• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN ONLINE SAAT PANDEMI COVID-19 TUGAS SARJANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI TENTANG PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN ONLINE SAAT PANDEMI COVID-19 TUGAS SARJANA"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

JEFRY ANDI SINAGA NIM. 160403086

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2020

(2)
(3)

Tgl Efektif : 09 Juli 2018 Halaman : 1 dari 1

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA

“SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA”

No. : 888 / UN5.2.1.4.1.4/KRK/2020

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa setelah melakukan : - Evaluasi hasil Seminar DRAFT Tugas Sarjana

- Pemeriksaan Terhadap Perbaikan DRAFT Tugas Sarjana terhadap mahasiswa :

Nama : Jefry Andi Sinaga

N I M : 160403086

Tempat dan tanggal lahir : Muara, 26 Juni 1998

Judul Tugas Sarjana : Studi Tentang Persepsi Konsumen Terhadap Pembelian Online Saat Pandemi Covid-19

menetapkan ketentuan-ketentuan berikut sebagai hasil evaluasi :

Dapat menerima perbaikan Tugas Sarjana Departemen Teknik Industri dan kepada penulisnya diizinkan untuk mengikuti Sidang Sarjana / Ujian Kolokium yang akan diadakan Departemen Teknik Industri FT USU.

Medan, Agustus 2020 Tim Pembanding,

Pembanding I, Pembanding II,

Dr. Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM Rahmi M. Sari, ST, MM(T)

Tanggal, 17 Agustus 2020 Tanggal, 18 Agustus 2020

Pembimbing, Ketua,

Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT, IPM Dr. Ir. Meilita Tryana Sembiring, MT, IPM

(4)

Judul : STUDI TENTANG PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN ONLINE SAAT PANDEMI COVID-19

Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 22 Juli 2020

Jefry Andi Sinaga NIM.160403086

(5)

Persepsi konsumen terhadap pembelian barang secara online merupakan proses evaluasi berbagai alternatif dan memilih salah satu alternatif untuk melakukan pembelian barang menggunakan media internet. Pemerintah mengimbau agar masyarakat dapat memanfaatkan belanja online untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Penerapan work from home (WFH) selama pandemi virus Corona (Covid-19), berdampak pada peningkatan belanja online untuk sejumlah produk selama masa work from home. Hal ini mengindikasikan terdapat faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen untuk melakukan pembelian barang secara online saat pandemi Covid-19, seperti faktor kualitas informasi, kemudahan, harga dan kualitas produk yang ditawarkan dalam melakukan belanja online mengakibatkan terjadinya perubahan persepsi konsumen untuk melakukan pembelian barang dari offline ke online. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kualitas informasi, kemudahan, harga dan kualitas produk dengan pembelian barang secara online saat pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, didukung dengan uji statistik menggunakan program JASP 12.2. Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa secara parsial bahwa variabel independen (kualitas informasi, kemudahan, harga dan kualitas produk) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (pembelian barang secara online). Secara simultan nilai Fhitung 34,523 > Ftabel 2,394 dan angka signifikansi (P Value) < 0,05 menunjukkan bahwa variabel kualitas informasi, kemudahan, harga dan kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap pembelian barang secara online.

Kata Kunci : Pembelian online, Kualitas informasi, Kemudahan, Harga dan Kualitas Produk

(6)

Consumer perception of purchasing goods online is a process of evaluating various alternatives and choosing one of them to purchase goods using the internet media. The government appealed to the public to be able to take advantage of online shopping to minimize the spread of Covid-19. The implementation of work from home (WFH) during the Corona virus pandemic (Covid-19) has an impact on increasing online shopping for a number of products during the work from home period. This indicates that there are factors that influence consumers' perceptions of buying goods online during the Covid-19 pandemic, such as information quality, convenience, price and product quality factors offered when shopping online, resulting in changes in consumer perceptions of buying goods from offline to online. This study aims to analyze the relationship between information quality, convenience, price and product quality with online purchase of goods during the Covid-19 pandemic. The method used is to use multiple linear regression analysis, supported by statistical tests using the JASP 12.2 program. The results of this study indicate that partially the independent variables (information quality, convenience, price and product quality) significantly influence the dependent variable (purchasing goods online).

Simultaneously with Fcount 34.523 > Ft 2.394 and the significance value (P Value) < 0,05 indicate that variables quality of information, convenience, price and product quality significantly influence the purchase of goods online.

Keywords: Online purchasing, information quality, convenience, price and product quality

(7)

Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat Kasih-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat akademis yang harus di penuhi oleh mahasiswa untuk mendapatkan gelar sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun Tugas Akhir ini berjudul Studi Tentang Persepsi Konsumen Terhadap Pembelian Online Saat Pandemi Covid-19.

Penulis melaksanakan pengamatan Tugas Akhir di Kota Medan, Sumatera Utara tempat dimana populasi penelitian diambil.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya.

Medan, Juli 2020 Penulis,

Jefry Andi Sinaga

(8)

Puji dan Syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat dan Rahmat Kasih-Nya, Penulis berkesempatan menyelesaikan Tugas Sarjana ini tepat pada waktunya.

Ucapan terimakasih ini diperuntukkan untuk kedua almarhum orang tua penulis yang telah melahirkan dan membesarkan penulis.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini Penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, S.T., M.T.,IPM., dan Bapak Buchari, S.T., M.Kes., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

2. Ibu Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, M.T.,IPM selaku Dosen Pembimbing dan Kepala Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada Penulis dalam penyusunan Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Dr. Ir. Sugih Arto Pujangkoro, M.M. dan Ibu Rahmi M. Sari, S.T., M.M. (T) selaku Dosen Pembanding Utama yang telah memberikan masukan kepada Penulis dalam penyusunan Tugas Sarjana ini.

(9)

M.Sc. selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah memberikan wejangan terkait topik Tugas Akhir Penulis.

5. Ibu Nismah Panjaitan, S.T., M.T., dan Bapak Chalis Fajri Hasibuan, S.T., M.Sc., selaku dosen dan staff Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja.

6. Abang dan kakak penulis Pahala Roy C. Sinaga, SP., Lenny Magdalena Sinaga, SPd., Debora Sinaga, SKM., Susi Yanti Sinaga, SSi., dan Herman Sinaga, SE yang telah memberikan dukungan motivasi dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian Laporan Tugas Sarjana ini.

7. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

8. Pegawai Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, Bapak Tumijo, Bapak Nurmansyah, Bapak Eddy, Ibu Ester Samosir, Kak Rahmaini, Kak Mia, Bang Awaluddin dan Kak Neneng, atas bantuannya dalam hal penyelesaian administrasi untuk melaksanakan Tugas Sarjana ini.

9. Rekan-rekan asisten Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja, Satria, Taufik, Ayu, Rinal, Hanuun, Raymond dan Dian yang telah memberi dukungan dan membantu Penulis dalam proses penyelesaian Tugas Sarjana.

(10)

pengalaman kepada Penulis dalam proses penyusunan Tugas Sarjana.

11. Teman-teman Penulis selama di Teknik Industri, Teman-teman penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU, khususnya teman-teman angkatan 2016 (FIERLAS) yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam proses penyusunan Tugas Sarjana.

12. Teman KP PIM, yaitu Tamadhar, Talitha dan Widya selaku rekan-rekan yang melalui masa Kerja Praktek bersama penulis di PT. Pupuk Iskandar Muda (PIM), Lhoksemawe.

13. Teman-teman penulis, yaitu Ulva, Desmar, Jernita, Satria, Angel, Ovie, Satrio, Ratu, Ade, Nurul, Afri, Yohannes dan Jhan yang telah memberikan dukungan dalam proses penyusunan tugas Sarjana ini.

14. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan pendapatnya melalui kuesioner yang diberikan penulis.

15. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin disebutkan satu per satu, hanya Tuhan yang dapat membalas kalian semua, Amin.

Semoga Kasih Karunia Tuhan yang Maha Esa memberkati, melindungi, dan menyertai kita semua.

JEFRY ANDI SINAGA

(11)

BAB HALAMAN LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SERTIFIKAT EVALUASI ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah... I-10 1.3. Tujuan Penelitian ... I-11 1.4. Manfaat Penelitian... I-11 1.5. Asumsi dan Batasan Masalah ... I-12 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ... I-13

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

II GAMBARAN UMUM PENELITIAN ... II-1 2.1. Gambaran Umum Penggunaan Internet di Indonesia ... II-1 2.2 . Gambaran Umum Terhadap Belanja Online di Indonesia ... II-3 2.3 . Fenomena Penelitian ... II-5

III TINJAUAN PUSTAKA ... III-1 3.1. Persepsi Konsumen ... III-1 3.2. Proses Persepsi Konsumen ... III-1 3.3. Pembelian Barang Secara Online ... III-3 3.4. Perilaku Belanja Online ... III-6 3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

(Consumer Behaviour) Secara Online... III-8 3.6 . Metode-Metode dan Instrumen yang Digunakan ... III-13 3.6.1. Kuesioner ... III-13 3.6.1.1. Validitas ... III-13 3.6.1.2. Reliabilitas ... III-14 3.6.2. Uji Asumsi Klasik ... III-14 3.6.2.1. Uji Normalitas ... III-15 3.6.2.2. Uji Heteroskedastisitas ... III-15 3.6.2.3. Uji Multikolinieritas ... III-16

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.6.3. Koefisien Regresi Linier Berganda ... III-16 3.6.3.1. Uji T ... III-16 3.6.3.2. Uji Simultan ... III-17 3.6.3.3. Koefisien Determinasi ... III-18 3.6.3.4. Analisis Regresi Linear Berganda ... III-19 3.6.4. Teknik Sampling ... III-20

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian... IV-1 4.2 . Jenis Penelitian ... IV-1 4.3 . Subjek Penelitian ... IV-2 4.3.1. Populasi ... IV-2 4.3.2. Sampel ... IV-3 4.4 . Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-5 4.5 . Variabel Penelitian ... IV-5 4.6 . Definisi Operasional ... IV-6 4.7 . Tahapan Penelitian ... IV-8 4.8 . Metode Pengumpulan Data ... IV-9 4.9 . Metode Pengolahan Data ... IV-12 4.10. Metode Analisis dan Pembahasan ... IV-13

(14)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Analisis Karakteristik Responden ... V-1

5.1.1. Jenis Kelamin ... V-1 5.1.2. Umur ... V-2 5.1.3. Pekerjaan ... V-2 5.1.4. Frekuensi Pembelian Online ... V-3 5.2. Gambaran Umum Variabel Penelitian ... V-4 5.2.1. Distribusi JawabanVariabel Kualitas Informasi (KI).. V-7 5.2.2. Distribusi Jawaban Variabel Kemudahan (K) ... V-8 5.2.3. Distribusi Jawaban Variabel Harga (H) ... V-11 5.2.4. Distribusi Jawaban Variabel Kualitas Produk (KP) .. V-12 5.2.5. Distribusi Jawaban Variabel Pembelian Barang

Secara Online (PB) ... V-14 5.2.6. Pengujian Validitas ... V-18 5.2.7. Pengujian Reliabilitas ... V-19 5.3. Uji Asumsi Klasik ... V-20 5.3.1. Uji Normalitas ... V-20 5.3.2. Uji Heteroskedastisitas ... V-21 5.3.3. Uji Multikolinearitas ... V-22

(15)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.4. Uji Koefisien Regresi Linear Berganda ... V-23 5.4.1. Uji Parsial (Uji T) ... V-23 5.4.2. Uji Simultan (Uji F) ... V-24 5.4.3. Koefisien Determinasi ... V-25 5.4.4. Analisis Regresi Linear Berganda ... V-26 5.5. Analisis Persepsi Konsumen... V-28

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... VI-1 6.1. Analisis karakteristik Responden ... VI-1 6.2. Analisis Gambaran Umum Variabel Penelitian ... VI-1 6.3. Analisis Uji Asumsi Klasik ... VI-3 6.4. Analisis Regresi Linear Berganda ... VI-4 6.5. Pembahasan Persepsi Konsumen ... VI-7

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan... VII-1 7.2 Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA

(16)

TABEL HALAMAN 1.1. Perbandingan Pemesanan E-Commerce Setelah Wabah

Virus Corona ... I-6 3.1. Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas ... III-14 4.1. Penduduk Kota Medan Menurut Komposisi Penduduk dan

Jenis Kelamin ... IV-2 4.2. Penduduk Kota Medan Berumur 15 Tahun ke Atas yang

Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama dan Jenis

Kelamin ... IV-2 4.3. Kategori Responden ... IV-4 4.4. Kuesioner Variabel Pembelian Barang Secara Online (PB) IV-9 4.5. Kuesioner Variabel Kualitas Informasi (KI) ... IV-10 4.6. Kuesioner Variabel Kemudahan (K) ... IV-11 4.7. Kuesioner Variabel Harga (H)... IV-11 4.8. Kuesioner Variabel Kualitas Produk (KP) ... IV-12 5.1. Rekapitulasi Data Karakteristik Responden ... V-3 5.2. Hasil Statistik Deskriptif ... V-5 5.3. Atribut Variabel Kualitas Informasi (KI) ... V-7 5.4. Rekapitulasi Pembobotan Data Variabel Kualitas Informasi

(KI) ... V-7

(17)

TABEL HALAMAN 5.6. Rekapitulasi Pembobotan Data Variabel Kemudahan (K) ... V-9 5.7. Atribut Variabel Harga (H) ... V-11 5.8. Rekapitulasi Pembobotan Data Variabel Harga (H) ... V-11 5.9. Atribut Variabel Kualitas Produk (KP) ... V-13 5.10. Rekapitulasi Pembobotan Data Variabel Kualitas Produk

(KP) ... V-13 5.11. Atribut Variabel Pembelian Barang Secara Online (PB) ... V-15 5.12. Rekapitulasi Pembobotan Data Variabel Pembelian Barang

Secara Online (PB) ... V-16 5.13. Uji Validitas ... V-18 5.14. Uji Reliabilitas ... V-19 5.15. Hasil Uji Multikolinearitas Model Regresi Pembelian

Online ... V-22 5.16. Hasil Uji Parsial (Uji T) Model Regresi Pembelian Online . V-23 5.17. Hasil Uji Simultan (Uji F) Model Regresi Pembelian

Online ... V-25 5.18. Nilai Koefisien Determinasi Model Regresi Pembelian

Online ... V-25 5.19. Hasil Uji Regresi (Koefisien Regresi) ... V-26

(18)

GAMBAR HALAMAN 1.1. Daerah Redzone Kota Medan Pada Pandemi Covid-19.... I-3 2.1. Data Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2020 ... II-3 2.2. Indikator Pertumbuhan Digital Tahun 2020 ... II-3 2.3. Penggunaan E-Commerce di Indonesia Tahun 2020 ... II-4 2.4. Kategori Pembelian... II-4 2.5. E-Commerce dengan Pengunjung Tertinggi 2019 ... II-5 2.6. Peningkatan Waktu Untuk Berbelanja Online dan

