• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Referensi PROFIL KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. PENULIS : Ns. Edy Suprayitno, M.Kep. & Ns. Doddy Yumam P, M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Buku Referensi PROFIL KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. PENULIS : Ns. Edy Suprayitno, M.Kep. & Ns. Doddy Yumam P, M."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KUALITAS HIDUP

PASIEN KANKER

YANG MENJALANI KEMOTERAPI

Buku Referensi

PENULIS :

Ns. Edy Suprayitno, M.Kep. & Ns. Doddy Yumam P, M.Kep

(2)

BUKU REFERENSI

PROFIL KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI

PENULIS

Ns. Edy Suprayitno, M.Kep.

Ns. Doddy Yumam P, M.Kep.

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2021

(3)

BUKU REFERENSI

PROFIL KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI

Disusun Oleh:

Ns. Edy Suprayitno, M.Kep.

Ns. Doddy Yumam O, M.Kep.

Setting & Lay out: KITA Digital Print dan Merchandise Design Cover : KITA Digital Print dan Merchandise Cetakan I, Februari 2021

Penerbit

Universitas Aisyiyah Yogyakarta Jl.Siliwangi No.63

Sleman, Yogyakarta 55292

Telepon : (0274)4469199, Fax : (0274) 4469204 Email : [email protected]

Website : https://www.unisayogya.ac.id

(4)

BUKU REFERENSI

PROFIL KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI

Disusun Oleh:

Ns. Edy Suprayitno, M.Kep.

Ns. Doddy Yumam O, M.Kep.

Setting & Lay out: KITA Digital Print dan Merchandise Design Cover : KITA Digital Print dan Merchandise Cetakan I, Februari 2021

Penerbit

Universitas Aisyiyah Yogyakarta Jl.Siliwangi No.63

Sleman, Yogyakarta 55292

Telepon : (0274)4469199, Fax : (0274) 4469204 Email : [email protected]

Website : https://www.unisayogya.ac.id

PROFILKUALITAS HIDUP PASIEN KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI

Edy Suprayitno; Doddy Yumam P [email protected]

INTISARI

Latar Belakang: Pada tahun 2017 ini diprediksikan hampir 9 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat kanker dan akan terus meningkat hingga 13 juta orang per tahun di 2030. prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi untuk penyakit kanker, yaitu sebesar 4,1‰ (Infodatin, 2015). Sebagian besar (75%) pasien kanker yang mendatangi pelayanan kesehatan sudah dalam kondisi terminal. Kualitas hidup merupakan salah satu komponen penting yang diperhatikan dalam menjaga status kesehatan. pasien dengan kanker akan memiliki kondisi guncangan yang hebat dan mempengaruhi kualitas hidup penderita Berdasarkan studi pendahuluan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta di Ruang kemoterapi ODC didapatkan bahwa pada bulan September-Oktober 2018 terdapat 120 pasien dengan penyakit kanker yang terdiri dari kanker payudara, Kanker paru-paru, Kanker kolon, Kanker nasofaring, NHL, Kanker prostat dan testis, Kanker serviks. Pasein kanker memiliki permasalahan biopsikososiospiritual khususnya kualitas hidup sejak didiagnosis menderita kanker.

Tujuan: mengetahui profil kualitas hidup pasien kanker di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dari berbagai dimensi yaitu fungsi fisik, keterbatasan peran, nyeri, daya hidup, kesehatan umum, fungsi sosial, keterbatasan peran emosional, kesehatan mental.

Metode: Diskripsi dengan teknik accidental sampling sebanyak 30 responden selama 1 bulan menggunakan kuasioner SF-36.

Hasil: Kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi sebagian besar adalah baik (77%) dan buruk (33%). Domain kualitas hidup yaitu:

keterbatasan fisik (45, 83%), kesehatan secara umum (51,25%), keterbatasan emosional (52,22%), fungsi fisik (52,53%), fungsi sosial (59,08%), nyeri tubuh (64,41%), vitalitas/daya hidup (67,25%) dan kesehatan mental (83,2%).

Simpulan dan Saran: sebagian besar kualitas hidup pasien kanker yang menjalani kemoterapi adalah baik. Tim palliative senantiasa mempertahankan dan memotivasi pasien untuk menjaga dan mempertahankan kualitas hidup pasien.

(5)

KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum Warohmatullooh Wa Barokaatuh

Syukur Allhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku hasil penelitian dengan judul “Kualitas hidup pasien kanker di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta”.

Penyusunan buku hasil penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga sepatutnya pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Warsiti S.Kp., M.Kep Sp.Mat. selaku Rektor Universitas

’Aisyiyah Yogyakarta.

2. Bapak Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis. selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.

3. Ibu Sarwinanti, M.Kep., Ns. Sp.Kep.Mat selaku Kepala LPPM Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini.

4. Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 5. Seluruh pihak yang terlibat dalam penelitian

Penulis menyadari dalam penyusunan penyusunan buku hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penyusunan proposal penelitian ini.

Wasalamu’alaikum Warohmatullooh Wa Barokaatuh

Yogyakarta, Februari 2021 Penulis

(6)

KATA PENGANTAR Assalamu`alaikum Warohmatullooh Wa Barokaatuh

Syukur Allhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku hasil penelitian dengan judul “Kualitas hidup pasien kanker di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta”.

Penyusunan buku hasil penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga sepatutnya pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada:

1. Ibu Warsiti S.Kp., M.Kep Sp.Mat. selaku Rektor Universitas

’Aisyiyah Yogyakarta.

2. Bapak Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis. selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.

3. Ibu Sarwinanti, M.Kep., Ns. Sp.Kep.Mat selaku Kepala LPPM Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian ini.

4. Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta 5. Seluruh pihak yang terlibat dalam penelitian

Penulis menyadari dalam penyusunan penyusunan buku hasil penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penyusunan proposal penelitian ini.

Wasalamu’alaikum Warohmatullooh Wa Barokaatuh

Yogyakarta, Februari 2021 Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul...i

INTISARI ...iii

KATA PENGANTAR...iv

DAFTAR ISI...v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5

A. Konsep Kualitas Hidup... 5

1. Kualitas Hidup ... 5

2. Definisi kualitas hidup ... 5

3. Komponen kualitas hidup ... 6

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup ... 10

B. Konsep Kanker ... 15

1. Definisi Kanker... 15

2. Pola pertumbuhan kanker ... 16

3. Etiologi kanker... 18

4. Patofisiologi kanker... 20

5. Derajat Kanker... 23

6. PemeriksaanTerapi dan Penanganan kanker... 29

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 35

A. Rancangan Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel... 35

C. Alat Pengumpulan Data... 35

D. Analisis Data ... 36

E. Etika Penelitian... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN... 37

A. Karakteristik Responden... 37

B. Kualitas Hidup Responden ... 40

BAB V PEMBAHASAN ... 42

BAB VI PENUTUP... 55

A. Kesimpulan... 55

B. Saran... 55

(7)

DAFTAR PUSTAKA... 56 LAMPIRAN... 71

(8)

DAFTAR PUSTAKA... 56

LAMPIRAN... 71 DAFTAR TABEL

Tabel 1 Faktor dan domain yang mempengaruhi kualitas hidup11 Tabel 2 Deskripsi domain ... 12 Tabel 3 Klasifikasi kanker berdasarkan metastasis... 23 Tabel 4 Stage kanker payudara ... 26 Tabel 5 Penampilan klinik kanker payudara berdasarkan metastase

... 27 Tabel 6 Intepretasi hasil pemeriksaan darah ... 31 Tabel 7 Kisi-kisi kuesioner ... 36 Tabel 8 Distribusi Frekuensi jenis kelamin dan tingkat pendidikan Responden... 37 Tabel 9 Distribusi Frekuensi Jenis Kanker yang diderita Responden

... 38 Tabel 10 Tingkat Kualitas hidup responden berdasarkan jenis kanker

... 39 Tabel 11 Jumlah kemoterapi yang dilakukan dalam rata-rata... 39 Tabel 12 Tingkat kualitas hidup responden berdasarkan rata-rata jumlah kemoterapi yang didapatkan ... 39 Tabel 13 Kualitas hidup responden yang mendapatkan kemoterapi berdasarkan kategori ... 40 Tabel 14 Kualitas hidup responden yang mendapatkan kemoterapi berdasarkan domain kualitas hidup... 41

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model kualitas hidup... 14

Gambar 2 Pola perkembangan sel kanker... 18

Gambar 3 Proses perkembangan sel kanker... 22

Gambar 4 Algoritma pemeriksaan fisik pasien kanker ... 30

Gambar 5 Hubungan antara aktifitas fisik dengan komponen lain ... 46

Gambar 6 Numerical Rating Pain Scale (NRS) ... 47

Gambar 7 Visual Analog Scale (VAS) ... 48

Gambar 8 FLACC Scale ... 49

Gambar 9 CRIES Scale... 49

Gambar 10 COMFORT scale... 51

Gambar 11 Dukungan keluarga kepada pasien ... 54

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model kualitas hidup... 14

Gambar 2 Pola perkembangan sel kanker... 18

Gambar 3 Proses perkembangan sel kanker... 22

Gambar 4 Algoritma pemeriksaan fisik pasien kanker ... 30

Gambar 5 Hubungan antara aktifitas fisik dengan komponen lain ... 46

Gambar 6 Numerical Rating Pain Scale (NRS) ... 47

Gambar 7 Visual Analog Scale (VAS) ... 48

Gambar 8 FLACC Scale ... 49

Gambar 9 CRIES Scale... 49

Gambar 10 COMFORT scale... 51

Gambar 11 Dukungan keluarga kepada pasien ... 54

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penyakit kanker terjadi karena adanya perubahan sifat sel menjadi ganas dan merusak sel sehat disekitarnya (Suddarth's, 2010).

