SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
disusun oleh: Ina Widiati
1106206
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG
Oleh :
INA WIDIATI 1106206
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen.,M.Si.
NIP: 19571018 198503 2 001
Pembimbing II
Dra. Sri Dinar Munsan, M.Pd
NIP: 19580929 198803 2 001
Mengetahui
Ketua Departemen Pendidikan Seni Tari
Dr. Frahma Sekarningsih, S.Sen.,M.Si.
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Tari
Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung” ini beserta seluruh isinya
adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Oktober 2015
Peneliti,
Ina Widiati
ABSTRAK
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian mengenai Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung yang diciptakan oleh seorang koreografer bernama Jajat Sudrajat. Penelitian ini berlokasi di sanggar Sakata Antapani Bandung. Peneliti merasa tertarik untuk meneliti tari Makalangan, dimana tari Makalangan merupakan tarian kreasi baru yang ditarikan oleh penari perempuan yang berjumlah bilangan ganjil serta tari Makalangan ini memiliki tingkat kesulitan gerak cukup tinggi. Permasalahan dalam penelitian ini terkait dengan latar belakang tari Makalangan, dan koreografi tari Makalangan sehingga tujuan penelitian yang ingin dicapai di antaranya memahami latar belakang, dan koreografi gerak yang ada pada Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, Tari Makalangan ini merupakan tari kreasi baru yang menceritakan tentang perjuangan, ketangguhan, dan kekuatan untuk memperlihatkan kebolehan atau keterampilan dari seorang penari di khalayak orang banyak, selain itu juga tari makalangan berfungsi sebagai hiburan yang berkembang menjadi seni pertunjukan. Koreografi gerak yang terdapat dalam tarian ini, memadukan antara gerak tari klasik, tari rakyat, dan pencak silat. Dilihat dari penggunaan tata rias yang digunakan pada tarian ini, yaitu make up corrective sedangkan busana yang digunakan pada tarian ini sederhana tidak terlalu glamor. Kesimpulannya, tari Makalangan ini termasuk karya tari baru yang mana tarian ini ditarikan oleh penari perempuan yang berjumlah bilangan ganjil serta tari Makalangan ini memiliki tingkat kesulitan gerak cukup tinggi sehingga tarian tersebut tidak bisa ditarikan oleh anak kecil, selain itu juga tari Makalangan sudah banyak ditampilkan di berbagai pagelaran atau festival baik di dalam maupun luar kota sebagai sebuah hiburan, namun demikian sanggar sakata tetap eksis turut serta melestarikan seni budaya khususnya dalam bidang tari.
iii
Antapani Makalangan in Bandung created by a choreographer named Jajat Sudrajat. This study Antapani Sakata studio located in Bandung. Researchers are interested in studying dance Makalangan, where dance is a dance Makalangan new creations danced by female dancers who numbered odd numbers and dance Makalangan have a fairly high degree of difficulty of motion. Problems in relation to how the research background Makalangan dance, and dance choreography Makalangan so that the research objectives to be achieved among them understand the background, and the choreography of motion that is on the Dance Studio Sakata Antapani Makalangan in Bandung. The method used in this research is descriptive method of analysis with a qualitative approach. Based on the research results, Makalangan Dance is a new creation dance that tells the story of the struggle, toughness, and strength to demonstrate skill or skills of a dancer in the audience crowd, but it also serves as an entertainment makalangan dance that evolved into the performing arts. Choreography of motion contained in this dance, combines classical dance, folk dance, and martial arts. Judging from the use of makeup used in this dance, which make up corrective while clothes used in this dance is simple not too glamorous. In conclusion, dance Makalangan includes works new dance where the dance is danced by female dancers who numbered odd numbers and dance Makalangan this has a difficulty level of motion is high enough so that the dance can not be danced by young children, but it also dance Makalangan already widely displayed in various performances or festivals both within and outside the city as an entertainment, but nevertheless exist Sakata studio participated preserve art and culture, especially in the field of dance.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Rumusan Masalah Penelitian 4
