• Tidak ada hasil yang ditemukan

FUNGSI TARI BEDHAYA KETAWANG DI KERATON SURAKARTA DALAM KONTEKS JAMAN SEKARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FUNGSI TARI BEDHAYA KETAWANG DI KERATON SURAKARTA DALAM KONTEKS JAMAN SEKARANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FUNGSI TARI BEDHAYA KETAWANG

DI KERATON SURAKARTA

DALAM KONTEKS JAMAN SEKARANG

Disusun Oleh :

Bunga Perdana Putrianna Febrina

0301605010

JURUSAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012

(2)

i

FUNGSI TARI BEDHAYA KETAWANG DI KERATON

SURAKARTA

DALAM KONTEKS JAMAN SEKARANG

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Antropologi pada Fakultas Sastra Universitas Udayana

Disusun Oleh :

Bunga Perdana Putrianna Febrina

0301605010

JURUSAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012

(3)

ii

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing I dan

Pembimbing II

Pada tanggal 12 Desember 2011

Pembimbing II Pembimbing I

DR. Dra. Ni Made Wiasti, M. Hum Dra. Ni Ketut Suci, M. Ag

NIP. 19591208 198601 2 001 NIP. 19491231 197812 2 001

Mengetahui :

KETUA JURUSAN ANTROPOLOGI

Drs. I Nyoman Suarsana, M. Si NIP. 19581231 198601 1 001

(4)

iii

Skripsi ini telah diuji dan disetujui oleh tim penguji pada tanggal 5 Januari 2012

TIM PENGUJI

No. Nama Penguji Jabatan Tandatangan

1 Drs. Pantja, M. A Ketua

2 Drs. A.A Ayu Murniasih, M. Si Sekertaris

3 Dra. Ni Ketut Suci, M. Ag P I/ Anggota

4 DR. Dra. Ni Made Wiasti, M. Hum P II/ Anggota

5 Drs. I Nyoman Suarsana, M. Si Anggota

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Fungsi Tari Bedhaya Ketawang Di Keraton Surakarta Dalam Konteks Jaman Sekarang”. Tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana (S1) dalam bidang Ilmu Antropologi di Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Udayana. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara mitos dan symbol dalam tari Bedhaya Ketawang yang merupakan sebuah tarian sakral dalam Keraton Surakarta dan mengetahui fungsi tarian sakral tersebut dalam konteks jaman sekarang.

Dalam mewujudkan penulisan ini tentunya tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik perseorangan, paguyuban-paguyuban, maupun instansi pemerintahan yang telah banyak memberikan informasi dan petunjuk. Untuk itu Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini bias terwujud.

Dengan terwujudnya skripsi ini, Penulis sampaikan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp. PD (KHOM), selaku Rektor Universitas Udayana.

2. Bapak Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Udayana, atas ijin yang telah diberikan untuk mengadakan penelitian dalam usaha mengumpulkan sumber-sumber data yang mendukung terwujudnya skripsi ini.

3. Bapak Drs. I Nyoman Suarsana, M. Si, selaku Ketua Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Udayana.

4. Ibu Dra. Ida Ayu Laksmiwati, M. Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan banyak memberikan nasihat serta arahan yang berarti selama Penulis mengikuti perkuliahan.

5. Ibu Dra. Ni Ketut Suci, M. Ag, selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak membantu menyempurnakan, mengoreksi, dan memberikan saran-saran serta petunjuk yang bermanfaat dari awal hingga akhir penulisan. 6. Ibu DR. Dra. Ni Made Wiasti, M. Hum, selaku Dosen Pembimbing II yang

telah banyak meluangkan waktu untuk membantu dan mengoreksi serta memberi masukan-masukan yang bermanfaat bagi Penulis.

7. Seluruh staff dan jajaran Dosen di Jurusan Antropologi Universitas Udayana yang telah memberikan kritik serta saran selama perkuliahan. 8. G. R. Ay. Koes Moertiyah Wirobhumi, selaku Putri dari PB XII yang

sangat mengetahui seluk beluk tari Bedhaya Ketawang, dan sekarang adalah satu-satunya pengajar tarian tersebut. Beliau sangat banyak membantu dalam memberikan informasi pada saat wawancara dan memberikan banyak referensi. Karena Beliau lah Penulis mengetahui banyak tentang tari Bedhaya Ketawang.