Pengelompokan Berdasarkan Umur dan Gender ... II-6 3.1. Proses Persepsi ... III-2 3.2. Model Lima Tahap Proses Membeli ... III-4 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-5 4.2. Tahapan Penelitian ... IV-8 5.1. Grafik Data Jenis Kelamin Responden ... V-1 5.2. Grafik Data Kategori Umur Responden ... V-2 5.3. Grafik Data Pekerjaan Responden ... V-2 5.4. Grafik Data Frekuensi Pembelian online Responden ... V-3 5.5. Histogram Rekapitulasi Pembobotan Variabel Kualitas

Informasi (KI) ... V-8 5.6. Histogram Rekapitulasi Pembobotan Variabel

(19)

GAMBAR HALAMAN 5.7. Histogram Rekapitulasi Pembobotan Variabel Harga (H) V-12 5.8. Histogram Rekapitulasi Pembobotan Variabel Kualitas

Produk (KP) ... V-14 5.9. Histogram Rekapitulasi Pembobotan Variabel Pembelian

Barang Secara Online (PB) ... V-17 5.10. Hasil Uji Normalitas Model Regresi Pembelian Online ... V-20 5.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Regresi Pembelian

Online ... V-21 5.12. Hasil Tahapan Proses Pembelian Secara Online ... V-28 5.13. Histogram Pembobotan Rata-Rata Faktor Pembelian

Barang Secara Online saat Pandemi Covid-19 ... V-29 6.1. Persepsi Konsumen Berdasarkan Karakteristik

Pekerjaan ... VI-8

(20)

L-1 Kuesioner Penelitian Pembelian Barang Secara Online L-2 Rekapitulasi Kuesioner Pembelian Barang Secara Online L-3 Hasil Uji JASP

L-4 Form Permohonan dan Penetapan L-5 Surat Keterangan (SK) Tugas Akhir

L-6 Kartu Kehadiran Kuliah Umum, Seminar Hasil, Workshop dan Conference L-7 Form Asistensi Tugas Akhir

(21)

1.1. Latar Belakang

Persepsi Konsumen yaitu proses yang dilakukan konsumen untuk mendapatkan suatu produk yang melalui tahapan proses evaluasi berbagai alternatif dan memilih salah satu alternatif dengan penggunaan informasi yang berakibat kosumen melakukan tindakan apakah akan membeli atau tidak membeli suatu produk, sekaligus tindakan setelah pembelian produk tersebut.

Seiring dengan perkembangan teknologi, dimana terjadi perubahan di bidang teknologi dan informasi yaitu internet bukan hanya sebagai sarana komunikasi tetapi juga sebagai media pencarian informasi yang memenuhi manusia dalam memenuhi kebutuhannya. E-commerce menjadi trend dalam berbelanja. Hal ini disebabkan karena belanja online membebaskan konsumen dari kunjungan ke toko yang memerlukan waktu yang lama serta mereka harus keluar dari rumah untuk mendapatkan barang yang diinginkan.

Belanja online menjadi alternatif bagi konsumen karena lebih nyaman daripada belanja offline yang biasanya dihubungkan dengan keramaian, kecemasan, kemacetan lalu lintas, waktu yang terbatas dan keterbatasan tempat parkir. Dengan kemudahan dan kenyamanan, konsumen akan memilih bertransaksi di e-commerce untuk memenuhi berbagai barang keperluannya.

(22)

Indonesia terkena dampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan perubahan kecenderungan pembelian dari offline ke online, dimana Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) diumumkan WHO (World Health Organization) sebagai pandemi global pada tanggal 11 Maret 2020. Kejadian Covid-19 yang dilaporkan kepada publik pertama kali tanggal 31 Januari 2020 di Wuhan, Provinsi Hubei, RRC. (WHO. 2020).

Kementerian perdagangan mengimbau kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan belanja online untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Hal ini juga mengimplementasikan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), seperti yang diutarakan oleh Menteri Perdagangan, Agus Supramanto.

Penerapan Work From Home (WFH) selama pandemi virus Corona (Covid-19), berdampak pada peningkatan belanja online untuk sejumlah produk, terutama produk kesehatan. Hal tersebut diungkapkan asosiasi pelaku industri perdagangan online, Indonesia E-Commerce Association (IdEA).

Kota Medan merupakan kota yang terdampak pandemi Covid-19 dengan daerah zona merah (Red Zone), dikatakan status daerah zona merah karena merupakan wilayah dengan penularan virus corona yang sudah tidak terkendali.

Di zona merah, semua aktivitas sosial ditangguhkan, termasuk pemberhentian sekolah, tempat ibadah dan perkantoran, semua perjalanan di zona merah akan dibatasi, kecuali beberapa perjalanan yang sifatnya darurat, seperti penyaluran logistik dan penanganan kesehatan. Berikut tampilan zona merah kota Medan yang dapat dilihat pada Gambar 1.1.

(23)

Sumber: Jsig

Gambar 1.1. Daerah Redzone Kota Medan Pada Pandemi Covid - 19

Menurut Siti Nur Fatoni, dkk (2020) menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19 konsumen menghindari kontak fisik (physical distancing) sehingga dalam hal transkasi jual beli dilakukan secara digital. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa untuk mencegah penyebaran pandemi virus Covid-19 penggunaan aplikasi belanja online melonjak hingga 300 persen.

Berdasarkan penelitian terdahulu (Taufik & Eka. 2020), kejadian pandemi Covid-19 yang merupakan bencana non alam (non nature disaster) menjadi salah satu faktor dari lingkungan luar (external environment) yang memberikan dampak penurunan aktivitas bisnis konvensional (offline), namun meningkatkan kegiatan bisnis yang inovatif berbasis platform online.

(24)

Berdasarkan data IdEA, yang disampaikan oleh Manager Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah IdEA, Rofi Uddarojat (April-2020) bahwa adanya

“Shifting” dari barang-barang elektronik berpindah ke barang yang mendukung WFH sehingga barang-barang yang mengalami peningkatan penjualan selama WFH diantaranya produk alat kesehatan, peralatan rumah tangga, dan barang- barang yang berkaitan dengan hobi.

Berdasarkan pemaparan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki (Selasa,28/04/2020) mengungkapkan transaksi penjualan online produk UMKM meningkat hingga 350 persen di tengah pandemi Covid-19. Penjualan didominasi bahan pokok dan makanan instan sebesar 200%, produk kesehatan (masker, hand sanitizer dan thermometer) sebesar 90% dan produk hobi indoor dan outdoor juga naik sekitar 70 persen.

Pandemi mendorong sebagian masyarakat untuk berbelanja online guna mengantisipasi penularan Covid-19. Menurut survei yang dilakukan katadata (29/04/2020) pada beberapa Startup e-commerce, seperti Blibli, Tokopedia, dan Lazada mencatatkan adanya peningkatan jumlah penjual dan transaksi, terutama untuk kategori kesehatan.

Dilansir dari video conference oleh Executive Vice President of Consumer Goods Category Blibli Fransisca K Nugraha (28/04/2020) mengatakan, jumlah penjual dan transaksi meningkat 90% pada bulan April imbas pandemi Covid-19 yang diakibatkan adanya penutupan mall, sehingga E-commerce menjadi alternatif utama.

(25)

Executive Vice President of Digital Products & Automotive Category Blibli Lay Ridwan Gautama menambahkan, pada ramadan tahun lalu, produk yang paling banyak dibeli yakni biskuit, makanan ringan, susu formula, minyak goreng, dan bumbu dapur. Tahun ini dengan adanya pandemi corona, produk kesehatan diprediksi akan banyak dicari saat bulan puasa.

Dilansir dari pemaparan Chief of Customer Experience Lazada Indonesia Ferry Kusnowo dalam katadata.co.id (30/02/2020) menyampaikan kenaikan jumlah penjual, transaksi dan pembuatan akun baru di platform Lazada.

EVP (Executive Vice President) Commercial FMCG (Fast Moving Consumer Goods) Category Lazada Indonesia Bobby Gandasaputra (08/04/2020) mengatakan bahwa transaksi pada kategori bahan pokok seperti sayuran dan produk kesehatan melonjak signifikan.

Berdasarkan riset katadata yang dilakukan terhadap Tokopedia, dimana diketahui jumlah mitra penjual di Tokopedia mencapai 7,8 juta saat ini (terjadi peningkatan 1,4 juta dari bulan Oktober), dan adanya peningkatan pedagang yang menjual produk kesehatan meningkat hampir 2,5 kali lipat efek pandemi Covid- 19. Dikutip dari siaran Pers oleh VP (Vice President) of Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak (Kamis, 09/04/2020) menambahkan ada tiga kategori yang transaksinya meningkat drastis sejak Maret yakni kesehatan, keperluan rumah tangga, serta makanan dan minuman.

Dilansir dari katadata.co.id (23/03/2020), sejak penyebaran Virus Corona di Indonesia, sejumlah perusahaan jasa pengiriman barang mencatat adanya kenaikan pengiriman barang, seperti pemaparan COO(Chief Operating Officer)

(26)

Paxel Zaldy Ilham Masita menjelaskan perusahaan mencatatkan kenaikan pengiriman makanan dan bahan makanan segar hingga mencapai 80% dalam bulan Maret. Hampir sama dengan Paxel, CEO J&T Ekspress Robin Lo mengatakan bahwa perusahaan juga mencatat ada kenaikan pengiriman barang sejak wabah virus corona dengan kenaikan 60% sampai 70% transaksi pengiriman barang perusahaan berasal dari e-commerce.

Dalam survei yang dilakukan Redseer (Maret 2020), terdapat 51%

responden yang mengaku pertama kali menggunakan aplikasi belanja saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal ini membuatadanya kenaikan pembelian secara online, seperti dijelaskan pada Tabel 1.1.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan konsumen untuk melakukan pembelian online, dimana terdapat faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen untuk melakukan pembelian online.

Tabel 1.1. Perbandingan Pemesanan E-Commerce Setelah Wabah Virus Corona

Wilayah Pertumbuhan

(%)

DKI Jakarta 353

Bogor, Depok, Tangerang, dan

Bekasi 397

Banten 391

Jawa Timur 322

Jawa Tengah 339

DI Yogyakarta 259

Sumatera Utara 443

Bali 475

Lampung 433

Sumatera Selatan 360

Total Nasional

* Perbandingan Bulan Maret dengan Februari

Sumber: PowerCommerce.Asia (2020) dalam Bisnis Indonesia Edisi 26 Maret 2020

(27)

Berdasarkan hasil riset Center for Strategic and Industries (CSIS) dan Tenggara Strategics, mitra Grab mengalami peningkatan dalam pengantaran barang yang didominasi dari pembelian online dan peningkatan untuk GrabFood dan GrabKios kota Medan sebesar 32% dan 9%. Dilansir dari berita Kompas (Jumat/06-03-2020) menjelaskan adanya peningkatan pembelian online di kota Medan, namun untuk belanja bahan pokok secara daring sebagian masyarakat masih memilih toko konvensional.

Berdasarkan medanbisnisdaily(Senin/ 06-04-2020), menjelaskan bahwa Plt. Walikota Medan menganjurkan belanja secara online dimana diluncurkannya layanan GrabMart untuk kota Medan agar masyarakat beralih dari pasar tradisional ke online untuk pemenuhan kebutuhan bahan pokok secara online.

Berdasarkan penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa adanya faktor- faktor yang mempengaruhi persepsi konsumen untuk melakukan pembelian online, seperti faktor kualitas informasi berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian di toko online Lazada (Agustinus Mulyadi, dkk 2018). Faktor lainnya yang mempengaruhi persepsi konsumen bahwa variabel kemudahan berpengaruh positif terhadap kepuasan sehingga konsumen akan melakukan pembelian ulang (Wan, et. al. 2012). Persepsi konsumen terhadap faktor harga dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Comaeni, Rini.

2013).

Berdasarkan penelitian sebelumnya (Ridwan. 2018), mengindikasikan bahwa faktor kualitas informasi yang disediakan oleh penjual online, seperti informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu berpengaruh signifikan terhadap

(28)

keputusan pembelian bagi pengguna aplikasi Lazada di Medan. Persepsi konsumen Medan yang menjadi subjek penelitian cenderung mempertimbangkan kemudahan saat melakukan transaksi online dan keamanan data penggunauntuk meningkatkan kepercayaan dalam melakukan transaksi online (Eni & Jupianus.

2020)

Penelitian sebelumnya dimana subjek penelitian konsumen Medan menjelaskan bahwa faktor harga mempengaruhi pembelian barang secara online, seperti variasi harga, kesesuaian harga dan adanya promosi maupun potongan harga pada situs belanja online (Adi, dkk. 2018). Faktor kemudahan dan faktor kualitas produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dalam berbelanja secara online (Awi & Marla. 2019).

Menurut penelitian terdahulu dalam penelitiannya yang mengkaji konsumen Medan, menjelaskan bahwa faktor kemudahan dalam melakukan pembelian online Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rianda, dkk (2020), menjelaskan bahwa pelajar/ mahasiswa yang umumnya usia 15- 26 tahun lebih cenderung terbuka terhadap hal-hal yang baru, sehingga cenderung melakukan belanja online dibandingkan konvensional.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa konsumen Medan menjelaskan kecenderungan terhadap belanja online saat pandemi Covid-19 dikarenakan kontak fisik tidak terjadi (lebih aman) sehingga meminimalisisr penularan virus dan dapat menghemat waktu serta mempermudah pembayaran.

Hal ini juga didukung dengan faktor kualitas informasi akurat karena terdapat

(29)

penilaian pelanggan yang tidak bisa dimanipulasi dan selama belanja online barang yang dibeli tidak pernah mengecewakan.

Faktor lain yang mempengaruhi persepsi konsumen adalah faktor kemudahan dikarenakan proses pembayaran yang memudahkan konsumen.

Proses transaksi lebih mudah dan cepat, hanya dengan android dan internet semua bisa dilakukan hanya dengan sekali klik, tidak perlu menunggu penjual akan memverivikasi pembelian karena sudah secara otomatis dilakukan oleh sistem portal belanja. Dari segi harga pembelian online lebih murah dan tidak perlu ongkos untuk keluar rumah, karena barang sudah diantar ke tempat, Ongkir barang juga didiskon sehingga bonusnya dua kali lipat.

Persepsi konsumen terhadap variabel kualitas produk, dimana berdasarkan pembelian sebelumnya dilakukan evaluasi terhadap produk dan toko berdasarkan penilaian pelanggan dan tingkat rating tokonya sehingga barang yang dipesan sudah terjamin kualitasnya serta persepsi konsumen terhadap kesesuaian barang yang dilihat di katalog online.

Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa konsumen cenderung melakukan tahapan sebelum melakukan proses pembelian sesuai dengan proses persepsi, dengan menggunakan stimuli dari penglihatan. Setelah stimuli terbentuk akan muncul perhatian baik dari pencarian informasi dan evaluasi terhadap produk yang akan dibeli. Tahap selanjutnya adalah tanggapan yaitu keputusan membeli.

Dapat disimpulkan bahwa konsumen memperhatikan tahapan proses pembelian saat berbelanja online dan juga memperhatikan faktor individu yaitu

(30)

pengalaman sebelumnya dalam transaksi online dan niat untuk melakukan pembelian. Dari permasalahan diatas, sehingga peneliti menggunakan kuesioner sebagai tingkat persepsi konsumen terhadap pembelian barang secara online saat pandemi Covid-19 dan analisis faktor yang mempengaruhi, seperti faktor kualitas informasi, kemudahan, harga dan kualitas produk terhadap pembelian barang secara online saat pendemi Covid-19.