C. Tujuan Penelitian 5
D. Manfaat Penelitian 5
E. Struktur Organisasi 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu 8
B. Seni Pertunjukan 9
C. Seni Tari 11
D. Proses Penciptaan 17
E. Penata Tari 19
F. Koreografi Tari 20
G. Rias dan Busana 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 32
B. Partisipan dan Tempat Penelitian 32
C. Pengumpulan Data dan Instrument Penelitian 33
D. Prosedur Penelitian 37
E. Analisis Data 38
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian 40
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian (Sanggar Sakata) 40
2. Visi dan Misi Sanggar Sakata 42
3. Logo dan lokasi sanggar Sakata 43
B. Latar Belakang Terciptanya Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung
1. Latar belakang 45
2. Proses Penciptaan Tari Makalangan 47
3. Koreografi Tari Makalangan 47
4. Rias Tari Makalangan 53
5. Busana Tari Makalangan 56
C. Pembahasan Temuan Penelitian 65
1. Analisis Koreografi Tari Makalangan 65
2. Analisis Tata Rias dan Tata Busana Tari Makalangan 65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan 68
B. Implikasi dan Rekomendasi 69
DAFTAR PUSTAKA 70
1
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Seni merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan manusia dan bagian
dari kebudayaan yang diciptakan dari hubungan manusia dalam lingkungan
sosialnya, seni memiliki berbagai pengertian tergantung dengan konsep atau
pandangan yang mendasari sebuah teori atau kajian mengenai seni itu sendiri.
Menurut Sumanto (2006 hlm 5) seni dapat diartikan sebagai berikut :
Seni adalah hasil atau proses kerja dan gagasan manusia yang melibatkan kemampuan terampil, kreatif, kepekaan indra, kepekaan hati dan pikir untuk menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, bernilai seni, dan lainnya. Dalam penciptaan atau penataan suatu karya seni yang dilakukan oleh para seniman dibutuhkan kemampuan terampil kreatif secara khusus sesuai jenis karya seni yang dibuatnya. Bentuk karya seni yang ada sekarang ini cukup beragam dilihat dari bentuk kreasi seni, proses, dan teknik berkarya serta wujud media yang digunakannya.
Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa dalam proses penciptaan suatu
karya seni dibutuhkan keterampilan khusus sesuai dengan karya yang
dibuatnya. Karya seni yang dihasilkan memiliki keragaman dilihat dari proses
dan teknik serta media yang digunakannya.
Berbicara tentang seni, terdapat beberapa fungsi yang berbeda, hal ini
tergantung dari maksud dan tujuan diciptakannya kesenian tersebut. Berikut
penuturan Soedarsono (1999 hlm 123) bahwa secara garis besar seni
pertunjukan memiliki tiga fungsi yaitu sebagai berikut :
Dari ketiga fungsi di atas, salah satunya sebagai fungsi pertunjukan yang
merupakan suatu karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di
tempat dan waktu tertentu. Dalam hal ini seni pertunjukan menjadi bagian
penting dari sebuah karya, karena seni pertunjukan merupakan wadah atau
tempat orang berkarya, menuangkan semua hasil karya seni yang dimilikinya,
sehingga tokoh seni tersebut mendapatkan sebuah apresiasi yang tinggi bagi
penonton yang menikmatinya.
Mengenai seni pertunjukan, kota Bandung merupakan salah satu bagian
daerah di wilayah Jawa Barat yang memiliki banyak keragaman seni
pertunjukannya, salah satunya yaitu rumpun tari kreasi baru yang berakar dari
seni tradisi setempat. Berdasarkan jenisnya terdapat dua jenis tari, yaitu tari
tradisi dan tari kreasi baru. Tari tradisi biasanya tari yang telah memiliki
aturan-aturan yang dibakukan, memiliki patokan tertentu, dan biasanya tari
jenis ini memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari atau style
yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama,
sedangkan tari kreasi baru biasanya tari yang disusun oleh seseorang dengan
mengembangkan dari pola tradisi yang sudah ada, atau bahkan lepas dan tidak
berpijak pada aturan yang sudah ada. Mengenai tari kreasi baru, Caturwati
(2007 hlm 165) mengungkapkan bahwa “Karya yang dihasilkan atas
individual atau kelompok, sebagai karya yang ditata dengan sentuhan atau
citarasa baru”, untuk kreasi baru biasanya memiliki sentuhan dan citarasa
yang baru, baik dalam segi gerak ataupun unsur lainnya, hal tersebut biasanya
menampilkan sesuatu yang beda dibanding karya-karya yang sudah ada, kreasi
baru lebih mengungkapkan gaya pribadi dari seorang penciptanya.
Rumpun tari kreasi yang cukup menarik salah satunya adalah tari
Makalangan karya Jajat Sudrajat salah seorang seniman kota Bandung. Tarian
ini menceritakan tentang perjuangan, ketangguhan, dan kekuatan seorang
wanita dalam mempertahankan hak dan membela negara. Tarian ini juga
selain untuk mempertahankan hak dan membela Negara, juga tercipta untuk
mengisi khasanah kesenian di Jawa Barat dengan suasana baru dan untuk
sebagian ajang kreatifitas dalam nuansa kekinian. Jajat Sudrajat adalah
3
Sanggar tari ini merupakan wadah bagi para seniman kota Bandung yang
ingin mengekspresikan karya mereka baik tari maupun seni lainnya. Tari
Makalangan merupakan tari kreasi yang sumber garapnya dari tari
tradisi.Tarian ini juga memiliki kekhasan tersendiri sehingga menarik untuk
diteliti.
Beberapa contoh tarian yang diajarkan di sanggar Sakata adalah tari
Ronggeng Nyentrik, tari Sekar Panggung, tari Maung Lugay, tari Bandung
Caang, dan tari Miara pakaya. Tari Makalangan merupakan karya ke delapan
yang dimiliki oleh sanggar Sakata pada tahun 2006. Dalam proses penciptaan
tari Makalangan Jajat dibantu beberapa tokoh seniman lain, yang ikut serta
mewujudkan tarian tersebut.
Sanggar Sakata diresmikan oleh Camat dan Lurah, Sebelum mempunyai
gedung sendiri Sanggar Sakata bertempat di kantor kecamatan selama 2 tahun.
Di Sanggar Sakata sistem pembelajarannya dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan
yaitu tingkat pemula, tingkat terampil, dan tingkat mahir. Setiap siswa yang
telah menyelesaikan tahapan tersebut akan memperoleh sertifikat yang
diberikan setiap enam bulan sekali, siswa yang sudah naik tingkat mahir
biasanya diperbantukan untuk membimbing adik tingkatnya pada tingkat
pemula dan tingkat terampil.
Tari Makalangan ini termasuk kedalam salah satu tarian yang memiliki
tingkat kesulitan gerak cukup tinggi yang mana gerak-gerak yang dimaksud
terdiri dari adeg-adeg, tumpang tali batarubuh, gedig, mincid, kuntul longok,
jigrah, dan seser. Makalangan sama halnya seperti mau perang, mau tandang
dan tegar. Proses penciptaan tari Makalangan ini tergolong singkat yakni
hanya memakan waktu selama tiga bulan.
Keunikan dari tari Makalangan ini ialah memiliki kesulitan gerak yang
cukup tinggi dibanding tarian lain yang ada di sanggar tersebut, sehingga
tarian ini tidak bisa ditarikan oleh anak kecil kecuali remaja dan dewasa.
Selain itu juga penari dari tari makalangan harus berjumlah bilangan ganjil.
Hal ini dipengaruhi oleh angka 3 itu diibaratkan dengan alam, kemudian 5 itu
diibaratkan dengan rukun Islam, angka 7 diibaratkan dengan hari dan angka 9
Koreografi yang terdapat dalam tari Makalangan ini, yaitu perpaduan
antara tari klasik, pencak silat, dan tari rakyat yang didalamnya meliputi gerak
halus dan gerak kasar. Gerak halus yang melambangkan kesabaran, sedangkan
gerak kasar melambangkan kemarahan. Dalam tarian ini juga terdapat
gerak.penghubung dan peralihan sebagimana lazimnya pada tradisi. Gerak
pokok terdiri dari adeg-adeg tengah dan masekon, bukaan, sanduk-sanduk,
capangan, tumpang tali batarubuh, gedig, nyawang, mincid, kuntul longok,
sembahan, sedangkan gerak peralihan yaitu sirig, jigrah, dan gerakan halus
yaitu seser.
