. Lanjutan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Analisis tanah menunjukkan bahwa pH media andosol kapur adalah 7,74 dan pH media podsolik kapur 7,66 sehingga kedua media tersebut memiliki jumlah fosfor tersedia yang

Bahasa alamiah manusia sebagai sistem simbol bunyi arbitrer dan konvensional yang berfungsi sebagai alat komunikasi penuturnya bersifat dinamis dan kreaif. Kedinamisan ini tampak

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau

Hasil dari penelitian di atas adalah leverage dan likuiditas memiliki pengaruh terhadap kondisi financial distress suatu perusahaan pada perusahaan manufaktur

Biaya yang dike1uarkan akibat ditetapkannya Keputusan ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Lampung Tahun Anggaran 2018 pada Dokumen

Tujuan: Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektifitas diet ikan gabus terhadap peningkatan albumin anak pada perawatan pasca pulang penderita nefrotik sindrom di RSUD

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas segala berkat dan rahmat yang telah diberikan-Nya, sehingga laporan akhir jalur magang ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada