TARI ANGGANA LARAS DI STUDIO TARI INDRA
BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan jurusan Pendidikan Seni Tari
Oleh :
DIANA SUSI
0900512
JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Tari Anggana Laras di Studio Tari Indra Bandung
Oleh: Diana Susi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Diana Susi 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DIANA SUSI
TARI ANGGANA LARAS DI STUDIO TARI INDRA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Yoyoh Siti Mariah, S.Sen., M.Si NIP.195807181986012002
Pembimbing II
Dra. Sri Dinar Munsan NIP. 195709291988032001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Tari Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Uniiversiitas Pendidkan Indonesia
ABSTRAK
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN ... i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... ii
ABSTRAK ... iii E. Struktur Organisasi Skripsi ...
1
B. Makna Gerak dalam Tari……….
C. Fungsi Tari Sebagai pertunjukan Estetis……….
D. Pengelompokan Tari neburut Jenis Penyajiannya…………...
E. Unsur-Unsur Tari………
F. Gerak dalam Tari……….
G. Rias dan Busana Dalam Tari………...
7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode………..…
B. Subjek Penelitian………... C. Lokasi penelitian…...
D. Definisi Oprasional……….
E. Instrumen Penelitian……...
1. Pedoman Observasi………...
2.1 Pengumpulan Data……….. 2.2 Pengolahan Data………. 2.3 Penyusunan Laporan………... 2.4 Penarikan Kesimpulan……….
22 22 23 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas tentang Indrawati Lukman dan Studio Tari Indra
Bandung………..………..
B. Hasil Penelitian
1. Latar Belakang terciptanya Tari Anggana Laras di Studio
Tari Indra…….………... 2. Struktur Gerak, Musik, Rias, dan Busana pada Tari
Anggana Laras ………...
C. Pembahasan hasil penelitian………
24
25
30 66
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... B. Saran………...
68 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya akan
keanekaragaman seni khususnya bidang seni tari. Kekayaan Seni tari yang saat
ini berkembang di berbagai daerah telah banyak di pengaruhi. Pesatnya
industri seni di era globalisasi dan kemajuan zaman. Dampak perkembangan
industri seni dan kemajuan zaman telah mampu memberikan dampak sangat
besar terhadap perkembangan seni di masyarakat khususnya. Dalam
mempengaruhi seniman dalam menciptakan karyanya. Hal ini dapat diapresiasi
dari banyaknya bermunculan karya-karya baru baik yang merupakan
perkembangan dari tradisi maupun lepas dari nilai tradisi.
Di Jawa Barat khususnya di kota Bandung perkembangan tari khususnya
bisa dikatakan cukup pesat, hal tersebut ditandai dengan bermunculannya
jenis-jenis tari yang beragam. Berbagai jenis tarian di Jawa Barat tumbuh dan
berkembang dengan ciri dan khasnya masing-masing. Salah satu jenis tari
yang berkembang pesat ialah tari jenis kreasi baru. Tari kreasi baru merupakan
tari yang didalam proses penciptaannya, gerak terlepas dari aturan atau
patokan yang baku seperti halnya dalam tari tradisi. Banyak faktor yang
mempengaruhi berkembangnya tari jenis ini, salah satunya adalah adanya
sarana dan prasarana yang mendukung seperti Sumber Daya Manusia dan
Sanggar Seni.
Di masa era globalisasi saat ini, masuknya budaya luar seolah-olah
mengakibatkan berdampak besar dalam mempengaruhi keberadaan seni tradisi
di tengah-tengah masyarakat. Saat ini telah banyak jenis tari kreasi baru yaitu
konsep penyajiannya diciptakan dengan menawarkan konsep penyajian yang
lebih menarik dan modern dan mengalami perubahan-perubahan, atau
memadukan unsur budaya luar, baik dalam konsep musik, gerak dan
2
Perkembangan tari kreasi baru di Jawa Barat, tidak terlepas dari pengaruh
rumpun-rumpun tari lainya yang terlebih dulu berkembang di masyarakat.
Rumpun-rumpun tari yang dimaksud seperti rumpun tari Keurseus, Wayang,
Rakyat, Tjetje Soemantri, Pencak silat, dan Topeng. Beberapa rumpun-rumpun
tari tersebut berpengaruh sangat besar pada proses penciptaan rumpun tari
kreasi yang saat ini sedang dalam proses perkembangan yang sangat dinamis.