Meskipun tari Makalangan ini termasuk karya tari baru, namun sekarang
tarian tersebut sudah banyak ditampilkan di berbagai pagelaran atau festival
baik di dalam maupun luar kota sebagai sebuah hiburan, saehingga dengan
demikian sanggar sakata tetap eksis turut serta melestarikan seni budaya
khususnya dalam bidang tari.
Berdasarkan pengamatan pada observasi awal bahwa tari Makalangan
memiliki keunikan tersendiri, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih jauh
dan menkaji lebih dalam mengenai tari Makalangan, dengan mengangkatnya
ke dalam judul “Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani Bandung”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan paparan pada latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi
bahwa Tari Makalangan merupakan tarian yang memiliki kekhasan tersendiri
dilihat dari gerak, struktur penyajian serta latar belakang penciptaannya.
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian
ke dalam bentuk pertanyaan seperti beriku:
1. Bagaimana latar belakang terciptanya Tari Makalangan di Sanggar Sakata
Antapani Bandung?
2. Bagaimana koreografi Tari Makalangan di Sanggar Sakata Antapani
5
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, dalam sebuah penelitian tentu
mempunyai maksud dan tujuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini diantaranya :
1. Tujuan Umum
Memberikan wawasan dan gambaran tentang keberadaan seni
pertunjukan Tari Makalangan bagi masyarakat, kemudian memberikan
pengetahuan dan pengalaman secara mendalam tentang Tari Makalangan
di Sanggar Sakata Antapani Bandung.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini, diantaranya:
a. Untuk mendeskripsikan latar belakang terciptanya Tari Makalangan di
sanggar Sakata Antapani Bandung
b. Untuk mendeskripsikan koreografi Tari Makalangan di sanggar Sakata
Antapani Bandung
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat secara teoretis dan manfaat
secara praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada khalayak
umum, bahwa di Indonesia tepatnya di daerah Kota Bandung mempunyai
seni pertunjukan yaitu tari kreasi Makalangan
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :
a. Peneliti
Menambah wawasan pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam
mengkaji dan menggali potensi yang terdapat dalam sebuah karya tari.
b. Jurusan Pendidikan Seni Tari
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam menambah
khususnya Tari Kreasi Baru yaitu Tari Makalangan sebagai wawasan
dan bahan apresiasi bagi mahasiswa.
c. Pelaku Seni
Menyumbangkan buah fikiran tentang latar belakang terciptanya tari
makalangan, koreografi, serta rias dan busana dengan hal ini dapat
memotivasi pelaku seni lainnya agar menciptakan karya tari baru, dan
ikut serta dalam mewariskan sebagian hasil karya mereka menjadi
suatu budaya yang akhirnya menjadi asset seni budaya dari Indonesia.
E. Struktur Organisasi Penelitian
BAB I Pada bab ini menguraikan tentang permasalahan yang terdapat
dalam tari makalangan dan proses terciptanya tarian tersebut. Didalamnya
mengungkapkan tentang koreografi dan berbagai permasalahan lainnya,
kemudian peneliti merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian bagi semua pihak, dan struktur organisasi
skiripsi.
BAB II menjelaskan tentang peneliti terdahulu yang relevan dengan
bidang yang diteliti, termasuk prosedur subjek, dan temuannya, posisi teoritis
peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti, konsep-konsep,
teori-teori, yang dapat menguatkan dalam bidang penelitian yang dikaji.
Selanjutnya menggunakan teori-teori yang menguatkan skripsi peneliti, yang
terdiri dari teori seni pertunjukan, koreografi, struktur gerak, teori tata rias,
teori tata busana, fungsi tari.
BAB III memaparkan tentang Desain Penelitian (Memuat metode dan
pendekatan penelitian secara jelas), Partisipan dan Tempat Penelitian/lokasi
dan subjek penelitian, Pengumpulan Data dan instrumen Penelitian (observasi,
wawancara, dokumentasi, dan study pustaka), Prosedur Penelitian
(memaparkan secara kronologis langkah-langkah penelitian, desain penelitian
dioperasionalkan secara nyata, skema atau alur penelitian dan unsur-unsurnya
disampaikan secara rinci), selanjutnya pengolahan dan analisis data, penarikan
7
BAB IV penjabaran dari semua temuan penelitian yaitu latar belakang
terciptanya tari makalangan, serta koreografi tari makalangan di sanggar
Sakata. Bagian selanjutnya pada bab ini peneliti menganalisis seluruh temuan
penelitian, pembahasan temuan penelitian.
BAB V berisi tentang kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan
temuan penelitian, serta berisi implikasi dan rekomendasi, baik bagi para
pembuat kebijakan, bagi para pengguna hasil penelitian, maupun bagi peneliti
berikutnya.
Bagian akhir dari skripsi ini adalah daftar pustaka, yang berisi tentang
berbagai pustaka baik berupa buku-buku, jurnal maupun sumber lain seperti
internet yang dipergunakan peneliti dan relevan dengan fokus/kajian
penelitian.
Kelengkapan skripsi ini disertai juga dengan berbagai lampiran yang
berkaitan dengan penelitian, seperti pedoman observasi, pedoman wawancara,
32 BAB III Metode Penelitian
A. Desain penelitian
Didalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode. Metode merupakan
suatu cara yang akan digunakan untuk menentukan berhasil atau tidaknya
suatu penelitian. Hal tersebut dapat diperoleh melalui taknik yang digunakan
dalam mengumpulkan data. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptip analisis. Menurut Sugiyono (2008 hlm 105):
Metode deskriptip analisis merupakan metode penelitian dengan acara mengumpulkan data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.
Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,
Sugiyono (2013 hlm 15) mengungkapkan:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting),
disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih
banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut juga
metode kualitatif karena data yang terkumpul dan analisinya bersifat kualitatif.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di sanggar Sakata yang berada di jalan. Sindang
Sari II no.2 Kelurahan Antapani wetan Kecamatan Antapani kota Bandung.
33
Bandung. Pemilik dari sanggar ini merupakan koreografer yang menciptakan
tari makalangan.
Penelitian yang dilaksanakan di Antapani Bandung pertama kali yaitu pada
tanggal 24 oktober 2014, di Antapani peneliti melakukan penelitian terhadap
tari kreasi baru yang merupakan tarian yang asli diciptakan oleh Jajat. Peneliti
mengambil sanggar yang ada di Antapani ini karena sanggar ini menciptakan
tari kreasi baru yang beraneka ragam, sehingga tari-tarian yang diciptakan
oleh Jajat sering ditampilkan diacara pasanggiri-pasanggiri tingkat Jawa Barat
maupun kota Bandung.
C. Pengumpulan Data Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat peneliti
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga
harus “di validasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian
yang selanjutnya terjun ke lapangan. Nasution (1998) dalam Sugiyono (2013
hlm 306), menyatakan:
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu, dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai satu-satunya yang dapat mencapainya.
Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono (2013 hlm 307), Peneliti sebagai
instrumen peneliti serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi peneliti.
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek
keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat dipahami
dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.
Ia dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk
menentukan arah pengamatan untuk mentest hipotesis yang timbul
seketika.
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan
berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan dan
perbaikan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat
kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantitatifkan
agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu
tidak dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh,
yang menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada
yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat
kepercayaan dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Adapun teknik
pengumpulan data yang dimaksud dalam proses penelitian ini adalah:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dari ingatan
(Sutrisno Hadi 1986, dalam Sugiyono 2013 hlm 203). Observasi
dalam penelitian ini dilakukan di Antapani kota Bandung.