1.2. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dari latar belakang di atas adalah adanya kecenderungan konsumen melakukan pembelian barang secara online di kota Medan saat pandemi Covid-19, sehingga dipelukan penelitian untuk menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi pembelian online saat pandemi Covid-19.

Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah kualitas informasi, kemudahan, harga, kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap pembelian online saat Pandemi Covid-19?

2. Apakah kualitas informasi, kemudahan, harga, kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap pembelian online saat Pandemi Covid-19?

3. Apakah faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi persepsi pembelian online saat pandemi Covid-19?

(31)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian barang secara online saat pandemi Covid-19.

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Menganalisis pengaruh faktor kualitas informasi, kemudahan, harga dan kualitas produk secara parsial terhadap pembelian online saat pandemi Covid- 19.

2. Menganalisis pengaruh faktor kualitas informasi, kemudahan, harga dan kualitas produk secara simultan terhadap pembelian online saat pandemi Covid-19.

3. Menganalisis faktor dominan yang mempengaruhi persepsi pembelian online saat pandemi Covid-19.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan untuk menganalisis dan berfikir secara sistematis sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkaji secara ilmiah tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian secara online.

(32)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi lembaga peneliti, perguruan tinggi maupun peneliti-peneliti selanjutnya.

1.5. Asumsi dan Batasan Masalah

Asumsi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian dalam kondisi sehat.

2. Subjek penelitian pernah melakukan transaksi online.

3. Jawaban yang diberikan oleh subjek penelitian tidak dipengaruhi oleh siapapun.

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan berupa analisis persepsi konsumen terhadap pembelian barang secara online saat pandemi Covid-19 dengan memperhatikan faktor stimulus berupa stimuli terhadap penglihatan suatu produk secara online dan faktor individu berupa pembelian barang sebelumnya.

2. Penelitian yang dilakukan memperhatikan lima tahap proses membeli. Hal ini sesuai dengan observasi awal yang menjelaskan tahapan-tahapan persepsi kinsumen melakukan pembelian online melalui keputusan sebelum membeli produk melalui informasi tentang produk tersebut dan pembelian ulang produk.

3. Penelitian yang dilakukan tidak mengkaji situs pembelian barang secara online dan jenis barang yang dibeli secara online.

(33)

4. Penelitian yang dilakukan berupa analisis hipotesa kualitas informasi, kemudahan, harga dan kualitas produk terhadap pembelian barang secara online pada saat pandemi COVID-19.

5. Penelitian yang dilakukan hanya sampai pada tahap analisis faktor menggunakan metode regresi linear berganda.

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Penulisan laporan tugas sarjana ini disajikan mulai dari Bab I sampai dengan Bab VII dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian dengan judul “Studi Tentang Persepsi Konsumen Terhadap Pembelian Online saat Pandemi Covid-19” dengan menggunakan metode regresi linear berganda, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi dan batasan masalah serta sistematika penulisan laporan.

BAB II Gambaran umum Penelitian menjelaskan secara singkat mengenai penelitian terhadap pembelian barang secara online.

BAB III Tinjauan pustaka menyajikan dasar teori dan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian, berisi tentang persepsi konsumen, pembelian barang secara online, uji validitas dan uji reliabilitas, metode regresi linear berganda dan teknik sampling.

(34)

BAB IV Metodologi Penelitian menjabarkan tentang urutan langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan penjelasan secara garis besar tentang lokasi dan waktu penelitian, jenis penelitian, subjek penelitian, kerangka konseptual penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, tahapan penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan metode analisis serta pembahasan data.

BAB V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisikan data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah.

BAB VI Analisis dan Pembahasan, berisikan tentang analisis dari hasil pengolahan data terhadap pemecahan masalah dalam penelitian.

BAB VII Kesimpulan dan Saran, berisikan intisari yang diperoleh dari hasil penelitian dan saran-saran yang bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

(35)

2.1. Gambaran Umum Penggunaan Internet di Indonesia

Internet telah mengubah pola hidup masyarakat Indonesia. Hal ini bisa dilihat dengan banyaknya pengguna internet di semua kalangan. Setiap orang baik muda mau pun tua bisa mengakses internet dengan alat canggih seperti smartphone atau pun komputer yang telah terhubung dengan internet.

Berdasarkan Website Facebook dan Bain & Company, dimana dilakukan survei terhadap 12.965 responden di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam serta 30 CEO dan pemodal di negara-negara tersebut (konsumen digital), yang mengindikasikan jumlah konsumen digital di ASEAN dan Indonesia telah meningkat pesat selama beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan video conference Partner Bain & Company, Edy Widjaja di The Hermitage, Jakarta (Rabu, 19/2/2020 menjelaskan studi yang dilakukan di Indonesia menunjukkan jumlah konsumen digital tahun 2018 sudah mencapai 53% atau setengah dari total populasi Indonesia di tahun 2018 (meningkat 19% dibanding tahun 2017), dimana konsumen digital didominasi orang berusia 15 tahun, dan diprediksi akan terus bertumbuh hingga beberapa tahun ke depan. Bahkan pada tahun 2025 mendatang, pertumbuhan belanja online di Indonesia diprediksi tumbuh menjadi USD 48 miliar (Rp 657,7 triliun).

Daya beli konsumen Indonesia secara online akan meningkat hingga 3,2 kali lipat pada tahun 2025. Jika pada tahun 2018 rata-rata pengeluaran konsumen digital

(36)

sebesar USD 125 (Rp 1,7 juta), angka ini akan mencapai USD 390 (Rp 5,3 juta) tahun 2025.

Perusahaan platform media sosial dari Kanada, Hootsuite, bekerjasama dengan We are Social dari Inggris baru-baru ini merilis perkembangan pengguna internet di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Laporan itu bertajuk "Digital 2020: A comprehensive look at the state of the internet, mobile devices, social media, and ecommerce dimana Indonesia termasuk dalam tiga besar peringkat dunia dalam pertumbuhan penetrasi internet dunia setelah India dan China (dimana pengguna baru meningkat 25,36 juta jiwa atau 17% dibanding tahun 2019) dan Indonesia termasuk lima besar dunia pengakses internet lewat ponsel serta pengguna internet Indonesia merupakan pelaku jual beli online tertinggi di dunia.

Negara Indonesia, dengan total penduduk sebesar 272,1 juta jiwa, pengguna internet mencapai 175,4 juta jiwa, dimana jumlah smartphone yang terkoneksi mencapai 338,2 juta unit, hampir dua kali lipat jumlah pengguna internet. Artinya, hampir rata-rata orang Indonesia punya lebih dari satu smartphone. Sedangkan jumlah pengguna sosial media mencapai 160 juta jiwa dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Dibanding periode Januari 2019, pada Januari 2020, jumlah pengguna internet meningkat 17 persen (bertambah 25 juta jiwa) dari tahun lalu. Smartphone yang terkoneksi juga bertambah 15 juta unit atau 4,6 persen. Ada pun jumlah pengguna sosial media bertambah 12 juta jiwa atau naik 8,1 persen dapat dilihat pada Gambar 2.2.

(37)

Sumber : Hootsuite, We Are Social. 2020

Gambar 2.1. Data Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2020

Sumber : Cyberthreat (Data: Hootsuite).2020

Gambar 2.2. Indikator Pertumbuhan Digital Tahun 2020

2.2. Gambaran Umum Terhadap Belanja Online di Indonesia

Indonesia memiiki toko daring (online) yang begitu banyak bentuk dan wujudnya. Berbagai rupa toko daring tersebut tergolongkan dalam bisnis Ecommerce, Electronic Commerce / Commercial. Dilansir dalam data We Are Social adalah negara dengan adopsi (penggunaan) e-commerce terbesar di dunia.

