BAB IV HASIL PENELITIAN
B. Kualitas hidup responden berdasarkan domain kualitas hidup
3. NYERI TUBUH
Nyeri merupakan factor utama dalam kualitas hdup pasien yang menjalani perawatan penyakit kronis (Rodriguez et al., 2019). Namun penelitian ini menunjukan repon yang berbeda. Selama menjalani perawatan merasa nyaman dengan kodisinya saat ini. Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa nyeri sangat berkaitan dengan kaulitas hidup pasien dan sering dialami oleh pasien dan biasanya terjadi pada pasien dengan kondisi stase lanjut (Rodriguez et al., 2019), (Costa et al., 2017), (Mantyh, 2006). Pasien yang menjalani kemoterapi dapat mengatasi nyeri dengan baik dan menganggap semua baik-baik saja. Kemungkinan inilah yang menyebabkan nyeri yang dirasakan tidak terlalu diperhatikan oleh pasien.
Kelemahan penelitian ini adalah tidak menilai skor nyeri secara detail yang dialami pasien walaupun berdasarkan penielian SF-36 tidak merasakannyeri yang berarti. Dengan mengetahui level nyeri pasien petrawat akan mampu melakukananalisis dan menejemen nyeri pada pasein kronis.
Banyak metode untuk menilai skala nyeri pasien. Bebeap contoh alat yang bias digunakan adalah sebagai berikut (Jacques, 2020):
1). Numerical Rating Pain Scale (NRS)
Gambar 6
Numerical Rating Pain Scale (NRS)
Pengukuran tingkat nyeri dengan bertanya kepada pasein dan menganalogikan nyeri yang dirasakan menggunakan angka. Angka nol emenunjukkan pasien tidak merasakan nyeri dan 10 mnunjukkan pasien merasakan sangat nyeri.
Tingkat nyeri sebagai berikut: 0: tidak merasakan nyeri, 1-3: nyeri ringan; 4-6: nyeri sedang; 7-10: nyeri berat.
2). Visual Analog Scale (VAS)
Gambar 7
Visual Analog Scale (VAS)
Metode ini dikembangkan oleh Wong dan Baker. Alat ini baik digunakan untuk anak-anak kurang dari 3 tahun namun juga dapat digunakan pada orang dewasa. Anak-anak yannng wajah menyeringai senang tanpa ada raut kesedihan menunjukkan bahwa anak tidak merasakan sakit. Sebaliknya bila pasien menangis kuat menunjukkan bahwa pasien metrasaan nyeri yang luar biasa.
Pengukuran tingkat nyeri dengan bertanya kepada pasein dan menganalogikan nyeri yang dirasakan menggunakan angka. Angka nol emenunjukkan pasien tidak merasakan nyeri dan 10 mnunjukkan pasien merasakan sangat nyeri.
Tingkat nyeri sebagai berikut: 0: tidak merasakan nyeri, 1-3: nyeri ringan; 4-6: nyeri sedang; 7-10: nyeri berat.
2). Visual Analog Scale (VAS)
Gambar 7
Visual Analog Scale (VAS)
Metode ini dikembangkan oleh Wong dan Baker. Alat ini baik digunakan untuk anak-anak kurang dari 3 tahun namun juga dapat digunakan pada orang dewasa. Anak-anak yannng wajah menyeringai senang tanpa ada raut kesedihan menunjukkan bahwa anak tidak merasakan sakit. Sebaliknya bila pasien menangis kuat menunjukkan bahwa pasien metrasaan nyeri yang luar biasa.
3). FLACC Scale
Gambar 8 FLACC Scale
Metode ini menilai nyeri melalui ekspresi wajah, kaki, katifitas dan kenyamanan atau ketengan. FLACC digunakan pada anak-anak yang belum mampu bicara atau pada bayi. Juga dapat dilakukan pada orang dewasa yang tidak mampu bicara atau tidak sadar.
Melalui ekspresi tersebut perawat dapat manila tingkat nyeri pasien.