9. Mbak Yemi dan Mbak Yeni, selaku staff khusus Keraton Kasunanan Surakarta. Mereka telah banyak memberikan keleluasaan pergerakan pada

(6)

v

saat Penulis melakukan penelitian dalam Keraton Surakarta yang sangat penuh dengan tatakrama aturan sopan santun dan tidak sembarangan orang dapat memasuki wilayah dalam Keraton dengan leluasa. Terimakasih atas “perijinan ajaib” kalian.

10.Orang tua terkasih I. Ketut Sukawana dan Murni Handayani, serta adik ku tersayang Amrita Dhomas Cempaka Advaita yang telah sabar menunggu Penulis untuk menjawab pertanyaan yang selama ini selalu ditanyakan. Lewat skripsi inilah Penulis sudah menjawabnya.

11.Suami tercinta Karyono, yang telah rela waktu bekerjanya menjadi sedikit berkurang dan sedikit mengganggu pikiran. Serta buah hati tersayang Panji Lanang Maulido Arddinamertha, yang telah kehilangan waktu bermain bersama.

12.Rekan-rekan Antropologi angkatan 2003 yang selalu menyemangati dan tak pernah putus hubungan walaupun sudah berpisah satu sama lainnya. Maupun angkatan junior dan senior yang telah banyak membantu selama masa perkuliahan dan selama masa pengerjaan skripsi ini, dan juga seluruh teman di Fakultas Sastra Universitas Udayana yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya.

13. Para sahabat, Wulan, yang selalu mau untuk direpotkan dengan segala macam urusan, Ririen yang selalu siap membantu setiap saat, Astie yang siaga kapan saja ketika diperlukan, Siska yang sampai rela ikut serta menemani ketika Penulis sedang berada di Solo, dan sahabat-sahabat lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tanpa kalian skripsi ini tidak akan terwujud Girls.

14.Seluruh kerabat, keluarga, sahabat, handai taulan yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, terimakasih telah membantu seluruh proses dari awal Penulis kuliah, sehingga sekarang sanggup menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Dengan demikian diharapkan bagi pembaca maupun Dosen di Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Udayana memberikan komentar atau kritiknya demi membangun daya kreatifitas dalam penulisan selanjutnya. Akhir kata, harapan Penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca, dan dapat menambah wawasan tentang tari sakral Bedhaya Ketawang di Keraton Surakarta.

Denpasar, 2012

(7)

vi

ABSTRAK

Pada jaman dahulu, Keraton Surakarta merupakan pusat seluruh pemerintahan di Pulau Jawa, begitu juga dengan kebudayaannya. Keraton merupakan pusat budaya Jawa yang di dalamnya terdapat hasil karya seni, yang salah satunya adalah tarian sakral Bedhaya Ketawang. Tarian ini dianggap tarian suci dan sakral, karena umurnya yang sudah sangat tua, sehingga masyarakat Jawa percaya terhadap mitos-mitos yang terdapat dalam tari Bedhaya Ketawang ini. Namun, seiring dengan perkembangan jaman, maka sebuah kebudayaan akan mengikuti perkembangan sesuai dengan jamannya, Bedhaya Ketawang kini telah mengalami perubahan. Tetapi perubahan tersebut tidak bersifat keseluruhan dan hanya di beberapa bagian saja. Perubahan tersebut juga tidak menghilangkan sifat kesakralan tarian ini. Pihak Keraton, yang dalam hal ini memiliki wewenang penuh terhadap benda-benda pusakanya memutuskan untuk lebih terbuka kepada masyarakat di luar tembok Keraton dengan harapan dapat menjaga kelestarian budaya di dalam Keraton. Oleh karena itu, Bedhaya Ketawang yang pada awalnya tidak dapat di tonton oleh sembarangan orang, sekarang sudah dapat dilihat oleh seluruh lapisan masyarakat, namun tetap dengan menggunakan aturan-aturan tata cara adat Keraton Surakarta Hadiningrat. Teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan diatas adalah teori fungsional dari Malinowski. Selain itu, teori dari Emille Durkheim dan Redcliff Brown juga digunakan untuk menunjang dari teori fungsional tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada analisis deskriptif kualitatif. Analisis tersebut memberikan pengertian suatu gambaran dari suatu gejala atau keadaan tertentu dari objek penelitian. Dari perubahan tersebut maka terlihatlah fungsi tarian sakral ini pada masa sekarang adalah untuk menjaga kelestarian budaya dan untuk memperkenalkan kekayaan budaya kepada seluruh khalayak umum.