Konsep penyajian tersebut, lebih mudah diminati masyarakat sebagai
konsumsi apresiasi yang memiliki nilai estetika sesuai dengan semangat zaman
saat ini. Proses penciptaan tari kreasi baru, bisa dicirikan dengan kekhasan dari
pencipta atau koreografer, sehingga dalam prosesnya akan terdapat sebuah
pembelajaran ysng membedakan diantara koreografer yang satu dan
koreografer lainnya, Endang Caturwati dalam bukunya yang berjudul Tari di
Tatar Sunda (2007:165) menjelaskan bahwa, “Kreasi baru merupakan karya yang dihasilkan atas kreativitas individual atau kelompok, sebagai karya yang
ditata dengan sentuhan atau cita rasa baru.” Adapun menurut Nurlia Santika dalam skripsinya yang berjudul Tari Gentra Pinutri karya Indrawati Lukman
di Studio Tari Indra Bandung (Pendekatan Etnokoreologi) (2009:4) yaitu,
Lahirnya karya tari kreasi baru dari seorang kreator tari akan dipengaruhi oleh berbagai hal yang mempengaruhi dalam proses penciptaanya. Faktor-faktor subjektivitas seperti latar belakang, budaya, sosial, pengalaman estetis dan pendidikan menjadi pengaruh kuat pelaku kreatif tari dalam menciptakan karya tari kreasi baru. Tari kreasi baru adalah suatu tarian yang diciptakan secara kreatif dengan berpijak dengan pengembangan vokabuler tradisi atau bisa pula klasik.
Bila kita teliti lebih lanjut, banyak sekali sanggar atau studio seni yang
berkembang dalam seni tradisi sunda saat ini. Namun tidaklah semua sanggar
atau studio seni khususnya di kota bandung yang menekuni dibidang seni tari.
Tetapi Sanggar atau studio seni tari yang cukup dikenal di Bandung salah
satunya, Sanggar Studio Tari Indra. Studio Tari Indrasampai saat ini masih
eksis dan masih mempertahankan budaya dan seni tradisinya. Studio tari Indra
didirikan oleh seorang tokoh seni tari Sunda yaitu Indrawati Lukman, sanggar
ini berdiri dan diresmikan pada tanggal 26 Agustus 1968 dan bertempat di
3
Manusia atau peserta didik di Studio Tari Indra tempo dulu hanya memiliki 6
murid, lama kemudian hingga saat ini studio tari indra memiliki 36 murid.
Studio Tari Indra, terbilang banyak melahirkan tari - tari jenis kreasi baru.
Terdapat beberapa jenis tari kreasi baru yang diciptakan di Studio Tari Indra
Bandung, seperti: Tari Anomsari, Tari Gentra Pinutri, Tari Larasati, Tari
Moyeg, Tari Lagean tabuhan, Tari Rineka dewi, Tari Anggana Laras.
Salah satu dari jenis-jenis tarian diatas yaitu tari Anggana Laras
memiliki keunikan tersendiri, secara struktur koreografi dinamika gerak
menjadi atrakif atau menjadikan dinamis. Tari Anggana Laras mengandung
unsur gabungan, yaitu gerak Tari rakyat, pencak silat, dan gerak dansa, maka
terjadi sebuah keharmonisan pada Tari Anggana Laras tersebut. Gerak tari
dansa yang terdapat dalam tari Anggana laras ini, dalam pengembangannya
tidak dibuat sama seperti tari dansa yang telah ada sebelumnya, tetapi
dikemas menjadi gerak yang atraktif dan gerak-gerak yang diambil tidak
menghilangkan unsur tradisi yang ada di Jawa Barat, dan Selain gerak dansa,
unsur musik yang menjadi warna tersendiri dalam Tari Anggana Laras.