Pada tahun 2017 ini diprediksi hampir 9 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat kanker dan akan terus meningkat hingga 13 juta orang per tahun di 2030. Prevalensi penyakit kanker di Indonesia juga cukup tinggi. Menurut data Riskesdas 2013, prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4 per 100 penduduk atau sekitar 347.000 orang.

Sedangkan jika melihat data BPJS Kesehatan, terdapat peningkatan jumlah kasus kanker yang ditangani dan pembiayaannya pada periode 2014-2015 (KemenkesRI, KEMENTERIAN KESEHATAN AJAK MASYARAKAT CEGAH DAN KENDALIKAN KANKER, 2017).

Berbagai jenis kanker yang sering dialami masyarakat antara lain adalah kanker payudara, paru-paru, prostat, kolon dan beberapa penyakit kanker lain (GLOBOCAN, IARC, 2012).

Secara nasional prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4‰ atau diperkirakan sekitar 347.792 orang. D.I. Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi untuk penyakit kanker, yaitu sebesar 4,1‰ (Infodatin, 2015).

Berdasarkan riskesdas 2018 DIY memiliki jumlah penderita kanker mencapai 4,9‰. Secara nasional populasi laki-laki mencapai 0,7‰

dan perempuan 2,9‰ (KemenkesRI, Hasil Utama Riskesdas 2018, 2018). Sebagian besar (75%) pasien kanker yang mendatangi pelayanan kesehatan sudah dalam kondisi terminal. Perawatan paliatif berfokus mengatasi stres, nyeri, kelelahan, dan gejala lain yang menyertai kanker dan penyakit serius lainnya, sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien (YKI, 2017).

(11)

Kualitas hidup merupakan persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan standar dan perhatian mereka (WHOQOL-100 ,1996). Organisasi Kesehatan Dunia menekankan bahwa pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar berikut: Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal, tidak mempercepat atau menunda kematian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu, Menjaga keseimbangan psikologis, dan spiritual, Berusaha agar penderita tetap aktif, sampai akhir hayatnya, dan Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga. (Nuhonni, 2017). Kualitas hidup dinilai berdasarkan berbagai dimensi yaitu: fungsi fisik, keterbatasan peran, nyeri, daya hidup, kesehatan umum, fungsi sosial, keterbatasan peran emosional, kesehatan mental.

Berdasarkan studi pendahuluan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta di Ruang Kemoterapi ODC didapatkan bahwa pada bulan September-Oktober 2018 terdapat 120 pasien dengan penyakit kanker yang terdiri dari kanker payudara, Kanker paru-paru, Kanker kolon, Kanker nasofaring, NHL, Kanker prostat dan testis, Kanker serviks.

Pasein kanker memiliki permasalahan biopsikososiospiritual sejak didiagnosis menderita kanker. Pasien cenderung murung, diam dan mengeluh dengan kondisi saat ini dan masa depan, bagi pasien yang baru terdiagnosis selalu berfokus pada keberhasilan terapi dan perjalanan penyakit sementara pasien yang sudah mengalami metastasis sangat tergantung pada keluarga dan perawat bahkan lebih banyak diam dan tertutup (hanya mau bercerita dengan keluarga.

Penelitian ini berupaya untuk menemukan secara obyektif bagaimanakah kualitas hidup pasien palliative agar dapat memahami

(12)

Kualitas hidup merupakan persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan standar dan perhatian mereka (WHOQOL-100 ,1996). Organisasi Kesehatan Dunia menekankan bahwa pelayanan paliatif berpijak pada pola dasar berikut: Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal, tidak mempercepat atau menunda kematian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu, Menjaga keseimbangan psikologis, dan spiritual, Berusaha agar penderita tetap aktif, sampai akhir hayatnya, dan Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga. (Nuhonni, 2017). Kualitas hidup dinilai berdasarkan berbagai dimensi yaitu: fungsi fisik, keterbatasan peran, nyeri, daya hidup, kesehatan umum, fungsi sosial, keterbatasan peran emosional, kesehatan mental.

Berdasarkan studi pendahuluan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta di Ruang Kemoterapi ODC didapatkan bahwa pada bulan September-Oktober 2018 terdapat 120 pasien dengan penyakit kanker yang terdiri dari kanker payudara, Kanker paru-paru, Kanker kolon, Kanker nasofaring, NHL, Kanker prostat dan testis, Kanker serviks.

Pasein kanker memiliki permasalahan biopsikososiospiritual sejak didiagnosis menderita kanker. Pasien cenderung murung, diam dan mengeluh dengan kondisi saat ini dan masa depan, bagi pasien yang baru terdiagnosis selalu berfokus pada keberhasilan terapi dan perjalanan penyakit sementara pasien yang sudah mengalami metastasis sangat tergantung pada keluarga dan perawat bahkan lebih banyak diam dan tertutup (hanya mau bercerita dengan keluarga.

Penelitian ini berupaya untuk menemukan secara obyektif bagaimanakah kualitas hidup pasien palliative agar dapat memahami

startegi dan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mempertahankan status kesehatan yang baik.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran kualitas hidup paien kanker di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah profil kualitas hidup pasien kanker di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahuinya profil kualitas hidup pasien kanker di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a.

Diketahuinya karakteristik responden.

b.

Diketahuinya fungsi fisik pasien kanker.

c.

Diketahuinya keterbatasan fisik pasien kanker.

d.

Diketahuinya nyeri tubuh pasien kanker.

e.

Diketahuinya vitalitas/daya hidup pasien kanker.

f.

Diketahuinya kesehatan secara umum pasien kanker.

g.

Diketahuinya fungsi sosial pasien kanker.

h.

Diketahuinya keterbatasan emosional pasien kanker.

i.

Diketahuinya kesehatan mental pasien kanker.

(13)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi keilmuan keperawatan dalam pengelolaan pasien kanker dan meningkatkan kualitas hidup paein kanker.

2. Manfaat Praktis a. Bagi pasien

Memberikan motivasi kepada pasien agar dapat lebih semangat dan mengetahui kualitas hidup pasien kanker.

b. Bagi Perawat

Mempu memberikan asuhan kepeawatan yang komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

c. Bagi peneliti lain

Mengembangkan ranah penelitian palliative berdasarkan data dasar dari penelitian ini.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Materi: Kualitas Hidup pasien kanker.

2. Lingkup Responden: Pasien yang medapatkan perawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Lingkup Tempat: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Lingkup Waktu: Penyususnan proposal sampai dengan pelaporan hasil penelitian dilakukan pada periode bulan November 2018- Maret 2019.

(14)

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi keilmuan keperawatan dalam pengelolaan pasien kanker dan meningkatkan kualitas hidup paein kanker.

2. Manfaat Praktis a. Bagi pasien

Memberikan motivasi kepada pasien agar dapat lebih semangat dan mengetahui kualitas hidup pasien kanker.

b. Bagi Perawat

Mempu memberikan asuhan kepeawatan yang komprehensif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker.

c. Bagi peneliti lain

Mengembangkan ranah penelitian palliative berdasarkan data dasar dari penelitian ini.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lingkup Materi: Kualitas Hidup pasien kanker.

2. Lingkup Responden: Pasien yang medapatkan perawatan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Lingkup Tempat: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Lingkup Waktu: Penyususnan proposal sampai dengan pelaporan hasil penelitian dilakukan pada periode bulan November 2018- Maret 2019.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kualitas Hidup

1. Definisi kualitas hidup

Kualitas hidup merupakan persepsi individu mengenai posisi mereka dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dan kaitannya dengan tujuan, harapan standar dan perhatian mereka (WHOQOL-BREF, 2018). Definisi lain menyebutkan bahwa kualitas hidup adalah penilaian tentang diri sendiri atau orang lain tentang kondisi individu dalam kehidupan yang meliputi aspek budaya, sistem nilai dimana mereka tinggal dan kaitannya dengan tujuan, harapan dan kekhawatiran (Karimi & Brazier, 2016).

Sementara itu WHO mendefiniskan persepsi individu terhadap kehidupan yang dijalaninya sesuai dengan budaya dan nilai-nilai tempat individu tersebut tinggal serta membandingkan kehidupannya tersebut dengan tujuan, harapan, standar dan tujuan yang telah ditetapkan oleh individu (WHO, 2017). Definis lain yang sederhana adalah persepsi diri sendiri atau kelompok tentang fisik dan Kesehatan mentalnya sepanjang waktu (CDC, 2000).

Endarti (2017) menyebutkan bahwa kualitas hidup adalah penilaian kesehatan fisik dan mental secara subjektif, yang sangat

(15)

dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya di lingkungan sekitar dan aspek sosial ekonomi pada setiap individu (Endarti, 2015).