Adapun hal-hal yang akan diobservasi oleh peneliti adalah tari
makalangan yang berada di sanggar Sakata Antapani Bandung.
Penelitian yang dilaksanakan di Antapani Bandung pertama kali yaitu
pada tanggal 24 oktober 2014, di Antapani peneliti melakukan
35
diciptakan oleh Jajat. Peneliti mengambil sanggar yang ada di
Antapani ini karena sanggar ini menciptakan tari kreasi baru yang
beraneka ragam, sehingga tari-tarian yang diciptakan oleh Jajat sering
ditampilkan diacara pasanggiri-pasanggiri tingkat Jawa Barat maupun
kota Bandung.
Peneliti mendapatkan informasi tentang tari makalangan tersebut
berasal dari koreografernya sendiri. Jajat menjelaskan bagaimana
tarian tersebut dapat tercipta dan yang menjadi inspirasi bagi Jajat.
Dalam sebuah observasi harus mengamati berbagai aspek yang
berada di lapangan, agar dapat menghasilkan suatu penelitian yang
ilmiah dan dapat dipertanggung jawabkan oleh peneliti.
b. Wawancara
Selain teknik observasi, penelitian ini juga menggunakan teknik
wawancara. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan Tanya jawab kepada narasumber yang terkait.
Peneliti melakukan wawancara yang berkaitan dengan tari
makalangan. Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan koregrafer
sebagai informan, dimana peneliti mendapatkan informasi lengkap dari
informan tersebut.
Wawancara ini dilakukan di sanggar Sakata Antapani Bandung.
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan wawancara secara
terstruktur dan semistuktur. Esterberg 2002, dalam Sugiyono (2013
hlm 319) mengemukakan beberapa macam wawancara yaitu:
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan, dengan wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data, supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka diperlukan training pada calon pewawancara.
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya, dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan.
Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, yakni menggunakan
wawancara secara langsung. Adapun pedoman wawancara yang
dilakukan berkaitan dengan bagaimana latar belakang tari makalangan,
koreografi tari makalangan, serta busana dan rias yang dipakai oleh
penari.
c. Dokumentasi
Dokeumentasi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi
dalam bidang pengetahuan, pembelajaran atau pengumpulan bukti dan
keterangan seperti gambar, kutipan, kliping dan bahan referensi
lainnya.
Pedoman dokumentasi ini dilakukan untuk mendapatkan data yang
sifatnya secara tertulis dilakukan untuk melengkapi data dari sebuah
penelitian, baik berupa foto, video, atau perekam suara yang digunakan
untuk mendokumentasikan kegiatan pada saat berlangsungnya
kegiatan penelitian.
Pendokumentasian pada penelitian ini dilakukan pada saat
anak-anak sanggar yang dipimpin oleh Jajat sedang berlatih rutin setiap pada
hari sabtu dan minggu siang pada tanggal 15 agustus 2015 bertempat
di sanggar Sakata Antapani Bandung.
d. Studi pustaka
Tujuan dari pedoman pustaka ini yaitu untuk mendapatkan
teori-teori atau konsep-konsep yang ada hubungannya dengan penelitian dan
dapat dijadikan landasan, dengan mengkaji dan menelaah buku-buku
yang relevan dengan permasalahan yang akan dibahas sehingga
37
Pada kegiatan ini peneliti melakukan pencarian sumber-sumber
informasi secara tertulis baik itu dari buku-buku sumber, artikel,
skiripsi yang berkaitan dengan masalah atau topik penelitian yang
digunakan sebagai bahan studi yang melandasi penelitian.
D. Prosedur penelitian
Dalam penelitian ini, sebelum dilakukannya teknik pengumpulan data
secara secara observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka,
langkah-langkah yang dilakukan sebelum penelitian adalah:
1. Pra penelitian
a. Survey
Pada kegiatan ini peneliti memilih masalah dan lokasi penelitian,
selanjutnya menetukan identifikasi masalah. Peneliti melakukan
survey pertama kali yaitu ke sanggar Sakata Antapani Bandung.