Angkanya mencapai 88 persen dari seluruh pengguna internet yang ada di Indonesia.

(38)

Sumber : Hootsuite, We Are Social. 2020

Gambar 2.3. Penggunaan E-Commerce di Indonesia Tahun 2020

Penggolongan berdasarkan kategori pada keseluruhan tahun 2019, dimana aktivitas e-commerce didominasi dengan kategori mode dan kecantikan yang dapat dilihat pada Gmbar 2.4.

Sumber : Hootsuite, We Are Social. 2020

Gambar 2.4. Kategori Pembelian

(39)

Berdasarkan analisis yang dilakukan ipricegroup dengan data dari similarweb yang bekerja sama dengan platform media online di dunia pada tahun 2019 dapat diketahui aplikasi belanja online yang paling sering dikunjungi adalah tokopedia dapat dilihat pada Gambar 2.5.

Sumber : SimilarWeb

Gambar 2.5. E-Commerce dengan Pengunjung Tertinggi 2019

2.3. Fenomena Penelitian

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh GlobalWebIndex pada awal April 2020 menunjukkan bahwa pengguna internet telah menghabiskan lebih banyak waktu berbelanja online dalam beberapa minggu terakhir, tetapi ada beberapa perbedaan menarik antara perilaku gender dan kelompok umur yang berbeda saat pandemi Covid-19 berlangsung.

Persepsi merupakan proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan informasi guna membentuk

(40)

gambaran berarti mengenai dunia. Sehingga terbentuklah persepsi, dimana bahwa konsumen cenderung beralih ke online dibanding offline dengan berbagai alasan seperti pencegahan dan anjuran untuk membatasi aktivitas di luar rumah.

Hal ini terbukti dengan riset yang dilakukan GlobalWebIndex, bahwa lebih dari separuh pengguna internet berusia 25 hingga 44 tahun di 17 negara yang tercakup dalam survei mengatakan bahwa mereka telah menghabiskan lebih banyak waktu berbelanja online saat bulan Maret 2020, dengan pria khususnya mengatakan bahwa mereka telah meningkatkan jumlah waktu yang mereka habiskan untuk kegiatan e-commerce.

Sumber : Hootsuite, We Are Social. 2020

Gambar 2.6. Peningkatan Waktu Untuk Berbelanja Online dan Pengelompokan Berdasarkan Umur dan Gender

(41)

Dengan menyebarnya Covid-19 yang mulai membatasi pergerakan manusia, Bank Indonesia (BI) melihat adanya peningkatan jumlah transaksi pembelian lewat e-commerce pada bulan Maret 2020. Menurut Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Filianingsih Hendarta, transaksi pembelian lewat e-commerce meningkat 18,1% menjadi 98,3 juta transaksi dan total nilai transaksinya meningkat 9,9% menjadi Rp 20,7 triliun, dimana

"Peningkatan transaksi terbesar adalah kebutuhan primer, dalam hal ini makanan dan minuman yang meningkat 59%, perlengkapan sekolah meningkat 34%, dan personal care dalam hal ini hand sanitizer dan masker meningkat 29%.

(42)

3.1. Persepsi Konsumen

Menurut Salomon, persepsi dapat dikatakan sebagai makna yang dihubungkan berdasarkan pengalaman masa lalu, rangsangan yang diterima melalui lima indera. Persepsi merupakan proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan, dan menginterprestasikan informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai dunia.

Persepsi digambarkan sebagai proses dimana individu seseorang menyeleksi, mengorganisasi dan menterjemahkan stimulasi menjadi sebuah arti yang koheren dengan semua kejadian dunia. Menurut Deshpande, Farley &

Webster, persepsi adalah proses bagaimana stimuli-stimuli diseleksi, diorganisasi dan diinterpretasikan. Dengan arti lain, persepsi dapat dikatakan sebagai cara seseorang memandang dunia disekitarnya.

3.2. Proses Persepsi Konsumen

Persepsi setiap orang terhadap suatu objek akan berbeda-beda. Oleh karena itu, persepsi memilik sifat subjektif. Kebutuhan dan keinginan konsumen sangat bervariasi dan dapat berubah-ubah karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian.

(43)

Menurut Shiffman dan Kanuk, persepsi terhadap suatu objek berasal dari interaksi antara dua jenis faktor:

1. Faktor stimulus, yaitu karakteristik secara fisik seperti ukuran, berat, warna atau bentuk yang dapat diketahui dengan menggunakan panca indera.

2. Faktor individu yang termasuk proses di dalamnya bukan hanya pada panca indra akan tetapi juga pada proses pengalaman yang serupa dan niat yang mendorong untuk melakukan persepsi.

Gambar 3.1 menjelaskan mengenai bagaimana stimuli ditangkap melalui indra dan kemudian diproses oleh penerima stimulus (persepsi).

Stimuli -Penglihatan - Suara - Bau - Rasa

Indera

Penerima Perhatian Tanggapan Persepsi

Sumber : Nugroho. J Setiadi.Perilaku Konsumen. 2008

Gambar 3.1. Proses Persepsi

Menurut Salomon, dkk (dalam Rini. 2012), menjelaskan tahap pertama dalam proses persepsi adalah adanya stimuli atau rangsangan datang dalam jangkauan satu atau lebih dari satu indra yang akan merasakan melihat, mendengar, mencium dan menyentuh. Konsumen akan mencari informasi yang akan membantu mencapai tujuan tertentu baik itu untuk penggunaan langsung atau jangka panjang. Selanjutnya, Perhatian terjadi ketika rangsangan diaktifkan sebagai alokasi kemampuan pemrosesan mental.

Rangsangan yang mengaktibatkan ketertarikan terhadap perhatian mengindikasikan pikiran untuk berfokus pada rangsangan dan bersedia untuk memproses lebih lanjut informasi untuk mengetahui lebih banyak tentang produk.

(44)

Mendapatkan perhatian adalah salah satu perhatian utama bagi pemasar karena pelanggan mungkin merasa penasaran dan ingin tahu lebih lanjut tentang produk.

Langkah terakhir dalam proses persepsi, tanggapan terjadi terhadap sensasi seseorang. Selain itu, tanggapan menjelaskan tentang bagaimana seseorang individu dapat mengerti dan memahami produk serta dapat dipengaruhi oleh situasi di sekitar.

3.3. Pembelian Barang Secara Online

Penentuan seseorang untuk melakukan pembelian barang secara online terlebih dahulu mencari sumber informasi dengan menggunakan informasi baik dari lingkungan sekitar maupun media informasi. Namun dalam pengambilan keputusan (tidak seperti banyak pengenalan pola), informasi ini sering diproses melalui ketidakpastian dan karenannya mungkin ambigu atau disalahtafsirkan secara tidak benar.

Perhatian selektif dalam hal ini memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan, dalam memilih informasi untuk diproses, seperti melakukan evaluasi terhadap produk yang akan dibeli. Pemilihan persepsi juga didasarkan pada pengalaman masa lalu seperti pembelian sebelumnya.

Menurut Schiffman dan Kanuk mendefenisikan keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua pilihan alternatif atau lebih. Seorang konsumen yang hendak memilih harus memiliki pilihan alternatif. Sedangkan menurut Philip Kotler dan Gary Amstrong menjelaskan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk.

(45)

Faktor yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat. Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan oleh konsumen sebelum dan sesudah membeli barang setelah melakukan pemilihan terhadap barang yang akan dibeli.