Berdasarkan uraian definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah penilaian diri sendiri atau kelompok orang tentang hidupnya tentang Kesehatan fisik dan mental berdasrakan tujuan, nilai, harapan sepanjang waktu yang dipengaruhi berbagai aspek.

2. Komponen kualitas hidup

Secara umum terdapat dua komponen utama dalam kualitas hidup seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Dua komponen dasar yang terdapat dalam kualitas hidup, yaitu subyektifitas dan multidimensi. Kualitas hidup subyektifitas bermakna bahwa kualitas hidup hanya dapat ditentukan dari sudut pandang pasien dan untuk mengetahuinya dengan cara bertanya langsung dan mendengar jawaban pasien.

Kualitas hidup multidimensi bermakna bahwa kualitas hidup dipandang dari seluruh aspek kehidupan seseorang secara holistic meliputi aspek fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan (Nurcahyati, 2010).

Menurut WHO, 2017 cit. Endarti, 2017 menyebutkan komponen kualitas hidup antara lain: Fungsi tubuh (Body Function), struktur tubbuh (Body structure), ketidaklengkapan

(16)

dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya di lingkungan sekitar dan aspek sosial ekonomi pada setiap individu (Endarti, 2015).

Berdasarkan uraian definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup adalah penilaian diri sendiri atau kelompok orang tentang hidupnya tentang Kesehatan fisik dan mental berdasrakan tujuan, nilai, harapan sepanjang waktu yang dipengaruhi berbagai aspek.

2. Komponen kualitas hidup

Secara umum terdapat dua komponen utama dalam kualitas hidup seseorang. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Dua komponen dasar yang terdapat dalam kualitas hidup, yaitu subyektifitas dan multidimensi. Kualitas hidup subyektifitas bermakna bahwa kualitas hidup hanya dapat ditentukan dari sudut pandang pasien dan untuk mengetahuinya dengan cara bertanya langsung dan mendengar jawaban pasien.

Kualitas hidup multidimensi bermakna bahwa kualitas hidup dipandang dari seluruh aspek kehidupan seseorang secara holistic meliputi aspek fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan (Nurcahyati, 2010).

Menurut WHO, 2017 cit. Endarti, 2017 menyebutkan komponen kualitas hidup antara lain: Fungsi tubuh (Body Function), struktur tubbuh (Body structure), ketidaklengkapan

(Impairments), aktifitas (Activities), partisipasi (Participation), keterbatasan aktifitas (Activity limitation), pembatasan partisipasi (participation restriction), faktor lingkungan (environmental Faktors). Adapun defines dari beberapa komponen tersebut adalah sebagai berikut:

a) Fungsi tubuh (Body Function): Fungsi fisiologis dan psikologis dari sistem tubuh.

b) Struktur tubbuh (Body structure): Bagian anatomis dari tubuh, seperti organ, ekstrimitas atas dan bawah serta bagian-bagiannya.

c) Ketidaklengkapan (Impairments): Permasalahan fungsi tubuh atau struktur tubuh yang mengakibatkan penurunan atau kehilangan fungsi.

d) Aktifitas (Activities): Eksekusi tugas atau tindakan oleh individu.

e) Partisipasi (Participation): Keterlibatan dalam suatu situasi.

f) Keterbatasan aktifitas (Activity limitation): Kesulitan individu dalam melakukan aktifitas.

g) Pembatasan partisipasi (participation restriction):

Permasalahan yang dihadapi oleh individu saat berpartisipasi dalam suatu kondisi/keadaan/situasi.

(17)

h) Faktor lingkungan (environmental Faktors): Lingkungan fisik dan sosial tempat individu tinggal dan menjalankan kehidupannya.

Domain kualitas hidup terdiri dari: Domain kesehatan fisik, domain psikologis, domoain hubungan sosial dan domain lingungan.

Adapaun komponen masing-masing doamin menurut WHO (2017) adalah sebagai berikut:

a) Domain Kesehatan fisik: dimensi ini berhubungan dengan kegelisahan dan kesakitan, ketergantungan kepada tenaga medis, energi dan kelelahan, mobilitas, tidur dan istirahat kehidupan sehari-hari dan kapasitas kerja. Contoh dari domain fisik antara lain:

1) Kegiatan kehidupan sehari-hari.

2) Ketergantungan pada bahan obat dan bantuan medis.

3) Energi dan kelelahan.

4) Mobilitas.

5) Rasa sakit dan ketidaknyamanan.

6) Tidur dan istirahat.

7) Kapasitas kerja.

b) Domain psikologis: dimensi ini berhubungan dengan pengaruh positif dan negatif spiritual, pemikiran pembelajaran, konsentrasi dan daya ingat, penampilan dan gambaran tubuh, serta penghargaan terhadap diri sendiri. Contoh dari domain fisik antara lain:

a) Bentuk dan tampilan tubuh b) Perasaan negatif

c) Perasaan positif d) Penghargaan diri

(18)

h) Faktor lingkungan (environmental Faktors): Lingkungan fisik dan sosial tempat individu tinggal dan menjalankan kehidupannya.

Domain kualitas hidup terdiri dari: Domain kesehatan fisik, domain psikologis, domoain hubungan sosial dan domain lingungan.

Adapaun komponen masing-masing doamin menurut WHO (2017) adalah sebagai berikut:

a) Domain Kesehatan fisik: dimensi ini berhubungan dengan kegelisahan dan kesakitan, ketergantungan kepada tenaga medis, energi dan kelelahan, mobilitas, tidur dan istirahat kehidupan sehari-hari dan kapasitas kerja. Contoh dari domain fisik antara lain:

1) Kegiatan kehidupan sehari-hari.

2) Ketergantungan pada bahan obat dan bantuan medis.

3) Energi dan kelelahan.

4) Mobilitas.

5) Rasa sakit dan ketidaknyamanan.

6) Tidur dan istirahat.

7) Kapasitas kerja.

b) Domain psikologis: dimensi ini berhubungan dengan pengaruh positif dan negatif spiritual, pemikiran pembelajaran, konsentrasi dan daya ingat, penampilan dan gambaran tubuh, serta penghargaan terhadap diri sendiri. Contoh dari domain fisik antara lain:

a) Bentuk dan tampilan tubuh b) Perasaan negatif

c) Perasaan positif d) Penghargaan diri

e) Spiritualitas agama atau keyakinan pribadi f) Berpikir, belajar, memori dan konsentrasi

c) Domain hubungan sosial. fimensi ini terdiri dari aktifitas seksual, hubungan personal, dan hubungan sosial. Bentuk hubungan sosial meliputi:

a) Hubungan pribadi b) Dukungan sosial c) Aktivitas seksual

d) Domain lingkungan: dimensi ini terdiri dari keamanan dan kenyamanan fisik, lingkungan fisik, kesempatan memperoleh informasi, sumber penghasilan, keterampilan baru, partisipasi dan kesempatan untuk berrekreasi, aktifitas pada waktu luang. Contoh domain lingkungan antara lain:

a) Sumber daya keuangan

b) Kebebasan, keamanan dan kenyamanan fisik

c) Kesehatan dan kepedulian sosial: aksesbilitas dan kualitas d) Lingkungan rumah

e) Peluang untuk memperoleh informasi dan kterampilan baru f) Partisipasi dan kesempatan untuk relaksasi dan keterampilan

baru

g) Lingkungan fisik (polusi, kebisingan, iklim, lalu intas) h) Transportasi

Komponen kualitas hidup menurut Marcel (2014) menyebutkan terdappat 5 bagian yaitu: kesehatan fisik, kesehatan mental/ psikologis, kesehatan sosial, kepuasan hidup/ keyakinan, lingkungan. Adapun contoh dari masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:

(19)

a) Kesehatan fisik: Energi/ kelelahan, stamina, nyeri, sakit/

sehat, istirahat.

b) Kesehatan mental/ psikologis: distress, mood, daya ingat, kemampuan berdiskusi, pengaturan emosional.

c) Kesehatan sosial: keterlibatan dalam hubungan sosial, hubungan antar sesame, kedekatan, perasaan bebas dari ancaman/ penindasan.

d) Kepuasan hidup/ keyakinan: keyakinan hidup, arti hidup, kepusan dalam menjalani hidup, aktifitas rekreasi, segala aktifitas yang bermaksan dalam hidupnya.

e) Lingkungan: keselamatan dan keamanan, kemudahan dalam akses layanan kesehatankebijakan publik, perilaku dan aturan lingkungan, ketersediaan air, udara dan cuaca.

Apabila komponen tersebut

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup

Berdasarkan penelurusran literature banyak sekali faktor- faltor yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien dengan penyalit kanker atau penyait kronik.. namun demikian akan kami rangkum faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup.