Survey yang dilakukan peneliti pertama kali yaitu mewawancarai
koreografer tentang garis besar dari tari makalangan itu sendiri.
Survey yang dilakukan peneliti di sanggar Sakata antapani Bandung
pada tanggal 24 oktober 2014.
b. Mengajukan Permohonan Izin Penelitian
Sebelum memperoleh izin untuk penelitian, peneliti mengajukan judul
dan rumusan masalah kepada dewan skripsi, setelah judul disetujui
oleh dosen lalu mengajukan proposal. Proposal direvisi dan disetujui
oleh dosen pembimbing kemudian diajukan kepada Ketua Jurusan
Pendidikan Seni Tari, kemudian surat pengantar dari Ketua Jurusan
diajukan kepada Dekan FPSD UPI Bandung, selanjutnya setelah
mendapat izin Rektor UPI dan setelah mendapatkan surat pengantar
peneliti langsung menghubungi Jajat Sudrajat selaku pimpinan sanggar
Sakata Antapani Bandung agar peneliti bisa langsung meneliti tentang
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan kegiatan ini, peneliti langsung terjun langsung ke
lapangan untuk memperoleh hasil yang akurat.
b. Pengolahan Data
Setelah data diperoleh langsung dari lapangan peneliti melakukan
pengolahan data agar mempermudah dalam menganalisis.
c. Analisis
Seluruh data-data yang telah dipilih dan disederhanakan kemudian
dianalisis dengan studi literature atau studi dokumentasi yang dapat
mendukung kepada masalah yang diangkat dalam penelitian.
d. Pelaporan
Setelah semua data terkumpul dan sesuai dengan studi literature
dilakukan penarikan kesimpulan kemudian dideskripsikan dalam
bentuk laporan sesuai dengan kerangka pedoman penulisan yang telah
ditentukan.
E. Analisis data
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dalam hal analisis data
kualitatif, Bogdan dalam Sugiyono (2013 hlm 334), menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),
dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya jauh. Dalam pnelitian ini,
peneliti menggunakan analis data dengan menggunakan teknik triangulasi.
Sugiyono (2013 hlm 330) menyatakan bahwa:
39
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Dengan analisis menggunakan teknik triangulasi penelitian akan lebih
menguatkan data bila dibandingkan dengan satu pendekatan. Tidak hanya
semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek
terhadap dunia sekitar.
Observasi
68 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan pengolahan data tentang tari makalangan karya Jajat Sudrajat
di sanggar Sakata Antapani Bandung, serta telah dianalisis antara data yang
diperoleh dengan data dari hasil penelitian di lapangan, yaitu dengan
mempelajari dan mengamati tari makalangan yang dilakukan peneliti senidiri,
maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa, tari makalangan ini merupakan
salah satu karya yang terbaik yng diciptakan oleh Jajat Sudrajat. Tarian ini
merupakan bentuk tari kreasi baru kekinian yang memiliki keunikan
didalamnya, seperti latar belakang ide penciptaan, koreografi gerak, tata rias
dan tata busana.
Terciptanya tari makalangan ini menceritakan tentang perjuangan,
ketangguhan, dan kekuatan untuk memperlihtakan kebolehan atau
keterampilan oleh seorang penari di khalayak orang banyak. Tarian ini
memiliki judul yang lebih mandiri yaitu makalangan itu sama halnya seperti
mau perang, mau tandang dan tegar. Kemudian, koreografi gerak yang
terdapat pada tarian ini memiliki suatu keunikan tersendiri, yaitu perpaduan
gerak anatara gerak tari klasik, pencak silat, dan tari rakyat.