Tari Anggana Laras diciptakan pada tahun 1994, oleh salah satu penata
tari Studio Tari Indra yaitu Ahmad Parmis. Latar belakang konsep
penciptaanya dibawah arahan Indrawati Lukman sebagai pimpinan studio
tersebut. Saat itu Ahmad farmis diminta sebagai salah satu koreografer atau
penata tari di Studio Tari Indra Bandung, seiringan dengan acara-acara dinas
yang membutuhkan karya-karya tari yang berada di Studio tari Indra, Ahmad
Parmis membuat beberapa jenis tarian yang mengembangkan rumpun tari
rakyat untuk acara-acara dinas, seperti Ulang tahun TVRI Bandung,
penyambutan Gubernur jawa Barat, Olimpiade, dan festival-festival. pada
saat itulah Ahmad mulai mengembangkan lagi bakat dan kreatifitasnya
dengan membuat beberapa karya yang berada di Studio Tari Indra Bandung,
diantaranya : 1. Larap Santana (1992), 2. Makalangan (1991), 3. Keprak
kepruk (1993) dan 4. Tari Anggana Laras (1994).
Berdasarkan dari uraian di atas, selama Ahmad Parmis aktif di Studio
4
diciptakan sebagai salah satu wujud loyalitas dari dirinya sebagai seorang
seniman. Maka dari itu, peneliti merasa ingin melakukan penelitian lebih
lanjut dalam melihat lebih dalam lagi beberapa hal yang menyangkut masalah
latar belakang penciptaan tari Anggana Laras, dan mengetahui struktur gerak,
rias, dan busana pada Tari Anggana Laras. Adapun judul penelitian yang
diangkat dalam penelitian ini adalah “Tari Anggana Laras di Studio Tari
Indra Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Dalam hal ini permasalahan yang terdapat dalam tari Anggana Laras
mengenai ide penciptaan tari Anggana Laras, koreografi, musik, busana. Pada
uraian di atass tersebut serta untuk memudahkan penelitian, maka peneliti
mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang dirumuskan kedalam bentuk
pertanyaan yaitu :
1. Bagaimana latar belakang penciptaan Tari Anggana Laras di studio tari Indra
Bandung?
2. Bagaimana struktur gerak, rias dan busana Tari Anggana Laras di Studio Tari
Indra Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakuan untuk memperoleh data tentang proses penciptaan,
koreografi, busana tari Anggana Laras di Studio Tari indra Bandung yang sesuai
dengan rumusan masalah diatas, Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan keberadaan
tari Anggana Laras dan struktur gerak, rias serta busana Tari Anggana Laras di
Studio Tari Indra Bandung.
2. Tujuan khusus
a. Mendeskripsikan latar belakang penciptaan tari Anggana Laras di Studio
5
b. Mendeskripsikan struktur gerak, rias dan busana Tari Anggana Laras di
studio tari Indra.
D. Manfaat Penelitian 1. Peneliti
a. Agar peneliti dapat megetahui keberadaan serta keanekaragaman
khususnya seni tari tradisional di kota Bandung Jawa Barat.
b. Untuk menambah ilmu dan wawasan, serta pengalaman mengenai
pencipataan dan struktur pertunjukan Tari Anggana Laras di studio tari
Indra.
2. Studio Tari Indra Bandung
a. Memberikan kontribusi bagi perkembangan dan kelestarian Tari
Anggana Laras, sekaligus memperkenalkan tarian tersebut agar lebih
diketahui khalayak umum.
b. Menjadikan motivasi untuk lebih meningkatkan kreativitas dalam
penciptaan tari sehingga bisa memperkaya keragaman tari di nusantara.
3. Jurusan Pendidikan Seni Tari
a. Menambah kepustakaan pada jurusan pendidikan Seni tari UPI
bandung, mengenai penciptaan dan struktur pertunjukan tari Anggana
Laras di studio tari Indra.
4. Koreografer
a. Menjadi motivasi untuk lebih mengembangkan lagi karya-karyanya.
b. Dapat lebih memperkaya khasanah tari kreasi di Jawa Barat.
5. Universitas Pendidikan Indonesia
a. Menambah referensi dan kepustakaan pada lembaga, agar para
mahasiswa dapat membaca serta mgetahui tentang Penciptaan dan
struktur pertunjukan tari Anggana Laras di Studio tari Indra.
b. Sebagai dokumentasi tertulis tentang Penciptaan dan struktur
6
E. Struktur Organisasi Skripsi
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMAKASIH
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
A.Latar Belakang penelitian
B.Identifikasi dan perumsan masalah
C.Tujuan Penelitian
D.Manfaat
E. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan subjek peneltian
B. Pendekatan dan Metode
C. Instrumen penelitian
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Analisis Data
F. Langkah-langkah penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
B. REKOMENDASI
DAFTAR FUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:2).