(8)

vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... i HALAMAN PENGESAHAN ... ii KATA PENGANTAR ... iv ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 9 1.3 Tujuan Penelitian ... 9 1.3.1 Tujuan Teoritis ... 9 1.3.2 Tujuan Praktis ... 9 1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Kerangka Teori, Konsep dan Model Penelitian ... 10

1.5.1 Kerangka Teori ... 10

1.5.2 Pembahasan Konsep ... 16

1.5.3 Model Penelitian ... 19

1.6 Metode Penelitian dan Tehnik Pengumpulan Data ... 20

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 20

1.6.2 Penentuan Informan ... 22

1.6.3 Tehnik Pengumpulan Data ... 22

1.6.4 Analisis Data ... 25

BAB II LOKASI PENELITIAN 2.1Letak Keraton Surakarta ... 26

2.2Sejarah Keraton Surakarta... 30

2.3Pengaruh Keraton Terhadap Masyarakat Surakarta dan Kebudayaan ... 37

2.4Hubungan Antara Tari Bedhaya Ketawang Dengan Keraton Surakarta .... 42

BAB III PROFIL TARI BEDHAYA KETAWANG 3.1 Latar Belakang Tari Bedhaya Ketawang ... 47

3.1.1 Asal Usul Tari Bedhaya Ketawang ... 47

3.1.2 Keyakinan Terhadap Mitos Dalam Tari Bedhaya Ketawang ... 65

3.2 Hubungan Antara Mitos Dan Simbol Dalam Tari Bedhaya Ketawang ... 72

3.2.1 Pengertian Simbol ... 72

(9)

viii

BAB IV FUNGSI TARI BEDHAYA KETAWANG

4.1 Fungsi Bedhaya Ketawang Bagi Keraton Surakarta ... 77

4.2 Fungsi Bedhaya Ketawang Masa Kini ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN DENAH KERATON SURAKARTA ... 96

DAFTAR SILSILAH RAJA KERATON SURAKARTA ... 97

PENJELASAN SILSILAH RAJA ... 98

SURAT KEPUTUSAN PRESIDEN ... 105

DAFTAR ISTILAH ... 107

DAFTAR PERTANYAAN ... 109

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Keraton Surakarta Hadiningrat... 27

Gambar 2.2 Peta Lokasi Keraton Surakarta ... 29

Gambar 2.3. Patung Bergaya Eropa Di Dalam Keraton Surakarta ... 34

Gambar 3.1. Penggambaran Kangjeng Ratu Kidul ... 50

Gambar 3.2. Posisi Penari Pada Saat Menarikan Bedhaya Ketawang ... 55

Gambar 3.3. Posisi Penari Pada Saat Menarikan Bedhaya Ketawang ... 56

Gambar 3.4. Penari Bedhaya Ketawang Baru Keluar Dari Ageng Dalem ... 57

Gambar 3.5. Penari Duduk Bersila Menghadap Sri Susuhunan ... 59

Gambar 3.6. Detail Riasan Wajah dan Rambut Penari ... 63

Gambar 3.7. Busana Bedhaya Ketawang tampak belakang ... 64

Gambar Gambar 3.8. Busana dodot kemben ... 68

Gambar 3.9. Suasana malam Latihan Kirep ... 69

Gambar 3.10. Suasana malam Latihan Kirep ... 69

Gambar 3.11. Suasana Penari di Ruang Siaga ... 70

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba pada Bank BJB

Pada akhir siklus ketiga diperoleh nilai rata-rata kelas adalah 67, jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 11 siswa, dengan ketuntasan kelas sebesar 57,9%. Aktifitas guru

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian bahan amelioran terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman cabai merah, serta mengetahui daya toleransi tiga

Dalam hubungannya dengan kepuasan kerja, Babin dan Boles (1998) serta Mathieu dan Zajac (1990) menemukan bahwa role conflict dan role ambiguity memiliki efek yang negatif

Keywords: Character Education, Culture, Nation degradation Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan secara terencana dalam mengembangkan potensi peserta didik, agar

Berdasarkan hasil penelitian disarankan setiap sekolah, laboratorium biologinya harus memiliki manajemen laboratorium yang baik agar kegiatan praktikum dapat

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Teams

Sebaran para pemenang pertama dalam Apresiasi GTK PAUD dan Dikmas Berprestasi Tingkat Nasional tahun 2016 ini juga terlihat lebih merata, tidak didominasi oleh satu/dua provinsi