Faktor-faktor tersebut meliputi: stigma masyarakat kepada pasien, dukungan keluarga (takut kehilangan anggota keluarga), dukungan sosial, psikologis (ketakutan aktif dalam masyarakat)

(20)

a) Kesehatan fisik: Energi/ kelelahan, stamina, nyeri, sakit/

sehat, istirahat.

b) Kesehatan mental/ psikologis: distress, mood, daya ingat, kemampuan berdiskusi, pengaturan emosional.

c) Kesehatan sosial: keterlibatan dalam hubungan sosial, hubungan antar sesame, kedekatan, perasaan bebas dari ancaman/ penindasan.

d) Kepuasan hidup/ keyakinan: keyakinan hidup, arti hidup, kepusan dalam menjalani hidup, aktifitas rekreasi, segala aktifitas yang bermaksan dalam hidupnya.

e) Lingkungan: keselamatan dan keamanan, kemudahan dalam akses layanan kesehatankebijakan publik, perilaku dan aturan lingkungan, ketersediaan air, udara dan cuaca.

Apabila komponen tersebut

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup

Berdasarkan penelurusran literature banyak sekali faktor- faltor yang mempengaruhi kualitas hidup pada pasien dengan penyalit kanker atau penyait kronik.. namun demikian akan kami rangkum faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup.

Faktor-faktor tersebut meliputi: stigma masyarakat kepada pasien, dukungan keluarga (takut kehilangan anggota keluarga), dukungan sosial, psikologis (ketakutan aktif dalam masyarakat)

akibatnya pasien akan merasa ragu dan takut untuk melakukan aktifitas dan berhubungan sosial (HassanpourDehkordi, NooredinMohammad, & NikbakhatNasrabadi, 2016), depresi, potensial kerusakan kognitif (Chen & Chen, 2017).

Apabila dilihat dari fungsi/ domain kualitas hidup faktor utama yang mempengaruhi kualtas hidup paien kronik adalah adanya perubahan fungsi kognitif dan peran. Kondisi ini mengalami penurunan daya ingat, dan tidak mudah konsentrasi (JUWITA, ALMAHDY, & AFDILA, 2019). Selain itu jenis penyakit dan status Kesehatan, (Pitakpong Punta, Ratana Somrongthong, & Ramesh Kumar, 2019), keluhan fisik (nyeri yang dirasakan,rasa lelah yang tiggi dan jenis kanker juga mempengaruhi kualitas hidup seseorang (Heydarnejad, Dehkordi,

& Dehkordi, 2011). Sementara itu Schalock & Verdugo (2012) menyebutkan banyak faktor dn domain yang memoangaruhi kualitas hidup seseorang. Faktor dan domain dapat dilihat elalui table berikut ini:

Tabel 1

Faktor dan domain yang mempengaruhi kualitas hidup KESEHAT

EMOSIONAN AL

KESEHATAN

MATERIAL KESEHAT

AN FISIK PERKEMBANG AN PERSONAL - Konsep

pribadi/ diri sendiri

- Status ekonomi

- Keadaan rumah - Kesehatan - Aktifitas sehari-hari

- Pendidikan - Kerampilan - Penampilan

(21)

- Harapan - Pekerjaan dan

gaji - Waktu

senggang PENENTU

TUJUAN AN HIDUP

HUBUNGAN INTERPERSON

AL

KRITERIA HUBUNGA

N SOSIAL

HAK

-Otonomi dan kontrol diri- Tujuan dan nilai diri - Pilihan

- Interaksi - Relasi - Dukungan

- Integritas di masyarakat - Aturan dalam masyarakat - Dukungan social

- Kemanusiaan - Legalitas

Sumber: (Schalock & Verdugo, 2002)

Tabel 1 menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah terdapat tiga domain yang mempengaruhi kulaits hidup yaitu Kesehatan, kebebasan dan hubungan sosial. Masing-masing faktor meliputi bebrapa domain yaitu:

a) Faktor Kesehatan meliputi: emosional, material dan kesehatan fisik.

b) Faktor Kebebasan meliputi: perkembangan personal dan penentuan tujuan hidup.

c) Faktor Hubungan sosial meliputi: hubungan interpersonal, kriteria hubungan interpersonal dan hak.

Penjelasan dari domain tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2 Deskripsi domain

DOMAIN PENJELASAN

Emosional Perasaan senang, nyaman dan aman dan bagaimana seseorang merasakan hidupnya saat ini

Material Materi/ harta/ sesuatu yang

dianggap penting bagi individu dan

(22)

- Harapan - Pekerjaan dan

gaji - Waktu

senggang PENENTU

TUJUAN AN HIDUP

HUBUNGAN INTERPERSON

AL

KRITERIA HUBUNGA

N SOSIAL

HAK

-Otonomi dan kontrol diri- Tujuan dan nilai diri - Pilihan

- Interaksi - Relasi - Dukungan

- Integritas di masyarakat - Aturan dalam masyarakat - Dukungan social

- Kemanusiaan - Legalitas

Sumber: (Schalock & Verdugo, 2002)

Tabel 1 menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup adalah terdapat tiga domain yang mempengaruhi kulaits hidup yaitu Kesehatan, kebebasan dan hubungan sosial. Masing-masing faktor meliputi bebrapa domain yaitu:

a) Faktor Kesehatan meliputi: emosional, material dan kesehatan fisik.

b) Faktor Kebebasan meliputi: perkembangan personal dan penentuan tujuan hidup.

c) Faktor Hubungan sosial meliputi: hubungan interpersonal, kriteria hubungan interpersonal dan hak.

Penjelasan dari domain tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2 Deskripsi domain

DOMAIN PENJELASAN

Emosional Perasaan senang, nyaman dan aman dan bagaimana seseorang merasakan hidupnya saat ini

Material Materi/ harta/ sesuatu yang

dianggap penting bagi individu dan

bagaimana seseorang memafaatkan harta untuk keinginan atau kebutuhan sehari-hari

Kesehatan fisik. Level kekuatan/ energi,

kemampuan untuk medapatkan pemeriksaan kesehatan dan gaya hiduonya

Perkembangan personal Segala sesuatu yang diminati seseorang untuk belajar, menikmati hidupnya

Penentuan tujuan hidup Kemmapuan seseorang untuk memutuskan sesuatu hal untuk kepentingan hidupnya

Hubungan interpersonal Tipe dari dukungan dan membantu seseorang untuk mendapatkan dengan keluarga dan teman termasuk juga bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan Bersama teman dan keluarga selama hidupnya

Kriteria hubungan

interpersonal Segala aktifitas yang ingin dilakukan atau tidak dilakukan oleh seseorang di masyarakat termasuk dimana individu tersebut akan melakukan aktifitasnya

Hak. Hak-hak sesoerang untuk terjaga privasi, bagaimana individu diperlakukan oleh orang lain dan didengarkan

Sumber: (Schalock & Verdugo, 2002)

Ferrans et.al (2005) cit. (Alsayed, 2015) mengembangkan model kualitas hidup yang menjelaskan keterkaitan antara faktor- faktor yang mempegaruhi kulaitas hdiup. Model tersebut disajikan pada gambar 1.

(23)

Gambar 1

Model kualitas hidup oleh Ferrans et.al (2005) cit. (Alsayed, 2015)

Karakteristik lingkungan dan karaketristik individu (demografi, usia,jenis kelamin, IMT, ras, genetik dll) akan mempengaruhi kualitas hidup sesoerang. Konsekuensi adanya faktor lingkungan dan karakteristik iindividu adalah mempengaruhi fungsi biologis, memunculkan gejala-gejala sesuai perubahan fungsi, perubahan status fungsional dan persepsi tentang kesehatannya dan pada akhornya akan mempengaruhi kualitas hidup.

Fungsi Biologis pada model ini merujuk pada proses dinamis yang mendukung kehidupan. Fungsi ini dilihat secara luas pada level molekuler, seluler dan keseluruhan organ tubuh.

Peningkatan fungsi biologis berdampak secara langsung dan tidak Fungsi

biolo

Karakte ristik individ

Kualit hidupas Persepsi

sehat Status

fungsi onal Gejala

Karakteristik lingkungan

(24)

Gambar 1

Model kualitas hidup oleh Ferrans et.al (2005) cit. (Alsayed, 2015)

Karakteristik lingkungan dan karaketristik individu (demografi, usia,jenis kelamin, IMT, ras, genetik dll) akan mempengaruhi kualitas hidup sesoerang. Konsekuensi adanya faktor lingkungan dan karakteristik iindividu adalah mempengaruhi fungsi biologis, memunculkan gejala-gejala sesuai perubahan fungsi, perubahan status fungsional dan persepsi tentang kesehatannya dan pada akhornya akan mempengaruhi kualitas hidup.

Fungsi Biologis pada model ini merujuk pada proses dinamis yang mendukung kehidupan. Fungsi ini dilihat secara luas pada level molekuler, seluler dan keseluruhan organ tubuh.

Peningkatan fungsi biologis berdampak secara langsung dan tidak Fungsi

biolo

Karakte ristik individ

Kualit hidupas Persepsi

sehat Status

fungsi onal Gejala

Karakteristik lingkungan

langsung dengan semua komponen kesehatan, termasuk didalamnya gejala, status fungsional, persepsi sehat dan kualitas hidup. Optimalisasi fungsi biologis merupakan bagian dari pengobatan secara holistic.

Gejal akan mengikuti denga adaya gangguan pada fungsi biologis. Pada konsidi ini memerlukana penangana yang baik dansesuai dengan hasil pengkajian.