Dalam melakukan pembelian dari sebelum membeli sampai setelah melakukan pembelian, proses pembelian konsumen melalui tahap-tahap membeli, yang dikonseptualisasikan dalam model lima tahap proses membeli. Model tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Pengenalan Masalah

Pencarian Informasi

Penilaian Alternatif

Keputusan Membeli

Perilaku Pasca Pembelian Sumber : Hapsawati. Perilaku konsumen dalam Berbelanja. 2017

Gambar 3.2. Model Lima Tahap Proses Membeli

Model tersebut mempunyai implikasi bahwa para konsumen melalui lima tahap dalam membeli sesuatu. Tahap-tahap tersebut tidak harus dilewati secara urut. Dalam pemecahan masalah pembelian yang bersifat ekstensif calon pembeli dapat bertolak dari keputusan mengenai penjual, karena ia ingin mendapat keterangan dari penjual yang dipercaya, mengenai perbedaan dan bentuk produk.

(46)

a. Pengenalan Masalah

Masalah timbul dari dalam diri konsumen yang berupa kebutuhan, yang digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Berdasarkan pengalaman yang telah terjadi sebelumnya, seseorang belajar bagaimana mengatasi dorongan ini ke arah satu jenis objek yang dapat menjenuhkannya.

Semua rangsangan yang ada pada diri konsumen menyebabkan dia mengenal suatu masalah. Sehingga perusahaan perlu mengetahui jawaban dari pertanyaan apakah masalah yang dirasakan.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Proses mencari informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.

Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing- masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok yaitu : 1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.

2) Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan pameran.

3) Sumber umum : media massa, organisasi konsumen.

4) Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji, menggunakan produk.

(47)

c. Penilaian Alternatif

Dari informasi yang diperoleh konsumen, digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapi serta daya tarik masing-masing alternatif.

d. Keputusan Membeli

Tahap evaluasi berakibat bahwa konsumen membentuk preferensi diantara alternative-alternative merek barang.

e. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah melakukan pembelian konsumen akan merasakan atau mungkin ketidakpuasan. Hal ini akan mempengaruhi produsen untuk memperhatikan tindakan konsumen setelah melakukan pembelian. Konsumen dalam hal pemenuhan kebutuhan dan keinginannya mempunyai pengharapan agar bisa terpuaskan. Pengharapan konsumen itu timbul dari pesan-pesan yang diterima dari para penjual, teman dan sumber lain bahkan dari perusahaan sendiri.

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, tahapan- tahapan keputusan pembelian dipilih oleh konsumen melalui keputusan sebelum membeli produk melalui informasi tentang produk tersebut dan pembelian ulang produk.

3.4. Perilaku Belanja Online

Belanja online merupakan bagian dari e-commerce yang merujuk pada aktivitas bisnis dengan memanfaatkan teknologi komunikasi seperti internet sebagai mediumnya (Grant & Meadows, 2008). E-Commerce dapat didefinisikan

(48)

sebagai segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan barang atau jasa (trade of goods and services) dengan menggunakan media elektronik. Belanja online adalah salah satu media yang banyak dan umum digunakan untuk berbelanja yang nyaman dimana sarana belanja di komunitas Internet (Bourlakis et al., 2008).

Keuntungan dari belanja online adalah menyediakan informasi dan informasi terperinci dan memberikan pilihan kepada konsumen sehingga mereka dapat membandingkan produk dan harga. Semakin banyak pilihan dan kenyamanan, semakin mudah untuk menemukan apa yang dicari secara online

Menurut Cheng Yee, Chan. (2014), perilaku pembelian online adalah proses membeli produk atau jasa melalui media internet. Proses pembelian online memiliki langkah yang berbeda seperti perilaku pembelian fisik. Kekhasan dari proses membeli melalui media internet adalah ketika konsumen yang berpotensial menggunakan internet dan mencari-cari informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan.

Perilaku pembelian online saat ini menurut Forsythe et al., (dalam Rini.

2012) terdiri atas tiga hal, yaitu:

1. Visiting (search) : Calon pembeli pertama-tama mengakses situs e- commerce. Kunjungannya ini dilakukan setelah mengidentifikasi kebutuhan yang ingin dibeli. Namun, ada pula yang hanya sekedar ingin meluangkan waktunya melihat-lihat produk, jasa atau promo yang ditawarkan pihak e- commerce.

(49)

2. Purchasing : Setelah seseorang melakukan kunjungan atau pencarian dan menemukan produk atau jasa yang cocok baginya, ia kemudian akan melakukan pembelian. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi pembelian seseorang di situs e-commerce. Pertama, seseorang melakukan pembelian karena memang membutuhkan barang atau jasa tersebut. Kedua, seseorang melakukan pembelian karena tertarik dengan promo yang ditawarkan penyedia layanan e-commerce.

3. Multi-channel shopping : Adalah fitur yang disediakan oleh situs e-commerce dalam bentuk penyediaan berbagai macam jalur atau cara pembelian bagi konsumennya. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan nilai belanja konsumen. Konsumen yang akan membeli bisa membeli produk dengan cara yang disenanginya. Sebagai contoh yaitu pada e-commerce Salestock.

Konsumen Salestock bisa melakukan pembelian tidak hanya melalui website, tapi bisa juga melalui aplikasi di Smartphone, Whatsapp, Line, Chat Facebook dan Instagram.

3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen (Consumer Behaviour) Secara Online

Menurut Chayapa Katawetawaraks (2014), faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian barang secara online adalah

1. Kenyamanan: Penelitian empiris menunjukkan bahwa kenyamanan internet adalah salah satu dampak pada kesediaan konsumen untuk membeli secara online (Wang et al., 2005). Belanja online tersedia untuk pelanggan sepanjang

(50)

waktu dibandingkan dengan toko tradisional karena buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu (Wang et al., 2005).

2. Informasi: Internet telah mempermudah pengaksesan data (Wang et al., 2005).

Mengingat pelanggan jarang memiliki kesempatan untuk menyentuh dan merasakan produk dan layanan online sebelum mereka mengambil keputusan, penjual online biasanya memberikan lebih banyak informasi produk yang dapat digunakan pelanggan saat melakukan pembelian (Lim dan Dubinsky, 2004).

3. Produk dan layanan yang tersedia: E-commerce telah membuat transaksi lebih mudah daripada sebelumnya dan toko online menawarkan manfaat kepada konsumen dengan menyediakan lebih banyak variasi produk dan layanan yang dapat mereka pilih (Lim dan Dubinsky, 2004; Prasad dan Aryasri, 2009).

Konsumen dapat menemukan semua jenis produk yang mungkin hanya tersedia online dari seluruh dunia.

4. Efisiensi biaya dan waktu: Karena pelanggan belanja online sering ditawari kesepakatan yang lebih baik, mereka bisa mendapatkan produk yang sama dengan yang mereka beli di toko dengan harga lebih murah (Rox, 2007).

Karena toko online menawarkan pelanggan dengan berbagai produk dan layanan. itu memberi pelanggan lebih banyak peluang untuk membandingkan harga dari situs web yang berbeda dan menemukan produk dengan harga lebih rendah daripada membeli dari toko ritel lokal (Lim dan Dubinsky, 2004).

Berikut variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: kualitas informasi, kemudahan, harga dan kualitas produk

(51)

1. Kualitas Informasi

Menurut Jogiyanto informasi adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat. Sedangkan menurut Gordon B. Davis informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berguna bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat sekarang atau mendatang. Informasi adalah data yang terformat (terstruktur) untuk mendukung pembuatan keputusan atau mendefinisikan hubungan diantara dua fakta. Intelegen pasar adalah pembagian data dan informasi yang sebenarnya penjelsan sehingga memungkinkan dibuatnya berbagai keputusan yang efektif. Ketika data menjadi sebuah informasi yang relevan akan membentuk keputusan pemasaran. Hasilnya adalah informasi pemasaran dan ini akanmenjadikan pembuatan keputusan yang lebih baik, juga pada nilai yang diterima konsumen dalam kaitanya pada pemenuhan keinginan mereka. Sehingga dapat disimpulkan informasi adalah hasil pengolahan data yang bermanfaat bagi penerimanya untuk mengambil keputusan.