Metode dalam penelitian berguna untuk membantu memperoleh data yang
diperlukan yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Ada beberapa macam
metode yang digunakan dalam penelitian, namun metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu, deskriptif analisis yaitu gambaran umum tentang data yang
telah diperoleh. Gambaran umum adalah salah satu yang menjadi acuan untuk
melihat karakteristik data yang kita peroleh. Sugiyono (2011:15) membuat
definisi tentang metode penelitian kualitatif, yaitu :
Metode penelitian kualitatif adalah ,metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber data dilakukan secara
purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan)
, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Dalam pelaksanaan Metode penelitian kualitatif yang dilakukan
diantaranya, wawancara langsung terhadap narasumber terkait, melihat obyek
yang akan diteliti, melihat gambar-gambar mengenai materi yang akan diteliti,
dan membaca buku yang berkaitan dengan hal yang diteliti. Sugiyono (2011,19)
dalam bukunya mengemukakan proses penelitian kualitatif, yaitu:
18
A. Pendekatan dan metode
Metode dalam penelitian yang pada umumnya digunakan, diantaranya,
metode historis, deskriptif, dan eksperimen. Adapun metode yang penulis
gunakan dalam penelitian ini yakni metode deskriptif analisis yaitu metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan mengimprestasikan objek
penelitian sesuai dengan apa adanya.
B. Subjek penelitian
Penelitian dilakukan secara langsung yaitu terhadap narasumber dan
tempat terkait. Pengambilan data atau informasi sebagai bahan data penelitian
bisa dilaksanakan secara fokus yakni mengarah kepada pokok bahasan dan
judul penelitian.
C. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Studio Tari Indra yang beralamatkan Jl.
R.E Martadinata No.84, dengan Judul yang diteliti yaitu Tari Anggana Laras
di Studio Tari Indra Bandung.
D. Definisi Oprasional
Tari Anggana Laras merupakan tari jenis kreasi baru yang diciptakan
pada tahun 1994 oleh para penata tari studio tari indra yaitu Ahmad Parmis
dan Ria fajaria dibawah arahan Indrawati Lukman sebagai pimpinan sanggar
tersebut. Dalam proses penciptaannya tari ini berpijak pada tari makalangan
dan cikeruhan yang berasal dari tarian ketuk tilu, yang menggambarkan
pasangan pemuda-pemudi sedang bersenda gurau. Tarian ini merupakan
tarian berpasangan, yang di tarikan minimal 2 pasang laki-laki dan
perempuan. Gerakan dalam tari Anggana Laras merupakan gabungan pencak
silat, cikeruhan, dan terdapat unsur tari tradisnya sangat banyak, seperti
jaipongan, rakyat, pencak silat. Tari Anggana Laras di ciptakan mengikuti
zaman yang berjalan dan berkembang di masa sekarang, dan kostum yang
digunakanya pun dibuat seindah mungkin di design berbeda dengan yang
19
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini merupakan bentuk dari penelitian yang bersipat kualitatif
yang dimana dalam penelitiannya data hasil penelitian lebih berkenaan
dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. Untuk
mendapatkan informasi dan data yang lengkap, dalam penelitian ini penulis
berpijak pada penggunaan instrumen yang diterapkan yakni observasi, dan
wawancara terhadap narasumber. Hal ini dilakukan guna memperoleh data –
data, sekaligus memperjelas informasi yang berkaitan dengan pokok
pembahasan yang diteliti yakni, Analisis penciptaan tari anggana laras di
padepokan studio tari Indra.
1. Pedoman observasi
Guna observasi ini memberi kemudahan kepada peneliti dalam mencatat
data yang ada. Hal ini dilakukan untuk menemukan dan memastikan obyek
yang akan diteliti. Observasi yang dilakukan pada penelitian ini yaitu peneliti
terjun secara langsung melihat objek penelitian. Melalui pedoman observasi
ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara jelas tentang objek yang
akan diteliti. Dengan melakukan observasi ini peneliti dapat melihat dan
mengetahui secara menyeluruh apa saja yang terdapat dalam Tari Anggana
Laras di studio Tari Indra Bandung. Apa saja accessories dan busana yang di
gunakan, gamelan pengiring/musik, gerak, fungsi, dan latar belakang
penciptaan tari Anngana Laras di Studio Tari Indra Bandung
2. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan penelitian langsung kepada pendiri
Studio Tari Indra yaitu Indrawati Lukman dan penata tari Anggana Laras
yaitu Ahmad parmis, yang dilakukan secara tanya jawab dengan narasumber.
