• Tidak ada hasil yang ditemukan

TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

disusun oleh: Ina Widiati

1106206

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

Oleh :

INA WIDIATI 1106206

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen.,M.Si.

NIP: 19571018 198503 2 001

Pembimbing II

Dra. Sri Dinar Munsan, M.Pd

NIP: 19580929 198803 2 001

Mengetahui

Ketua Departemen Pendidikan Seni Tari

Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen.,M.Si.

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tari

Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung” ini beserta seluruh isinya

adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2015

Peneliti,

Ina Widiati

(4)

ABSTRAK

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian mengenai Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung yang diciptakan oleh seorang koreografer bernama Jajat Sudrajat. Penelitian ini berlokasi di sanggar Sakata Antapani Bandung. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti tari Makalangan, dimana tari Makalangan merupakan tarian kreasi baru yang ditarikan oleh penari perempuan yang berjumlah bilangan ganjil serta tari Makalangan ini memiliki tingkat kesulitan gerak cukup tinggi. Permasalahan dalam penelitian ini terkait dengan latar belakang tari Makalangan, dan koreografi tari Makalangan sehingga tujuan penelitian yang ingin dicapai di antaranya memahami latar belakang, dan koreografi gerak yang ada pada Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, Tari Makalangan ini merupakan tari kreasi baru yang menceritakan tentang perjuangan, ketangguhan, dan kekuatan untuk memperlihatkan kebolehan atau keterampilan dari seorang penari di khalayak orang banyak, selain itu juga tari makalangan berfungsi sebagai hiburan yang berkembang menjadi seni pertunjukan. Koreografi gerak yang terdapat dalam tarian ini, memadukan antara gerak tari klasik, tari rakyat, dan pencak silat. Dilihat dari penggunaan tata rias yang digunakan pada tarian ini, yaitu make up corrective sedangkan busana yang digunakan pada tarian ini sederhana tidak terlalu glamor. Kesimpulannya, tari Makalangan ini termasuk karya tari baru yang mana tarian ini ditarikan oleh penari perempuan yang berjumlah bilangan ganjil serta tari Makalangan ini memiliki tingkat kesulitan gerak cukup tinggi sehingga tarian tersebut tidak bisa ditarikan oleh anak kecil, selain itu juga tari Makalangan sudah banyak ditampilkan di berbagai pagelaran atau festival baik di dalam maupun luar kota sebagai sebuah hiburan, namun demikian sanggar sakata tetap eksis turut serta melestarikan seni budaya khususnya dalam bidang tari.

(5)

iii

Antapani Makalangan in Bandung created by a choreographer named Jajat Sudrajat. This study Antapani Sakata studio located in Bandung. Researchers are interested in studying dance Makalangan, where dance is a dance Makalangan new creations danced by female dancers who numbered odd numbers and dance Makalangan have a fairly high degree of difficulty of motion. Problems in relation to how the research background Makalangan dance, and dance choreography Makalangan so that the research objectives to be achieved among them understand the background, and the choreography of motion that is on the Dance Studio Sakata Antapani Makalangan in Bandung. The method used in this research is descriptive method of analysis with a qualitative approach. Based on the research results, Makalangan Dance is a new creation dance that tells the story of the struggle, toughness, and strength to demonstrate skill or skills of a dancer in the audience crowd, but it also serves as an entertainment makalangan dance that evolved into the performing arts. Choreography of motion contained in this dance, combines classical dance, folk dance, and martial arts. Judging from the use of makeup used in this dance, which make up corrective while clothes used in this dance is simple not too glamorous. In conclusion, dance Makalangan includes works new dance where the dance is danced by female dancers who numbered odd numbers and dance Makalangan this has a difficulty level of motion is high enough so that the dance can not be danced by young children, but it also dance Makalangan already widely displayed in various performances or festivals both within and outside the city as an entertainment, but nevertheless exist Sakata studio participated preserve art and culture, especially in the field of dance.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian 1

B. Rumusan Masalah Penelitian 4

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

E. Struktur Organisasi 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu 8

B. Seni Pertunjukan 9

C. Seni Tari 11

D. Proses Penciptaan 17

E. Penata Tari 19

F. Koreografi Tari 20

G. Rias dan Busana 26

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 32

B. Partisipan dan Tempat Penelitian 32

C. Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian 33

D. Prosedur Penelitian 37

E. Analisis Data 38

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian 40

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian (Sanggar Sakata) 40

2. Visi dan Misi Sanggar Sakata 42

3. Logo dan lokasi sanggar Sakata 43

(7)

B. Latar Belakang Terciptanya Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung

1. Latar belakang 45

2. Proses Penciptaan Tari Makalangan 47

3. Koreografi Tari Makalangan 47

4. Rias Tari Makalangan 53

5. Busana Tari Makalangan 56

C. Pembahasan Temuan Penelitian 65

1. Analisis Koreografi Tari Makalangan 65

2. Analisis Tata Rias dan Tata Busana Tari Makalangan 65

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan 68

B. Implikasi dan Rekomendasi 69

DAFTAR PUSTAKA 70

(8)

1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Seni merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia dan bagian

dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia dalam lingkungan

sosialnya, seni memiliki berbagai pengertian tergantung dengan konsep atau

pandangan yang mendasari sebuah teori atau kajian mengenai seni itu sendiri.

Menurut Sumanto (2006 hlm 5) seni dapat diartikan sebagai berikut :

Seni adalah hasil atau proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan terampil, kreatif, kepekaan indra, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni, dan lainnya. Dalam penciptaan atau penataan suatu karya seni yang dilakukan oleh para seniman dibutuhkan kemampuan terampil kreatif secara khusus sesuai jenis karya seni yang dibuatnya. Bentuk karya seni yang ada sekarang ini cukup beragam dilihat dari bentuk kreasi seni, proses, dan teknik berkarya serta wujud media yang digunakannya.

Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa dalam proses penciptaan suatu

karya seni dibutuhkan keterampilan khusus sesuai dengan karya yang

dibuatnya. Karya seni yang dihasilkan memiliki keragaman dilihat dari proses

dan teknik serta media yang digunakannya.

Berbicara tentang seni, terdapat beberapa fungsi yang berbeda, hal ini

tergantung dari maksud dan tujuan diciptakannya kesenian tersebut. Berikut

penuturan Soedarsono (1999 hlm 123) bahwa secara garis besar seni

pertunjukan memiliki tiga fungsi yaitu sebagai berikut :

(9)

Dari ketiga fungsi di atas, salah satunya sebagai fungsi pertunjukan yang

merupakan suatu karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di

tempat dan waktu tertentu. Dalam hal ini seni pertunjukan menjadi bagian

penting dari sebuah karya, karena seni pertunjukan merupakan wadah atau

tempat orang berkarya, menuangkan semua hasil karya seni yang dimilikinya,

sehingga tokoh seni tersebut mendapatkan sebuah apresiasi yang tinggi bagi

penonton yang menikmatinya.

Mengenai seni pertunjukan, kota Bandung merupakan salah satu bagian

daerah di wilayah Jawa Barat yang memiliki banyak keragaman seni

pertunjukannya, salah satunya yaitu rumpun tari kreasi baru yang berakar dari

seni tradisi setempat. Berdasarkan jenisnya terdapat dua jenis tari, yaitu tari

tradisi dan tari kreasi baru. Tari tradisi biasanya tari yang telah memiliki

aturan-aturan yang dibakukan, memiliki patokan tertentu, dan biasanya tari

jenis ini memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari atau style

yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama,

sedangkan tari kreasi baru biasanya tari yang disusun oleh seseorang dengan

mengembangkan dari pola tradisi yang sudah ada, atau bahkan lepas dan tidak

berpijak pada aturan yang sudah ada. Mengenai tari kreasi baru, Caturwati

(2007 hlm 165) mengungkapkan bahwa “Karya yang dihasilkan atas

individual atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau

citarasa baru”, untuk kreasi baru biasanya memiliki sentuhan dan citarasa

yang baru, baik dalam segi gerak ataupun unsur lainnya, hal tersebut biasanya

menampilkan sesuatu yang beda dibanding karya-karya yang sudah ada, kreasi

baru lebih mengungkapkan gaya pribadi dari seorang penciptanya.

Rumpun tari kreasi yang cukup menarik salah satunya adalah tari

Makalangan karya Jajat Sudrajat salah seorang seniman kota Bandung. Tarian

ini menceritakan tentang perjuangan, ketangguhan, dan kekuatan seorang

wanita dalam mempertahankan hak dan membela negara. Tarian ini juga

selain untuk mempertahankan hak dan membela Negara, juga tercipta untuk

mengisi khasanah kesenian di Jawa Barat dengan suasana baru dan untuk

sebagian ajang kreatifitas dalam nuansa kekinian. Jajat Sudrajat adalah

(10)

3

Sanggar tari ini merupakan wadah bagi para seniman kota Bandung yang

ingin mengekspresikan karya mereka baik tari maupun seni lainnya. Tari

Makalangan merupakan tari kreasi yang sumber garapnya dari tari

tradisi.Tarian ini juga memiliki kekhasan tersendiri sehingga menarik untuk

diteliti.

Beberapa contoh tarian yang diajarkan di sanggar Sakata adalah tari

Ronggeng Nyentrik, tari Sekar Panggung, tari Maung Lugay, tari Bandung

Caang, dan tari Miara pakaya. Tari Makalangan merupakan karya ke delapan

yang dimiliki oleh sanggar Sakata pada tahun 2006. Dalam proses penciptaan

tari Makalangan Jajat dibantu beberapa tokoh seniman lain, yang ikut serta

mewujudkan tarian tersebut.

Sanggar Sakata diresmikan oleh Camat dan Lurah, Sebelum mempunyai

gedung sendiri Sanggar Sakata bertempat di kantor kecamatan selama 2 tahun.

Di Sanggar Sakata sistem pembelajarannya dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan

yaitu tingkat pemula, tingkat terampil, dan tingkat mahir. Setiap siswa yang

telah menyelesaikan tahapan tersebut akan memperoleh sertifikat yang

diberikan setiap enam bulan sekali, siswa yang sudah naik tingkat mahir

biasanya diperbantukan untuk membimbing adik tingkatnya pada tingkat

pemula dan tingkat terampil.

Tari Makalangan ini termasuk kedalam salah satu tarian yang memiliki

tingkat kesulitan gerak cukup tinggi yang mana gerak-gerak yang dimaksud

terdiri dari adeg-adeg, tumpang tali batarubuh, gedig, mincid, kuntul longok,

jigrah, dan seser. Makalangan sama halnya seperti mau perang, mau tandang

dan tegar. Proses penciptaan tari Makalangan ini tergolong singkat yakni

hanya memakan waktu selama tiga bulan.

Keunikan dari tari Makalangan ini ialah memiliki kesulitan gerak yang

cukup tinggi dibanding tarian lain yang ada di sanggar tersebut, sehingga

tarian ini tidak bisa ditarikan oleh anak kecil kecuali remaja dan dewasa.

Selain itu juga penari dari tari makalangan harus berjumlah bilangan ganjil.

Hal ini dipengaruhi oleh angka 3 itu diibaratkan dengan alam, kemudian 5 itu

diibaratkan dengan rukun Islam, angka 7 diibaratkan dengan hari dan angka 9

(11)

Koreografi yang terdapat dalam tari Makalangan ini, yaitu perpaduan

antara tari klasik, pencak silat, dan tari rakyat yang didalamnya meliputi gerak

halus dan gerak kasar. Gerak halus yang melambangkan kesabaran, sedangkan

gerak kasar melambangkan kemarahan. Dalam tarian ini juga terdapat

gerak.penghubung dan peralihan sebagimana lazimnya pada tradisi. Gerak

pokok terdiri dari adeg-adeg tengah dan masekon, bukaan, sanduk-sanduk,

capangan, tumpang tali batarubuh, gedig, nyawang, mincid, kuntul longok,

sembahan, sedangkan gerak peralihan yaitu sirig, jigrah, dan gerakan halus

yaitu seser.

Meskipun tari Makalangan ini termasuk karya tari baru, namun sekarang

tarian tersebut sudah banyak ditampilkan di berbagai pagelaran atau festival

baik di dalam maupun luar kota sebagai sebuah hiburan, saehingga dengan

demikian sanggar sakata tetap eksis turut serta melestarikan seni budaya

khususnya dalam bidang tari.

Berdasarkan pengamatan pada observasi awal bahwa tari Makalangan

memiliki keunikan tersendiri, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih jauh

dan menkaji lebih dalam mengenai tari Makalangan, dengan mengangkatnya

ke dalam judul “Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan paparan pada latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi

bahwa Tari Makalangan merupakan tarian yang memiliki kekhasan tersendiri

dilihat dari gerak, struktur penyajian serta latar belakang penciptaannya.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian

ke dalam bentuk pertanyaan seperti beriku:

1. Bagaimana latar belakang terciptanya Tari Makalangan di Sanggar Sakata

Antapani Bandung?

2. Bagaimana koreografi Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani

(12)

5

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah di atas, dalam sebuah penelitian tentu

mempunyai maksud dan tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini diantaranya :

1. Tujuan Umum

Memberikan wawasan dan gambaran tentang keberadaan seni

pertunjukan Tari Makalangan bagi masyarakat, kemudian memberikan

pengetahuan dan pengalaman secara mendalam tentang Tari Makalangan

di Sanggar Sakata Antapani Bandung.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini, diantaranya:

a. Untuk mendeskripsikan latar belakang terciptanya Tari Makalangan di

sanggar Sakata Antapani Bandung

b. Untuk mendeskripsikan koreografi Tari Makalangan di sanggar Sakata

Antapani Bandung

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat secara teoretis dan manfaat

secara praktis.

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada khalayak

umum, bahwa di Indonesia tepatnya di daerah Kota Bandung mempunyai

seni pertunjukan yaitu tari kreasi Makalangan

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

a. Peneliti

Menambah wawasan pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam

mengkaji dan menggali potensi yang terdapat dalam sebuah karya tari.

b. Jurusan Pendidikan Seni Tari

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam menambah

(13)

khususnya Tari Kreasi Baru yaitu Tari Makalangan sebagai wawasan

dan bahan apresiasi bagi mahasiswa.

c. Pelaku Seni

Menyumbangkan buah fikiran tentang latar belakang terciptanya tari

makalangan, koreografi, serta rias dan busana dengan hal ini dapat

memotivasi pelaku seni lainnya agar menciptakan karya tari baru, dan

ikut serta dalam mewariskan sebagian hasil karya mereka menjadi

suatu budaya yang akhirnya menjadi asset seni budaya dari Indonesia.

E. Struktur Organisasi Penelitian

BAB I Pada bab ini menguraikan tentang permasalahan yang terdapat

dalam tari makalangan dan proses terciptanya tarian tersebut. Didalamnya

mengungkapkan tentang koreografi dan berbagai permasalahan lainnya,

kemudian peneliti merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian,

tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak, dan struktur organisasi

skiripsi.

BAB II menjelaskan tentang peneliti terdahulu yang relevan dengan

bidang yang diteliti, termasuk prosedur subjek, dan temuannya, posisi teoritis

peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, konsep-konsep,

teori-teori, yang dapat menguatkan dalam bidang penelitian yang dikaji.

Selanjutnya menggunakan teori-teori yang menguatkan skripsi peneliti, yang

terdiri dari teori seni pertunjukan, koreografi, struktur gerak, teori tata rias,

teori tata busana, fungsi tari.

BAB III memaparkan tentang Desain Penelitian (Memuat metode dan

pendekatan penelitian secara jelas), Partisipan dan Tempat Penelitian/lokasi

dan subjek penelitian, Pengumpulan Data dan instrumen Penelitian (observasi,

wawancara, dokumentasi, dan study pustaka), Prosedur Penelitian

(memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian, desain penelitian

dioperasionalkan secara nyata, skema atau alur penelitian dan unsur-unsurnya

disampaikan secara rinci), selanjutnya pengolahan dan analisis data, penarikan

(14)

7

BAB IV penjabaran dari semua temuan penelitian yaitu latar belakang

terciptanya tari makalangan, serta koreografi tari makalangan di sanggar

Sakata. Bagian selanjutnya pada bab ini peneliti menganalisis seluruh temuan

penelitian, pembahasan temuan penelitian.

BAB V berisi tentang kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan

temuan penelitian, serta berisi implikasi dan rekomendasi, baik bagi para

pembuat kebijakan, bagi para pengguna hasil penelitian, maupun bagi peneliti

berikutnya.

Bagian akhir dari skripsi ini adalah daftar pustaka, yang berisi tentang

berbagai pustaka baik berupa buku-buku, jurnal maupun sumber lain seperti

internet yang dipergunakan peneliti dan relevan dengan fokus/kajian

penelitian.

Kelengkapan skripsi ini disertai juga dengan berbagai lampiran yang

berkaitan dengan penelitian, seperti pedoman observasi, pedoman wawancara,

(15)

32 BAB III Metode Penelitian

A. Desain penelitian

Didalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode. Metode merupakan

suatu cara yang akan digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya

suatu penelitian. Hal tersebut dapat diperoleh melalui taknik yang digunakan

dalam mengumpulkan data. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode deskriptip analisis. Menurut Sugiyono (2008 hlm 105):

Metode deskriptip analisis merupakan metode penelitian dengan acara mengumpulkan data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,

Sugiyono (2013 hlm 15) mengungkapkan:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting),

disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih

banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga

metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisinya bersifat kualitatif.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sanggar Sakata yang berada di jalan. Sindang

Sari II no.2 Kelurahan Antapani wetan Kecamatan Antapani kota Bandung.

(16)

33

Bandung. Pemilik dari sanggar ini merupakan koreografer yang menciptakan

tari makalangan.

Penelitian yang dilaksanakan di Antapani Bandung pertama kali yaitu pada

tanggal 24 oktober 2014, di Antapani peneliti melakukan penelitian terhadap

tari kreasi baru yang merupakan tarian yang asli diciptakan oleh Jajat. Peneliti

mengambil sanggar yang ada di Antapani ini karena sanggar ini menciptakan

tari kreasi baru yang beraneka ragam, sehingga tari-tarian yang diciptakan

oleh Jajat sering ditampilkan diacara pasanggiri-pasanggiri tingkat Jawa Barat

maupun kota Bandung.

C. Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat peneliti

adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga

harus “di validasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian

yang selanjutnya terjun ke lapangan. Nasution (1998) dalam Sugiyono (2013

hlm 306), menyatakan:

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu, dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satunya yang dapat mencapainya.

Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013 hlm 307), Peneliti sebagai

instrumen peneliti serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek

keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa

test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali

(17)

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami

dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering

merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk

menentukan arah pengamatan untuk mentest hipotesis yang timbul

seketika.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan

berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan

segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan dan

perbaikan.

7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat

kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantitatifkan

agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu

tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh,

yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada

yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat

kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Adapun teknik

pengumpulan data yang dimaksud dalam proses penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua

diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dari ingatan

(Sutrisno Hadi 1986, dalam Sugiyono 2013 hlm 203). Observasi

dalam penelitian ini dilakukan di Antapani kota Bandung.

Adapun hal-hal yang akan diobservasi oleh peneliti adalah tari

makalangan yang berada di sanggar Sakata Antapani Bandung.

Penelitian yang dilaksanakan di Antapani Bandung pertama kali yaitu

pada tanggal 24 oktober 2014, di Antapani peneliti melakukan

(18)

35

diciptakan oleh Jajat. Peneliti mengambil sanggar yang ada di

Antapani ini karena sanggar ini menciptakan tari kreasi baru yang

beraneka ragam, sehingga tari-tarian yang diciptakan oleh Jajat sering

ditampilkan diacara pasanggiri-pasanggiri tingkat Jawa Barat maupun

kota Bandung.

Peneliti mendapatkan informasi tentang tari makalangan tersebut

berasal dari koreografernya sendiri. Jajat menjelaskan bagaimana

tarian tersebut dapat tercipta dan yang menjadi inspirasi bagi Jajat.

Dalam sebuah observasi harus mengamati berbagai aspek yang

berada di lapangan, agar dapat menghasilkan suatu penelitian yang

ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan oleh peneliti.

b. Wawancara

Selain teknik observasi, penelitian ini juga menggunakan teknik

wawancara. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan Tanya jawab kepada narasumber yang terkait.

Peneliti melakukan wawancara yang berkaitan dengan tari

makalangan. Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan koregrafer

sebagai informan, dimana peneliti mendapatkan informasi lengkap dari

informan tersebut.

Wawancara ini dilakukan di sanggar Sakata Antapani Bandung.

Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara secara

terstruktur dan semistuktur. Esterberg 2002, dalam Sugiyono (2013

hlm 319) mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu:

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan, dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data, supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training pada calon pewawancara.

(19)

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya, dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, yakni menggunakan

wawancara secara langsung. Adapun pedoman wawancara yang

dilakukan berkaitan dengan bagaimana latar belakang tari makalangan,

koreografi tari makalangan, serta busana dan rias yang dipakai oleh

penari.

c. Dokumentasi

Dokeumentasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah

pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi

dalam bidang pengetahuan, pembelajaran atau pengumpulan bukti dan

keterangan seperti gambar, kutipan, kliping dan bahan referensi

lainnya.

Pedoman dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang

sifatnya secara tertulis dilakukan untuk melengkapi data dari sebuah

penelitian, baik berupa foto, video, atau perekam suara yang digunakan

untuk mendokumentasikan kegiatan pada saat berlangsungnya

kegiatan penelitian.

Pendokumentasian pada penelitian ini dilakukan pada saat

anak-anak sanggar yang dipimpin oleh Jajat sedang berlatih rutin setiap pada

hari sabtu dan minggu siang pada tanggal 15 agustus 2015 bertempat

di sanggar Sakata Antapani Bandung.

d. Studi pustaka

Tujuan dari pedoman pustaka ini yaitu untuk mendapatkan

teori-teori atau konsep-konsep yang ada hubungannya dengan penelitian dan

dapat dijadikan landasan, dengan mengkaji dan menelaah buku-buku

yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas sehingga

(20)

37

Pada kegiatan ini peneliti melakukan pencarian sumber-sumber

informasi secara tertulis baik itu dari buku-buku sumber, artikel,

skiripsi yang berkaitan dengan masalah atau topik penelitian yang

digunakan sebagai bahan studi yang melandasi penelitian.

D. Prosedur penelitian

Dalam penelitian ini, sebelum dilakukannya teknik pengumpulan data

secara secara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka,

langkah-langkah yang dilakukan sebelum penelitian adalah:

1. Pra penelitian

a. Survey

Pada kegiatan ini peneliti memilih masalah dan lokasi penelitian,

selanjutnya menetukan identifikasi masalah. Peneliti melakukan

survey pertama kali yaitu ke sanggar Sakata Antapani Bandung.

Survey yang dilakukan peneliti pertama kali yaitu mewawancarai

koreografer tentang garis besar dari tari makalangan itu sendiri.

Survey yang dilakukan peneliti di sanggar Sakata antapani Bandung

pada tanggal 24 oktober 2014.

b. Mengajukan Permohonan Izin Penelitian

Sebelum memperoleh izin untuk penelitian, peneliti mengajukan judul

dan rumusan masalah kepada dewan skripsi, setelah judul disetujui

oleh dosen lalu mengajukan proposal. Proposal direvisi dan disetujui

oleh dosen pembimbing kemudian diajukan kepada Ketua Jurusan

Pendidikan Seni Tari, kemudian surat pengantar dari Ketua Jurusan

diajukan kepada Dekan FPSD UPI Bandung, selanjutnya setelah

mendapat izin Rektor UPI dan setelah mendapatkan surat pengantar

peneliti langsung menghubungi Jajat Sudrajat selaku pimpinan sanggar

Sakata Antapani Bandung agar peneliti bisa langsung meneliti tentang

(21)

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan kegiatan ini, peneliti langsung terjun langsung ke

lapangan untuk memperoleh hasil yang akurat.

b. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh langsung dari lapangan peneliti melakukan

pengolahan data agar mempermudah dalam menganalisis.

c. Analisis

Seluruh data-data yang telah dipilih dan disederhanakan kemudian

dianalisis dengan studi literature atau studi dokumentasi yang dapat

mendukung kepada masalah yang diangkat dalam penelitian.

d. Pelaporan

Setelah semua data terkumpul dan sesuai dengan studi literature

dilakukan penarikan kesimpulan kemudian dideskripsikan dalam

bentuk laporan sesuai dengan kerangka pedoman penulisan yang telah

ditentukan.

E. Analisis data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dalam hal analisis data

kualitatif, Bogdan dalam Sugiyono (2013 hlm 334), menyatakan bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),

dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jauh. Dalam pnelitian ini,

peneliti menggunakan analis data dengan menggunakan teknik triangulasi.

Sugiyono (2013 hlm 330) menyatakan bahwa:

(22)

39

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Dengan analisis menggunakan teknik triangulasi penelitian akan lebih

menguatkan data bila dibandingkan dengan satu pendekatan. Tidak hanya

semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek

terhadap dunia sekitar.

Observasi

(23)

68 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pengolahan data tentang tari makalangan karya Jajat Sudrajat

di sanggar Sakata Antapani Bandung, serta telah dianalisis antara data yang

diperoleh dengan data dari hasil penelitian di lapangan, yaitu dengan

mempelajari dan mengamati tari makalangan yang dilakukan peneliti senidiri,

maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa, tari makalangan ini merupakan

salah satu karya yang terbaik yng diciptakan oleh Jajat Sudrajat. Tarian ini

merupakan bentuk tari kreasi baru kekinian yang memiliki keunikan

didalamnya, seperti latar belakang ide penciptaan, koreografi gerak, tata rias

dan tata busana.

Terciptanya tari makalangan ini menceritakan tentang perjuangan,

ketangguhan, dan kekuatan untuk memperlihtakan kebolehan atau

keterampilan oleh seorang penari di khalayak orang banyak. Tarian ini

memiliki judul yang lebih mandiri yaitu makalangan itu sama halnya seperti

mau perang, mau tandang dan tegar. Kemudian, koreografi gerak yang

terdapat pada tarian ini memiliki suatu keunikan tersendiri, yaitu perpaduan

gerak anatara gerak tari klasik, pencak silat, dan tari rakyat.

Menurut peneliti dari sekian banyak kesimpulan di atas, karya tari yang

diciptakan oleh Jajat Sudrajat yaitu tari makalangan ini, merupakan suatu

bentuk tarian baru yang termasuk ke dalam rumpun tari kreasi baru kekinian

yang terkonsep seperti rumpun tari Jawa Barat, itu semua disebabkan

koreografi pada tarian ini kebanyakan memakai gerak dari pengembangan tari

klasik, pencak silat dan tari rakyat. Adapun unsur pendukungnya seperti

iringan musik pada tari makalangan ini sangat identic dengan musik yang ada

pada tari kreasi baru lainnya. Dengan begitu maka pantaslah tari makalangan

ini dipelajari sebagai bahan ajar, baik di sekolah formal maupun non formal,

(24)

69

B. Implikasi dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang sudah

peneliti paparkan, peneliti mengrekomendasikan beberapa hal kepada :

a. Pelaku Seni yaitu Jajat Sudrajat, agar kiranya terus berkarya menciptakan

tarian yang inovatif yang tentunya selalu memberikan dan

memperlihatkan ciri khas pada karya tari yang diciptakannya. Selain itu,

agar kiranya terus mempertahankan kesenian tradisional yang selalu

memberikan warna baru pada belantika pertunjukan seni khususnya seni

tari.

b. Jurusan Pendidikan Seni Tari, dilihat dari sudut pandang keilmuan tari

makalangan yang termasuk ke dalam bentuk tari kreasi baru kekinian yang

mengakar dari tari klasik, pencak silat, dan tari rakyat. Melalui dunia

pendidkan, tari makalangan secara utuh bisa dijadikan bahan ajar bagi

mahasiswa serta dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai tari

kreasi baru.

c. Khalayak Umum/ Pembaca/ Mahasiswa seni tari, untuk dapat melanjutkan

(25)

70

DAFTAR PUSTAKA

Asri Pujiasti, Dea. 2011. “Tari Ringkang Jamparing Di Sanggar Gunita

Diatmaja Cinunuk Kabupaten Bandung” Skripsi. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia

Caturwati, Endang. 2007 “Tari di Tatar Sunda”

Caturwati, Endang. 2007. “Tari di Tatar Sunda”. Bandung: Sunan Ambu Press.