Sementara itu status fungsional adalah kemampuan untuk menjalankan beberapa jenis tugas. Pandangan tradisional melihat status fungsional hanya pada perspektif disabilitas dan fokus pada kehilangan fungsi yang berdampak pada aktivitas sehari-hari.

B. Konsep Kanker 1. Definisi Kanker

Kanker merupakan tumor ganas (maligna) dan pembentukan sel yang tidak terkendali sehingga kanker dapat menyebar (metastatis) dan merusak struktur di dekatnya (Kumar, 2007). Kanker terjadi karena perubahan pada gen di dalam sel yang menyebabkan pertumbuhan sel diluar kendali sinyal dalam tubuh sehingga menyebar luas dibagian ke bagian tubuh yang jauh dari tempat asal sel kanker tersebut (Chang, Daly, & Elliott, 2010). Kanker adalah adanya perubahan sifat atau mutasidari DNA nnormal (Woda, Liebmann, & Elizabeth, 2016). Kanker

(25)

merupakan akibat dari perubahan DNA pada sel yang merugikan dan meybebakan kematian pada sela lain atauyang normal (Hejmadi, 2010).

Berdasarkan define tersebut dapat disimpulkan bahwa kanker adalah suatu kondisi adanya perubahan DNA sel normal yang tidak terkendali dan mematikan sel normal serta dapat menyebar kebagian tubuh lain.

2. Pola pertumbuhan kanker

Terdapat beberapa pola pertumbuhan sel dan disebut dengan istilah hiperplasia, metaplasia, displasia, anaplasia dan neoplasia.

a. Hiperplasia

Yaitu peningkatan jumlah sel-sel jaringan. Hiperplasia adalah suatu respon seluler yang normal saat terdapat tuntutan fisiologik, akan menjadi suatu respon abnormal apabila pertumbuhan melebihi tuntutan fisiologik.

b. Metaplasia

Terjadi bila salah satu tipe sel matur diubah menjadi tipe lain melalui stimulus yang mempengaruhi sel batang induk.

Iritasi atau inflamasi kronik, devisiensi vitamin, dan pemajanan terhadap bahan kimiawi mungkin menjadi faktor mengarah pada metaplasia. Perubahan metaplastik mungkin dapat pulih dan berkembang menjadi displasia.

c. Displasia

Yaitu pertumbuhan sel aneh yang mengakibatkan sel berbeda dalam ukuran, bentuk, atau susunannyadengan sel- sel lain dari tipe jaringan yang sama. Displasia dapat pulih

(26)

merupakan akibat dari perubahan DNA pada sel yang merugikan dan meybebakan kematian pada sela lain atauyang normal (Hejmadi, 2010).

Berdasarkan define tersebut dapat disimpulkan bahwa kanker adalah suatu kondisi adanya perubahan DNA sel normal yang tidak terkendali dan mematikan sel normal serta dapat menyebar kebagian tubuh lain.

2. Pola pertumbuhan kanker

Terdapat beberapa pola pertumbuhan sel dan disebut dengan istilah hiperplasia, metaplasia, displasia, anaplasia dan neoplasia.

a. Hiperplasia

Yaitu peningkatan jumlah sel-sel jaringan. Hiperplasia adalah suatu respon seluler yang normal saat terdapat tuntutan fisiologik, akan menjadi suatu respon abnormal apabila pertumbuhan melebihi tuntutan fisiologik.

b. Metaplasia

Terjadi bila salah satu tipe sel matur diubah menjadi tipe lain melalui stimulus yang mempengaruhi sel batang induk.

Iritasi atau inflamasi kronik, devisiensi vitamin, dan pemajanan terhadap bahan kimiawi mungkin menjadi faktor mengarah pada metaplasia. Perubahan metaplastik mungkin dapat pulih dan berkembang menjadi displasia.

c. Displasia

Yaitu pertumbuhan sel aneh yang mengakibatkan sel berbeda dalam ukuran, bentuk, atau susunannyadengan sel- sel lain dari tipe jaringan yang sama. Displasia dapat pulih

atau dapat mendahului perubahan neoplastik yang tidak dapat pulih.

d. Anaplasia

Yaitu deferensiasi sel-sel displastik pada derajat yang lebih rendah (deferensiasi mengacu pada keluasaan dimana sel-sel berdesa dari sel-sel asalnya dari tingkat maturitasnya). Sel anaplastik sulit dibedakan dan bentuknya tidak beraturan.

e. Neoplasia

Pertumbuhan sel yang tidak terkontroldan tidak mengikuti aturan fisiologik, yang dapat maligna atau benigna.

Referensi lain menyebbutkan bahwa pola pertumbuhan sel kanker adalah sebagai berikut: (a) Unifocal dalam karsinoma situ: tumor melibatkan unit ductal-lobular terminal sel sekitarnya. (b) Multifocal dalam karsinoma situ: tumor melibatkan unit ductal- lobular terminal yang jauh. (c) Difus dalam karsinoma situ: tumor melibatkan saluran besar dan banyak unit terminal ductal-lobular.

(d) Karsinoma invasif Unifocal: fokus invasif tunggal yang digambarkan dengan baik. (e) Karsinoma invasif multifokal:

beberapa fokus invasif yang digambarkan dengan baik dalam spesimen yang sama. (f) Diffuse invasive carcinoma: struktur seperti jaring laba-laba yang kurang digambarkan. Semua lesi ganas dikelilingi (Tot, 2012).

Apabila digambarkan dlam ilustrasi maka penyebaran dan pola perkembangan kanker dalam tubuh manusia dapat dilihat pada gambar 1. Gambar tersebut menjelaskan bagaimana sel

(27)

kanker menyerang sel normal hingga menyebabkan kematian sel dan mengalami metastasis melalui 6 tahap.

Gambar 2

Pola perkembangan sel kanker

(Hanahan & Weinberg, 2020 cit. (Hejmadi, 2010).

3. Etiologi kanker

Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetic, dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut: usia lebih dari 50 tahun, nullipara, menarche awal atau dini, kontak dengan bahan radiasi/ lingkungan, konsumsi alcohol, gaya hidup tidak sehat, perubahan hormonal, keparahan dari kanker.

1. Riwayat keluarga/ genetik. Faktor-faktor genetik memainkan peranan dalam pembentukan sel kanker. Jika kerusakan DNA

(28)

kanker menyerang sel normal hingga menyebabkan kematian sel dan mengalami metastasis melalui 6 tahap.

Gambar 2

Pola perkembangan sel kanker

(Hanahan & Weinberg, 2020 cit. (Hejmadi, 2010).

3. Etiologi kanker

Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti karena penyebab kanker dapat merupakan gabungan dari sekumpulan faktor, genetic, dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker, sebagai berikut: usia lebih dari 50 tahun, nullipara, menarche awal atau dini, kontak dengan bahan radiasi/ lingkungan, konsumsi alcohol, gaya hidup tidak sehat, perubahan hormonal, keparahan dari kanker.

1. Riwayat keluarga/ genetik. Faktor-faktor genetik memainkan peranan dalam pembentukan sel kanker. Jika kerusakan DNA

terjadi pada sel dimana pola kromosomnya abnormal, dapat terbentuk sel-sel mutan. risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 2 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara (Y.K.I., 2017) bahkan bisa mencapai 2 sampai 3 kali risiko tinggi mengalami kanker payudara (Surbakti, 2013).

2. Usia. Para ahli sepakat bahwa usia sangat berpengaruh terhadap perkembangan sel kanker bahkan juga berpengaruh terhadap proses pengobatan (Greenfield, Blanco, & Elashoff, 1987).

3. Nullipara dan menarche dini dan perubahan hormonal.

Kondisi ini memberikan peluang besar untuk mengalami kanker payudara. Hal ini terjadi karena paparan epitel payudara yang awal dan berkepanjangan terhadap estrogen yang dihasilkan selama menstruasi. Kondisi lain adalah adanya erubahan hhormo, estrogen, progesterone (Khalis, et al., 2018).

4. Lingkungan. Lingkungan emengaruhi perkembangan sel kanker, antara lain lingkungan perokok, lingkungann yang sering kontak radiasi. Penellitianmenyebutkan bahwa perokok akan leih tinggi menalami kanker diandingkan dengan yang tidak perokok normal (Hejmadi, 2010).

5. Gaya hidup tidak sehat

(29)

6. Konsumsi alcohol. Konsumsi alcohol mempengaruhi terjadinya kanker baik itu dikonsumsi secera terus menerus atupun sedikit. Penelitianmenunjukkan bhawakonsumsi alcohol memiliki hubungan kuat dalam menyeabkan kanker (Shield, Soerjomataram, & Rehm, 2016).

4. Patofisiologi kanker

Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal pengatur pertumbuhan dilingkungan sekitar sel. Sel mendapatkan karakteristik invasive, dan terjadi perubahan di jaringan sekitar.

Sel menifilterasi jaringan ini dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh darah, yang membawa sel ke area tubuh lain.

Fenomena ini disebut metastasis (kanker menyebar ke bagian tubuh lain) (Suddart, 2013).

Sel kanker dideskripsikan sebagai neoplasma ganas/maligna dan diklarifikasikan serta diberi nama merdasarkan jaringan tempat asal tumbuh sel kanker tersebut.