F. Teknik pengumpulan data
Dalam teknik pengumpulan data, terdiri 4 langkah pokok yang
20
1. Observasi
Observasi dilakukan sebagai langkah awal dalam melakukan
kegiatan penelitian. Hal ini biasanya selalu dilakuakan dalam penelitian -
penelitian, sebagai tidakan awal dalam pengenalan lingkungan supaya
dalam melaksanakan penelitian berjalan dengan baik dan lancar sesuai
rencana yang telah tersetruktur.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang biasanya
diterapkan dalam teknik deskriptif analisis, dimana teknik ini berbeda
halnya seperti pencarian data di sumber buku/sumber pustaka. Kelebihan
dari teknik wawancara, melalui teknik wawancara, penulis bisa
menyelesaikan permasalahan – permasalahan sekaligus solusinya secara
langsung dengan narsumber yang bersangkutan. Selain dari itu penulis
bisa mengetahui hal-hal yang lebih mendalam secara langsung dan detail
tentang data yang dibutuhkan
3. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan bagian dari pencarian/pengumpulan data – data salah satunya dengan mengkaji buku – buku yang berkaitan dengan penciptaan tari. Hal ini dilakukan untuk menunjang dalam
penelitian sebagai mana kita ketahui, bahwa dalam melaksanakan
penelitian diperlukan beberapa sumber sebagai kelengkapan informasi
yang bisa diakui kebenarannya.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu bagian yang termasuk kedalam
teknik pengumpulan data yang dapat diungkapkan dengan berbagai cara
diantaranya bentuk visual/audio. Dokumentasi digunakan untuk
memperjelas data penelitian sehingga dapat diakui kebenarannya.
Adapun bentuk dari dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini,
21
G. Teknik analisis data
Seperti halnya pemaparan dalam instrumen penelitian diatas, bahwa
dalam penelitian ini tidak terlepas dari beberapa teknik yang digunakan
yaitu observasi, wawancara dan studi pustaka. Selain dari itu, penelitian
inipun termasuk penelitian natural dimana penelitian ini dilakukan pada
kondisi yang alamiah (naturalistik). Adapun langkah – langkah dalam
mencocokan ketepatan teknik yang diterapkan yakni bisa dilihat
salahsatunya dari cara pengumpulan data penelitian dan instrumen yang
dipergunakan. Setelah data terkumpul dan lengkap, langkah selanjutnya
adalah menyusun dan mengolah data tersebut ke dalam teknik yang telah
ditentukan yaitu deskriptif analisis.
H. Langkah-langkah penelitian 1. Pra Pelaksanaan Penelitian 1.1 Survey
Langkah awal yang dilakukan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini
adalah melakukan survey tempat, berkunjung langsung lokasi penelitian
yaitu rumah kediaman Indrawati Lukman di Antapani selaku narasumber
pertama sekaligus pimpinan Studio Tari Indra yang merupakan tempat
dimana Tari Anggana Laras di produksi, yang beralamat lengkap di Graha
Karya Wanita Jl. R.E Martadinata No 84. Kegiatan survey awal
dilaksanakan pada bulan September 2012. Lokasi penelitian yang ke 2,
mengunjungi langsung ke kampus Sekolah Tinggi Seni Indonesi(STSI
Bandung) yang beralamatkan di jln Buah Batu no. 212 Bandung, yakni
tempat latihan narasumber yang ke 2 yaitu Ahmad Parmis selaku penata
sekaligus penari Tari Anggana Laras.
1.2 Menentukan judul dan topik Penelitian
Setelah survey tempat dilakukan, langkah selanjutnya menentukan
judul penelitian yang ditentukan oleh dewan skripsi yang sesuai dengan
22
beberapa judul skripsi yang diajukan, yang di setujui oleh dewan skripsi
adalah sebagai berikut.