Caturwati, Endang. 2007. “Tari di Tatar Sunda”. Bandung: Sunan Ambu Press.

Faizal, Sanapiah, (1982), Metode Penelitian Survei, Jakarta Rineka Cipta.

Hadi, Y. Sumandiyo. 2003. “Mencipta Lewat Tari”. Yogyakarta: Manthili.

Hawkins, Alma M. (2003). Bergerak Menurut Kata Hati. Jakarta : Ford Production dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

Koentjaraningrat. (1990). Penghantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta

Kasmahidayat, Yuliawan. 2011. “Agama dalam Transformasi Budaya

Nusantara”. Bandung: C.V Bintang WarliArtika.

Muhadjir, Noeng. 1996. “Metode Penelitian Kualitatif”. Yogyakarta: Rake Sarasin.

Murgianto, Sal. Dan A.M Munardi. (1986). Koreografi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Masunah, Juju dan Narawati, Tati. 2012. “Seni dan Pendidikan Seni”. Bandung: P4ST UPI.

Narawati, Tati. 2003. “Wajah Tari Sunda Dari Masa ke Masa” P4ST UPI.

Nurlita Febriani Pratami, 2011. “Tari Goyor di Sanggar Seni Getar Pakuan

Kota Bogor” Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Nugraha, Onong. 1982/1983. “Tata Busana Tari Sunda”. Bandung: Proyek Pengembangan Institut Kesenian Indonesia Sub Proyek ASTI Bandung.

Rusliana, Iyus.dan Amsar, Toto. 1977. “Pengetahuan Tari”. Bandung: Proyek Peningkatan/Pengembangan ASTI Bandung.

Rosala, dkk. (1997). Bunga Rampai Tarian Khas Jawa Barat. Bandung: Humaniora Utama Press.

(26)

71

________ R. M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

________ (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Alfabeta

Susane langer, 1953.feeling and form

Sugiyono.2013. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D”. Bandung:

ALFABETA

Soedarsono. 1978. “Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari”. Yogyakarta: ASTI.

Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan

Soedarsono, R. M. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sumardjo, Jakob, dkk. 2001. Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung STSI : Press Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun hasil penelitian menujukan bahwa Tari Anggana Laras adalah sebuah tarian yang dikembangkan dari tari makalangan dan cikeruhan, yakni tarian berpasangan dan

Dalam tari Nyigal jumlah penari perempuan tidak memiliki batas jumlah penarinya harus genap atau ganjil sedangkan untuk penari laki-laki memiliki ketentuan untuk

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tari Umo’ara adalah Tarian Penyambutan Tamu yang ditarikan oleh beberapa lelaki layaknya seorang panglima perang dan di

Penari dalam sebuah pertunjukan tari tidaklah sekedar sebagai pelaku yang membawakan sebuah tarian karya seorang penyusun tari (koreografer), tetapi harus mampu

Tari ini ditarikan oleh lima orang penari yaitu penari utama pengantin sebagai primadona dan ke empat penarinya sebagai dayang, dengan penari utama yaitu pengantin

Penelitian ini bertujuan untuk merevitalisasi tari Jalur Kuantan Singingi , dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para penari sanggar seni Ngocal meliputi

4.77: Bentuk pola lantai yang melingkar kecil, di mana setiap penari dapat bersentuhan, banyak terdapat dalam tari komunal: seperti tarian di Moni, Flores (a), Belian di Dayak

Babak pertama yaitu munculnya tari gambyong yang ditarikan oleh penari wanita, menggambarkan keluwesan remaja perempuan yang sedang beranjak dewasa, mereka