Kegagalan system imun untuk menghancurkan sel abnormal secara cepat dan tepat memungkinkan sel-sel ini tumbuh terlalu besar untuk dapat ditangani oleh mekanisme imun yang normal.

Kategori agens atau faktor tertentu yang berperan dalam karsinoma genesis (tranformasi maligna) mencakup virus dan

(30)

6. Konsumsi alcohol. Konsumsi alcohol mempengaruhi terjadinya kanker baik itu dikonsumsi secera terus menerus atupun sedikit. Penelitianmenunjukkan bhawakonsumsi alcohol memiliki hubungan kuat dalam menyeabkan kanker (Shield, Soerjomataram, & Rehm, 2016).

4. Patofisiologi kanker

Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal pengatur pertumbuhan dilingkungan sekitar sel. Sel mendapatkan karakteristik invasive, dan terjadi perubahan di jaringan sekitar.

Sel menifilterasi jaringan ini dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh darah, yang membawa sel ke area tubuh lain.

Fenomena ini disebut metastasis (kanker menyebar ke bagian tubuh lain) (Suddart, 2013).

Sel kanker dideskripsikan sebagai neoplasma ganas/maligna dan diklarifikasikan serta diberi nama merdasarkan jaringan tempat asal tumbuh sel kanker tersebut.

Kegagalan system imun untuk menghancurkan sel abnormal secara cepat dan tepat memungkinkan sel-sel ini tumbuh terlalu besar untuk dapat ditangani oleh mekanisme imun yang normal.

Kategori agens atau faktor tertentu yang berperan dalam karsinoma genesis (tranformasi maligna) mencakup virus dan

bakteri, agen fisik, agen kimia, faktor genetic atau familial, faktor diet, dan gen hormonal (Brunner & Suddart, 2013).

Pada saat sela kanker sudah memulai melakukan klon atau berkembang biak maka dalam waktu yang lam akana menyebabkan kerudakan pada sel sekitarnya (Sel sehat) dan mengalami metastasis (Hejmadi, 2010), (Cooper, 2000).

(31)

Gambar 3

Proses perkembangan sel kanker

(32)

Gambar 3

Proses perkembangan sel kanker

5. Derajat kanker

Klasifikasi Stadium kanker payudara menurut Clinical staging- American Joint Commission on cancer guidline 2017

mengguakan metode TNM adalag sebagai berikut:

Tabel 3

Klasifikasi kanker berdasarkan metastasis Sumber (AJCC, 2018)

KATEGORI KETERANGAN

T T: Tumor

TX Tumor primer tidak bisa diperiksa T0 Tumor primer tidak terbukti

Tis Karsinoma in situ

Tis (DCIS) = ductal carcinoma in situ Tis (LCIS) = lobular carcinoma in situ Tis (Paget’s) = Paget’s disease pada

puting payudara tanpa

T1 Tumor 2 cm atau kurang pada dimensi terbesar

T1mic Mikroinvasi 0.1 cm atau kurang pada dimensi terbesar

T1 a Tumor lebih dari 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm pada dimensi terbesar

T1b Tumor lebih dari 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm pada dimensi terbesar

T1c Tumor lebih dari 1 cm tetapi tidak lebih dari 2 cm pada dimensi terbesar

T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm padadimensi terbesar

T3 Tumor berukuran lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar

T4 Tumor berukuran apapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada / kulit

T4a Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk otot pectoralis

T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit payudara atau

(33)

satellite skin nodules pada payudara yang sama

T4c Gabungan T4a dan T4b T4d Inflammatory carcinoma

N N: Nodus bagian kelenjar getaj benng (KGB)

Nx Kelenjar Getah Bening (KGB) regional tak dapat dinilai (mis.: sudah diangkat) N0 Tak ada metastasis KGB regional N1 Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II yang masih dapat digerakkan

pN1mi Mikrometastasis >0,2 mm < 2 mm pN1a 1-3 KGB aksila

pN1b KGB mamaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi tidak terlihat secara klinis

pN1c T1-3 KGB aksila dan KGB mamaria interna denganmetastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi tidakterlihat secara klinis N2 Metastasis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir atau matted, atau KGB mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* jika tidak terdapat metastasis KGB aksila secara klinis.

N2a Metastatis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu sama lain (matted) atau terfiksir pada struktur lain pN2a 4-9 KGB aksila N2b Metastasis hanya pada KGB

mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* dan jika tidak terdapat metastasis KGB aksila secara klinis.

pN2b KGB mamaria interna, terlihat secara klinis tanpa KGB aksila N3 Metastatis pada KGB infraklavikula

ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila, atau pada KGB mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* dan jika terdapat metastasis KGB aksila secara klinis;

(34)

satellite skin nodules pada payudara yang sama

T4c Gabungan T4a dan T4b T4d Inflammatory carcinoma

N N: Nodus bagian kelenjar getaj benng (KGB)

Nx Kelenjar Getah Bening (KGB) regional tak dapat dinilai (mis.: sudah diangkat) N0 Tak ada metastasis KGB regional N1 Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II yang masih dapat digerakkan

pN1mi Mikrometastasis >0,2 mm < 2 mm pN1a 1-3 KGB aksila

pN1b KGB mamaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi tidak terlihat secara klinis

pN1c T1-3 KGB aksila dan KGB mamaria interna denganmetastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi tidakterlihat secara klinis N2 Metastasis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir atau matted, atau KGB mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* jika tidak terdapat metastasis KGB aksila secara klinis.

N2a Metastatis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu sama lain (matted) atau terfiksir pada struktur lain pN2a 4-9 KGB aksila N2b Metastasis hanya pada KGB

mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* dan jika tidak terdapat metastasis KGB aksila secara klinis.

pN2b KGB mamaria interna, terlihat secara klinis tanpa KGB aksila N3 Metastatis pada KGB infraklavikula

ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila, atau pada KGB mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* dan jika terdapat metastasis KGB aksila secara klinis;

atau metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB aksila atau mamaria interna

N3a Metastasis pada KGB infraklavikula ipsilateral pN3a >

10 KGB aksila atau infraklavikula N3b Metastasis pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila

pN3b KGB mamaria interna, terlihat secara klinis, dengan KGB aksila atau >3 KGB aksila dan mamaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel node biopsy namun tidak terlihat secara klinis N3c Metastasis pada KGB

supraklavikula ipsilateral

pN3c KGB supraklavikula *Terdeteksi secara klinis maksudnya terdeteksi pada pemeriksaan imaging (tidak termasuk lymphoscintigraphy) atau pada pemeriksaan fisis atau terlihat jelas pada pemeriksaan patologis

M Metastasis Jauh (M)

Mx Metastasis jauh tak dapat dinilai M0 Tak ada metastasis jauh

M1 Terdapat Metastasis jauh

Setelah ditentkan sebaran metastasis kanker maka akan dilakan penentuan derajat kanker payudara. Berdasarkan AJCC, 2018 dibagi menjadi beberapa derajat dan disajikan pada table 3.

(35)

Tabel 4 Stage kanker payudara Sumber (AJCC, 2018)

Stage 0 Tis N0 M0

Stage 1A T1 N0 M0

Sateg 1B T0 N1mi M0

T1 N1mi M0

Stage IIA TO N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stage IIB T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stage IIIA T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Stage IIIB T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 MO

Stage IIIC Semua T N3 M0

Stage IV Semua T Semua N M1

Berdasarkan kondisi penyebaran sel dapat dijelaksn sebagaimana pada tabel 4.

(36)

Tabel 4 Stage kanker payudara Sumber (AJCC, 2018)

Stage 0 Tis N0 M0

Stage 1A T1 N0 M0

Sateg 1B T0 N1mi M0

T1 N1mi M0

Stage IIA TO N1 M0

T1 N1 M0

T2 N0 M0

Stage IIB T2 N1 M0

T3 N0 M0

Stage IIIA T0 N2 M0

T1 N2 M0

T2 N2 M0

T3 N1 M0

T3 N2 M0

Stage IIIB T4 N0 M0

T4 N1 M0

T4 N2 MO

Stage IIIC Semua T N3 M0

Stage IV Semua T Semua N M1

Berdasarkan kondisi penyebaran sel dapat dijelaksn sebagaimana pada tabel 4.

Tabel 5

Penampilan klinik kanker payudara berdasarkan metastase (AJCC, 2018).

T1 ditemukan tumor dengan besar 20 mm atau kurang dari 20 mm.T1a memiliki besar sel kanker lebih dari 1 mm tetapi tidak lebih dari 5 mm.

T1b memiliki besar sel kanker 5 mm sampai 10 mm.

T1c besar tumor adalah 10-20 mm T2 memiliki besar sel kanker angara 20 mm sampai 50 mm sedangkan T3 memiliki besar sel kanker lebih dari 50 mm

T4 menunjukkan bahwa tumor sudah sampai mendesak dinding dada atau merusak/ menembus kulit.

T4a sel tumor mendesak dinding dada. Apabila sel tumor mendesak otot dada namun tidak sampai mengenai dinsing dada aka tidak termasuk kategori T4.

T4b sel tumor

mendesak kulit.

Penonjolan pada kulit sampai mengakami

(37)

kerusakan pada areola atau kulit payudara.