“ Tari Anggana Laras di studio Tari Indra Bandung”
Selanjutnya penyusunan proposal penelitian setelah judul di setujui oleh
dewan skripsi, langkah berikutnya yaitu menyusun proposal untuk
mempersiapkan sidang proposal/seminar proposal yang dilaksanakan pada
bulan oktober 2012. Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan bimbingan
langsung dengan pembimbing I dan pembimbing II yang telah di tunjuk
oleh dewan skripsi..
1.3 Menyelesaikan Administrasi Penelitian
Persiapan selanjutnya sebelum peneliti terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut yaitu masalah administrasi yang
harus di selesaikan yang berkaitan erat dengan surat perizinan. Surat
permohonan perizinan dai Dekan FPBS UPI.
2. Pelaksanaan penelitian
Setelah melewati beberapa tahap, selanjutnya ke tahap penelitian.
Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti mengikuti langkah-langkah
berikut ini.
2.1 Pengumpulan Data
Setelah melakukan observasi dan wawancara secara langsung
dengan objek penelitian, pada tahap ini peneliti mengumpulkan data
yang sudah didapat, data tersebut diperlukan dalam penyusunan
laporan penelitian. Data tersebut harus data yang akurat, valid, dan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, terutama terkait dengan
foku Tari Anggana Laras di Studi Tari Indra Bandung.
2.2 Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil wawancara dan observasi kegitan
pengolahan data ini merupakan kelanjutan dari pengumpulandata, lalu
dilakukan pengolahan data dengan menganalisis dan mengumpulkan
23
yang di peroleh disusun secara sistematis dan dijadikan sebagai bahan
laporan Tari Anggana Laras di Studio tari Indra Bandung.
2.3 Penyusunan Laporan
Setelah semua data terkumpul dan diolah, tahap ini merupakan
tahap akhir, maka penyusunan laporan dilaksanakan. Laporan
penelitian di susun setelah dilakukan pengolahan dan analisis data
yang telah berhasil di kumpulkan.
2.4 Penarikan kesimpulan
Selanjutnya tahap akhir dari penulisan laporan yaitu penarikan
kesimpulan. Data yang telah tersusun dari pengolahan data, kemudian
hasilnya disusun dari bab I sampai ban V yang terungkap dengan
kerangka tulisan sebagi laporan penelitian. Langkah selanjutnya yaitu
membuat kesimpulan berdasarkan hasil keseluruhan dari bab I sampa
bab V.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpuan
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul dari hasil wawancara
dengan Ahmad Parmis dan Indrawati Lukman dalam penelitian tentang
Tari Anggana Laras ini, telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa Tari
Anggana Laras adalah sebuah tarian yang dikembangkan dari tari
makalangan dan cikeruhan, yakni tarian berpasangan dan terdapat gerak
pencak silat dan gerak dansa. Tari Anggana Laras diciptakan oleh Ahmad
Parmis, dibawah arahan Indrawati Lukman tersusunlah Tari Anggana
Laras yang tercermin atau sebuah kembangan dari tari makalangan dan tari
cikeruhan, yakni lebih banyak gerakan tradisi dan pencak silatnya.
Sinopsis dari tari Anggana Laras adalah menggambarkan pasangan
pemuda-pemudi yang sedang bersenda gurau. Tari Anggana Laras
terbentuk pada tahun 1994 dengan bersamaanya acara di ulang tahun
TVRI Tari Anggana Laras di tampilkan untuk yang pertama kalinya. Dan
sampai sekarang keberadaannya masih diakui di Studio Tari Indra
Bandung.
Dalam ciri khas Tari Anggana Laras yakni tari dansa,
pengembangannya tidak di buat sama percis seperti tari dansa yang telah
ada sebelumnya, akan tetapi di kembangkan menjadi posisi penari
menghadap ke belakang dan laki-laki berada di belakang perempuan.