Menurut peneliti dari sekian banyak kesimpulan di atas, karya tari yang
diciptakan oleh Jajat Sudrajat yaitu tari makalangan ini, merupakan suatu
bentuk tarian baru yang termasuk ke dalam rumpun tari kreasi baru kekinian
yang terkonsep seperti rumpun tari Jawa Barat, itu semua disebabkan
koreografi pada tarian ini kebanyakan memakai gerak dari pengembangan tari
klasik, pencak silat dan tari rakyat. Adapun unsur pendukungnya seperti
iringan musik pada tari makalangan ini sangat identic dengan musik yang ada
pada tari kreasi baru lainnya. Dengan begitu maka pantaslah tari makalangan
ini dipelajari sebagai bahan ajar, baik di sekolah formal maupun non formal,
69
B. Implikasi dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang sudah
peneliti paparkan, peneliti mengrekomendasikan beberapa hal kepada :
a. Pelaku Seni yaitu Jajat Sudrajat, agar kiranya terus berkarya menciptakan
tarian yang inovatif yang tentunya selalu memberikan dan
memperlihatkan ciri khas pada karya tari yang diciptakannya. Selain itu,
agar kiranya terus mempertahankan kesenian tradisional yang selalu
memberikan warna baru pada belantika pertunjukan seni khususnya seni
tari.
b. Jurusan Pendidikan Seni Tari, dilihat dari sudut pandang keilmuan tari
makalangan yang termasuk ke dalam bentuk tari kreasi baru kekinian yang
mengakar dari tari klasik, pencak silat, dan tari rakyat. Melalui dunia
pendidkan, tari makalangan secara utuh bisa dijadikan bahan ajar bagi
mahasiswa serta dapat menambah wawasan mahasiswa mengenai tari
kreasi baru.
c. Khalayak Umum/ Pembaca/ Mahasiswa seni tari, untuk dapat melanjutkan
70
DAFTAR PUSTAKA
Asri Pujiasti, Dea. 2011. “Tari Ringkang Jamparing Di Sanggar Gunita
Diatmaja Cinunuk Kabupaten Bandung” Skripsi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
Caturwati, Endang. 2007 “Tari di Tatar Sunda”
Caturwati, Endang. 2007. “Tari di Tatar Sunda”. Bandung: Sunan Ambu Press.
Caturwati, Endang. 2007. “Tari di Tatar Sunda”. Bandung: Sunan Ambu Press.
Faizal, Sanapiah, (1982), Metode Penelitian Survei, Jakarta Rineka Cipta.
Hadi, Y. Sumandiyo. 2003. “Mencipta Lewat Tari”. Yogyakarta: Manthili.
Hawkins, Alma M. (2003). Bergerak Menurut Kata Hati. Jakarta : Ford Production dan Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia
Koentjaraningrat. (1990). Penghantar Ilmu Antropologi, Jakarta : Rineka Cipta
Kasmahidayat, Yuliawan. 2011. “Agama dalam Transformasi Budaya
Nusantara”. Bandung: C.V Bintang WarliArtika.
Muhadjir, Noeng. 1996. “Metode Penelitian Kualitatif”. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Murgianto, Sal. Dan A.M Munardi. (1986). Koreografi. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Masunah, Juju dan Narawati, Tati. 2012. “Seni dan Pendidikan Seni”. Bandung: P4ST UPI.
Narawati, Tati. 2003. “Wajah Tari Sunda Dari Masa ke Masa” P4ST UPI.
Nurlita Febriani Pratami, 2011. “Tari Goyor di Sanggar Seni Getar Pakuan
Kota Bogor” Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Nugraha, Onong. 1982/1983. “Tata Busana Tari Sunda”. Bandung: Proyek Pengembangan Institut Kesenian Indonesia Sub Proyek ASTI Bandung.
Rusliana, Iyus.dan Amsar, Toto. 1977. “Pengetahuan Tari”. Bandung: Proyek Peningkatan/Pengembangan ASTI Bandung.
Rosala, dkk. (1997). Bunga Rampai Tarian Khas Jawa Barat. Bandung: Humaniora Utama Press.
71
________ R. M. (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
________ (2008). Metode Penelitian Pendidikan: Alfabeta
Susane langer, 1953.feeling and form
Sugiyono.2013. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D”. Bandung:
ALFABETA
Soedarsono. 1978. “Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari”. Yogyakarta: ASTI.
Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan
Soedarsono, R. M. (1999). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sumardjo, Jakob, dkk. 2001. Seni Pertunjukan Indonesia. Bandung STSI : Press Bandung.