T4b Terdapat perubahan warna dan tekstur kulit payudara.

T4c penjalaran sel tumor/ kanker antara T4a dan T4b

Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II yang masih dapat digerakkan

Metastatis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu sama lain (matted) atau terfiksir pada struktur lain

Metastasis hanya pada KGB mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* dan jika

tidak terdapat metastasis KGB aksila secara klinis.

(38)

kerusakan pada areola atau kulit payudara.

T4b Terdapat perubahan warna dan tekstur kulit payudara.

T4c penjalaran sel tumor/ kanker antara T4a dan T4b

Metastasis pada KGB aksila ipsilateral level I dan II yang masih dapat digerakkan

Metastatis pada KGB aksila ipsilateral yang terfiksir satu sama lain (matted) atau terfiksir pada struktur lain

Metastasis hanya pada KGB mamaria interna yang terdekteksi secara klinis* dan jika

tidak terdapat metastasis KGB aksila secara klinis.

Metastasis pada KGB infraklavikula

ipsilateral

Metastasis pada KGB mamaria interna ipsilateral dan KGB aksila

Metastasis pada KGB supraklavikula ipsilateral

6. Pemeriksaan dan Terapi dan Penanganan kanker Banyak prosedur yangn bias digunakan untuk melakukan pemeriksaan kanker, pengambilan tindakan pemeriksaan tergantung pada kondisi pasien (stage kanker) (Pelengaris & Khan, 2006). Algoritma pemeriksaan fisik kanker disajikan pada gambar 6.

(39)

Gambar 4

Algoritma pemeriksaan fisik pasien kanker (Pelengaris & Khan, 2006)

Pemeriksaan laboratorium darah menjadi hal utama dalam semua pemeriksaan kanker. Perhatian penuh pada pemeriksaaan darah adalah adanya anemia, polisitemia, neutropenia, leukositosis, trombositosis atau trombositopenia, penurunan enzim hati dan fungsi ginjal.

(40)

Gambar 4

Algoritma pemeriksaan fisik pasien kanker (Pelengaris & Khan, 2006)

Pemeriksaan laboratorium darah menjadi hal utama dalam semua pemeriksaan kanker. Perhatian penuh pada pemeriksaaan darah adalah adanya anemia, polisitemia, neutropenia, leukositosis, trombositosis atau trombositopenia, penurunan enzim hati dan fungsi ginjal.

Tabel 6.

Intepretasi hasil pemeriksaan darah (Pelengaris & Khan, 2006)

Hasil pemeriksaan abnormal Kemungkinan penyebab Hb rendah Anemia terjadi karena adanya

perdarahan karena adanya tumor

Anemia terjadi karena adanya gangguan pada sumsum tulang

Peningkatan sel darah putih Karena adanya infkesi atau kerena gangguan pada sumsum tulang

Penurunan sel darah putih Neutropenia karena tindakan kemoterapi

Kerusakan atau gangguan sumsum tulang

Peningkatan kadar ureum dan

kreatinin Adanya gangguan pada ginjal yang disebabkan adanya tumor/kanker, dehidrasi atau adanya tindakan kemoterapi Peningkatan kadar uremia

disertai anemia Perdarahan gastrointestinal Hiponatremia dan

hyperkalemia Sindrom Addison karena

tumor yang melibatkan keelenjar adrenal

Hiponatremia Sekresi ADH terutama pada pasien kanker paru-paru sel kecil

Hiperkalsemia Efek tidak langsung adanya metastasis atau metastasis tulang

Hyperkalemia,

hipomagnesemia Kerusakan tubulus renal karena kemoterapi atau diare Peningkatam c-reactive

protein Indicator non-spesific infeksi atau inflamasi

Hipoalmuminemia Kerusakan pada hati atau malnutrisi/cachexia

Peningkatan kadar alkaline

pospatase Metastasis kanker ke hati atau tulang

Peningkatan kadar alkaline

pospatase disertai peningkatan kadar bilirubin

Obstruksi pada saaaaluran biliary

(41)

Peningkatan enzim hati

(AST, ALT) Kerusaka hati, karena

kemoterapi atau metastase Pengobatan atau treatment ada pasien kanker menurut antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut (NCI, 2021):

1. Pembedahan

Tindakan ini dilakukan dengan mengambil atau mengangkat sel kanker yang ada di tubuh. Pengangkatan sel ini hanya terbatas pada sel yang kecl dan tidak mengalami penyebaran atau metastasis. Terkadang tidak selamanya kanker atau tumor dilakukan pembedahan semua tergantung kondisi pasien. risiko tindakan ini adalah terjadi infkesisehingga harus dilakukan perawatan luka dengan prinsip steril.

2. Terapi radiasi

Terapi ini disebut juga dengan radioterapi. Terapi ini digunakan untuk membunh sel kanker. Cara kerja terapi ini adalah merusak DNA sel kanker dan menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.

3. Kemoterapi

Terapi ini digunakan untuk membunuh sel kanker menggunakan obat. Terapi ini bertujuan untuk menghentikan dan membunuh sel kanker atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Terapi ini menyebabkan rasa nyeri dan masalah

(42)

Peningkatan enzim hati

(AST, ALT) Kerusaka hati, karena

kemoterapi atau metastase Pengobatan atau treatment ada pasien kanker menurut antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut (NCI, 2021):

1. Pembedahan

Tindakan ini dilakukan dengan mengambil atau mengangkat sel kanker yang ada di tubuh. Pengangkatan sel ini hanya terbatas pada sel yang kecl dan tidak mengalami penyebaran atau metastasis. Terkadang tidak selamanya kanker atau tumor dilakukan pembedahan semua tergantung kondisi pasien. risiko tindakan ini adalah terjadi infkesisehingga harus dilakukan perawatan luka dengan prinsip steril.

2. Terapi radiasi

Terapi ini disebut juga dengan radioterapi. Terapi ini digunakan untuk membunh sel kanker. Cara kerja terapi ini adalah merusak DNA sel kanker dan menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker.

3. Kemoterapi

Terapi ini digunakan untuk membunuh sel kanker menggunakan obat. Terapi ini bertujuan untuk menghentikan dan membunuh sel kanker atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Terapi ini menyebabkan rasa nyeri dan masalah

lain seperti mual, muntah, nafsu makan truaun dan gangguan lain.

4. Immunoterapi

Terapi ini diberikan untuk meningkatkan imuntas tubuh pasien dalam menghadapi sel kanker juga teradap infeksi dan penyakit lain yang menyertai. Efek samping terapi ini adalah selain meningkatkan imun tubuh untuk melawan sel kakner ternyata juga dapat merusak sel yang masih sehat. Terapi ini dapat diberikan melalui: IV, Oral, Intrevesikal atau topical.

5. Terapi target

Terapi yang ditargetkan adalah dasar dari pengobatan presisi.

Ini adalah jenis pengobatan kanker yang menargetkan protein yang mengontrol bagaimana sel kanker tumbuh, membelah, dan menyebar. Saat para peneliti mempelajari lebih lanjut tentang perubahan DNA dan protein yang mendorong kanker, mereka lebih mampu merancang perawatan yang menjanjikan yang menargetkan protein ini.

6. Terapi Hormon

Terapi ini beertujuan untuk menghentikan atau memeprlambat perkembangan sel kanker. Terapi ini juga diberikan pada penderita kanker prostat dan payudara yang tidak dilakukan pembedahan atau kemoterapi. Terapi ini

(43)

membuat sel kanker mengecil sebelum dilakukan tindakan kemoterapi. Efek samping terapi ini antara lain: kehilangan minat (tidak bergairah), kelemahan dan mudah lelah, diare, mual, memperbesar payudara, hot flash (rasa hangat diseluruh tubuh).

(44)

membuat sel kanker mengecil sebelum dilakukan tindakan kemoterapi. Efek samping terapi ini antara lain: kehilangan minat (tidak bergairah), kelemahan dan mudah lelah, diare, mual, memperbesar payudara, hot flash (rasa hangat diseluruh tubuh).

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN A. Rancangan penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik untuk menggambarkan kualitas hidup pasien kanker

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data penelitian ini adalah menggunakan kuesioner SF-36. Pada Juni 1998, peneliti telah menerjemahkan dan mempelajari SF-36 di lebih dari 40 negara (Ware & Gandek, 1998).

Versi baru Indonesia dari SF-36 digunakan pada pasien hemodialisis reguler di Indonesia (Lina, Lubis & Nasution 2008) dan kuesioner SF- 36 dapat digunakan untuk mengukur kualitas hidup pasien dengan hipertensi (Rachmawati, Perwitasari & Adnan, 2014).

(45)

Tabel 7 Kisi-kisi kuesioner Subvariabel Jumlah

pertanyaan Nomor

Fungsi Fisik 10 3A,3B,3C,3D,3E,3F,3G,3H,3I,3J Keterbatasan

fisik 4 4A,4B,4C,4D

Nyeri tubuh 2 6,7

Kesehatan

secara umum 6 1,2,11A,11B,11C,11D Vitalitas/daya

hidup 4 9A,9E,9G,9I

Fungsi sosial 2 6, 10

Keterbatasan

emosiaonal 3 5A,5B,5C

Kesehatan

Mental 5 9B,9C,9D,9F,9H

D. Analisis Data

Pengolahan data secara deskripstif mengetahui bagaimanakah kondisi kualitas hidup pasien dengan menghitung persentase hasil perhitungan hasil pengisian kuesioner.

E. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan dengan memeprhatikan prinsip-prinsip peneltian untuk melindungi kehormatan, kebaikan dan keadilan. Penelitian telah mendapatkan dilakukan etichal clearence dari Komisi Etik Penelitian Universitas Aisyiyah Yogyakarta dengan no.1153/KEP- UNISAVI/2019.

(46)

Tabel 7 Kisi-kisi kuesioner Subvariabel Jumlah

pertanyaan Nomor

Fungsi Fisik 10 3A,3B,3C,3D,3E,3F,3G,3H,3I,3J Keterbatasan

fisik 4 4A,4B,4C,4D

Nyeri tubuh 2 6,7

Kesehatan

secara umum 6 1,2,11A,11B,11C,11D Vitalitas/daya

hidup 4 9A,9E,9G,9I

Fungsi sosial 2 6, 10

Keterbatasan

emosiaonal 3 5A,5B,5C

Kesehatan

Mental 5 9B,9C,9D,9F,9H

D. Analisis Data

Pengolahan data secara deskripstif mengetahui bagaimanakah kondisi kualitas hidup pasien dengan menghitung persentase hasil perhitungan hasil pengisian kuesioner.

E. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan dengan memeprhatikan prinsip-prinsip peneltian untuk melindungi kehormatan, kebaikan dan keadilan. Penelitian telah mendapatkan dilakukan etichal clearence dari Komisi Etik Penelitian Universitas Aisyiyah Yogyakarta dengan no.1153/KEP- UNISAVI/2019.

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasi penelitian didapatkan karekteristik responden yang meliputi jenis kelamin, jenis kanker yang diderita, pendidikan. Selanjutnya penelitian menyajikan karakteristik tersebut dalam tabel 4.1.

Tabel 8

Distribusi Frekuensi jenis kelamin dan tingkat pendidikan Responden (N:30)

Jenis Kelamin frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 6 20

Perempuan 24 80

Tingkat pendidikan

Tidak sekolah 3 10

SD 5 16,66

SMP 6 20

SMA 12 40

PT 5 16,66

Usia<55 tahun 17 56,7

>55 tahun 13 43,3

Tinggal bersama

suami 16 56,67

Istri 3 10

Menantu 3 10

Suami dan anak 6 20

Suami dan cucu 1 3,33

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa sebagian besar jenis kelamin responden didominasi oleh perempuan yatiu sebesar 80% dan hanya 20% berjenis kelamin laki-laki.

Berdasarkan tingkat pendidikan, repsonden sebagian besar berpendidikan SMA sebesar 40% dan 10% responden tidak berpendidikan. Usia responden sebagian besar lebih dari 55 tahun (56,7%) dan 43,3% kurang dari 55 tahun. Responden lebih

(47)

sering ditemani suami (56,67%) dan 1% ditemani suami dan cucu.

Berdasarkan jenis kanker yang diderita maka dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Jenis Kanker yang diderita Responden (N:

30)

Jenis Kanker Frekuensi Persentase (%) Kanker Paru-

paru 5 16,7

Kanker

Mammae 18 60

Kanker usus 4 13,31

Kanker prostat 1 3,33

NHL 1 3,33

Melanoma 1 3,33

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa jenis kanker yang diderita responden adalah Kanker Mammae yaitu sebanyak 60% dan 3,33% untuk kanker prsotat, melanoma dan NHL.

(48)

sering ditemani suami (56,67%) dan 1% ditemani suami dan cucu.

Berdasarkan jenis kanker yang diderita maka dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Jenis Kanker yang diderita Responden (N:

30)

Jenis Kanker Frekuensi Persentase (%) Kanker Paru-

paru 5 16,7

Kanker

Mammae 18 60

Kanker usus 4 13,31

Kanker prostat 1 3,33

NHL 1 3,33

Melanoma 1 3,33

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa jenis kanker yang diderita responden adalah Kanker Mammae yaitu sebanyak 60% dan 3,33% untuk kanker prsotat, melanoma dan NHL.

Tabel 10

Tingkat Kualitas hidup responden berdasarkan jenis kanker (N:30) Jenis kanker Tingkat kualitas hidup

Baik Buruk

Kanker Paru-paru 1 (20%) 4 (80%) Kanker Mammae 13 (72,22%) 5 (27,78%)

Kanker usus 4 (100%) 0

Kanker prostat 0 1 (100%)

NHL 1 (100%) 0

Melanoma 1 (100%) 0

Total 20 10

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan hasil bahwa penderita kanker paru-paru memiliki kualitas hidup buruk (60%). Kanker payudara (72,22% memiliki kualtas hidp baik. Sedangkan kanker usus, NHL dan melanoma 100% baik dan kanker prostat 100% buruk.

Tabel 11

Jumlah kemoterapi yang dilakukan dalam rata-rata (N:30)

Jenis kanker Frekuensi (Kali)

Kanker Paru-paru 4,6

Kanker Mammae 3,2

Kanker usus 3

Kanker prostat 2

NHL 6

Melanoma 6

Berdasarkan tabel 4.4 didapatkan hasil bahwa rata-rata jumlah kemoterapi pada penderita melanoma dan NHL mencapai 6 kali, kanker paru-paru 4,6 kali dan kanker payudara 3,2 kali. Kanker usus dan prostat masngmasing 3 dan 2 kali.

Tabel 12

Tingkat kualitas hidup responden berdasarkan rata-rata jumlah kemoterapi yang didapatkan

Tingkat kualitas hidup Rata-rata jumlah kemoterapi

Baik 3,4

buruk 3,9

(49)

Beradasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil bahawa respondnen yang memiliki kualitas hidup baik telah mendaaptkan kemoterapi sebanyak 3,4 kali dan buruk sebanyak 3,9 kali.

B. Kualitas hidup responden berdasarkan domain kualitas hidup

Hasil perhitungan persentase pada setia domain kualitas hidup responden selama menjalani kanker disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 13

Kualitas hidup responden yang mendapatkan kemoterapi berdasarkan kategori

Kategori Jumlah persentase

Baik 20 77%

Buruk 10 33%

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa kualitas hidup responden yang menjalani kemoterapi sebagian besar adalah baik yaitu 77% dan kualitas hidup buruk 33%.

(50)

Beradasarkan tabel 4.5 didapatkan hasil bahawa respondnen yang memiliki kualitas hidup baik telah mendaaptkan kemoterapi sebanyak 3,4 kali dan buruk sebanyak 3,9 kali.

B. Kualitas hidup responden berdasarkan domain kualitas hidup

Hasil perhitungan persentase pada setia domain kualitas hidup responden selama menjalani kanker disajikan pada tabel 4.6.

Tabel 13

Kualitas hidup responden yang mendapatkan kemoterapi berdasarkan kategori

Kategori Jumlah persentase

Baik 20 77%

Buruk 10 33%

Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa kualitas hidup responden yang menjalani kemoterapi sebagian besar adalah baik yaitu 77% dan kualitas hidup buruk 33%.

Tabel 14

Kualitas hidup responden yang mendapatkan kemoterapi berdasarkan

domain kualitas hidup

Domain Nilai rata-rata SD

Fungsi fisik 55,53 14,95

Keterbatasan Fisik 45,83 5

Nyeri Tubuh 64,41 5,06

Kesehatan secara

Umum 51,25 30,46

Vitalitas/ Daya hidup 67,25 9,81

Fungsi sosial 59,08 2,47

Keterbatasan

Emosional 52,22 7,69

Kesehatan Mental 83,2 6,68

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hampir seluruh domain kualitas hidup responden adalah lebih dari 50 artinya dalam keadaan baik, hanya domain keterbatasan fisik yang mendapatkan nilai kurang dari 50 yaitu dalam kategori buruk.

Gambar

Tabel 1 menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas  hidup adalah terdapat tiga domain yang mempengaruhi kulaits hidup yaitu Kesehatan, kebebasan dan hubungan sosial
Tabel 1 menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi kualitas  hidup adalah terdapat tiga domain yang mempengaruhi kulaits hidup yaitu Kesehatan, kebebasan dan hubungan sosial
Tabel 4 Stage kanker payudara Sumber (AJCC, 2018) Stage 0 Tis N0 M0 Stage 1A T1 N0 M0 Sateg 1B T0 N1mi M0 T1 N1mi M0 Stage IIA TO N1 M0 T1 N1 M0 T2 N0 M0 Stage IIB T2 N1 M0 T3 N0 M0 Stage IIIA T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0 T3 N2 M0 Stage IIIB T4 N0 M
Tabel 4 Stage kanker payudara Sumber (AJCC, 2018) Stage 0 Tis N0 M0 Stage 1A T1 N0 M0 Sateg 1B T0 N1mi M0 T1 N1mi M0 Stage IIA TO N1 M0 T1 N1 M0 T2 N0 M0 Stage IIB T2 N1 M0 T3 N0 M0 Stage IIIA T0 N2 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N1 M0 T3 N2 M0 Stage IIIB T4 N0 M
+5

Referensi

Dokumen terkait