Adapun informasi yang berkualitas menurut Raymond Mc. Load yaitu akurasi , relevansi, ketepatan waktu dan kelengkapan.

a. Akurat ( sesuai dengan prosedur)

Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak boleh menyesatkan. Akurasi juga berarti informasi harus jelas mencerminkan makusd dan tujuannya.

b. Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya. Relevansi untuk setiap orang satu dan lainnya pasti berbeda. Relevan berrti

(52)

karakteristik data menggambarkan bagaimana hubungan fakta- fakta tertentu dengan situasi yang ada sekarang.

c. Ketepatan waktu

Informasi yang sampai bagi penerima tidak boleh tertunda. Informasi yang sudah using nilainya akan berkurang karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan.

2. Kemudahan

Kemudahan dalam penggunaan adalah salah satu hal yang menjadi pertimbangan bagi pembeli online. Stategi pemasaran seharusnya diarahkan pada upaya memuaskan pelanggan melalui pemberian nilai lebih yang berbeda dari yang diberikan pesaing melaui e-services dan keunggulan inovasi berbasis Teknologi Informasi (TI) yang memberikan kemudahan, efesiensi, sarana aktualisasi diri, serta nilai tambah yang lain.

Menurut Tatik Suryani (2013) indikator atas kemudahan dalam berbelanja online yaitu: belanja tidak perlu keluar rumah, mudah digunakan dalam bertransaksi, mudah dipelajari/ dioperasikan berdasarkan keinginan, belanja lebih terjamin privasinya, situs belanja yang fleksibel dan efisiensi waktu

3. Harga

Harga sebagai faktor penting dalam kepuasan pelanggan, karena fakta bahwa konsumen selalu mengarahkan perhatian mereka pada harga saat menilai nilai produk dan layanan. Dari perspektif konsumen, harga adalah apa yang

(53)

diserahkan atau diskarifikasi untuk mendapatkan produk. Melalui kondisi pembelian yang lebih baik, konsumen menggunakan internet untuk membeli produk yang sama dengan harga lebih murah daripada di toko. Banyak pelanggan mengharapkan toko online untuk menawarkan produk dan layanan mereka dengan harga lebih rendah dibandingkan dengan toko tradisional.

Diskon saat pembelian memengaruhi konsumen untuk percaya pada harga, dan pada akhirnya mereka memengaruhi kepuasan pelanggan. Saat berbelanja online, pelanggan tidak dapat melihat atau menguji produk; karenanya, mereka tidak yakin bahwa produk yang dikirim identik dengan yang ada di situs web.

Akibatnya, persepsi harga memiliki peran yang lebih signifikan. Karena toko online menawarkan berbagai produk dan layanan kepada konsumen, konsumen dapat membandingkan harga produk dari situs web yang berbeda dan menemukan produk dengan harga lebih rendah daripada harga di toko.

Harga dapat menjadi alasan atau indikator agar seseorang melakukan pembelian terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Menurut Tanja Kaurin, et al (2018), indikator harga yang berpengaruh pada pembelian melalui online yaitu variasi harga, daya saing harga produk (Biaya per transaksi lebih rendah), adanya promosi/ diskon.

4. Kualitas Produk

Kualitas produk dan layanan dalam perdagangan online memiliki dampak positif pada kepuasan pelanggan. Kualitas produk yang dirasakan didefinisikan sebagai penilaian konsumen tentang keunggulan atau keunggulan produk secara

(54)

keseluruhan. Keeney menunjukkan bahwa meminimalkan biaya produk dan memaksimalkan kualitas produk harus dianggap sebagai faktor utama dalam keberhasilan e-commerce.

Produk adalah apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan seorang konsumen untuk memenuhi kebutuhan yang dipersepsikan. Pemasar telah menemukan bahwa umumnya lebih menguntungkan konsumen yang sudah ada dari mengganti konsumen lama menjadi konsumen baru. Konsumen akan bertahan saat mereka puas sewaktu melakukan pembelian dan juga puas menggunakan produknya. Menurut aqliyah (2002), indikator kualitas produk dalam upaya memuaskan konsumen dalam pembelian online adalah kesesuaian produk, kualitas produk yang sama dan desain atau model tampilan produk.

3.6. Metode-Metode dan Instrumen yang Digunakan 3.6.1. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui

3.6.1.1. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut dapat mengukur apa yang diukur. Untuk mengukur tingkat validitas item-item pertanyaan kuesioner terhadap tujuan pengukuran adalah dengan melakukan korelasi antar skor item pertanyaan dengan skor variabel (Ghozali, 2005).

(55)

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai p value/nilai signifikasi kurang dari 0,05 (5 persen) maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya jika nilai p value atau signifikasi sama dengan atau lebih dari 0,05 (5 persen) dinilai tidak valid.

3.6.1.2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat diandalkan. Kuesioner yang dinyatakan valid untuk selanjutnya perlu dilakukan reliabilitas dengan rumus ”Alpha Cronbach”. Tingkat reliabilitas suatu konstruk / variabel penelitian dapat dilihat dari hasil statistik Alpha Cronbach (α) Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya.

Tabel 3.1. Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas Interval Kriteria

<0,200 Sangat Rendah 0,2 – 0,399 Rendah 0,4 – 0,599 Cukup 0,6 – 0,799 Tinggi

0,8 – 1,00 Sangat Tinggi Sumber :Ghozali (2005)

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan, dilakukan agar dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan model regresi yang baik

(56)

atau tidak (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinieritas.

3.6.2.1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat grafik Normal Probability Plot (Ghozali, 2005).

Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadiadanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala/ masalah heterokedastisitas. (Ghozali, 2005).

Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan nilai residualnya (SRESID).

Gambar

Gambar 1.1. Daerah Redzone Kota Medan Pada Pandemi Covid - 19
Gambar 2.1. Data Pengguna Internet di Indonesia Tahun 2020
Gambar 2.3. Penggunaan E-Commerce di Indonesia Tahun 2020
Gambar 2.5. E-Commerce dengan Pengunjung Tertinggi 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Tujuan dan alasan pembelian saham oleh milenial saat pandemi COVID-19 adalah adanya peluang keuntungan yang dilihat oleh milenial di media sosial saat pandemi COVID-19

Faktor yang mempengaruhi generasi milenial memutuskan pembelian secara online adalah kontribusi yang dilakukan pihak layanan aplikasi e-commerce dengan memberikan kemudahan

Mengetahui pengaruh signifikan Keamanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Secara Online (konsumen pengguna aplikasi Shopee di wilayah Lidah Kulon Surabaya).

Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu persepsi mahasiswa yang terdiri dari (1) persepsi terhadap proses belajar mengajar selama pandemi COVID-19 dengan

Pembobotan pertimbangan konsumen dalam pembelian sayur secara online dan tradisional Pernyataan Berbelanja Online Berbelanja Tradisional Efisiensi waktu 16,86 6,08 Kemudahan

Preferensi konsumen terhadap tempat pembelian ikan dan hasil perikanan ditinjau dari kurun waktu sebelum, saat, dan setelah Pandemi Covid-19 Faktor tempat merupakan faktor yang

Kata Kunci: Persepsi, Pembelajaran Online, Pandemi Covid-19 Abstract This study aims to explore students' perception about online learning amidst Covid-19 Pandemic.. There were one

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Wisatawan Pada Masa Pandemi Covid 19 Pembahasan Rentang Skala Deskriptif Berdasarkan hasil analisis rentang skala yang bisa dijelaskan