Selain terdapat gerak dansa, sebetulnya unsur musik yang menjadi warna
tersendiri dalam Tari Anggana Laras. Agar terlihat Energik Pak Lili
suparli selaku penata musik, membuat musik iringan nya itu tidak hanya
dengan pola ketukan 4/4 saja, akan tetapi mengambil step-step dengan
69
Adapun makna dari Tari Anggana Laras ini, yakni terdapat pesan
yang disampaikan yaitu selaras. Apapun yang kita kerjakan harus sesuai,
selaras dengan apapun, dan kondisi apapun. Bisa dikatakan jika kita ingin
melangkah jangan asal melangkah, mau melangkah kemanapun kita harus
menyesuaikan diri. Hal tersebut di wujudkan dalam Tari Anggana Laras
ini. Jika dilihat dari nilai yang lebih jauh, hidup itu selalu berpasangan, ada
perempuan dan laki-laki, ada siang dan malam, dsb. Hal tersebut di
orientasikan dalam wujud tari berpasangan. Dalam salah satu gerakan tari
Anggana Laras ini, gerak dansa menyimpan sebuah makna yaitu gerak
yang menjadi symbol selaras. Secara keseluruhan dari awal sampai akhir
struktur Tari Anggana Laras, tarian ini banyak pola gerak yang terpecah,
karena tari ini tari berpasangan laki-laki dan perempuan, maka dua jenis
kelamin yang berbeda ini memiliki emosi yang berbeda, saat dia dalam
usia remaja, saat dia menginjak dewasa. Jika perempuan itu lebih condong
ke arah bagaimana dia bersolek meperlihatkan keindahan-keindahan, dan
laki-laki itu lebih powerfull, maka dari itu warna-warna pencak silatnya
agak kental, dari koreografi itu bisa menunjukan emosi, baik itu emosi
wanita, emosi laki-laki, dan dua emosi itu disatukan menjadi selaras.
Adanya Tari Anggana Laras, dahulu diperuntukan sebagai media
hiburan dalam suatu acara Ulang tahun TVRI Bandung. Namun dalam
perkembangannya Tari Anggana Laras sering dipertunjukan dalam acara
festival-festival atau pameran budaya tradisional, seperti pada tahun 2008
Tari Anggana Laras pernah mendapat penghargaan tertinggi di turki, dan
69
B. Saran
Dalam upaya melestarikan seni budaya tradisional Jawa Barat,
khususnya dalam bidang seni tari sunda, sudah sepatutnya mendapat
perhatian lebih, baik dari kalangan pemerintah daerah, atupun pusat.
Seperti halnya pendokumentasian ataupun mempublikasikan kepada
halayak umum sehingga dapat diketahui bahwa Jawa Barat khususnya,
memiliki ragam khas atau ciri kesundaannya yang melekat.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan suatu bahan
peembelajaran dan menjadikan manfaat untuk generasi penerus agar lebih
menghargai dan bisa menjaga karya orang lain. Dan tari Anggana laras ini
DAFTAR PUSTAKA
Caturwati, Endang. (2007). “Tari di tatar sunda”. Bandung: SUNAN AMBU
PRESS.
Caturwati, Endang. Dkk (1997). “Rias dan Busana Tari Sunda”. Bandung: STSI
PRESS.
http://materisenibudayablog.blogspot.com/2012/12/unsur-dasar-dankomposisi-tari.html?m=1
http://vph1linnasp.blogspot.com/2011/11/tari-berdasarkan-koreografi.html?m=1
Masunah, Juju. (2012). “Tari Pendidikan”. Bandung.
Narawati, Tati.(2005). “Tari Sunda dulu, kini dan esok”. Bandung: PAST UPI.
Satika, Nurlia. (2009). “Tari Gentra Pinutri Karya Indrawati Lukman di Sstudio
Tari Indra Bandung (Pendekatan Etnokoreologi) Skripsi Sarjana pada
FPBS UPI Baandung: tidak diterbitkan.
Rusliana, Iyus. (2008). “PENCIPTAAN TARI SUNDA Gagasan Global
Bersumber Nilai-Nilai lokal”. Bandung: ETNOTEATER PUBLISHER
Suratman, Risman. (2007). “Pemahaman Seni tari tentang pengertian dan
kekayaan”. Bandung.
Sugiyono, (2011). “Metode penelitian pendidikan”. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono, (2011). “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:
ALFABETA.
72
Upandi, Pandi. (1978). “TUNTUNAN KE ARAH KREATIFITAS PENCIPTAAN
TARI”. Bandung: proyek peningkatan pengembangan ASTI Bandung.
Pawitra, utami, Mega. (2011). “Tari Lenggang Nyai di sanggar tari laboratorium Jakarta” Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.