4). CRIES Scale
Gambar 9 CRIES Scale
Alat ini digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi (<6 bulan) yang dirawat diruang intensive. Focus pengkajian ini adalah [ada respon menangis, oksigenasi, tanda-tanda vita, ekspresi wajah, dan kemampuan tidur.
Gambar 9 CRIES Scale
Alat ini digunakan untuk mengukur nyeri pada bayi (<6 bulan) yang dirawat diruang intensive. Focus pengkajian ini adalah [ada respon menangis, oksigenasi, tanda-tanda vita, ekspresi wajah, dan kemampuan tidur.
5). COMFORT scale
Gambar 10 COMFORT scale
Alat ini digunakan untuk: anak-anak, dewasa dengan gangguan kognitif, dewasa dengan gangguan kognitif permanen yang disebabkan karena medikasi atau penyakit kronik, pasien yang mendapatkan perawatan sedative di ruang ICU. Adapun skoring adalah sebagai berikut:
(1). Alertness: skor 1: apabila tidur nyenyak; 2: tidur ringan; 3: mengantuk; 4: tidur gelisah; 5: tidak bias tidur.
(2). Calmness: skor 1 apabila pasien dalam kondisi tenang.
Skor semakin tinggi bil apsien tidak bias tenang atau gelisah sampai mengalami kecemasan atau agitasi.
(3). Respiratiry distress: dapat dilihat dengan kemampuan bernapas pasien. Semakin gelisah maka skor semakin tinggi.
(4). Crying: skor 1 bila pasien tidak menangis. Skor semakin tinggi bila papsien mengerang, menangis atau menjerit.
(5). Physichal movement: diberi skor 0 jika tidak ada gerakan, yang merupakan tanda nyeri atau sakit berkurang. Skor 1 atau 2 menunjukkan beberapa gerakan, dan skor yang lebih tinggi menunjukkan gerakan yang kuat.
(6). Kekuatan otot: dinilai pada skor 3 jika normal, dengan skor yang lebih rendah menunjukkan tonus otot yang berkurang dan skor yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan tonus atau kekakuan.
(7). Facial Tension: dinilai dengan skor 1 untuk wajah yang benar-benar normal dan rileks, dan diberi peringkat lebih tinggi untuk tanda-tanda ketegangan otot wajah.
(8). Blood Presure anf Heart rate: Skor 1 menunjukkan bahwa tekanan darah darah nadi berada di bawah rentang normal (abnormal), dan skor 2 menunjukkan bahwa tekanan darah dan nadi berada pada rentang normal, sedangkan skor yang lebih tinggi diberikan untuk tekanan dara dan nadi yang meningkat (abnormal).
(3). Respiratiry distress: dapat dilihat dengan kemampuan bernapas pasien. Semakin gelisah maka skor semakin tinggi.
(4). Crying: skor 1 bila pasien tidak menangis. Skor semakin tinggi bila papsien mengerang, menangis atau menjerit.
(5). Physichal movement: diberi skor 0 jika tidak ada gerakan, yang merupakan tanda nyeri atau sakit berkurang. Skor 1 atau 2 menunjukkan beberapa gerakan, dan skor yang lebih tinggi menunjukkan gerakan yang kuat.
(6). Kekuatan otot: dinilai pada skor 3 jika normal, dengan skor yang lebih rendah menunjukkan tonus otot yang berkurang dan skor yang lebih tinggi menunjukkan peningkatan tonus atau kekakuan.
(7). Facial Tension: dinilai dengan skor 1 untuk wajah yang benar-benar normal dan rileks, dan diberi peringkat lebih tinggi untuk tanda-tanda ketegangan otot wajah.
(8). Blood Presure anf Heart rate: Skor 1 menunjukkan bahwa tekanan darah darah nadi berada di bawah rentang normal (abnormal), dan skor 2 menunjukkan bahwa tekanan darah dan nadi berada pada rentang normal, sedangkan skor yang lebih tinggi diberikan untuk tekanan dara dan nadi yang meningkat (abnormal).
4. KESEHATAN SECARA UMUM DAN VITALITAS DAN